Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keuntungan sekaligus kerugian.
Keuntungannya, Indonesia menjadi pintu lalu lintas internasional, laut maupun udara. Selain
itu, dengan potensi sumber daya alam melimpah, Indonesia ibarat rumah cul de sac di
dalamnya tersimpan harta karun, menggoda siapa pun untuk datang bekerja sama menggali
atau mencuri harta itu. Kerugiannya, wilayah ini mudah dimasuki.
Maka bagaimana agar Indonesia kita tercinta tetap terjaga dan tidak tercuri sebagai cara
nasionalisme dan nilai-nilai kebangsaan merupakan suatu keniscayaan yang menjadi
landasan serta dasar untuk menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai
negara dengan bentang geografi, kondisi demografi dan pluralitas, maka hal itu
(nasionalisme dan nilai-nilai kebangsaan) merupakan hal yang sangat vital serta urgen,
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian negara?
2.
Apa peran serta membela negara dalam meneggakan NKRI?
3.
Apa sejarah pemberontakan dalam upaya memisahkan diri dari NKRI?
4.
Apa bentuk pemberontakan yang mengganggu NKRI?
5.
Apa pengertian pemerintahan daerah dalam NKRI?
6.
Apa upaya dalam menegakkan NKRI?
1.3 Tujuan Makalah
1.
Menjelaskan pengertian Negara
2.
Menjelaskan peran serta membela negara dalam meneggakan NKRI
3.
Menjelaskan sejarah pemberontakan dalam upaya memisahkan diri dari NKRI
4.
Menjelaskan bentuk pemberontakan yang mengganggu NKRI
5.
Menjelaskan pengertian pemerintahan daerah dalam NKRI
6.
Menjelaskan upaya dalam menegakkan NKRI

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Negara
Manusia adalah makhluk sosial. Artinya bahawa manusia selalu hidup bersama dan
membutuhkan orang lain. Kenyataan bahwa manusia itu adalah makhluk sosial merupakan suatu
1

yang sangat mendasar. Sejak lahir seorang manusia membutuhkan orangtua, teman sebaya dan
orang lain yang ada disekitarnya. Ia membutuhkan orangtua untuk mengasuh, membesarkan dan
memeliharanya. Ia juga membutuhkan teman sebaya untuk bermain dan membantunya. Ia juga
membtuhkan guru untuk mengajarnya.
Sebagai makhluk yang selalu dan mau hidup bersama orang lain, manusia membentuk
persekutuan sosial. Ada banyak persekutuan sosial, diantaranya adalah negara. Dalam negara,
manusia harus dihargai dan martabatnya dijunjung tinggi. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan
oleh negara membantu manusia menjadi lebih bermartabat artinya, pribadi manusia itu lebih
dihargai dan dijunjung tinggi.
Negara ada untuk membantu manusia mewujudkan tujuan dan cita-citanya.
Penyelenggaraan negara harus membawa manfaat bagi manusia. Tugas manusia adalah
bertanggungjawab atas kepentingan bersama warganya. Negara harus melindungi hak-hak
warganya dan menetapkan kewajiban-kewajibannya sebagai warga negara. Ia juga harus
menciptakan kehidupan bersama yang dilandasi oleh semangat cinta kasih, keadilan, dan
perdamaian. Warga negara mempunyai hak dan kewajiban, antara hak dan kewajiban harus
berjalan seimbang. Misalnya, kewajiban membela negara dari segala ancaman dan gangguan
baik dari dalam maupun luar negeri.
2.2 Peran Serta Membela Negara dalam Meneggakan NKRI
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa Indonesia. Sejak
saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk mementukan nasib dan
tujuannya sendiri.
Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Meski dalam perjalanan sejarah ada upaya untuk menggantikan bentuk negara, tetapi
upaya itu tidak bertahan lama dan selalu digagalkan oleh rakyat. Misalnya, ada upaya untuk
menggantikan bentuk negara menjadi Indonesia Serikat. Tetapi upaya untuk menggantikan
bentuk negara itu segera berlalu. Indonesia kembali kepada negara kesatuan. Hingga saat ini
negara kesatuan itu tetap dipertahankan. Sebagai generasi penerus bangsa dan juga sebagai
peserta didik kita merasa terpanggil untuk turut serta dalam usaha membela negara.
2.3 Sejarah Pemberontakan Dalam Upaya Memisahkan Diri dari NKRI
2

