Вы находитесь на странице: 1из 18

KONSEP DASAR BODY MEKANIKA DAN

MOBILISASI
A. Body Mechanics / Mekanika Tubuh
1. Pengertian
Mekanika Tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem
muskuloskeletal dan sistem syaraf dalam mempertahankan keseimbangan,
postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan
melakukan aktivitas sehari-hari ( Potter & Perry, 2005).
2. Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :
a. Body Alignment (Postur Tubuh)
Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan
bagian tubuh yang lain.
b. Balance / Keseimbangan
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity
dan base of support.
c. Koordinated body movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan
sistem syaraf.
3. Prinsip body mekanik
a. Gravity
b. Balance (Keseimbangan)
c. Weight (berat)
4. Pergerakan dasar yang digunakan dalam Body Mekanik
a. Walking / berjalan
Kestabilan berjalan, sangat berhubungan dg ukuran base of support
b. Squating / jongkok
Squating mempertinggi atau meningkatkan keseimbangan tubuh, ketika
seseorang mengangkat obyek yg terletak dibawah pusat grativitas tubuh.
c. Pulling / menarik

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda, diantaranya


ketinggian, letak benda, posisi kaki dan tubuh sewaktu menarik (seperti
condong ke depan dari panggul), sodorkan telapak tangan dan lengan atas
dibawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada
permukaan tempat tidur, pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk dan
lalu lakukan penarikan.
d. Pivoting / berputar
Pivoting adalah suatu tehnik dimana tubuh dibungkukkan dlm rangka
menghindari terjadinya resiko keseleo tulang
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi body mekanik :
a. Status kesehatan
b. Kondisi kesehatan seseorang akan berpengaruh terhadap keseimbangan
tubuh sehingga aktivitasnya menjadi terganggu.
c. Nutrisi
d. Pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi sangat penting karena
mempengaruhi produksi energi yang digunakan untuk mobilisasi.
e. Emosi
f. Situasi dan kebiasaan
g.

Gaya hidup

h. Pengetahuan
6. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas:
a. Tulang
Tulang merupakan organ yang mempunyai berbagai fungsi, fungsi mekanis
untuk membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi
sebagai tempat menyimpan mineral kususnya kalsium dan fosfor yang bisa
dilepaskan setiap saat sesuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang
dalam membentuk sel darah, dan fungsi pelindung organ-organ dalam.
b. Otot dan tendo

Tubuh

memiliki

mempunyai

kemampuan

berkontraksi

yang

memungkinkan tubuh bergerak sesuai keinginan. Otot memiliki origo dan


insersinya tulang, serta dihubungkan dengan tulang melalui tendon, yaitu
suatu jaringan ikat yang melekat sangat kuat pada tempat insersinya tulang.
c. Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang.
Ligamen pada lutut merupakan penjaga stabilitas.
d. Sistem syaraf
Syaraf terdiri dari syaraf pusat (otak dan medula spinalis) dan syaraf tepi
(percabangan dari syaraf pusat). Bagian somatis memiliki fungsi sensorik
dan motorik. Kerusakan pada syaraf pusat seperti kerusakan tulang
belakang akan menyebabkan kelemahan umum, sedangkan kerusakan saraf
tepi menyebabkan terganggunya daerah yang diinervasi dan kerusakan
pada saraf radial akan menyebabkan drop hand atau gangguan sensorik di
daerah radial tangan.
e. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih tulang bertemu.
7. Macam-macam bodi mekanik
1) Body alignment
Fungsi body alignment :
a. Membantu pasien berdiri
Adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang
imobilisasi atau klien lemah untuk memberikan bantuan berdiri
b. Membantu pasien duduk
Adalah suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang
imobilisasi atau klien lemah untuk memberikan bantuan duduk ditempat
tidur. Tujuannya mengurangi risiko cedera muskuloskeletal pada semua
orang yang terlibat
c. Mengatur berbagai posisi klien
Macam-macam posisi antara lain :

1. Posisi fowler

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk,


dimana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan
setinggi

15-

90.

