Вы находитесь на странице: 1из 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Energi saat ini memegang peranan yang penting dalam pengembangan ekonomi nasional,
bahkan sering dinggap sebagai darah dalam kehidupan ekonomi. Hal ini disadari oleh negaranegara yang telah maju, maupun oleh negara yang sedang berkembang bahwa penggunaan
energi secara tepat dan berdaya guna tinggi merupakan syarat yang mutlak untuk meningkatkan
kegiatan ekonomi. Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya
energi dalam jumlah yang cukup melimpah. Pengelolaan sumber daya energi secara tepat akan
memberikan gilirannya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.
Permintaan akan kebutuhan energi setiap tahunnya terus bertambah, seiring dengan
pertumbuhan penduduk yang semakin cepat. Selama bertahun-tahun, energi fosil (minyak bumi,
gas alam, dan batu bara) merupakan sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan energi
dunia. Namun, sumber energi ini merupakan sumber energi yang akan habis dan tidak dapat
diperbaharui. Oleh karena itu, demi memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat, para
peneliti di dunia terus mengembangkan sumber energi alternatif yang dapat dipergunakan
sebagai pengganti energi fosil. Salah satu sumber energi alternatif yang cukup populer adalah
energi sinar matahari. Energi sinar matahari atau yang sering disebut dengan energi surya,
merupakan energi yang berasal dari matahari dan termasuk golongan sumber energi yang tidak
akan habis dan tidak terbatas jumlahnya.
Dengan letak Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa, yaitu pada lintang 6 LU
11 LS dan 95 BT 141 BT, dan dengan memperhatikan peredaran matahari dalam setahun
yang berada pada daerah 23,5 LU dan 23,5 LS maka wilayah Indonesia akan selalu disinari
matahari selama 10 12 jam sehari. Letak Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa
menyebabkan wilayah Indonesia memiliki tingkat radiasi matahari yang sangat tinggi. Menurut
pengukuran dari pusat Meteorologi dan Geofisika, diperkirakan bahwa besar radiasi yang jatuh
pada permukaan bumi di wilayah Indonesia (khususnya Indonesia Bagian Timur) rata-rata
kurang lebih sebesar 5,1 kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9%. Energi surya semacam
ini merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi terbarukan dengan konversi

1 | Energi Surya

energi surya menjadi listrik melalui sel surya, sehingga energi surya disebut sebagai
inexhaustible resource.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud energi surya?
b. Bagaimana metode penyimpanan energi surya?
c. Bagaimana perkembangan energi surya di dunia?
d. Bagaimana pemanfaatan energi surya?
1.3. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan energi surya.
b. Mengetahui metode penyimpanan energi surya.
c. Mengetahui perkembangan energi surya di dunia.
d. Mengetahui pemanfaatan energi surya.

2 | Energi Surya

BAB II
PROFIL ENERGI SURYA

2.1 Energi Surya


Energi surya adalah energi yang berupa sinar dan panas dari matahari. Energi ini dapat
dimanfaatkan

dengan

menggunakan

serangkaian

teknologi

seperti pemanas

surya,

fotovoltaik surya, listrik termal surya, arsitektur surya, dan fotosintesis buatan.
Energi surya diklasifikasikan sebagai inexhaustible resource, yaitu sumber daya alam
yang pemanfaatannya bisa berkelanjutan karena secara ekonomi layak dan penggunaan
sumber daya alam per satuan waktu relatif kecil. Hal ini berdasarkan pada pernyataan Badan
Energi Internasional, yang pada tahun 2011 menyatakan bahwa "perkembangan teknologi
energi surya yang terjangkau, tidak habis, dan bersih akan memberikan keuntungan jangka
panjang yang besar. Perkembangan ini akan meningkatkan keamanan energi negara-negara
melalui pemanfaatan sumber energi yang sudah ada, tidak habis, dan tidak tergantung pada
impor,

meningkatkan

kesinambungan,

mengurangi polusi,

mengurangi

biaya

mitigasi perubahan iklim, dan menjaga harga bahan bakar fosil tetap rendah dari sebelumnya.
Keuntungan-keuntungan ini berlaku global. Oleh sebab itu, biaya insentif tambahan untuk
pengembangan awal selayaknya dianggap sebagai investasi untuk pembelajaran, inventasi ini
harus digunakan secara bijak dan perlu dibagi bersama.
Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika
dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi
energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat digunakan secara
langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk mendinginkan.
Istilah tenaga surya mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi
panas atau energi listrik untuk keperluan kita.

3 | Energi Surya

2.2 Energi dari Matahari


Gambar 1 : Sekitar separuh dari energi surya yang datang berhasil mencapai permukaan Bumi.

Bumi menerima 174 petawatt (PW) radiasi surya yang datang (insolasi) di bagian atas
dari atmosfer. Sekitar 30% dipantulkan kembali ke luar angkasa, sedangkan sisanya diserap
oleh awan, lautan, dan daratan. Sebagian besar spektrum cahaya matahari yang sampai di
permukaan bumi berada pada jangkauan spektrum sinar tampak dan inframerah dekat.
Sebagian kecil berada pada rentang ultraviolet dekat.
Permukaan darat, samudra, dan atmosfer menyerap radiasi surya, dan hal ini
mengakibatkan temperatur naik. Udara hangat yang mengandung uap air hasil penguapan air
laut meningkat dan menyebabkan sirkulasi atmosferik atau konveksi. Ketika udara tersebut
mencapai posisi tinggi, di mana temperatur lebih rendah, uap air mengalami kondensasi
membentuk awan, yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan dan melengkapi siklus air.
Panas laten kondensasi air menguatkan konveksi, dan menghasilkan fenomena atmosferik
seperti angin, siklon, dan anti-siklon. Cahaya matahari yang diserap oleh lautan dan daratan
menjaga temperatur rata-rata permukaan pada suhu 14 C. Melalui proses fotosintesis,
tanaman hijau mengubah energi surya menjadi energi kimia, yang menghasilkan makanan,
kayu, dan biomassa yang merupakan komponen awal bahan bakar fosil.