Sudah sejak awal kemerdekaan, ada banyak orang/organisasi yang ingin memisahkan diri
dari negara kesatuan RI. Organisasi-oragnisasi tersebut melakukan serangkaian pemberontakan
dan ancaman. Misalnya, pemberontakan PKI dalam tahun 1948 di Madiun, Pemberontakan
Dairul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan
Selatan dan Sulawesi, Pemberontakan Republik Maluku Selatan, Pemberontakan PPRI/Permesta
pada tahun 1957 di Sumatra Barat, dan terakhir pembunuhan para Jenderal Angkatan Darat pada
tanggal 1 Oktober 1965 oleh PKI.
Sebagai generasi penerus, kita harus menilai pemberontakan itu secara kritis. Tentu kita
bisa memetik beberapa makna dari pemberontakan-pemberontakan tersebut.
1. Perlu mewaspadai setiap pemberontakan yang dilakukan untuk merebut kekuasaan dari
tangan pemerintah yang sah.
2. Beberapa pemberontakan itu terjadi karena kekecewaan kelompok masyarakat tertentu
terhadap pemerintah yang dianggap tidak adil dalam menjalankan roda pemerintahan.
Jelas bahwa pemerintah telah melakukan ketidakadilan. Karena factor ketidakadilan ini
bisa menyebabkan bangsa Indonesia menjadi terpecah belah. Padahal pemerintah telah
mendapatkan mandat dari rakyat untuk memegang kekuasaan dan menjalankannya
dengan adil, yaitu dengan mensejahterahkan rakyat. Pemerintah diharapkan tidak
menyalahgunakan kekuasaan yang telah dipercayakan rakyat. Pemerintah sebaiknya
bertindak adil terhadap seluruh lapisan masyarakat.
3. Peristiwa-peristiwa pemberontakan itu dilakukan oleh anak negeri sendiri. Kita tahu
bahwa bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku, pemeluk agama, serta golongan yang
mempunyai kepentingan masing-masing. Perbedaan itu bukannya menjadi alasan untuk
memisahkan diri dari NKRI. Sebaliknya perbedaan itu menjadi kekuatan untuk
membangun bangsa dalam keragaman dengan meningkatkan rasa saling menghargai dan
menghormati diantara sesame warga bangsa.
2.4 Beberapa Bentuk Pemberontakan yang Mengganggu NKRI
Selain pemberontakan yang disebutkan diatas, ada beberapa bentuk kegiatan yang
dianggap menganggu dan mengancam persatuan dan keharmonisan hidup berbangsa dan
bernegara. Kegiatan-kegiatan itu diantara lain subversi, kudeta, maker, sabotase, terror, dan
gerakan separatis. Subversi berarti gerakan atau rencana menjatuhkan kekuasaan yang sah
dengan menggunakan cara diluar undang-undang. Kudeta adalah perebutan kekuasaan
(pemerintahan) dengan cara paksa. Maker berarti perbuatan atau usaha menjatuhkan

pemerintah yang sah. Sabotase berarti perusakan asset milik pemerintah (oleh pemberontak).
Terror adalah kegiatan membuat kekacauan dalam masyarakat. Gerakan separitis berarti
gerakan yang berusah memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bangsa kita terus bergerak maju dan terus melintasi sejarah. Berbagai kemajuan dan
perkembangan terus dinikmati oleh rakyat. Tetapi ancaman terhadap kedaulatan dan
keharmonisan bangsa dan negara masih terus terjadi, meskipun intesitasnya kecil. Ancamanancaman itu meskipun dalam intesitas yang kecil tapi jauh lebih rumit. Ancaman-ancaman itu
dapat dikelompokkan menjadi dua bagaian, yaitu ancaman yang dating dari luar negeri dan
ancaman dari dalam negeri.
1. Ancaman Dari Dalam Negeri
a. Kerusuhan
Ancaman kerusuhan akan timbul jika terjadi kesenjangan ekonomi. Ancaman ini
bisa