Tujuannya

untuk

mempertahankan

kenyamanan dan memfasilitasi fungsi kenyamanan pasien,


Melakukan aktivitas ttu, Mengatasi kesulitan pernafasan &
KV pernafasan pasien. Fowler : 45 90o dan Semi fowler : 15
2.

45o
Posisi dorsal recumbent

Adalah dimana posisi kepala dan bahu pasien sedikit


mengalami elevasi diatas bantal, kedua lengan berada di samping
sisi tubuh, posisi kaki fleksi dengan telapak kaki datar diatas
tempat tidur. Tujuannya untuk memeriksa daerah genetalia, pasang
cateter, serta pada proses persalinan
3.

Posisi Trendelenburg
Adalah posisi pasien berbaring di tempat tidur dg bagian
kepala lebih rendah daripada bagian kaki Tujuan : Melancarkan
peredaran darah ke otak

Gb. Posisi Trendelenburg

4. Posisi antitrendelenberg

Adalah posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan kaki


lebih tinggi dari kepala. Tujuan : tindakan menurunkan tekanan
intrakranial pada pasien trauma kapitis.
5. Posisi pronasi/ tengkurap

Adalah dimana posisi pasien berbaring diatas abdomen


dengan kepala menoleh kesalah satu sisi. Kedua lengan fleksi
disamping kepala. Posisi ini memiliki beberapa tujuan diantaranya :
a. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
b. Mencegah terjadinya fleksi kontraktur dari pinggul dan sendi.
c. Membantu drainase dari mulut.
6.

Posisi lateral (side lying)

Yaitu seorang tidur diatas salah satu sisi tubuh, dengan


membentuk fleksi pada pinggul dan lutut bagian atas dan
meletakkannya lebih depan dari bagian tubuh yang lain dengan
kepala menoleh kesamping. Tujuan posisi ini : Mengurangi
lordosis & meningkatkan kelurusan punggung , Baik untuk posisi
tidur & istirahat, Membantu menghilangkan tekanan pada sacrum
7.

Posisi supine/ terlentang.

Ini biasanya disebut berbaring telentang, datar dengan


kepala dan bahu sedikit elevasi dengan menggunakan bantal.
Posisi pasien harus di tengah-tengah tempat tidur, sekitar tiga inci
di bawah kepala tempat tidur. Tujuan : Klien pasca operasi
dengan anestesi spinal, Mengatasi masalah yg timbul akibat
pemberian posisi pronasi yg tidak tepat.
8.

Posisi Sims

Adalah posisi dimana tubuh miring kekiri atau kekanan.


Tujuan posisi ini :
a. untuk memberikan kenyamanan dan memberikan obat per
anus (supositoria).

b. Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar


c. Mengurangi penekanan pada sakrum & trokanter mayor
pada klien paralisis
d. Memudahkan pemeriksaan perineal
e. Untuk tindakan pemberian enema
9.

Posisi Genu pectoral/knee chest position

posisi pasien berbaring dengan kedua kaki ditekuk dan dada


menempel pada bagian alas TT
Tujuan : memeriksa daerah rectum & sigmoid
10. Posisi Litotomi

