Вы находитесь на странице: 1из 21

WAWASAN DASAR PERENCANAAN

PENDIDIKAN

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Perencanaan dan Pembiayaan Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Adri Efferi, M.Ag.
Kelas D

Disusun Oleh :
1. Nailassaadah, S.Pd.I (14060)
2. Ahmad Rois, S.Pd.I
(14081)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI


KUDUS
PROGRAM PASCASARJANA PRODI MPI
TAHUN 2015

WAWASAN DASAR PERENCANAAN


PENDIDIKAN
A. Definisi Perencanaan Pendidikan
1. Definisi Perencanaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perencanaan berasal
dari kata dasar rencana yang artinya konsep, rancangan, atau program, dan
perencanaan berarti proses, perbuatan, cara merencanakan.1 Makna
perencanaan tidak bisa berdiri sendiri dan terbatas pada satu pengertian. Hal
itu disebabkan beragamnya makna perencanaan dalam berbagai bidang ilmu.
Berbagai makna perencanaan bergantung pada sudut pandang serta latar
belakang yang mempengaruhi seseorang.
Berikut ini, pemakalah uraikan ragam definisi perencanaan dari
pendapat berbagai pakar dan beberapa sumber.
Menurut Arthur W. Steller
Perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is)
dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang berhubungan dengan
kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber. Oleh
karena itu, perencanaan menekankan pada usaha mengisi kesenjangan atau
menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan keadan yang akan
datang disesuaikan dengan apa yang dicita-citakan.
Menurut Albert Waterston
Planning is as a on organized intellegent attempt to select the best
available alternatives to achieve specific goals. (Perencanaan merupakan
usaha pemikiran yang teratur guna memilih alternatif-alternatif yang
tersedia yang terbaik untuk mencapai tujuan tertentu).
Menurut Garth N. Jone
Planning is the process of selecting and developing the best course of
action to accomplish an objective. (Perencanaan adalah proses pemilihan

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Balai Pustaka, Jakarta: 1995,
hlm 832.

dan

pengembangan

dari

pada

tindakan

yang

paling

baik

dan

menguntungkan untuk mencapai tujuan).2


Menurut Burhanuddin (2002)
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang sistematis mengenai apa yang
akan dicapai, kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metodemetode, pelaksanaan tenaga yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan pencapaian tujuan.
Menurut Sondang P. Siagian (1986)
Bahwa perencanaan merupakan keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan secara matang terhadap hal-hal yang akan dikerjakan pada masa
yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.3
Menurut Donald P. Ely
Perencanaan adalah suatu proses untuk menetapkan ke mana harus pergi
dan bagaimana untuk sampai ke tempat itu dengan cara yang paling
efektif dan efisien. Menetapkan ke mana harus pergi mengandung
pengertian sama dengan merumuskan tujuan dan sasaran yang hendak
dituju, sedangkan bagaimana untuk sampai ke tempat itu berarti
menyusun langkah-langkah yang efektif untuk mencapai tujuan.
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan
mengandung paling sedikit 4 unsur yaitu:
a. Ada tujuan yang harus dicapai
b. Ada strategi untuk mencapai tujuan
c. Sumber daya yang mendukung
d. Implementasi setiap keputusan
Perencanaan selalu mempunyai arah yang hendak dicapai yaitu tujuan
yang harus dirumuskan dalam bentuk sasaran yang jelas dan terukur. Strategi
untuk mencapai tujuan berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus
dilakukan oleh seorang perencana. Penetapan sumber daya yang dapat
2 Sarbini dan Neneng Lina, Perencanaan Pendidikan, Pustaka Setia,
Bandung: 2011, hlm 15-16.
3 M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan (Langkah Praktis
Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul) {Tinjauan Umum dan
Islami}, Holistica, Lombok: cet. 1, 2012, hlm 21.

