Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
terhadap
CPR
tidak
hanya
bisa
dilakukan
dengan
metode
luas
adalah
melalui
program
computer-based
cardiopulmonary
resuscitation (CPR). Program ini diluncurkan pertama kali oleh National Safety
Council (NSC) pada Januari 2000. Program ini berbeda dengan program
pelatihan konvensional baik dari metode pelatihan dan pemberian sertifikat.
Dengan
program
computer-based CPR
dapat
tetapi program ini juga mempunyai kelemahan dilihat dari aspek psikomotor yaitu
kualitas kompresi dan hand placement kurang bila dibandingkan dengan metode
konvensional.
Strategi lain yang dapat untuk diterapkan adalah melalui program pelatihan
berbasis sekolah. Program tersebut dilakukan dengan menyusun kurikulum
pembelajaran CPR di sekolah menengah (SMA). Untuk menyelenggarakan
pelatihan tersebut dibutuhkan pengajar/guru yang telah mendapatkan pelatihan
penyelamatan dasar CPR pada anak, bayi, dan orang dewasa. Dengan adanya
perubahan
terbaru
dalam
kurikulum
CPR,
yang
cenderung
untuk
jantung
saat
ini
masik
tetap
menjadi
salah
satu kasus
maupun
sekolah.
Program
lainnya
adalah
dengan
peningkatan
Daftar Pustaka
American Heart Association CPR and First Aid. (2013). About cardiopulmonary
resuscitation (CPR).
Bradley., Fahrenbruch., Meischke, H., Allen, J., Bloomingdale., & Rea. (2011).
Bystander CPR in out-of-hospital cardiac arrest: the role of limited English
proficiency. Resuscitation. 82:680684.
Bryan., et al. (2011). Out-of-hospital cardiac arrest surveillance cardiac arrest
registry to enhance survival (CARES), united states. Morbidity and Mortality
Weekly Report Surveillance Summaries / Vol. 60 / No. 8.
Cummins, et al. (1991). Recommended guidelines for uniform reporting of data
from out-of-hospital cardiac arrest: the utstein style. task force of the
american heart association, the european resuscitation council, the heart
and stroke foundation of canada, and the australian resuscitation council.
Ann Emerg Med. 20:861-74.
Departemen Kesehatan. (2006). Pharmaceutical care untuk pasien penyakit
jantung koroner : Fokus sindrom koroner akut.
Leong. (2011). Bystander CPR and survival. Singapore Med J. 52(8): 573-575.
Meischke, H., Chavez, D., Bradley, S., Rea, T., & Eisenberg, M. (2010).
Emergency communications with limited-English-proficiency populations.
Prehosp Emerg Care. 14:265271.
Moule, P. (2008). A non-randomized comparison of e-learning and classroom
delivery of basic life support with automated external defibrillator use: A
pilot study. International Journal of Nursing Practice. 14. p: 427-434.
Pennsylvania Department of Health., American Heart Association., Heart Rescue
Project Pennsylvania. (2013). Lend a hand, save a life CPR challenge.
Pennsylvania.
Perkins et al. (2012). Improving the Efficiency of Advanced Life Support Training.
Ann Intern Med. 157. p: 19-28.
Rahman, Arif Budi. (2009). Prevalensi penderita aritmia di rumah sakit
binawaluya tahun 2008-2009. Skripsi. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Sasson, Comilla et al. (2013). Increasing cardiopulmonary resuscitation provision
in communities with low bystander cardiopulmonary resuscitation rates.
Circulation.127:1-9. DOI: 10.1161/CIR.0b013e318288b4dd.