Вы находитесь на странице: 1из 61

Thermoregulasi

Di dalam tubuh hewan yang hidup selalu

terjadi proses metabolisme. Dengan


demikian selalu dihasilkan panas, karena
tidak selalu energi yang terbentuk
dimanfaatkan. Panas yang terbentuk
dibawa oleh darah ke seluruh tubuh
sehingga tubuh menjadi panas dan dikenal
sebagai suhu tubuh.

Suhu tubuh normal adalah panas tubuh yang

terdapat dalam zona thermonetral. Untuk


mengetahui suhu tubuh normal, maka sebuah
thermometer badan dimasukkan ke dalam
rektum, mulut, dan fossa axilla.
Suhu rektum, suhu inti tubuh dan paling sedikit
berubah dengan perubahan suhu sekeliling.
Suhu mulut normal 0,5 oC lebih rendah < rektum,
dipengaruhi oleh banyak faktor, minum
panas/dingin, mengunyah makanan, dan
pernapasan melalui mulut.

- Gajah : 35,7o 36,7oC


- Domba

: 38,3o 39,9oC
- Sapi potong
: 36,7o 39,1oC
Kambing : 38,7o 40,7oC
- Sapi perah : 38,0o 39,3oC
- Babi
: 38,7o 39,8oC

Berbagai bagian tubuh suhunya berbeda-

beda, dan besarnya perbedaan suhu antara


bagian-bagian bervariasi dengan suhu
lingkungannya. Suhu ekstremitas
umumnya lebih dingin dari bagian tubuh
lainnya. Suhu tubuh bagian dalam (otak,
organ yang terdapat di daerah dada dan
abdomen, otot skelet) lebih tinggi daripada
suhu tubuh bagian luar.

terdapat perbedaan suhu antara bagian

badan (suhunya lebih tinggi) dengan


bagian telinga, kaki depan dan belakang,
dan ekor (suhunya kurang tinggi).
Perbedaan suhu di antara bagian-bagian
tadi akibat adanya panas yang diproduksi,
panas yang diperoleh, dan panas yang
dilepaskan oleh bagian-bagian tadi.
Keseimbangan antara pembentukan dan
penyikiran panas menentukan suhu tubuh.

Pembentukan Dan Penyingkiran Panas


Pembentukkan panas
Sumber utama pembentukan panas adalah

kontraksi otot kerangka; proses-proses


pencernaan makanan/metabolisme menaikkan
pembentukan panas; mekanisme endokrin
(epinefrin dan noreprinefrin) menyebabkan
kenaikan pembentukan panas yang cepat,
hormon-hormon tiroid menyebabkan kenaikan
yang lamban tetapi lama. Di samping itu faktor
suhu di sekitar tubuh (yang diterima tubuh
secara radiasi, konveksi, konduksi dapat
menyebabkan suhu tubuh naik.

Panas yang diterima tubuh secara radiasi

dapat berasal dari sinar matahari yang


langsung mengenai tubuh atau sinar
matahari sebelum mengenai tubuh hewan,
terlebih dahulu mengenai awan, pohon,
dan tanah.
Suhu sekitar yang diterima secara konveksi
dan konduksi tergantung kepada keadaan
aliran udara dan kedudukan hewan.

Apabila suhu lingkungan

lebih rendah di

bawah suhu badan normal, maka produksi


panas otot sangat diperlukan. Jika panas
perlu dihasilkan, maka serabut otot
berualng-ulang berkontraksi (spasmodik)
yang menimbulkan penggigilan/shivering,
guna memproduksi panas yang cukup
untuk mempertahankan suhu badan
normal.

Pada mamalia domestik, mamalia yang mengadakan

herbinasi, rodensia, bayi manusia maupun hewan


sumber panas adalah sejenis lemak tertentu, lemak
coklat, yang terletak di antara skapula, daerah
aksila, mediastinum, dan mesenterium dalam
abdomen.
Lemak coklat berfungsi sebagai sumber panas untuk
melindungi hewan muda terhadap suhu lingkungan
Lemak ini mempunyai metabolisme yang cepat, yang
diibaratkan seperti selimut listrik. Lemak coklat tidak
ditemukan pada hewan dewasa. Lemak cokalt
berbeda dengan lemak putih (jaringan adiposa).