muncul

kalau

pembangunan

nasional

tidak

berhasil

memberikan

kesejahteraan kepada masyarakat. Selain itu, pemerintah tidak berhasil


memperkecil ketidakadilan social ekonomi.
b. Pemaksaan Kehendak
Ancaman ini bisa terjadi dinegara kita. Karena ada golongan tertentu berusaha
memaksakan kepentingannya secara tidak konstitusional, terutama ketika sistem
social politik tidak berhasil menampung aspirasi yang berkembang dalam
masyarakat.
c. Pemberontakan Angkatan Bersenjata
Ancaman ini bisa muncul dari kalangan separatis karena pembangunan nasional
tidak dapat mencakup semua daerah secara seimbang.
d. Pemberontakan Dari Golongan yang Ingin Mengubah Ideologi Negara
Ancaman ini bisa berupa pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh orangorang yang ingin mengubah ideologi negara dan membentuk negara baru.
Golongan yang melakukan pemberontakan ini biasanya berasal dari golongan
ekstrim, baik ekstrim kiri maupun ekstrim kanan. Golongan ini memaksakan diri
untuk mengubah dasar Negara Indonesia, misalnya mengubah ideology Pancasila
menjadi Ideology Komunisme.
Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya ancaman terhadap kedaulatan Negara
Indonesia yang berasal dari dalam negeri, kita dapat melakukan beberapa upaya.

a. Meningkatkan kebangaan dan rasa memiliki bangsa Indonesia dalam diri setiap
warga negara.
b. Membangun salingpengertian dan pengahargaan antarsesama warga yang
memiliki latar belakang kepentingan yang berbeda dan etnik yang berbeda.
c. Para pemimpin negara sebaiknya menjalankan roda pemerintahan secara efektif
dan efisien.
d. Memperkuat unsur-unsur yang menjadi alat pertahanan negara, seperti TNI
2. Ancaman Dari Luar Negeri
Dewasa ini, ancaman keamanan dari luar negeri tidak terlalu nyata. Tetapi harus
diwaspadai . beberapa hal yang patut diwaspadai dalam hubungan dengan ancaman
dari luar negeri terhadap negara Indonesia sebagai berikut :
a. Keinginan negara negara besar untuk menguasai Indonesia karena posisi silang
Indonesia yang strategis
b. Keinginan dunia industry untuk menguasai Indonesia karena kekayaan alam yang
dimiliki Indonesia
c. Bahaya perang yang berupa perang nuklir akan mengancam seluruh kehidupan
bangsa Indonesia
d. Arus globalisasi

yang

menimbulkan

banyak

kerawanan

dibidang

POLEKSOSBUD HANKAM.
Untuk mengatasi ancaman yang dating dari luar itu, Indonesia menerapkan sebuah
prinsip negara, yaitu prinsip bebas aktif. Prinsip ini termaktub secara jelas dalam
Pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa bangsa Indonesia
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Kebijakan bebas aktif yang dianut oleh Indonesia memberi dampak positif,
diantaranya ialah :
a. Indonesia memiliki banyak sahabat dan disegani oleh negara-negara lain
b. Indonesia mengambil peran besar dalam mewujudkan perdamaian dunia
c. Indonesia dikenal sebagai negara yang netral sehingga tidak mengundang kecurigaan
negara lain untuk membangun konflik.
Dengan demikian, Indonesia tidak akan memulai suatu konflik dengan negara lain. Pada
saat yang sama, diharapkan pula negara lain tidak menunjukkan sikap permusuhan terhadap
Indonesia.
5

Dewasa ini, kemajuan teknologi komunikasi dari informasi membuat hubungan


antarnegara menjadi semakin mudah dan hampir tidak ada jarak lagi. Informasi tentang suatu
peristiwa yang terjadi di negara lain dapat kita ketahui dengan segera. Kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi ini sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman terhadap
kedaulatan suatu negara. Semula ancaman tersebut hanya bersifat fisik, yaitu berupa
kemungkinan serangan militer ke suatu negara. Sekarang bentuk ancaman itu berwajah ganda,
fisik dan non fisik. Secara non fisik, misalnya suatu negara dalam realisasinya dengan negara
lain bisa saja mempengaruhi negara lain. Rtelasi itu dapat berubah menjadi ancaman jika suatu
negara bermaksud mempengaruhi negara lain demi keuntungan sepihak.
Dengan demikian kita patutmeningkatkan kewaspadaan; tidak hanya kewaspadaan
terhadap kemungkinan ancaman fisik, tetapi juga ancaman non fisik. Tetapi perlu diingat,
kewaspadaan itu jangan sampai menganggu prinsip hubungan kita dengan negara lain, yakni
ingin menjalin persahabatn dengan negara lain secara damai.

