Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
ITP merupakan singkatan dari Idiopatik Trombositopenia Purpura.
Idiopatik artinya penyebabnya tidak diketahui. Trombositopenia artinya
berkurangnya jumlah trombosit dalam darah atau darah tidak mempunyai
platelet yang cukup. Purpura artinya perdarahan kecil yang ada di dalam kulit,
membrane mukosa atau permukaan serosa (Dorland, 1998).
ITP adalah suatu penyakit perdarahan yang didapat sebagai akibat dari
penghancuran trombosit yang berlebihan (Suraatmaja, 2000).
ITP adalah suatu keadaan perdarahan yang disifatkan oleh timbulnya
petekia atau ekimosis di kulit ataupun pada selaput lendir dan adakalanya
terjadi pada berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena
sebab yang tidak diketahui (FK UI, 1985).
Trombositopenia
adalah
suatu
kekurangan
trombosit,
yang
yang banyak (berlebihan). Istilah ITP ini juga merupakan singkatan dari
Immune Thrombocytopenic Purpura. (Family Doctor, 2006).
ITP adalah syndrome yang di dalamnya terdapat ppenurunan jumlah
trombosit yang bersirkulasi dalam keadaan sum-sum normal. ITP adalah
suatu keadaan perdarahan berupa petekie atau ekimosis di kulit / selaput
lendir dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena
sebab yang tidak diketahui. (ITP pada anak tersering terjadi pada umur 2 8
tahun), lebih sering terjadi pada wanita. (Kapita selekta kedokteran jilid 2).
ITP adalah salah satu gangguan perdarahan didapat yang paling umum
terjadi.(Perawatan Pediatri Edisi 3). ITP adalah syndrome yang di dalamnya
terdapat penurunan jumlah trombosit yang bersirkulasi dalam keadaan sumsum normal.
Idiopatik trombositopenia purpura (ITP) merupakan suatu kelainan
yang berupa gangguan autoimun yang mengakibatkan trombositopenia oleh
karena
adanya
penghancuran
trombosit
secara
dini
dalam
sistem
memenuhi kebutuhan tubuh. Pada sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP
disebabkan oleh sistem imun tubuh.
Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk melawan benda
asing yang masuk ke dalam tubuh. Pada ITP, sistem imun melawan platelet
dalam tubuh sendiri. Alasan sistem imun menyerang platelet dalam tubuh
masih belum diketahui. (ana information center,2008). ITP kemungkinan juga
disebabkan oleh hipersplenisme, infeksi virus, intoksikasi makanan atau obat
atau bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi, panas), kekurangan factor
pematangan (misalnya malnutrisi), koagulasi intravascular diseminata (KID),
autoimun.
Berdasarkan
etiologi,
ITP
dibagi
menjadi
yaitu
C. Jenis ITP
a. Akut
Epidemologi
Ada dua tipe ITP berdasarkan kalangan penderita. Tipe pertama
umumnya menyerang kalangan anak-anak, sedangkan tipe lainnya menyerang
orang dewasa. Anak-anak berusia 2 hingga 4 tahun yang umumnya menderita
penyakit ini. Sedangkan ITP untuk orang dewasa, sebagian besar dialami oleh
wanita muda, tapi dapat pula terjadi pada siapa saja. ITP bukanlah penyakit
keturunan. (Family Doctor, 2006).
ITP juga dapat dibagi menjadi dua, yakni akut ITP dan kronik ITP.
Batasan yang dipakai adalah waktu jika dibawah 6 bulan disebut akut ITP dan
diatas 6 bulan disebut kronik ITP. Akut ITP sering terjadi pada anak-anak
sedangkan kronik ITP sering terjadi pada dewasa. (Imran, 2008)
Tabel Perbedaan ITP akut dengan ITP kronik
(Bakta, 2006; Mehta, et. al, 2006)
Awal penyakit
Rasio L:P
Trombosit
Lama penyakit
Perdarahan
ITP akut
2-6 tahun
1:1
<20.000/mL
2-6 minggu
Berulang
ITP kronik
20-40 tahun
1:2-3
30.000-100.000/mL
Beberapa tahun
Beberapa
hari/minggu
2. ITP menahun
Pengaruh hormonal memegang peranan pada tahap ini terutama terhadap
terjadinya purpura dan trombositopenia sebelum menstruasi
2.6.2 Patofisiologi
Diatas telah di singgung bahwa trombosit dapat dihancurkan oleh
pembentukan antibodi yang diakibatkan oleh obat (seperti yang ditemukan
pada kinidin dan senyawa emas) atau oleh autoantibodi (antibodi yang
bekerja melawan jaringnnya sendiri). Antibodi tersebut menyerang trombosit
sehingga lama hidup trombosit diperpendek. Seperti kita ketahui bahwa
gangguan gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi manusia,
palling sering menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah
merah. Hal ini terkait dengan penyakit ITP, yang memiliki molekul-molekul
IgG reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit hospes.
