Вы находитесь на странице: 1из 28

DIAGNOSIS KEDOKTERAN KELUARGA

GASTROENTERITIS AKUT

Disusun Oleh:
Ibnu Ludi Nugroho
0910015050
PEMBIMBING:
dr. Evi Fitriany, M.Kes
dr. Solihin Wijaya
dr. Zulhijran Noor

Laboratorium/SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
Puskesmas Lempake Samarinda
2015
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Gastroenteritis atau penyakit diare adalah penyakit yang terjadi akibat adanya
peradangan pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh infeksi. Penyakit ini
ditandai dengan gejalanya terutama diare, muntah atau keduanya dan dapat juga
disertai dengan demam, nyeri abdomen dan anoreksia (Elliott J. E., 2007). Secara
global, setiap tahun diperkirakan dua juta kasus gastroenteritis yang terjadi di
kalangan anak berumur kurang dari lima tahun. Walaupun penyakit ini seharusnya
dapat diturunkan dengan pencegahan, namun penyakit ini tetap menyerang anak
terutamanya yang berumur kurang dari dua tahun. Selain menyebabkan jumlah
kematian yang tinggi di kalangan anak, penyakit gastroenteritis juga menimbulkan
beban kepada ibu bapa dari segi biaya pengobatan dan waktu. Penyakit ini terutama
disebabkan oleh makanan dan minuman yang terkontaminasi akibat akses kebersihan
yang buruk (Howidi et. al,2012).
Gastroenteritis atau penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan
mortalitasnya yang masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare,
Departemen Kesehatan (Depkes) dari tahun 2000 sehingga tahun 2010 terlihat
kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 incidence rate penyakit diare
301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik
menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk.
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), studi mortalitas dan Riset
Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahawa diare masih menjadi penyebab
utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian karena diare perlu
tatalaksana yang cepat dan tepat (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,2011).
Oleh sebab itu, pemerintah harus meningkatkan mutu dan kualitas sarana serta
pelayanan kesehatan yang baik dan memadai. Tenaga - tenaga kesehatan juga harus
memberikan pendidikan kesehatan kepada semua warga masyarakat tentang bahaya
penyakit gastroenteroenteris ini. Peran keluarga dan warga sekitarnya juga sangat
berpengaruh untuk menekan munculnya penyakit ini, karena dari lingkungan

keluargalah pola hidup seseorang terbentuk. Dengan pola hidup sehat dan bersih,
maka kita dapat terhindar dari penyakit gastroenteritis.

LAPORAN KASUS
3

IDENTITAS PASIEN
Nama

: An. J

Umur

: 8 tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Jl. Kebon Agung RT 02 Kel. Lempake

Status Keluarga

: Anak pertama

Suku

: Jawa

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Pelajar

ANAMNESA
Anamnesa dilakukan pada tanggal 10 Januari 2015, pukul 11.00 wita secara
alloanamnesa dengan ibu & bapak pasien.
Keluhan Utama
BAB cair
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar oleh ibu dan bapaknya ke Puskesmas Lempake, karena
mengeluh BAB cair sebanyak 7 kali perhari sejak 2 hari sebelum datang ke
puskesmas. Tiap kali mencret sebanyak 3/4 gelas aqua, berupa cairan berwarna
kuning kecoklatan, tanpa disertai lendir dan darah. Demam (-) muntah (1x). Keluhan
tidak disertai, batuk, pilek, ruam di kulit dan kejang. Pasien tidak tampak rewel dan
masih mau minum. BAK terakhir 1 jam sebelum berobat.
Sehari-hari menurut ibu pasien satu keluarga biasa meminum air yang berasal dari
PAM dan di masak sampai matang. Seluruh alat makan dicuci menggunakan air PAM
yang mengalir didapurnya.
Riwayat Penyakit Dahulu :

Ibu pasien mengaku bahwa pasien tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.
Hanya batuk pilek ringan saja

Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang pernah sakit seperti ini baik ibu atau bapak
pasien.