Fluks Energi Surya per Tahun dan Konsumsi Energi Manusia

4 | Energi Surya

Energi surya

3.850.000 EJ

Angin

2.250 EJ

Potensi biomassa

100 300 EJ

Penggunaan energi utama (2010)

539 EJ

Listrik (2010)

66,5 EJ

Tabel 1 : Fluks Energi Surya per Tahun dan Konsumsi Energi Manusia

Total energi surya yang diserap oleh atmosfer, lautan, dan daratan bumi sekitar
3.850.000 eksajoule (EJ) per tahun. Pada tahun 2002, jumlah energi ini dalam waktu satu
jam lebih besar dibandingkan jumlah energi yang digunakan dunia selama satu
tahun. Fotosintesis menyerap sekitar 3.000 EJ per tahun dalam bentuk biomassa. Potensi
teknis yang tersedia dari biomassa adalah 100 300 EJ per tahun. Jumlah energi surya yang
mencapai permukaan planet bumi dalam waktu satu tahun sangatlah besar. Jumlah ini
diperkirakan dua kali lebih banyak dibandingkan dengan semua sumber daya alam bumi
yang tidak terbarukan yang bisa diperoleh digabungkan, seperti batubara, minyak bumi, gas
alam, dan uranium.
Energi surya dapat dimanfaatkan pada berbagai tingkatan di seluruh dunia, yang
utamanya bergantung pada jarak dari khatulistiwa.

2.3 Metode Penyimpanan Energi Surya


Sistem masa termal dapat menyimpan energi surya dalam bentuk panas pada temperatur
yang cocok untuk penggunaan sehari-hari atau musiman. Sistem penyimpanan panas
umumnya menggunakan materi yang sudah tersedia dengan kapasitas panas tinggi seperti air,
tanah, dan batu. Sistem yang dirancang dengan baik dapat menurunkan kebutuhan puncak,
menggeser waktu penggunaan ke waktu senggang, dan mengurangi kebutuhan pemanasan
dan pendinginan.
5 | Energi Surya

Materi ubah fase seperti lilin parafin dan garam Glauber adalah contoh media
penyimpan panas. Media ini tidak mahal, tersedia, dan dapat menghasilkan temperatur yang
cocok untuk penggunaan di rumah (sekitar 64 C). Rumah Dover (di Dover, Massachusetts)
adalah rumah pertama yang menggunakan sistem pemanasan garam Glauber pada tahun
1948.
Energi surya dapat disimpan pada temperatur tinggi dengan menggunakan lelehan
garam. Garam adalah media penyimpan yang efektif karena harganya murah, memiliki
kapasitas panas yang tinggi, dan dapat menghasilkan panas pada temperatur yang cocok
dengan sistem pembangkit konvensional. Solar Two menggunakan metode penyimpanan ini
dan dapat menyimpan 1,44 TJ di tangki penyimpanan sebesar 68 m 3 dengan efisiensi
penyimpanan tahunan sekitar 99%.
Sistem fotovoltaik yang tidak terhubung dengan saluran listrik biasanya menggunakan
baterai yang bisa diisi ulang untuk menyimpan listrik berlebih. Dengan sistem yang
terhubung dengan saluran listrik, listrik berlebih dapat dikirimkan ke transmisi listrik. Saat
produksi listrik kurang, listrik dari saluran listrik dapat digunakan. Program meteran net
memberikan kredit untuk rumah tangga yang menyalurkan listrik ke saluran listrik. Hal ini
dilakukan dengan memutar terbalik meteran listrik saat rumah memproduksi lebih banyak
listrik ketimbang menggunakannya. Jika penggunaan netto listrik di bawah nol, maka kredit
yang dihasilkan akan dilimpahkan ke bulan depan. Cara lain menggunakan dua meteran, satu
untuk mengukur listrik yang digunakan, satu lagi untuk mengukur listrik yang diproduksi.
Cara ini tidak umum digunakan karena biaya tambahan akibat pemasangan meteran listrik
kedua. Kebanyakan meteran baku secara akurat mengukur di kedua arah sehingga meteran
kedua tidak diperlukan.
Penyimpanan energi dengan pompa di pembangkit listrik tenaga air menyimpan energi
dalam bentuk potensial ketinggian, yaitu dengan memompa air dari tempat rendah ke tempat
tinggi. Energi dapat diambil kembali saat dibutuhkan dengan mengalirkan air ke pembangkit
listrik.

2.4 Perkembangan, Penggunaan, dan Ekonomi

6 | Energi Surya

Dimulai dengan penggunaan batu bara besar-besaran selama revolusi industri, konsumsi
energi secara berangsur berubah dari menggunakan kayu dan biomassa menjadi bahan bakar
fosil. Perkembangan awal teknologi surya dimulai pada tahun 1860-an yang didorong oleh
perkiraan bahwa persediaan batu bara akan menipis. Namun, perkembangan teknologi surya
berhenti pada awal abad ke-20 dikarenakan meningkatnya persediaan, nilai ekonomis, dan
kegunaan batu bara dan minyak bumi.
Embargo minyak pada tahun 1973 dan krisis energi pada tahun 1979 menyebabkan
perubahan kebijakan energi di dunia dan teknologi surya kembali dilirik. Strategi
pemasangan difokuskan pada program insentif seperti program penggunaan fotovoltaik di
Amerika Serikat dan program Sunshine di Jepang. Usaha lain yang dilakukan meliputi
pembentukan fasilitas riset di Amerika Serikat (SERI, sekarang NREL), Jepang (NEDO),
dan Jerman (Institut Fraunhofer untuk sistem energi surya).
Pemanas air surya komersil mulai dipasarkan di Amerika Serikat pada tahun 1890an. Penggunaan pemanas ini meningkat sampai dengan tahun 1920 tapi kemudian digantikan
oleh pemanas berbahan bakar yang lebih murah dan diandalkan. Seperti fotovoltaik, pemanas
air surya kembali dilirik setelah krisis minyak tahun 1970, namun permintaan menurun pada
tahun 1980-an dikarenakan menurunnya harga minyak bumi. Perkembangan pemanasan air
surya berkembang secara berangsur selama tahun 1990-an dan laju pertumbuhan sekitar 20%
per tahun sejak 1999. Walaupun umumnya diremehkan, pemanas dan pendingin air surya
adalah teknologi surya yang paling banyak digunakan dengan perkiraan kapasitas 154 GW
pada tahun 2007.
Badan Energi Internasional mengatakan energi surya dapat membantu menyelesaikan
permasalahan penting dunia. Perkembangan teknologi energi surya yang terjangkau, tidak
habis, dan bersih akan memberikan keuntungan jangka panjang yang besar. Perkembangan
ini akan meningkatkan keamanan energi negara-negara melalui pemanfaatan sumber energi
yang sudah ada, tidak habis, dan tidak tergantung pada impor, meningkatkan kesinambungan,
mengurangi polusi, mengurangi biaya mitigasi perubahan iklim, dan menjaga harga bahan
bakar fosil tetap rendah dari sebelumnya. Keuntungan-keuntungan ini berlaku global. Oleh
sebab itu, biaya insentif tambahan untuk pengembangan awal selayaknya dianggap sebagai