mendukung diperlukan untuk mencapai tujuan meliputi penetapan sarana dan


prasarana yang diperlukan, anggaran biaya dan sumber daya lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi adalah pelaksanaan
dari strategi dan penetapan sumber daya. Untuk menilai efektivitas suatu
perencanaan dapat dilihat dari hasil implementasinya.
Perencanaan adalah suatu cara untuk membuat suatu kegiatan dapat
berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif untuk
memperkecil kesenjangan yang ada dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perencanaan merupakan hasil proses berpikir dan pengkajian dan
penyeleksian dari berbagai alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai
efektivitas dan efisiensi, yang merupakan awal dari semua proses pelaksanaan
kegiatan yang bersifat rasional.4 Perencanaan merupakan tindakan
menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan,
bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan, dan
siapa yang mengerjakannya.5
Dari beberapa pengertian perencanaan diatas, maka
dapat pemakalah simpulkan bahwa perencanaan (planning)
adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan jalan serta sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu
seefisien dan seefektif mungkin, yang mana perencanaan mengandung paling
sedikit 4 unsur yaitu: ada tujuan yang harus dicapai, ada strategi untuk
mencapai tujuan tersebut, sumber daya yang mendukung, serta implementasi
setiap keputusan.
2. Definisi Pendidikan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan
bahwa pendidikan berasal dari kata didik, yang mendapat
awalan kata me- sehingga menjadi mendidik artinya
4 http://andinurdiansah.blogspot.com/2011/11/pengertian-perencanaan.html.,
dikutip pada tanggal 28 Februari 2015.

5 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT. Remaja


Rosdakarya, Bandung: 2001, hlm 49.

memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan


memberi latihan diperlukan ajaran, tuntunan, dan pimpinan
mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Maka pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.6
Pendidikan dalam bahasa Arab disebut tarbiyah
merupakan devirasi dari kata rabb seperti dinyatakan dalam
al-Quran surat Fatihah ayat ke-2, Allah sebagai tuhan
semesta alam (rabb al-alamin), yaitu tuhan yang mengatur
dan mendidik seluruh alam.7
Menurut bahasa Yunani: pendidikan berasal dari kata
"Pedagogi" yaitu kata "paid" artinya "anak" sedangkan
"agogos" yang artinya membimbing" sehingga " pedagogi"
dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni mengajar anak".8
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan

spiritual

keagamaan,

pengendalian

diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan


yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.9
6 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Op.cit., hlm 232.
7 Fuad Ihsan. Dasar-Dasar Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta: 2005, hal 2.
8 http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagogi, dikutip pada tanggal 1 Maret
2015.
9 Mendiknas, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
tahun 2003 pasal 1, Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2006, hlm 3.

Dalam

Dictionary

of

Education

dinyatakan

bahwa

pendidikan adalah:
a) Proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap
dan tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat
mereka hidup.
b) Proses sosial yang terjadi pada diri seseorang yang
dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol,

sehingga

perkembangan

mereka

kemampuan

dapat

sosial

dan

memperoleh
kemampuan

individu secara optimal.


Selain pengertian pendidikan dari berbagai sumber di atas, beberapa
ahli mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:
Menurut Crow and Crow (1960)
Modern educational theory and practise not only are aimed at
preparation for future living but also are preparative in determining the
patern of present, day by day attitude and behavior. Hal ini mengandung
pengertian bahwa pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana
untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan
sekarang yang dialami individu dalam perkembangannya menuju ke
tingkat kedewasaan.
Menurut Driyarkara (1980)
Mengatakan bahwa pendidikan adalah memanusiakan manusia muda. 10
Memanusiakan manusia itu adalah sebuah proses untuk
membuat atau menjadikan manusia itu sebagaimana
keadaan,

kedudukan

manusia

itu

yang

semestinya.

Menurut Ki Hajar Dewantara, memanusiawikan manusia


itu berarti pengangkatan manusia ke taraf insani.11
10 Fatah Syukur NC, Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrasah,
Pustaka Rizki Putra, Semarang: cet. 2, 2013, hlm 11.
11 http://blog.tp.ac.id/pemikiran-ki-hajar-dewantara-tentang-pendidikan,
dikutip pada tanggal 1 Maret 2015.