Telah dikemukakan bahwa upaya pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban warga
negara. Tindakan nyata yang dapat kita lakukan sebagai peserta didik dalam usaha bela negara
antara lain adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tidak berbuat onar baik disekolah maupun dilingkungan


Tidak terlibat dengan narkoba
Tidak ikut mabuk-mabukan
Rajin belajar
Berprestasi
Membantu orangtua dirumah
Menghormati agama lain
Aktif dalam kegiatan remaja
Melakukan hal-hal yang terpuji lainnya

Upaya untuk membela negara sebenarnya didorong oleh rasa cinta terhadap tanah air.
Mungkin ada warga Negara Indonesia yang lahir atau dibesarkan di negara lain. Tetapi jika ada
warga Negara Indonesia, maka dimanapun dia tinggal, identitasnya sebagai WNI tidak akan
hilang.
Para pejuang rela berkorban dan pantang menyerah dalam membela negara. Atas semua
jerih payahnya itu mereka tidak mengaharapkan pengahargaan, imbalan secara berlebihan,
6

bahkan bisa disebut bahwa mereka berjuang tanpa pamrih. Sikap mereka adalah sikap seorang
patriot. Adapun cirri-ciri patriotism antara lain, sebagai berikut :
a. Cinta tanah air
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara
c. Menempatkan persatuan, kesatuan serta keselamatan bangsa dan negara diatas
kepentingan pribadi dan golongan.
Kecintaan mereka telah mendorong seseorang rela berkorban untuk bangsa dan
negaranya. Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga bekerja keras untuk mempertahankan
kedaulatan Indonesia terhadap ancaman yang dating dari dalam maupun luar negeri. Sementara
kepolisian RI juga berupaya untuk menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan. Segala
tindakan ini didorong oleh kecintaan terhadap tanah air dan keinginan untuk memajukan Negara
Indonesia.
Dalam kehidupan sehari-hari, rasa cinta tanah air dapat diwujudkan dengan saling
mencintai sesama warga bangsa, memelihara lingkungan hidup yang telah dianugerahkan Tuhan
kepada tanah air kita, aktif terlibat dalam sistem keamanan keliling, menjaga nama baik
lingkungan, dan mengharumkan nama bangsa.
Walaupun demikian, rasa cinta terhadap tanah air tidak boleh digelorakan secara
berlebihan. Rasa kebangsaan yang berlebihan akan mengarah kepada chauvinisme. Paham ini
menganut bahwa negaranya adalah yang paling baik dan paling benar didunia. Dengan paham
ini, para pemimpin seperti Mussolini dan Hitler berusaha untuk menguasai dunia. Kita ingat
bahwa manusia sesungguhnya sama di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Maka tidak selayaknya
kita merendahkan negara lain dan menjadikannya sebagai jajahan.
Sebagai individu yang kebetulan mendapat jabatan sebagai penguasa harus bisa
menghindari berbuat zalim, yaitu merugikan orang lain dengan cara memeras dan menyakitinya.
Misalnya seperti Hitler diatas. Jika hal ini terjadi kepada kita, maka orang itu tidaklah membela
negaranya.
Masyarakat yang bergerak dinamis terkadang tidak sempat lagi memikirkan keadaan
negaranya. Untuk masyarakat dalam kelompok ini perlu melihat keadaan negaranya dengan cara
membaca koran atau majalah dan informasi lain agar mengetahui keadaan negaranya. Dengan
demikian kesinambungan pembelaan negara tidak akan terputus.
2.5 Pemerintahan Daerah dalam Negara Kesetuan Republik Indonesia
7

