Вы находитесь на странице: 1из 129

Materi Pelatihan

PENATAUSAHAAN
PERBENDAHARAAN DAERAH
KURSUS KEUANGAN DAERAH KHUSUS
Edisi Tahun 2013

Kementerian Keuangan Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kursus Keuangan Daerah Khusus
Pengarah





Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan


Sekretaris Dirjen Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan
Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah DJPK
Direktur Pajak Daerah dan Retribusi Daerah DJPK
Direktur Dana Perimbangan DJPK
Direktur Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah DJPK


Editor
Suhanda
Budi Mulyana

Kontributor
Doddy Hardiana
(DPJK)
Zarwih Sabar (Universitas Indonesia)

Icuk Rangga Bawono
(Universitas Gadjah Mada)
Mirna Amirya (Universitas Brawijaya)
Andi Kusumawati (Universitas Hasanuddin)

Jelly Koagouw
(Universitas Sam Ratulangi)
Suhairi (Tim QA)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia


Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Didukung oleh:
Deutsche Gesellschaft fuer Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH
Decentralisation as Contribution to Good Governance (DeCGG) Program
Fiscal Decentralisation Component
Jakarta 2013

iii

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kata Sambutan
Kapasitas sumber daya manusia yang handal di seluruh pemerintah daerah merupakan salah satu
kunci sukses pengelolaan keuangan daerah yang effisien, transparan, dan akuntabel. Dalam rangka
meningkatkan kompetensi dan pemahaman para aparat pengelolaan keuangan Daerah dari seluruh
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) - Kementerian
Keuangan sejak tahun 1981/1982 telah menyelenggarakan Kursus Keuangan Daerah (KKD). Sementara
itu, kegiatan Kursus Keuangan Daerah Khusus Penatausahaan/Akuntansi Keuangan Daereah (KKDK)
diselenggarakan sejak tahun 2007. Dalam pelaksanaannya, KKD dan KKDK dikerjasamakan dengan
7 perguruan tinggi negeri (yang selanjutnya dikenal dengan sebutan center of knowledge/center),
yaitu: Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Andalas (Unan), Univeristas
Hasanuddin (Unhas), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), dan Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara (STAN).
Pelaksanaan KKD-KKDK terus mengalami penyempurnaan dan updating terutama terkait dengan
kurikulum, satuan acara pembelajaran (SAP), dan modul. Untuk pertama kali, pada tahun 2012, modulmodul kegiatan KKD-KKDK diseragamkan agar setiap lulusan mempunyai pemahaman yang sama atas
materi yang diajarkan. Perbaikan kualitas pelaksanaan KKD-KKDK terus dilanjutkan dan pada tahun 2013,
DJPK mendapat dukungan dari GIZ untuk melakukan standarisasi Modul KKD-KKDK sehingga modulmodul tersebut diharapkan dapat memenuhi standar modul internasional. Standarisasi modul ini
menghasilkan dua produk utama, yaitu: (i) Materi Pelatihan (handbook) ; dan (ii) Panduan Bagi Pelatih
(trainer guideline) untuk 6 (enam) jenis pelatihan, yaitu Perencanaan Penganggaran, Pendapatan Daerah,
Belanja Daerah, Barang Milik Daerah, Penatausahaan Perbendaharaan Daerah dan Akuntansi Keuangan
Pemerintah Daerah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada GIZ yang telah mendukung pelaksanaan standarisasi materi
pelatihan dan panduan bagi pelatih ini sehingga memudahkan bagi para pelatih untuk melaksanakan
pelatihan sehingga output dari hasil pelatihan ini memiliki standar yang berkualitas tinggi. Kami
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penyusun modul, pimpinan dan
pengurus center penyelenggara kegiatan KKD-KKDK serta seluruh pihak yang terlibat dalam proses
penyusunan standarisasi materi pelatihan KKD-KKDK ini.
Diharapkan dengan kehadiran modul yang telah distandarisasi ini akan menjadikan kualitas dari
pelaksanaan pelatihan KKD-KKDK terjaga dengan baik dan juga memudahkan para pelatih dan
penyelenggara dalam melaksanakan pelatihan KKD-KKDK. Dengan demikian, diharapkan pelaksanaan
pelatihan KKD-KKDK dapat berkontribusi pada perbaikan pengelolaan keuangan daerah.
Jakarta, Maret 2014
Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah

Adriansyah
iv

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Daftar Isi

Kata Sambutan

iv

PENDAHULUAN

viii

Topik1 KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

1.1

Pemegang Kekuasaan Keuangan Daerah

1.2

Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah

1.3

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

1.4. Pejabat Pengguna Anggaran/Barang

1.5. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD

1.6. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

1.7. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran

1.8. Bendahara & Sistim Perbendaharaan Negara

10

1.9

12

Soal Diskusi

Topik 2 SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

13

2.1

Urgensi SPIP

15

2.2

Pengertian dan Tujuan SPIP

15

2.3

Unsur-Unsur SPIP

16

2.4.

