Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OSTEOPOROSIS
Tugas ini dibuat untuk melengkapi tugas makalah Biologi
Bibin Ambarwati
Maulana Yusuf H
Muanniqotul Fadhila
Reang Aji W
(10)
(19)
(20)
(25)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
1.1.1 Untuk mengetahui pengertian osteoporosis.
1.1.2 Untuk mengetahui penyebab osteoporosis.
1.1.3 Untuk mengetahui stadium osteoporosis.
1.1.4 Untuk mengetahui gejala osteoporosis.
1.1.5 Untuk mengetahui faktor risiko osteoporosis.
1.1.6 Untuk mengetahui cara pencegahan osteoporosis.
1.2 LATAR BELAKANG
Di indonesia kesadaran akan osteoporosis masih rendah, terutama dalam
pencegahannya. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif di mana
terjadi proses pengurangan kepadatan tulang yang mengakibatkan terjadinya
kerapuhan dan mudah patah pada tulang. Kebutuhan zat gizi merupakan salah satu
faktor penentu dalam proses terjadinya kepadatan tulang.
Pada atlet, kebutuhan zat gizi olahraga merupakan bagian yang penting
karena menjadi salah satu faktor penentu prestasi atlet. Mengkonsumsi zat gizi yang
benar
akan membantu
menyempurnakan
proses
dalam menyediakan
pertumbuhan
dan
energi saat
perkembangan
berolahraga dan
tubuh.
Karena
metabolisme di dalam tubuh atlet lebih tinggi maka kebutuhan zat gizi seorang atlet
akan lebih besar dibandingkan non-atlet.
Dalam beberapa studi kasus mengenai konsumsi zat gizi atlet khususnya atlet
remaja masih menggambarkan asupan gizi yang tidak adekuat. Hal ini terjadi
terutama pada atlet senam, volly, figure skatersdan renang. Berdasarkan penelitian
dari Michigan State University, pada pelari, perenang, dan penyelam diketahui
memilki kepadatan tulang yang lebih rendah dibandingkan dengan atlet di cabang
olahraga lainnya. Hasil analisa data risiko Osteoporosis pada tahun 2005 oleh
Puslitbang Gizi Depkes RI dengan metode pemeriksaan DMT (Densitas Massa
Tulang) menggunakan alat diagnostic clinicalbone sonometer, menunjukkan angka
prevalensi osteopenia (osteoporosis dini) sebesar 41,7% dan prevalensi osteoporosis
sebesar 10,3%. Pada atlet, tingkat kepadatan mineral tulang atlet volley 24% lebih
besar dibandingkan atlet renang. Dari studi yang dilakukan pada 298 atlet yang
mengikuti Senior Olympic Atlet tahun 2005 ditemukan bahwa atlet cabang olahraga
seperti renang dan senam, nilai BMD (Bone Mineral Density) berkisar antara -1
sampai dengan -1,4.
(Peak Bone
Mass/PBM) yang menyebabkan kebutuhan zat gizi remaja meningkat. Banyak faktor
yang dapat meningkatkan proses pertumbuhan tulang di antaranya adalah konsumsi
kalsium, aktivitas fisik, dan paparan matahari yang cukup.
BAB II
PEMBAHASAN
usia
dan
ketidakseimbangan
antara
kecepatan
hancurnya
tulang
3. Pada stadium 3, usia 45-55 tahun, fraktur bisa timbul sekalipun hanya
dengan sentuhan atau benturan ringan.
4. Pada stadium 4, biasanya diatas 55 tahun, rasa nyeri yang hebat akan timbul
akibat patah tulang. Anda tidak bisa bekerja, bergerak , bahkan mengalami
stres dan depresi.
2.4 GEJALA OSTEOPOROSIS
Pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala, bahkan sampai
puluhan tahun tanpa keluhan. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga
tulang menjadi kolaps atau hancur, akan timbul nyeri dan perubahan bentuk tulang.
