Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Debu
Liat
ISSS
2.00 - 1.00
---
Kasar
Sedang
1.00 - 0.50
0.50 - 0.25
2.00 - 0.20
---
Halus
Sangat Halus
0.25 - 0.10
0.10 - 0.05
0.20 - 0.02
---
0.05 - 0.002
<0.002
0.02 - 0.002
<0.002
Fraksi debu lebih halus dari pada pasir, dengan ciri dalam
keadaan lembab tidak begitu lekat dan lebih mudah diolah namun
mudah mengalami erosi oleh air maupun angin. Bila ketiga fraksi
berada dalam keadaan relatif seimbang, maka akan terbentuk
tekstur berlempung (loamy). Tanah-tanah berlempung ideal untuk
dijadikan lahan pertanian. Di antara ketiga fraksi, liat merupakan
fraksi koloidal yang mampu mengendalikan berbagai sifat kimia
maupun fisiko-kimia tanah.
Bahan organik menyebabkan warna gelap pada lapisan tanah,
terutama pada bagian atas (top soil). Komponen ini berasal dari
perombakan sisa-sisa jasad mikro hidup yang mati. Disebut bahan
organik apabila sisa-sisa jasad mikro telah mengalami perombakan
menjadi bahan halus sukar dikenali asalnya. Sisa jasad mikro yang
belum memengalami perombakan sempurna disebut serasah atau
seresah (litter). Pemisahan menggunakan ayakan berukuran 2 mm
seperti pada fraksi mineral, berlaku pula dalam membedakan bahan
organik dari seresah. Bahan organik tanah ada yang sukar
mengalami perombakan dan ada yang mudah. Golongan pertama
3
H+
H+
Na+
------- - - - - +
---- - - - - - - +
+ + + + + + + + + Permukaan
++ ++ + + + ++
luar
- --- - - - - - - +
---- - - - - - - +
Al3+
H+
3+
Al
H+
K+
Mg2+
K+
3+
Ca2+
Al
H+
+ + + + + + + + Permukaan
++++ + + + + ++
dalam
H
Na+
2+
H Ca
3+
Al
(Vertisol) merupakan contoh jenis tanah didominasi liat tipe 2:1; sangat
lekat saat hujan tetapi keras serta merekah dengan celah dalam di
permukaan saat kemarau. Karena itu jenis tanah ini sulit diolah pada
kondisi kelebihan ataupun kekurangan air, dan rekahan dapat
menyebabkan kerusakan akar tanaman. Sifat jelek lain ialah drainase
buruk sehingga seringkali menjadi kendala bagi pertumbuhan tanaman.
Tanah didominasi liat tipe 1:1 tidak menunjukkan sifat-sifat di
atas. Golongan ini berumur lanjut, masam dan miskin unsur hara.
Sebagai contoh adalah Latosol dan Podzolik (Oksisol dan Ultisol)
terdapat di daerah beriklim basah. Mineral liat tipe 2:1 mempunyai
kemampuan mengikat (retensi) unsur hara lebih besar daripada tipe 1:1;
berkaitan dengan jumlah muatan pada permukaan lempeng yang lebih
banyak. Muatan listrik permukaan lempeng liat ditinjau pada uraian
berikutnya. Perbedaan tingkat kemampuan mengikat unsur hara
menyebabkan tanah-tanah didominasi mineral liat tipe 2:1 mempunyai
tingkat kesuburan potensial relatif lebih tinggi daripada tipe 1:1. Struktur
liat berbagai tipe disajikan dalam Gambar 1.3c.
(www.alkherat.com/ vb/showthread.php?t=3160)
(soils.missouri.edu)
(soils.missouri.edu)
10
(soils.missouri.edu/tutorial/page8.asp)
12
--OH 2+
Pada pH tinggi:
---O----+ H + -OH
muatan permukaan -
--O- + H2O
Jari-Jari Ion
(Ao)
0.41
0.50
0.60
0.64
0.65
0.68
0.76
0.80
0.95
0.99
1.13
1.33
1.48
1.69
Nisbah Jari-Jari
Kation: Oksigen
0.29
0.36
0.43
0.46
0.46
0.49
0.54
0.57
0.68
0.71
0.81
0.95
1.06
1.21
Nomor
Kordinasi
4
6,4
6
6
6
6
6
6,8
8
8
8
8,12,(14)
12,(14)
12,(14)
%
51
63
79
51
74
63
72
67
82
79
79
84
84
86
O- - Al +++ O--
Gambar 1.4. Munculnya Muatan pada Kisi-kisi Mineral Liat (Brady, 1974)
14
OH
|
Al
|
O
OH
|
Al
|
OH
OH
|
Mg
|
O
OH
|
Al
|
OH
Satuan Pusat
Koloid Humus
(umumnya C dan H)
COO - . H+
O - . H+
COO - .. H+
O- .........H+
muatan -
ion-ion terjerap
15
140.
koloid organik
120.
Monmorilonit
Muatan bergantung pH
80.
40.
muatan tetap
4.0
17
KARBON
NITROGEN
C/N
(%)(%)
1.5 - 3.5
0.78
2.0 - 3.5
2.15
1.77
7.92
11.10
15 - 30
44
13 - 25
14
11
40
6
4
Garam dalam bentuk ikatan lemah dengan molekul asamasam organik (asetat, oksalat, laktat, dan lain-lain).
2.
3.
4.
18
amina
>
N=N- >
azo
=N
>
cincin N
-COOkarboksilat
>
-Oether
>
C=O
karbonil
atraktif bersih. Gaya atraktif yang dihasilkan dari fluktuasi ini terjadi
pada setiap pasangan at0m atau molekul. Jerapan karena gaya van
der Waal di anggap penting bagi molekul netral polar dan nonpolar,
khususnya berbobot tinggi.
22
23
25
Unsur Tanah
(Total)
P
K
Ca
Mg
S
Fe
Mn
Cu
Zn
Tanah
Terekstrak)
(ppm)
0,5 500
50 - 4 000
100 - 15 000
10 - 3 000
5 - 50
10 - 1 000
2 - 500
0.5 100
1 - 100
3-200 ppm
0.1 - 2
Mo
0.2-5%
0.5 10
Tanaman
0,03 - 1.0%
0,2 - 10.0%
0,1- 10.0%
0,05 - 2%
0,1 - 1%
20 - 200 ppm
5-5000 ppm
1-25 ppm
5-300 ppm,
(5-1500) ppm
10-100 ppm,
(5-1500) ppm
0.01-25 ppm
2.1. Nitrogen
Nitrogen adalah unsur yang berpengaruh cepat terhadap
pertumbuhan tanaman. Bagian vegetatif berwarna hijau cerah hingga
gelap bila kecukupan N; karena ia berfungsi sebagai regulator
penggunaan kalium, fosfor dan unsur-unsur lain dalam proses
fotosintesis. Bila kekurangan N, tanaman kerdil dan pertumbuhan
perakaran terhambat. Daun-daun berubah kuning atau hijau
kekuningan (khlorosis, kekurangan khlorofil) dan cenderung gugur. Di
26
27
Luas
(dalam juta Ha)
N2 yang di
tambat
(kg/ha/th)
N2 yang di
tambat
(juta ton/th)
250
1.015
135
12.000
36.000
55-140
5
30
25-30
0.31
14-35
5
4
30-35
10-36
Penambatan Biologik:
- Legum
Non-Legum
- Sawah
-Tipe Tanah/Vegetasi
- Marin
Penambatan Industrial
Penambatan atmosferik
Penambatan juvenil
Denitrifikasi:
-Daratan
-Marin
Hilang ke sedimen
30
7.6
0.2
13.400
36.100
3
1
Kisaran Kira-kira
(kg/ha/th)
100-300
125
100-150
85
240-325
100
50
60-80
55
115
100-400
150-200
43
40
0.2
Amonifikasi, adalah
aminisasi protein:
RNH2 + HOH
NH3 + HOH
dari hasil
amoniak
NH4+ + OH-
Amonium
NO2- + 4 H+
(a)
Nitrit
NO3- + H2O
29
(b)
Nitrat
Denitrifikasi:
NO3-
NO2-
NO, N2O, N2
(c)
gas nitrogen
CO32-
Amonium Karbonat
(chaos.bibul.slu.se)
Gambar 2.1.
NO
N2 , N2O
N2
NH 3
perombakan
kimia
Udara
volatilisasi
Volatilisasi NH4-N
Air
nitrifikasi
Zone
Oksidasi
nitrifikasi
NH4-N
HNO2
HNO3
HNO2
HNO3
Difusi ke atas
Zone Reduksi
N2 N2O
fiksasi
NH4-N
Organik-N
denitrifikasi
difusi ke
bawah
HNO3
leaching
32
2.2. Fosfor
Unsur kedua setelah N yang menyebabkan pertumbuhan
kritis pada tanaman di lapangan adalah fosfor (P). Defisiensi unsur P
nyata akibatnya karena serapan-serapan unsur lain bisa terhambat.
Peran fosfor bagi tanaman melalui pengaruhnya terhadap
pem-bungaan, pembentukan buah dan biji, pemasakan tanaman,
perkembangan akar, ketahanan terhadap penyakit, dan lain-lain.
Jumlah fosfor dalam mine-ral lebih banyak dibandingkan dengan
nitrogen, tetapi jauh lebih sedikit dari kalium, kalsium, dan
magnesium. Penting diketahui bahwa hampir semua fosfor dalam
tanah tidak tersedia bagi tanaman. Juga bila diberikan sebagai
pupuk tersedia, fosfor sering kali menjadi tidak tersedia akibat
"fiksasi".
34
Sumber
Fosfor dalam tanah berada dalam bentuk senyawa organik
maupun anorganik. Bila dalam bentuk organik, maka perombakan
merupakan proses penting dalam penyediaan P bagi tanaman.
Fosfor dalam mineral misalnya apatit, strengit, varasit, dan lainlain, lebih sulit tersedia. Fosfor organik dijumpai sebagai senyawa
fitin, asam nukleat, dan lain-lain dan ada pendapat bentuk P-organik
ini tersedia bagi tanaman. Fosfor anorganik umumnya dijumpai
sebagai:
(a) Senyawa Ca, Fe, dan Al,
(b) Dalam larutan tanah,
(c) Terjerap pada permukaan komplek padatan,
(d) Terserap dalam fase padatan, dan
(e) Anion fosfat terikat pada kisi-kisi liat..
Reaksi pertukaran anion fosfat terjerap sangat lambat
dibandingkan dengan reaksi dengan kation secara individual.
Pelepasan fosfat secara perlahan-lahan terjadi selama suatu
periode tanam; hal ini dijadikan dasar pemberian pupuk P setiap
awal periode tanaman tersebut.
1.00 -
HPO42-
.50 -
PO43-
.00 3
.
4
.
5
.
6
.
7
.
8
.
9
.
10
pH larutan
Sangat
tinggi
pH 6.5 untuk
ketersediaan
optimum
Tinggi
Sedang
Fosfat
Tak Tersedia
bentuk Fe-Al
terjerap oksida
dan liat
Fosfat
bentuk Ca
Rendah
3
E
k
s
t
r
e
m
S
a
n
g
a
t
S
e
d
a
n
g
A
g
a
k
N
e
t
r
a
l
A
l
k
a
l
i
n
2.3. Sulfur
Sumber
Belerang dalam tanah berasal dari berbagai sumber, yaitu: (a)
mineral mengandung belerang, (b) perombakan bahan organik, (c) abu
sisa pembakaran, (d) asap pabrik ataupun kendaraan ber motor, dan
(e) bahan kimia mengandung S. Permasalahan belerang antara lain
muncul akibat:
1.
2.
3.
4.
Karakteristik
P-tinggi
Lucerne,
kapas,
jagung,
Tomat
Gula-bit,
kentang,
seledri,
Bawang
<7
8 - 13
>14
<11
12 - 20
>21
39
Asam amino
SO42-
S2-
S2- + H+
H2S (gas)
S2- + Fe2+
FeS (pirit)
Level S
Total S
S Tersedia (Morgan)
S Tersedia (jenuh)
S (terekstrak)*)
Pemunculan
<200 ppm
< 3 ppm
> 30 me/l
6-12 ppm
*)Berbagai metode
41
Defisiensi
Defisiensi
Kelebihan
Batas repon
2.4. Kalium
Kalium tanah yang cukup merupakan syarat ketegaran dan
vigur tanaman, karena kalium berperan meningkatkan ketahanan
tanaman terhadap penyakit tertentu, di samping mendorong
perkembangan akar. Tanaman defisiensi kalium menunjukkan
kekeringan mulai ujung daun paling tua (bawah), meluas sepanjang
pinggir, disertai khlorotik bagian tengah. Hampir semua tanah
kecuali bertekstur berpasir, mengandung K-total tinggi. Meskipun K
dipegang kompleks jerapan tanah, namun sedikit yang dapat
dipertukarkan. Dengan demikian, proporsi terbesar adalah tidak
larut atau relatif tidak tersedia. Kalium tersedia hanya 1 hingga 2
persen dari total kalium tanah mineral.