Soal Diskusi

19

TOPIK 3 SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS SKPD

20

3.1

Tugas dan Wewenang Bendahara Penerimaan SKPD

22

3.2

Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan SKPD

23

3.3

Prosedur (Tata Cara) Pembukuan Bendahara Penerimaan SKPD

27

3.4

Prosedur (Tata Cara) Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan SKPD

32

3.5.

Soal Latihan

35

TOPIK 4 SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS PPKD

36

4.1

Tugas dan Wewenang Bendahara Penerimaan PPKD

38

4.2

Prosedur Penerimaan Pendapatan dan Pembiayaan di PPKD

39

4.3

Prosedur Pembukuan Penerimaan Pendapatan dan Pembiayaan di Bendahara Penerimaan PPKD

39

4.4

Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD.

41

4.5.

Soal Latihan

42

TOPIK 5 SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS SKPD

43

5.1

Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran SKPD

45

5.2

Prosedur Pembayaran Belanja SKPD

47

5.2.1.

Uang Persediaan (UP)

47

5.2.3.

Tambah Uang (TU)

52

5.2.4.

Pembayaran Langsung (LS)

55

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

5.3

Prosedur Pembukuan Belanja

63

5.4

Prosedur Pertanggungjawaban Belanja

75

5.5

Soal Latihan

83

TOPIK 6 SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS PPKD

85

6.1

Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran PPKD

87

6.4

Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD

90

6.5

Latihan Soal

91

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BUD

92

7.1

Jenis-Jenis Laporan Pertanggungjawaban BUD

94

7.2

Prosedur Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban BUD

98

7.3.

Soal Latihan

98

TOPIK 8 PENYELESAIAN GANTI KERUGIAN NEGARA TERHADAP BENDAHARA

vi

99

8.1.

Informasi Kerugian Negara/Daerah

101

8.2

Tim Penyelesaian Kerugian Negara

102

8.3

Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM)

105

8.4

Jangka Waktu Penggantian Kerugian Negara

108

8.5

Pembebanan Kerugian Negara Sementara

108

8.6

Penetapan Batas Waktu

110

8.6.1

Pengajuan Keberatan atas SK PBW

112

8.7.

Pembebanan Kerugian Negara

112

8.7.1.

Pelaksanaan Keputusan Pembebanan

114

8.8.

Kadaluwarsa

114

8.10.

Keputusan Pengadilan

117

8.11.

L atihan Soal

117

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

DAFTAR SINGKATAN
Istilah
(Singkatan)

Penjelasan

APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

DPA

Dokumen Pelaksanaan Anggaran

SPD

Surat Penyediaan Dana

RKA

Rendacan Kerja Anggaran

SKPD

Satuan Kerja Perangkat Daerah

SKPKD

Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah

BUD

Bendahara Umum Daerah

PPKD

Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah

PA/PB

Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang

KPA/KPB

Kuasa Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Barang

PPK

Pejabat Penatausahaan Keuangan

PPTK

Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan

SPP

Surat Permintaan Pembayaran

SPM

Surat Perintah Pembayaran

SP2D

Surat Perintah Pencairan Dana

SPJ/LPJ

Surat/Laporan Pertanggungjawaban

SKP

Surat Ketetapan Pajak

SKR

Surat Ketetapan Retribusi

STS

Surat Tanda Setoran

UP

Uang Persediaan

GU

Ganti Uang Persediaan

TU

Tambah Uang Persediaan

LS

Langsung (Pembayaran Langsung)