Riwayat Kebiasaan

Pasien memiliki kebiasaan memasukkan mainan ke dalam mulutnya


Pasien memiliki kebiasaan jajan pentol dan lidi di sekolah
Pasien memiliki kebiasaan makan nasi putih dicampur dengan teh manis

Riwayat Imunisasi
Menurut pengakuan ibu pasien riwayat imunisasi pasien lengkap

Genogram

Keterangan:
Laki-laki hidup
perempuan hidup
Pasien

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum

:Baik

Kesadaran

:Compos mentis

Berat Badan

: 25 kg

Tinggi Badan

: 110 cm

BMI

: 20.66 (normal)

Tanda Vital
Nadi

:83 kali/menit

Frekuensi Nafas

:18 kali/menit

:36,5oC

Suhu
Kepala dan Leher:
Kepala

anemis (-/-), ikterik (-/-), cekung (-/-), faring hiperemis


(-), pembesaran tonsil T3/T3, air mata (+)

Leher

Pembesaran KGB (-)

Inspeksi

pergerakan simetris

Palpasi

nyeri tekan (-), ictus cordis tidak teraba

Thoraks:

Perkusi:

nyeri ketok (-/-), sonor pada seluruh lapangan paru,


pembesaran jantung (-)

Auskultasi

Paru: suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung

S1S2 tunggal-reguler, murmur (-), gallop(-)

Inspeksi

flat

Palpasi

nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor baik

Perkusi

timpani, nyeri ketok (-)

Auskultasi

bising usus (+) meningkat

Dalam batas normal

Atas

oedem (-/-), akral hangat, CRT < 2 detik

Bawah

oedem (-/-), akral hangat, CRT < 2 detik

Abdomen:

Genitalia
Ekstrimitas

DIAGNOSA KERJA
Gastroenteritis Akut
DIAGNOSA KOMPLIKASI : -

PENATALAKSANAAN
Non-farmakologis :
o Edukasi mengenai penyakitnya, gejala, faktor resiko, penularan, terapi, serta
komplikasi
o Pakai obat sesuai aturan
o Tingkatkan status kebersihan pribadi
Farmakologis:
Oralit 200cc setiap setelah BAB
Zinc 1x1 tablet
PROGNOSA
Prognosis ad vitam : Bonam
Prognosis ad functionam : Bonam
Prognosis ad sanationam : Dubia ad Bonam
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
No
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Nama
Umur
Jenis kelamin
Status perkawinan
Agama
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat lengkap

I. KEPALA KELUARGA II. PASANGAN


Tn. S
Ny. A
45 tahun
46 tahun
Laki-laki
Perempuan
Menikah
Menikah
Islam
Islam
Jawa
Jawa
SD
SD
Tukang ojek
IRT
Jl. Kebon Agung RT 02 Kelurahan Lempake

ANGGOTA KELUARGA
No

Anggota
Keluarga

Usia

Tn. S

45 thn

Ny. A
An. J
(pasien)

46 thn

Tukang
Ojek
IRT

8 thn

Pelajar

Pekerjaan

Serumah
Ya
Tdk Kdg

Hub.
Klrg

Stt.
Nikah

Ayah

Menikah Ya

Ibu

Menikah Ya
Belum
Ya
Menikah

Anak

STATUS FISIK, SOSIAL, EKONOMI, KELUARGA DAN LINGKUNGAN


No

Ekonomi Keluarga

Keterangan

1
2
3

Luas tanah
Luas Bangunan
Pembagian ruangan

4
5

8 x 6 meter
8 x 6 meter
Rumah
berupa
rumah
kontrakan, terdiri dari 1 lantai,
1 kamar tidur, 1 dapur, 1 ruang
tamu, 1 WC
550 watt