Suhu tubuh akan mendekati batas minimal

normal, pada waktu sedang tidur, istirahat


lapar, minum air dingin cukup banyak,
pencukuran bulu pada domba, dan apabila
udara sekitar lebih dingin daripada tubuh.

Penyingkiran panas
Panas disingkirkan dari tubuh oleh oleh

radiasi dan konduksi (70%), evaporasi/


penguapan air melalui pernapasan dan
kulit (27%), dan sejumlah kecil panas juga
dibuang dalam urine (2%), dan feces (1%).

Radiasi adalah pemindahan panas dari satu

benda ke benda lainnya tanpa bersentuhan.


Konduksi adalah pertukaran panas antara
benda-benda yang berbeda suhu apabila
bersentuhan. Jumlah panas yang dipindahkan
oleh konduksi adalah sebanding dengan
perbedaan suhu antara dua benda tersebut
(themal gradien)
Konveksi, yaitu gerakan molekul-molekul gas
atau cairan dengan suhu tertentu ke tempat
yang suhunya berbeda, membantu konduksi.

Apabila hewan berada di lingkungan yang dingin, maka

panas menghilang oleh konduksi ke udara sekitarnya,


dan oleh radiasi ke benda-benda yang dingin di
sekitarnya. Apabila hewan berada di dalam lingkungan
yang panas, maak panas berpindah kepadanya oleh
proses-proses tersebut dan menambah beban
panasnya. Jadi, dala hal ini radiasi dan konduksi bekerja
melawan pemeliharaan suhu tubuh. Pada keadaan
dingin tetapi ada matahari, panas dari matahari
memantul dari benda yang mengkilat, dan
menimbulkan efek penghangatan yang berharga. Ini
adalah panas yang dipantulkan dari salju, misalnya
yang memungkinkan orang dapat main ski dengan
pakaian tipis walaupun suhu sekitar di bawah titik beku

Konduksi terjadi dari permukaan benda

yang satu ke permukaan benda lainnya,


suhu kulit menentukan berapa jauh badan
kehilangan atau kemasukan panas. Jumlah
panas yang mencapai kulit dari jaringanjaringan dalam dapat berubah-ubah
dengan berubahnya aliran darah ke kulit.

Apabila pembuluh darah berdilatasi, darah yang hangat

tyimbul ke dalam kulit, sedangkan pada keadaan


vasokonstriksi yang maksimal panas ditahan di dalam
tubuh. Kecepatan panas dipindahkan dari jaringanjaringan dalam ke kulit dinamakan konduktansi
jaringan. Burung mempunyai lapisan bulu yang
merapat pada kulit, dan sebagian besar mamalia
mempunyai lapisan rambut atau bulu. Panas yang
diahntarkan dari kulit ke udara terjaring dalam lapisan
ini ke luar. Apabila tebal lapisan berjaring ini meningkat
dengan berdirinya bulu-bulu atau rambut (horipilasi),
panas yang dipindahkan melalui lapisan ini berkurang
dan pengeluaran panas (atau pada keadaan sekitarnya
yang panas, pemasukan apnas) berkurang.

Goose pimples adalah akibat dari horipilasi

pada manusia. Pimples itu adalah


manifestasi yang tampak dari kontraksi
otot-otot piloerektor yang terikat pada
rambut yang agak jarang karena
rangsangan dingin.

Tabel. 1.

Pembentukan dan Penyingkiran


Panas Tubuh
Panas tubuh dibentuk oleh:

Proses-proses dasar metabolisme

Pemasukan makanan (daya dinamik spesifik)

Panas tubuh singkirkan oleh: persentase


(pada 21oC)

Radiasi dan Konduksi 70

Evaporasi keringat 27

Evaporasi respirasi 2

Urinasi dan defekasi 1

Tabel 2. Mekanisme Thermoregulasi


Mekanisme yang diaktifkan oleh dingin:

Menggigil -------------------
Lapar

Kenaikan aktivitas volunter


Menaikkan
pembentukan panas

Kenaikkan sekresi norepinefrin

Dan eprinefrin --------------


Vasokonstriksi kulit -------
Menggulung
Menurunkan pelepasan panas

Horipilasi -------------------

Mekanisme yang diaktifkan oleh panas:

Vasodilatasi kutaneus -----


Berkeringat
Menaikkan pengeluaran panas

Kenaikan respirasi ---------


Anoreksia -------------------Apati dan inertia ----------Menurunkan
pembentukan panas

Homeotherm dan Poikilotherm


Invertebrata umumnya tidak dapat

menyesuaikan suhu tubuhnya dan sangat


dipengaruhi oleh suhu lingkungannya. Pada
vertebrata, mekanisme untuk
mempertahan-kan suhu tubuh dengan
menyesuaikan/menyeimbangkan
pembentukan panas dan penyingkiran
panas telah berkembang sempurna.