BKU

Buku Kas Umum

LPKH

Laporan Posisi Khas Harian

PPN

Pajak Pertambahan Nilai

PPh

Pajak Penghasilan

SPIP

Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan

LRA

Laporan Realisasi Anggaran

LO

Laporan Operasional

PENDAHULUAN
A. Abstraksi
Secara umum, modul Sistem dan Prosedur Penatausahaan Perbendaharaan Daerah ini membahas
mengenai sistem dan prosedur yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewenangan bendahara
pemerintah daerah dalam rangka penatausahaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Bendahara daerah yang dimaksud adalah mulai dari bendahara SKPD, bendahara PPKD hingga BUD.
Namun demikian, proporsi materi di dalam modul ini lebih menekankan pada sisdur penatausahaan dan
pertanggungjawaban bendahara SKPD, karena sebagian besar peserta pelatihanumumnya berasal dari
SKPD.
Modul ini disusun untuk menyediakan materi pokok pada Pelatihan Penatausahaan Perbendaharaan
Daerah yang diselenggarakan oleh Center-Center penyelenggara KKD/KKDK kerja sama dengan Dirjen
Perimbangan Keuangan-Kementerian Keuangan. Modul ini dikembangkan per topik dengan maksud
agar pembahasan menjadi lebih fokus. Pada setiap topik akan diawali dengan uraian deskripsitopik, sub
topik, kata kunci, dan referensi; selanjutnya diuraikan pembahasan teori dan diakhir setiap topik akan
dilengkapi dengan latihan soal. Modul ini terdiri dari 8 (delapan) topik dengan sistematika penyajian
seperti dijelaskan dibagian berikutnya.
B. Tujuan Pelatihan
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu memahami teori (aturan) maupun praktek
sisdur penatausahaan perbendaharaan daerah, dengan penekanan pada penatausahaan pelaksanaan
anggaran SKPD, sesuai dengan peraturan yang berlaku terutama Permendagri No. 55 Tahun 2008
tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta
Penyampaiannya; dan Permendagri lainnya yang terkait antara lain Permendagri No. 13 Tahun 2013
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimuat di dalam
Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.
C. Peserta Pelatihan
Modul ini digunakan untuk Kursus Keuangan Daerah Khusus (KKDK) Penatausahaan Perbendaharaan
Daerah. Pelatihan ini terutama diperuntukan bagi:





viii

Bendahara Penerimaan SKPD / Bendahara Penerimaan Pembantu


Bendahara Pengeluaran SKPD / Bendahara Pengeluaran Pembantu
Bendahara Penerimaan PPKD
Bendahara Pengeluaran PPKD
Staf pada PPK-SKPD
Pembantu Bendahara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

D. Materi Pelatihan
Modul ini terdiri dari 8 (delapan) topik dengan sistematika sbb.:
Topik 1

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Topik ini menjelaskan tentang pihak-pihak yang terlibat di dalam pengelolaan


keuangan daerah beserta tugas dan kewenangannya.
Topik 2

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Topik ini menjelaskan tentang urgensi Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP),
pengertian dan tujuan SPIP, dan unsur-unsur SPIP.
Topik 3

Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

Topik ini menjelaskan tentang prosedur penerimaan, penatausahaan dan


pertanggungjawaban bendahara penerimaan SKPD.
Topik 4

Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD

Topik ini menjelaskan tentang prosedur penerimaan, penatausahaan dan


pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD.
Topik 5

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Topik ini menjelaskan tentang prosedur pembayaran, penatausahaan dan


pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD.
Topik 6

Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD

Topik ini menjelaskan tentang prosedur pembayaran, penatausahaan dan


pertanggungjawaban bendahara pengeluaran PPKD.
Topik 7

Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Umum Daerah.

Topik ini menjelaskan tentang prosedur penyusunan laporan pertanggung jawaban


bendahara umum daerah.
Topik 8

Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendaharawan

Topik ini menjelaskan tentang penyelesaian ganti kerugian negara terhadap bendahara
E. Metode Pelatihan
Secara umum pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan andragogik, yaitu sebuah
pendekatan belajar untuk orang dewasa yang lebih melibatkan partisipasi peserta pelatihan. Untuk itu,
struktur materi ajar dan metode pembelajaran diarahkan dengan pola sebagai berikut:

ix

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Pengantar

Praktek/Aktivitas

30%

60%

Ceramah/
presentasi

Simulasi, bermain peran,


latihan soal/kasus, dsb.

Integrasi teori
dan praktek

10%

Diskusi, pembahasan
soal/kasus dikaitkan dengan
regulasi yang berlaku dan/atau
best practice.