Menurut Al-Ghazali
Pendidikan adalah proses pembiasaan (riyadhah). Pembiasaan yang
dimaksud oleh Al-Ghazali adalah upaya menimbulkan respons pada
siswa melalui pembimbingan secara emosi dan fisik.
Menurut Ary H. Gunawan
Pendidikan adalah interaksi manusia antara pendidik dan peserta didik
yang dapat menunjang pengembangan manusia seutuhnya yang
berorientasikan pada nilai-nilai dan pelestarian serta pengembangan
kebudayaan yang berhubungan dengan usaha-usaha pengembangan
manusia tersebut.12
Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis dalam
mengembangkan seluruh potensi (fitrah) yang ada dalam diri
manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya (insan
kamil).
Berdasarkan pengertian pendidikan di atas, maka ciriciri pendidikan dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
a. Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang
sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidup.
b. Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan melakukan usaha terencana dalam
memilih isi (materi), strategi, dan teknik penilaiannya yang sesuai.
c. Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Apabila dikaitkan dengan keberadaan dan hakikat
kehidupan manusia, maka arah pendidikan adalah untuk
pembentukan kepribadian manusia sebagai makhluk individu,
makhluk sosial, makhluk susila dan makhluk beragama
(religius).13
3. Definisi Perencanaan Pendidikan
12 Sarbini dan Neneng Lina, Op.cit., hlm 19-20.
13 Fatah Syukur NC, Op.cit., hlm 12.

Definisi Perencanaan Pendidikan telah kemukakan oleh


beberapa pakar, di antaranya:
Menurut Nanang Fattah
Perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil
untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu sesuai
dengan

jangka

waktu

perencanaan

agar

penyelenggarakan sistem pendidikan menjadi lebih efektif


dan efisien, serta

menghasilkan lulusan yang lebih

bermutu dan relefan dengan kebutuhan pembangunan.14


Menurut Guruge (1972)
A simple definition of educational planning is a process of
preparing decisions for action in the future in the field of
educational development is the function of educational
planning. (Proses mempersiapkan kegiatan pada masa
depan dalam rangka pembangunan pendidikan sebagai
tugas dari perencanaan pendidikan).
Menurut Coombs
Dalam bukunya What is Educational
merumuskan

bahwa

perencanaan

Planning

pendidikan

adalah

suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis


proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar
pendidikan itu lebih efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan para murid serta masyarakatnya.
Menurut C.E. Beeby (1984)
Perencanaan pendidikan adalah kegiatan memandang ke
depan dalam menentukan kebijaksanaan, prioritas, biaya,
dan sistem pendidikan yang diarahkan pada kenyataan
ekonomi dan politis, untuk pengembangan sistem itu
sendiri dan untuk kebutuhan negara serta para murid.15
14 Nanang Fattah, Op.cit., hlm 50.
15 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung: cet 1,
2013, hlm108-109.

Dari beberapa definisi tentang perencanaan pendidikan


di

atas,

maka

dapat

pemakalah

simpulkan

bahwa

perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil


untuk melakukan tindakan selama waktu tertentu sesuai
dengan jangka waktu perencanaan agar penyelenggarakan
sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien, serta
menghasilkan output yang bermutu dan relefan dengan
kebutuhan pembangunan.
Dengan memahami definisi tentang perencanaan pendidikan di atas,
dapat disimpulkan bahwa konsep yang ada dalam pengertian perencanaan
pendidikan adalah: (1) suatu rumusan rancangan kegiatan yang ditetapkan
berdasarkan visi, misi dan tujuan pendidikan; (2) memuat langkah atau
prosedur dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan; (3)
merupakan alat kontrol pengendalian perilaku warga satuan pendidikan
(kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, komite sekolah); (4) memuat
rumusan hasil yang ingin dicapai dalam proses layanan pendidikan kepada
peserta didik; dan (5) menyangkut masa depan proses pengembangan dan
pembangunan pendidikan dalam waktu tertentu, yang lebih berkualitas.16
Proses perencanaan di lingkungan Departmen Pendidikan
dan Kebudayaan terdiri atas kegiatan analisis dan diagnosis,
pengembangan alternatif proses pengambilan keputusan,
penentuan kebijaksaan, penentuan program dan prioritas,
perhitungan anggaran, perumusan rencana, penyusunan
rincian rencana, melaksanakan rencana, evaluasi rencana
dan revisi rencana. Langkah-langkah tersebut dikenal dengan
istilah

siklus

perencanaan.