Meskipun terikat pada permuakaan trombosit, antibodi ini tidak
menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam
sirkulasi bebas. Namun, trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG
lebih mudah dihilangkan dan dihancurkan oleh makrofag yang membawa
reseptor membran untuk IgG dalam limpa dan hati. Manifestasi utama dari
Diantaranya
Penatalaksaan Klinis
ITP Akut
Splenektomi.
o Indikasi:
Resisten terhadap pemberian kortikosteroid dan imunosupresif selama 2 3
bulan.
Remisi spontan tidak terjadi dalam waktu 6 bulan pemberian kortikosteroid
saja dengan gambaran klinis sedang sampai berat.
Penderita yang menunjukkan respon terhadap kortikosteroid namun perlu
dosis tinggi untuk mempertahankan klinis yang baik tanpa perdarahan.
o Kontra indikasi:
Anak usia sebelum 2 tahun: fungsi limpa terhadap infeksi belum dapat
diambil alih oleh alat tubuh yang lain (hati, kelenjar getah bening dan
thymus)
2.10 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain :
Hemorrhages
Penurunan kesadaran
Splenomegali
2.11 Prognosis
Pada umumnya baik. Pada anak kadang terjadi remisi lengkap tanpa
pengobatan.
Prognosa lebih buruk pada wanita hamil dan bila ada komplikasi, terutama
perdarahan otak yang dapat menyebabkan kematian.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan
pelayanan asuhan keperawatan yang mempunyai empat tahapan yaitu
pengkajian, perencanaan, palaksanaan dan evaluasi.
Proses keperawatan ini merupakan suatu proses pemecahan masalah
yang sistimatik dalam memberikan pelayanan keperawatan serta dapat
menghasilkan rencana keperawatan yang menerangkan kebutuhan setiap klien
seperti yang
b. Tanda-tanda perdarahan.
a)
b)
c)
d)
Menoragie.
e)
Hematuria.
f)
Perdarahan gastrointestinal.
c.
d. Aktivitas / istirahat.
a) Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum. Toleransi terhadap latihan
rendah.
b) Tanda : Takikardia / takipnea, dispnea pada beraktivitas / istirahat.
Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.
e.
Sirkulasi.
a)
b)
f.
Integritas ego.
a)
b) Tanda : Depresi.
g. Eliminasi.
a) Gejala : Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare, konstipasi.
b) Tanda : Distensi abdomen.
h. Makanan / cairan.
a) Gejala : Penurunan masukan diet. Mual dan muntah.
b) Tanda : Turgor kulit buruk, tampak kusut, hilang elastisitas.
i.
Neurosensori.
Nyeri / kenyamanan.
Keamanan
Analisa data
Data yang sudah terkumpul dikelompokkan dan dianalisis untuk
menentukan masalah klien. Untuk mengelompokkan data ini dilihat dari jenis
data yang meliputi data subyek dan dan data obyek. Data subyek adalah data
yang diambil dari ungkapan klien atau keluarga klien sedangkan data obyek
adalah data yang didapat dari suatu pengamatan atau pendapat yang
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan. Data tersebut juga bisa
diperoleh dari keadaan klien yang tidak sesuai dengan standart kriteria yang
sudah ada. Untuk perawat harus jeli dan memahami tentang standart
keperawatan sebagai bahan perbandingan apakah keadaan kesehatan klien
sesuai tidak dengan standart yang sudah ada. (Lismidar, 1990).
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang jelas tentang
masalah kesehatan klien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisa dan interpretasi data
yang diperoleh dari pengkajian data. Demam menggambarkan tentang
masalah kesehatan yang nyata atau potensial dan pemecahannya
membutuhkan tindakan keperawatan sebagai masalah klien yang dapat
ditanggulangi. (Lismidar, 1990).
Dari analisa data yang diperoleh maka diagnosa keperawatan yang
muncul pada kasus demam tifoid dengan masalah peningkatan suhu tubuh
adalah sebagai berikut:
1. Kekurangan volume cairan b.d perdarahan
2.
2) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini meliputi penentuan prioritas diagnosa
keperawatan, menetapkan tujuan dan kriteria hasil, merumuskan rencana
tindakan dan mengemukakan rasional dari rencana tindakan.
Setelah itu
keperawatan dan rencana tindakan yang akan digunakan itu untuk mencapai
tujuan, kriteria hasil dan rasionalisai berdasarkan susunan diagnosa
keperawatan diatas, maka perencanaan yang dibuat sebagai berikut :
N
o
1
Diagnosa
Keperawat
an
Kekurangan
Tujuan:
Kriteria
Berikan nutrisi
volume
Menghentik
hasil:
yang adekuat
cairan
an
Perdarahan
secara kualitas
elektrolit b.d
perdarahan
dapat
maupun
perdarahan
Memenuhi
teratasi
kuantitas.
kebutuhan
Cairan
Rasional :
Cairan
pasien
mencukupi
dapat
kebutuhan kalori
diatasi
setiap hari.
