Metodologi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN
O
L
E
H
SUHAIDI
PROF DR SUHAIDI SH MH
DASAR-DASAR ILMU
PENGETAHUAN DAN PENELITIAN
MAKHLUK HIDUP, MANUSIA DAN AKAL
PIKIRAN
AKAL PIKIRAN, KEMAMPUAN MENALAR
DAN MENEMUKAN/MENGEMBANGKAN
ILMU PENGETAHUAN
QS. AL-BAQARAH: 31-32:
ALLAH YANG MENGETAHUI DAN MAHA
BIJAKSANA;
ALLAH YANG MEMBERI ILMU
PENGETAHUAN
PENGETAHUAN
SEBAGAI PRODUK BERPIKIR
ALAT UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS HIDUP MANUSIA.
MISALNYA KAPAK PADA
ZAMAN BATU, KOMPUTER
PADA MASA SEKARANG
3 (TIGA) PROSES BERPIKIR

MANUSIA
ONTOLOGI: BERTANYA TENTANG APA
YANG INGIN DIKETAHUINYA
EPISTEMOLOGI: BERTANYA TENTANG
BAGAIMANA CARA MEMPEROLEH
PENGETAHUAN
AKSIOLOGI: BERTANYA TENTANG
NILAI/MANFAAT PENGETAHUAN
DUA CIRI UTAMA PENALARAN

BERFIKIR LOGIS: BERFIKIR
MENURUT POLA, ALUR,
KERANGKA DAN LOGIKA
TERTENTU;
BERFIKIR ANALITIS: KEGIATAN
ANALITIS BERDASARKAN
LANGKAH-LANGKAH TERTENTU
MENERIMA KEBENARAN: BERTAQLID

MENEMUKAN KEBENARAN: BERFIKIR
I HEAR I FORGET, I SEE I KNOW, I
DO I UNDERSTAND
ADALAH AKAN LEBIH BAIK BILA
MENEMUKAN KEBENARAN DARI
HASIL PEMIKIRAN SENDIRI
DARIPADA MENERIMA SUATU
KEBENARAN DARI ORANG LAIN
MENEMUKAN KEBENARAN
KEBETULAN;
UNTUNG-UNTUNGAN (COBA-COBA);
PENGHORMATAN PADA
PENDAPAT/PENEMUAN
SESEORANG/LEMBAGA TERTENTU;
SPEKULATIF;
PEMIKIRAN KRITIS BERDASAR
PENGALAMAN;
PENELITIAN SECARA ILMIAH;
INTUISI;
WAHYU/ILHAM
DENGAN DEMIKIAN CARA

MENEMUKAN KEBENARAN
PERBEDAANNYA TERLETAK
PROSESNYA
PENELITIAN SEBAGAI SARANA
UNTUK MENEMUKAN, MEMPERKUAT,
MENGGESER, SERTA
MENGEMBANGKAN ILMU
PENGETAHUAN
PENELITIAN SECARA ILMIAH: CARA

PENELITIAN DENGAN TUJUAN UNTUK
MEMPELAJARI SATU ATAU BEBERAPA
GEJALA, DENGAN JALAN
MENGANALISISNYA DAN
MENGADAKAN PEMERIKSAAN YANG
MENDALAM TERHADAP FAKTANYA,
UNTUK KEMUDIAN MENGUSAHAKAN
SUATU PEMECAHAN ATAS MASALAHMASALAH YANG DITIMBULKAN OLEH
FAKTA TERSEBUT (SOERJONO
SOEKANTO, 1986: 2-3)
PROSES PENELITIAN ILMIAH

METODOLOGIS, SISTEMATIS, DAN
KONSISTEN
SUATU PROSES PENELITIAN YANG
DIDASARKAN ATAS METODEMETODE ILMIAH TERTENTU,
MEMAKAI STRUKTUR/URUTAN
KOMPONEN-KOMPONEN
PENELITIAN ILMIAH, DENGAN
MEMELIHARA BENANG MERAH
DARI PENELITIAN.
THE FOUR ESSENTIALS FOR A

GOOD START ARE:
A CLEAR UNDERSTANDING OF THE
MEANING AND PURPOSE OF
GRADUATE STUDENT RESEARCH
WORK
ACCURATE KNOWLEDGE OF WHAT
CONSTITUTES AN ACCEPTABLE T/D
A DETAILED PLAN OF ACTION
THE TECHNICAL SKILL TO
IMPLEMENT THE PLAN
SECARA UMUM PENELITIAN

HENDAKNYA:
MEMPUNYAI KONTRIBUSI
PROFESIONAL
MEMPUNYAI DERAJAT KEUNIKAN
DAN KEASLIAN
LAYAK UNTUK DILAKSANAKAN,
DENGAN PERTIMBANGAN WAKTU
DAN BIAYA, SARANA DAN
PRASARANA, PERALATAN TERTENTU,
LITERATUR YANG TERSEDIA
METODOLOGI DAN PENELITIAN

METODOLOGI: ILMU YANG MEMPELAJARI
METODE-METODE ILMIAH
METODE ILMIAH: SISTEM DAN METODE
YANG SECARA KETAT MENGATUR
PENGETAHUAN TENTANG GEJALA
GEJALA ALAM DAN GEJALA SOSIAL
PENELITIAN/ RESEARCH: RE= KEMBALI
DAN SEARCH= MENCARI
DENGAN DEMIKIAN SECARA LOGAWIYAH
BERARTI "MENCARI KEMBALI"
MENCARI DAN MENEMUKAN