*Metode bersifat fleksibel dalam arti dapat dipilih mana yang cocok dengan topik pembahasan.

Di samping itu, pengajar juga dituntut untuk dapat menyajikan contoh-contoh praktek, current issue
ataupun kasus riil di lapangan, sehingga penyampaian materi menjadi lebih user friendly dan membumi.
F. Perlengkapan dan Fasilitas Pelatihan
Perlengkapan dan fasilitas pelatihan yang harus tersedia untuk menunjang efektivitas proses pelatihan
antara lain sbb.:

Modul/materi, tas dan ATK (untuk peserta).
Komputer/laptop
Infokus

Whiteboard/flipchart, spidol, penghapus

Sound system

Ruangan kelas ber-AC
G. Evaluasi Pelatihan
Sebelum pelatihan dimulai dapat dilakukan pre-test untuk mendapatkan gambaran awal tentang variasi
tingkat kompetensi peserta. Selama proses pelatihan berjalan, setiap pengajar akan mengisi formulir
evaluasi peserta dengan memberikan poin kepada peserta yang aktif di dalam kelas setiap harinya.
Setelah seluruh materi tersampaikan, pada hari terakhir akan dilakukan ujian (post-test) untuk mengetahui
kemajuan hasil pelatihan.
H. Sertifikat Pelatihan
Peserta yang telah mengikuti pelatihan dan ujian akhir serta syarat-syaratlainnya yang berlaku berhak
mendapatkan sertifikat pelatihan.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Topik1

KELEMBAGAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Deskripsi:

Topik ini menjelaskan tentang pihak-pihak yang terlibat di dalam pengelolaan keuangan daerah
beserta tugas dan kewenangannya

Sub Topik

Kata Kunci

Pemegang Kekuasaan
Keuangan Daerah

Kepala Daerah, Pendelegasian Kewenangan, Penetapan


kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKD)

Koordinator Pengelolaan
Keuangan Daerah

Sekretaris Daerah, Kordinator penyusunan kebijakan dan


pelaksanaan PKD

Pejabat Pengelolaan
Keuangan Daerah (PPKD)

BUD, Penyusunan kebijakan dan pelaksanaan PKD

Pejabat Pengguna
Anggaran/Barang (PA/PB)

Kepala SKPD, pengelolaan anggaran SKPD

Pejabat Pengguna
Anggaran/Barang (PA/PB)

Verifikasi SPP, verifikasi SPJ bendahara, akuntansi dan


pelaporan keuangan.

Pejabat Pengguna
Anggaran/Barang (PA/PB)

Pelaksanaan dan pelaporan kegiatan SKPD

Pejabat Pengguna
Anggaran/Barang (PA/PB)

Penatausahaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

Referensi:
1.
2.
3.
4.

UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah
Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri
No. 21 Tahun 2011.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

1.1 Pemegang Kekuasaan Keuangan Daerah


Di dalam Pasal 6, UU No. 17 Tahun 2003 dinyatakan bahwa Presiden selaku Kepala Pemerintahan
memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan.
Kekuasaan sebagaimana dimaksud selanjutnya:
a.
b.
c.

dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam
kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan.

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah adalah
kepala daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan
pengelolaan keuangan daerah.
Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi daerah kabupaten atau walikota
bagi daerah kota. Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, selanjutnya
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:
1)
2)
3)

Sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah;


Kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah (SKPKD) selaku pejabat pengelola
keuangan daerah (PPKD); dan
Kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) selaku pejabat pengguna anggaran/
pengguna barang

Pada Gambar 1.1 diilustrasikan pelimpahan kekuasaan pengelolaan keuangan daerah (PKD) dari kepala
daerah kepada sekretaris daerah, PPKD, dan kepala SKPD.
Gambar 1.1 Pelimpahan Kekuasaan Kewenangan PKD

Kepala Daerah
Pemegang Kekuasaan PKD

Sekretaris Daerah
Koordinator PKD

Kepala SKPD

PPKD

Pengguna Anggaran

BUD

Pelimpahan tersebut ditetapkan dengan keputusan kepala daerah berdasarkan prinsip pemisahan
kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau mengeluarkan uang.
3

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, gubernur/bupati/walikota mempunyai


kewenangan:
1).
2).
3).
4).
5).
6).
7).
8).

menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBD.


menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah.
menetapkan kuasa pengguna anggaran/barang.
menetapkan bendahara penerimaan dan/atau bendahara pengeluaran.
menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan daerah.
menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah.
menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik daerah.
menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan
pembayaran.

