Вы находитесь на странице: 1из 12

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN


PADA ACARA
RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2012
JAKARTA, 2 MARET 2012
Yang Saya Hormati:
1. Saudara Wakil Menteri Perindustrian;
2. Para Pejabat Eselon I dan Eselon II Kementerian
Perindustrian;
3. Para Kepala Dinas Perindag dan Bappeda Provinsi,
4. Para Narasumber, serta;
5. Para undangan dan hadirin sekalian yang saya hormati.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat Pagi, dan Salam Sejahtera Untuk Kita Semua.
Pada kesempatan ini marilah kita bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kita dapat menghadiri acara Rapat Kerja
Kementerian Perindustrian Tahun 2012 dengan tema
"Akselerasi Industrialisasi Dalam Rangka Mendukung
Percepatan Pembangunan Ekonomi".

Saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang


telah hadir dan ikut berpartisipasi dalam menyukseskan
acara Rapat Kerja pada hari ini. Semoga kebersamaan dan
kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan instansi
terkait lainnya baik di tingkat pusat maupun daerah dapat
terus terjalin dengan positif dalam rangka mengakselerasi
pertumbuhan

industri

sebagai

bagian

dari

upaya

pembangunan ekonomi nasional.


Saudara-saudara Yang Saya Hormati,
Selanjutnya, perkenankan saya menjelaskan secara ringkas
mengenai kinerja sektor industri serta target pembangunan
industri nasional, baik jangka pendek, jangka menengah,
maupun jangka panjang.
Kinerja industri nasional pada tahun 2011 lalu cukup
menggembirakan. Pertumbuhan sektor industri pengolahan
non-migas

adalah

sebesar

6,83%,

lebih

tinggi

dari

pertumbuhan ekonomi yang sebesar 6,46%. Ini adalah hasil


yang membanggakan, di mana pertama kali sejak tahun 2005
pertumbuhan

sektor

industri

non-migas

bisa

kembali

melampaui pertumbuhan ekonomi.


Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari pertumbuhan industri
non-migas pada tahun 2010 yang hanya 5,12%, dan

merupakan

pertumbuhan

tertinggi

sejak

tahun

2005.

Kontribusi sektor industri pengolahan non-migas terhadap


total PDB nasional mencapai 20,92%, merupakan yang
tertinggi jika dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.
Seluruh cabang industri non-migas tahun 2011 mengalami
pertumbuhan positif. Industri Logam Dasar Besi & Baja yang
selama 6 tahun terakhir selalu tumbuh di bawah 5% kini
mampu tumbuh sebesar 13,06%. Industri Makanan, Minuman
&

Tembakau

tumbuh

sebesar

9,19%,

setelah

tahun

sebelumnya hanya tumbuh 2,78%. Industri Tekstil, Barang


Kulit & Alas Kaki mampu tumbuh sebesar 7,52%, meningkat
secara tajam dimana sejak 2005 terus mengalami guncangan
akibat menurunnya permintaan ekspor & maraknya produk
impor, sehingga pertumbuhannya hanya kurang dari 2%.
Sementara itu, ekspor industri

pengolahan non-migas

sepanjang tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 24,66%,


dengan nilai ekspor mencapai US$ 122,19 miliar, dan
memberikan kontribusi sebesar 60,01% terhadap total ekspor
nasional. Neraca ekspor positif tertinggi sepanjang tahun
2011

dicapai

oleh

ekspor

produk

Tekstil

sebesar

US$ 6,50 miliar dan ekspor produk Pengolahan Tembaga,


Timah, dll sebesar US$ 5,30 miliar.

Kinerja investasi sektor industri pada tahun 2011 juga


mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Nilai investasi
PMDN sektor industri sepanjang tahun 2011 mencapai
Rp

39,05

triliun,

atau

meningkat

sebesar

52,5%

dibandingkan tahun sebelumnya; sedangkan nilai investasi


PMA sektor industri mencapai US$ 6,78 miliar, atau
meningkat sebesar 101,9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Hasil positif kinerja industri tersebut merupakan prestasi
bersama bangsa Indonesia, yang dapat dicapai karena
adanya sinergi yang kuat antara pemerintah, pelaku usaha,
dan stakeholder terkait lainnya dalam rangka pengembangan
industri nasional, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Kinerja positif tersebut juga harus kita manfaatkan sebagai
modal yang kuat dalam mendorong pertumbuhan industri
yang lebih tinggi lagi pada tahun-tahun yang akan datang.
Saudara-saudara Sekalian,
Pembangunan sektor industri merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pembangunan nasional jangka panjang. Visi
pembangunan industri sebagaimana diatur di dalam Perpres
No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN)
adalah Menjadikan Indonesia sebagai negara industri
tangguh di dunia pada tahun 2025.

