Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
FISIKA EKSPERIMEN I
Percobaan h / e
Disusun Oleh :
Nama
Rani Chairani
(H1E007017)
Yuliana Dian
(H1E007019)
Wahyu Ria Setiani (H1E007021)
Hari , Tanggal :
Asisten
Oleh :
1. Rani Chairani
2. Yuliana Dian N.
3. Wahyu Ria Setiani
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan h/e yang bertujuan untuk mempelajari
pancaran energi dari lampu mercury dan menentukan nilai h/e di laboratorium
eksperimen I, jurusan Fisika, Program Sarjana MIPA, Universutas Jenderal
Soedirman.
Percobaan h/e ini dilakukan dengan menggunakan prinsip dasar efek
fotolistrik. Percobaan ini dilakukan dengan dua metode yaitu (1) ditransmisikan
untuk mengetahui pengaruh intensitas terhadap nilai h/e, (2) penggunaan filter
warna kuning, hijau, dan tanpa filter untuk mengetahui pengaruh frekuensi
terhadap nilai h/e. Dari kedua metode tersebut diperoleh nilai energi kinetik yang
dinyatakan dalam bentuk nilai potensial penghenti. Berdasarkan grafik dapat
diketahui nilai h/e rata-rata adalah 8,00E-16 J.s/C. dan nilai Wo rata-rata adalah
0,34 eV.
Kata kunci : Lampu mercury, efek fotolistrik, nilai h/e.
ABSTRACT
h/e experiment had done with the purpose to learn about the energy
radiate from mercury light and to find the value of h/e in the eksperiment I
laboratorium, physics major, MIPA scholar programme, Jendral soedirman
university.
This experimen done by observed the colour of light from the mercury
light by using the principel of foto electric effectt. This experiment done by two
methods (1) been transmition to know the influence of intensity toward the value
of h/e, (2) by giving filter yellow, green, and without filter to know the influence of
the frecuency toward the value of h/e. From this two methods we got the kinetic
energy maximum foto electric effect that is show as the value of potensial. From
the graph we can know the value of h/e and Wo. The value of h/e range is 8,00E16 J.s/C and the value Wo range is 0,34 eV.
Keyword : Light mercury,foto electric effect, value h/e.
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Fisika klasik mencerminkan kenyataan fisis pada indera manusia
dengan menganggap partikel dan gelombang sebagai komponen yang
terpisah dari kenyataan tersebut. Mekanika partikel dan optik gelombang
secara klasik merupakan suatu tatanan yang bebas, masing-masing dengan
serangkaian eksperimen dan prinsip-prinsip yang didasarkan pada hasil
eksperimen tersebut. Kenyataan yang terjadi terdapat materi mikroskopik
dari atom, molekul, elektron dan inti. Tetapi dalam dunia nyata ini tidak
terdapat partikel atau gelombang dalam arti sebenarnya.
Anggapan bahwa elektron memiliki muatan dan massa menurut
hukum mekanika, yaitu partikel dalam alat-alat yang dipergunakan dalam
kehidupan sehari-hari seperti tabung televisi. Tetapi pada kenyataannya
elektron yang bergerak sebagai suatu wujud gelombang dan juga sebagai
partikel. Gelombang elektromagnetik dianggap sebagai gelombang karena
dalam keadaan tertentu gelombang elektomagnetik memperlihatkan gejala
difraksi, interferensi, dan polarisasi. Tetapi dalam keadaan yang lain
gelombang elektromagnetik bertingkah seperti terdiri dari berkas partikel.
Gejala-gejala tersebut disebut dengan Dualisme Partikel-Gelombang
Sifat
gelombang
cahaya
yang
didukung
oleh
bukti-bukti
eksperimental seperti percobaan Young dan difraksi cahaya pada tahun 1871.
Sekitar akhir abad ke-19 sifat gelombang cahaya telah mantap. Tetapi ada
beberapa percobaan dengan dengan cahaya dan listrik sulit untuk dijelaskan.
Pada tahun 1888 Hallwachs mengamati bahwa suatu logam Zn akan
kehilangan muatan listrik negatifnya bila disinari dengan cahaya ultraviolet.
Tetapi jika muatan logam tersebut awalnya bermuatan positif maka
muatannya akan hilang. Gejala ini dikenal sebagai efek fotolistrik. Dalam
percobaan kali ini lebih membahas tentang efek fotolistrik, untuk mencari
nilai perbandingan tetapan Planck dengan muatan elektron (h/e)
B.
