Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Maryam Sofiah
Meilani Jayanti
Gina Aulia
pendahuluan
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
adalah penyakit peradangan kronis
progresif lambat, yang mempengaruhi
terutama saluran nafas, yang ditandai
dengan penurunan yang dipercepat dalam
fungsi paru-paru.
Agen etiologi utama yang terkait dengan
pengembangan PPOK adalah asap rokok,
dan berhenti merokok telah terbukti untuk
memperlambat penurunan dipercepat pada
fungsi paru
Tingkat penurunan fungsi paru-paru adalah
bervariasi antar pasien, dan sumber
peradangan lokal dan sistemik dapat
berkontribusi peradangan saluran
nafas telah terbukti bertahan setelah
berhenti merokok pada pasien PPOK.
Latar Belakang
penelitian:
Pendahuluan
Peradangan neutrofilik saluran napas terbukti berhubungan dengan FEV1
(volume ekspirasi paksa dalam 1 detik / forced exipiratory volume in one second)
penurunan FEV1 menunjukkan peran timbulnya peradangan saluran nafas
yang mengarah ke obstruksi aliran nafas progresif pada PPOK.
Salah satu penyebab potensial yang dapat dimodifikasi pada peradangan
neutrofilik saluran napas adalah infeksi bakteri dari saluran napas
Kehadiran mikroorganisme patogen (PPMs/potentially pathogenic microorganisms)
dikaitkan dengan marker inflamasi neutrofilik saluran nafas yang lebih tinggi.
Suatu studi menunjukkan bahwa pengurangan beban bakteri (bacterial load)
dengan terapi antibiotik dikaitkan dengan pengurangan peradangan
neutrofilik saluran nafas pada pasien yang diteliti selama eksaserbasi.
Sedikit yang diketahui tentang hubungan antara kolonisasi bakteri pada jalan nafas
dan peradangan neutrofilik saluran nafas pada PPOK stabil.
Tujuan penelitian:
menguji hipotesis bahwa tingkat
kolonisasi bakteri yang tinggi
berkaitan dengan peningkatan level
dari peradangan neutrofilik saluran
napas pada PPOK stabil dengan
memeriksa hubungan cross-sectional dan
dengan melakukan penelitian
randomized, double-blind, placebocontrolled dari pengaruh levofloxacin
pada pasien dengan PPOK stabil.
Metode:
Pasien diacak untuk menerima baik
levofloksasin 500 mg atau plasebo
setiap hari selama 7 hari dan
menjalani induksi dahak untuk
perhitungan jumlah sel diferensial
dan analisis kuantitatif bakteri pada
baseline, hari 7, 14, dan 28.
Metode: partisipan
Partisipan dengan diagnosis dokter PPOK direkrut dari Rumah Sakit Glenfield, Leicester, UK
(Inggris), antara Januari 2003 dan Januari 2004.
Inklusi: memiliki obstruksi jalan nafas yang stabil, rasio FEV1 / FVC < 0.7 dan FEV1% diprediksi
< 80%. Pada saat pendaftaran pasien bebas eksaserbasi selama 6 minggu.
Eksklusi: pasien < 45 tahun; riwayat klinis asma atau mengi akut, sesak napas, atau kerusakan
yang berhubungan dengan alergen; atau komorbiditas klinis penting (gagal jantung,
bronkiektasis, atau kanker paru-paru), jalan nafas reversibel setelah menghirup 400 g
Salbutamol (>15% atau > 200 mL), pasien yang menerima terapi antibiotik teratur, adanya
peningkatan kadar imunoglobulin E (> 500 U / L), dan PiZZ homozygosis untuk alpha-1
antitrypsin.
Studi ini disetujui oleh Leicestershire and Rutland research ethics committee, dan semua subjek
memberikan persetujuan tertulis.
Metode: Pengukuran
Karakteristik berikut dicatat: umur, jenis kelamin, indeks
massa tubuh, serum imunoglobulin E, level alfa-1-antitrypsin,
riwayat merokok, dan sejarah komorbiditas.