TOPIK DAN PERMASALAHAN
APAKAH TOPIK DAN PERMASALAHAN
YANG AKAN DITELITI SUDAH PERNAH
DITELITI. TIDAK BOLEH DILANJUTKAN
PENELITIAN;
TOPIK DAN PERMASALAHAN SAMA,
NAMUN KURUN WAKTUNYA BERBEDA,
TEMPAT BERBEDA. DAPAT DILANJUTKAN
PENELITIAN;
APAKAH TOPIK SAMA, NAMUN
PERMASALAHAN YANG AKAN DITELITI
BERBEDA, LANJUTKAN;
LANGKAH-LANGKAH
LAKUKAN EKSPLORASI LITERATUR
PADA ASPEK TERTENTU DALAM
SUATU BIDANG/DISIPLIN ILMU,
KUMPULKAN TEORI-TEORI, PELAJARI
PERKEMBANGAN ATAU
PERUBAHANNYA, KELEMAHANKELEMAHANNYA, KESENJANGANKESENJANGANNYA, ATAU
INKONSISTENNYA;
MENGIKUTI KEGIATAN-KEGIATAN
ILMIAH UNTUK MEMPERKAYA
DAN ATAU MENANGKAP
PERMASA-LAHANPERMASALAHAN, MISALNYA
DALAM SUATU SEMINAR,
SIMPOSIUM, PANEL DISKUSI,
LOKA-KARYA, PERTEMUAN
PROFESI, CERAMAH-CERAMAH
ILMIAH, DLL;
MENYERAP DARI
PENGALAMAN SEHARI-HARI
DALAM MENJALANKAN
PRAKTEK FROFESI;
BERDISKUSI SECARA
INDIVIDUAL DENGAN
TEMAN-TEMAN SEPROFESI
PERMASALAHAN YANG
DIIDENTIFIKASI KADANG-KADANG
SIFATNYA TERLALU UMUM, BELUM
KONKRET DAN SPESIFIK. JIKA
DEMIKIAN MAKA PERMASALAHAN
TERSEBUT HARUS DIPERSEMPIT
AGAR LEBIH KONKRET DAN
SPESIFIK MELALUI PEMECAHAN
MASALAH MENJADI SUB-SUB
MASALAH
UMUMNYA TUJUAN
PENELITIAN HANYA DAPAT
DICAPAI DENGAN
MEMECAHKAN
PERMASALAHAN YANG
LEBIH KECIL (KONGKRET
DAN SPESIFIK)
TOPIK
SEBAIKNYA BERASAL DARI
DUNIA PENULIS SENDIRI
DISELARASKAN DENGAN
KENGINAN
INSTITUSI/PEMBACA YANG
DITUJU
DIDASARKAN ATAS ARTI

PENTINGNYA
MEMPERTIMBANGKAN WAKTU
DAN KESEMPATAN
MEMPERTIMBANGKAN
KEMUDAHAN MENDAPATKAN
BAHAN-BAHAN
INFORMASINYA
GEJALA/FENOMENA/
PERMASALAHAN
SITUASI TERTENTU YANG TIDAK
BERJALAN DENGAN BAIK DAN
MEMUASKAN DENGAN KONDISI/
PROSEDUR YANG ADA, SEHINGGA
DIPERLUKAN
PENGEMBANGAN/PENYEMPURNAAN
MELALUI PENELITIAN;
TERDAPATNYA KESENJANGAN
ANTARA DAS SOLLEN DAN DAS SEIN;
KESULITAN-KESULITAN YANG
DIHADAPI DI BIDANG
PROFESI SEHARI-HARI
DAPAT MENJADI OBJEK
PENELITIAN;
GEJALA/FENOMENA/PERMASALAHAN YANG AKAN DITELITI:

MASIH AKTUAL DAN
RELEVAN UNTUK DITELITI:
KEPUSTAKAAN DAN
KONSULTASI
MENEMUKAN TEMA SENTRAL
MASALAH: MEDIA MASSA
PENULISAN KARYA ILMIAH:

SKRIPSI, TESIS DAN DISERTASI
MERUPAKAN TAHAP AKHIR DARI
SUATU PENELITIAN ILMIAH;
SEBAGAI TUGAS FUNGSIONAL
SOSIALISASI ILMU PENGETAHUAN
UNTUK DIKOMUNIKASIKAN:
SESUAI DENGAN ASAS ILMU:
UNTUK DITANGGAPI, DI
KOREKSI/DIUJI
KEMUNGKINAN MERANGSANG
PENELITI UNTUK MENELITI
LEBIH LANJUT SEBAGAI MANA
YANG DIISYARATKAN DALAM
REKOMENDASI;
MENGKOMUNIKASIKAN SEGI
NILAI PRAKTIS SEBAGAI AMAL
ILMIAH YANG DAPAT
DITERAPKAN PADA KONSUMEN
YANG BERMINAT
SECARA IDEAL SETIAP PENELITIAN

SENANTIASA DIDAHULUI DENGAN
USUL PENELITIAN: PERNYATAAN
SINGKAT PERIHAL YANG AKAN
DITELITI DAN DISESUAIKAN
DENGAN KONSEP DARI INSTITUSI/
LEMBAGA
LAPORAN PENELITIAN MERUPAKAN
HASIL LENGKAP DARI PENELITIAN
YANG MEMPUNYAI KOMPONENKOMPONEN DENGAN MEMAKAI
STRUKTUR PENULISAN ILMIAH
STRUKTUR PENULISAN ILMIAH:

MERUPAKAN KERANGKA PENYAJIAN
BESERTA KOMPONEN-KOMPONENNYA
MENGENAI HASIL PENELITIAN
KERANGKA DENGAN URUTAN SUSUNAN
KOMPONEN-KOMPONENNYA DISEBUT
SISTEMATIKA
TERPELIHARA BENANG MERAH SECARA
KETAT/ TIDAK TERDAPAT SAJIAN YANG
MELOMPAT-LOMPAT DAN BOLAK BALIK
KOMPONEN-KOMPONEN KARYA
ILMIAH
A. JUDUL:
DITEMPATKAN PALING DULU DI
KULIT MUKA;
DALAM PRAKTEKNYA DISUSUN
PALING AKHIR SETELAH
SELURUH PENYUSUNAN KARYA
ILMIAH SELESAI;
DIRUMUSKAN SECARA
RINGKAS, KOMUNIKATIF DAN
KONSISTEN DENGAN RUANG
LINGKUP DAN MATERI;
BUATLAN JUDUL TEPAT ISI
DAN MENARIK, SEHINGGA
PEMBACA TERGUGAH UNTUK
MEMBACA LEBIH LANJUT;
B. LATAR BELAKANG
BERISI TENTANG KENAPA
MEMILIH TOPIK/JUDUL.
MENCERMINKAN DINAMIKA
PROSES PEMIKIRAN
MENGAPA FENOMENA YANG
DIJUMPAI MENGGUGAH NIAT
UNTUK MELAKUKAN
PENELITIAN;
RUMUSAN TEMA
SENTRAL/PROBLEM ISSUE
MASA-LAH DITAMPILKAN
SEBAGAI KALIMAT PERTAMA
DALAM HALAMAN PERTAMA
TEMA SENTRAL MASALAH
MERUPAKAN GAMBARAN
RINGKAS SECARA KONDISIONAL
DAN SITUASIONAL FENOMENA
YANG DIHADAPI, SEHINGGA
MENGGUGAH UNTUK
DILAKUKAN PENELITIAN
SELANJUTNYA DIGAMBARKAN
RISALAH BERUPA ARGUMENTASI
DUKUNGAN DATA EMPIRIS YANG
MELANDASI PENDESKRIPSIAN
PROSES TIMBULNYA FENOMENA
YANG DIHADAPI.
ARTINYA PENELITI SUDAH
MEMPUNYAI PERSEPSI ILMIAH
TENTANG APA-APA YANG HARUS
DIPERHATIKAN DALAM RANGKA
PENDEKATAN MASALAHNYA;
KALIMAT PENUTUP BERUPA

GAMBARAN APA YANG
DIHARAPKAN DARI HASIL
PENELITIAN, SEPERTI YANG
DIPERSEPSIKAN BERUPA SEGI
DAMPAK POSITIPNYA SEBAGAI
PENCANANGAN NILAI-NILAI
MANFAAT PRAKTIS DAN
SUMBANGAN ILMIAH BAGI
PERKEMBANGAN ILMU;
TIDAK TERLALU PANJANG,
CUKUP 5-10 HALAMAN;
C. IDENTIFIKASI MASALAH
MENGIDENTIFIKASI BERARTI
MENGENAL, MENEMUKAN, ATAU
MENAMPILKAN HAL YANG SPESIFIK.
YANG MENJADI TITIK TOLAKNYA
ADALAH TEMA SENTRAL MASALAH
YANG DIKEMUKAKAN DALAM LATAR
BELAKANG MASALAH
MERUPAKAN PENJABARAN DARI
TEMA SENTRAL MASALAH MENJADI
SUB-MASALAH YANG SPESIFIK,
YANG DIRUMUSKAN DALAM KALIMAT
TANYA;
KALIMAT TANYA BERUPA:

MENGAPA.BAGAIMANA,
APAKAH, FAKTOR-FAKTOR
APA, HAMBATAN-HAMBATAN
APA, MENGAPA, DAPAT
DISESUAIKAN DENGAN
BENTUK PERMASALAHAN;
DIBUAT POINTED, 1, 2, 3,
DST;
D. TUJUAN PENELITIAN
MERUPAKAN GAMBARAN
OPERASIONALISASI PENELITIAN MASINGMASING SUB-MASALAH BESERTA ACUANACUANNYA SEBAGAIMANA DIRUMUSKAN
DALAM IDENTIFIKASI MASALAH;
DIRUMUSKAN DENGAN SENAFAS DAN
BERORIENTASI DARI ACUAN-ACUAN
PERTANYAAN YANG TERDAPAT DI DALAM
IDENTIFIKASI MASALAH (2 DAN 2, 3 DAN
3, DST);
E. KEGUNAAN/MANFAAT PENELITIAN
MERUPAKAN PENTAJAMAN
SPESIFIKASI SUMBANGAN
PENELITIAN TERHADAP NILAI
MANFAAT TEORITIS DAN
PRAKTIS. MISALNYA
SUMBANGAN ILMIAH BAGI
PERKEMBANGAN ILMU DAN BAGI
INSTANSI/ LEMBAGA, PROFESI
TERTENTU, DLL
F. KEASLIAN PENELITIAN
MEMPERLIHATKAN
TANGGUNG JAWAB PENELITI
BAHWA PENELITIAN YANG
DILAKUKANNYA BELUM
PERNAH DILAKUKAN OLEH
PENELITI-PENELITI
SEBELUMNYA
MPH
TIDAK MENIMBULKAN
KESAN BAHWA
PENELITIAN YANG
DILAKUKAN MERUPAKAN
PENELITIAN BARU UNTUK
PERTAMA KALI DALAM
SEJARAH PERKEMBANGAN
ILMU ;
KERANGKA TEORI
TEORI SEBAGAI PISAU
ANALISIS
SEBAGAI PISAU ANALISIS
DARI PERMASALAHAN
YANG TIMBUL DALAM
RANGKA PENELITIAN
G. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
MERUPAKAN LANDASAN TEORITIS DARI
PERMASALAHAN PENELITIANNYA
SEHINGGA PENELITIAN YANG DILAKUKAN
BUKANLAH AKTIVITAS YANG BERSIFAT
"TRIAL AND ERROR";
KERANGKANYA MENCAKUP RUANG
LINGKUP DAN AKSENTUASI PENELITIAN,
DENGAN MENETAPKAN KOMPONENKOMPONENNYA BERUPA ASPEK-ASPEK
DALAM ACUAN-ACUAN YANG TERDAPAT
DALAM IDENTIFIKASI MASALAH DAN
HIPOTESIS-HIPOTESIS;
MASING-MASING ASPEK DIULAS