Secara

illustrative,

siklus

perencanaan pendidikan dapat dilihat seperti dibawah ini.

16 https://drarifin.wordpress.com/2010/07/15/konsep-perencanaanpendekatan-dan-model-perencanaan-pendidikan, dikutip pada tanggal


27 Februari 2015.

Gambar : Siklus Perencanaan Pendidikan 17


Keadaan Pendidikan
Sekarang

Analisis
Sistem

Tujuan

Proses Analisis
Diagnosis

Masalah yang dihadapi dalam dunia


pendidikan

Proses
Pengambilan
Keputusan

Alternatif Pemecahan
Masalah
Revisi
Perencanaan

Program-program
menurut Urutan
Prioritas

Evaluasi
Rencana
Implementasi
Rencana

Kebijaksanaan

Perumusan
Perincian
Analisis Untung Rugi
Rencana
B. RuangRencana
Lingkup Perencanaan Pendidikan
Secara garis besar, dilihat dari tinjauan tataran dan
cakupannya, perencanaan pendidikan ada yang bersifat
nasional atau makro, daerah atau regional, lokal dan ada pula
yang

bersifat

kelembagaan

atau

institusional,

bahkan

operasional. Untuk lebih jelasnya pemakalah uraikan di


bawah ini.

17 Kahar Utsman dan Nadhirin, Perencanaan Pendidikan, Buku Daros


STAIN Kudus, Kudus: 2007, hlm 22-23.

Perencanaan pendidikan pada tingkat nasional mencakup


seluruh usaha pendidikan untuk mencerdaskan atau
membangun bangsa, termasuk seluruh jenjang, jenis, dan
isinya. Pembangunan sektor pendidikan di Indonesia
diatur

dalam

perencanaan

pendidikan

yang

bersifat

nasional.
Perencanaan pendidikan regional adalah perencanaan
pada tingkat daerah provinsi dan kabupaten / kota yang
mencakup seluruh jenis dan jenjang untuk daerah atau
provinsi

itu.

Di

Indonesia,

perencanaan

pendidikan

regional dikenal dengan sistem wilayah, yang mana


wilayah itu secara operasional mencakup daerah atau

provinsi tertentu.
Perencanaan pendidikan

lokal

adalah

perencanaan

pendidikan yang mencakup berbagai kegiatan untuk kota


atau kabupaten atau satuan wilayah yang lebih terbatas

dan tertentu saja.


Perencanaan
pendidikan

kelembagaan

adalah

perencanaan pendidikan yang mencakup satu institusi


atau

lembaga

perencanaan

pendidikan

sekolah,

tertentu

perencanaan

saja,

seperti:

universitas,

dan

sebagainya.
Ditinjau dari posisi dan sifat serta karakteristik model
perencanaan,

maka

perencanaan

pendidkan

ada

yang

bersifat terpadu, komprehensif, transaksional, dan strategis.


Perencanaan
pendidikan
terpadu
atau
integrated
educational

planning

perencanaan

pendidikan

mengandung

arti

bahwa

mencakup

seluruh

aspek

esensial pembangunan pendidikan dalam pola dasar


perencanaan pembangunan nasional. Perencanaan ini
menerapkan

konsep

general

systems

theory

yang

memandang upaya pembangunan sebagai suatu sistem

10

yang terdiri atas berbagai komponen, dalam hal ini


berbagai

sektor

pembangunan.