Tujuan
Tujuan dilakukan percobaan h/e adalah untuk mempelajari pancaran
energi dari lampu mercury dan menentukan nilai perbandingan h/e.
C.
Dasar Teori
Teori Kuantum Cahaya
Dua teori klasik yang mencoba menjelaskan radiasi benda hitam
dikemukakan oleh Wilhem Wien (1896) dan Lord Rayleigh (1900) yang
diperkuat oleh J.Jeans sehingga dikenal sebagai Teori Rayleigh-Jeans. Teori
Wien mampu menjelaskan radiasi benda hitam untuk panjang gelombang
yang panjang. Sedangkan teori Reyleigh-Jeans kebalikan dari teori Wien.
Pada akhir tahun 1900 penjelasan yang memuaskan datang dari Max Planck
yang mengajukan rumus empiris dan ternyata sangat cocok dengan hasil
eksperimen adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a
dikatakan
energinya
terkuantisasi
dan
energi
yang
(1)
sedangkan teori-teori fisika sesudah tahun 1900 yang diawali oleh Teori
Kuantum dari Planck disebut fisika modern.
Pada tahun 1905 Einsten menemukan bahwa paradoks yang timbul
dalam efek fotolistrik dapat dimengerti hanya dengan memasuki pengertian
radikal yang pernah diusulkan oleh Max Planck. Planck dapat menurunkan
rumus yang dapat menerangkan spektrum radiasi (yaitu kecerahan relatif
dari berbagi panjang gelombang yang ada) sebagai fungsi dari suatu
temperatur suatu benda yang meradiasikannya serta menganggap bahwa
radiasi yang dipancarkan terjadi secara diskontinu (diskret), dipancarkan
dalam catuan kecil. Catuan ini disebut dengan kuanta (Beiser, 1992:4).
Efek Fotolistrik
Heinrich Hertz (1757-1894) menemukan bahwa laju pada celah
transmitter terjadi bila cahaya ultraviolet diarahkan pada salah satu logam.
Percobaan ini dilanjutkan oleh ahli Fisika lainnya dan menemukan bahwa
penyebab terjadinya latu adalah terpancarnya elektron pada frekuensi yang
cukup tinggi. Gejala ini disebut sebagai efek fotolistrik yang menunjukan
cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. (Wiyatno,2003:37)
Gejala efek fotolistrik dapat diterangkan sebagai berikut: gelombang
cahaya yang membawa energi dipancarkan terhadap lempeng logam. Secara
kuantum energi tersebut pertama-tama berfungsi untuk melepaskan elektron
dari lempeng dan energi yang tersisa akan terkonsentrasi pada elektron yang
lepas dan mengerakannya sehingga muncul suatu energi kinetik yang berarti
elektron tersebut bersifat sebagai benda. Secara matematis:
h
= Kmax + h0
h0
= W0
= Kmax + W0
dengan:
h
(2)
h0
LAMBANG
Cs
K
Na
Li
Ca
Cu
Ag
Pt
Eksperimen
Seperti diketahui bahwa gelombang cahaya membawa energi, dan
sebagian energi diserap oleh bagian yang tersinari. Energi yang terserap
dapat terkonsentrasi pada elektron tertentu dan muncul kembali sebagai
energi kinetik elektron (Ekmaks). Kita ingat bahwa hubungan antara energi
kinetik elektron dengan potensial elektron adalah:
Ekmaks = e.V
(3)
+ W0
h = e.V + W0
V =
W
h
- 0
e
e
(4)
V
Slope =
h
e
B.
B.
1.
2.
Multimeter digital
3.
4.
Perangkat h/e
5.
Stopwatch
b)
c)
d)
e)
f)
g)
2. Bagian B
a) Mengulang langkah a sampai d pada bagian A.
b)
c)
d)
C.
Belum
Apakah semua warna
cahaya sudah diukur
potensialnya?
Sudah
SELESAI
2. Bagian B
MULAI
III.
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Nilai potensial warna cahaya kuning untuk filter transmisi
Warna Filter
% Transmisi
100
80
60
40
20
Kuning
Potensial (mV)
171,2
150,7
142,6
128,3
78,6
% Transmisi
100
80
60
40
20
Hijau
Potensial (mV)
192,8
75,2
47,6
43,8
15,7
B.