1.2 Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah


Koordinator pengelolaan keuangan daerah adalah sekretaris daerah yang mempunyai tugas koordinasi
di bidang:
1).
2).
3).
4).
5).
6).

Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD;


Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah;
Penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;
Penyusunan Raperda APBD, Perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
Tugas-tugas pejabat perencana daerah, PPKD, dan pejabat pengawas keuangan daerah; dan
Penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Selain tugas-tugas di atas, koordinator pengelolaan keuangan daerah juga mempunyai tugas:
1).
2).
3).
4).
5).

Memimpin tim anggaran pemerintah daerah;


Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD;
Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah;
Memberikan persetujuan pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran SKPD (DPA- SKPD);
Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah lainnya berdasarkan
kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

Koordinator pengelolaan keuangan daerah mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan tugasnya


kepada kepala daerah.

1.3 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah


Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (selanjutnya disingkat PPKD) adalah kepala satuan kerja pengelola
keuangan daerah (selanjutnya disingkat SKPKD), yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah (BUD).
4

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.
Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah, PPKD mempunyai tugas sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)

menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah;


menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah;
melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;
menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD,
Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah

Sebagai pengelola APBD, PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat lainnya dilingkungan SKPKD untuk
melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD


Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD
Melaksanakan pemungutan pajak daerah
Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah daerah
Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah
Menyajikan informasi keuangan daerah
Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.

PPKD juga bertindak sebagai bendahara umum daerah (BUD). Menurut PP Nomor 58 Tahun 2005, dalam
kapasitasnya sebagai BUD, PPKD berwenang:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)

Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;


Mengesahkan DPA-SKPD;
Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;
Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah;
Melaksanakan pemungutan pajak daerah;
Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga
keuangan lainnya yang telah ditunjuk;
Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
Menyimpan uang daerah;
Menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD);
Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi;
Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban
rekening kas umum daerah;
Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah daerah;
Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;
Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
Melakukan penagihan piutang daerah;
Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
Menyajikan informasi keuangan daerah;
Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Bendahara Umum Daerah wajib menyampaikan laporan atas pengelolaan uang yang terdapat dalam
kewenangannya kepada Kepala Daerah setiap hari kerja. Laporan tersebut berupa Laporan Posisi Kas
Harian dan Rekonsiliasi Bank
PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan SKPKD selaku kuasa BUD, yang melaksanakan sebagian
tugas BUD. Penunjukan kuasa BUD tersebut ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Kuasa BUD adalah
pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas BUD. Kuasa BUD mempertanggungjawabkan
seluruh pelaksanaan tugasnya kepada PPKD. Kuasa BUD untuk mempunyai tugas:
1).
2).
3).
4).

menyiapkan anggaran kas;


menyiapkan SPD;
menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);
menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah.

Selain melaksanakan hal yang sudah menjadi tugasnya, Kuasa BUD juga melaksanakan kewewenangan
berikut ini:
1).
2).
3).
4).
5).
6).
7).
8).

Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga
keuangan lainnya yang telah ditunjuk.
Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD.
Menyimpan uang daerah.
Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi.
Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban
rekening kas umum daerah.
Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah.
Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
Melakukan penagihan piutang daerah

1.4. Pejabat Pengguna Anggaran/Barang


Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada
pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang. SKPD dikepalai oleh kepala SKPD yang
merupakan Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang bagi SKPD yang dipimpinnya. Dalam
kapasitasnya sebagai Pengguna Anggaran (PA), kepala SKPD merupakan pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya, sedang dalam kapasitasnya sebagai Pengguna Barang, kepala SKPD merupakan
pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik daerah.

Selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah, kepala SKPD mempunyai tugas sebagai berikut:
1).
2).
3).
4).
6

Menyusun anggaran SKPD (RKA-SKPD) yang dipimpinnya;


Menyusun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA);
Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;
Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

5).
6).
7).
8).
9).

Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;
Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya;
Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;
Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan
kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah; dan
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris
daerah.

Dalam melaksanakan tugasnya selaku pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, Kepala SKPD
berwenang:
1).
2).
3).
4).
5).
6).

Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;


Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
Menggunakan barang milik daerah;
Mengawasai pelaksanaan anggaran;
Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang
telah ditetapkan;
Menandatangani Surat Perintan Membayar (SPM).

Dalam melaksanakan tugas-tugas, pejabat pengguna anggaran/pengguna barang (kepala SKPD) dapat
melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna
anggaran/kuasa pengguna barang.
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian
kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD. Pelimpahan
sebagian kewenangan pengguna anggaran tersebut ditetapkan oleh kepala daerah atas usul kepala
SKPD, dan didasarkan pada: pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang
dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi, rentang kendali, dan/atau pertimbangan objektif lainnya.
Pelimpahan sebagian kewenangan tersebut meliputi:
1).
2).
3).
4).
5).
6).
7).

melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja;


melaksanakan anggaran unit kerja yang dipimpinnya;
melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;
mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas anggaran yang
telah ditetapkan;
menandatangani Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) dan Surat Perintah
Membayar Tambah Uang Persediaan (SPM-TU);
mengawasi pelaksanaan anggaran unit kerja yang dipimpinnya; dan
melaksanakan tugas-tugas kuasa pengguna anggaran lainnya berdasarkan kuasa yang
dilimpahkan oleh pejabat pengguna anggaran.

Kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya


kepada pengguna anggaran/pengguna barang.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

1.5. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD


Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) SKPD, kepala
SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD sebagai pejabat
penatausahaan keuangan SKPD (PPK-SKPD). PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang
bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara/daerah, bendahara, dan/atau PPTK. PPK-SKPD
bertugas untuk:
1).
2).
3).
4).
5).
6).

meneliti kelengkapan surat permintaan pembayaran (SPP) yang disampaikan oleh


bendahara pengeluaran;
melakukan verifikasi SPP;
menyiapkan Surat Perintah Membayar (SPM);
melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
melaksanakan akuntansi SKPD; dan
menyiapkan laporan keuangan SKPD.

1.6. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan


Pejabat pengguna anggaran/pengguna barang dan kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna
barang dalam melaksanakan program dan kegiatan menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Penunjukan tersebutpejabat didasarkan pada pertimbangan
kompetensi jabatan, anggaran kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan
objektif lainnya. PPTK yang ditunjuk oleh pejabat pengguna anggaran/pengguna barang bertanggung
jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna barang, sedang PPTK yang
ditunjuk oleh kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugasnya kepada kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang.
PPTK mempunyai tugas berikut:
1).
Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
2).
Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
3).
Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan.
Dokumen anggaran tersebut mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi
yang terkait dengan persyaratan pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundangundangan.

1.7. Bendahara Penerimaan dan Bendahara


Pengeluaran
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran ditetapkan oleh Kepala daerah atas usul PPKD untuk
8

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pada SKPD maupun PPKD.
Sebutan bendahara penerimaan umumnya diartikan sebagai bendahara penerimaan di SKPD, sedang
bendahara penerimaan di PPKD biasanya disebut Bendahara Penerimaan PPKD. Demikian juga, sebutan
bendahara pengeluaran umumnya diartikan sebagai bendahara pengeluaran di SKPD, sedang bendahara
pengeluaran di PPKD biasanya disebut Bendahara Pengeluaran PPKD.
Dalam hal pengguna anggaran melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kuasa pengguna
anggaran, ditunjuk bendahara pengeluaran maupun bendahara penerimaan pembantu SKPD untuk
melaksanakan sebagian tugas dan wewenang bendahara pengeluaran atau penerimaan SKPD.
Jabatan bendahara penerimaan/pengeluaran tidak boleh dirangkap oleh pejabat yang terlibat di dalam
pengelolaan keuangan daerah, misalnya PPK SKPD, PPTK, Kuasa Pengguna Anggaran atau Kuasa Bendahara
Umum Daerah. Selain itu, bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik secara langsung
maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan
jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan, serta membuka rekening/giro pos
atau menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuangan Iainnya atas nama pribadi.
Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD. Sedangkan secara administratif, keduanya bertanggung
jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PA (kepala SKPD) atau KPA.
Gambar 1.2 Ilustrasi Hubungan Kerja Pengelola Keuangan dalam Struktur SKPD Berbentuk Dinas

KEPALA DINAS
Pengguna Anggaran

SEKRETARIS
Kuasa Pengguna
Anggaran

KASUBBAG KEUANGAN
DAN PERLENGKAPAN

KASUBBAG
LAINNYA
Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK)