Sumber
Kebanyakan kalium merupakan bagian kompleks mineral
tanah yang sedikit demi sedikit larut dalam air tanah, asam
karbonat, atau asam-asam lain. Kemudahan pelepasan K
tergantung
pada
kompleks mineral tanah dan intensitas
perombakan. Sebagai contoh, perombakan kalium feldspar
menghasilkan mineral liat Kaolinit dan Ilit, silikat, dan K-hidroksida
(Loughnan, 1969):
2KalSiO + 3HO
K-feldspar
air
3KalSiO +
K-feldspar
2HO
air
Batuan felsik, intermediet, mafik, dan ultramafik berturutturut mengandung 3.3, 2.3, 0.8, dan 0.3 persen kalium (Krauskopf,
1979). Menurut Mohr, van Baren, dan Schuylenborg (1972) mineral K
paling umum dijumpai dalam tanah adalah feldspat, mika, dan
feldspatoid; masing-masing beranggotakan ortoklas dan sanidin
(feldspat), 12.3 dan 9.6 persen K; biotit dan muskovit (mika) 5.82
dan 7.48 persen K; dan lusit (feldspatoid) 16.17 persen K. Urutan
berdasarkan kepentingan bagi pertanian, dari paling penting
hingga kurang penting adalah: lusit > ortoklas > sanidin > muskovit
> biotit (Soepardi, 1977). Mineral liat terpenting adalah ilit; di mana K
terdapat di antara lempeng-lempengnya lebih banyak dibandingkan
mineral liat tipe 2:1 lainnya.
Sifat dan Perilaku
Bentuk kalium tersedia bagi tanaman adalah ion K+. Kalium
tanah berada dalam keseimbangan
bentuk-bentuk: mineral,
terfiksasi, dapat diper tukarkan, dan larut dalam cairan tanah (Wood
dan deTurk, 1941):
Km
Mineral
Kf
terfiksasi
K dd
dapat dipertukarkan
Kl
larut
Bila dalam tanah lebih banyak ion NH4+ dari pada K+ maka serapan
K berkurang karena mobilitasnya dihalangi ion NH4+. Oleh sebab itu,
pupuk amonium berlebihan dapat menyebabkan defisiensi kalium,
khususnya pada tanah masam miskin K.
Di antara ion-ion basa K, Ca, Mg, atau Na terdapat sifat
antagonistik dalam hal serapan oleh tanaman. Bila salah satu unsur
lebih banyak, maka serapan unsur lainnya akan terganggu.
Kompetisi berkaitan dengan sifat fisiko-kimia yang mirip satu sama
lain sehingga terjadi perebutan tempat pada tapak-tapak jerapan
tanah atau permukaan akar. Karena itu, nisbah K/Na, K/Ca,
K/Ca+Mg, K/Ca+Na+Mg, seringkali dapat memberikan gambaran
tentang status basa-basa dalam tanah.
Kalium termasuk unsur mobil sehingga mudah mengalami
pencucian bila kondisi memungkinkan pergerakannya. Sifat
mobilitas K ini berhubungan berhubungan dengan kemudahan
pertukaran dengan kation lain dan ketersediaannya bagi tanaman.
Tingkat pencucian K tinggi merupakan penyebab utama defisiensi K
pada tanah-tanah masam. Salah satu usaha mengefisienkan
penggunaan K yaitu mengatur cara dan waktu pemberian pupuk
yang tepat. Hal ini merupakan alasan mengapa K diberikan lebih dari
satu kali (split application) selama masa tanam.
Dalam praktek, masalah kalium dapat didekati melalui
penelaahan kondisi tanah. Secara umum, tanah-tanah berpeluang
mengalami defisiensi kalium adalah tekstur berpasir, bahan induk
kapur (kalkareous), bahan induk masam dan miskin K, kadar bahan
organik tinggi, atau tanah-tanah mengalami pencucian lanjut
seperti Oksisol (Soepardi, 1977).
44
K Tersedia
Tempat Sumber
(ekstraksi amonium asetat)
Rendah Sedang
Tinggi
....... (me/100g) ...............
0.03-0.2 0.2-0.4
<0.25 0.25-0.5
0.3-0.5 0.5-0.8
<0.15 0.15-0.6
0.4-0.8
>0.5
>0.8
>0.6
Malawi
AS
Sel.Baru
Inggris
<0.05
0.05-0.1
0.1-0.25
>0.25
<0.1
0.1-0.2
0.2-0.3
>0.3
<0.15
0.15-0.3
0.3-0.5
>0.5
47
:
:
:
K/Mg = 5-7
48
pH
Ekstrak Tanah(ET)
ET + Kapur(K a)
ET + Ka + H2SO4 (AS)
ET+Ka+AS+Al2(SO4)(Al)
ET+Ka+AS+Al+MnSO4(Mn)
Al
Mn
Akar Tajuk Jumlah
4.2
5.8
4.2
4.2
4.2
.. (ppm)... ......mg/pot)...
1.8
16 32
107
139
0.8
7 152
201
353
0.3 7
125 190
315
1.8 8
39 137
176
0.3 16 125 216
341
49
Sumber Ca dan Mg
Sumber utama Ca dan Mg di alam adalah batu gamping. Di
Indonesia, deposit batu ini tersebar luas dan terdapat hampir di
semua propinsi. Batu gamping dijumpai sebagai mineral kalsit
(CaCO3) atau dolomit (CaCO3.MgCO3), terbentuk secara organik,
mekanik atau kimia. Cara pertama merupakan proses terbanyak
sebagai endapan cangkrang kerang dan siput, karang (foraminifera),
atau ganggang. Penyebarannya dari bukit hingga pegunungan kapur
sepanjang pantai. Cara kedua berawal dari bahan kapur pertama,
perbedaannya setelah melalui perombakan kemudian diendapkan
tidak jauh dari tempat semula. Sedang cara ketiga terjadi pada
kondisi iklim dan lingkungan tertentu dalam air laut maupun air
tawar. Selain sebagai bahan kapur, Ca dan Mg merupakan unsur hara
esensial bagi tanaman.
51
> 0.5
Mg biasanya cukup
54
B. Batuan Sedimen
STABILITAS
UNSUR HARA
MINERAL
UTAMA
Batu-pasir (sand-stone)
UNSUR HARA
MIKRO
Si
Batu-lapis (shale)
Al,Si, K
Au, Pt, B, Se
Bijih besi (ion ores)
Bijih mangan (Mn ores)
Fe
V, P, As, Sb, Se
Mn
Ca, Mg, Fe
K, Na, Ca, Mg
bercurah hujan tinggi, ion khlor dalam tanah rendah akibat hilang
melalui pencucian. Sedang di daerah kering atau setengah kering
akan dijumpai kadar khlor lebih tinggi, bahkan kadang-kadang
bersifat meracun tanaman. Penambahan khlor dari atmosfer diduga
dapat mencukupi kebutuhan tanaman, terutama untuk kondisi
seperti Indonesia yang merupakan kepulauan. Uap air laut
merupakan sumber khlor cukup tinggi sehingga masalah khlor di
Indonesia belum ada yang melaporkan. Ion Cl - meningkatkan laju
mobilitas Ni2+, Cu2+ dan Cd2+ melalui tanah. Hal ini mungkin secara
langsung berkaitan dengan tingkat pembentukan kompleks khlor
seperti diramalkan dari konstanta kestabilan. Tembaga dipegang
jauh lebih kuat dibandingkan Ni maupun Cd seperti ditunjukkan dari
jumlah volume pori yang dibutuhkan untuk memperoleh kembali
Cu3+ dalam efluen (larutan pencuci) dan yang berada sebagai bentuk
jerapan (Doner, 1978).
Boron
Ketersediaan dan penggunaaan boron sebagian besar
ditentukan oleh pH tanah. Boron sangat larut dalam keadaan
masam dan pada kondisi ini sebagian boron berada dalam bentuk
asam borat yang segera tersedia bagi tanaman. Pada tanah berpasir
bereaksi agak masam boron larut akan segera tercuci; demikian pula
pada tanah liat tidak begitu masam, kerena liat bermuatan negatif
tidak menjerap anion H2BO3- atau HBO32- Kecuali pada tanah liat
masam didominasi oleh liat tipe 1 : 1 yang mengalami patahan, anion
tersebut dijerap pada kisi yang bermuatan positif.
Pada nilai pH tinggi boron tidak begitu tersedia, kemungkinan
mengalami pengikatan oleh liat berkombinasi dengan adanya
kation-kation bivalen Ca atau Mg. Pemberian kapur berlebihan
seringkali menciptakan kekurangan boron. Boron yang berikatan
dengan senyawa organik dilepas setelah prombakan dan tersedia
bagi tanaman. Pada umumnya kadar boron lapisan tanah atas lebih
tinggi daripada lapisan bawah. Hal ini merupakan salah satu sebab
kekurangan boron terjadi pada musim kemarau. Pada saat
kekurangan air, akar tanaman terpaksa masuk lebih dalam untuk
56
57
Misel
Ca + 2H+
Misel
H + Ca2+
Misel
40Ca
20Al + 2H+
20H
20L
39Ca
Misel 20Al + Ca2+
22H
20L
58
(c).
Misel
40Ca
20Al+7 K +7Cl-
20H
20L
7K
38Ca + 2 CaCl2
Misel 20Al + 2 LCl
19H + HCl
18L
59
R (OH) (HOH)2 2+
R (OH)3o + 2H+
R(OH)(OH)(HOH)2+
Liat2-
KTK = 0
R(OH)(OH)(HOH)1+
Liat 2-
+ OH
+ HOH
tanah, maka kation (NH4+ , Na+, dan K+) dijerap oleh koloid tanah dan
terhindar dari pencucian. Akan tetapi anion (SO42-, NO3-, dan Cl-) tidak
dapat diikat sehingga mudah tercuci mengikuti air tanah. Anion-anion
tertentu seperti PO43-, CO32-, dan SiO32- berikatan dengan kation besi,
aluminium, kalsium, atau magnesium membentuk senyawa tidak larut
dan terhindar dari pencucian. Sebagian ion fosfat terjerap dapat
digantikan SiO44- atau F-, dalam mekanisme pertukaran anion. Prinsip
pertukaran anion ini seringkali digunakan sebagai alternatif pemecahan
masalah fiksasi P.
61
(www.soils.umn.edu/)
w
(www2.mcdaniel.edu)
tipe
KTK
(me/100 g)
Kaolinit
Montmorilinit
Vermikulit
Illit
Haloisit
Bahan Organik
1:1
5 - 15
2:1
80 - 150
2 : 1 100 - 150
2:1
10 - 40
1:1
5 - 50
- 100 - 300
Pertukaran anion
Beberapa unsur hara esensial diserap tanaman dalam bentuk
anion, misalnya N, P, S, B, Mo, dan Cl berturut-turut sebagai NO3-,
H2PO4-, HPO42-, dan PO43; SO42- dan SO32-; HBO3- dan BO32-; H2MoO4-,
HMoO42-, MoO43- dan Cl-.
Umumnya komplek jerapan tanah bermuatan negatif (uraian
terdahulu); karena itu anion tidak dapat dijerap pada permukaannya.
Anion-anion dijerap bila komplek bermuatan positif; dijumpai pada
komplek dengan muatan bergantung pH saat pH rendah. Jerapan anion
63
+ H+
>Al - OH2
pH rendah
+ H2PO4+ NO3-
>Al - OH2HPO4
>Al - OH2NO3
65
KLASIFIKASI
(me/100 g)
>40
25 - 40
15 - 25
5 - 15
<5
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
Tabel 3.3. Nilai KTK Umum Dijumpai dalam Mineral Liat dan
Bahan Organik (Landon, 1984)
Tipe lempeng liat
Kaolinit dan
Haloisit 1:1
Ilit 2:1
Montmorilonit 2:1
Vernikulit 2:1
Bahan Organik
Cadangan unsur
Kisaran KTK pada
pH 7.0
(me/100 gram liat)
Beberapa unsur
< 10
Kalium
Umumnya Mg, K, Fe, dll.
Umumnya Mg, K, Fe, dll.
15 - 40
80 - 100
+ 100
+ 200
KTK termasuk ion Al3+ (dan juga H+) disebut KTK Efektif (KTKE), perlu
ditetapkan pada tanah bereaksi masam.