BERDASARKAN KEPUSTAKAAN YANG
TERSEDIA, LENGKAP DENGAN ORANG
YANG MENGUPASNYA, TAHUN
PERNYATAAN, DAN ESENSI
PERNYATAANNYA;
SEBAGAI PEMBANDING UNTUK HASIL
PENELITIAN NANTINYA. DENGAN
DEMIKIAN AKAN DAPAT DIKETAHUI
BAHWA PENELITIAN YANG DILAKUKAN
DALAM RANGKA PENELITIAN LANJUTAN.
DILAKUKAN PULA SOROTAN KRITIS

ANALITIK, DAN JUGA MENCOBA
MENEMUKAN DALAM HAL APA, DAN
MENGAPA BILA DIJUMPAI
PERBEDAAN PANDANGAN PARA
PAKAR ATAU KELOMPOK PAKAR.
SELANJUTNYA DIMANA
KEBERPIHAKAN PENELITI;
LITERATURNYA HARUS MERUPAKAN
PUBLIKASI ILMIAH TAHUN
TERAKHIR;
METODE PENELITIAN
MENGENAI SEGALA SESUATU
YANG TERLIBAT DALAM
PERSIAPAN AGAR
PELAKSANAAN OPERASIONAL
PENELITIAN BERLANGSUNG
LANCAR DAN APA YANG
DIHARAPKAN DIDUKUNG
OLEH DATA NORMATIF/
EMPIRIS YANG TERUNGKAP;
KONSISTEN DENGAN YANG

DIARAHKAN OLEH TEMA
SENTRAL MASALAH,
IDENTIFIKASI MASALAH,
KEGUNAAN PENELITIAN
YANG MEMERLUKAN DESAIN
PENELITIAN YANG COCOK,
TEPAT GUNA DAN BERHASIL
GUNA;
KELENGKAPAN DAN
KEUTUHAN PERANGKAT
DESAIN PENELITIAN
DITAMPILKAN SECARA
EKSPLISIT;
METODE PENELITIAN JUGA
TURUT MEMANDU ARAH,
RUANG LINGKUP DAN
AKSENTUASI PENYUSUNAN
KERANGKA
METODE DESKRIPTIF
ANALITIS, HISTORIS, DAN
KOMPARATF LAW
PENDEKATAN:
SOSIOLOGIS/EMPIRIS
SIFAT: KUALITATIF
LOKASI PENELITIAN
LOKASI PENELITIAN
DISEBUTKAN DENGAN
JELAS;
ALASAN MEMILIH LOKASI
PEMILIHAN SAMPEL
IDEALNYA DATA DIKUMPULKAN
DARI SEMUA OBJEK (POPULASI),
NAMUN POPULASI YANG AKAN
DITELITI TERLALU
BANYAK/LUAS, SEHINGGA
MEMBUTUHKAN BIAYA, TENAGA
DAN WAKTU YANG BESAR/
TIDAK EFISIEN;
POPULASI MERUPAKAN
HIMPUNAN OBYEK PENELITIAN,
DAPAT BERUPA ORANG, BENDA,
KASUS, DLL.
PENGAMBILAN SAMPEL DALAM
RANGKA PENELITIAN DISEBUT
SAMPLING. KESALAHAN DALAM
SAMPLING DAPAT
MENYEBABKAN KESALAHAN
DALAM KESIMPULAN
SEBELUM DILAKUKAN PEMILIHAN

SAMPEL TIMBUL PERTANYAAN:
MUNGKINKAH SUATU
PENELITIAN DILAKUKAN
TERHADAP SELURUH
POPULASI ?
JIKA MUNGKIN, BERAPA BESAR
BIAYA, WAKTU, DAN TENAGA
YANG DIBUTUHKAN ?
EFISIEN DAN EFEKTIFKAH
PENELITIAN TSB ?
DARI PERTANYAAN INI AKAN

TERJAWAB BAHWA DIPERLUKAN
HANYA SEBAHAGIAN DARI
POPULASI SAJA. NAMUN
SEBAHAGIAN DARI POPULASI INI
HARUS DAPAT MEWAKILI
KESELURUHAN POPULASI (DAPAT
DIGENERALISASIKAN)
SEBAHAGIAN DARI POPULASI
YANG DAPAT MEWAKILI
KESELURUHAN POPULASI INILAH
YANG DISEBUT DENGAN SAMPEL
PENENTUAN BESARNYA
SAMPEL
BERAPA BESAR SAMPEL