Pembangunan

setiap

sektor harus terpadu dan saling mempunyai keterkaitan


erat hingga sumber-sumber daya yang dipergunakan
dapat secara optimal diatur dalam pemanfaatannya

hingga efektif.
Perencanaan Pendidikan

komprehensif

mengandung

konsep keseluruhan yang disusun secara sistemik dan


sistematis. Seluruh aspek penting pendidikan mencakup
dan

disusun

membentuk

sempurna.
Perencanaan

secara
satu

teratur

keseluruhan

strategis

dan

rasional.hingga

yang

adalah

lengkap

perencanaan

dan
yang

mengandung pendekatan strategic issu yang dihadapi


dalam upaya pembangunan pendidikan.
Ditinjau dari sisi metodologi, perencanaan pendidikan
itu dapat disebut rational atau systematic planning karena
perencanaan ini menggunakan prinsip dan teknik berfikir
sistematis dan rasional ilmiah.18
Berbicara mengenai ruang

lingkup

perencanaan

pendidikan, maka hal ini juga berkaitan dengan jenis-jenis


perencanaan pendidikan. Jenis-jenis perencanaan pendidikan
dikelompokkan

ke

dalam

tiga

bagian,

yaitu

menurut

besarannya, menurut tingkatnya, dan menurut waktunya.


1. Menurut Besarannya
a. Perencanaan Makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakankebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara
mencapai tujuan itu pada tingkat nasional.

18 Sarbini dan Neneng Lina, Op.,cit. hlm 32-34.

11

Dipandang dari sudut perencanaan makro, tujuan yang harus dicapai


negara adalah pengenbangan sistem pendidikan untuk menghasilkan
tenaga pembangunan baik secara kuantitatif dan kualitatif.
b. Perencanaan Meso
Perencanaan meso adalah penjabaran kebijaksanaan yang telah
ditetapkan pada tingkat makro ke dalam program-program berskala kecil.
c. Perencanaan Mikro
Perencanaan mikro adalah perencanaan pada tingkat institusional
dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Contoh dari
perencanaan mikro ini adalah kegiatan belajar mengajar.
2. Menurut Tingkatannya
a. Perencanaan Strategik
Perencanaan strategik disebut juga perencanaan jangka panjang.
Strategi itu menurut R.G. Murdick J.E. Ross (dalam Fattah 2004)
diartikan sebagai konfigurasi tentang hasil yang diharapkan tercapai pada
masa depan. Bentuk konfigurasi tersebut berdasarkan ruang lingkup,
hasil persaingan, target, dan penataan sumber-sumber.
1) Ruang Lingkup
Ruang lingkup pendidikan menyangkut hasil-hasil pendidikan
yang diharapkan, pemakai hasil pendidikan, pasaran hasil
pendidikan, kualitas hasil dan karakteristik yang ditentukan
untuk hasil pendidikan.
2) Hasil Persaingan
Kemampuan hasil pendidikan yang berkaitan dengan posisi
suplai, pengelolaan yang spesifik dan kapasitas merespons
terhadap gerak perubahan.
3) Target
Spesifikasi target-target yang menegaskan pernyataan kuantitatif
tujuan-tujuan yang akan dicapai, profitabilitas dan investasi
beserta perkiraan resiko atau faktor penunjang lainnya.
4) Penataan Sumber-sumber

12

Penentuan sumber-sumber pendidikan menyangkut alokasi


pengembangan sumber daya kependidikan, faktor geografik dan
kecenderungan perubahan dengan perubahan yang berkenaan
dengan sistem nilai.
b. Perencanaan Koordinatif
Perencanaan koordinatif adalah perencanaan yang ditujukan
untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang
telah ditetapkan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini mempunyai cakupan semua aspek operasi
suatu sistem yang meminta ditaatinya kebijakan-kebijakan yang
telah ditetapkan pada tingkat perencanaan strategik.
c. Perencanaan Operasional
Perencanaan