Negara Republik Indonesia adalah suatu wilayah negara kepulauan besar yang terdiri dari
ribuan pulau dan diapit oleh dua samudra dan dua benua, serta didiami oleh ratusan juta
penduduk. Disamping itu Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang
berlainan satu sama lain, dan tercemin dalam satu ikatan kesatuan yang terkenal dengan sebutan
Bhineka Tunggal Ika.
Mengingat keberadaan dan demi menjaga penyelenggara tertib pemerintah yang baik dan
efisien, maka kekuasaan negara tentu tidak dapat dipusatkan dalam satu tangan kekuasaan saja.
Oleh sebab itu penyebaran kekuasaan haruslah dijalankan secara efektif untuk mencapai cita-cita
dan tujuan akhir negara sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 45. Sebagai
konsekuensinya, maka wilayah negara kesatuan republic Indonesia haruslah dibagi atas beberap
daerah, baik besar maupun kecil.
Pasal 18 UUD 45 menyebutkan :
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah profinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.
2. Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.
5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat
6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain
untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7. Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.
Amanat konstitusi diatas implementasinya diatur oleh peraturan perundang-undangan
tentang pemerintahan daerah dan terakhir diatur dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah yang mengatur pemerintahan local yang bersifat otonom (local outonomous
government) sebagai pencerminan dilaksanakannya asas desentralisasi dibidang pemerintahan.
Keberadaan pemerintahan local yang bersifat otonom diatas ditandai oleh pemberian wewenang
yang sekaligus menjadi kewajiban bagi daerah untuk mengatur dan mengurus urusan rumah

tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hak dan
kewajiban untuk mengurus urusan rumah tangga sendiri inilah yang disebut dengan otonomi.
Untuk menyelenggarakan otonomi pemerintah pusat menyerahkan sejumlah urusan
pemerintahan sebagai urusan rumah tangga daerah otonom baik pada daerah provinsi maupun
daerah kabupaten dan kota, berdasarkan kondisi politik, ekonomi, social, dan budaya, pertahanan
dan keamanan, serta syarat-syarat keadaan dan kemampuan daerah otonom yang bersangkutan.
Dalam politik desentralisasi terkandung juga masalah pengaturan sumber-sumber pembiayaan
bagi daerah otonom (keuangan daerah). Oleh sebab itu sumber-sumber keuangan bagi daerah
otonom dipandang essensial untuk mengembangkan potensi daerah yang bersangkutan. Perhatian
yang mendasar terhadap keuangan daerah semakin dibutuhkan, mengingat daerah-daerah otonom
di Indonesia juga dibebani kewajiban untuk melaksanakn berbagai kepentingan daerah pusat
yang terdapat didaerah-daerah.
Ketetapan MPR- RI NO. XV/MPR-RI/1998 tentang penyelenggaran otonomi daerah;
pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan; serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia,
menegaskan kedudukan keuangan daerah diteguhkan sebagai suatu hal yang sangat vital dan
merupakan hak yang harus diperhatikan oleh pemerintah pusat. Hal ini misalnya tersirat dari
bunyi pasal 1 Ketetapan MPR diatas yang berbunyi sebagai berikut:
penyelenggaran otonomi daerah dengan member kewenangan yang luas, nyata dan
bertanggung jawab didaerah secara proposional diwujudkan dengan pengaturan pembagian dan
pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
Dari bunyi pasal 1 tersebut mengidentifikasikan bahwa pelaksanaan otonomi daerah
harus dsertai dengan hak mengelola potensi sumber daya yang terdapat didaerah.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa menyelenggarakan seluruh tugas yang
telah diserahkan menjadi urusan rumah tangga daerah, diperlukan sumber-sumber pendapatan
daerah.
Dari uraian diatas terlihat kaitan erat antara aspek keuangan daerah dengan otonomi.
Keeratan hubungan ini menarik untuk diteliti. Factor keuangan daerah merupakan indicator
penting dalam menentukan kesuksesan daerah dalam melaksanakan otonominya. Dengan