7 | Energi Surya

investasi untuk pembelajaran; inventasi ini harus digunakan secara bijak dan perlu dibagi
bersama.
Pada tahun 2011, Badan Energi Internasional mengatakan teknologi energi surya seperti
papan fotovoltaik, pemanas air surya, dan pembangkit listrik dengan cermin dapat
menyediakan

sepertiga

energi

dunia

pada

tahun

2060

jika

politikus

mau

mengatasi perubahan iklim. Energi dari matahari dapat memainkan peran penting dalam
dekarbonisasi ekonomi global bersamaan dengan pengembangan efisiensi energi dan
menerapkan biaya pada produsen gas rumah kaca. "Kekuatan dari teknologi surya adalah
varietasnya yang luas dan fleksibilitas dari aplikasinya, mulai dari skala kecil hingga ke skala
besar".

2.5 Pemanfaaatan Energi Surya


Secara umum teknologi surya dikategorikan menjadi teknologi pasif dan teknologi aktif,
tergantung pada cara penyerapan, konversi, dan penyaluran cahaya matahari. Teknologi aktif
meliputi penggunaan panel fotovoltaik, pompa, dan kipas untuk mengubah energi surya ke
bentuk yang berguna. Teknologi pasif meliputi pemilihan bahan konstruksi yang memiliki
sifat termal yang bagus, perancangan ruangan dengan sirkulasi udara secara alami, dan
menghadapkan bangunan ke matahari. Teknologi aktif meningkatkan persediaan listrik dan
disebut sebagai teknologi sisi suplai, sedangkan teknologi pasif mengurangi kebutuhan
sumber daya alam lain dan disebut sebagai teknologi sisi permintaan.
2.5.1 Perencanaan Arsitektur dan Kota
Cahaya matahari telah mempengaruhi rancang bangunan sejak permulaan
sejarah arsitektur. Arsitektur surya yang maju dan rencana tata ruang kota pertama kali
digunakan oleh bangsa Yunani dan Cina, yang mengarahkan bangunan mereka
menghadap selatan untuk mendapatkan cahaya dan kehangatan.
Fitur umum dari arsitektur surya pasif adalah arah bangunannya terhadap matahari,
ukuran bangunan yang tepat (rasio luas permukaan dengan volume yang kecil),
pemilihan penghalang (serambi), dan penggunaan massa termal. Ketika fitur-fitur ini
digunakan bersama, dapat dihasilkan ruangan yang terang dan berada pada temperatur
8 | Energi Surya

nyaman. Peralatan teknologi aktif surya seperti pompa, kipas, dan jendela buka-tutup
dapat melengkapi rancangan tekonologi pasif dan meningkatkan daya kerja sistem.
Pulau bahang perkotaan adalah daerah perkotaan dengan suhu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya. Temperatur yang tinggi disebabkan oleh
meningkatnya penyerapan cahaya matahari oleh materi yang ada di perkotaan, seperti
aspal jalan dan beton, yang memiliki albedo (tingkat keputihan) lebih rendah dan
memiliki kapasitas panas lebih tinggi dibandingkan dengan materi alami. Langkah
langsung untuk mengatasi pulau bahang adalah mengecat bangunan dan jalan dengan
warna putih, serta menanam pepohonan. Menggunakan langkah ini, program hipotetis
"komunitas dingin" di Los Angeles telah memproyeksikan temperatur kota dapat
diturunkan sekitar 3 C dengan biaya sekitar 1 miliar dollar Amerika Serikat, dengan
perkiraan keuntungan total tahunan 530 juta dollar dari pengurangan biaya penggunaan
pendingin udara dan penghematan biaya kesehatan.
2.5.2 Pertanian dan Perkebunan
Pertanian dan perkebunan berusaha mengoptimalkan penyerapan energi surya untuk
meningkatkan produktivitas tanaman. Teknik seperti siklus penanaman yang diatur
waktunya, mengatur orientasi barisan, tinggi antar barisan yang berbeda, dan
pencampuran varietas tanaman dapat meningkatkan perolehan tanaman. Walau sinar
matahari umumnya dianggap sumber daya alam yang berlimpah, namun pentingnya
matahari untuk pertanian ditunjukkan di beberapa daerah dibuat agar intensitas sinar
matahari lebih sedikit. Penerapan energi surya, selain untuk menumbuhkan tanaman,
meliputi memompa air, mengeringkan panen, beternak ayam, dan mengeringkan kotoran
unggas, teknologi surya juga dapat digunakan oleh pembuat minuman anggur untuk
menjalankan mesin tekan anggur.
Rumah kaca mengubah energi cahaya menjadi energi panas, yang memperbolehkan
produksi sepanjang tahun dan pertumbuhan tanaman khusus (dalam lingkungan tertutup)
dan tanaman lain yang tidak cocok tumbuh untuk iklim lokal. Rumah kaca primitif
pertama kali digunakan pada zaman romawi untuk memproduksi ketimun sepanjang
tahun untuk Kaisar Romawi Tiberius. Rumah kaca tetap menjadi bagian penting dari