Frekuensi
(Hz)
4,11E+14
4,81E+14
5,19E+14
5,50E+14
6,88E+14
7,14E+14
8,20E+14
Potensial
(V)
0,0456
0,0434
0,0418
0,0434
0,0456
0,0449
0,0401
dari Grafik 1:
W0
1,0018 V
e
W0 1,0018 eV
dari Grafik 2:
W0
1,1178 V
e
W0 1,1178 eV
dari Grafik 3:
W0
0,4085 V
e
W0 0,4085 eV
dari Grafik 4:
W0
0,9136 V
e
W0 0,9136 eV
dari Grafik 5:
W0
0,6993 V
e
W0 0,6993 eV
IV.
PEMBAHASAN
Jika melihat dari grafik yang didapat, terlihat bahwa nilai h/e
adalah kemiringan (slope) dari grafik tersebut. Nilai tegangan berbanding
lurus dengan frekuensi. Jika nilai frekuensi bertambah maka nilai tegangan
juga akan bertambah, dan sebaliknya.
Urutan cahaya mulai dari yang berfrekuensi rendah sampai yang
tertinggi pada praktikum ini adalah kuning, hijau, UV-1, UV-2,
berdasarkan data-data diatas untuk transmisi 100%, 80%, 60 %, 40%,
20%, semakin besar frekuensi suatu cahaya maka semakin besar pula nilai
potensialnya.
Dari percobaan dapat dilihat, dengan bertambahnya nilai frekuensi
maka nilai tegangannya juga bertambah dan sebaliknya. Nilai fungsi kerja
(Wo) yang didapat tidak konstan yaitu sekitar 0,04 hingga 1,1 eV.
Nilai W0 dengan transmisi 100% berdasarkaan grafik adalah 1,0018 eV
Nilai W0 dengan transmisi 80% berdasarkaan grafik adalah 1,1178 eV
Nilai W0 dengan transmisi 60% berdasarkaan grafik adalah 0,4085 eV
Nilai W0 dengan transmisi 40% berdasarkaan grafik adalah 0,9138 eV
Nilai W0 dengan transmisi 20% berdasarkaan grafik adalah 0,6993 eV
Nilai W0 dari warna pembiasan berdasarkaan grafik adalah 0,043 eV
Dari percobaan , efek fotolistrik dapat diterangkan bahwa cahaya
berpengaruh pada jumlah foton elektron yang terpancarkan pada saat
terjadi efek fotolistrik. Untuk suatu permukaan metal, terdapat potensial
penghenti Vo yang nilainya berbanding lurus dengan frekuensi dari sinar
datang tapi tidak berpengaruh pada intensitasnya.
Nilai frekuensi tidak berpengaruh terhadap nilai h/e, berapapun
nilai frekuensinya nilai h/e tetap. Potensial penghenti (Vo) adalah beda
harga dari potensial penghambat antara kedua electron yang akan
menghentikan aliran foto electron yang dipancarkan oleh permukaan
logam.
Nilai h/e untuk filter warna terlihat bahwa nilai tegangan pada
warna yang sama dengan filternya lebih besar dari pada warna yang lain.
Hal ini, menunjukan terjadi interferensi dua gelombang yang saling
menguatkan. Dari data hasil pengamatan dapat dilihat bahwa nilai h/e
tidak ada yang sesuai dengan referensi yaitu 4,14E-15 J.s/C, hasil yang
diperoleh cukup jauh. Hal
IV.
KESIMPULAN
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa energi kinetik foto
elektron tidak bergantung pada intensitas cahaya. Intensitas cahaya hanya
berpengaruh terhadap jumlah foto elektron yang dipancarkan pada saat
terjadi efek fotolistrik. Energi kinetik maksimum foto elektron bergantung
pada frekuensi sinar yang dipergunakan dalam percobaan efek fotolistrik.
Semakin besar frekuensi foton, maka semakin besar pula energi kinetik
maksimum foto elektron. Adapun nilai perbandingan tetapan Planck (h)
dengan muatan (e) atau h/e antara lain:
Filter
h/e (J.s)
W0 (eV)
6,00E-16
6,00E-16
6,00E-16
8,00E-16
9,00E-16
0,6993
0,9138
Kuning
-2,00E-15
1,4413
Hijau
-2,00E-15
1,4279
20
40
60
80
100
Transmisi (%)
Warna
0,4085
1,1178
1,0018
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 1992. Konsep Fisika Modern. Edisi mahasiswa. Penerjemah The
Houw Liong. Jakarta: Erlangga.
Rohlf, James William. 1994. Modern Physics from to Zo. New York: Jhon Willey
and Sons, Inc.
Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik. Penerjemah: Bambang
Soegijono. Jakarta: Erlangga.
Wiyatno, Yusman. 2003. Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.