Besarnya daya listrik


Tingkat pendapatan keluarga :
a. Pengeluaran
rata-rata Rp. 2.100.000
perbulan
Bahan makanan
Rp. 150.000
- Beras
- Lauk/ikan, sayur
Rp. 750.000
- Air minum
Rp. 50.000
Diluar bahan makanan
- Pendidikan

Rp. 250.000/bln

Kesehatan

Rp. 0

Listrik

Rp. 100.000/bln

Sewa kontrakan

Rp. 600.000/bln

Lain-lain

Rp. 200.000

b. Penghasilan keluarga/bulan

Rp. 3.000.000

No

Perilaku Kesehatan

1
2

Pelayanan promotif/preventif
Puskesmas
Pemeliharaan kesehatan anggota Berobat ke puskesmas dan RS
keluarga lain
Pelayanan pengobatan
Puskesmas dan RS

4
No

Jaminan pemeliharaan kesehatan


Pola Makan Keluarga

Jamkesda

Ayah dan Ibu

Anak

Makan 3 kali sehari (pagi,


siang dan malam). Nasi, tahu,
tempe, ikan/telur/ayam, sayur.
Makan 3 4 kali sehari. Nasi
dicampur teh manis, dan
sering jajan pentol

No

Aktivitas Keluarga

Aktivitas fisik
a. Ayah

Bekerja diluar rumah sebagai


sebagai tukang ojek. Aktifitas
dilakukan dari pukul 07.0017.00

b. Ibu

Mencuci baju, memasak, dan


membersihkan rumah

c. Pasien
2

Aktivitas mental

No

Lingkungan

Sosial

Fisik/Biologik
Perumahan dan fasilitas
Luas tanah
Luas bangunan
Jenis dinding
Jenis lantai
Sumber penerangan utama
Sarana MCK

Sumber air sehari-hari


Sumber air minum
Pembuangan sampah

Bersekolah dan bermain


Seluruh anggota keluarga rutin
melaksanakan shalat 5 waktu
Hubungan dengan lingkungan
sekitar baik
Kurang
8 x 6 meter
8 x 6 meter
Kayu
Semen
Lampu listrik
Kamar mandi menjadi satu
dengan WC berada di sebelah
tempat cuci piring, WC tanpa
jamban dan langsung ke
sungai.
Air PDAM
Air keran yang dimasak
Sampah dikumpulkan menjadi
satu plastik kemudian dibuang
10

ke
tempat
pembuangan
sampah di daerah tersebut
3

Lingkungan kerja
a. Ayah

Risiko kecelakaan kerja (+), di


luar rumah

b. Ibu

Di dalam rumah

c. Pasien

Di dalam dan di luar rumah

PENILAIAN APGAR KELUARGA


Kriteria

Pernyataan

Saya puas dengan keluarga


saya karena masing-masing
anggota keluarga sudah
menjalankan sesuai dengan
seharusnya
Kemitraan
Saya puas dengan keluarga
saya
karena
dapat
membantu
memberikan
solusi
terhadap
permasalahan yang dihadapi
Pertumbuhan Saya
puas
dengan
kebebasan yang diberikan
keluarga
saya
untuk
mengembangkan
kemampuan yang saya
miliki
Kasih sayang Saya
puas
dengan
kehangatan
dan
kasih
sayang yang diberikan
keluarga saya
Kebersamaa Saya puas dengan waktu
n
yang disediakan keluarga
untuk
menjalin
kebersamaan
Total

Hampir
Selalu (2)

Kadang
Kadang
(1)

Hampir
tidak
pernah (0)

Adaptasi

10

11

Keterangan :
Total skor 8-10 = Fungsi keluarga sehat
Total skor 6-7 = Fungsi keluarga kurang sehat
Total skor 5= Fungsi keluarga sakit
Kesimpulan : Nilai skor keluarga ini adalah 10, artinya keluarga ini menunjukan
fungsi keluarga sehat
POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) KELUARGA
No