9 | Energi Surya

perkebunan saat ini, dan materi plastik transparan juga telah digunakan untuk efek yang
mirip dengan terowongan plastik dan penutup barisan.
2.5.3 Transportasi
Perkembangan mobil tenaga surya telah menjadi target di bidang sejak tahun 1980an. Beberapa kendaraan menggunakan panel surya untuk tenaga pembantu, seperti untuk
penyejuk udara, sehingga menggurangi konsumsi bahan bakar.
Pada tahun 1975, perahu bertenaga surya pertama kali dibangun di Inggris.
Menjelang tahun 1995, kapal penumpang yang menggunakan panel surya mulai
bermunculan, dan sekarang ini digunakan secara luas. Selain itu, beberapa pesawat
tanpa awak maupun yang ditumpangi oleh satu sampai dua orang juga menggunakan
tenaga surya untuk pengoperasiannya.
2.5.4 Termal Surya
Teknologi termal surya dapat digunakan untuk memanaskan air, memanaskan
ruangan, mendinginkan ruangan, dan menghasilkan panas.
Pemanasan air
Sistem air panas surya menggunakan sinar matahari untuk memanaskan air. Di
daerah dengan lintang bujur geografis rendah (di bawah 40 C), 60% 70% air
panas untuk keperluan rumah tangga dengan temperatur sampai dengan 60 C dapat
diperoleh dengan menggunakan sistem pemanasan surya. Jenis pemanas air surya
yang umum digunakan adalah kolektor buluh (44%) dan plat datar dengan kaca
(34%) untuk kebutuhan air panas rumah tangga; kolektor plastik tanpa kaca (21%)
digunakan untuk memanaskan kolam renang. Sampai dengan tahun 2007, kapasitas
total terpasang dari sistem air panas surya adalah sekitar 154 GW.
Pemanasan, pendinginan, dan ventilasi
Di Amerika Serikat, sistem pemanasan, ventilasi, dan penyejuk udara (HVAC)
memakai 30% (4,65 EJ) dari energi yang digunakan untuk bangunan komersil dan
hampir 50% (10,1 EJ) energi yang digunakan untuk perumahan. Teknologi
pemanasan, pendinginan, dan ventilasi surya dapat digunakan untuk mengganti
sebagian dari energi ini.
10 | E n e r g i S u r y a

Massa termal adalah materi yang digunakan untuk menyimpan panas, termasuk
dari matahari. Materi massa termal yang umum meliputi batu, semen, dan air.
Menurut sejarah, materi-materi ini telah digunakan di daerah dengan iklim kering
atau hangat untuk menjaga bangunan tetap sejuk dengan menyerap energi surya
sepanjang hari dan memancarkan energi yang disimpan ke atmosfer yang lebih
dingin di malam hari. Namun, materi ini juga dapat digunakan di daerah dingin untuk
mempertahankan kehangatan. Ukuran dan penempatan massa termal tergantung pada
beberapa faktor, seperti iklim, pencahayaan, dan kondisi bayangan. Saat faktor-faktor
ini dipertimbangkan secara baik, massa termal mempertahankan temperatur ruangan
dalam rentang nyaman dan mengurangi peralatan pemanasan dan pendinginan
tambahan.
Cerobong surya (atau cerobong termal) adalah sistem ventilasi surya pasif,
yang terdiri dari terowongan vertikal yang menghubungkan bagian dalam dengan
bagian luar dari bangunan. Saat cerobong mulai hangat, udara di dalamnya memanas
dan menyebabkan udara bergerak ke atas dan menarik udara melewati bangunan.
Performansi dapat ditingkatkan dengan menggunakan kaca dan materi massa termal
untuk meniru rumah kaca.
Pohon dan tanaman musiman telah digunakan sebagai cara mengendalikan
pemanasan dan pendinginan surya. Ketika tanaman ditanam pada bagian selatan
bangunan, daun tanaman akan berfungsi sebagai peneduh pada musim panas, dan
pada musim dingin, daun tanaman akan rontok dan cahaya dapat lewat lebih banyak.
Saat gugur, pohon tak berdaun menghalangi 1/3 sampai 1/2 radiasi surya yang
datang, ada keseimbangan antara manfaat teduh saat musim panas dan pemanasan
akibat daun gugur saat musim dingin. Di iklim dengan kebutuhan pemanasan tinggi,
pohon musiman tidak cocok ditanam di bagian selatan bangunan karena pohon akan
mengurangi ketersediaan energi surya saat musim dingin. Namun, pohon tersebut
dapat digunakan pada sisi timur dan barat untuk menyediakan tempat teduh selama
musim panas tanpa mempengaruhi perolehan energi surya selama musim dingin.

11 | E n e r g i S u r y a

Selama ini, pemanfaatan energi surya termal di Indonesia masih dilakukan


secara tradisional. Para petani dan nelayan di Indonesia memanfaatkan energi surya
untuk mengeringkan hasil pertanian dan perikanan secara langsung.

Strategi Pengembangan Energi Surya Termal :


Strategi pengembangan energi surya termal di Indonesia adalah sebagai berikut :
Mengarahkan pemanfaatan energi surya termal untuk kegiatan produktif,
khususnya untuk kegiatan agro industri.
Mendorong keterlibatan swasta dalam pengembangan teknologi surya termal.
Mendorong terciptanya sistem dan pola pendanaan yang efektif.
Mendorong keterlibatan dunia usaha untuk mengembangkan surya termal.
Program pengembangan energi surya termal di Indonesia adalah sebagai berikut :
Melakukan inventarisasi, identifikasi dan pemetaan potensi serta aplikasi
teknologi fototermik secara berkelanjutan.
Melakukan diseminasi dan alih teknologi dari pihak pengembang kepada
pemakai (agroindustri, gedung komersial, dan lain-lain) dan produsen nasional
(manufaktur, bengkel mekanik, dan lain-lain) melalui forum komunikasi,
pendidikan dan pelatihan dan proyek-proyek percontohan.
Melaksanakan standarisasi nasional komponen dan sistem teknologi fototermik.
Mengkaji skema pembiayaan dalam rangka pengembangan manufaktur nasional.
Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk berbagai teknologi
fototermik.
Meningkatkan produksi lokal secara massal dan penjajagan untuk kemungkinan
ekspor.
12 | E n e r g i S u r y a

Pengembangan teknologi fototermik suhu tinggi, seperti: pembangkitan listrik,


mesin stirling , dan lain-lain.
Peluang Pemanfaatan Energi Surya Termal :
Prospek teknologi energi surya termal cukup besar, terutama untuk mendukung
peningkatan kualitas pasca panen komoditi pertanian, untuk bangunan komersial atau
perumahan di perkotaan. Prospek pemanfaatannya dalam sektor-sektor masyarakat,
yaitu :
Industri, khususnya agro-industri dan industri pedesaan, yaitu untuk penanganan
pasca panen hasil-hasil pertanian, seperti : pengeringan (komoditi pangan,
perkebunan, perikanan/peternakan, kayu olahan) dan juga pendinginan (ikan,
buah dan sayuran);
Bangunan komersial atau perkantoran, yaitu : untuk pengkondisian ruangan
(Solar Passive Building , AC) dan pemanas air;
Rumah tangga, seperti : untuk pemanas air dan oven/cooker ;
Puskesmas terpencil di pedesaan, yaitu : untuk sterilisator, refrigerator vaksin
dan pemanas air.
Kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan surya termal adalah:
1. Teknologi energi surya termal untuk memasak dan mengeringkan hasil pertanian
masih sangat terbatas. Akan tetapi, sebagai pemanas air, energi surya termal
sudah mencapai tahap komersial. Teknologi surya termal masih belum
berkembang karena sosialisasi ke masyarakat luas masih sangat rendah;
2. Daya beli masyarakat rendah, walaupun harganya relatif murah;
3. Sumber daya manusia (SDM) di bidang surya termal masih sangat terbatas. Saat
ini, SDM hanya tersedia di Pulau Jawa dan terbatas lingkungan perguruan.
2.5.5 Pengolahan Air