Aldd
(Ca+Mg)dd
KTK
efektif
(me/100 g) ....
4.5
0.91
0.20
1.11
5.4
0.34
0.91
1.25
5.9
0.10
1.60
1.70
67
68
Istilah reaksi tanah berkaitan dengan reaksi yang terjadi dalam larutan
tanah akibat pengaruh senyawa-senyawa asam atau basa. Asam atau
basa adalah zat atau senyawa itu sendiri sedang masam atau alkalis
merupakan sifat dari larutan yang didominasi oleh asam atau basa.
Asam menurut Robert Boyle (1663) dalam Krauskopf (1979),
adalah suatu senyawa masam dan mempunyai kemampuan melarutkan
banyak senyawa, mengubah warna lakmus, dan bereaksi dengan basa
membentuk garam. Sedang menurut Arrhenius adalah senyawa
mengandung hidrogen yang melepas ion-ion hidrogen bebas bila
dilarutkan dalam air; dalam hal ini asam dicirikan oleh adanya ion
hidrogen. Bronsted dan beberapa pakar lain menyatakan bahwa asam
adalah molekul atau ion yang dapat memberikan ion H+ kepada molekul
atau ion lain, atau dengan kata lain asam merupakan "donor proton".
Penjabaran asam menurut Arrhenius:
HCl H+ + ClSedang menurut Bronsted:
+
Ca(OH)2
69
HCO3- + H2O
Menurut Bronsted, basa adalah semua ion atau molekul yang mampu
bergabung dengan H+ (akseptor proton).
Alkali, berasal dari kata Arab yang artinya pahit; umumnya
digunakan bagi senyawa-senyawa basa kuat seperti NaOH, KOH, dan
Ba(OH)2; tetapi penggunaan istilah tersebut tidak konsisten karena
sering disamakan dengan basa. Bila HCl yang merupakan asam kuat
dilarutkan dalam air, maka ia akan mengalami kelarutan sempurna;
demikian pula halnya NaOH yang merupakan basa kuat. Reaksinya
sebagai berikut:
HCl
H + + Cl-
NaOH
Na + + OH-
Apabila HCl dan NaOH direaksikan pada volume dan kepekatan sama,
akan terjadi netralisasi, dengan reaksi sebagai berikut:
Na+ + OH- + H+ + Cl-
H2O
H2O
Kw = [H+][OH-] = 10-14
70
71
Al(OH)3 + 3 H+
Fe3+ + 3 H20
Fe(OH)3 + 3 H+
72
73
Misel
H
H
H + KCl
H
H
K
H
H + HCl
H
H
Misel
H + + Cl-
HCl
Seskui
oksida
OH
OH + KCl
OH
OH
Seskui
oksida
KOH
Cl
OH + KOH
OH
K + + OH-
Nilai pH lapangan ditentukan: (a) keadaan redoks (reduksioksidasi), (b) kepekatan garam, dan (c) kepekatan CO2. Terdapat variasi
pH di antara contoh tanah pada kedalaman, waktu, tempat, dan musim.
Dengan demikian, pH tidak pernah digunakan secara tepat untuk
keperluan pertanian sepanjang musim sehingga diperlukan pengukuran
setiap waktu; pembacaan kisaran sekitar 0.2 unit dapat diterima.
Batas toleransi tanaman sangat bervariasi, tetapi hampir semua
tanaman tumbuh baik pada pH netral, dengan nilai pH (tanah : air =
1:2.5) antara 6.3 hingga 7.5. Hubungan pH dengan ketersediaan hara
disajikan dalam Gambar 4.1.
74
75
(www.agriculturesolutions.com/Resources/The-Im.)
Gambar 4.1. Hubungan antara pH dan Ketersedian Hara
76
CaCO3 + H2O
Al3+ + 3 OH-
Al(OH)3
mengendap
CaCO3 + H2O
Misel
Al + Ca2+
Misel
Al3+ + 3 OH-
Ca + Al3+
Al(OH)3
mengendap
77
78
antara +400 hingga +200 mV. Konsentrasi besi dan mangan valensi
dua tinggi pada tanah sawah tergenang mencapai redoks -200 mV
(Ponnamperuma, 1964; Chang, 1971; Suhardjo, 1973).
Nilai Eh merupakan penciri paling penting dalam evaluasi
status unsur dalam tanah. Berdasar pada hubungan antara sifat-sifat
tanah dan pertumbuhan tanaman, maka status redoks dikelaskan ke
dalam empat kategori: oksidasi, reduksi lemah, reduksi sedang, dan
reduksi kuat (Tabel 6.1). Perilaku unsur S mirip N sehingga secara
analog perilaku unsur ini dapat diduga. Unsur P dalam bentuk ionion mono-, maupun di-fosfat mudah mengalami reaksi kompleks
dengan ion-ion logam berat seperti Fe dan Mn sehingga tidak
tersedia (fiksasi P). Perubahan bentuk ion Fe maupun Mn secara
tidak langsung mempengaruhi kekuatan reaksi dan sekaligus
menentukan tingkat ketersediaan P. Tanaman palawija ditumpang
gilir dengan padi sawah termasuk kategori tanaman darat seperti
disebut dalam Tabel 5.1.
81
Kisaran
Eh (mV)
>400
Reduksi
rendah
Reduksi
sedang
400-200
Reduksi
<(-100)
00-(-100)
Reaksi
O2 berlebih,
material dalam
bentuk oksidasi
O2 ,NO3- dan
Mn4+ direduksi
Fe3+ direduksi;
senyawa organik
direduksi
CO2
dan H+
direduksi
Pertumbuhan
Tanaman
Baik bagi tanaman darat;
tidak baik bagi padi
Pertumbuhan padi normal;
tanaman darat terganggu
Tanaman darat terganggu
Translokasi air
Potensi air atmosfer biasanya lebih rendah dari potensi air
tanah. Perbedaan ini menyebabkan terjadi pergerakan air dari tanah
ke atmosfer melalui tubuh tanaman. Umumnya potensi air dalam
jaringan daun tidak banyak berbeda dengan tanah. Perbedaan
potensi yang besar dijumpai di sekitar jaringan pembuluh daun,
stomata dan atmosfer.
Tingkat pergerakan air memotong
permukaan daun ke atmosfer ini terjadi secara proporsional
terhadap perbedaan tekanan di antara kedua bagian jaringan.
Pergerakan air tanah-tanaman-atmosfer merupakan persediaan air
yang sangat penting bagi organ dan jaringan tanaman.
Ada tiga langkah utama translokasi air, yaitu: (1) transpor
sentripetal larutan tanah melalui korteks akar menuju pembuluh
kayu di bagian silinder pusat, (2) transpor vertikal dari akar menuju
daun, dan (3) pelepasan air berupa molekul gas ke atmosfer.
Air diserap akar melalui jaringan epidermis, korteks,
endodermis, masuk ke pembuluh kayu dan tapis ke selinder pusat.
Endodermis yang membatasi korteks dengan selinder pusat secara
umum dicirikan oleh jaringan bergabus. Jaringan ini tampak pada
dinding sel radial dan transfersal, dikenal sebagai selubung kaspari,
82
Air tersedia
Air tersedia dalam tanah sangat beragam, tergantung pada
kadar bahan organik, tekstur dan macam liat. Pada tanah pasir, air
tersedia lebih rendah dibandingkan tanah liat karena perbedaan pori
mikro yang menahan air dari gaya tarik bumi. Menurut Soepardi
(1977), kebutuhan air tanaman tidak hanya cukup dilihat dari air
tersedia dalam kisaran kapasitas lapang dan titik layu; tetapi dilihat
dari air segera tersedia yang ditentukan oleh curah hujan dan
evapotranspirasi potensial. Apabila curah hujan lebih tinggi dari
evapo-transpirasi, maka kehilangan air melalui penguapan akan
diimbangi penambahan air hujan. Sebaliknya, pada saat
evapotranspirasi lebih tinggi, maka kehilangan air akan diimbangi
oleh air dalam tanah. Keadaan ini berlangsung hingga titik di mana
air tidak lagi tersedia bagi tanaman.
Menurut Wiesner (1970), suhu tinggi, kelembaban rendah
disertai kecepatan angin tinggi menyebabkan evapotranspirasi besar
83
=
=
=
=
=
PRKn =
Rn
=
84
85
sebab itu, masalah konservasi air sangat penting terutama pada musim
kering.
Departemen Sumber Air Negara Bagian Kalifornia (Hagan,
1976) mempelajari secara detail metode konservasi sumber air
pertanian. Pendekatan dikemukakan antara lain:
1. Efisiensi penggunaan air hujan,
2. Pencegahan rembesan pada penampungan dan saluran-saluran,
3. Penentuan pertanaman meliputi varietas, waktu tanam,
populasi tanaman, pola tanam, dan irigasi,
4. Pengurangan evaporasi vegetasi, tanah, dan permukaan tanah,
5. Pemberantasan gulma,
6. Seleksi metode irigasi yang paling efisien, penjadwalan irigasi
(waktu dan jumlah) untuk mengoptimalkan respon tanaman dan
penghematan air,
7. Sistem irigasi atomatik,
8. Drainase permukaan dan bagian bawah tanah,
9. Pengelolaan garam dan konsep minimalisasi pencucian hara,
10. Penyempurnaan institusi yang menangani,
11. penambahan air bawah tanah secara buatan untuk menyuplai
air bagi sumber air bawah tersebut dalam kaitannya dengan
suplai air permukaan, dan
12. modifikasi cuaca.
87
88
Nitrogen
Kalsium
Hidrogen
Fosfor
Magnesium
Oksigen
Kalium
Sulfur
Besi
Seng
Khlor
Mangan
Boron
..
Tembaga
Molibden
..
89
Basis
Produksi
Biji
Biji
Sayuran
Hijauan
Umbi
umbi akar
umbi akar
Biji
Hijauan
Hijauan
Jerami
biji
25
29,1
3
2,8
4
5
3,5
60
3,2
4,8
22,8
45,5
11,1
11,9
1,2
2
1,6
1,6
1,1
18
1
1,3
5,6
13,4
25
27,4
4
7
6,5
7,4
7,8
38
3,5
3,9
18
24,4
biji
42,5
17,8
28,2
biji
benih
Hijauan
biji
biji
biji
biji
serat
biji
Hijauan
biji
Hijauan
biji
43,1
53
3,4
37,5
28,2
30,4
45
60,2
29,5
3,3
58,9
6,5
63,6
15,4
20
0,7
19,8
10,8
11,6
10,7
32,8
11,5
1,2
14
1,5
24,9
30,9
21
5,1
48,2
19,2
24,7
37,9
50,4
32,9
4,2
29
5
35,6
90
Basis
Produksi
Hijauan
Hijauan
Jerami
umbi
umbi
umbi
sayuran
sayuran
umbi akar
benih
Hijauan
biji
Hijauan
biji
benih
Hijauan
biji
benih
benih
Jerami
Hijauan
4,5
17,4
5,4
5,4
5,4
1,3
4
2,7
50
5
84,3
5,4
30
57
4,2
25,9
58
55
16,6
3,9
1,3
5,4
2,2
1,6
2
0,5
1
1
20
1
19,9
1,7
12
20
1
12,4
29
30
7
1,7
4,3
25,9
9,8
10,7
9,5
2,3
4,3
3,7
32
4,9
44
3,9
30
32
5,1
28,6
26
30
38,5
9,2
biji
sayuran
serat
biji
Hijauan
umbi akar
sayuran
28
3
58,1
60
4,7
3
1,6
12,1
1
22,9
18
1,2
1
0,5
23,3
4,5
73
38
4
4,3
2,8
91
Basis
Produksi
biji
biji
biji
Hijauan
umbi akar
Jerami
benih
Jerami
Jerami
Jerami
benih
Nitrogen
Nitrogen diketahui menempati 40-50% plasma kering,
berupa unsur kehidupan dalam sel tanaman, dan dibutuhkan relatif
banyak dalam proses pertumbuhan. Protein, tersusun dari senyawasenyawa mengandung N, merupakan komponen sangat penting
dalam organ tanaman antara lain biji. Demikian pula khlorofil
merupakan zat hijau daun mengandung N, sehingga bila tanaman
kekurangan maka daunnya menunjukkan gejala khlorosis dengan
warna hijau kepucatan. Sejumlah senyawa organik penting lain
mengandung N adalah asam amino, amida, dan alkaloid.