Pejabat Penatausahaan
Keuangan SKPD

KABID
Kuasa Pengguna Anggaran

BENDAHARA
KEPALA SEKSI
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Pembantu Bendahara

Bendahara Pembantu

KEPALA UPTD
Kuasa Pengguna Anggaran

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Staf PPK SKPD

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

1.8. Bendahara & Sistim Perbendaharaan Negara


Perbendaharaan Negera sebagaiman yang dimaksud UU Perbendaharaan Negara adalah pengelolaan
dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang
ditetapkan dalam APBN dan APBD yang ruang lingkupnya meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

pelaksanaan pendapatan dan belanja negara;


pelaksanaan pendapatan dan belanja daerah;
pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara;
pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran daerah;
pengelolaan kas;
pengelolaan piutang dan utang negara/daerah;
pengelolaan investasi dan barang milik negara/daerah;
penyelenggaraan akuntansi dan sistem informasi manajemen keuangan negara/daerah;
penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD;
penyelesaian kerugian negara/daerah;
pengelolaan Badan Layanan Umum
perumusan standar, kebijakan, serta sistem dan prosedur yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD

Pihak-pihak yang terkait proses sistim perbendaharan negara/daerah disebut dengan pejabat
perbendaharaan. Pejabat Perbendaharaan daerah sebagaimana yang diatur pada Bab II UU
perbendaharaan negara terdiri atas 3 bagian yaitu Pengguna Anggaran, Bendahara Umum Negara/
Daerah dan Bendahara Penerimaan / Pengeluaran.
1.
2.
3.

Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah Pengguna Anggaran/Pengguna Barang


bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya yang bertanggungjawab dalam
pelaksanaan anggaran di SKPD yang dipimpinanya
Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah.
Bendahara terdiri dari:

Bendahara penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan di SKPD

Bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran belanja di SKPD

Berdasarkan urain diatas dapat digambarkan secara ringkas hubungan antara pejabat perbendaharan
daerah dalam kerangka pelaksanaan sistim perbendaharan sebagai berikut:

10

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Gambar 1.3 Pola Hubungan Pejabat Perbendaharaan Daerah

Kepala Daerah

Kepala SKPD

Kepala SKPKD

(Pengguna Anggaran)

(BUD)

Kuasa Pengguna
Anggaran

Kuasa BUD

Bendahara

: Menggambarkan hubungan pendelegasian fungsi perbendaharaan


: Menggambarkan hubungan pendelegasian pelaksanaan program/kegiatan

Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah melimpahkan kewenangan
kepada SKPD untuk suatu bidang pemerintahan tertentu atas kewenangan tersebut dialokasi dana untuk
pelaksanaan kewengan tersebut yang disebut juga dengan istilah Chief Operational Officer (COO).
Sedangkan pada aspek pengelolaan keuangan dilimpahkan kepada Kepala SKPKD yang juga disebut
dengan Chief Financial Officer (CFO) yang berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan aset
dan kewajiban daerah.
Konsekuensi pembagian tugas antara PPKD dan para Kep`ala SKPD selaku pengguna anggaran tercermin
dalam pelaksanaan anggaran.Untuk meningkatkan akuntabilitas dan menjamin terselenggaranya
saling-uji (check and balance) dalam proses pelaksanaan anggaran perlu dilakukan pemisahan secara
tegas antara pemegang kewenangan administratif dengan pemegang kewenangan kebendaharaan.
Penyelenggaraan kewenangan administratif diserahkan kepada SKPD, sementara penyelenggaraan
kewenangan kebendaharaan diserahkan kepada PPKD/BUD. Kewenangan administratif tersebut meliputi
melakukan perikatan atau tindakan-tindakan lainnya yang mengakibatkan terjadinya penerimaan
atau pengeluaran daerah, melakukan pengujian dan pembebanan tagihan yang diajukan kepada
pengguna anggaran/kepala SKPD sehubungan dengan realisasi perikatan tersebut serta memerintahkan
pembayaran atau menagih penerimaan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan anggaran. Dalam
kerangka pelaksanaan program kegiatan di SKPD pengguna anggaran dibantu oleh Bendahara dalam
melaksanakan fungsi perbendaharaan di SKPD .

11

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Kelembagaan Pengelolaan Keuangan Daerah

1.9 Soal Diskusi

12

1.