13 | E n e r g i S u r y a

Distilasi surya dapat digunakan untuk membuat air asin atau air payau dapat
diminum. Proyek distilasi surya skala besar pertama kali dibangun pada tahun 1872 di
kota tambang Las Salinas di Chile. Proyek ini memiliki area pengumpulan energi surya
seluas 4.700 m2 dan dapat memproduksi hingga 22.700 L per hari dan beroperasi selama
40 tahun. Jenis rancangan penyuling meliputi miringan tunggal, miringan ganda (atau
tipe rumah kaca), vertikal, kerucut, peredam terbalik, multi sumbu dan multi efek.
Penyuling-penyuling ini dapat beroperasi dalam kondisi pasif, aktif, atau gabungan.
Penyuling miringan ganda paling ekonomis untuk penggunaan rumah tangga di pelosok,
sedangkan penyuling aktif multi efek lebih cocok untuk aplikasi skala besar.
Disinfeksi air surya dilakukan dengan memaparkan botol plastik polietilena
tereftalat (PET) berisikan air ke cahaya matahari selama beberapa jam. Durasi
pemaparan tergantung pada cuaca dan iklim (minimal 6 jam hingga 2 hari selama
kondisi

berawan). Metode

ini

direkomendasikan

oleh

Organisasi

Kesehatan

Dunia sebagai metode yang cocok untuk pengolahan air rumah tangga dan penyimpanan
aman. Lebih dari 2 juta manusia di negara berkembang telah menggunakan metode ini
untuk air minum sehari-hari mereka.
Kolam evaporasi adalah kolam dangkal yang meningkatkankan kadar padatan
terlarut melalui penguapan. Penggunaan kolam evaporasi untuk memperoleh garam dari
air laut adalah contoh aplikasi tertua dari energi surya. Penggunaan modern meliputi
peningkatkan kadar larutan garam yang digunakan dalam penambangan ekstraksi dan
memisahkan padatan terlarut dari aliran limbah.
Energi surya dapat digunakan di kolam stabilisasi air untuk mengolah air limbah
tanpa menggunakan bahan kimia ataupun listrik. Keuntungan lingkungan bertambah
saat alga tumbuh

di

kolam

tersebut

dan

mengkonsumsi karbon

dioksida saat

melakukan fotosintesis, walau alga mungkin memproduksi zat kimia beracun yang
membuat air tidak bisa digunakan.
2.5.6 Panas Proses
Teknologi pemusatan energi surya seperti piringan parabola, cekung parabola, dan
pemantul Scheffler dapat menyediakan panas proses untuk aplikasi komersil dan
industri. Sistem komersil pertama adalah proyek Solar Total Energy Project (STEP) di
14 | E n e r g i S u r y a

Shenodoah, Georgia, Amerika Serikat. Dalam proyek tersebut, satu lapangan berisikan
114 piringan parabola menyedikan 50% kebutuhan energi untuk pemanasan proses,
penyejuk udara, dan listrik untuk pabrik kain. Sistem kogenerasi yang terhubung dengan
saluran listrik ini menyediakan 400 kW listrik ditambah energi termal dalam bentuk uap
401 kW dan air dingin 468 kW, dan memiliki penyimpanan termal untuk beban puncak
selama satu jam.
2.5.7 Memasak
Pemasak (alat masak) surya menggunakan cahaya matahari untuk memasak,
mengeringkan, dan proses pasteurisasi. Pemasak surya dapat digolongkan menjadi 3
kategori umum : pemasak berbentuk kotak, pemasak berbentuk papan, dan pemasak
dengan pemantul. Pemasak surya paling sederhana adalah pemasak berbentuk kotak
yang dibuat oleh Horace de Saussure pada tahun 1767. Pemasak berbentuk kotak
sederhana terdiri dari wadah yang terisolasi dengan penutup transparan. Pemasak ini
dapat digunakan secara efektif pada langit berawan sebagian, dan biasanya akan
mencapai temperatur 90 150 C. Pemasak berbentuk papan menggunakan papan
pemantul untuk mengarahkan cahaya matahari ke wadah terisolasi dan mencapai
temperatur setara dengan pemasak berbentuk kotak. Pemasak dengan pemantul
menggunakan berbagai bentuk geometri (piringan, cekungan, cermin Fresnel) yang
memusatkan cahaya ke wadah masak. Pemasak jenis ini dapat mencapai temperatur 315
C dan lebih, namun perlu diarahkan cahayanya agar dapat berfungsi dengan baik dan
harus diposisikan kembali untuk mengikuti matahari.
2.5.8 Produksi Listrik
Tenaga surya adalah proses pengubahan cahaya matahari menjadi listrik, baik secara
langsung menggunakan fotovoltaik, atau secara tak langsung menggunakan tenaga surya
terpusat (Concentrated Solar Power, CSP).
Pembangkit CSP komersial pertama kali dikembangkan pada tahun 1980-an. Sejak
tahun 1985, pemasangan SEGS CSP berkapasitas 354 MW di gurun Mojave, California
adalah

pembangkit

Caliente berkapasitas

listrik

surya

terbesar

250

MW

di

di

Amerika

dunia.

Proyek

Serikat

Surya

dan Lahan

Agua
Surya

Charanka berkapasitas 221 MW di India adalah pembangkit fotovoltaik terbesar di


15 | E n e r g i S u r y a

dunia. Proyek surya melebihi 1 GW sedang dikerjakan, tapi kebanyakan fotovoltaik


dipasang di atap-atap dengan ukuran kapasitas kecil, yakni kurang dari 5 kW, yang
terhubung dengan saluran listrik menggunakan meteran net dan/atau tarif feed-in.