Indikator Pertanyaan

A. Perilaku Sehat
1
Tidak merokok
Ada
yang
memiliki
kebiasaan merokok
2
Persalinan
Dimana ibu melakukan
persalinan
3
Imunisasi
Apakah bayi ibu sudah di
imunisasi lengkap
4
Balita di timbang
Apakah balita ibu sering
ditimbang? Dimana?
5
Sarapan pagi
Apakah seluruh anggota
keluarga
memiliki
kebiasaan sarapan pagi?
6
7

Dana sehat / Askes


Apakah anda ikut menjadi
peserta askes
Cuci tangan
Apakah anggota keluarga
mempunyai
kebiasaan
mencuci
tangan
menggunakan
sabun
sebelum
makan
dan
sesudah buang air besar ?
Sikat gigi

Keterangan

Jawaban
Ya

Tidak

Ayah pasien merokok

Ditolong oleh bidan


Pasien
telah
diimunisasi lengkap

Penimbangan
di
posyandu

Makanan yang biasa


dikonsumsi setiap hari
adalah nasi dan laukpauk
Jamkesda

Seluruh keluarga tidak


mempunyai kebiasaan
mencuci
tangan
dengan air dan sabun
hingga bersih sebelum
makan dan mengolah
makanan

12

Apakah anggota keluarga Seluruh


anggota
memiliki kebiasaan gosok keluarga melakukan
gigi menggunakan odol
kebiasaan menggosok
gigi
9
Aktivitas fisik/olahraga
Apakah anggota keluarga Seluruh
anggota
melakukan aktivitas fisik keluarga
jarang
atau olah raga teratur
melakukan olahraga
B. Lingkungan Sehat
1
Jamban
Apakah dirumah tersedia Rumah memiliki 1
jamban
dan
seluruh buah kloset (WC)
keluarga menggunakannya
2
Air bersih dan bebas
jentik
Di
rumah
Apakah dirumah tersedia menggunakan sumber
air
bersih
dengan air berasal dari air
tempat/tendon air tidak ada PDAM, air tersebut
jentik ?
tampak bersih. Tidak
terdapat jentik
3
Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia Rumah
terlihat
tempat sampah? Dan di bersih/bebas sampah
lingkungan sekitar rumah dan tersedia tempat
tidak
ada
sampah sampah
berserakan?
didalam/diluar rumah
4
SPAL
Apakah ada/tersedia SPAL Lingkungan
yang
disekitar rumah
bersih tidak ada air
limbah
yang
menggenang
5
Ventilasi
Apakah ada pertukaran Ukuran ventilasi lebih
udara didalam rumah
kurang 1/10 luas
lantai
untuk
tiap
ruangan
6
Kepadatan
Apakah ada kesesuaian Pengukuran
rumah dengan jumlah kepadatan dimana 1
anggota keluarga?
orang
penghuni
membutuhkan 2x2x2
meter
7
Lantai
Apakah lantai bukan dari Seluruh lantai rumah

13

tanah?
C. Indikator tambahan
1
ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6
bulan hanya mendapat ASI
saja sejak lahir sampai 6
bulan

Konsumsi buah
dan
sayur
Apakah dalam 1 minggu
terakhir anggota keluarga
mengkonsumsi buah dan
sayur?
Jumlah

disemen
Hanya untuk bayi
keluarga
yang
mempunyai bayi usia
0-6 bulan, bila rumah
tangga
tidak
ada
bayinya jawaban tetap
Ya tetapi dicatat
dilembar catatan
(Pasien
belum
memiliki anak)

Semua
anggota
keluarga

mengkonsumsi buah
dan sayur
15

Klasifikasi
1. Bila didapatkan persentase 50% atau kurang dari masing-masing tatanan, maka
PHBS dari masing-masing tatanan diklasifikasikan kurang.
2. Bila didapatkan persentase lebih dari 50%, maka PHBS dari masing-masing
tatanan diklasifikasikan baik.
Kesimpulan
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab Ya ada 15 pertanyaan yang berarti
> 50% sehingga termasuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) rumah tangga
baik.