posisi pasien berbaring terlentang dengan mengangkat


kedua

kaki

dan

menariknya

keatas

bagian

perut

Tujuan : Merawat atau memeriksa genetalia pada proses


persalinan, memasang alat kontrasepsi
11. Posisi Orthopneik

posisi adaptasi dari fowler tinggi. Klien duduk di tempat


tidur atau tepi tempat tidur dengan meja yang menyilang diatas
tempat tidur (90o)
Tujuan : membantu mengatasi masalah kesulitan bernafas dg
ekspansi dada maksimum, membantu klien yg mengalami
inhalasi
2) Ambulasi
1. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi/ kursi roda
a. Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi, adalah memindahkan
klien yang tirah baring ke kursi
b. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke kursi roda
Pengertian : Memindahkan klien dari tempat tidur ke kursi roda
2. Memindahkan klien dari tempat tidur (TT) ke brankard (TT) dan sebaliknya
a. Memindahkan klien dari TT ke brankard/ TT dan sebaliknya dengan
cara diangkat.
b. Memindahkan klien dari TT ke brankar/ TT dan sebaliknya dengan
easy move
c. Memindahkan klien dari TT ke brankard dan sebaliknya dengan
Scoop Stretcher
3) Membantu klien berjalan
Tujuan: Memulihkan kembali toleransi aktivitas, Mencegah terjadinya
kontraktur sendi dan flaksid otot
4) Membantu klien dengan alat bantu jalan (Kruk)
Tujuan : Membantu melatih kemampuan gerak klien, melatih dan
meningkatkan mobilisasi. Mencapai kestabilan klien dalam berjalan.
Manfaat : Klien mampu berjalan dengan menggunakan alat bantu dan
meningkatnya kemampuan mobilisasi klien.
B. MOBILISASI

1. Pengertian
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas,
mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup aktivitasnya
guna mempertahankan kesehatannya ( A. Aziz, 2006).
2. Tujuan Mobilisasi
a. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
b. Mencegah terjadinya trauma
c. Mempertahankan tingkat kesehatan
d. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari hari
e. Mencegah hilangnya kemampuan fungsi tubuh
3. Jenis mobilisasi
a. Mobilisasi penuh
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas
sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran seharihari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi syaraf motorik volunter dan
sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh manusia.
b. Mobilisasi

sebagian

Adalah kemampuan seseorang dengan batasan jelas dan tidak mampu


bergerak secara bebas karena di pengaruhi oleh gangguan saraf sensorik
dan motorik. Biasa ditemui pada pasien stroke, setelah kecelakaan dan
lain- lain.

Mobilitas sebagian dibagi menjadi dua jenis:


a. Mobilitas sebagian temporer
Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya
sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel
pada sistem musculoskeletal, contohnya dislokasi sendi dan tulang,

b. Mobilitas sebagian permanen


Kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya
menetap. Hal itu disebabkan oleh rusaknya syaraf yang reversibel,
contohnya hemiplegi pada stroke dan paraplegi pada kerusakan
tulang belakang.

4. Jenis gerakan dalam mobilisasi


a. Fleksi
b. Ekstensi
c. Hiper ekstensi
d. Rotasi
e. Sirkumduksi
f. Supinasi
g. Pronasi
h. Abduksi
i. Aduksi
j. Oposisi
5. Indikasi dan Kontraindikasi Mobilisasi
a. Indikasi
Stroke atau penurunan tingkat kesadaran
Kelemahan otot
Fase rehabilitasi fisik
Klien dengan tirah baring lama
b. Kontra Indikasi
Trombus/emboli pada pembuluh darah
Kelainan sendi atau tulang
Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung)
6. Rentang gerak dalam mobilisasi
Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :
a. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
b. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien
menggerakkan kakinya.

10

c. Rentang gerak fungsional


Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan
aktifitas yang diperlukan.
7. Faktor yang mempengaruhi mobilisasi
a. Gaya Hidup
Gaya hidup sesorang sangat tergantung dari tingkat pendidikannya.
Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di ikuti oleh perilaku yang
dapat meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan pengetahuan
kesehatan tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi
dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan gaya
berbeda dengan seorang pramugari atau seorang pemambuk.
b.