Burung dan mamalia disebut binatang

homoeotherm karena mempunyai serangkaian


respon refleks yang terutama terintegrasi dalam
hipotalamus bekerja untuk mempertahankan suhu
tubuh dalam batas-batas yang sempit meskipun
fluktuasi suhu sekeliling besar. Pada reptilia,
amfibia, dan ikan, mekanisme penyesuainnya
relatif rudimenter sehingga spesies ini disebut
poikilotherm. Binatang berhibernasi adalah
sebagian dari kekecualian. Waktu bangun, mereka
adalah homoeoterm, akan tetapi selama
berhibernasi suhu tubuhnya turun (poikilotherm).

Suhu tubuh yang konstan akan tercapai apabila

mekanisme regulasi telah bekerja sempurna


dan hewan telah dewasa. Suhu tidak mungkin
menunjukkan suatu derajat panas yang tetap,
tetapi berkisar di antara batas-batas tertentu
(misalnya suhu tubuh normal anjing dan kucing
masing-masing 37,9oC - 39,9oC), karena proses
metabolisme di dalam tubuh tidak selalu tetap
suhu tubuh akan mendekati batas normal
tertinggi yakni selama dan beberapa saat
sehabis makan, latihan/olahraga, selama
estrus, dan pada akhir kebuntingan.

Pada akhir kebuntingan suhu tubuh naik

karena metabolisme dalam fetus sangat


aktif. Selama estrus suhu tubuh meningkat,
karena naiknya suhu basal pada saat
ovulasi.

Naik turunnya suhu tubuh selama 24 jam

(variasi diurnal) juga berhubungan dengan


naik turunnya aktivitas metabolisme di
dalam tubuh. Suhu tubuh paling
rendah/terendah, yaitu pada waktu
menjelang pagi hari (jam 06.00) dan paling
tinggi/maksimal senja sore/menjelang
malam hari. Keadaan ini kebalikan bagi
hewan malam hari.

Mekanisme Thermoregulasi
Respon refleks dan semirefleks pengatur suhu

tubuh mencakup perubahan otonom, somatik,


endokrin dan tingkah laku. Suhu tubuh diatur
oleh suatu sistem pengatur suhu yang pada
dasarnya tersusun dari lima komponen: (1)
thermoreseptor, (2) saraf afferen, (3)
hipotalamus, (4) saraf efferen dan (5) efektor
thermoregulasi. Sistem ini fungsi utamanya
adalah sebagai pengatur pengambalian suhu
tubuh kembali ke dalam zona themonetral, jadi
sebagai thermostat. Hipotalamus berfungsi
sebagai pusat kontrol thermoregulasi.

Apabila darah aeterial menjadi panas akibat (1)

naiknya proses metabolisme pada salah satu organ


atau beberapa organ tubuh; (2) suhu sekitar lebih
tinggi daripada suhu normal tubuh, maka hipotalamus
anterior (berfungsi sebagai pusat pengaturan
pembuangan panas) akan terangsang. Jawaban yang
terjadi berupa (1) impuls ke organ, akibatnya akan
terjadi penurunan/penyesuaian/penghentian proses
metabolisme di dalam organ; (2) impuls ke bagian
tubuh perifer, akibatnya terjadi vasodilatasi subkutan
dan pernapasan yang dangkal dan cepat (panting) atau
terjadi sekresi keringat yang banyak (sweating).
Dengan adanya jawaban (respon) tadi maka suhu
tubuh akan turun kembali sampai zona themonetral

Apabila darah arterial menjadi lebih dingin akibat dari

(1) terhentinya atau turunya secara bertahap proses


metabolisme organ tubuh; (2) suhu sekitar lebih
rendah daripada suhu tubuh, maka hipotalamus
bagian posterior (berfungsi sebagai pusat produksi
panas), akan terangsang dan jawaban yang terjadi
berupa (1) adanya impuls ke hipofisis akibatnya akan
terjadi pelepasan STH, TSH dan ACTH, sehingga proses
metabolisme dalam hati naik, (2) adanya impuls ke
medulla adrenalis juga ke otot-otot (sebagai syaraf
efferen disini adalah syaraf simpatis), sehingga proses
metabolisme dalam otot dan pelepasan lemak ke
dalam aliran darah akan naik (hewan tampak
menggigil);

(3) adanya impuls ke daerah kulit sehingga

terjadi vasokonstriksi di daerah perifer,


berdirinya bulu/rambut dan berkeringatnya
kulit. Dengan adanya berbagai jawaban
tadi maka suhu tubuh akan kembali naik
sampai zona termonetral lagi.