14

RESUME FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN KELUARGA


Faktor Resiko
Rumah:
Jarak jamban dengan sumber air minum < 10 meter
Fisik
Tempat cuci, mandi, dan WC berada pada satu
tempat
Riwayat penyakit serupa dalam keluarga tidak ada
Biologi
Memiliki kartu jaminan kesehatan
Pengetahuan tentang kesehatan dan gizi serta
Psiko-sosioekonomi
lingkungan kesehatan rendah
Pendapatan keluarga cukup
Higiene pribadi kurang
Pasien tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum
Perilaku Kesehatan
makan
Berobat langsung di sarana pengobatan seperti
Puskesmas atau RS
Tidur bersama dalam 1 ruangan dan sering
berkumpul satu keluarga diruang keluarga
Gaya hidup
Pasien sering makan nasi yang dicampur dengan teh,
sehingga makanannya kurang bergizi
Beberapa temannya di kelas ada yang mengalami
keluhan serupa
Lingkungan Kerja
Pasien sering jajan pentol dan lidi di depan sekolah
yang di dekatnya terdapat selokan dan tempat
sampah
DIAGNOSA KELUARGA (Resume masalah kesehatan)
Status kesehatan dan faktor risiko (Individu, keluarga dan komunitas)

Status fungsi keluarga sehat baik.

Pengetahuan keluarga mengenai penyakit Gastroenteritis belum memadai

Orang tua pasien kurang memperhatian hygiene anak dan dirinya.

Status upaya kesehatan (Individu, keluarga dan komunitas)

Pendapatan keluarga untuk prioritas pemenuhan sandang dan pangan

Pemeriksaan kesehatan ke puskesmas dan rumah sakit

Memiliki jaminan kesehatan

Semua anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama dalam berobat

15

Status lingkungan

Jarak antar rumah sangat berdempetan, hanya dibatasi oleh kayu.

Rumah tidak memiliki jamban, wc yang ada langsung ke sungai.

Rumah tempat tinggal kurang sehat karena tidak ada sarana pembuangan air
limbah yang memadai.

Ukuran luas rumah cukup memadai untuk menampung anggota keluarga dan
ventilasi cukup.

Diagnosa keluarga
Sebuah keluarga Tn. S terdiri dari 3 orang anggota dengan 1 anggota keluarga
menderita Gastroenteritis. Keluarga ini mempunyai kesadaran PHBS yang cukup
baik dan fungsi keluarga sehat sudah baik. Tetapi kurang dalam masalah
higienitas, terutama mencuci tangan sebelum makan dan membiarkan anaknya
makan makanan yang kurang bergizi.
Identifikasi Masalah Keluarga dan Perencanaan Pembinaan Keluarga
No Masalah
yang Rencana
dihadapi
Pembinaan
1. Pengetahuan
Edukasi
kesehatan kurang

Sasaran
pembinaan
Keluarga

2.

Kurangnya fasilitas
rumah tangga

Edukasi

Keluarga

3.

Kebiasan keluarga

Edukasi

Keluarga

Contoh pembinaan
Edukasi pentingnya
menjaga kebersihan
rumah dan menjaga
kebersihan pribadi tiaptiap anggota keluarga
serta mencegah
munculnya penyakit
menular dalam keluarga.
Membuat jamban yang
sehat. sehingga
menghindari penularan
penyakit yang ditularkan
melalui kotoran.
Serta membuat sarana
pembuangan air limbah
agar air sisa pencucian
tidak langsung terserap
ke dalam tanah.
Edukasi
untuk

16

memperbaiki
hygiene
keluarga
khususnya
pasien dengan rajin
mencuci tangan yang
bersih sebelum makan
dan setelah buang air
besar.
Rencana Penatalaksanaan Masalah Kesehatan
Terhadap status kesehatan individu dan keluarga
No
1

Masalah
Kesehatan
Pasien
(Gastroenteritis
)

Pengobatan

Tindakan Medis

Farmakologis:

Non-farmakologis :

Oralit 200cc Edukasi

mengenai

setiap setelah penyakitnya,

BAB
Zinc 1 x 1

gejala,

faktor

determinan dan terapi, Pakai


obat dengan sesuai anjuran,
Menghindari faktor penyebab
penyakit,

Tingkatkan

status

kebersihan pribadi, cuci tangan


dengan bersih sebelum makan
2

Anggota
keluarga lain

Lingkungan
sekitar

dan setelah BAB.