Beberapa senyawa N dalam jaringan tanaman bersifat sangat
mobil, mudah berpindah ke bagian-bagian tertentu. Pemindahan
umumnya dari jaringan lebih tua ke jaringan muda, karena jaringan
muda lebih banyak membutuhkan N untuk pertumbuhan. Pola ini
menjelaskan mengapa gejala defisiensi N pertama kali tampak pada
daun-daun tua atau terbawah.
Nitrogen membantu memperbaiki pertumbuhan vegetatif
tanaman melalui impor warna hijau daun sehat. Ia juga mengontrol
penggunaan fosfor dan Kalium. Secara bebas ia menghambat
pertumbuhan tajuk dan akar, menyebabkan daun menjadi
kekuningan atau kepucatan, penundaan pemasakan, menyebabkan
mutu dan kuantitas tanaman rendah. Daun lebih tua pertama kali
dipengaruhi. Kelebihan Nitrogen memproduksi kehampaan
(kadang-kadang keriting), daun-daun hijau tua dan pertumbuhan
sukulen (lunak berair). Ia juga menunda kemasakan tanaman,
93
Fosfor
Unsur P, seperti halnya N, berkaitan erat dengan penyusun
bagian penting tanaman seperti asam nukleat pada inti sel. Oleh
karena itu, defisiensi P berakibat pada penurunan pertumbuhan
secara drastik. Fosfor berfungsi pada berbagai reaksi biokimia
dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Senyawa
fosforilasi bertindak sebagai intermediat, penyimpan dan penyedia
energi reaksi-reaksi khusus seperti pada respirasi dan fermentasi.
Fosfor khususnya penting dalam proses perkecambahan biji,
pemasakan biji dan buah, serta perkembangan akar. Selain itu, ia
berfungsi sebagai penyangga kemasaman dan kealkalian sel
tanaman.
Fosfor menentukan vigur dan meningkatkan kualitas
tanaman. Ia membantu pembentukan sel-sel baru, memacu
pertumbuhan akar (khususnya perkembangan tanaman berserat),
dan mempercepat perkembangan daun melalui pemunculan
kelopak, pembentukan biji, dan kemasakan tanaman. Ia juga
meningkatkan ketahanan (resistensi) terhadap hama penyakit dan
memperkuat batang tanaman sereal, jadi mengurangi tendensi
rebah. It mengimbangi pengaruh kerusakan akibat kelebihan
nitrogen dalam tanaman. Bila diaplikasi pada tanaman legum, ia
mempercepat dan membantu pengembangan bakteri bintil akar
pengikat nitrogen-fixing. Bila terjadi defisiensi fosfor dalam tanah,
tanaman gagal memulai pertumbuhan awal, tidak membantu
perkembangan sistem perakaran, tetap kerdil dan kadang-kadang
cenderung menyebabkan batang dan daun berwarna ungu
kemerahan atau keunguan berhubungan dengan kadar gula tidak
normal dan terjadi pembentukan anthosianin.
94
Kalium
Kalium tidak termasuk dalam penyusun senyawa-senyawa
penting tanaman seperti protein, khlorofil, lemak atau karbohidrat.
Fungsi K antara lain dalam pembentukan karbohidrat dan protein,
pengaturan penggunaan air dalam sel dan kehilangannya melalui
transpirasi, katalisator dan kondensator senyawa-senyawa kompleks,
akselerator kegiatan enzim (misalnya diastase), dan berperan dalam
proses fotosintesis, khususnya di bawah intensitas cahaya rendah.
Kandungan K tanaman seringkali jauh lebih tinggi dari jumlah
yang dibutuhkan dan berada dalam keadaan berlebihan (luxurious
consumption). Sifat K sangat mobil sehingga dapat digunakan
kembali untuk pertumbuhan jaringan muda. Tanaman yang
mengalami defisiensi K menunjukkan gejala defisiensi pada daundaun tua dan bila defisiensi akut maka terjadi gangguan pada titik
tumbuh; bagian pucuk mati, diikuti seluruh tanaman.
Kalium membantu memperbaiki kemampuan ketahanan
tanaman terhadap serangan penyakit, serangan hama, dan hawa
dingin serta kondisi merugikan lain. Ia berperan penting dalam
pembentukan pati dan produksi serta translokasi gula, terutama
sangat berarti bagi tanaman kaya karbohidrat, seperti tebu, kentang
dan bit gula. Meningkatnya produksi pati dan gula dalam leguminosa
dipupuk dengan kalium diperoleh dari simbiose bakteri sehingga
mendorong fiksasi nitrogen. Kalium juga memperbaiki kualitas
tanaman tembakau, jeruk, dan lain-lain, Karena kecukupan kalium,
tanaman serealia memproduksi biji bernas dan jerami yang tegar.
95
Kalsium
Kalsium terutama berada dalam jaringan daun; relatif sedikit
dalam biji atau buah. Salah satu fungsi utama adalah penyusun
dinding sel, ditunjukkan oleh lamela tengah yang mengandung
banyak kalsium-pektat.
Fungsi ini berkaitan dengan sifat
permeabilitas dinding sel; secara mendasar penting karena bila Ca
digantikan unsur lain seperti Mg atau K, maka bahan organik dan
garam-garam mineral dalam sel akan mudah keluar melalui dinding
sel.
Kalsium berperan erat dalam aktivitas titik tumbuh
(meristem). Secara khusus, penting dalam perkembangan akar dan
kerusakan akar seringkali dilaporkan akibat defisiensi Ca. Fungsi Ca
lain yaitu penetralan asam-asam organik yang menghambat
beberapa aktivitas K dan mungkin penting pula dalam membantu
serapan N.
Meskipun sebagian besar Ca larut dalam cairan tanaman (60%
pada kubis), tetapi ia tidak bergerak bebas dari daun tua ke daun
lebih muda, sehingga jaringan muda mengandung Ca lebih rendah
dibandingakan daun tua. Hal ini menerangkan mengapa gejala
defisiensi Ca pertama kali tampak pada bagian ujung tanaman.
Magnesium
Arti penting magnesium bagi tanaman karena ia merupakan
penyusun molekul khlorofil. Oleh karena itu, bila tanaman
kekurangan Mg salah satu gejala umum adalah khlorosis pada daun.
Magnesium berkaitan dengan beberapa reaksi enzim, sehubungan
dengan sifatnya sebagai aktivator yang paling efektif. Seringkali
terdapat hubungan tertutup antara Mg dengan suplai energi dari
96
Sulfur
Sulfur tampak dalam tanaman sebagai penyusun senyawa
protein (contoh asam amino kistin dan methionin), dalam beberapa
senyawa menguap seperti minyak mustar dan sulfida organik, dan
sebagai sulfat anorganik.
Tampaknya S berkaitan dengan
pembentukan khlorofil, meskipun ia tidak termasuk penyusun.
Tanaman defisiensi S menunjukkan banyak kesamaan dengan
defisiensi nitrogen, seperti penurunan kandungan khlorofil
(khlorosis), peningkatan senyawa N larut dan penurunan kandungan
protein, peningkatan pati dan sukroose, te- tapi penurunan gula
reduksi.
Defisiensi S berbeda dengan defisiensi N dalam hal, pada
keadaan lanjut, N dalam daun lebih tua dapat ditranslokasi ke
jaringan lebih muda setelah proteolisis, sedang bentuk S dari
protein-S daun lebih tua tidak bersifat mobil. Dari pengamatan
terdapat perbedaan bahwa defisiensi S mungkin lebih banyak pada
daun muda, sedang defisiensi N pada daun lebih tua. Gejala
defisiensi S sama dengan N berkaitan dengan kesamaan fungsi
keduanya dalam sintesis protein dan khlorofil.
97
Besi
Besi berkaitan erat dengan pembentukan protein tetapi tidak
merupakan penyusun. Fungsinya adalah sebagai katalisator. Dari
fungsi ini dapat diduga bahwa defisiensi Fe menyebabkan khlorosis.
Besi diketahui merupakan penyusun metal sejumlah enzim berkaitan
dengan respirasi dan sistem oksidasi lain, seperti Sitokhrom b dan c,
katalase, peroksidase, hidrogenase, oksidase xanthin dan aldehida. Ia
juga tampak pada reduktase nitrit dan hiponitrit berkaitan dengan
rangkaian reaksi di mana nitrit direduksi menjadi amonia dalam
tanaman.
Hal penting berkenaan dengan Fe adalah ia relatif tidak mobil
dalam tanaman. Mobilitas ini tampak berhubungan dengan
beberapa faktor seperti keberadaan Mn, defisiensi K, kadar P tinggi
dan intensitas cahaya tinggi. Ada bukti bahwa jumlah khlorofil
berhubungan dengan "aktivitas" besi (misalnya mudah tersedia)
dalam tanaman.
Defisiensi besi dalam tanaman sering ditafsirkan akibat besi
tidak mobil. Ketidak-mobilan menyebabkan gejala defisiensi besi
tampak pada jaringan lebih muda.
Mangan
Mangan dalam beberapa hal berkaitan dengan pembentukan
khlorofil, dan defisiensi Mn menyebabkan aktivitas fotosintesis
menjadi rendah. Lebih jauh, khlorosis merupakan gejala umum
defisiensi Mn berhubungan erat dengan keberadaan Fe dalam
tanaman, di mana keduanya bersifat antagonistik.
Mangan
berlebihan dapat menekan kelarutan Fe yang juga menyebabkan
khlorosis; sebaliknya, defisiensi Mn dapat disebabkan karena Fe
tinggi.
98
Seng
Defisiensi Zn tampak pada fase pertumbuhan awal, menekan
sintesis protein, dan menyebabkan khlorosis pada fase ini. Seng
diketahui berada dalam sejumlah enzim pembentuk berbagai tipe
reaksi, misalnya anhidrase karbonat, alkohol, glutamat dan
dehidrogenase laktat, dipeptase glisil-glisin, serta heksokinase.
Fungsi ini menyebabkan berbagai gejala tampak bila tanaman
kekurangan Zn.
Tanaman dapat menyerap dan menyimpan kalium dalam
jumlah banyak untuk mengatasi defisiensi seng yang umumnya
muncul pada dan lebih muda, dimulai dari khlorosis antar tulang
daun menyebabkan pengurangan pertumbuhan tajuk dan
pemendekan ruas bata. Bercak daun, daun sempit, dan sebagainya
pada tanaman pohonan merupakan gejala kekurangan seng,
dijumpai pada pucuk tanaman jagung yang memucat, atau pada
tanaman sitrus dijumpai khlorosis antar tulang daun dan bercak pada
daun. Pada tanah berkapur dan tanah dengan kandungan fosfor
sangat tinggi, defisiensi seng seringkali dijumpai. Fungsi utama seng
dalam tanaman adalah sebagai sebagai logam aktivator enzim. Pada
tanah-tanah bertekstur kasar telah mengalami perombakan lanjut,
defisiensi seng tampak di bawah program tanaman yang intensif.
Ketersediaan seng rendah antara pH 5.5 dan 7, tetapi
ketersediaannya meningkat pada pH rendah. Pda pH lebih tinggi di
atas 7, ketersediaan seng menjadi masalah yang kompleks, muatan
positif ion seng dikonversi menjadi kompleks seng bermuatan
negatif sehingga ketersediaan seng cenderung berkurang pada
tanah alkalin. Bila ion kalsium dominan, terbentuk kompleks
kalsium-sengat tyang idak larut dan ketersediaan seng menjadi
sangat terbatas. Aplikasi garam seng larut atau khelat seng ke
99
Boron
Dari penelitian, diketahui ada kurang lebih lima belas peran
boron bagi metabolisme tanaman. Ia penting untuk translokasi gula
dan mungkin berkaitan dengan respirasi jaringan. Ia juga berkaitan
dengan proses perbanyakan tanaman dan perkecambahan tepung
sari, berkaitan dengan ai dalam sel dan pergerakan air masuk ke
dalam sel; mempertahankan Ca dalam bentuk larut dalam tanaman
dan mungkin aktif dalam menentukan nisbah K/Ca; ia mungkin
berkaitan dengan metabolisme N dan keseimbangan oksidasireduksi dalam sel; pengaruhnya terutama lebih banyak secara
sistem jaringan dibandingkan selular.
100
(www.tutorvista.com)
105
(www.tutorvista.com)
Difusi
Difusi ion terjadi karena perbedaan kepekatan (gradien
konsentrasi) atau perbedaan aktivitas ionik dalam larutan tanah.
