Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama,
karena sangat menentukan kuaitas sumber daya manusia mendatang. Tingginya Angka Kematian
Ibu (AKI), serta lambatnya penurunan angka kematian ibu menunjukkan bahwa pelayanan KIA
sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000
ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap menit ada satu perempuan yang
meninggal. Dikawasan Asia Tenggara total kematian ibu dan bayi baru lahir diperkirakan
berturut-turut 170.000 dan 1,3 juta pertahun. Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2008 Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 248 per
100.000 kelahiran hidup.
Sri Hermiyati (2008), mengatakan terdapat 4.692 jiwa ibu melayang karena ketiga kasus
(kehamilan, persalinan dan nifas). Kematian langsung ibu hamil dan melahirkan tersebut akibat
terjadinya perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), partus lama (5%) dan abortus
(5%). Perdarahan yang menyebabkan kematian ibu sekarang yang banyak ditemui adalah abortus
(Saleh, 2010).
Di dunia terjadi 20 juta kasus abortus tiap tahun dan 70.000 wanita meninggal karena
abortus tiap tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia Tenggara adalah 4,2 juta pertahun termasuk
Indonesia, sedangkan frekuensi abortus spontan di Indonesia adalah 10% - 15% dari 6 juta
kehamilan setiap tahunnya atau 600 - 900 ribu, sedangkan abortus buatan sekitar 750 ribu 1,5
juta setiap tahunnya. (Ulfa Anshor, 2006).
Manuaba (2007), mengemukakan diperkirakan terjadi gugur kandung secara ilegal pada
kehamilan yang tidak di inginkan sebanyak 2,5 3 juta orang pertahun dengan kematian sekitar
125.000 130.000 orang pertahun di Indonesia.
1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Abortus
Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri
diluar uterus, belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400 1.000 gram,
atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu. (Eastman)
Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu
fetus belum viable by law. (Jeffcoat)
Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke-16, dimana proses plasentasi
belum selesai. (Holmer)
2. Abortus Incipiens
Abortus incipiens adalah keguguran yang berlangsung. Abortus ini sudah berlangsung dan tidak
dapat dicegah lagi.
3. Abortus Incompletus
Abortus incompletes adalah keguguran yang tidak lengkap. Sebagian dari buah kehamilan telah
dilahirkan tetapi sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih tertinggal di dalam rahim.
4. Abortus Completus
Abortus completus adalah keguguran yang lengkap. Seluruh buah kehamilan telah dilahirkan
dengan lengkap.
5. Missed Abortion
Missed abortion adalah keguguran yang tertunda. Missed abortion ialah keadaan dimana janin
telah mati sebelum minggu ke-22, tetapi tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau
lebih setelah janin mati.
6. Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah keguguran yang berulang-ulang. Abortus yang telah berulang dan
berturut-turut terjadi sekurang-kurangnya 3 kali berturut-turut.
7. Abortus Infeksiosus dan Abortus Septik
Abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genital. Abortus septik adalah
keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya kedalam
peredaran darah atau peritoneum.
(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 211)
2.2.3 Etiologi
a. Ovum patologik (Blighted Ovum)
Embrio degenerasi yang kadang-kadang disertai pertumbuhan plasenta abnormal.
b. Kromosom Abnormal
Abortus biasanya ditandai dengan adanya perdarahan di dalam desidua basalis dan perubahan
nekrotik di jaringan sekitarnya, buah kehamilan dapat terlepas sebagian atau seluruhnya dan
menjadi benda asing di dalam uterus, sehingga merangsang kontraksi uterus yang
mengakibatkan pengeluaran janin.
(Obstetri Patologi, hal : 9)
Pada kehamilan dibawah 8 minggu hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis
belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8 14 minggu telah
masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu
akan banyak terjadi perdarahan.
(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 221)
2.2.5 Masa Terjadinya Abortus
Kebanyakan abortus terjadi dalam kehamilan 12 minggu, mengeluh perdarahan antara kehamilan
12 -20 minggu, sekitar 1 dalam 6 kehamilan berakhir dengan abortus sering kali antara 6
10 minggu abortus jarang pada wanita dibawah usia 25 tahun kasusnya 1 dalam 10 wanita,
usia lebih tua 35 tahun 1 dalam 5 kehamilan berakhir dengan abortus.
Diperkirakan frekuensi keguguran berkisar antara 10 15 % frekuensi seluruh keguguran yang
pasti sukar ditentukan karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, juga karena
sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan sehingga penderita tidak
datang ke dokter, rumah sakit atau fasilitas kesehatan.
