Вы находитесь на странице: 1из 4

A.

PENGERTIAN
Defek Septum Ventrikel juga merupakan kelainan jantung dimana terjadi defek sekat
antar ventrikel pada berbagai lokasi, dimana terjadi aliran darah dari ventrikel kiri menuju
ventrikel kanan terjadi percampuran darah arteri dan vena tanpa sianosis. ( Sudoyo, 2006).
Defek Septum Ventrikel (DSV) adalah kelainan jantung bawaan berupa tidak terbentuknya
septum antara ventrikel jantung kiri dan kanan sehingga keduanya terdapat lubang (tunggal
atau multiple) yang saling menghubungkan. Defek ini bisa muncul sebagai kelainan tunggal
(berdiri sendiri) atau muncul bersama mal-formasi kongenital kardial lainnya, seperti stenosi
pulmonal, duktus arterious persisten, koarktasio aorta, tetralogi Fallot, transposisi arteri-arteri
besar, atresia pulmonal, dan lain-lain.
DSV dibagi menjadi dua, yaitu:
1. DSV Kecil
Pada DSV kecil, defek berdiameter sekitar 1-5 mm. Pertumbuhan anak normal
walaupun ada kecenderungan terjadi infeksi saluran pernapasan. Toleransi hanya
diberikan pada bentuk latihan normal, sedangkan pada latihan yang lama dan berat
pasien lebih cenderung lelah dibandingkan dengan teman sebayanya. DSV kecil tidak
memerlukan tindakan bedah karena tidak menyebabkan gangguan hemodinamik dan
resiko operasi lebih besar daripada resiko terjadinya endokarditis. Anak dengan DSV
kecil mempunyai prognosis baik dan dapat hidup normal serta tidak memerlukan
pengobatan. Bahaya yang mungkin timbul adalah endokarditis infektif. Operasi
penutupan dapat dilakukan bila dikehendaki orang tua. Pasien dengan DSV kecil
diperlakukan seperti anak normal dengan pengecualian bahwa kepada pasien harus
deberikan pencegahan terhadap endokarditis.
2. DSV Besar
Diameter DSV lebih dari setengah ostium aorta. Tekanan ventrikel kanan biasanya
meninggi. Curah sekuncup jantung kanan seringkali lebih dari 2 kali curah sekuncup
jantung kiri.
B. ETIOLOGI
Penyebab penyakit DSV ini baru ditemukan pada orang dewasa adalah perforasi
septum interventrikular akibat infark miokard yang mengenai septum. Perforasi ini
menyebabkan perburukan gagal jantung, menimbulkan kongesti pembuluh darah pulmonalis.

DSV lebih sering ditemukan pada anak-anak dan seringkali merupakan suatu kelainan
jantung bawaan.
Lebih dari 90% kasus penyakit jantung bawaan penyebabnya adalah multi faktor.
Faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut.
1. Faktor eksogen, seperti obat-obatan, penyakit ibu (rubella, DM), dan ibu hamil
dengan alkoholik.
2. Faktor endogen yakni penyakit genetik, seperti down sindrom.
C. PATOFISIOLOGI
Adanya defek ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat dan
resistensi sirkulasi arteri sistemik lebih tinggi dibandingkan resistensi pulmonal. Hal
ini mengakibatkan darah mengalir ke arteri pulmonal melalui defek septum. Volume
darah di paru akan meningkat dan terjadi resistensi pembuluh darah paru. Dengan
demikian tek.ventrikel kanan meningkat akibat adanya shunting dari kiri ke kanan.
Hal ini akan berisiko endokarditis dan mengakibatkan terjadinya hipertropi otot
ventrikel kanan sehingga terjadi peningkatan workload dan terjdi pembesaran atrium
kanan untuk mengatasi resistensi yang disebabkan oleh pengosongan atrium yang
tidak sempurna.

D. MANIFESTASI KLINIS
Defek Septum Ventrikuler yang mungkin timbul, yaitu kaki yang bengkak,
kehilangan selera makan, kelelahan, memiliki warna biru atau ungu pada kulit dan
membran mukosa karena kekurangan oksigen (sianosis), menderita takikardia,
pembengkakan pada tungkai kaki, pembengkakan perut, pertambahan berat badan
yang buruk, dan sesak napas.
Sedangkan manifestasi klinik untuk DSV kecil, sedang, dan besar sebagai berikut:
1. DSV kecil

a. Biasanya asimptomatik
b. Defek kecil 1-5 mm
c. Tidak ada gangguan tumbuh kembang
d. Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang menjalar ke
seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi
penutupan VSD
e. Pada EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas
ventrikel kiri
f. Pada radiologi ukuran jantung normal, vaskularisai paru normal atau sedikit
meningkat
g. Menutup secara spontan pada waktu umur 3 tahun
h. Tidak diperlukan kateterisai jantung
2. DSV sedang
a. Sering terjadi simptom pada masa bayi
b. Sesak nafas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan waktu
lebih lama untuk makan dan minum
c. Defek 5-10 mm
d.

Berat badan sukar naik sehingga tumbuh kembang anak terganggu

e. Mudah menderita infeksi pada paru-paru dan biasanya memerlukan waktu lama
untuk sembuh tetapi umumnya responsive terhadap pengobatan
f. Takipnea
g. Retraksi pada jugulum, sela interkostal, dan region epigastrium.
h. Bentuk dada normal
i. Pada EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi
ventrikel kiri yang lebih meningkat
j. Pada radiologi terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus pulmonalis
menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan pembesaran pembuluh darah di
hilus
3. DSV besar
a. Sering timbul gejala pada masa neonatus
b. Dispnea meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam minggu
pertama setelah lahir

c. Pada minggu ke-2 atau ke-3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung
biasanya baru timbul setelah minggu ke-6 dan sering didahului infeksi saluran
nafas bagian bawah
d. Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis karena
kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan
e. Terdapat gangguan tumbuh kembang
f. Pada hasil EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
g. Pada radiologi pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang tampak
menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan vaskularisai paru ke
perifer

Вам также может понравиться