Teknik yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik menggunakan tenaga surya :
Tenaga Surya Terpusat (Concentrated Solar Power, CSP)
Sistem tenaga surya terpusat (Concentrated Solar Power, CSP) menggunakan lensa
atau cermin dan sistem lacak untuk memfokuskan paparan sinar matahari yang luas
menjadi seberkas cahaya kecil. Seberkas cahaya tersebut kemudian digunakan sebagai
sumber panas untuk pembangkit listrik konvensional. Terdapat sejumlah besar teknologi
pemusatan; yang paling berkembang adalah cekungan parabola, pemantul fresnel
linear, piringan Stirling, dan menara tenaga surya. Di sistem-sistem ini, fluida kerja
dipanaskan oleh cahaya matahari yang dipusatkan, dan fluida kerja ini kemudian
digunakan untuk membangkitkan listrik atau sebagai penyimpan energi.
Fotovoltaik
Photovoltaic (photo = cahaya, voltaic = tegangan) tenaga matahari berarti
melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan
bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron.
Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic adalah
silikon, sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel photovoltaic
mempunyai paling tidak dua lapisan semi konduktor seperti itu, satu bermuatan positif
dan satu bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi konduktor, lading listrik
menyeberang

sambungan

diantara

dua

lapisan

menyebabkan

listrik

mengalir,

membangkitkan arus DC. Makin kuat cahaya, makin kuat aliran listrik.
Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk
beroperasi. Sistem ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan energi
keluar yang sebanding ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan sinar matahari dari
awan, hari-hari mendung dapat menghasilkan angka energi yang lebih tinggi
dibandingkan saat langit biru sedang yang benar-benar cerah.
16 | E n e r g i S u r y a

Photovoltaic juga digunakan untuk menyediakan listrik di wilayah yang tidak


terdapat jaringan pembangkit tenaga listrik. Penggunaan sel photovoltaic sebagai desain
utama oleh para arsitek semakin meningkat. Sebagai contoh, atap ubin atau slites solar
dapat menggantikan bahan atap konvensional. Modul film yang fleksibel bahkan dapat
diintegrasikan menjadi atap vaulted, ketika modul semi transparan menyediakan
percampuran yang menarik antara bayangan dengan sinar matahari. Baik dalam skala
besar maupun skala kecil photovoltaic dapat mengantarkan tenaga ke jaringan listrik, atau
dapat disimpan dalam selnya.
Salah satu cara penyediaan energi listrik alternatif yang siap untuk diterapkan secara
masal pada saat ini adalah menggunakan suatu sistem teknologi yang diperkenalkan
sebagai Sistem Energi Surya Fotovoltaik (SESF) atau secara umum dikenal sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik (PLTS Fotovoltaik). Sebutan SESF
merupakan istilah yang telah dibakukan oleh pemerintah yang digunakan untuk
mengidentifikasikan suatu sistem pembangkit energi yang memanfaatkan energi matahari
dan menggunakan teknologi fotovoltaik. Dibandingkan energi listrik konvensional pada
umumnya, SESF terkesan rumit, mahal dan sulit dioperasikan. Namun dari pengalaman
lebih dari 15 tahun operasional di beberapa kawasan di Indonesia, SESF merupakan suatu
sistem yang mudah didalam pengoperasiannya, handal, serta memerlukan biaya
pemeliharaan dan operasi yang rendah menjadikan SESF mampu bersaing dengan
teknologi konvensional pada sebagian besar kondisi wilayah Indonesia yang terdiri atas
pulau-pulau kecil yang tidak terjangkau oleh jaringan PLN dan tergolong sebagai kawasan
terpencil.
Selain itu SESF merupakan suatu teknologi yang bersih dan tidak mencemari
lingkungan. Beberapa kondisi yang sesuai untuk penggunaan SESF antara lain pada
pemukiman desa terpencil, lokasi transmigrasi, perkebunan, nelayan dan lain sebagainya,
baik untuk penerangan rumah maupun untuk fasilitas umum. Akan tetapi sesuai dengan
perkembangan jaman, pada saat ini di negara-negara maju penerapan SESF telah banyak
digunakan untuk suplai energi listrik di gedung-gedung dan perumahan di kota-kota besar.
Pada umumnya modul fotovoltaik dipasarkan dengan kapasitas 50 Watt-peak (Wp)
dan kelipatannya. Unit satuan Watt-peak adalah satuan daya (Watt) yang dapat
17 | E n e r g i S u r y a

dibangkitkan oleh modul fotovoltaik dalam keadaan standar uji (Standard Test Condition STC). Efisiensi pembangkitan energi listrik yang dihasilkan modul fotovoltaik pada skala
komersial saat ini adalah sekitar 14 15%.
Komponen utama suatu SESF adalah:
1. Sel fotovoltaik yang mengubah penyinaran/radiasi matahari menjadi listrik secara
langsung

(direct

conversion).

Teknologi

sel

fotovoltaik

yang

banyak

dikembangkan dewasa ini pada umumnya merupakan jenis teknologi kristal yang
dibuat dengan bahan baku berbasis silikon. Produk akhir dari modul fotovoltaik
menyerupai bentuk lembaran kaca dengan ketebalan sekitar 6 8 milimeter.
2. Balance of System (BOS) yang meliputi controller, inverter , kerangka
modul,peralatan listrik (seperti kabel, stop kontak, dan lain-lain) teknologinya
sudah dapat dikuasai;
3. Unit penyimpan energi (baterai) sudah dapat dibuat di dalam negeri;
4. Peralatan penunjang lain seperti : inverter untuk pompa, sistem terpusat, sistem
hibrid, dan lain-lain masih diimpor.
Kandungan lokal modul fotovoltaik termasuk pengerjaan enkapsulasi dan framing
sekitar 25%, sedangkan sel fotovoltaik masih harus diimpor. Balance of System (BOS)
masih bervariasi tergantung sistem desainnya. Kandungan lokal dari BOS diperkirakan
telah mencapai diatas 75%.
Sasaran pengembangan energi surya fotovoltaik di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Semakin berperannya pemanfaatan energi surya fotovoltaik dalam penyediaan
energi di daerah perdesaan, sehingga pada tahun 2020 kapasitas terpasangnya
menjadi 25 MW.
2. Semakin berperannya pemanfaatan energi surya di daerah perkotaan.
3. Semakin murahnya harga energi dari solar photovoltaic, sehingga tercapai tahap
komersial.
18 | E n e r g i S u r y a