(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 221)
2.2.6 Komplikasi Abortus
a. Perdarahan
Dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian
transfusi darah, kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak
diberikan pada waktunya.
b. Perforasi Uterus
Dapat terjadi perforasi pada kerokan terutama pada uterus dalam posisi hiperetrofleksi, jika terjadi
perforasi harus segera dilakukan laparatomi.
c. Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus. Lebih sering ditemukan pada
abortus inkompletus dan abortus buatan yang tanpa memperhatikan aseptik dan
antiseptik.
d. Syok
Keadaan syok dapat ditimbulkan oleh bermacam-macam sebab yang terbanyak adalah syok
hipovolemik yaitu adanya kekurangan volume darah yang beredar akibat perdarahan
atau dehidrasi.
(Ilmu Kebidanan, hal : 311)
2.3 Konsep Dasar Abortus Incompletus
2.3.1 Pengertian Abortus Incompletus
Abortus incompletus adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi
telah keluar dari cavum uteri melalui kanalis servikalis.
Abortus incompletus adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan dan yang tertinggal
adalah desidua / plasenta.
(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 212)
Abortus incompletus adalah hanya sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tetapi sebagian
(biasanya jaringan plasenta) masih tertinggal di dalam rahim.
(Obstetri Patologi, hal : 8)
Abortus incompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal di dalam uterus.
(Ilmu Kebidanan, hal : 307)
2.3.2 Gejala Abortus Incompletus
a. Amenorhea
b. Sakit Perut (kram / nyeri perut di bagian bawah)
c. Mules-mules
d. Perdarahan biasanya berupa stosel (darah beku)
e. Perdarahan bisa sedikit atau banyak
f. Sudah ada keluar fetus atau jaringan
g. Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan perdarahan berlangsung terus.
h. Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus yang dilakukan oleh orang
yang tidak ahli, sering terjdi infeksi.
i. Pada VT untuk abortus yang baru terjadi di dapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba
sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri.
j. Uteri berukuran lebih kecil dari seharusnya dan ada pula yang seusia kehamilan.
(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 212)
2.3.3 Komplikasi Abortus Incompletus
1. Perdarahan mengakibatkan syok hemoragik
2. Perforasi sering terjadi sewaktu dilatasi dan curettage
3. Infeksi dan Tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok
(Ilmu Kebidanan, hal : 309)
2.3.4 Penatalaksanaan Abortus Incompletus
a. Temukan besarnya uterus (taksir usia gestasi) kenali dan atasi setiap komplikasi (perdarahan
hebat, syok, infeksi / sepsis)
b. Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang,
dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum, setelah itu evaluasi perdarahan.
Bila perdarahan berkausi, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400 mg per
oral.
Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil konsepsi dengan AVM atau
DDK (pilihan tergantung dari usia / gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan
bagian janin).
c. Bila tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotik provilaksis (acupisillin 3x500 mg selama 5 hari,
atau doksisiklin 100 mg)
d. Bila terjadi infeksi, beri ampisilin 1 gr dan metronidazol 500 mg setiap 8 jam.
e. Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi di bawah 16 minggu segera lakukan evakuasi dengan
AVM.
f. Bila pasien tampak anemia, berikan sulfat ferosus 600 mg perhari selama 2 minggu (anemi sedang)
atau transfusi darah.
g. Setelah syok diatasi lakukan gerakan dengan karet tajam lalu suntikkan erginetrium 0,2 mg IM.
h. Bila janin sudah keluar tetapi plasenta belum terlepas, lakukan pelepasan plasenta secara manual.
i. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
2.3.5 Hal-hal yang harus diperhatikan pada Abortus Incompletus
Pada beberapa kasus, abortus incompletus erat kaitannya dengan abortus tidak acuan. Oleh sebab itu,
perhatikan hal-hal berikut dibawah ini :
a. Pastikan tidak ada komplikasi berat, perforasi uterus atau oedema intra abdomen (mual, muntah,
nyeri panggul, demam, perut kembung, nyeri perut bagian bawah, duktus perut tegang,
nyeri tulang)
b. Berdasarkan ramuan tradisional, jamu bahan kautik, kayu atau benda-benda lainnya dari rasio
genetalia.
c. Berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka kotor pada dinding vagina atau kanalis
servikalis dan pasien pernah di imunisasi
d. Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas, berikan Anti Tetanus Serum (ATS) 1500 unit mm
diikuti dengan pemberian terutama 0.5 ml setelah 4 minggu.
e. Konseling untuk kontrasepsi pasca keguguran dan pemantauan lebih lanjut.
2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan ini adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada klien atau pasien
yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara :
lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanaannya.
Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasi didalam
diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya.
(Saminem, 2008)
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal : 21 Oktober 2010 Jam : 16.00 WIB Oleh : Yusraini Jabbar
RS / BPS / Klinik : RS. Wijaya, Surabaya
3.1.1 DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama : Ny. A Nama Suami : Tn. R
Umur : 18 th Umur : 23 th
Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : Alamat : Jl. Raya Ngelom IV no.73 Alamat : Jl. Raya Ngelom IV no.73
Sepanjang - Sidoarjo Sepanjang Sidoarjo
2. Alasan kunjungan saat ini / Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia 3 bulan 2 minggu disertai nyeri perut
bagian bawah dan keluar darah / flek-flek sudah 3 hari yang lalu dan sejak tadi malam
mulai keluar gumpalan darah bewarna merah dan sampai sekarang bertambah banyak.
3. Riwayat Perkawinan
RIWAYAT PERKAWINAN
STATUS : MENIKAH / BELUM MENIKAH / PERNAH MENIKAH
Sebab Pisah
Kawin
Umur
Lama
Jumlah
ke
Kawin
Kawin
Anak
Cerai
17 th
1 th
Sebab
Tempat
Meninggal
Meninggal
Meninggal
4. Riwayat Kebidanan
4.1 Riwayat Menstruasi
Siklus Menstruasi : 28 hari Menarche : 12 tahun
Lama : 7 hari HPHT : 08 07 2010
Warna : Merah segar HPL : 15 04 2011
Teratur / Tidak : Teratur
Flour Albus Ya / Tidak, Jumlah sedikit, Warna jernih, Bau khas
Dymenorhea Ya / Tidak, Sebelum / Sesudah haid
4.2 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Sua
mi
KEHAMILAN
PERSALINAN
KEADAAN ANAK
NIFAS
ke
Usi
Jen
a
Hamil
Ke
is
Ke
Per
sa
ha
mil
lin
Pe
Te
no
lon
pa
Pen
yu
lit
B
B
/
T
B
Jenis
Hid
up /
Um
Kela
Mat
ur
min
ak
ta
K
B
si
an
an
Selama Hamil : Ibu mengatakan BAK 6-7 x perhari, warna kuning, bau khas,
konsistensi cair dan BAB 1x perhari, warna khas, bau khas,
konsistensi lembek.
c. Pola Aktivitas
Sebelum Hamil : Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu, mengepel, mencuci, mensetrika dan memasak.
Selama Hamil : Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu, mengepel, mencuci, mensetrika dan memasak
dengan bantuan suami.
d. Pola Istirahat / Tidur
Sebelum Hamil : Ibu mengatakan tidur siang 2 jam (13.00-15.00 WIB) dan
tidur malam 7 jam (22.00-05.00 WIB).
Selama Hamil : Ibu mengatakan tidur siang 3 jam (12.00-15.00 WIB) dan tidur
malam 8 jam (21.00-05.00 WIB).
e. Personal Hygiene
Sebelum Hamil : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu,
menggosok gigi 2x sehari dan mengganti pakaian 2x
sehari.
Selama Hamil : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, keramas 4x seminggu,
menggosok gigi 2x sehari dan mengganti pakaian 2x
sehari.
f. Hubungan Seksual
Sebelum Hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2x seminggu,
selama melakukan hubungan seksual tidak ada keluhan
apapun.
Selama Hamil : Ibu mengatakan selama hamil dirinya dan suami jarang
berhubungan seksual.
Kebersihan : Bersih
Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
Polip : Tidak ada
Sekret : Tidak ada
Telinga
Bentuk : Simetris
Kelainan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih dan tidak ada serumen
Mulut
Bentuk : Simetris
Bibir : Tidak ada stomatitis
Gigi : Keadaan gigi rapi, bersih dan tidak ada caries gigi
Mukosa mulut : Lembab
Lidah : Bersih
Leher
Pembesaran kel. tyroid : Tidak ada
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Aksilla
Pembesaran kel. limfe : Tidak ada
Dada dan payudara
Bentuk : Simetris
Pembesaran : Tidak ada
Hiperpigmentasi areola : Tidak ada
Papilla mammae : Menonjol
Striae : Tidak ada
Kebersihan : Payudara bersih
Abdomen
Pembesaran : Ada pembesaran sesuai UK (13 14 minggu)
Linea : Nigra
Striae : Lividae
Bekas luka operasi : Tidak ada
Punggung
Posisi tulang belakang : Normal / Lordosis (Tegak)
Genetalia
Kebersihan : Bersih
Warna : Kemerahan
Kelainan : Tidak ada
VT : Ada pembukaan
Perdarahan : 350 cc / 4 kotek
Masalah : Mules dan nyeri perut bagian bawah
DS : Ibu mengatakan merasakan nyeri perut yang hebat pada bagian bawah perut.