Jadi, seseorang dengan osteoporosis biasanya akan memberikan keluhan atau gejala
sebagai berikut:
1. Tinggi badan berkurang
2. Bungkuk atau bentuk tubuh berubah
3. Patah tulang
4. Nyeri bila ada patah tulang.
yang lebih besar sehingga tekanan pada tulang pun besar. Ditambah dengan kadar
hormon estrogen yang lebih tinggi pada ras Afrika.
4. Pigmentasi dan tempat tinggal
Mereka yang berkulit gelap dan tinggal di wilayah khatulistiwa, mempunyai
risiko terkena osteoporosis yang lebih rendah dibandingkan dengan ras kulit putih
yang tinggal di wilayah kutub seperti Norwegia dan Swedia.
5. Riwayat keluarga
Jika ada nenek atau ibu yang mengalami osteoporosis atau mempunyai massa
tulang yang rendah, maka keturunannya cenderung be risiko tinggi terkena
osteoporosis.
6. Sosok tubuh
Semakin mungil seseorang, semakin berisiko tinggi terkena osteoporosis.
Demikian juga seseorang yang memiliki tubuh kurus lebih berisiko terkena
osteoporosis dibanding yang bertubuh besar.
7. Menopause
Wanita pada masa menopause kehilangan hormon estrogen karena tubuh
tidak
lagi
memproduksinya.
Padahal
hormon
estrogen
dibutuhkan
untuk
Kalsium penting bagi pembentukan tulang, jika kalsium tubuh kurang maka
tubuh akan mengeluarkan hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh
lain, termasuk yang ada di tulang. Kebutuhan akan kalsium harus disertai dengan
asupan vitamin D yang didapat dari sinar matahari pagi, tanpa vitamin D kalsium
tidak mungkin diserap usus.
3. Merokok
Para perokok berisiko terkena osteoporosis lebih besar dibanding bukan
perokok. Telah diketahui bahwa wanita perokok mempunyai kadar estrogen lebih
rendah dan mengalami masa menopause 5 tahun lebih cepat dibanding wanita bukan
perokok. Nikotin yang terkandung dalam rokok berpengaruh buruk pada tubuh dalam
hal
penyerapan
dan
penggunaan
kalsium.
Akibatnya,
pengeroposan
industri seperti organoklorida yang dibuang sembarangan di sungai dan tanah, dapat
merusak sel-sel tubuh termasuk tulang. Ini membuat daya tahan tubuh menurun dan
membuat pengeroposan tulang.
Latihan beban untuk kekuatan otot, yaitu dengan mengangkat dumbble kecil
gerakan kepala, bahu, siku dan tangan, kaki, lutut dan pinggul. Kemudian lakukan
peregangan selama kira-kira 5
menit. Latihan peregangan akan menghasilkan selama kira-kira 5 menit. Latihan
peregangan akan menghasilkan kelenturan otot dan kemudahan gerakan sendi.
Latihan ini dilakukan secara berhati-hati dan bertahap, jangan sampai menyebabkan
cedera. Biasanya dimulai dengan peregangan otot-otot lengan, dada, punggung,
tungkai atas dan bawah, serta otot-otot kaki.
Latihan inti, kira-kira 20 menit, merupakan kumpulan gerak yang bersifat
ritmis atau berirama agak cepat sehingga mempunyai nilai latihan yang bermanfaat.
Utamakan gerakan, tarikan dan tekanan pada daerah tulang yang sering mengalami
osteoporosis, yaitu tulang punggung, tulang paha, tulang panggul dan tulang
pergelangan tangan. Kemudian lakukan juga latihan beban. Dapat dibantu dengan
bantal pasir, dumbble,atau apa saja yang dapat digenggam dengan berat 300-1000
gram untuk 1 tangan, mulai dengan beban ringan untuk pemula, dan jangan melebihi
1000 gram. Beban untuk tulang belakang dan tungkai sudah cukup memdai dengan
beban dari tubuh itu sendiri.
Setelah latihan inti harus dilakukan pendinginan dengan memulai gerakan
peregangan seperti awal pemanasan dan lakukan gerakan menarik napas atau ambil
napas dan buang napas secara teratur. Jika masih memungkinkan. Lakukan senam
lantai kira-kira 10 menit.
