Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Brain stem
brain stem tersusun dari 3 bagian :
-medulla oblongata (myelencefalon)
-pons varoli (metencefalon)
-bagian terbesar otak tengah (mesencefalon)
Berikut adalah tabel yang menunjukkan regio brain stem dan nervus cranial di
dalamnya.
Primary sensory nucleus terletak pada tataran trigeminal kinetic nucleus. Neuron trigeminal
sensory nucleus bertanggung jawab atas inervasi wajah bagian rostral dan ventral.
Control of mastication
Nucleus sensorik dan kinetik dari brain stem memiliki peran penting dalam kontrol
mastikasi.
Pergerakan ritmikal mastikatori mandibula dihasilkan pada regio brainstem tertentu. Fungsi
mastikasi dihasilkan oleh impuls sensorik aferen ke nuclei brainstem. Sinkronisasi seluruh
proses ini dilakukan oleh cerebral center.
Aktivitas brainstem
Refleks mastikatori dibagi menjadi :
-refleks membuka dan menutup rahang
-refleks lidah
-refleks wajah
menutup rahang, terdapat banyak network dari neuron kinetik yang meluas dari trigeminal
kinetic nucleus. Pengecualian untuk regio kaudal otot digastricus, di mana neuron kinetic
meluas dari accesoru facial nucleus.
dahu
menyebabkan
stimulasi
otot
membuka
rahang
dan
*Refleks facial
Refleks membuka dan menutup kelopak mata dihasilkan setelah stimulasi reseptor
kornea yang diinervasi pleh cabang nervus trigeminal.
Saraf facial (saraf cranial VII) untuk mengatur pengerekan bibir dan otot
buccinators.
Saraf trigeminal (saraf cranial V) untuk mengatur otot mylohyloid yang merupakan
dasar mulut dan juga otot palatal.
Saraf glossopharyngeal (saraf cranial IX) & vagus (saraf cranial X) untuk mengatur
otot-otot faring & esofagus.
Ringkasnya, tahap faringeal dari penelanan pada dasarnya merupakan suatu refleks. Hal
ini hampir tidak pernah dimulai oleh rangsangan langsung pada pusat penelanan dari daerah
yang lebih tinggi di sistem saraf pusat. Sebaliknya, hampir selalu diawali oleh gerakan
makanan secara volunteer masuk ke bagian belakang mulut yang kemudian merangsang
reseptor reseptor sensoris yang menimbulkan refleks menelan.
Gelombang sekunder sebagian dimulai oleh sirkulasi saraf intrinsik dalam sistem saraf
mienterikus esophagus dan sebagian oleh refleks-refleks yang dihantarkan melalui serat-serat
aferen vagus dari esophagus ke medulla dan kemudian kembali lagi ke esophagus melalui
serat serat eferen vagus.
Susunan otot faring dan sepertiga bagian atas esophagus adalah otot lurik. Karena itu,
gelombang peristaltic di daerah ini hanya diatur oleh impuls saraf rangka dalam saraf
glossofaringeal dan saraf vagus. Pada duapertiga bagian bawah esophagus, ototnya
merupakan otot polos, namun bagian esophagus ini juga secara kuat diatur oleh saraf vagus
yang bekerja melalui hubungannya dengan sistem saraf mienterikus. Sewaktu saraf vagus
yang menuju esophagus terpotong, setelah beberapa hari pleksus saraf mienterikus esophagus
menjadi cukup terangsang untuk menimbulkan gelombang peristaltic sekunder yang kuat
bahkan tanpa bantuan refleks vagal. Karena itu,sesudah paralisis refleks penelanan, makanan
yang didorong dengan cara lain ke dalam esophagus bagian bawah tetap siap untuk masuk ke
dalam lambung.