perkataan lain pendayagunaan dan kehasilgunaan pengaturan dan pengurusan urusan rumah
tangga manusia sangat dipengaruhi oleh aspek keuangan.
Aspek lain, seperti kualitas aparatur pelaksana otonomi, saran dan prasaran yang tersedia,
serta organisasi dan pelaksanaan otonomi merupakan factor penunjang yang sangat dibutuhkan
dalam rangka menggali segenap potensi untuk menambah atau memperluas sumber-sumber
keuangan daerah. Dengan demikian untuk memungkinkan daerah dapat menyelenggarakan
urusan-urusan rumah tangganya sendiri dengan baik, dibutuhkan sumber-sumber pembiayaan
yang cukup. Sebagai konsekuensi, hubungan itupun menimbulkan suatu kewajiban pada pihak
pemerintah pusat untuk menyerahkan atau membagi kewenangan atas beberapa sumber
keuangan yang dikuasainya kepada daerah-daerah.
Keberadaan dan hubungan pengaruh yang kuat anatar keuangan antara daerah dengan
pembangunan daerah dan pelaksanaan otonomi, merupakan masalah yang pelik yang dihadapi
oleh hampir semua negara-negara berkembang. Pembentuk UU No.32 Tahun 2004 juga
menyadari pentingnya hak keuangan daerah ini untuk diatur. Hal ini dapat dilihat pada Pasal 157
yang menyebutkan apa-apa saja yang menjadi sumber pendapatan daerah seperti :
a. Pendapatan asli daerah (PAD) yang terdiri dari :
1. Hasil pajak daerah
2. Hasil retribusi daerah
3. Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan
4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
b. Dana perimbangan
c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Namun tidak semua sumber pendapatan daerah sebagaimana diatur pasal 157 diatas,
dapat digali dan dikuasi oleh masing-masing daerah. Relatif banyak faktor yang menyebabkan
hal demikian misalnya antara lain keanekaragaman situasi, kondisi dan potensi yang dimiliki
atau yang terdapat pada tiap-tiap daerah yang berbeda-beda.
Implementasi Pasal 157 UU No.32 Tahun 2004, khususnya yang berkaitan dengan bagian
pendapatan asli daerah sendiri seperti pajak daerah dan retribusi daerah, akan diatur lebih lanjut
dengan undang-undang, sebagaimana diatur dalam pasal 158 ayat 1UU No.32 Tahun 2004,
dimana undang-undang tersebut adalah UU No.34 Tahun 2000 tentang perubahan terhadap UU
No.18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah.
2.6 Upaya Menegakkan NKRI
10

NKRI adalah negara yang dibentuk dengan susah payah, baik dalam merebut dari tangantangan para penjajah, maupun dalam merumuskan dasar-dasar negara. Oleh karena itu, kita
sebagai generasi muda perlu mempertahankan dan menegakkan NKRI, ada beberapa upaya yang
dapat dilakukan dalam menegakkan NKRI. Diantaranya yaitu:

1. Menanamkan Nilai-nilai Pancasila Sejak Dini


Untuk mempertahankan pemahaman yang benar tentang Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Pancasila menjadi suatu yang dinilai penting saat ini. Menurut Wawan, pemahaman
Pancasila harus kembali digelorakan karena ini menjadi alat pemersatu bangsa dalam
menegakkan dan mempertahankan keutuhan NKRI. Dengan pendidikan pancasila akan
meningkatkan akhlak mulia dan pembangunan karakter bangsa. Sebagai ideologi dan dasar
negara pancasila mempunyai fungsi sebagai acuan dalam mempersatukan Indonesia.
2. Memperkuat TNI
TNI sebagai komponen utama dalam pertahanan negara memiliki tugas pokok
menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Menegakkan kedaulatan negara adalah
mempertahankan kekuasaan negara untuk melaksanakan pemerintahan sendiri yang bebas dari
ancaman. Tugas menjaga keutuhan wilayah NKRI adalah mempertahankan kesatuan wilayah
kekuasaan negara dengan segala isinya. Sedangkan, melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah adalah melindungi jiwa, kemerdekaan dan harta benda setiap warga negara. Untuk
mengamankan dan mempertahankan keutuhan NKRI dan melindungi segenap bangsa dari
berbagai ancaman dibutuhkan komponen pertahanan yang kuat.
3. Menerapkan Sistem Pertahanan Semesta
11