Usaha tubuh bertahan terhadap kedinginan


(Cold Stress)
Apabila udara di sekitar tubuh menjadi dingin

akibat (1) berhembusnya angin yang dingin,


(2) hujan yang berlangsung lama atau (3)
hewan dibawa ke tempat yang cukup tinggi
dari permukaan air laut, maka tubuh akan
kehilangan banyak panas baik secara radiasi,
konveksi, konduksi maupun secara evaporasi.
Agar supaya suhu tubuh tetap normal, maka
usaha tubuh adalah menghambat semaksimal
mungkin panas yang keluar, menaikkan
produksi panas atau kedua usaha dilakukan
bersamaan.

Usaha tubuh agar suhunya tetap normal


Menghambat Panas Yang Keluar
Dalam usaha menghambat panas yang

keluar, tubuh di samping mengusahakan agar


panas tubuh yang keluar seminimal mungkin
juga suhu dingin dari luar yang masuk
dihambat semaksimal mungkin. Cara yang
dilakukan oleh tubuh yakni dengan
menyempitkan pembuluh darah kulit
(vasokonstriksi) dan menjebak untuk
kemudian memanasi udara di sekeliling.
Udara dapat dijebak akibat berdirinya rambut.

Menaikkan Produksi Panas


Usaha tubuh untuk menaikkan produksi panas yakni

dengan cara (1) menaikkan proses glikolisis, lipolisis


dan (2) menaikkan aktivitas otot (dengan cara
menggigil), (3) secara naluriah cara hewan
menghambat panas yakni dengan mencari tempat
yang hangat, hidup berdesak-desakan, merubah
posisi tidur/menggulung tubuh seperti bola adalah
reaksi umum pada binatang untuk melawan dingin.
Menggulung tubuh mengurangi permukaan kulit
terkena dengan lingkungan, dan sebagainya.
Usaha-usaha tersebut menghambat panas yang
keluar lebih banyak yang dilakukan oleh hewan.

Usaha tubuh bertahan terhadap kepanasan


(Heat Stress)

Suhu sekitar tubuh yang tinggi terjadi pada

(1) daerah-daerah yang kelembaban


udaranya tinggi, atau tandus dan kering
atau (2) cahaya matahari menghantarkan
panas secara radiasi dengan frekuensi
tinggi.

Usaha tubuh agar suhunya tetap normal

adalah:
Menaikkan Evaporasi
Menaikkan Evaporasi melalui Kulit

Dalam kondisi thermonetral, pada kulit

berlangsung evaporasi yang tidak disadari


(Evaporasi Insensibilitis). Apabila derajat
kelembaban udara sekeliling tinggi maka
evaporasi yang tidak disadari akan berhenti
diikuti dengan perkeringatan (sweatingi)
atau Evaporasi Sensibilitis

1. Menaikkan Evaporasi Lewat traktus Respiratorius Bagian


Atas
Evaporasi yang melewati traktus repiratorius

tergantung dari volume udara yang melewati


permukaan dalam dari traktus respiratorius yang
basah. Makin tinggi volume udara yang melewati,
makin banyak panas yang hilang dari tubuh. Apabila
suhu sekitar tinggi maka akan terjadi pernapasan yang
dangkal dan cepat. Dengan demikian pada waktu
panting akan banyak panas yang hilang dari tubuh. Ada
hewan yang mampu panting bersama-sama seating
(sapi, kambing, domba dan babi) maka apabila suhu
sekeliling tinggi, pertama-tama mereka berkeringat
baru kemudian panting.