YANG DIPERLUKAN,
BELUM ADA KATA
SEPAKAT, NAMUN
TERDAPAT KRITERIANYA,
YAITU:
JIKA POPULASINYA HETEROGEN,

SEBAIKNYA DIAMBIL SAMPEL
YANG BESAR JUMLAHNYA.
SEMAKIN BESAR SAMPEL YANG
DIAMBIL, SEMAKIN MENDEKATI
CERMINAN POPULASINYA;
JIKA POPULASI HOMOGEN,
SAMPEL TIDAK HARUS BESAR,
NAMUN TIDAK BOLEH TERLALU
KECIL.
TEKNIK SAMPLING/ TATA CARA

PEMILIHAN SAMPEL
MENENTUKAN SAMPLE/
RESPONDEN:
PROBABILITY SAMPLE
NON-PROBABILITY SAMPLE
MULTISTAGE SAMPLING
(GABUNGAN)
PROBABILITY SAMPLE:
RANDOM SAMPLING: SIMPLE
RANDOM SAMPLING DAN
SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING
STRATIFIED RANDOM SAMPLING:
PROPORTIONAL STRATIFIED
RANDOM SAMPLING DAN NONPROPORTIONAL STRATIFIED
RANDOM SAMPLING
CLUSTER SAMPLING
PERTIMBANGAN MEMAKAI
PROBABILITY SAMPLE:
JUMLAH KESELURUHAN POPULASI
TELAH DIKETAHUI;
HASIL PENELITIAN YANG
DILAKUKAN DIPAKAI SEBAGAI
GENERALISASI TERHADAP
KESELURUHAN POPULASI
MEMPUNYAI KESEMPATAN YANG
SAMA UNTUK DIJADIKAN SAMPEL;
AGAR GENERALISASI TERHADAP

MENCAPAI HASIL OPTIMAL,
MAKA DITENTUKAN TERLEBIH
DAHULU JUMLAH SAMPEL YANG
DIPERLUKAN
MISALNYA JUMLAH POPULASI
20.000, DITENTUKAN JUMLAH
SAMPEL 1000, MAKA MASINGMASING POPULASI MENDAPAT
KESEMPATAN 1000: 20.000 =
1:20
SIMPLE RANDOM SAMPLING

(RANDOM SAMPLING SEDERHANA):
DIPERGUNAKAN JIKA POPULASI
DIANGGAP HOMOGEN;
TERSEDIA DAFTAR DARI
POPULASI YANG DITELITI;
DAPAT DILAKUKAN DENGAN
CARA:
LOTERE BIASA (FISH BOWL);
MEMPERGUNAKAN DAFTAR
RANDOM (RANDOM
NUMBER);
MEMAKAI KOMPUTER.
KEUNTUNGAN MEMAKAI
SISTEM INI: RATA-RATA
POPULASI YANG "UNBIAS",
DALAM PELAKSANAANNYA
LEBIH MUDAH.
SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING:

DIPERGUNAKAN JIKA POPULASI DIANGGAP
HOMOGEN;
TERSEDIA DAFTAR DARI POPULASI YANG
DITELITI;
MEMPERGUNAKAN CARA INTERVAL = i
iN
N = JUMLAH POPULASI
n
n = JUMLAH SAMPEL
MISALNYA: N = 20.000, n = 1000 maka i
= 20.000 = 20
1.000
UNTUK MENENTUKAN SAMPEL,

TERLEBIH DAHULU DIBUAT
DAFTAR RANDOM (RANDOM
NUMBER) TERHADAP POPULASI.
SAMPEL PERTAMA DITENTUKAN
SECARA RANDOM, SELANJUTNYA
SAMPEL BERIKUTNYA DIHITUNG
DENGAN MENAMBAH INTERVAL
SEPERTI YANG TELAH
DIHITUNG:
MISALNYA SAMPEL I JATUH

PADA NOMOR 10, MAKA
SAMPEL KEDUA ADALAH 10 +
20, SAMPEL KETIGA ADALAH
30 + 20, DEMIKIAN
SETERUSNYA SAMPAI
TERCAPAI BERAPA JUMLAH
UNIT SAMPEL YANG
DIPERLUKAN (1000);
MISALNYA SAMPEL I JATUH

PADA NOMOR 10, MAKA
SAMPEL KEDUA ADALAH 10 +
20, SAMPEL KETIGA ADALAH
30 + 20, DEMIKIAN
SETERUSNYA SAMPAI
TERCAPAI BERAPA JUMLAH
UNIT SAMPEL YANG
DIPERLUKAN (1000);
STRATIFIED RANDOM
SAMPLING
CARA INI DIPERGUNAKAN JIKA
POPULASI YANG AKAN DITELITI
HETEROGEN;
DALAM POPULASI YANG
HETEROGEN TERDIRI DARI
STRATA/LAPISAN YANG
HOMOGEN;
PROPORTIONAL STRATIFIED
RANDOM SAMPLING
DIPAKAI TEKNIK STRATA:

POPULASI
DIKLASIFIKASIKAN ATAU
DIGOLONGKAN SESUAI
DENGAN STRATA/LAPISAN
TERTENTU;
JUMLAH UNIT DALAM TIAP

STRATA TIDAK SAMA:
MISALNYA PENELITIAN
TENTANG ASPEK
PENYULUHAN HUKUM
LINGKUNGAN TERHADAP
KESADARAN HUKUM
MASYARAKAT DALAM
MASALAH LINGKUNGAN DI
KOTA MEDAN
WILAYAH PEMERINTAHAN YANG