4. Terlaksananya produksi peralatan SESF dan peralatan pendukungnya di dalam


negeri yang mempunyai kualitas tinggi dan berdaya saing tinggi.
Strategi pengembangan energi surya fotovoltaik di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Mendorong pemanfaatan SESF secara terpadu, yaitu untuk keperluan penerangan
(konsumtif) dan kegiatan produktif. Mengembangan SESF melalui dua pola, yaitu
pola tersebar dan terpusat yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Pola
tersebar diterapkan apabila letak rumah-rumah penduduk menyebar dengan jarak
yang cukup jauh, sedangkan pola terpusat diterapkan apabila letak rumah-rumah
penduduk terpusat.
2. Mengembangkan pemanfaatan SESF di perdesaan dan perkotaan.
3. Mendorong komersialisasi SESF dengan memaksimalkan keterlibatan swasta.
4. Mengembangkan industri SESF dalam negeri yang berorientasi ekspor.
5. Mendorong terciptanya sistem dan pola pendanaan yang efisien dengan
melibatkan dunia perbankan.
Program pengembangan energi surya fotovoltaik adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan SESF untuk program listrik perdesaan, khususnya untuk
memenuhi kebutuhan listrik di daerah yang jauh dari jangkauan listrik PLN.
2. Meningkatkan penggunaan teknologi hibrida, khususnya untuk memenuhi
kekurangan pasokan tenaga listrik dari isolated PLTD.
3. Mengganti seluruh atau sebagian pasokan listrik bagi pelanggan sosial kecil dan
rumah tangga kecil PLN dengan SESF.
4. Memenuhi semua kebutuhan listrik untuk pelanggan S1 dengan batas daya 220
VA;
5. Memenuhi semua kebutuhan untuk pelanggan S2 dengan batas daya 450 VA;
6. Memenuhi 50% kebutuhan listrik untuk pelanggan S2 dengan batas daya 900 VA;
19 | E n e r g i S u r y a

7. Memenuhi 50% kebutuhan untuk pelanggan R1 dengan batas daya 450 VA.
8. Mendorong penggunaan SESF pada bangunan gedung, khususnya gedung
pemerintah.
9. Mengkaji kemungkinan pendirian pabrik modul surya untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri dan kemungkinan ekspor.
10. Mendorong partisipasi swasta dalam pemanfaatan energi surya fotovoltaik.
11. Melaksanakan kerjasama dengan luar negeri untuk pembangunan SESF skala
besar.
Peluang Pemanfaatan Fotovoltaik
Kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang kecil dan banyak
yang terpencil menyebabkan sulit untuk dijangkau oleh jaringan listrik yang bersifat
terpusat. Untuk memenuhi kebutuhan energi di daerah-daerah semacam ini, salah satu
jenis energi yang potensial untuk dikembangkan adalah energi surya. Dengan demikian,
energi surya dapat dimanfaatkan untuk penyediaan listrik dalam rangka mempercepat
rasio elektrifikasi desa.
Selain dapat digunakan untuk program listrik perdesaan, peluang pemanfaatan energi
surya lainnnya adalah:
1. Lampu penerangan jalan dan lingkungan;
2. Penyediaan listrik untuk rumah peribadatan. SESF sangat ideal untuk dipasang di
tempat-tempat ini karena kebutuhannya relatif kecil. Dengan SESF 100/120Wp
sudah cukup untuk keperluan penerangan dan pengeras suara;
3. Penyediaan listrik untuk sarana umum. Dengan daya kapasitas 400 Wp sudah
cukup untuk memenuhi listrik sarana umum;
4. Penyediaan listrik untuk sarana pelayanan kesehatan, seperti : rumah sakit,
Puskesmas, Posyandu, dan rumah bersalin;

20 | E n e r g i S u r y a

5. Penyediaan listrik untuk kantor pelayanan umum pemerintah. Tujuan pemanfaatan


SESF pada kantor pelayanan umum adalah untuk membantu usaha konservasi
energi dan mambantu PLN mengurangi beban puncak disiang hari;
6. Untuk pompa air (solar power supply for waterpump) yang digunakan untuk
pengairan irigasi atau sumber air bersih (air minum).
Kendala Pengembangan Fotovoltaik di Indonesia :
Harga modul surya yang merupakan komponen utama SESF masih mahal
mengakibatkan harga SESF menjadi mahal, sehingga kurangnya minat lembaga
keuangan untuk memberikan kredit bagi pengembangan SESF;
Sulit untuk mendapatkan suku cadang dan air accu, khususnya di daerah
perdesaan, menyebabkan SESF cepat rusak;
Pemasangan SESF di daerah perdesaan pada umumnya tidak memenuhi standar
teknis yang telah ditentukan, sehingga kinerja sistem tidak optimal dan cepat
rusak;
Pada umumnya, penerapan SESF dilaksanakan di daerah perdesaan yang sebagian
besar daya belinya masih rendah, sehingga pengembangan SESF sangat
tergantung pada program pemerintah;
Belum ada industri pembuatan sel surya di Indonesia, sehingga ketergantungan
pada impor sangat tinggi. Akibatnya, dengan menurunnya nilai tukar rupiah
terhadap dollar menyebabkan harga modul surya menjadi semakin mahal.
2.5.9 Produksi Bahan Bakar
Proses kimia surya menggunakan energi surya untuk menjalankan reaksi kimia.
Proses ini mengurangi kebutuhan energi yang berasal dari sumber bahan bakar fosil dan
juga dapat mengubah energi surya menjadi bahan bakar yang dapat disimpan dan
dipindahkan. Reaksi kimia yang dipengaruhi oleh surya dapat digolongkan menjadi
termokimia atau fotokimia. Sejumlah besar bahan bakar dapat diproduksi dengan
menggunakan fotosintesis buatan. Kimia katalisis multi elektron yang digunakan untuk
21 | E n e r g i S u r y a

membuat bahan bakar dengan dasar karbon (seperti metanol) dari reduksi karbon
dioksida merupakan suatu tantangan; alternatif yang lebih mudah adalah produksi
gas hidrogen dari proton,

namun

menggunakan air sebagai

sumber

elektron (sebagaimana yang dilakukan tanaman) membutuhkan penguasaan oksidasi


multi elektron dua molekul air ke satu molekul oksigen.
Teknologi produksi gas hidrogen telah menjadi sasaran penting dalam penelitian
kimia surya sejak tahun 1970-an. Selain elektrolisis menggunakan fotovoltaik atau sel
fotokimia, beberapa proses termokimia juga dikembangkan. Salah satu proses tersebut
menggunakan pemusat surya untuk memecah molekul air pada temperatur tinggi (2300
2600 C). Proses yang lain menggunakan panas dari pemusat surya untuk
menghasilkan uap untuk proses reformasi gas alam, sehingga meningkatkan perolehan
gas hidrogen dibandingkan dengan metode reformasi konvensional. Siklus termokimia
yang melibatkan dekomposisi dan regenerasi reaktan dapat digunakan sebagai alternatif
produksi gas hidrogen. Proses Solzinc yang sedang dikembangkan di Institut
Weizmann menggunakan tungku surya 1 MW untuk dekomposisi seng oksida (ZnO)
pada suhu di atas 1200 C. Permulaan reaksi membutuhkan seng murni, yang digunakan
untuk bereaksi dengan air dan menghasilkan gas hidrogen.