Semua pasien menjalani sinar-X dada dan tes fungsi paru
penuh.
Spirometri selalu dilakukan di pagi hari dan dilakukan dengan
mengambil yang terbaik dari tiga bacaan, menggunakan
Vitalograph (Lenexa, KS, USA), sebelum dan 15 menit setelah
inhalasi salbutamol 400 g
Transfer gas dan volume paru total diukur dengan
menggunakan the single-breath-hold carbon monoxide technique
dan helium dilution technique, masing-masing.
Metode: Pengukuran
Pada setiap kunjungan, pasien menjalani
spirometri, induksi sputum sesuai dengan
protokol standar, diary card review, dan
penilaian gejala menggunakan skala analog
visual yang mewakili gejala sesak napas, batuk,
dan produksi sputum.
sputum diproses sesuai dengan standar protokol
dan dianalisis untuk perhitungan sel diferensial
dengan menghitung lebih dari 400 sel
nonsquamous pada Romanowski (0,5 g Eosin, 1.5
g Azure-B-tiosianat, 10 nM HEPES buffer pH7.2,
dimetil sulfoksida) stained cytospin.
Metode: Pengukuran
Perhitungan kuantitatif bakteri dilakukan dengan menggunakan
sputum homogen untuk menciptakan serangkaian pengenceran
kemudian dipipet ke plate media diinkubasi selama 24 jam.
koloni bakteri diidentifikasi dan dihitung untuk menghitung
beban nafas bakteri (airway bacterial load), dinyatakan
dalam colony forming units (CFU)/mL sputum.
PPM potensial didefinisikan sebagai kehadiran Haemophilus
influenzae, Streptococcus pneumoniae, Moraxella catarrhalis,
Staphylococcus aureus, atau spesies Pseudomonas pada kultur
sputum rutin.
supernatan sputum dibekukan pada -80 C untuk pengukuran
konsentrasi interleukin-8 (IL-8) dengan enzyme-linked
immunosorbent assay, menggunakan komersial kit yang
tersedia (R & D Sistem Eropa, Abingdon, Inggris).
Metode: protokol
Pada kunjungan awal, pasien diacak untuk
menerima baik 7 hari levofloxacin 500 mg sekali
sehari atau plasebo, double-blind control trial.
Proses pengacakan dilakukan oleh Rumah Sakit
Hallamshire Royal, yang memasok obat.
Pasien ditindaklanjuti di pagi hari, minimal 2 jam
setelah minum obat, pada hari 7, 14, dan 28.
Pasien diminta untuk mengisi symptom diary score
cards dari kunjungan awal sampai hari 28.
Metode: Analisa
Perubahan persentase jumlah neutrofil, jumlah total neutrofil,
beban bakteri, dan IL-8 antara masing-masing kelompok
dibandingkan dengan menggunakan unpaired Students ttests.
Hubungan antara perubahan jumlah persentase neutrofil dan
baseline beban bakteri, serta perubahan persentase jumlah
neutrofil dan perubahan beban bakteri, dianalisis dengan
menggunakan Spearmans rank correlation.
Semua data dianalisis dengan SPSS for Windows (versi 16.0,
IBM Corporation, Armonk, NY, USA).
Hasil
Ada 27 pasien, diacak untuk menerima
levofloxacin (n = 14) atau plasebo (n = 13). Dua
pasien dalam kelompok levofloxacin menarik diri
dari penelitian sebelum hari 7 karena Achilles
tendonitis, dikonfirmasi dengan ultrasound
scanning.
Kesimpulan:
Dalam PPOK stabil, pengobatan
levofloxacin menyebabkan
penurunan jangka pendek dalam
beban bakteri. Hal ini dikaitkan
dengan penurunan peradangan
neutrofilik saluran napas pada pasien
dengan beban bakteri tinggi.
TERIMA KASIH