TELAH IKUT PENYULUHAN
PERBANDINGAN ADALAH:
MEDAN KOTA 1000,MEDAN
UTARA 1000, MEDAN SELATAN
2000,MEDAN BARAT
1000,MEDAN AREA 500,MEDAN
SELAYANG 3000,MEDAN
TENGGARA 1000, MEDAN
SUNGGAL 500
DIPEROLEH N=10.000
DENGAN DEMIKIAN
PERBANDINGANNYA ADALAH
MEDAN KOTA 0.10,MEDAN
UTARA 0,10, MEDAN SELATAN
0,20,MEDAN BARAT 0,10,MEDAN
AREA 0,05,MEDAN SELAYANG
0,30,MEDAN TENGGARA 0,10,
MEDAN SUNGGAL 0,05
JIKA SAMPEL DITENTUKAN 400,

MAKA RESPONDEN YANG
DIAMBIL UNTUK MASINGMASING KECAMATAN ADALAH:
MEDAN KOTA: 0,10 X 400 = 40 ;
MEDAN UTARA: 0,10 X 400 =
40;
MEDAN SELATAN: 0,20 X 400 =
80, DST.
CARA INI DITEMPUH DALAM

RANGKA MENINGKATKAN
DERAJAT KETERWAKILAN
SAMPEL YANG DIAMBIL DARI
POPULASI;
UNTUK MENGAMBIL SAMPEL
DARI TIAP KECAMATAN
JALAN UNDIAN MAUPUN
DENGAN DAFTAR RANDOM.
NON-PROPORTIONAL STRATIFIED RANDOM

SAMPLING/SIMPLE STRATIFIED RANDOM
SAMPLING:
DILAKUKAN DENGAN
TIDAK MENGIKUTI
PROPORSI SEPERTI DI
ATAS
DILAKUKAN JIKA JUMLAH
TIAP UNIT DALAM SETIAP
STRATA SAMA:
MISALNYA JIKA DIPERLUKAN

SAMPEL 500, MAKA DIAMBIL
RATA-RATA TIAP KECAMATAN,
YAITU: 500 : 8 = 62-AN;
ATAU DAPAT JUGA SATU ATAU
DUA WILAYAH DIJADIKAN
SAMPEL PENENTU, SEDANGKAN
WILAYAH LAINNYA SEBAGAI
PELENGKAP.
KEUNTUNGAN MEMAKAI CARA STRATIFIED

RANDOM SAMPLING:
MENINGKATKAN PRESISI DARI

SAMPEL TERHADAP POPULASI;
PELAKSANAANNYA LEBIH MUDAH.
KELEMAHAN MEMAKAI CARA
STRATIFIED RANDOM SAMPLING:
SAMPEL DAPAT MENYEBAR DENGAN
JARAK YANG JAUH DAN DIPERLUKAN
DAFTAR SELURUH UNIT POPULASI
BE-SERTA STRATANYA
CLUSTER SAMPLING/ AREA

BERASAL DARI BIDANG
PERTANIAN;
JIKA POPULASINYA HETEROGEN,
DIMANA DI DALAMNYA TERDIRI
DARI KELOMPOK-KELOMPOK
(CLUSTER) YANG DI DALAMNYA
MASING-MASING MENGANDUNG
UNIT POPULASI YANG
HETEROGEN;
MERUPAKAN CARA
PENGAMBILAN SAMPEL DENGAN
MEMBAGI-BAGINYA DALAM
KELOMPOK POPULASI/
KELOMPOK WILAYAH. HAL INI
DILAKUKAN;
UNTUK MENGURANGI BIAYA DAN
TENAGA. MISAL\NYA DAERAH
PENELITIAN YANG TERLALU
LUAS;
CLUSTER DIAMBIL SECARA

RANDOM, SETELAH TERPILIH
CLUSTERNYA, MAKA DARI
CLUSTER YANG TERPILIH INI
DIPILIH SAMPEL SECARA
RANDOM PULA;
DIHARAPKAN HETEROGENITAS
SAMPEL SAMA DENGAN
HETEROGENITAS POPULASINYA;
CLUSTER SAMPLING SERING JUGA

DISEBUT DENGAN AREA RANDOM
SAMPLING. AREA DAPAT BERUPA
WILAYAH ADMINISTRATIF, MISALNYA
WILAYAH KOTA/KABUPATEN,
KECAMATAN, DESA/KELURAHAN,
DST. DAPAT PULA DALAM ARTIAN
GEOGRAFIS, MISALNYA PANTAI,
ALIRAN SUNGAI, DATARAN
TINGGI/RENDAH, DLL;
KEUNTUNGAN CLUSTER
SAMPLING:(1) PENYEBARAN
UNIT POPULASI DAPAT
DITEKAN DAN (2) TIDAK
DIPERLUKAN DAFTAR DARI
SELURUH UNIT POPULASI/
CUKUP HANYA DAFTAR UNIT
POPULASI DALAM
CLUSTER/WILAYAH TERPILIH
KELEMAHAN CLUSTER SAMPLING:
SERINGKALI TERJADI KESALAHAN

DALAM MEMBAGI POPULASI KE
DALAM CLUSTER, SEHINGGA SULIT
DIPEROLEH CLUSTER DENGAN
HETEROGENITAS YANG BENARBENAR SAMA (SAMPEL YANG
DIPEROLEH MERUPAKAN ESTIMATOR
YANG KASAR UNTUK POPULASINYA)
TIDAK MENJAMIN SETIAP SAMPLE
DALAM CLUSTER SAMA BESARNYA.
NON PROBABILITY SAMPLE