Penyuluhan/ KIE tentang
perjalanan penyakit ini,
pengobatan,
serta
pentingnya
pencegahan
terutama menjaga hygiene
pribadi masing-masing.
Penyuluhan/ KIE tentang
hidup
sehat,
menjaga
lingkungan
sehat
dan
penularan, dan pencegahan
penyakit.
Pengadaan
sarana
pembuangan air limbah dari
setiap rumah

17

Perawatan Masalah Kesehatan Keluarga


Tindakan Perawatan (Promotif, Preventif, Protektif)
Individu (pasien)
Keluarga
Komunitas

Terapi farmakologis
Memperbaiki
hygiene pribadi

KIE Pentingnya
menjaga hygiene
pribadi
dan
lingkungan

-KIE/Penyuluhan
tentang
Gastroenteritis,
faktor determinan,
penyebab,
pengobatan
dan
pencegahan serta
komplikasi
-Penyuluhan
rumah
dan
lingkungan sehat

18

Mandala of Health
GAYA HIDUP
SKORING KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH DALAM
KELUARGA

Tidur bersama dalam 1 ruangan dan sering berkumpul satu keluarga diruang keluarga
Pasien sering makan nasi yang dicampur dengan teh, sehingga makanannya kurang bergizi

Masalah

Upaya
PERILAKU KESEHATAN
Penyelesaian

LINGK. PSIKO-SOSIO-EKONOMI
Higiene
pribadi
kurang
Memiliki kartu jaminan kesehatan
Faktor perilaku kesehatan keluarga
Pasien tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
Pengetahuan tentang kesehatan dan gizi serta
Berobat
langsung
di sarana
pengobatan
seperti
Puskesmas
atautentang
RS
Pendapatan keluarga cukup
Higiene
pribadi
masing-masing
kurang
Edukasi
dan motivasi
FAMILY
PASIEN
pentingnya mencuci tangan yang

bersih sebelum makan dan setelah


BAB cair 7x/hari sejak 2 hari yang lalu. Tiap kali mencret BAB
sebanyak 3/4 gelas aqua, berupa cairan berwarna kuning kecoklatan, tanpa disertai l
Berobat jika keluhan makin berat
Edukasi
dan (-),
motivasi
untuk
batuk
pilek (-),
ruam di kulit (-) dan kejang (-).
memeriksakan kesehatan apabila
BIOLOGI
keluhan memberat dan tanda-tanda
dehidrasi
ditemukan
Riwayat penyakit serupa dalam keluarga
tidak
ada
Lingkungan rumah
Tidak adanya saluran pembuangan air limbah

Edukasi dan motivasi untuk


membuat saluran pembuangan air
limbah rumah tangga
PELAYANAN
Jamban letaknya dekat dengan sumber
air - KES.Edukasi untuk memasak air
minum.
dengan ditempuh
matang dandengan
cukup lama
agar kaki
Jarak
rumah-pusat pelayanan kesehatan: 5 menit,
berjalan
kuman mati.
Lingkungan kerja

LINGK. FISIK

Jarak jamban dengan sumber air mi


Tempat cuci, mandi, dan WC berada p

Komunitas:
Beberapa temannya di kelas ada yang mengalami keluhan serupa.
Pasien sering jajan pentol dan lidi di depan sekolah yang di dekatnya terdapat selokan dan tempat sampa

Beberapa temannya di kelas ada yang -

Edukasi dan motivasi tentang

19

mengalami keluhan serupa.