Bila ion di seputar akar berkurang karena diserap, maka ion-ion lain
bergerak menuju ke permukaan akar tersebut. Daya jelajah difusi
ion tidak sama (Barber, 1976); misalnya ion NO 3- mencapai 1 cm,
tetapi K+ hanya 0.2 cm dan ion H2PO4- 0.02 cm (Gambar 7.2). Jumlah
ion mengalami difusi dapat diketahui melalui rumus:
De = Dw f 1
di mana:
De = jumlah ion didifusikan Air
O = Kadar air tanah
f = Kesubaran lintasan
b = Kapasitas sanggaan tanah
106
high
Diffusion away from root
Bulk soil
Diffusion toward root
low
(www.tutorvista.com)
107
H2PO4-
K+
NO3-
K/Ka
Jarak (cm)
K=kadar akhir; Ka=kadar awal
Gambar 7.2b. Distribusi Ion NO3- , K + , dan H2PO4Secara Radial dari Akar (Barber, 1976)
Pertukaran Kontak
108
109
(www.tutorvista.com)
Mineral Liat
Sitoplasma
Zone kontak
Membran Sel
Na
Dinding sel
H110
....
Ca
(www.cartage.org.lb)
Gambar 7.4. Penampang Lintang Struktur Sel Akar dan Lintasan Air
Apoplast dan Simplast
111
112
(generalhorticulture.tamu.edu)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
114
(mason.gmu.edu/)
116
117
Nitrogen
Masalah unsur N dijumpai pada semua jenis tanah,
terutama bertekstur kasar dan berkadar bahan organik rendah; pada
tanah berkapur atau bersuhu tinggi; serta tanah-tanah berdrainase
jelek.
Fosfor
Ketersediaan P sering dikaitkan dengan rekasi tanah (pH).
Pada tanah-tanah masam difiksasi oleh ion-ion Al, Fe, atau Mn; dan
pada tanah alkalin oleh Ca. Umumnya ketersediaan P tidak
bermasalah pada tanah netral. Keberadaan anion seperti SO 42- ,
SiO44-, NO3-, atau Cl- dapat mengganggu ketersedaian P. Kondisi
basah-kering bergantian, dan juga tanah-tanah berkadar liat tinggi
dapat pula dikaitkan dengan permasalahan ketersediaan P akibat
terfiksasi atau teretensi.
118
120
122
Nitrogen
Kecuali kekeringan, tidak ada defisiensi unsur yang berakibat
seburuk kekurangan nitrogen. Gejala yang paling umum yaitu
khlorosis dan etiolasi. Pertumbuhan terhambat dan tanaman
tampak kurus serta kerdil. Tetapi warna buah yang normal
123
Sulfur
Gejala defisiensi sulfur seringkali dikaburkan dengan
defisiensi nitrogen. Tanaman menunjukkan khlorotik, kurus dan
pertumbuhan jelek.
Fosfor
Warna daun hijau tua atau biru tua adalah salah satu gejala
utama defisiensi P pada berbagai tanaman. Seringkali pigmen
merah, ungu, atau coklat dijumpai pada daun, khususnya sepanjang
tulang daun. Pertumbuahn terhambat dan pada kondisi defisiensi
hebat tanaman menjadi kerdil.
Kalium
Defisiensi kalium pada beberapa jenis tanaman menyebabkan
warna hijau tua atau biru tua seperti pada defisiensi P. Bercakbercak seringkali muncul pada permukaaan daun. Bisa pula muncul
nek-rosis pada tepi daun atau daun seperti terbakar. Pada kondisi
defisiensi berat, tunas pucuk dan samping bisa mati ("dieback").
Kalsium
Gejala defisiensi Ca tampak pada fase pertumbuhan awal dan
bagian yang paling menderita adalah jaringan meristematik serta
daun muda. Kalsium cenderung mengalami imobilisasi pada daun
tua atau jaringan lain dan tidak dapat ditranslokasikan ke bagian
muda yang aktif; akibatnya
titik tumbuh rusak atau mati
124
("dieback"). Pada bunga dan buah muda gejala disebut "blossomend-rot". Pertumbuhan akar sangat dipengaruhi. Gejala defisiensi Ca
pada tanah-tanah masam sering diikuti keracunan ion hidrogen, atau
logam-logam seperti Al, Fe, atau Mn. Hal terakhir ini berkaitan
dengan kepekatan tion-ion tersebut tinggi pada pH rendah. Akarakar tanaman yang rusak dapat terinfeksi bakteri ataupun cendawan.
Magnesium
Berlainan dengan Ca, magnesium mudah ditranslokasikan
dari bagian tua ke bagian muda atau daerah pertumbuhan aktif.
Oleh sebab itu, defi-siensi pertama kali tampak pada daun tua.
Seringkali terjadi khlorosis tepi daun diikuti munculnya berbagai
pigmen. Khlorosis mungkin pula dimulai dalam bentuk bercakbercak atau panu yang berkembang pada tepi dan ujung daun; yang
secara keseluruhan merupakan interveinal khlorosis (khlorosis di
antara tulang-tulang daun dimulai pada daun tua).
Besi
Defisiensi besi umumnya ditunjukkan oleh khlorosis pada
daun muda. Mula-mula tulang daun tetap hijau, tetapi pada
kebanyakan tanaman tulang daun juga mengalami khlorosis.
Defisiensi umumnya dijumpai pada pohon buah-buahan. Defisiensi
yang disebabkan level kalsium karbonat tinggi (tanah-tanah
berkapur atau kalkareus) disebut "lime induced khlorosis".
Mangan
Gejala defisiensi mangan sangat bervariasi pada berbagai
jenis tanaman. Daun seringkali menunjukkan khlorosis di antara
tulang, dan tulang daun membentuk pola berwarna hijau dengan
latar belakang kuning, menyerupai fase awal defisiensi besi. Dapat
pula muncul bintik-bintik nekrtotik atau garis-garis pada daun (pada
125
oats disebut "gray speck"). Pada biji legum, nekrosis bisa muncul
pada embrio atau di permukaan dalam keping biji. Pada beberapa
jenis tanaman, daun-daun mengalami perubahan bentuk (pada
pohon pecan disebut "mouse ear"). Bila defisiensi berat, tanaman
menjadi sangat kerdil.
Seng
Gejala klasik difisiensi seng pada pohon buah-buahan adalah
berupa "Little leaf" atau "rossette"; akibat gagalnya jaringan
berkembang
secara
normal.
Perkembangan
terhambat
menyebabkan daun menyempit (little leaf), dan ruas terhambat
menyebabkan kedudukan daun menyerupai bunga rose ("rossette").
Pada jenis-jenis tanaman tertentu daun mengalami khlorotik, tetapi
daun-daun lain berwarna hijau tua atau hijau biru, membengkok dan
nekrotik.
Pada kondisi defisiensi berat, pembungaan dan
pembuahan sangat berkurang dan seluruh tanaman bisa kerdil dan
cacat.
Tembaga
Gejala sangat bervariasi tergantung jenis tanaman. Daundaun mengalami khlorotik atau warna hijau biru tua dengan pinggir
melengkung ke atas. Kulit pohon sering kali kasar dan melepuh;
gom atau belendok keluar dari celah kulit melepuh tersebut
("exanthema"). Pucuk muda sering mati diikuti munculnya tunastunas dalam jumlah banyak menyerupai semak-semak.
Pembungaan dan pembuahan berkurang; tanaman semusim bisa
gagal tumbuh dan mati pada fase pembibitan.
Khlor
Keesensialan khlor ditemukan pada penelitian tomat yang
ditumbuhkan di media larutan murni oleh Broyer dkk tahun 1954.
126
Boron
Pertumbuhan ujung sering rusak dan tanaman sering mati
akibat defisiensi B. Jaringan tanaman mengeras, kering, dan rapuh.
Daun rontok, batang kasar dan retak-retak; bagian menonjol
bergabus dan berbintik-bintik dan pembungaan sangat dipengaruhi.
Bila buah terbentuk, seringkali tampak gejala seperti pada batang;
akar sangat menderita, dan akar atupun pucuk seringkali terinfeksi
bakteri.
Molibdenum
Defisiensi Mo pertama kali diidentifikasi pada tanaman
tomat, menyebabkan tanaman ini dan jenis tanaman lain khlorosis di
antara tulang daun. Tulang berwarna hijau pucat sehingga khlorosis
menyebabkan daun tampak berbercak-bercak kadang-kadang
seperti defisiensi mangan. Tepi daun cenderung mengeriting atau
menggulung. Dalam kasus defisiensi berat diikuti oleh nek- rosis dan
tanaman mengerdil. Pada kubis helai daun menjadi nekrotik dan
tidak berkembang, menampakkkan banyak garis sepanjang tulang
daun utama ("whiptail").
127
130
*) Anthoni (2000)
9.1. Kebutuhan Tanaman
Apa yang dibutuhkan tanaman? Hukum Liebig menyatakan
bahwa kebutuhan aktual merupakan faktor utama pertumbuhan.
Seringkali kebutuhan aktual dipandang rendah atau berlebihan;
sedangkan kebutuhan potensial lupa atau terabaikan. Berikut adalah
tinjauan tentang kesuburan tanah (potensial ataupun aktual) dari
global hingga detail (disadur dari: Antoni, 2000).
Air
Kebutuhan tanaman yang dirasakan sangat penting adalah air.
Di kebanyakan tempat di bumi, air menjadi masalah. Terlalu banyak,
atau terlalu sedikit. Air dibutuhkan oleh organisme hidup dalam tanah,
sehingga secara keseluruhan petani berkewajiban mengelola suplai air.
Nutrisi (Hara)
131
Hukum Liebig
Ilmuan Liebig menemukan semua kebutuhan tanaman di atas
harus tercukupi, dan salah satu yang tersedia paling sedikit akan
menjadi penyebab utama pembatas pertumbuhan. Sehingga pada
musim dingin, bila beku, tanaman tidak butuh karbon dioksida, atau air
atau hara; melainkan panas.
Cahaya dan Panas
Cahaya dan panas berjalan bersama-sama, bila sumber
energi dari cahaya. Daur musiman berpengaruh khususnya di
daerah beriklim sedang. Tetapi pengaruhnya dapat diduga. Sebagai
contoh rumah kaca, radiasi panas menangkap 'cahaya-tampak'
tetapi melindungi radiasi infra merah dari atap. Saat iklim dingin,
rumah kaca diberi panas melalui pembakaran minyak fosil.
Tanaman budidaya dilindungi dari angin dingin, yaitu dengan
memasang sekat pembatas. Panas dari cahaya matahari dapat
ditangkap oleh tegakan vegetasi. Evaporasi tanah menyebabkan
kehilangan panas, tapi dapat diminimalkan melalui mulsa atau
tanaman penutup tanah.
134
C3
C4
Struktur daun
Mesofil laminar,
jaringan pembuluh
parenkhim
CAM
Khloroplas
butiran
~ 3:1
~ 4:1
< 3:1
<10 ppm
RuBP
PEP
terang: RuBP
gelap: PEP
Produk fotosintesis
pertama
Asam-asam C3
(PGA)
Asam-asam C4 (malat,
asparat)
terang: PGA
gelap: malat
Rasio karbon-isotop
dalam fotosintesis
-2 to -4 %
-1 to -2 %
-1 hingga -3.5 %
ya
tidak
ya
ya
tidak
tidak
136
Kapasitas fotosintesis
bersih
Sedikit hingga
tinggi
terang: sedikit
gelap: medium
Kejenuhan-cahaya
fotosintesis
Pada intensitas
tinggi
Pada intensitas
sedang hingga
tinggi
Redistribusi produk
asimilasi
lambat
cepat
bervariasi
medium
tinggi
rendah
Dari W. Larcher: Physiological plant ecology, 1980. Setelah Black 1973, Laetsch 1974, Tieszen 1975, dll .
Arti penting air dan hara akan dibahas berikut. Lihat pula unsur hara
esensial dalam tabel-periodik serta gejala defisiensi pada tanaman,
hewan dan manusia.
Pengairan
Air merupakan komponen pembatasi kebutuhan tanaman.
Air tidak hanya penting untuk kehidupan tanaman tetapi juga bagi
semua biota tanah, di mana mereka bergantung. Demikian pula,
kesuksesan budidaya pertanian, terutama tergantung pada
bagaimana memelihara siklus kehidupan bawah tanah, dan
hubungannya dengan vegetasi atas tanah.
Tanaman butuh air, dalam jumlah banyak saat tumbuh.
Tabel 9.2, mengindikasikan berapa banyak yang ditranspirasikan
untuk memproduksi satu kg of bahan kering.
137
Air
Tanaman Tipe C4
Air
Biji-bijian
500-650
260-320
400-650
Tanaman CAM
50-100
Legum
700-800
280
670
600-900
Cemara
200-300
200-350
~300
13
sumber
pengaruh
di mana
pestisida
Aliran permukaan
dari lahan,
halaman, padang
golf, timbunan
buangan.
nitrat
Aliran permukaan
pupuk; pupuk
kandang dari
budidaya
peternakan; sistem
septik.