TIDAK MENGIKUTI DASAR-DASAR
PROBABILITAS. DASAR UTAMANYA
ADALAH "LOGIC AND
COMMONSENSE";
TIDAK DAPAT DIJADIKAN
GENERALISASI. KARENA TIDAK
SEMUA ELEMEN DALAM POPULASI
MENDAPAT KESEMPATAN YANG SAMA
UNTUK DAPAT MENJADI
RESPONDEN;
TIDAK TERDAPAT
KETENTUAN YANG PASTI
TENTANG SAMPEL YANG
MANA DIAMBIL MEWAKILI
POPULASI, SEHINGGA
SANGAT SUBJEKTIF;
CARA INI DAPAT EFEKTIF
JIKA POPULASI CUKUP
HOMOGEN, DAN DANA YANG
TERSEDIA RELATIF KECIL;
QUOTA SAMPLE
BERDASARKAN QUOTA DARI SATU
POPULASI;
MEMPERGUNAKAN BERBAGAI MACAM
DAFTAR
MISALNYA DAFTAR PELANGGAN
TELPON, DAFTAR STAF PENGAJAR DI
SUATU PERGURUAN TINGGI, DAFTAR
ANGGOTA SUATU PARTAI POLITIK,
DLL
PURPOSIVE SAMPLE
SAMPEL YANG DIPEROLEH
DARI SESEORANG YANG
DAPAT MEWAKILI SUATU
POPULASI
ACCIDENTAL SAMPLE
SAMPEL DIPEROLEH PADA
SAAT TERJADINYA SUATU
PERISTIWA;
MISALNYA: PENELITI INGIN
MENGETAHUI PENDAPAT
MASYARAKAT TENTANG
TABRAK LARI.
MAKA PADA SAAT ADA

PERISTIWA TERDAPAT
KERUMUNAN ORANG YANG
MELIHAT LANGSUNG PERISTIWA
TERSEBUT
MAKA PENELITI
MEWAWANCARAI ORANGORANG YANG BERKERUMUN
TERSEBUT.
MULTISTAGE SAMPLING
(GABUNGAN)
MERUPAKAN GABUNGAN ANTARA
PENGAMBILAN SAMPEL DENGAN
PROBABILITY DAN NONPROBABILITY YANG DILAKUKAN
SECARA BERTAHAP DENGAN
BERBAGAI VARIASI;
PENGAMBILAN SAMPEL DILAKUKAN
BEBERAPA KALI (MULTIPEL)
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

MENGUMPULKAN SENDIRI DATA ASLI
SECARA LANGSUNG/EMPIRIK = DATA
PRIMER
DAN DATA YANG SUDAH TERSEDIA
=DATA SEKUNDER
LANGKAH PERSIAPAN: SURAT IZIN
PENELITIAN/SPJ, LEMBARAN
KUESIONER, PEDOMAN WAWANCARA,
ALAT TULIS MENULIS, DLL
DATA PRIMER: DATA YANG

DIPEROLEH DARI PENELITIAN
TERHADAP PERILAKU DARI
MASYARAKAT;
DATA SEKUNDER: DATA YANG
DIPEROLEH DARI BAHAN
KEPUSTAKAAN:
BAHAN PRIMER:
PENDAPAT I: BAHAN PUSTAKA
YANG BERISIKAN PENGETAHUAN
ILMIAH YANG
MUTAKHIR/PENGERTIAN BARU
TENTANG SUATU FAKTA/IDE.
MISALNYA BUKU, ARTIKEL,
LAPORAN PENELITIAN, JURNAL
DLL (LIHAT BAMBANG WALUYO,
1991: 50-52);
PENDAPAT II: BAHAN YANG

MENGIKAT
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

STUDI DOKUMEN/BAHAN
PUSTAKAAN
PENGAMATAN/OBSERVASI
WAWANCARA/INTERVIEW
DALAM SUATU PENELITIAN,

STUDI DOKUMEN/ BAHAN
PUSTAKA MERUPAKAN LANGKAH
UNTUK MENGUMPULKAN DATA
SEKUNDER. SEDANGKAN
PENGAMATAN/OBSERVASI DAN
WAWANCARA/ INTERVIEW
MERUPAKAN LANGKAH UNTUK
MENGUMPULKAN DATA PRIMER
STUDI DOKUMEN/ BAHAN

PUSTAKA DIPERLUKAN DALAM
RANGKA MENGAMBIL DATADATA YANG TERTULIS
SEDANGKAN PENGAMATAN/
OBSERVASI DAN WAWANCARA/
INTERVIEW SUMBER DATANYA
ADALAH KATA-KATA DAN
TINDAKAN
STUDI DOKUMEN/BAHAN
PUSTAKA:
MERUPAKAN ALAT PENGUMPULAN
DATA TUNGGAL YANG
DIPERGUNAKAN DALAM PENELITIAN
NORMATIF;
DALAM PENELITIAN SOSIOLOGIS
MERUPAKAN ALAT PENGUMPULAN
DATA YANG DIPERGUNAKAN SECARA
BERSAMAAN DENGAN ALAT
PENGUMPULAN DATA LAINNYA;
BAHAN PUSTAKA MERUPAKAN