Proses penyakit dan injury


Adanya penyakit

tertentu

yang

di

derita

seseorang

akan

mempengaruhi mobilitasnya misalnya; seorang yang patah tulang akan


kesulitan untuk mobilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru
menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak
lebih lamban. Ada kalanya klien harus istirahat di tempat tidurkarena
mederita penyakit tertentu misallya; CVA yang berakibat kelumpuhan,
typoid dan penyakit kardiovaskuler.
c. Kebudayaan
Kebudayaan dapat mempengaruhi pola dan sikap dalam melakukan
aktifitas misalnya; seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan
berbeda mobilitasnya dengan anak kota yang biasa pakai mobil dalam
segala

keperluannya.

Wanita

kraton

akan

berbeda

mobilitasnya

dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya.


d. Tingkat Energy
Setiap orang mobilisasi jelas memerlukan tenaga atau energi, orang
yang lagi sakit akan berbeda mobilitasnya di bandingkan dengan orang
sehat apalagi dengan seorang pelari.
e. Usia dan status perkembangan
Seorang anak akan berbeda tingkat kemampuan mobilitasny
dibandingkan dengan seorang remaja. Anak yang selalu sakit dalam masa

11

pertumbuhannya akan berbeda pula tingkat kelincahannya dibandingkan


dengan anak yang sering sakit.
f. Tipe persendian dan pergerakan sendi
Dalam sistim muskuloskeletal dikenal 2 maca persendian yaitu sendi
yang dapat digeragan (diartroses) dan sendi yang tidak dapat digerakan
(siartrosis).
8. Latihan Mobilisasi Pada Pasien Stroke
a. Pengertian Stroke
Stroke adalah penyakit gangguan pembuluh darah otak yang ditandai
dengan kematian jaringan otak (Infark Cerebri) yang terjadi akibat
berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak yang disebabkan oleh adanya
sumbatan,

penyempitan

(iskemik)

atau

pecahnya

pembuluh

darah

(perdarahan)
b. Setelah seseorang mengalami stroke biasanya juga disertai dengan
melemahnya kemampuan fungsional, antara lain :
1) Gangguan keseimbangan
2) Kelemahan motorik (kanan, kiri atau keduanya)
3) Gangguan penglihatan
4) Gangguan bicara
5) Gangguan sensorik
6) Gangguan motorik
7) Gangguan kognitif
8) Gangguan neuromuscular
9) Gangguan muskuloskeletal
c.

Mobilisasi Pada Pasien Sroke


1. Mobilisasi Dengan Memberikan Posisi Miring
Tujuan :
a. Mempertahankan body aligment
b. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
c. Mengurangi kemungkinan terjadinya cedera pada perawat maupun
klien
d. Meningkatkan rasa nyaman
e. Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat
posisi yang menetap
Indikasi :
a. Penderita yang mengalami kelumpuhan baik hemiplegi maupun
paraplegi

12

b. Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi


c. Penderita yang mengalami pengobatan (immobilisasi)
d. Penderita yang mengalami penurunan kesadaran

Persiapan :
1. Berikan penjelasan kepada klien maksud dan tujuan di lakukan
tindakan mobilisasi ke posisi lateral.
2. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan untuk membatasi
penyebaran kuman
3. Pindahkan segala rintangan sehingga perawat leluasa bergerak.
4. Siapkan peralatan yang di perlukan.
5. Yakinkan bahwa klien cukup hangat dan privasi terlindungi.
Hal Hal Yang Harus Di Perhatikan :
1. Perawat harus mengetahui teknik mobilisasi yang benar
2. Bila klien terlalu berat pastikan mencari pertolongan
3. Tanyakan kepada dokter tentang indikasi dan