Tujuan
Kriteria
Hasil
Intervensi/rasion
al
Berikan makanan
dalam porsi kecil
tapi sering.
Rasional : porsi
makan sesuai
dengan indikasi.
Rasional :
meningkatkan
rasa
keterlibatannya,
memberikan
informasi pada
keluarga untuk
memahami
kebutuhan nutrisi
2
Perubahan
Tekanan
Menunjukk
pasien.
Awasi TTV, kaji
perfusi
darah
an
pengisian kapiler.
jaringan
normal.
perbaikan
Rasional :
berhubunga
Pangisian
perfusi
memberikan
n dengan
kapiler baik.
yang
informasi tentang
penurunan
dibuktikan
derajat/
kosentrasi
dengan
keadekuatan
Hb dan
TTV stabil.
perfusi jaringan
darah;suplai
dan membantu
oksigen
menentukan
berkurang.
kebutuhan
intervensi.
Tinggikan kepala
tempat tidur
sesuai toleransi.
Rasional :
meningkatkan
ekspansi paru dan
memaksimalkan
oksigenasi untuk
kebutuhan seluler.
Kaji untuk respon
verbal melambat,
mudah
terangasang.
Rasional : dapat
mengindikasikan
gangguan fungsi
serebral karena
hipoksia.
Awasi upaya
parnafasan,
auskultasi bunyi
nafas.
Rasional : dispne
karena regangan
jantung lama /
peningkatan
kompensasi curah
3
Intoleransi
Meningkatk
Menunjukk
jantung.
Kaji kemampuan
aktivitas
an
an
pasien untuk
berhubunga
partisipasi
peningkatan
melakukan
n dengan
dalam
toleransi
aktivitas normal,
kelemahan.
aktivitas.
aktivitas.
catat laporan
kelemahan,
keletihan.
Rasional :
mempengaruhi
pilihan intervensi.
resiko cedera.
3) Pelaksanaan
Pelaksanaan sesuai dengan ITP dengan intervensi yang sudah
ditetapkan (sesuai dengan literature). Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai
setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan kepada perawat untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
dicapai,
melalui
evaluasi
memungkinkan
perawatan
untuk
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Trombositopenia menggambarkan individu yag mengalami ataupada
resiko tinggi untuk mengalami insufisiensi trombosit sirkulasi. Penurunan
ini dapat disebabkan oleh produksi trombosit yang menurun,distribusi
trombosit yang berubah, pengrusakan trombosit, atau dilusivaskuler. Gejala
dan tanda pada pasien yang menderita penyakit ITP adalah Hidung
mengeluarkan darah atau pendarahan pada gusi Ada darahpada urin dan feses
Beberapa macam pendarahan yang sukar dihentikandapat menjadi tanda ITP.
Termasuk menstruasi yang berkepanjangan padawanita. Pendarahan pada
otak jarang terjadi, dan gejala pendarahan padaotak dapat menunjukkan
tingkat keparahan penyakit. Jumlah platelet yangrendah akan menyebabkan
nyeri, fatigue (kelelahan), sulit berkonsentrasi,atau gejala yang lain. Tindakan
keperawatan yang utama adalah dengan mencegah atau mengatasi perdarahan
yang terjadi.
ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura.
Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic berarti
darah yang tidak cukup memiliki keping darah (trombosit). Purpura berarti
seseorang memiliki lukamemar yang banyak (berlebihan). Istilah ITP ini juga
merupakan singkatan dari Immune Thrombocytopenic Purpura. (Family
Doctor, 2006). Idiophatic (Autoimmune) Trobocytopenic Purpura (ITP/ATP)
merupakan kelainan autoimun dimana autoanti body Ig G dibentuk untuk
mengikat trombosit.Tidak jelas apakah antigen pada permukaan trombosit
dibentuk. ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie atau ekimosis
di kulit / selaput lendir dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah
trombosit
karena
sebab
yang
tidak
diketahui.kemungkinan
akibat
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan
Untuk tenaga kesehatan terutama perawat diharapkan bisa mengerti
dan memahami tentang pengertian, penyebab, pencegahan dan pegobatan dari
ITP agar saat menerapkan pada pasien tidak terjadi suatu kesalahan yang
menyebabkan pasien tambah parah atau bahkan bisa mengalami kematian
karena kesalahan dalam melakukan asuhan keperawatan.
4.2.2 Bagi Pasien dan Keluarga
Bagi pasien diharapkan mengerti tentang penyebab, pengobatan dan
pencegahan dari ITP, agar pada saat terjadi ITP dapat melakukan pencegah
dini sebelum dilakukan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
29.