Penerapan sistem pertahanan semesta (Sishanta) dituntut harus memiliki kemampuan


menyelenggarakan dan memberdayakan wilayah pertahanan di darat, berdasarkan konsepsi
pertahanan pulau-pulau termasuk di pulau-pulau terdepan. Dengan kekuatan militer yang tidak
besar dan adanya keterbatasan anggaran, termasuk luasnya wilayah, maka Sishanta merupakan
pilihan terbaik. Doktrin pertahanan semesta menganut faham kesemestaan, kewilayahan dan
kerakyatan, yang didasari dalam UUD 1945 yaitu bahwa setiap warga negara mempunyai hak
dan kewajiban yang sama dalam bela negara. Keberhasilan Sishanta ini sudah teruji dalam
perang kemerdekaan Indonesia, oleh karena itu perlu disinergikan dengan seluruh potensi dan
kekuatan bangsa dengan menggunakan seluruh potensi Nasional secara total, terpadu, terarah
dan berlanjut yang dipersiapkan secara dini.
4. Menggalakkan Sosialisasi dan Implementasi Wawasan Nusantara
Wawasan

Nusantara

merupakan

wawasan

nasional

Indonesia

sebagai

upaya

membangkitkan rasa kebangsaan dan kepedulian terhadap wilayah NKRI. Dalam pelaksanannya,
wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk
mencapai tujuan nasional. Wawasan Nusantara memiliki beberapa fungsi, yaitu:

Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional,yaitu wawasan nusantara


dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan.

Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan kesatuan


politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan
kesatuan pertahanan dan keamanan.

Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara merupakan


pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan
yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.

Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam


pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.

5. Menumbuhkan Rasa Nasionalisme


12

Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan


sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Dengan adanya rasa nasionalisme masyarakat akan lebih mengerti arti sebuah negara, dan akan
berusaha mempertahankan dan menegakkan negaranya.

6. Rela Berkorban
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan keikhlasan
memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan menimbulkan penderitaan
bagi diri sendiri. Dalam pengertian yang lebih sederhana, rela berkorban adalah sikap dan
perilaku yang tindakannya dilakukan dengan ikhlas serta mendahulukan kepentingan orang lain
dari pada kepentingan diri sendiri. Sikap rela berkorban ditunjukkan dengan cara membiasakan
merelakan sebagian kepentingan kita untuk kepentingan orang lain atau kepentingan bersama.
Partisipasi dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Partisipasi tenaga
2. Partisipasi pikiran
3. Partisipasi uang atau barang
Berbagai tindakan dapat kita lakukan dalam berpartisipasi menjaga keutuhan NKRI
dimulai dari lingkungan kecil seperti Rukun Tetangga (RT), kampung, desa atau kelurahan,
tingkat kabupaten, provinsi, selanjutnya negara.
Contoh Partisipasi di Lingkungan Rukun Tetangga (RT) atau Kampung

Ikut melakukan ronda malam (bagi orang dewasa).

Tamu wajib lapor.

13

Melapor pada pihak berwenang bila ada kejadian yang mencurigakan.

Membantu tetangga yang mengalami musibah

Menjaga kelestarian lingkungan

Contoh Partisipasi di Lingkungan Sekolah

Kegiatan kepramukaan

Aktif mengikuti upacara bendera.

Terlibat dalam kegiatan kepramukaan

Menerima dan bergaul dengan baik dengan teman tanpa membedakan suku dan agama.

Contoh Partisipasi di Lingkungan Kabupaten atau Provinsi

Mengikuti pertukaran pelajar.

Mengikuti kegiatan seni atau olahraga antara wilayah

Menjadi duta kabupaten atau provinsi.

Contoh Partisipasi di Lingkungan Negara

Menjadi sukarelawan korban bencana alam.

Mengikuti kegiatan pendidikan bela negara.

Membayar pajak.

Menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia.

14

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Negara ada untuk membantu manusia mewujudkan tujuan dan cita-citanya.
Penyelenggaraan negara harus membawa manfaat bagi manusia. Tugas manusia adalah
bertanggungjawab atas kepentingan bersama warganya. Negara harus melindungi hak-hak
warganya dan menetapkan kewajiban-kewajibannya sebagai warga negara. Ia juga harus
menciptakan kehidupan bersama yang dilandasi oleh semangat cinta kasih, keadilan, dan
perdamaian. Warga negara mempunyai hak dan kewajiban, antara hak dan kewajiban harus
berjalan seimbang. Misalnya, kewajiban membela negara dari segala ancaman dan gangguan
15

baik dari dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu sebagai warga Negara nyang cinta
dengan tanah airnya wajib membela dan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

16

Вам также может понравиться