operasional

adalah

perencanaan

yang

memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat


pelaksanaan di lapangan dari suatu rencana strategi. Perencanaan ini
bersifat spesifik dan berfungsi untuk memberikan petunjuk konkret
tentang bagaimana suatu program atau proyek khusus dilaksanakan
menurut aturan, prosedur, dan ketentuan lain yang ditetapkan secara
jelas sebelumnya.
3. Menurut Waktunya
a. Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan tahunan atau
perencanaan yang dibuat untuk dilaksanakan dalam waktu kurang dari 5
tahun. Perencanaan ini merupakan penjabaran dari rencana jangka
menengah dan jangka panjang.
b. Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan

jangka

menengah

adalah

perencanaan

yang

mencakup kurun waktu pelaksanaan 5 10 tahun. Perencanaan ini


penjabaran dari rencana jangka panjang, tetapi sudah lebih bersifat
operasional.
c. Perencanaan Jangka Panjang

13

Perencanaan jangka panjang adalah perencanaan yang meliputi


cakupan waktu di atas 10 tahun sampai dengan 25 tahun. Semakin
panjang rencana itu, semakin banyak variabel yang sulit dikontrol.19
C. Karakteristik Perencanaan Pendidikan
Karakteristik perencanaan pendidikan ditentukan oleh
konsep dan pemahaman tentang pendidikan. Pendidikan
mempunyai ciri unik dalam kaitannya dengan pembangunan
nasional serta mempunyai ciri khas karena yang menjadi
muara

garapannya

adalah

manusia.

Inputnya

manusia,

tenaga pendidiknya juga manusia, outputnya pun manusia.


Philip

H.

Combs

(1984)

mengemukakan

ciri

perencanaan pendidikan yang baik, yaitu:


1) Perencanaan

pendidikan

harus

berpandangan

panjang
2) Perencanaan pendidikan harus terperinci
3) Perencanaan pendidikan harus diintegrasikan

jangka

dengan

rencana ekonomi dan perkembangan masyarakat


4) Perencanaan pendidikan harus merupakan bagian integral
manajemen pendidikan
5) Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan bagian
kualitatif, karena perkembangan pendidikan tidak hanya
pada kuantitatif saja.
Sedangkan Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin
(2007)

menjelaskan

bahwa

karakteristik

perencanaan

pendidikan yang baik meliputi:


1) Perencanaan
manusiawi,

pendidikan
karena

harus

pendidikan

mengutamakan
merupakan

nilai
proses

membangun manusia yang harus mampu membangun


dirinya dan masyarakatnya.
19 M. Sobry Sutikno, Op.cit., hlm 27-30.

14

2) Perencanaan

pendidikan

harus

dapat

memberikan

kesempatan untuk mengembangkan potensi peserta didik.


3) Perencanaan pendidikan harus memberikan kesempatan
pendidikan yang sama kepada peserta didik.
4) Perencanaan pendidikan dibuat secara sistematis dan
komperhensif, dalam artian disini adalah tidak praktikal
atau segmentaris tapi menyeluruh dan terpadu serta
disusun secara logis dan rasional serta mencakup berbagai
jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.
5) Perencanaan
pendidikan
harus

berorintasi

pada

pembangunan, disini artinya program pendidikan haruslah


ditujukan untuk membantu mempersiapkan manpower
(SDM)

yang

dibutuhkan

pembangunan.
6) Perencanaan
pendidikan

oleh
harus

berbagai

sektor

dikembangkan

dan

memperhatikan berbagai komponen pendidikan secara


sistematis.
7) Perencanaan pendidikan berorientasi pada masa depan,
karena pendidikan adalah proses jangka panjang dan jauh
untuk menghadapi masa depan.
8) Perencanaan pendidikan haruslah

responsif

terhadap

kebutuhan yang berkembang di masyarakat.