3. Menaikkan Derajat Pemantulan Bulu

(Refleksi Bulu) Terhadap Radiasi Sinar


Matahari
Telah diketahui bahwa panas sinar
matahari dapat masuk ke dalam tubuh
secara radiasi. Hewan berusaha
memantulkan kembali sinar matahari yang
mengenai tubuhnya dengan cara bulunya
menjadi lebih mengkilat dan warna bulunya
menjadi lebih terang/muda.

3. Mengurangi Isolator Tubuh


Agar supaya panas banyak yang keluar dari
tubuh, maka hewan berusaha
menjarangkan bulu (pada ayam yakni
peristiwa molting) atau mengurangi
kandungan lemak bawah kulit (hal ini
berlawanan dengan hewan kutub yang
justru mempertebal kandungan lemak
bawah kulit, misalnya anjing laut).

5. Cara-cara naluriah
Hewan mencari tempat yang teduh,

berendam dalam air/lumpur atau tiduran


pada tanah atau lantai yang dingin.

Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah penyesuaian tubuh

terhadap suhu sekeliling dalam waktu yang


lama. Proses penyesuaian (adaptasi) ini
yang akan menghasilkan penurunan sifatsifat fisiologik sebagai hasil kehidupan
hewan dalam suhu sekeliling yang cukup
dingin/panas dalam waktu yang
berkepanjangan.

aklimatisasi terhadap suhu sekeliling yang cukup dingin


penyesuaian fisiologik terhadap udara dingin yang

dingin dapat dibagi dalam tiga kategori:


terhadap perubahan yang terjadi selama udara dingin

dakam beberapa minggu apabila faktor lain tidak berubah


(aklimasi dingin/cold acclimation)
modifikasi yang berkembang secara perlahan-lahan
selama perubahan musim yang berjalan perlahan-lahan,
dari iklim panas ke iklim winter (aklimatisasi dingin/cold
acclimatization)
perubahan genetik dalam hewan lebih dari beebrapa
generasi akibat hasil seleksi sehingga menghasilkan
individu yang mapu hidup dengan wajar dalam iklim yang
dingin (adaptasi klimatik/climatic adaptation)

Perbedaan pokok antara (1) dan (2) adalah

hewan yang menjadi terbiasa akan udara


dingin menunjukkan kenaikkan
metabolisme yang persisten sebagai hasil
reaksi-reaksi enzima pada suhu di atas
batas tertinggi suhu normal (tepatnya di
atas suhu kritik).

Sedangkan hewan yang memang biasa

hidup dalam musim yang berbedabedamaka pada waktu mereka hidup pada
musim winter maka tidak tampak adanya
kenaikkan metabolisme, karena perubahan
iklim berjalan perlahan-lahan. Yang nampak
hanya adanya kenaikkan isolasi (bulu
bertambah tebal, lapisan lemak bawah kulit
bertambah, dan sebagainya yang berakibat
turunnya suhu kritik).

Aklimatisasi Terhadap Suhu sekeliling Yang Cukup


Panas

Penyesuaian tubuh terhadap suhu

sekeliling yang panas dan berkepanjangan


antara lain dengan turunnya nafsu makan,
turunnya aktivitas kelenjar tiroid, turunnya
produksi panas dan turunnya ketebalan
bulu. Umumnya daya taahn hewan
terhadap aklimatisasi terhadap suhu
sekeliling yang cukup panas jauh lebih
rendah dibanding terhadap suhu sekeliling
yang cukup dingin.


Kegagalan thermoregulasi
Hipotermia
hewan yang hidup dalam cold stress juga ada batas-

batasnya. pada suatu batas (zona) suhu sekeliling yang


rendah atau zona hipotermia maka hewan untuk
sementara masih mampu melakukan proses-proses
metabolisme di samping menaikkan isolator (isolasi).
pada suatu suhu tertentu, suhu tubuh demikian
rendahnya sehingga mengakibatkan jantung berdenyut
secara perlahan dibarengi dengan hemokonsentrasi
(kepekatan darah bertambah). akibatnya proses
metabolisme di dalam otak berhenti yang menyebabkan
hilangnya kesadaran, berhentinya denyut jantung yang
diikuti dengan terdepresnya respirasi dan biasanya
diikuti dengan kematian.

Hipertermia
Hewan yang hidup dalam heat stress, biasanya

tidak mampu bertahan dalam waktu lama.