Pasien sering jajan pentol dan lidi di depan sekolah yang di dekatnya

pentingnya mencuci tangan yang


bersih sebelum makan dan setelah
BAB
Edukasi akan bahayanya jajan
di tempat yang tidak terjamin
kebersihannya

20

PEMBAHASAN
Studi kasus dilakukan pada pasien An. J 8 tahun dengan keluhan BAB cair sebanyak 7 kali perhari sejak 2 hari sebelum
datang ke puskesmas. Tiap kali mencret sebanyak 3/4 gelas aqua, berupa cairan berwarna kuning kecoklatan, tanpa disertai lendir
dan darah. Demam (-) muntah (1x). Keluhan tidak disertai, batuk, pilek, ruam di kulit dan kejang. Pasien tidak tampak rewel dan
masih mau minum. BAK terakhir 1 jam sebelum berobat. Penyakit ini biasanya berhubungan dengan tingkat pendidikan dan
pendapatan yang rendah terkait dengan perilaku keehatan yang kurang. Penyebab Gastroenteritis antara lain infesi, malabsorbsi,
keracunan atau alergi makanan dan psikologis penderita (DINKES, 2014).
Diagnosis Gastroenteritis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada An. J,
diagnosis Gastroenteritis ditegakkan berdasarkan keluhan BAB cair hingga 7x/hari. Pemeriksaan fisik tidak didapatkan
komplikasi berupa dehidrasi. Pemeriksaan penunjang berupa leukosit tidak dilakukan karena tidak adanya tanda-tanda infeksi
sistemik berupa demam dan feses lengkap juga tidak dilakukan dikarenakan keterbatasan laboratorium Puskesmas Lempake
(DINKES, 2014).
Gastroenteritis dapat diobati dengan pemberian oralit sebagai pengganti cairan dan zinc untuk memperbaiki mukosa usus
dan meningkatkan daya tahan tubuh. Pada kebanyakan pasien disebabkan karena rotavirus, yang merupakan self limited dan bisa
sembuh dengan oralit dan zinc saja. Apabila terdapat lendir dan darah juga bisa diberikan antibiotik. Antibiotik yang diberikan
harus sangat hati-hati, dikarenakan jika tidak tepat pemberian dapat membunuh flora normal pada usus yang dibutuhkan, belum
lagi menimbulkan resistensi terhadap antibiotik jika pengobatan tidak tuntas (DINKES, 2014).

21

Selain pengobatan farmakologis juga diperlukan perubahan dan perbaikan higien pribadi. oleh sebab itu pasien sangat
dianjurkan untuk selalu mencuci tangan sebelum makan dan setelah BAB, serta untuk menghindari kebiasaan jajan sembarangan.
Edukasi dan motivasi ini sangat penting untuk mencegah penularan serta kekambuhan penyakit ini (DINKES, 2014).
Pengobatan Gastroenteritis apabila tidak ditangani secara cepat dan tepat akan menimbulkan komplikasi. Komplikasi
yang dapat ditimbulkan adalah syok hipovolemik dan bisa mengakibatkan kematian. Pengobatan yang sesuai dan pengendalian
faktor predisposisi akan memberikan hasil pengobatan yang memuaskan (DINKES, 2014).
DAFTAR PUSTAKA

1. DINKES. (2014). Panduan Klinis Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer. Samarinda: DINAS KESEHATAN KOTA
SAMARINDA.
2. Elliott, E. J. (2007). Acute Gastroenteritis in children. BMJ , 35-40.
3. Howidi, et. al. (2012). Burden of acute gastroenteritis among children younger than 5 years of age. BMC Pediatrics , 74.
4. Indonesia, M. K. (2011). Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

22

DOKUMENTASI

Kondisi luar rumah

23

24

Kondisi ruang keluarga

25

Dapur

26

Tempat cuci

27

Tempat mandi

28

Вам также может понравиться