DO : Ekspresi wajah tampak menyeringai kesakitan
3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadinya anemi dan syok
3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Pasang O2 dengan kecepatan 2 lpm
Pasang infuse RL
Kolaborasi dengan dokter untuk segera dilakukan tindakan curettage
3.5 INTERVENSI
Tanggal : 21 Oktober 2010 Jam : 16.30 WIB
Diagnosa : GI P00000, UK 13 14 minggu dengan abortus incompletus
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan 2 jam diharapkan pasien mengerti dan memahami
tindakan yang akan dilakukan, serta diharapkan keadaan ibu akan lebih
membaik.
Kriteria Hasil : Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Baik
TTV dalam Batas normal : TD : 130/110 90/70 mmHg
Suhu : 36,5 37,5 C
Nadi : 60 100 x/menit
RR : 16 22 x/menit
Perdarahan : Berhenti
INTERVENSI
RASIONAL
terapeutik
8. Untuk
mempermudah
curettage
dan
mempercepat
proses
11. a. Nutrisi
personal hygiene
Dengan
seimbang
mengkonsumsi
diharapkan
makan
bernutris
memenuhi
kebutuhan
INTERVENSI
RASIONAL
1. Dengan
diberikan
penjelasan
pada
ibu tentang
3.6 IMPLEMENTASI
Diagnosa : GI P00000, UK 13 14 minggu dengan abortus incompletus
Tanggal
Jam
Implementasi / Tindakan
21-10-
16.30
2010
terjalin kerja sama yang baik antara petugas dengan pasien secara ramah
dan sopan
16.32
16.35
Nadi : 88 x/menit
RR : 22 x/menit
Perdarahan : 350 cc / 4 kotek
16.40
16.43
16.47
16.52
16.55
17.10
17.15
17.20
17.25
12. Memberitahukan tanggal kontrol kepada pasien yaitu 1 minggu lagi pada
Jam
17.28
Implementasi / Tindakan
1. Menjelaskan pada klien tentang penyebab rasa nyeri. Rasa nyeri yang
timbul disebabkan oleh kontraksi uterus
17.32
2. Memberikan posisi yang nyaman pada ibu agar rasa nyeri dapat berkurang
17.36
3. Memberikan HE kepada pasien tentang cara mengurangi rasa nyeri dengan
teknik relaksasi otot dan menarik nafas panjang
17.40
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat untuk
mengurangi rasa nyeri
3.7 EVALUASI
Tanggal : 21 Oktober 2010 Jam : 16.30 WIB
S : Ibu mengatakan merasa sudah lega setelah dilakukan curettage
O : Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Cukup
TTV : TD : 120/70 mmHg Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37 C RR : 20 x/menit
Perdarahan : 150 cc / 2 kotek
A : P00010 2 jam post curettage
P : Observasi KU, TTV dan perdarahan pervaginam
Berikan HE pada ibu tentang : Nutrisi
Istirahat
Personal Hygiene
Anjurkan pasien meminum obat secara teratur
* Catatan Perkembangan
Tanggal : 22 Oktober 2010 Jam : 08.00 WIB
S : Ibu mengatakan rasa mules dan nyeri perut bagian bawah sudah mulai mereda / berkurang
O : Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Baik
TTV : TD : 120/70 mmHg Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37 C RR : 20 x/menit
Perdarahan : 100 cc / 2 kotek
Ekspresi Wajah : Tampak baik dan tidak menyeringai kesakitan
A : P00010 post curettage hari pertama
P : Observasi KU, TTV dan perdarahan pervaginam
Anjurkan ibu untuk tidak berhubungan seksual selama 1 bulan
Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi pada tanggal 28 Oktober 2010 atau
sewaktu-waktu jika ada keluhan
BAB IV
PENUTUP
Setelah penulis memberikan asuhan kebidanan pada Ny. A G I P00000dengan abortus incompletus di
ruang VK / bersalin RS. Wijaya, Surabaya, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan dan
saran sesuai uraian dibawah berikut :
4.1 Kesimpulan
1. Pengkajian
DS : Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia 3 bulan 2 minggu disertai nyeri perut bagian
bawah dan keluar darah / flek-flek sudah 3 hari yang lalu dan sejak tadi malam
mulai keluar gumpalan darah bewarna merah dan sampai sekarang bertambah
banyak.