Mula-mula hewan masih dapat mengatur suhu
tubuhnya dengan cara melakukan
perkeringatan yang kemudian dilanjutkan
dengan panting. Tetapi kerena pengaruh panas
yang tinggi adalah menyebabkan kerusakan
protein termasuk enzim metabolisme, maka
hewan dengan cepat akan kehabisan tenaga.
Biasanya kematian akan lebih cepat terjadi
dibandingkan dengan pada keadaan hipotermia.


Hibernasi

Hibernasi tidak sama dengan hipotermia

untuk homoeoterm non-herbinasi. Hewan


herbinasi dapat bertahan hidup dengan
suhu tubuh hingga 3oC, sedangkan hewan
non-hibennasi sudah mati pada suhu tubuh
di bawah 19oC. belum lama ini ahli fisiologi
telah berhasil menjaga hewan tetap hidup
pada suhu yang lebih rendah dari suhu
tersebut. Kematian dari hipotermia
kemungkinan disebabkan oleh kegagalan
sirkulasi.

Dengan perfusi buatan maka denyut jantung

tikus in vitro dapat dijaga pada suhu 10 o di


bawah suhu di mana jantung non-perfusi sudah
berhenti berdenyut.

Hewan-hewan yang berherbinasi ketika


bangun dari tidurnya, dapat hangat dengan
sendirinya. Seekor hamster bangun dari
herbinasinya pada 6 oC lebih tinggi
daripadasuhu tubuhnya sampai 20 oC dalam
100 menit. Bilamana bangun pada suhu 18 oC,
maka temperatur badannya meningkat 34 oC
dalam 100 menit.

Beberapa hewan mamalia menjaga suhu tubuh tingginya

terutama di bawah kondisi suhu lingkungan yang paling


menguntungkan, tetapi meninggalkan homeotermi pada
suhu dingin. Di antara hibernan sebenarnya adalah
marmot Eropa, ground hog Amerika, dan hedgehog.
Sebaliknya, beruang bukanlah herbinan sebenarnya,
karena dia tetap berdarahpanas selama tidurnya di musim
dingin. Suhu tubuh herbinan menunjukkan variasi yang
besar, bahkan pada tahap darah panas dan sangat
bergantung kepada aktivitas hewan tersebut. Selama tidur
musim dingin, suhunya jauh berada dan tetap pada level
hanyasedikit di atas suhu lingkungan. Tetapi terdapat
mekanisme pertahanan terhadap suhu sangat dingin,
bahkan pada herbinan yang tidur di musim dingin.

Jika suhu tubuh jatuh mencapai suhu mendekati kebekuan

jaringan, hewan tersebut terjaga dan secepatnya


menghangatkan diri kembali. Kemampuan seluruh
hibernator mamalia untuk bangkit dari kondisi herbinasi
dengan hanya menggunakan panas dari sumber dirinya
sendiri membedakannya dari hewan poikiloterm yang
sebenarnya. Perbedaan yang fundamental nampaknya
terdapat di antara proses-proses biokimia selama herbinasi
dan tahap darah panas. Glukosa darah pada beberapa
hibernator dapat dianggap lebih rendah selama tidur
musim dingin, dan pada seluruh hibernator yang diamati
menunjukkan bahwa serum magnesium sangat meningkat
selama hibernasi. Tetapi tak satupun faktor endokrin yang
sejauh ini menunjukkan secara langsung terlibat dalam
kontrol hibernasi.

Demam
Demam adalah meningkatnya suhu tubuh

di atas normal, yang merupakan suatu


tanda/gejala dari penyakit. Demam
ditimbulkan sebagai respon terhadap
infeksi atau penyakit-penyakit lainnya. Ini
terjadi pada mamalia maupun burung,
reptilia, amphibia, dan ikan.

Suhu tubuh normal biasanya diukur dengan

termometer yang disisipkan dalam mulut,


rektum, dan axilla. Pengaturan suhu tubuh
yang tetap merupakan unsur vital dalam
homeostasis fisiologis dan terutama
dikontrol lewat kulit.

