Вы находитесь на странице: 1из 4

DIARE KRONIK

Definisi
Menurut WHO, diare yang berlangsung lebih dari 14 hari disebut sebagai
diare persisten atau diare kronik.
Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari disebut diare akut dan pada
umumnya disebabkan oleh virus.
Anak-anak yang berisiko menderita diare persisten adalah bayi yang tidak
mendapat ASI, menderita malnutrisi, dan mendapatkan antibiotik dalam
jangka waktu yang lama.
Etiologi
Berbagai penyebab :
-

Alergi protein susu sapi

Intoleransi laktosa

Diare terkait antibiotik

Infeksi parasit

Efek samping obat kemoterapi

Penyakit autoimun

Penyebab yang paling sering dialami oleh anak adalah:


1. Infeksi
2. Gangguan saluran cerna fungsional
3. Alergi makanan dan intoleransi
4. Inflammatory bowel disease (IBD)

Infeksi
Infeksi akibat virus, bakteri, ataupun parasit dapat menyebabkan diare
kronik. Infeksi pada saluran cerna dapat membuat sebagian orang
mengalami gangguan dalam memetabolisme karbohidrat (seperti laktosa)
dan protein (seperti protein susu). Hal tersebut dapat memperpanjang masa
diare. Selain itu, jenis bakteri dan parasit tertentu tidak dapat sembuh
dengan sendirinya tanpa pengobatan yang tepat. Bakteri yang merupakan
flora normal usus manusia dapat menyebabkan diare pada kondisi bakteri
tumbuh lampau (bacterial overgrowth). Pada keadaan normal, hanya
sedikit bakteri yang tumbuh di usus halus. Meningkatnya jumlah bakteri di
usus halus disebut dengan bakteri tumbuh lampau. Kondisi ini dapat
menyebabkan kram perut, diare, produksi gas, dan penurunan berat badan.
Faktor risiko terjadinya bakteri tumbuh lampau adalah pada pasien setelah
operasi saluran cerna dan pada pasien yang mengalami penurunan gerakan

peristaltik usus.
Gangguan saluran cerna fungsional
Gangguan saluran cerna fungsional merupakan perubahan kebiasaan buang
air besar yang tidak disebabkan oleh kelainan pada saluran cerna. Terdapat
dua jenis gangguan saluran cerna fungsional yang paling sering pada anak
yaitu:toddlers diarea dan irritable bowel syndrome (IBS).
Nama lain dari toddlers diarea adalah diare fungsional, kadang disebut
juga diare kronik nonspesifik pada anak. Pada anak usia 6 bulan sampai 3
tahun, terjadi perubahan pola buang air besar, menjadi lebih lunak dan
sering. Tidak ada gejala lain yang menyertainya, anak tumbuh sehat, ceria,
dan memiliki kenaikan berat badan yang baik. Beberapa teori yang
menjelaskan gejala ini adalah meningkatnya konsumsi gula, lemak dan
serat.
Gejala utama IBS adalah nyeri perut, rasa begah, kram perut, dan gangguan
buang air besar seperti diare. Nyeri perut menghilang setelah buang air
besar atau setelah kentut. Pada pasien dengan IBS, tidak ada gejala lain
yang menyertai seperi darah dalam tinja maupun kenaikan berat badan
yang buruk. Teori yang dapat menjelaskannya adalah adanya masalah pada
informasi yang diberikan oleh usus kepada otak dalam menterjemahkan
rasa ingin buan air besar. Selain itu adanya ambang batas anak yang cukup
rendah terhadap nyeri. Pada umumnya IBS disertai dengan masalah
psikologis seperti cemas atau depresi. Usia yang paling sering menderita
IBS adalah anak sekolah dan remaja. Hal tersebut dikaitkan dengan
kemampuan anak yang cukup baik dalam mendeskripsikan nyeri.
Alergi makanan dan intoleransi
Alergi makanan merupakan reaksi tubuh terhadap makanan tertentu yang
dianggap benda asing. Tubuh bereaksi menimbulkan peradangan. Sistem
pertahanan tubuh normalnya melawan penyakit dan infeksi. Pada keadaan
alergi makanan, sistem kekebalan tubuh justru menganggap makanan
tersebut sebagai musuh. Alergi makanan pada anak umumnya muncul pada
tiga tahun pertama kehidupan. Makanan yang paling sering menyebabkan
alergi adalah susu sapi dan susu soya. Makanan lain yaitu telur, makanan
laut, dan kacang. Gejala alergi makanan adalah diare, muntah, dan
kenaikan berat badan yang tidak baik. Diare muntah yang dialami anak,
mulai dari ringan sampai dehidrasi berat.
Penyakit seliak
Penyakit seliak adalah penyakit dimana seseorang tidak dapat mentoleransi
gluten. Respon saluran cerna terhadap gluten dapat menimbulkan
kerusakan pada lapisan usus. Gejala penyakit seliak terdiri dari gejala
saluran cerna dan di luar saluran cerna. Gejala saluran cerna yaitu diare
kronik, perut kembung, nyeri perut, buang gas, muntah, konstipasi, tinja

yang pucat dan berbau. Gangguan penyerapan nutrisi dapat berakibat


malnutrisi, gagal tumbuh, pubertas terlambat, anemia, gangguan
pembentukan gigi, gangguan emosi,
Intoleransi laktosa
Intoleransi fruktosa
Intolearansi fruktosa adalah keadaan munculnya gejala kembung, perut
bergas dan diare setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung
fruktosa. Fruktosa adalah jenis gula yang terdapat pada buah, jus buah, dan
madu. Fruktosa juga dapat ditemukan pada makanan buatan seperti
minuman cola dan pemanis yang berasal dari jagung. Intoleransi fruktosa
terjadi apabila seorang anak mengkonsumsi fruktosa dalam jumlah yang
berlebihan sehingga tidak semua fruktosa dapat diserap. Fruktosa yang
tidak terserap dapat menyebabkan diare.
Inflammatory Bowel Disease
Inflammatory bowel disease (IBD) adalah iritasi atau peradangan pada
lapisan usus. Terdapat dua jenis IBD yaitu penyakit Crohn dan kolitis
ulseratif. Penyebab penyakit ini diperkirakan berkaitan dengan autoimun.
Kolitis ulseratif adalah peradangan yang terjadi di seluruh lapisan usus
besar. Hampir seluruh dinding usus besar mengalami peradangan, bengkak,
berdarah dan bernanah sehingga menyebabkan gejala diare dan nyeri perut.
Penyakit Crohn adalah peradangan pada seluruh dinding usus baik usus
halus maupun usus besar.
Anda perlu segera menghubungi petugas kesehatan apabila diare
kronik disertai dengan:
-

Anak berusia kurang dari 6 bulan.

Perut yang semakin membesar

Gangguan makan

Penurunan berat badan atau kenaikan berat badan tidak adekuat.

Nyeri abdomen hebat

Terdapat darah atau nanah pada tinja.

Pemeriksaan tambahan untuk mengevaluasi penyebab diare kronik


adalah:
-

Analisis tinja

Pemeriksaan darah lengkap

Uji hydrogen

Kolonoskopi

Вам также может понравиться