DO : Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Lemah
TTV : TD : 110/70 mmHg Nadi : 88 x/menit
Suhu : 37,5 C RR : 22 x/menit
BB : 41,5 kg
TB : 150 cm
Lingk. Lengan Atas : 23,5 cm
VT : Ada pembukaan
Perdarahan : 350 cc / 4 kotek
2. Intepretasi Data Dasar / Diagnosa Masalah
Diagnosa : GI P00000, UK 13 14 minggu dengan abortus incompletus
DS : Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia 3 bulan 2 minggu disertai nyeri perut bagian
bawah dan keluar darah / flek-flek sudah 3 hari yang lalu dan sejak tadi
malam mulai keluar gumpalan darah bewarna merah dan sampai sekarang
bertambah banyak.
DO : Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Lemah
TTV : TD : 110/70 mmHg Nadi : 88 x/menit
Suhu : 37,5 C RR : 22 x/menit
BB : 41,5 kg
TB : 150 cm
Lingk. Lengan Atas : 23,5 cm
VT : Ada pembukaan
Perdarahan : 350 cc / 4 kotek
Masalah : Mules dan nyeri perut bagian bawah
DS : Ibu mengatakan merasakan nyeri perut yang hebat pada bagian bawah perut.
DO : Ekspresi wajah tampak menyeringai kesakitan
3. Identifikasi Diagnosa Potensial
Potensial terjadinya anemi dan syok
4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Pasang O2 dengan kecepatan 2 lpm
Pasang infuse RL
Kolaborasi dengan dokter untuk segera dilakukan tindakan curettage
5. Intervensi
Diagnosa : GI P00000, UK 13 14 minggu dengan abortus incompletus
1. Lakukan pendektan pada klien dengan komunikasi terapeutik
R/ Agar terjalin hubungan kerjasama yang baik antara petugas dengan klien
2. Berikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan pada klien
R/ Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien diharapkan klien mengetahui
kondisinya saat ini
3. Lakukan observasi KU, TTV dan perdarahan pro curettage
R/ Dengan melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan diharapkan keadaan klien bisa
dipantau serta dapat mencegah terjadinya komplikasi
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Cukup
TTV : TD : 120/70 mmHg Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37 C RR : 20 x/menit
Perdarahan : 150 cc / 2 kotek
11. Memberikan HE kepada pasien tentang :
a. Nutrisi : Mengkonsumsi nutrisi yang seimbang dan 4 sehat 5 sempurna
b. Istirahat : Banyak beristirahat dan jangan melakukan aktivitas yang berat
c. Personal Hygiene : Mandi 2x sehari, mengganti pakaian dalam 2x sehari dan menjaga kebersihan
vagina agar tetap selalu kering dan tidak timbul jamur atau
bakteri
12. Memberitahukan tanggal kontrol kepada pasien yaitu 1 minggu lagi pada tanggal 28
Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan agar dapat memantau perkembangan
pasien.
Masalah : Mules dan nyeri perut bagian bawah
1. Menjelaskan pada klien tentang penyebab rasa nyeri. Rasa nyeri yang timbul disebabkan
oleh kontraksi uterus
2. Memberikan posisi yang nyaman pada ibu agar rasa nyeri dapat berkurang
3. Memberikan HE kepada pasien tentang cara mengurangi rasa nyeri dengan teknik relaksasi
otot dan menarik nafas panjang
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat untuk mengurangi rasa nyeri
7. Evaluasi
S : Ibu mengatakan merasa sudah lega setelah dilakukan curettage
O : Kesadaran : Composmentis
Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi pada tanggal 28 Oktober 2010
atau sewaktu-waktu jika ada keluhan
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa dapat lebih memperhatikan setiap kasus yang terjadi di tempat praktek
sehingga mahasiswa dapat menyusun setiap asuhan kebidanan yang sesuai.
4.2.1 Bagi Instansi Pelayanan
Dalam memberikan pelayanan kesehatan hendaknya harus sesuai dengan wewenang yang telah
ditentukan serta dapat bekerja sama dengan klien dan dapat memahami sedalamdalamnya tentang masalah yang dialami klien agar dapat memberikan pelayanan
kesehatan secara optimal.
4.2.3 Bagi Instansi Pendidikan
Dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik dari segi teori maupun keterampilan secara
maksimal agar mahasiswa dapat bekerja secara mudah dan mandiri dalam memberikan
pelayan dengan baik dan benar sesuai dengan protap yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-anggunnur-5598-2-babi.pdf
(Di akses tanggal 15 Februari 2010)
Mansjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Jilid 1. Jakarta : Media Aesculapius
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
___________________. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Sastrawinata, Sulaiman. 1992. Obstetri Patologi. Bandung : FK Unpad