Latihan ini merupakan gabungan peregangan, penguatan dan koordinasi. Lakukan
dengan lembut dan perlahan dalam posisi nyaman, rileks dan napas yang teratur.
4. Hindari Rokok Dan Minuman Beralkohol
Menghentikan kebiasaan merokok merupakan upaya penting dalam
mengurangi faktor risiko terjadinya osteoporosis. Terlalu banyak minum alkohol juga
bisa merusak tulang.
5. Deteksi Dini Osteoporosis
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut :
1. Semakin bertambah umur, gambaran kepadatan tulang semakin menurun
yang berarti risiko untuk mengalami osteoporosis semakin besar dan
korelasinya sangat kuat.
2. Semakin banyak jumlah anak yang dimiliki oleh seorang wanita, gambaran
kepadatan tulang semakin menurun yang berarti risiko wanita tersebut untuk
mengalami osteoporosis semakin besardan korelasinya kuat.
3. Penggunaan kontrasepsi pil berpengaruh positif terhadap gambaran kepadatan
tulang dan korelasinya lemah.
4. Berdasarkan flowchart Graph G dan Bobot dengan ditambahkannya satu
pengujian untuk mengecek dua buah tetangga saling bertetangga pada citra
watershed yaitu matrik delapan berteta ngga atas kanan dengan bawah kiri
dapat mengurangi segmentasi yang berlebih pada citra watershed.
5. Penggabungan citra watershed dapat menghasilkan catchment basin yang
merepresentasikan daerah cortical bone bagian luar dan dalam tampak jelas
tanpa ada garis yang terputus.
6. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan pada kinerja program watershed
dengan batas threshold rata-rata dari sepuluh subyek kiri dan kanan adalah
90%, didapatkan nilai rata-rata akurasi 91.0%.
7. Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan pada kinerja program watershed
berintegrasi dengan activecontour berbasis level set dengan batas threshold
rata-rata dari sepuluh subyek kiri dan kanan adalah 90%, didapatkan nilai
rata-rata akurasi 98.8%.
3.2 SARAN
Saran yang kami berikan adalah sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan penelitian dengan subjek penelitian yang lebih banyak.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk faktor-faktor risiko osteoporosis
lainnya guna mengurangi kejadian patah tulang karena osteoporosis di
kemudian hari.
3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui penggunaan kontrasepsi
lainnya selain pil yang berpengaruh terhadap munculnya kejadian
osteoporosis.
4. Melakukan preprosesing maksimal dengan mempertajam cortical bone dan
mengaburkan selain cortical bone serta pembentukan garis lurus pada daerah
cortical bone untuk mendapatkan citra watershed yang lebih bagus lagi atau
tanpa ada kolam-kolam yang lain selain cortical bone.
5. Melakukan cropping hanya pada daerah cortical bone saja, untuk
memudahkan dalam melakukan segmentasi selanjutnya.
6. Dalam melakukan evaluasi untuk penelitihan berikutnya juga perlu
dievaluasi dari segi ruang, waktu, dan biaya pada program watersed
berintegrasi dengan active contour berbasis level set.
3.3 DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22611/4/Chapter
%20II.pdf#page=1&zoom=90,-116,208
http://id.wikipedia.org/wiki/Osteoporosis
http://penyakitosteoporosis.com/tag/pengertian-osteoporosis/
http://penyakitosteoporosis.com/page/2/
http://indonesiaindonesia.com/f/13922-osteoporosis-milik-kaum-wanita-priaberesiko/
http://obattradisionalpenyakitamandel.blogspot.com/2013/10/faktor-penyebabpenyakit-osteoporosis.html
http://penyakitosteoporosis.com/tag/faktor-penyebab-osteoporosis/
http://zona-populer.blogspot.com/2012/10/wanita-lebih-rentan-terkenaosteoporosis.html
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-7292-5106201805-kesimpulan.pdf
http://repository.maranatha.edu/1845/7/0410175_Conclusion.pdf
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-976-BABI.pdf