kebiasaan

dilakukannya mobilisasi
Persiapan alat :
1. Satu bantal penopang lengan
2. Satu bantal penopang tungkai
3. Bantal penopang tubuh bagian belakang
Cara kerja :
1. Angkat / singkirkan rail pembatas tempat tidur pada sisi di mana
perawat akan melakukan Mobilisasi
2. Pastikan posisi pasien pada bagian tengah tempat tidur, posisi
supinasi lebih mudah bila dilakukan mobilisasi lateral
3. Perawat mengambil posisi sebagai berikut :
a) Perawat mengambil posisi sedekat mungkin menghadap klien di
samping tempat tidur lurus pada bagian abdomen klien sesuai
arah posisi lateral (misalnya; mau memiringkan kekanan, maka
perawat ada di samping kanan klien
b) Kepala tegak dagu di tarik ke belakang untuk mempertahankan
punggung pada posisi tegak.
c) Posisi pinggang tegak untuk melindungi sendi dan ligamen.
d) Lebarkan jarak kedua kaki untuk menjaga kestabilan saat
menarik tubuh klien
13

e) Lutut dan pinggul tertekuk / fleksi


4. Kemudian letakan tangan kanan lurus di samping tubuh klien untuk
mencegah klien terguling saat di tarik ke posisi lateral (sebagai
penyangga).
5. Kemudian letakan tangan kiri klien menyilang pada dadanya dan
tungkai kiri menyilang diatas tungkai kanan dengan tujuan agar
memberikan kekuatan sat di dorong.
6. Kemudian kencangkan otot gluteus dan abdomen serta kaki fleksi
bersiap untuk melakukan tarikan terhadap tubuh klien yakinkan
menggunakan otot terpanjang dan terkuat pada tungkai dengan
tujuan mencegah trauma dan menjaga kestabilan.
7. Letakan tangan kanan perawat pada pangkal paha klien dan tangan
kiri di letakan pada bahu klien.
8. Kemudian tarik tubuh klien ke arah perawat dengan cara :
a) Kuatkan otot tulang belakang dan geser berat badan perawat ke
bagian pantat dan kaki.
b) Tambahkan fleksi kaki dan pelfis perawat lebih di rendahkan
lagi untuk menjaga
keseimbangan dan ke takstabil
c) Yakinkan posisi klien tetap nyaman dan tetap dapat bernafas
lega
9. Kemudian atur posisi klien dengan memberikan ganjaran bantal
pada bagian yang penting sebagai berikut :
a) Tubuh klien berada di sampingdan kedua lengan berada di
bagian depan tubuh dengan posisi fleksi, berat badan klien
tertumpu pada bagian skakula dan illeum. Berikan bantal pada
bagian kepala agar tidak terjadi abduksi dan adduksi ada sendi
leher.
b) Kemudian berikan bantal sebagai ganjalan antara kedua lengan
dan dada untuk mencegah keletihan otot dada dan terjadinya
lateral fleksi serta untuk mencegah / membatasi fungsi internal
rotasi dan abduksi pada bahu dan lengan atas.
10. Berikan ganjalan bantal pada bagian belakang tubuh klien bila di
perlukan untuk memberikan posisi yang tepat
11. Rapikan pakayan dan linen klien serta bereskan alat yang tidak di
gunakan.
12. Dokumentasikan tindakan yang telah di kerjakan.
14

2.

Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar


Pengertian:
Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan,
keterbatasan, tidak boleh melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari
tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang
perawat.
Tujuan:
Memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya
pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll.)
Prosedur :
1) Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat
terhadap tempat tidur.
2) Dua atau tiga orang perawat menghadap Ke tempat tidur /
pasien.
3) Silangkan tangan pasien ke depan dada.
4) Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan anda ke bawah
tubuh pasien.
5) Perawat 1 meletakkan tangan dibawah leher / bahu dan bawah
pinggang; perawat 2 meletakkan tangan di bawah pinggang dan
panggul pasien; perawat 3 meletakkan tangan dibawah pinggul
dan kaki.
6) Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersamasama dan
pindahkan ke brankar.
7) Atur posisi pasien, dan pasang pengaman
8) Tinggikan tingkat tempat tidur, sehingga sedikit lebih tinggi dari
brankar.
9) Pastikan rem terkunci pada kedua tempat tidur dan brankar
10) Lepaskan bantal dari tempat tidur dan letakkan di brankar.
11) Bantu pasien miring menjauhi brankar, lalu pasang sliding board
dibawah tubuh pasien.
12) Bantu pasien kembali ke posisi telentang diatas sliding board
dan silangkan lengan di dada.
13) Perawat mengatur satu kaki di depan dengan lutut dan pinggul
sedikit fleksi, pertahankan body align dengan punggung tetap
lurus.