Visi tersebut selaras dengan tujuan pembangunan nasional


yang tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 serta MasterPlan
Percepatan
Indonesia

dan

Perluasan

(MP3EI),

yaitu

Pembangunan
Mewujudkan

Ekonomi

Masyarakat

Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur.


Secara kuantitatif, target pembangunan ekonomi nasional
jangka panjang sebagai negara industri yang maju adalah
PDB perkapita sebesar 14.250-15.000 US dolar. Untuk itu,
diperlukan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4-7,5% per
tahun selama periode 2011-2014 dan sekitar 8-9% pertahun
selama periode 2015-2025.
Untuk mendukung pencapaian target pembangunan ekonomi
seperti di atas, sektor industri diharapkan menjadi sektor
utama yang dapat mendorong percepatan pertumbuhan
ekonomi tersebut. Untuk itu, pertumbuhan sektor industri
harus didorong hingga mencapai 8,5% pada tahun 2014 dan
harus terus naik hingga rata-rata sebesar 9,75% pada
periode 2020-2025.
Berdasarkan Renstra Kementerian Perindustrian Tahun
2010-2014, target pertumbuhan industri pada tahun 2012
adalah sebesar 6,75% dan pada tahun 2013 sebesar 7,47%.
Apabila target ini tercapai, maka akan semakin memudahkan
5

kita untuk mencapai target pertumbuhan jangka menengah


maupun jangka panjang tersebut, dengan catatan bahwa
kinerja sektor industri terus meningkat setiap tahunnya.
Saudara-saudara yang saya hormati,
Target pembangunan industri sebagaimana yang telah saya
sebutkan tadi tidaklah mudah. Target tersebut hanya dapat
kita capai dengan tekad yang kuat, perencanaan yang
matang, serta kerja keras yang sinergis di antara semua
stakeholder industri, baik itu dari pemerintah pusat dan
daerah, pelaku usaha, asosiasi industri, lembaga keuangan,
dan instansi terkait lainnya.
Untuk itu, sejalan dengan prinsip percepatan & perluasan
pembangunan ekonomi yaitu bekerja secara not business
as usual, kita membutuhkan percepatan pembangunan
sektor

industri,

yang

disebut

sebagai

Akselerasi

Industrialisasi 2012-2014. Percepatan ini bertujuan untuk


mendorong pertumbuhan sektor industri sebagai katalis
utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Upaya percepatan ini dilakukan dengan mengidentifikasi
berbagai potensi kekuatan dan hambatan, menentukan
strategi

pokok

akselerasi

industri,

menetapkan

fokus

akselerasi industri pada kelompok industri prioritas tertentu,

membuat rencana aksi (action plan) inisiatif stratejik sesuai


fokus akselerasi dimaksud, serta menentukan kebijakan
affirmatif untuk mendukung pengembangan Industri Kecil dan
Menengah (IKM).
Akselerasi Industrialisasi dilaksanakan melalui 5 (lima)
strategi utama, yaitu:
1. Mendorong
Partisipasi

Dunia

Pembangunan Infrastruktur;
2. Percepatan Proses Pengambilan

Usaha

Dalam

Keputusan

untuk

Menyelesaikan Hambatan Birokrasi (Debottlenecking);


3. Reorientasi Kebijakan Ekspor Bahan Mentah dan Sumber
Energi;
4. Mendorong Peningkatan Produktivitas & Daya Saing;
5. Meningkatkan Integrasi Pasar Domestik.
Pada tahap pelaksanaannya, kelima strategi utama di atas
dijalankan melalui penerapan pada 6 (enam) area kebijakan,
yaitu: (1) Kebijakan Pengamanan Industri Dalam Negeri,
(2) Pembangunan Infrastruktur, (3) Peningkatan Kualitas
Pelayanan Birokrasi, (4) Penyempurnaan Dan Harmonisasi
Regulasi, (5) Kebijakan Fiskal, serta (6) Pembangunan SDM
Industri.
Untuk lebih mengoptimalkan potensi sektor industri nasional,
akselerasi industrialisasi akan difokuskan pada 15 subsektor

industri, yang dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kelompok


industri prioritas, yaitu:
1. Kelompok Industri Berbasis Hasil Tambang;
2. Kelompok Industri Berbasis Hasil Pertanian; dan
3. Kelompok Industri Berbasis Sumber Daya Manusia dan
Pasar Domestik.
Untuk masing-masing strategi pada kelompok industri
prioritas tersebut, telah ditentukan langkah-langkah stratejik
sebagai rencana aksinya. Secara lebih lengkap, penjelasan
mengenai Akselerasi Industrialisasi ini akan disampaikan
oleh