SUMBER TERTULIS, MELIPUTI:
BUKU, KARYA ILMIAH BERUPA
HASIL-HASIL SEMINAR, THESIS,
DISERTASI, PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN,
MAJALAH ILMIAH, INTERNET,
DLL
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM

STUDI DOKUMEN/BAHAN PUSTAKA:
DIMANA HARUS DICARI

BAHAN/DATA TERSEBUT;
LANGKAH-LANGKAH YANG
HARUS DITEMPUH, MELIPUTI
(BAHAN/DATA APA YANG
DICARI):
MEMPELAJARI KETENTUAN
YANG TERDAPAT PADA
PERPUSTAKAAN, MISALNYA
MASALAH WAKTU, JUMLAH
YANG BOLEH DIPINJAM,
DENDA, BOLEH TIDAKNYA DI
PHOTO COPI, SUDAH
MEMAKAI SISTEM KATALOG,
DLL;
MENGETAHUI SISTEM
PELAYANAN PERPUSTAKAAN.
TERDAPAT PERPUSTAKAAN
YANG MEMPUNYAI SISTEM
PELAYANAN TERBUKA (OPENACCESS SYSTEM) DAN
SISTEM PELAYANAN
TERTUTUP (CLOSED-ACCESS
SYSTEM);
MENGETAHUI BENTUK DAN JENIS

BAHAN PUSTAKA YANG DIMILIKI
SUATU PERPUSTAKAAN;
MEMBUAT CATATAN-CATATAN
TENTANG HAL-HAL YANG
DIANGGAP PENTING DAN
BERGUNA BAGI PENELITIAN.
CATATAN DIBUAT PADA
KERTAS/KARTU TERTENTU.
UMUMNYA DIKENAL 2 MACAM
KARTU, YAITU:
KARTU KUTIPAN: UNTUK

MENCATAT/MENGUTIP
DATA BESERTA SUMBER
DATA;
KARTU BIBLIOGRAFI:
UNTUK MENCATAT
SUMBER BACAAN YANG
DIPERGUNAKAN
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MERUPAKAN KOMPONEN PENULISAN
DARI HASIL PENELITIAN DAN
ANALISIS DARI HASIL PENELITIAN
YANG DIPEROLEH DARI PENELITIAN
KEPUSTAKAAN DAN PENELITIAN
LAPANGAN/EMPIRIS/SOSIOLOGIS
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
MERUPAKAN PENJABARAN DARI
JAWABAN DARI RUMUSAN MASALAH
YANG DITELITI

Metodologi Penelitian

Загружено:

Сведения о документе

Оригинальное название

Авторское право

Доступные форматы

Поделиться этим документом

Поделиться или встроить документ

Параметры публикации

Этот документ был вам полезен?

Это неприемлемый материал?

Авторское право:

Доступные форматы

Metodologi Penelitian

Загружено:

Авторское право:

Доступные форматы

METODOLOGI PENELITIAN

3 (TIGA) PROSES BERPIKIR

DUA CIRI UTAMA PENALARAN

MENERIMA KEBENARAN: BERTAQLID

DENGAN DEMIKIAN CARA

PENELITIAN SECARA ILMIAH: CARA

PROSES PENELITIAN ILMIAH

THE FOUR ESSENTIALS FOR A

SECARA UMUM PENELITIAN

METODOLOGI DAN PENELITIAN

MENCARI DAN MENEMUKAN

DIDASARKAN ATAS ARTI

GEJALA/FENOMENA/PERMASALAHAN YANG AKAN DITELITI:

PENULISAN KARYA ILMIAH:

SECARA IDEAL SETIAP PENELITIAN

STRUKTUR PENULISAN ILMIAH:

KALIMAT PENUTUP BERUPA

KALIMAT TANYA BERUPA:

MASING-MASING ASPEK DIULAS

DILAKUKAN PULA SOROTAN KRITIS

KONSISTEN DENGAN YANG

SEBELUM DILAKUKAN PEMILIHAN

DARI PERTANYAAN INI AKAN

BERAPA BESAR SAMPEL

JIKA POPULASINYA HETEROGEN,

TEKNIK SAMPLING/ TATA CARA

AGAR GENERALISASI TERHADAP

SIMPLE RANDOM SAMPLING

SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING:

UNTUK MENENTUKAN SAMPEL,

MISALNYA SAMPEL I JATUH

MISALNYA SAMPEL I JATUH

DIPAKAI TEKNIK STRATA:

JUMLAH UNIT DALAM TIAP

WILAYAH PEMERINTAHAN YANG

JIKA SAMPEL DITENTUKAN 400,

CARA INI DITEMPUH DALAM

NON-PROPORTIONAL STRATIFIED RANDOM

MISALNYA JIKA DIPERLUKAN

KEUNTUNGAN MEMAKAI CARA STRATIFIED

MENINGKATKAN PRESISI DARI

CLUSTER SAMPLING/ AREA

CLUSTER DIAMBIL SECARA

CLUSTER SAMPLING SERING JUGA

KELEMAHAN CLUSTER SAMPLING:

SERINGKALI TERJADI KESALAHAN

NON PROBABILITY SAMPLE

MAKA PADA SAAT ADA

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER: DATA YANG

PENDAPAT II: BAHAN YANG

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

DALAM SUATU PENELITIAN,

STUDI DOKUMEN/ BAHAN

BAHAN PUSTAKA MERUPAKAN

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM

DIMANA HARUS DICARI

MENGETAHUI BENTUK DAN JENIS

KARTU KUTIPAN: UNTUK

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Вам также может понравиться