Apabila diperlukan kehilangan panas (misalnya panas

diperoleh dari exercise/latihan), maka pembuluh darah kulit


akan berdilatasi sehingga aliran darah meningkat
akibatnya panas hilang dengan cara radiasi. Akan tetapi
apabila dengan cara radiasi masih kurang maka kelenjar
keringat dirangsang untuk melepaskan panas secara
evasporasi. Sebaliknya, untuk memperoleh panas
(misalnya karena suhu lingkungan yang rendah), pembuluh
darah kulit berkonstriksi dan aliran darah kulit menurun,
dengan demikian kehilangan panas secara radiasi
dikurangi. Jika panas perlu dihasilkan, terdapat konstraksi
serabut otot berulang-ulang (spasmodik) yang
menimbulkan penggigilan. Semua fenomena fisiologis ini
diproduksi selama demam, sering dengan urutan yang
cepat: penggigilan ini dikenal sebagai rigor

Apabila terjadi pada hewan homeoterm,

mekanisme thermoregulasinya bertindak seperti


disesuaikan untuk mempertahankan suhu
tubuhnya pada suhu yang lebih tinggi daripada
normal. Yaitu seperti thermostatnya dipasang
pada titik yang baru di atas 37oC. Reseptor
suhunya kemudian memberi isyarat bahwa suhu
yang sebenarnya adalah di bawah titik yang
baru, dan mekanisme yang menaikkan suhu
diaktifkan, menimbulkan perasaan dingin
disebabkan karena vasokonstriksi kulit kadangkadang menggigil cukup kuat.

Namun pada patologi, demam disebabkan

oleh penyetelan kembali pusat otak, pusat


thermoregulasi, yang mengontrol suhu
tubuh. Dengan demikian demam
diakibatkan oleh gangguan terhadap
thermostat itu sendiri, sedangkan
pengaturan suhu nonpatologis tetgantung
kepada suhu lingkungan dan jumlah panas
yang dihasilkan metabolisme tubuh.

Demam dapat diinduksi secara sengaja

dengan suntikan pirogen. Patogenesitas


demam disimpulkan dalam gambar sebagai
berikut:

Endotoksin
Peradangan
Rangsang Pirogenik Lain

Leukosit Polimorfonuklear
Monosit
Makrofag Limpa dan Alveoler
Sel Kupffer

Pirogen
Endogen

Daerah preoptik
Hipotalamus

Kehilangan Panas Menurun

Suhu Tubuh Meningkat


(Demam)

Prostaglandin

Produksi Panas Meningkat

Toksin bakteria seperti endotoksin bekeeja pada

sel-sel fagositosis dari sumsum tulang-leukosit


polimorfonukleus, monosit, makrofag dan sel
kuffer yang membentuk pirogen endogen (EP).
Berbagai zat lain, termasuk steroidea
etiokolanolon, sebuah metabolik dari testosteron,
juga menyebabkan sel-sel ini membentuk pirogen.
EP adalah sebuah protein, atau golongan protein,
dengan berat molekul 10.000 20.000.
pembentukannya dihentikan oleh zat anti yang
menghalangi transkripsi DNA. EP memasuki otak
dan bekerja langsung pada daerah preoptik
hipotalamus

Demam yang ditimbulkan mungkin

disebabkan pelepasan prostaglandin lokal.


Injeksi prostaglandin ke dalam hipotalamus
menghasilkan demam. Di samping efek
antipiretik aspirin terjadi langsung pada
hipotalamus dan aspirin menghambat
sintesis prostaglandin. Akan tetapi tak ada
tanda-tanda, bahwa prostaglandin tidak
tersangkut dan persoalan perannya dalam
pembentukan demam dewasa ini masih
diperdebatkan.

Suhu yang tinggi akan membahayakan

hewan. Apabila suhu rektum lebih dari 41 oC


untuk waktu yang lama, akan
mengakibatkan beberapa kerusakan otak
yang menetap. Apabila suhu rektum lebih
dari 43oC, akan timbul pukulan panas (heat
stroke), yang biasanya mendatangkan
kematian.

Jelaskan secara singkat mengenai suhu tubuh


Jelaskan secara singkat mengenai

pembentukkan dan penyingkiran panas


tubuh
Jelaskan secara singkat mengenai
homeotherm, poikilotherm, heterotherm
Jelaskan secara singkat mengenai
mekanisme fisiologi thermoregulasi
Jelaskan secara singkat mengenai
mekanisme terjadinya demam

2. Menurunkan Produksi Panas


Selain evaporasi, usaha tubuh ynag lain
untuk menurunkan suhu tubuhnya adalah
dengan turunnya nafsu makan dan
teetekannya aktivitas kelenjar tiroid. Pada
sapi perah akan terjadi penurunan produksi
air susu (milk).
nilam27me@yahoo.com

Вам также может понравиться