Atlantik-tengahAtlantik USA,
daratan Cina
Utara, Eropa
timur, India
utara.
petro-kimia
Simpanan tangki
minyak bawah
USA, Inggris,
beberapa tempat
139
tanah
meskipun rendah.
di Soviet.
Prosesing metal
dan plastik,
Solven
pembersihan
terkhlorinat pabrik; pabrik
elektronik dan
pesawat.
arsenat
Pemunculan alami
Banglades, India
timur, Nepal,
Taiwan.
fluorida
Pemunculan alami
Area
irigasi
Mha
% lahan
budidaya
Defisit air
km ku/th
Negara
141
Area
irigasi
Mha
% lahan
budidaya
Defisit air
km ku/th
India
50.1
29
104
Uzbekistan
89
3.5
USA
21.4
11
13.6
Irak
61
3.2
Cina
49.8
52
30
Spanyol
17
3.3
Pakistan
17.2
80
Mesir
100
3.2
Meksiko
6.1
22
Brazil
2.8
Iran
7.3
Rusia
5.4
Thailand
39
4
5.0
24
Indonesia
4.6
15
Afrika Utara
4.0
17
Turki
Arab Saudi
4.2
3.5
Bangladesh
15
Romania
31
Itali
25
Afganistan
10
6
37
Jepang
Dunia lain
35
3.1
2.7
2.7
62
-
Panen air
Keberadaan danau air di atas setiap pertanian menjadi suatu
ide yang baik. Air tersimpan dapat mencapai lahan bagian bawah
melalui permukaan air maupum memasang pipa-pipa. Danau kecil
atau kolam digunakan melalui cara ini menghasilkan air minum
untuk ternak, tetapi danau yang besar terlalu banyak bagi peluar
enjenering.
Suatu pikiran cara ekologi adalah membiarkan tegakan
hutan di atas masing-masing lahan, memberi tajuk di puncak bukit.
Hutan dapat menahan air dalam jumlah besar dan melepasnya
secaara pelahan ke bagian bawah lereng. Puncak bukit sulit
dibudidayakan untuk pertanian sebab permukaan air dalam, tetapi
mereka relatif datar, memungkinkan dicapai oleh traktor, alasan
mengapa mereka ditelanjangi. Tetapi di Jepang, sisi bukit curam
dan puncak bukit dibiarkan sendiri, diselimuti oleh hutan alami.
142
52.4
255.5
Penyimpanan air
Air dapat dihemat dengan cara mengurangi evaporasi dari
tanah secara langsung. Air menguap lebih cepat pada suhu lebih
tinggi dan angin. Jadi bila kecepatan angin dapat dikurangi pada
permukaan tanah (dan di atasnya) sehingga tanah dapat
dipertahankan dingin, banyak kehilangan air dapat dicegah.
Menutup tanah dengan mulsa dan menegakkan pagar penahan
angin adalah salah satu solusi. Di Sepanyol dan di sekitar Laut
Mediteran, di mana iklim terlalu dingin pada musim dingin, petani
mengolah tanah di bawah tanaman anggur mempertahankan gulma
melindungi air dan menutup tanah olah dengan dari kekeringan.
Bagaimanapun, metode ini membiarkan tanah terbuka lebar
terhadap erosi ketika hujan datang tiba-tiba.
Irigasi terbuka dan saluran tanpa aspal, dan aplikasi ke lahan
langsung melalui saluran permukaan, bisa kehilangan air 50% masuk
ke dalam tanah yang tidak dibutuhkan dan melalui evaporasi.
Aplikasi air ke tanaman melalui irigasi drip, walaupun lebih mahal,
dapat mencapai efisiensi pemakaian air di atas 95%. Penghematan
air dapat dicapai melalui menggantikan springkel teakanan tinggi
yang membuat butir halus, dengan springkel tekanan lemah yang
membuat butir besar.
Di banyak tempat di dunia, air segar sekarang merupakan
komoditi diperdagangkan di pasar bebas. Dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan petani mengawetkan air, ia juga
merupakan jalan terbuka menguasai sendiri air tersebut dan air
dikuasai oleh industri dan kota, orang yang mempunyai posisidaya
tawar lebih.
Sejarah Perusakan oleh Air
USA: The High Plains Aquifer System (Ogallala) meliputi 20%
lahan irigasi AS sebanyak 3700 km kubik. Sisa tampungan dalam
143
Namum data ilmiah tidak diketahui dalam isu ini. Tabel 9.5
berikut disajikan oleh W. Larcher (1980):
Tabel 9.5. Keberadaan Relatif Unsur-unsur Hara untuk Kehidupan
(W. Larcher, 1980)
146
Unsur
Tersimpan
dalam tanah,
Bahan kering
tanaman
Rata-rata
tanaman
budidaya,
Faktor konsentrasi
ppm
budidaya, ppm
N nitrogen
1,000
10,000-50,000
20,000
20
S sulfur
700
500-8,000
1,000
1.5
P fosfor
700
1,000-8,000
ppm
2,000
K kalium
14,000
5,000-50,000
10,000
Ca kapur
14,000
5,000-50,000
10,000
0.7
Fe besi
38,000
50-1000
100
Zn seng
50
Mg magnesium
Mn mangan
Cu tembaga
Mo molibdenum
B boron
5,000
900
20
2
10
1,000-10,000
20-300
10-100
2,000
50
0.1-1
0.2
0.1
1
2-20
5-100
20
200-1000
100
Se selenium
Co kobal
0.4
100
?
0.4
20
Cl khlor
Ni nikel
0.7
0.3
2
?
?
I iodium
Amonia
Urea
Asam Amino
Protein
Formula
N2
NH3
NH2.CO.NH2
n(CH2).m(NH2).COOH
Nitrogen
100%
82%
47%
8-27%
~16%
10,000(*)
10
0.01
10
(*) tidak setuju dengan 4 million Gt pada awal Bab ini. Perlakuan nilai ini seperti indikasi
magnitude mereka.
Sumber: V Smil, SciAm July 1997: Global population and the nitrogen cycle. SciAm July 1997.
152
Rumus
Unsur
Komentar
153
Aktif
Amonium
NH4.HCO3
N 18%
bikarbonat
Amonium
nitrat
Urea
NH4.NO3
N 35%
NH2.CO.NH2
N 47%
Ca3(PO4)2
P 19%
Ca 38%
Super fosfat
CaSO4 53%
CaP2O5 34%
S 12%
P 11%
Ca 24%
P 26%
Ca 17%
Triple super
CaHPO4
Kapur,
CaCO3
Ca 40%
Kalium
K2O
K 83%
Penambahan kalium
fosfat
kalsit
oksida
air.
mengurangi kemasaman.
Meminimalkan Resiko
Melalui kepedulian penuh terhadap lahan budidaya,
mengenal sejarah dan mempunyai pengalaman bagaimana
terjadinya melalui penelitian dan pengujian, petani merupakan
person paling tepat untuk menjastifikasi resiko lingkungan. Berikut
beberapa praktek umum mengurangi resiko kerusakan oleh
lingkungam:
Batuan [1]
Tanah[2]
100
0.1
1.0
K kalium
1,200
1.2
S - sulfur
1,000
1.0
0.7
20,000
20
Unsur
N - nitrogen
P - fosfor
Ca kapur, kalsium
Mg - magnesium
ppm
700
20,000
kg/ton
kg/ton
0.7
20
0.7
14
14
[1] average concentration of the Earth's crust, for lack of details on greywacke,
granite and basalt.
[2] see table above
Masalah Garam
Dua dari unsur-unsur paling penting dalam tubuh manusia
adalah natrium dan klor, dikenal sebagai garam (NaCl, sodium
chloride). khlorida memegang peranan esensial dalam netralisasi
dan memompa cairan ekstraselular dan dalam keseimbangan asam160
161
Persepsi Masyarakat
Beberapa persepsi berlaku dalam masyarakat tentang
keterbatasan atau imbangan garam dalam tubuh kita:
162
164
166
Tekstur Kasar
Pasir
Pasir berlempung
Lempung berpasir
Lempung berpasir halus
Lempung
Lempung berdebu
Debu
Lempung liat berdebu
Lempung berliat
Tekstur Halus
Liat
Sifat tanah lain: Struktur tanah, berbeda dengan tekstur,
struktur merupakan kombinasi ikatan fraksi pasir, debu dan liat ke
dalam partikel sekunder yang lebih besar. Jika kita menggenggam
tanah, struktur baik adalah bila pasir, debu, dan liat bersatu menjadi
agregat halus atau remah. Tekstur maupun struktur menentukan:
ruang pori untuk sirkulasi udara dan air, erodibilitas, keremahan,
serta kemudahan pengolahan tanah dan penetrasi akar. Tekstur
merupakan sifat bawaan alami tanah dan tidak berubah akibat
aktivitas budidaya; tetapi struktur dapat diperbaiki atau hancur pada
saat praktek budidaya tanah pertanian.
Komponen tanah lain: Bahan organik, meliputi jasad hidup
ataupun mati. Dalam satu hektar tanah bisa mengandung 4.08 kg
cacing tanah, 10.89 kg fungi, 6.8 kg bakteri, 6.0 kg protozoa, 4.0 kg
arthropoda dan ganggang, dan bahkan dalam hal tertentu beberapa
binatang kecil menyusui. Sebenarnya, tanah lebih dapat
dibayangkan sebagai suatu hidupan dinamis, daripada benda statis.
Bahan organik berupa jasad mati, bahan sisa tanaman dan
bahan organik lain mengalami berbagai fase perombakan. Humus,
bahan organik berwarna gelap berada pada fase akhir perombakan,
merupakan bentuk relatif stabil. Humus maupun bahan organik
167
169
170
171
Kascing
Tanah
Kg/ha
Kg/ha
Karbon
Nitrogen
Phosphorus
Potassium
776
486
1.27
4.08
356
318
0.18
0.64
Pengelolaan Cacing/foot
Jagung
Jagung
Kedelai
Kedelai
Bluegrass/clover
Dairy pasture
Dibajak
Tanpa Olah
Dibajak
Tanpa Olah
-----
1
2
6
14
39
33
172
173
Bakteri: Di antara jasad mikro tanah terbanyak adalah bakteri; tiaptiap gram tanah sedikitnya ada sejuta jasad mikro kecil bersel satu
ini. Terdapat banyak spesies bakteri yang berbeda, masing-masing
punya peran terhadap lingkungan tanah. Salah satu manfaat utama
bakteri adalah membantu menyediakan unsur hara bagi tanaman.
Beberapa jenis bakteri melepas N, S, P, dan unsur mikro dari bahan
organik. Jenis lain menghancurkan mineral dan melepaskan K, P,
Mg, Ca dan Fe. Selain itu ada bakteri membuat dan melepas hormon
pertumbuhan tanaman alami, yang merangsang pertumbuhan akar.
Diagram irisan bakteri tanah disajikan pada Gambar 9.1d.
176
177
178
Bakteri
Aktinomiset
Ragi
Ganggang
Protozoa
Nematoda
Serangga
Cacing
Akar Tanaman
1000
1000
2000
100
200
50
100
1000
2000
179
Inci
0
8
16
1.2
1.9
2.7
183
187
188
Infiltrasi Air
Penutup
Tanah
Tanpa Olah
Digaru
Dibajak
mm/menit
2.7
1.3
0.8
%
48
27
12
lebih cepat dari rumput musim panas sebab mereka tumbuh lebih
lama.
Bila tanah cukup hangat bagi perkembangan jasad mikro
tanah pengurai bahan organik, maka rumput musim dingin dapat
tumbuh. Selama pertumbuhannya, ia memproduksi bahan organik
dan mendaur ulang unsur hara dari perombakan bahan organik
dalam tanah tersebut. Dengan kata lain, ada suatu jaringan bahan
organik yang menguntungkan sebab rumput musim dingin
memproduksi bahan organik lebih cepat dari pada kehilangannya.
karbon dan nitrogen yang terlalu tinggi (25:1 atau lebih) yang
digunakan sebagai penyeimbang, bisa menjadikan nitrogen terikat
menjadi bentuk tak tersedia. Jasad mikro tanah mengkonsumsi
semua nitrogen dalam upaya untuk menguraikan karbon yang
berlimpah tersebut. Nitrogen tidak tersedia sebab terikat dalam
tubuh jasad; tetapi begitu jasad mikro mati dan terdekompisisi,
maka nitrogen dikonsumsi tersebut dilepas dan imbangan karbon
dan nitrogen dapat dicapai kembali.