Saudara

Sekretaris

Jenderal

Kementerian

Perindustrian.
Saudara-saudara Sekalian,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya juga ingin
menekankan kembali bahwa pembangunan sektor industri
nasional tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
pusat, dalam hal ini Kementerian Perindustrian.
Berbagai persoalan yang dihadapi oleh pelaku usaha
sebagai ujung tombak pembangunan industri, selama ini
banyak terkait dengan sektor-sektor lainnya termasuk di level
daerah, di antaranya adalah: penyediaan lahan untuk
kawasan industri, penyediaan infrastruktur seperti jalan raya,
pelabuhan, dan rel kereta, penyediaan energi berupa listrik,
8

gas, maupun batubara, penyediaan bahan baku berupa gas


dan sumber daya alam lainnya, akses permodalan dari
kalangan perbankan dan lembaga keuangan lainnya, serta
berbagai mekanisme birokrasi seperti ketentuan perizinan,
ekspor

impor, ketentuan

perpajakan,

serta

ketentuan-

ketentuan lainnya.
Untuk itu, kita perlu menyamakan persepsi dan saling
bersinergi, baik antara pemerintah pusat dan daerah,
maupun antara pemerintah dengan pelaku usaha dan
instansi terkait lainnya. Sinergi yang positif ini tentunya
dalam rangka mencapai satu kepentingan bersama, yaitu
demi kemajuan industri dan pembangunan ekonomi nasional,
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
Indonesia.
Saudara-saudara Yang Saya Hormati,
Sesuai

dengan

pembangunan

Kebijakan

sektor

Industri

industri

Nasional

dijalankan

(KIN),

melalui

dua

pendekatan, yaitu top-down melalui pengembangan 35


klaster

industri

prioritas,

serta

bottom-up

melalui

pengembangan industri unggulan provinsi dan kompetensi


inti industri daerah di kabupaten/kota. Kedua pendekatan
pembangunan industri tersebut harus dijalankan secara
sinergis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
9

Untuk

itu,

Kementerian

saya

mengharapkan

Perindustrian

dengan

agar

Rapat

Pemerintah

Kerja
Daerah

Tahun 2012 ini dapat menjadi sarana utama bagi pemerintah


pusat dan daerah dalam melakukan sinkronisasi program
kerja dan kebijakan percepatan pembangunan industri
nasional.
Secara khusus, pada kesempatan ini saya meminta kepada
Saudara-saudara para peserta Rapat Kerja antara lain:
1. Kebijakan nasional pengembangan industri nasional yang
telah ditetapkan, meliputi: (a) MasterPlan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
2010-2025, (b) Akselerasi Industrialisasi 2012-2014,
(c) Roadmap Pengembangan 35 Klaster Industri Prioritas,
(d) Roadmap Pengembangan Industri Unggulan Provinsi,
dan (e) Roadmap Pengembangan Kompetensi

Inti

Industri Daerah Kabupaten/Kota, agar dijabarkan secara


konkret dalam program dan kegiatan yang dianggarkan
dalam APBD dan Dana Dekonsentrasi Kementerian
Perindustrian;
2. Pemerintah Daerah, melalui Dinas Perindustrian Provinsi
agar bersinergi dan berkoordinasi dengan satuan kerja
(satker) Kementerian Perindustrian di daerah, meliputi
Balai Besar, Balai Riset dan Standardisasi Industri, serta
10

satker

pendidikan

&

Balai

Diklat

Industri

dalam

melakukan pembangunan industri di daerah; serta


3. SDM

industri

yang

telah

dibina

Kementerian

Perindustrian, yaitu Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL)


dan

Konsultan

Diagnosis

IKM

(Shindanshi),

agar

dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah secara optimal


dan profesional sesuai bidang keahliannya sebagai
tenaga pendamping pengembangan industri di daerah.
Saudara-saudara Sekalian,
Pada Rapat Kerja ini, pembahasan dan masukan yang
konstruktif dari Saudara-Saudara sekalian sangat dibutuhkan
guna menghasilkan perencanaan yang berkualitas dan
program kerja yang tepat sasaran. Untuk itu, silakan
sampaikan apa saja yang selama ini menjadi permasalahan
dalam pembangunan industri khususnya di daerah, lalu kita
rumuskan bersama langkah-langkah solusi terbaiknya.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran,
kontribusi, dan kerja sama Saudara-saudara sekalian dalam
mendukung upaya akselerasi industrialisasi dalam rangka
percepatan pembangunan ekonomi nasional.
Dengan

mengucapkan

Bismillahirrohmaanirrohiim,

dengan ini Rapat Kerja Kementerian Perindustrian dengan


11

Pemerintah Daerah Tahun 2012 secara resmi saya nyatakan


dibuka.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
MENTERI PERINDUSTRIAN

MOHAMAD S. HIDAYAT

12

Вам также может понравиться