22 | E n e r g i S u r y a

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada banyak pendapat tentang energi alternatif sebagai pengganti energi fosil. Beberapa
menerima dengan tangan terbuka, namun
pemerintah pun

juga ada yang masih keberatan. Bahkan

masih belum bisa menyatukan pendapat tentang hal tersebut. Energi

nasional (energi fosil) yang saat ini sendang kita nikmati bersama sebenarnya mengancam
krisis alam kita, bahkan juga mengancam keadaan ekonomi negara Indonesia. Diperlukan
tingkat kesadaran yang tinggi untuk menanggapi masalah ini, karena tanpa kita sadari,
semakin lama akan semakin habis sumber daya alam di dunia ini hanya untuk pemenuhan
kebutuhan manusia.
Oleh karena itu, dengan adanya sumber energi alternatif, energi surya khususnya,
energi yang bersifat inexhaustible resources, akan membantu

percepatan berkurangnya

sumber daya alam dan juga perekonomian negara terutama BBM.

3.2 Saran
Pengadaan sumber energi surya sebaiknya dilakukan oleh seorang yang benar-benar
mengerti (ahli) berkolaborasi dengan seseorang yang mampu mendanai pengadaan serta
pemerintah yang turut mendanai dan memberikan izin. Hal ini dimaksudkan dengan adanya
pelatihan dalam pembuatan maupun pengembangan energi alternatif oleh pakarnya.

23 | E n e r g i S u r y a

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia, 2014. Energi Surya. http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_surya. Diunduh tanggal 3


Maret 2014.
Greeanpeace. Energi Matahari. http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahaniklim-global/Energi-Bersih/Energi_matahari/. Diunduh tanggal 3 Maret 2014.
ITS.

Energi

Surya.

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-8169-4202100001-

bab1.pdf. Diunduh tanggal 3 Maret 2014.

24 | E n e r g i S u r y a

Вам также может понравиться

  • CSG Modul 7
    CSG Modul 7
    Документ3 страницы
    CSG Modul 7
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Berbagai Contoh Laporan Keuangan
    Berbagai Contoh Laporan Keuangan
    Документ3 страницы
    Berbagai Contoh Laporan Keuangan
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Energi Surya (Awal)
    Energi Surya (Awal)
    Документ4 страницы
    Energi Surya (Awal)
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Ekonomi PertanianBV
    Ekonomi PertanianBV
    Документ13 страниц
    Ekonomi PertanianBV
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Sistem Pengupahan
    Sistem Pengupahan
    Документ9 страниц
    Sistem Pengupahan
    Ghozir Mas'ud
    Оценок пока нет
  • Surya Nitip Tugas Pemilihan MPR
    Surya Nitip Tugas Pemilihan MPR
    Документ1 страница
    Surya Nitip Tugas Pemilihan MPR
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Grand Oprec FBD
    Grand Oprec FBD
    Документ4 страницы
    Grand Oprec FBD
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Cover Individu Kasus 1 &2
    Cover Individu Kasus 1 &2
    Документ1 страница
    Cover Individu Kasus 1 &2
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Ekper Makro
    Ekper Makro
    Документ3 страницы
    Ekper Makro
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Teh
    Teh
    Документ25 страниц
    Teh
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Ibu Rakhma
    Ibu Rakhma
    Документ12 страниц
    Ibu Rakhma
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Praktikum Pembuatan Kompos
    Praktikum Pembuatan Kompos
    Документ1 страница
    Praktikum Pembuatan Kompos
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Formulir Pendaftaran
    Formulir Pendaftaran
    Документ2 страницы
    Formulir Pendaftaran
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Nama Kelompok Home Eco
    Nama Kelompok Home Eco
    Документ1 страница
    Nama Kelompok Home Eco
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • 619 2230 1 PB
    619 2230 1 PB
    Документ9 страниц
    619 2230 1 PB
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Analisa Laporan Keuangan PT 2009
    Analisa Laporan Keuangan PT 2009
    Документ4 страницы
    Analisa Laporan Keuangan PT 2009
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Alat Dan Bahan
    Alat Dan Bahan
    Документ1 страница
    Alat Dan Bahan
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • PDF
    PDF
    Документ2 страницы
    PDF
    anon_671451941
    Оценок пока нет
  • Revisi Pengembangan Produk
    Revisi Pengembangan Produk
    Документ4 страницы
    Revisi Pengembangan Produk
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Alat Dan Bahan
    Alat Dan Bahan
    Документ1 страница
    Alat Dan Bahan
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • BISNISharga Karet
    BISNISharga Karet
    Документ2 страницы
    BISNISharga Karet
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Latihan 1
    Latihan 1
    Документ6 страниц
    Latihan 1
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • Sifat, Ciri, Dan Problematika Tanah Mineral
    Sifat, Ciri, Dan Problematika Tanah Mineral
    Документ14 страниц
    Sifat, Ciri, Dan Problematika Tanah Mineral
    Dora Ovin Fhayoenk
    100% (5)
  • CSG Modul 7
    CSG Modul 7
    Документ3 страницы
    CSG Modul 7
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • CSG Modul 7
    CSG Modul 7
    Документ3 страницы
    CSG Modul 7
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет
  • MTK 2
    MTK 2
    Документ4 страницы
    MTK 2
    Dora Ovin Fhayoenk
    100% (2)
  • CSG Modul 7
    CSG Modul 7
    Документ3 страницы
    CSG Modul 7
    Dora Ovin Fhayoenk
    Оценок пока нет