15

14) Pada hitungan ketiga, dua perawat pada sisi brankar secara
lembut menarik sliding board ke arah mereka.
15) Miringkan pasien dan angkat sliding board.
16) Atur pasien ke tengah brankar.
17) Pastikan pasien merasa nyaman dan pasang rel pengaman
brankar.
3. Memindahkan pasien ke kursi roda
Pengertian:
Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan
kemampuan fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi.
Tujuan:
1. Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindro disuse
2. Memberikan kenyamanan
3. Mempertahankan kontrol diri pasien
4. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi
5. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang
toleransi dengan kegiatan ini)
6. Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang
tirah baring
7. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostic
Langkah:
1. Ikuti protokol standar
2. Bantu klien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi
pada sudut 45 derajat terhadap tempat tidur. Jika menggunakan kursi
roda, yakinkan bahwa kurisi ini dalam posisi terkunci
3. Pasang sabuk pemindahan pila perlu, sesuai kebijakan lembaga
4. Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang satabil dan anti slip
5. Regangkan kedua kaki anda
6. Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan klien
7. Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila klien
dan tempatkan tangan pada skapula klien
8. Angkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan
panggul andan dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi
9. Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut
anda
10. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan klien
secara langsung ke depan kursi
11. Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi
untuk menyokong

16

12. Fleksikan panggul anda dan lutut saat menurunkan klien ke kursi
13. Kaji klien untuk kesejajarn yang tepat
14. Stabilkan tungkai dengan slimut mandi
15. Ucapkan terimakasih atas upaya klien dan puji klien untuk kemajuan
dan penampilannya
16. Lengkapi akhir protocol
9. Diagnosa Keperawatan
a. Hambatan mobilitas di tempat tidur berhubungan dengan gangguan
muskuloskeletal
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular
c. Hambatan kemampuan berpindah berhubungan dangan gangguan
keseimbangan
d. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan posisi tubuh
10. Gangguan dalam mobilisasi
a. Gangguan muskuloskeletal
Menurunnya kekuatan dan kemampuan otot, atropi, kontraktur, penurunan
mineral, tulang dan kerusakan kulit.
b. Gangguan urinari
Terjadi statis urine pada pelvis ginjal, pengapuran infeksi saluran kemih
dan inkontinentia urine.
c. Gangguan gastrointestinal
Terjadinya anoreksia / penurunan nafsu makan diarrhoe dan konstipasi.
d. Gangguan respirasi
Penurunan ekspansi paru, tertumpuknya sekret dalam saluran nafas,
ketidak seimbangan asam basa (CO2 dan O2).
e.

Gangguan kardiovaskuler
Terjadinya hipotensi orthostatic, pembentukan trombus.

17

DAFTAR PUSTAKA
Wulan, Bertha. 2010. Body Mekanika Tubuh.
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kebutuhan-dasar-manusia-i-kdmi/body-mechanics-mekanika-tubuh/ (diakses pada tanggal 10 November
2014 pukul 18.00 WITA)
Akperla. 2013. Konsep Dasar Mobilisasi Dan Immobilisasi.
http://akperla.blogspot.com/2013/09/konsep-dasar-mobilisasi-danimmobilisasi.html (diakses pada tanggal 10 November 2014 pukul 18.15
WITA)
Marlisa Icha. 2012. Prosedur Tindakan Mobilisasi
http://marlisanurse.blogspot.com/2012/06/prosedurtindakan-mobilisasi.html (diakses pada tanggal 10
November 2014 pukul 18.30 WITA)

18

Вам также может понравиться