9) Perencanaan pendidikan haruslah merupakan sarana untuk
mengembangkan

inovasi

pendidikan

hingga

terjadi

pembaharuan secara terus menerus berlangsung.20


Perencanaan pendidikan memiliki sembilan dimensi
yang dapat menjamin bahwa suatu perencanaan akan
bersifat komprehensif dan efisien. Kesembilan dimensi itu
adalah :
a. Signifikan

20 M. Sobry Sutikno, Op.cit., hlm 30-31.

15

Signifikan

dapat

diartikan

bahwa

setiap

masalah

dibidang pendidikan adalah penting. Derajat pentingnya


masalah itu bergantung pada kepentingan masyarakat yang
menaruh kepedulian terhadap tujuan pendidikan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, pembuat keputusan
harus mempunyai akses dalam menentukan pedoman dan
kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil
pelaksanaan rencana. Sekali suatu keputusan dibuat dan
tujuan dan dapat dicapai, pengamat pendidikan yang lain
akan mengevaluasi kontribusi yang dihasilkan oleh suatu
rencana berdasarkan kriteria yang ditetapkan sebelum proses
perencanaan dilakukan.
b. Kelayakan
Kelayakan suatu rencana oleh beberapa faktor antara
lain

apakah

keputusan

rencana

politik,

tersebut

keakuratan

telah

teknis,

memperhatikan
dan

prakiraan

kemampuan finansal yang akan mendukung terlaksananya


rencana yang telah disusun.
c. Relevansi
Asas

relevansi

dimaksudkan

bahwa

dalam

proses

penyususnan rencana telah dikaitkan dan disepadankan


dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Asas relevansi
sangat penting dan mutlak agar rencana yang telah disusun
dapat diimplementasikan sevara tepat dan optimal dalam
rangka mencapai tujuan.
d. Kepastian
Dalam

dimensi

mengidentifikasikan

ini

perhatian

berbagai

dicurahkan

kemungkinan

untuk
untuk

menghindari dan mengurangi munculnya masalah-masalah


baru

yang

tidak

diharapkan

16

dan

mengakibatkan

penyimpangan penggunaan sumber daya dalam rangka


mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
e. Prinsip kehematan
Prinsip kehematan ini menuntut agar rencana pendidikan
disusun secara sederhana. Penerapan prinsip kehematan ini
akan memberikan waktu yang lebih longgar dalam membuat
berbagai

altenatif

mengembangkan

pertahapan
pedoman

rencana

yang

dan

membantu

mendukung

pembuat

keputusan untuk memilih berbagai pemecahan masalah


yangpaling efisien.
f. Dimensi kemampuan menyesuaikan diri
Rencana pendidikan harus bersifat dinamis sehingga
setiap perubahan dapat diikuti untuk dijadikan umpan balik
terhadap sistem pendidikan. Asas adptasi ini diperlukan agar
setiap penyimpangan dalam pelaksanaan rencana pendidikan
dapat ditekan semaksimal mungkin sehingga kegiatan dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan dapat berhasil secara
optimal.
g. Dimensi waktu
Faktor

waktu

merupakan

salah

satu

keterbatasan

perencana pendidikan dalam memperkirakan keadaan masa


depan.

Dimensi

perencana

waktu

pendidikan

mempengaruhi

dalam

mengevaluasi

kemampuan
kebutuhan

pendidikan saat rencana disusun dalam kaitannya dengan


kebutuhan dimasa depan.
h. Pemantauan
Kegiatan pemantauan ini mencakup penetapan kriteria
untuk menyakinkan bahwa berbagai kegiatan perencana
berjalan secara efektif.
i. Dimensi substansi

17

Merupakan dimensi yang terdiri atas tujuan, program,


sumber daya manusia, sumber daya alam, pembiayaan,
struktur pemerintah, dan konteks sosial.
Dalam pelaksanaan sebuah rencana tidak menutup
kemungkinan akan menemukan kendala. Kendala utama yang
dihadapi dalam perencanaan pendidikan adalah keputusan
politik, kemampuan ekonomi dan alokasi waktu. Kendala lain
yang

dihadapi

dalam

proses

perencanaan

adalah

bila

pengetahuan yang diberikan oleh pimpinan organisasi kurang


jelas,

kendala

lain

yang

dihadapi

adalah

perencanaan

pendidikan melibatkan sejumlah orang dari berbagai disiplin


dan masalah alokasi dana yang tidak tepat waktu.21
KESIMPULAN
A. Definisi Perencanaan Pendidikan
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai dan menetapkan jalan serta sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan itu dengan seefisien dan seefektif mungkin, yang mana
perencanaan mengandung paling sedikit 4 unsur yaitu: ada tujuan yang
harus dicapai, ada strategi untuk mencapai tujuan tersebut, sumber daya

yang mendukung, serta implementasi setiap keputusan.


Pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis dalam mengembangkan
seluruh potensi (fitrah) yang ada dalam diri manusia untuk menjadi

manusia yang seutuhnya (insan kamil).


Perencanaan Pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk melakukan
tindakan selama waktu tertentu sesuai dengan jangka waktu perencanaan
agar penyelenggarakan sistem pendidikan menjadi lebih efektif dan
efisien, serta menghasilkan output yang bermutu dan relefan

dengan kebutuhan pembangunan.


B. Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan
21 Endang Soenarya, Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan Pendidikan
Sistem, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta: 2000, hlm 63-66.

18

C. Karakteristik Perencanaan Pendidikan


Berangkat dari penjelasan di atas, dapat di tarik benang
merah bahwa karakteristik perencanaan pendidikan meliputi:
harus mengutamakan nilai manusiawi,d apat memberikan
kesempatan untuk mengembangkan potensi peserta didik,
harus

memberikan

kepada

peserta

komperhensif,

kesempatan

didik,

dibuat

logis/rasional,

pendidikan
secara

harus

yang

sama

sistematis
berorintasi

dan
pada

pembangunan, harus dikembangkan dan memperhatikan


berbagai

komponen

pendidikan

secara

sistematis,

berorientasi pada masa depan, responsif terhadap kebutuhan


yang

berkembang

mengembangkan

di

masyarakat,

sarana

untuk

pendidikan

hingga

terjadi

inovasi

pembaharuan secara terus menerus berlangsung.

PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan. Tak ada

gading yang tak retak, dan kami menyadari bahwa dalam


penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu,
saran dan kritik yang konstruktif serta bimbingan dan arahan
dari teman-teman dan bapak dosen selalu kami harapkan.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amiin.

REFERENSI

Basri, Hasan, Landasan Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung: cet


1, 2013.
Fattah, Nanang,

Landasan Manajemen Pendidikan, PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung: 2001.

19

http://andinurdiansah.blogspot.com/2011/11/pengertianperencanaan.html, dikutip pada tanggal 28 Februari 2015.


http://blog.tp.ac.id/pemikiran-ki-hajar-dewantara-tentangpendidikan, dikutip pada tanggal 1 Maret 2015.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagogi,

dikutip

pada

tanggal

Maret 2015.
https://drarifin.wordpress.com/2010/07/15/konsep-perencanaandan-model perencanaan-pendidikan, dikutip pada tanggal
27 Februari 2015.
Ihsan, Fuad, Dasar-Dasar Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta: 2005.
Mendiknas, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
tahun 2003 pasal 1, Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2006.
NC,

Fatah

Syukur

Manajemen

Pendidikan

Berbasis

pada

Madrasah, Pustaka Rizki Putra, Semarang: cetakan kedua,


2013.
Sarbini dan Neneng Lina, Perencanaan Pendidikan, Pustaka Setia,
Bandung: 2011.
Soenarya, Endang, Teori Perencanaan Pendidikan Berdasarkan
Pendidikan Sistem, Adicita Karya Nusa, Yogyakarta: 2000.
Sutikno, M. Sobry, Manajemen Pendidikan (Langkah Praktis
Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul) {Tinjauan
Umum dan Islami}, Holistica, Lombok: cet. 1, 2012.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Balai
Pustaka, Jakarta: 1995.
Utsman, Kahar dan Nadhirin, Perencanaan Pendidikan, Buku
Daros STAIN Kudus, Kudus: 2007.

20

Вам также может понравиться