191
Kalsium
Magnesium
Kalium
Natrium
Basa Lain
60-70%
10-20%
2-5%
0.5-3%
5%
Pupuk Konvensional
Pupuk artisifial dapat menjadi sumber daya berharga bagi
petani pada fase transisi menuju ke sistem berkelanjutan dalam
memenuhi kebutuhan unsur hara untuk memperoleh hasil tanaman
tinggi, atau ketika kondisi cuaca menyebabkan pelepasan unsur hara
dari bahan organik lambat. Keuntungan pemberian pupuk artisifial
karena penyediaan unsur hara bagi tanaman lebih cepat. Kadangkadang mereka seringkali lebih murah dan jumlahnya lebih sedikit
dibanding kan dengan pupuk alami.
Bagaimanapun tidak semua pupuk artisifial serupa. Sebagian
tampak tidak membahayakan kehidupan jasad mikro tanah tetapi
sebagian lain meragukan pengaruh baiknya. Anhidrous amoniak
mengandung sekitar 82% nitrogen; diaplikasikan ke dalam tanah
sebagai gas. Kondisi tanpa air mempercepat perombakan bahan
organik, menyebabkan tanah menjadi padat. Aplikasi tanpa air ini
193
194
Natrium khlorida
Kalium khlorida
Amonium nitrat
Natrium nitrat
Urea
Kalium nitrat
Amonium sulfat
Kalsium nitrat
Amoniak anhidrous
Mg-K-Sulfat
Di-amonium fosfat
Monamonium fosfat
Gipsum
Kalsium karbonat
Indeks
Garam
76.5
58
52.5
50
37.5
37
34.5
26.5
23.5
21.5
17
15
4
2.5
Sedikit
Sedang
Berat
Bahan
Organik
Fosfor
%
3.0
2.5
1.9
kg/ha
3200
3150
200
%
7.4
6.2
3.6
7.7
12.2
17.4
Lereng
Kehilangan
tanah alur
tanam
Kehilangan tanah
lapis atas
Negara
Bagian
Ton/are
Ton/are
Lempung
berdebu
Iowa
38
.02
Lempung
Missouri
51
.16
Lempung
berdebu
Ohio
12
99
.02
Lempung
berpasir halus
Oklahoma
7.7
19
.02
Lempung
berliat
N. Carolina
10
31
.31
Lempung
berpasir halus
Texas
8.7
24
.08
Liat
Texas
21
.02
Lempung
berdebu
Wisconsin
16
111
.1
9.4
49
.09
Tipe Tanah
Rata-rata
suatu luasan dengan tingkat erosi 800 ton akan kehilangan 1.5 cm
lapisan top soil setiap 20 tahun. Karena jumlah ini terdapat pada
kehidupan seseorang tiap hari, maka data tersebut tidak tercatat.
Pengolahan tanah untuk memproduksi tanaman pertanian,
menghadapi masalah utama erosi dan kehilangan kualitas tanah.
Praktek pertanian apa pun yang dilakukan terhadap perbaikan lahan
gundul akan lebih mahal bila dibandingkan dengan usaha menutup
tanah sepanjang tahun.
Satu-satunya perkecualian pada lahan sawah, di mana erosi
benar-benar dapat dicegah kehilangannya melalui pemberian air
irigasi di permukaan tidak menunjukkan keruh akibat erosi. Wes
Jackson telah mengembangkan tanaman biji-bijian tahunan meniru
sistim padang rumput yang tetap hijau. Tanaman biji-bijian tahunan
tidak memerlukan pengolahan tanah untuk berkembang, seperti
pada biji-bijian semusim.
Akhirnya, cara ini adalah merupakan visi baru untuk
menghasilkan pangan masa depan dengan memproduksi tanaman
biji-bijian tahunan. Para pemulia tanaman perlu menujukan
penelitian ke tanaman biji-bijian tahunan untuk menghasilka pangan
ketimbangan tanaman biji-bijian semusim. yang menuntut
pengolahan tanah.
199
Lahan dari satu jenis tanah dikelola dua petani bersebelahan, tidak
sama status haranya;
karena penerapan sistem budidaya,
pengelolaan tanah, aplikasi pupuk, dan lain-lain berbeda,
mempengaruhi produktivitas tanah dan hasil tanaman. Jumlah
unsur hara utama N, P, dan K terangkut oleh berbagai jenis tanaman
berbeda disajikan dalam Tabel 10.1.
*) Chrisworld. 19..
Pada berbagai tanaman pertanian di India diperkirakan
terangkut (juta ton/tahun): 4.27 nitrogen, 2.13 fosfat, dan 7.42
kalium serta 4.88 kg sulfur (?). Peningkatan hasil melalui perbaikan
varietas dan sistim budidaya intensif diikuti penurunan kandungan
unsur hara dalam tanah; diperburuk oleh kehilangan melalui erosi
dan pencucian. Produksi pupuk nitrogen sintesis meningkat 1.5 juta
ton tahun 1975-76; meski di sisi lain bahan organik padat menyuplai
1.5 juta ton nitrogen. Jumlah fosfat, kalium, dan lain-lain yang masuk
ke tanah tergolong sedikit. Oleh karena itu butuh masukan, secara
alami maupun melalui pemupukan.
200
Tabel 10.1. Jumlah Hara Tanaman Terangkut dari dalam Tanah pada
Bebrbagai Jenis Tanaman (Kg/ha)
Tanaman
Padi
Gandum
Jawar
Bajra
Jagung
Barley
Tebu
Kacang Tanah
Mustard
Linseed
Kapas
Rami
Teh
Kopi
Tembakau
Hasil
(kg/ha)
2,240
1,568
1,792
1,120
2,016
1,120
67,200
1,904
672
1,008
448
1,568
896
896
1,456
P2O5
K2O
34
56
56
36
36
41
90
78
22
19
30
67
45
34
94
22
24
15
22
20
20
17
22
11
12
17
34
13
11
57
67
67
146
66
39
35
202
45
28
33
45
67
28
34
91
201
(4) Pupuk Organik Padat. Ciri dan peran bahan organik dan humus
dalam tanah telah dijelaskan sebelumnya. Tabel 10.2 menyajikan
kandungan unsur hara rata-rata pupuk organik dan bahan baku
organik lain untuk mempertahankan kandungan humus tanah.
Tabel 10.2. Kandungan Hara Rata-rata dalam Bahan Organik
KOTORAN
HEWAN
PERSEN KANDUNGAN
Nitrogen
(N)
Fosfor (P2O5)
Kalium
(K2O)
Bahan:
Kotoran
ternak, segar
Kotoran
Kuda, segar
Kotoran
Domba, segar
Nightsoil,
segar
Manur ternak
unggas, segar
Limbah kasar,
segar
Lumpur
Limbah,
kering
Lumpur
Limbah,
kering aktif
Kencing
ternak
Kencing kuda
Kencing
manusia
Kencing
Domba
0.3 - 0.4
0.1 - 0.2
0.1 - 0.3
0.4 - 0.7
0.3 - 0.4
0.3 - 0.4
0.5 - 0.7
0.4 - 0.6
0.3 - 1.0
1.0 - 1.6
0.8 - 1.2
0.2 - 0.6
1.0 - 1.8
1.4 - 1.8
0.8 - 0.9
2.0 - 3.0
2.0 - 3.5
1.0 - 5.0
0.2 - 0.5
4.0 - 7.0
2.1 - 4.2
0.5 - 0.7
0.9 - 1.2
tr.
0.5 - 1.0
1.2 - 1.5
tr.
1.3 - 1.5
0.6 - 1.0
0.1 - 0.2
0.2 - 0.3
1.5 - 1.7
tr.
1.8 - 2.0
203
PERSEN KANDUNGAN
Nitrogen
(N)
Fosfor (P2O5)
Kalium
(K2O)
Abu kayu:
Arang
Abu, dapur
Abu,gurhal
Abu, babul
wood
Abu,
casuarina
wood
Abu,
eucalyptus
wood
Abu, batang
tembakau
0.73
0.5 - 1.9
0.1 - 0.2
0.45
1.6 - 4.2
0.8 - 1.3
0.53
2.3 - 12.0
1.5 - 3.1
0.1 - 0.2
2.5 - 3.0
3.5 - 4.5
tr.
1.4
14.0
tr.
5.9
23.8
tr.
2.6
36.0
0.5 - 1.0
0.4 - 0.8
0.8 - 1.2
0.7 - 2.0
0.9 - 3.0
1.0 - 2.0
0.4 - 1.5
0.3 - 0.9
0.3 - 1.9
1.0 - 1.5
4.0 - 5.0
2.0 - 7.0
Sisa tanaman:
Sekam padi
Kulit kacang
tanah
0.3 - 0.5
0.2 - 0.5
0.3 - 0.5
1.6 - 1.8
0.3 - 0.5
1.1 - 1.7
204
PERSEN KANDUNGAN
Nitrogen
(N)
Fosfor (P2O5)
Kalium
(K2O)
0.65
0.61
0.44
0.40
0.42
0.36
1.12
1.10
0.53
0.35
0.75
0.12
0.10
0.23
1.57
0.08
0.84
0.58
0.10
0.10
1.00
0.66
2.17
1.65
0.71
0.80
1.28
1.10
0.60
1.10
0.31
0.93
0.35
0.12
0.36
1.67
0.40
2.20
0.98
0.12
0.67
1.34
0.50
3.20
1.66
0.50
2.00
3.69
2.41
2.42
1.97
0.40
2.90
1.46
0.35
1.35
205
PERSEN KANDUNGAN
Nitrogen
(N)
Fosfor (P2O5)
Kalium
(K2O)
1.70
0.40
1.60
1.39
0.40
1.80
1.37
0.30
1.61
0.71
0.15
0.58
0.62
..
..
0.34
..
..
0.33
..
..
0.80
..
..
0.72
0.18
0.53
206
PERSEN KANDUNGAN
Nitrogen
(N)
Fosfor (P2O5)
Kalium
(K2O)
0.75
0.12
0.51
0.85
0.18
0.53
207
N
0.3
1.0
P2O5
0.15
0.30
K2O
0.3
1.0
Jerami gandum
Jerami gambut
Daun kering
Gambut
Serbuk gergaji
Tanah
Pasir
basah. Lubang diisi lapis per lapis setiap minggu. Dijaga agar tidak
terjadi pemadatan.
Pembalikan
Bahan dibalik 3 kali selama periode perombakan: (i) 15 hari
dari pengisian lubang, (ii) 15 hari berikutnya , dan (iii) 30 hari
berikutnya. Setiap kali pembalikan bahan dicampur-rata, diberi air
agar lembab dan di pindahkan dalam lubang.
Metode Bangalore
Persiapan Lubang
Dibuat lubang sedalam 1 m; lebar dan panjang lubang
disesuaikan tergantung pada tersedianya lahan dan jenis bahan yang
akan dijadikan kompos. Pemilihan tempat untuk 1 lubang sama
seperti pada metode Indore. Lubang harus disiapkan dengan dinding
curam kemiringan lantai 90 cm untuk mencegah terjadi
penggenangan.
Pengisian Lubang
Sisa organik dan lapisan tanah hitam (night soil) diletakkan
selang seling, setelah diisi lubang ditutup dengan lapisan sampah
setebal 15-20 cm. Bahan dibiarkan dalam lubang tanpa dibalik dan
215
Kompos Sintetis
Dalam penyiapan kompos sintetis, nitrogen organik seperti
kotoran ternak, dibutuhkan oleh jasad mikro, dapat dilengkapi
dengan cara mensubstitusi dengan senyawa nitrogen anorganik
seperti amonium sulfat dan urea yang sama efektifnya untuk
perombakan bahan karbon menjadi kompos. Proses Adco dalam
mempersiapkan kompos sintetis dikembangkan oleh Hutchinson
dan Richards berdasar pada prinsip ini. Cara ini memfasilitasi
sejumlah besar berbagai bahan sisa organik di mana suplai kotoran
hanya sebentar atau tidak ada sama sekali, seperti pada pertanian
sistim mekanisasi.
Prinsip dasar nisbah C : N dalam pupuk organik disiapkan
dapat diaplikasikan penambahan pupuk nitrogen dalam jumlah
cukup untuk perombakan. Bahan yang akan diperombakan harus
lembab. Dilakukan dengan menyemprotkan larutan pupuk dan
diikuti pemberian kapur. Superfosfat ditambahkan untuk menambah
kandungan fosfor pupuk organik. Perlakuan dilanjutkan lapis demi
216
Perlakuanl A:
28 hari
56 hari
Bahan
mentah
(0 minggu)
Pwerlakuan B:
28 hari
56 hari
Bahan
mentah
(0 minggu)
KARBON
ORGANIK
%
Inokula
Tidak
si
Diinok
ulasi
TOTAL
NITROGEN
%
Inokula
Tidak
si
Diinok
ulasi
RASIO
C:N
Inokula
si
Tidak
Diinok
ulasi
P TERSEDIA
(PPM)
Inok
Tidak
ulasi
Diinok
ulasi
38.8
31.8
51.9
40.8
39.5
1.79
1.68
1.12
1.28
1.26
21.7
18.9
46.3
31.9
31.3
25.2
18.1
48.9
38.9
26.8
0.74
0.85
0.38
0.47
0.52
34.1
21.3
128.6
82.8
51.3
109
122
93
107
Lucerne yang ditanam untuk dua atau tiga tahun, dipotong tujuh
hingga delapan kali untuk kepentingan yang sama. Dalam hal
sunnhemp, pucuknya dijadikan pakan ternak. Kesemuanya itu, (akar
dan pangkasan) dicampurkan ke dalam tanah. Residu tanaman
mengandung sejumlah nitrogen, fosfor, kalium dan unsur hara lain,
di samping bahan organik. Dalam hal tanaman hias, pupuk hijau
semusim harus ditanam untuk waktu tertentu di bawah naungan
pohon dan perkembangan buah. Bentuk polong menempati menu
tersendiri di India, dan umumnya tumbuh sebagai tanaman murni
dalam rotasi atau campuran dengan serial, biji minyak, dan
tanaman serat. Akar dan tajuk tanaman leguminosa polong yang
dimasukkan ke dalam tanah merupakan sejumlah kecil bahan
organik kaya nitrogen.
Pemasukkan kacang-tanah di sentra tanaman kapas, bagian
selatan dan utara India, penumbuhan varietas ming (Phaseolus
aureus) genjah sebelum gandum di Uttar Pradesh, dan gandum dan
rabi jowar di Marathwada bagian Bombay penanaman kacang dalam
tegakan kapas beririgasi di Uttar Pradesh, dan penanaman
sunnhemp dalam tegakan padi di Andhra Pradesh, Tamil Nadu dan
bagian Karnataka, atau kecipir (Dolichos lablab) di area dataran padi
di Maharashtra, merupakan praktek perbaikan tanah yang bernilai.
Semua tanaman leguminosa menjadikan tanah mempunyai sifat fisik
yang baik dan lebih kaya akan nitrogen. Penanaman kacang polong
bersama sereal di seluruh India, tumpangsari kapas dengan kacang
tanah dengan tur (Cajanus indicus) di bagian tengah dan selatan, Tau
dengan cluster-, mung-, dan moth-bean (Phaseolus aconitifolus) di
Punjab dan bagian tetangganya; pertumbuhan gandum dicampur
dengan kacang dan gram di bagian utara dan sentral India; dan
penanaman fodder sorghum dicampur dengan Dolichos lablab di
beberapa tempat di Tamil Nadu juga memperkaya tanah.
Di lokasi dekat hutan di Tamil Nadu, Karnataka dan Andhra
Pradesh, tanaman padi sering dipupuk dengan daunan pohon hutan.
Ia dimasukkan ke dalam tanah saat penyiangan. Pada tahun
terakhir, penyebaran dilakukan terhadap tanaman Glyricidia
227
1951 - 52
1955 - 56
1961 - 62
1962 - 63
1963 - 64
1964 - 65
1965 - 66
1966 - 67
1967 - 68
1968 - 69
1969 - 70
1970 - 71
1971 - 72
1972 - 73
PRODUKSI
P2O5
K2O
IMPOR
N
P2O5
('000 tonnes)
29
54
142
252
10
226
12
233
12
326
14
-632
148
867
349
842
138
667
94
477
32
481
248
565
204
K2O N
KONSUMSI
P2O5
K2O
16
80
145
178
222
240
233
308
736
716
716
830
952
1,060
11
12
66
80
107
131
111
145
194
222
222
229
278
326
8
10
32
40
64
57
85
118
270
213
120
120
268
325
N.A
N.A.
61
83
116
149
132
249
335
382
416
541
558
581
229
N.A.
N.A.
250
333
377
555
575
738
1,035
1,205
1,356
1,479
1,798
1,840
N.A.
N.A.
28
36
51
69
77
114
170
170
210
236
300
348
1973 - 74
1974 - 75
1975 - 76
1,060
1,200
1,508
323
350
320
659
885
950
215
280
337
370
443
267
1,829
1,835
2,149
650
537
467
360
356
278
Indian Agric. in brief - 14th Edn. and FAI annual Review - 1975 76
and Department of Agriculture.
Nitrogen
Nitrat (%)
Nitrogen
Amoniak (%)
15 - 16
17 - 18
6.5
-
20 - 21
17 - 18
19.5
25 - 26
99.0
-
Nitrogen
Amida
(%)
46.0
45.0
12.5
12.5
25.0
13.0
13.0
26.0
14.0
14.0
28.0
230
Total N
15 - 16
20 - 21
17 - 18
26
25 - 26
99.0
46.0
45.0
Pupuk
Singgel Superfosfat (16%)
Singgel superfosfat (14%)
Tripel superfosfat
Dikalsium fosfat
Tepung Tulang (mentah)
(Total P2O5 = 20%) (Total
N = 3%)
Tepung Tulang Dikukus
(Total P2O5 = 22%)
Fosfat Batuan
(Total P2O5 = 20%)
Kalsium Magnesium Fosfat
Fusi
Pelophos
(Total P2O5 = 17.0%)
8.0
16.0
26.0
16.5
16.0
231
(c)
Pupuk
Kalium khlorida
(kalium muriat)
Kalium sulfat
Kalium schenite
Pupuk Kalium-Tunggal
Kandungan
Kalium
(% berat)
Total khlorida
(% berat)
Kandungan
Natrium
khlorida
(% berat)
60.0
3.5
48.0
23.0
2.5
2.5
2.0
1.5
Nitrogen
(% berat)
Fosfat
Larut
Fosfat
Amonium
Pupuk
Bentuk Larut Air
Sitrat
Bentuk Bentuk
Urea (% berat)
Netral (%
Amoniak Nitrat
(amida)
berat)
Diamonium fosfat (18 - 46 - 0)
18.0
41.0
46
Amonium fosfat sulfat(16 - 20
19.5
20.0
0)
Amonium fosfat sulfat (19.5 18.0
17.5
19.5
19.5 - 0)
Amonium fosfat sulfat nitrat
17.0
3.0
17.0
20.0
(20 - 20 - 0)
Amonium fosfat sulfat (18 - 9
18.0
8.5
9.0
0)
Nitrofosfat (20 - 20 - 0)
10.0
10.0
5.4
20.0
Urea amonium fosfat (28 - 28 9.0
19.0
25.2
28.0
0)
Urea amonium fosfat (24 - 24 7.5
16.5
20.4
24.4
0)
Urea amonium fosfat (20 - 20 6.4
13.6
18.0
20.0
0)
Monoamonium fosfat
11.0
44.2
52.0
232
Nitrogen (% berat)
Fosfat (% berat) Kandung
an
Bentuk
Fosfat Fosfat Larut
Bentuk Bentuk
Amonia
Larut Air Amonium Kalium
Nitrat Urea
k
Sitrat Netral (% berat)
Nitrofosfat dg kalium
(18 - 18 - 9)
9.0
9.0
4.9
18.0
9.0
Nitrofosfat dg kalium
(15 - 15 - 15)
7.5
7.5
4.0
15.0
15.0
10.0
22.1
26.0
26.0
12.0
27.2
32.0
16.0
14.0
30.6
36.0
12.0
7.0
15.0
19.6
22.0
11.0
14.0
29.0
33.0
14.0
5.0
12.0
15.0
17.0
17.0
8.0
6.0
25.2
28.0
14.0
6.5
4.6
19.8
22.0
22.0
5.6
13.4
16.2
19.0
19.0
NPK
(10 - 26 - 26)
NPK
(12 - 32 - 16)
NPK
(14 - 36 - 12)
NPK
(22 - 22 - 11)
NPK(14 - 35 - 14)
NPK
(17 - 17 - 17)
NPK
(14 - 28 - 14)
NPK
(11 - 22 - 22)
NPK
(19 - 19 - 19)
Pupuk
seng
sulfat
21.0
0.003
233
0.1
Magnesium
sbg 'Mg (%
berat)
pH
0.5
>4
Pupuk Kalium
Semua tanah di India mempunyai kandungan kalium yang
cukup. Pupuk kalium hanya diberikan pada tanah-tanah yang
menunjukkan defisiensi atau respon terhadap pemberian kalium,
seperti tanah pasir. Mereka juga diaplikasikan ke tanaman tertentu,
seperti tembakau, kentang, bawang merah, dan pohon buahbuahan, untuk memperbaki kualitas dan penampakan produk.
Pupuk kalium yang umum digunakan adalah: (i) kalium muriat
(kalium khlorida), dan (ii) kalium sulfat. Berada dalam air laut atau
danau sebagai deposit garam. Deposit garam terbesar dijumpai di
Stassfurt, Jerman; laut Kaspi (Rusia), laut mati (Palestina) dan
235
236
237
238
240
Kalikan
dengan
4.854
2.222
3.846
4.000
3.030
6.250
12.222
2.857
5.000
1.666
2.000
.206
0.155
0.450
0.260
0.250
241
Jenis Pupuk
Amonium sulfat
urea
Amonium sulfat nitrat
Amonium khlorida
Amonium nitrat
Superfosfat, single
Superfosfat, double
Dikalsium fosfat
Tepung tulang, mentah
Kalium muriat
Kalium sulfat
Nitrogen
Nitrogen
Nitrogen
Nitrogen
Nitrogen
Amonium nitrat
Superfosfat, dobel
Dikalsium fosfat
Tepung tulang, mentah
Kalium muriat
Kalium sulfat
0.330
0.450
0.350
0.200
0.600
0.500
Nitrogen
Fosfor oksida (P2O5)
Fosfor oksida (P2O5)
Fosfor oksida (P2O5)
Kalium (K2O)
Kalium (K2O)
243
244
DAFTAR PUSTAKA
New
Experiment.
Http://www.chrishiworld.com/default.asp
Darryl, W., J. Dahl, L. Jacobs, dan C. Laboski. 2004. Fertilizer
Recommendations for Field Crops in Michigan.
Department of Crop and Soil Sci., Mich. State Univ. Ext.
Bul. E2904.
Denmead, O.T. dan R.H. Shaw. 1960. The effects of soil moisture
stress at different stages of growth on the yield of corn.
Agron. J. 52:272-277.
Doorenbos, J. dan A.H. Kassam. 1979. Yield response to water.
Irrigation and Drainage Paper, No. 3. FAO-Rome.
245
Isaac, R.A. dan J.D. Kerber. 1971. Atomic absorption and flame
photometry: Techniques and uses in soil, plant, and water
analysis. In L.M. Walsh (ed), Instrumental methods for
analysis of soils and plant tissue. Soil Sci. Soc. of Amer.,
Inc. Ma., Wisc. USA.
Krauskopf, K.B. 1979. Introduction to Geochemistry. Int. Stu. Ed.
McGraw-Hill Kogakusha, Ltd. Tokyo.
Landon, J.R. (ed). 1984. Booker Tropical Soil Manual. Booker
Agric. Intern. Ltd.
Liu, Zhi-guang. 1985. Oxidation reduction potential, p. 1-26, in Yu
Tianren (ed), Physical Chemistry of Paddy Soils. Sci.
Press, Beijing, p. 17.
Loughnan, F.C. 1969. Chemical Weathering of the Silicate Minerals.
American Elsevier Publ. Co., Inc. New York.
Noggle, G.R. dan G.J. Fritz. 1977. Introductory Plant Physiology.
Okajima, H. 1975. The physiology of Besi and mangan in plants. In
The Significant of Minor Elements on Plant Physiology.
Food and Fert, Tech, Center, ASPAC, Taipei, Taiwan. pp.
1-29.
Pasandaran, E. dan C.D. Taylor (eds.). 1984. Irigasi, Perencanaan dan
Pengelolaan. Yayasan Obor Indonesia, PT Gramedia,
Jakarta.
Parr, J.F.
1969.
Nature and significance of anorganik
transformations in tile drain soils. Soil Fert. 32(5):411-415.
Ponnamperuma, F.N. 1964. Problems rice soils. A Paper Presented
at Intern. Rice Res. Con., IRRI, Los Banos, Laguna, The
Philippines.
Resh, H.M. 1978. Hydrophonic Food Production. A Definitive
Guidebook of Soilless Food Growing Methods.
247
249