Di dalam struktur kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, kepala daerah selaku pemegang
kekuasaan umum di bidang pengelolaan keuangan daerah mendelegasikan sebagian atau
seluruh kekuasaanya tsb kepada tiga pihak utama, sebutkan para pihak tersebut !

2.

Dalam hal SKPKD belum dibentuk tersendiri atau dengan kata lain masih berada di lingkungan
Sekretariat Daerah, apakah jabatan PPKD dapat dirangkap oleh Sekretaris Daerah selaku
koordinator pengelolaan keuangan daerah? jelaskan !

3.

Apakah pejabat yang bertindak sebagai PPKD akan secara otomatis bertindak sebagai BUD ?
jelaskan !

4.

Apabila pengguna anggaran menunjuk Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), jelaskan


kewenangan KPA tersebut ?

5.

Apakah KPA dapat menandatangani semua jenis SPM (Surat Perintah Membayar)? jelaskan !

6.

Siapakah yang berwenang menerbitkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) ?

7.

Sebutkan tugas-tugas dari Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD ?

8.

Sebutkan tugas-tugas dari Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan ?

9.

Siapakah yang berwenang menetapkan bendahara SKPD ?

10.

Kepada siapa bendahara SKPD harus bertanggung jawab (secara administratif dan fungsional)?

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Topik 2

SISTEM PENGENDALIAN INTERN


PEMERINTAH

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Deskripsi:

Topik ini menjelaskan tentang urgensi Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP),
pengertian dan tujuan SPIP, dan unsur-unsur (SPIP).

Sub Topik

Kata Kunci

Urgensi Sistem Pengendalian


Intern Pemerintahan (SPIP)

Transparansi, Akuntabilitas

Pengertian dan Tujuan SPIP

Efisiensi, Efektifitas, Kepatuhan, Keandalan laporan, Keamanan


Aset.

Unsur-Unsur (SPIP)

Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Kegiatan


Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Pemantauan.

Referensi:
1.
2.
3.

14

UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Kasus terjadinya kecurangan pada Enron Corp merupakan hasil dari lemahnya Sistem
Pengendalian Intern. Akhirnya kasus itu menyeret salah satu Kantor Akuntan Publik
tersebesar di dunia itu tutup. Sistem pengendalian intern merupakan kunci bagaimana
organisasi menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk oleh stafnya sendiri.
Demikian pula di pemerintahan. Sistem pengendalian diri sangat penting karena tujuan
negara ini dicapai dengan penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Oleh karena itu perlu
sebuah peraturan yang terdiri dari susunan pengendalian intern yang komprehensif dan
memadai. Maka setelah terkatung-katung, akhirnya muncullah sistem pengendalian intern.
Pada pelaksanaannya, PP 60 tahun 2008 tentang Sistem pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) ini bukan tanpa hambatan dan bukan tanpa kekurangan..............

Oleh : Siko Wiyanto 10 May 2013


http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2013/05/10/kritik-atas-sistem-pengendalian-internalpemerintah-558763.html

2.1 Urgensi SPIP


Undang-Undang di bidang keuangan negara membawa implikasi perlunya sistem pengelolaan
keuangan negara yang lebih akuntabel dan transparan. Hal ini baru dapat dicapai jika seluruh tingkat
pimpinan menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas keseluruhan kegiatan di instansi masingmasing. Dengan demikian maka penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga pertanggungjawaban, harus dilaksanakan secara tertib,
terkendali, efisien dan efektif.
Untuk itu, dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan keyakinan memadai bahwa penyelenggaraan
kegiatan pada suatu instansi pemerintah dapat mencapai tujuannya secara efisien dan efektif. Hal
tersebut telah diamanatkan di dalam Pasal 2, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP), yang menyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan
keuangan negara yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur
dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

2.2 Pengertian dan Tujuan SPIP


SPIP adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi
15

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara,
dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Penyelenggaran SPIP ini bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya
efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

2.3 Unsur-Unsur SPIP


Pada Topik 1 telah diuraikan pemisahantugas dan kewenangan diantara para pelaku pengelola keuangan
daerah. Hal tersebut sesungguhnya telah mencerminkan penerapan SPIP. Akan tetapi, pemisahan tugas
dan wewenang saja masih belum cukup memadai untuk menjamin tercapainya tujuan dari SPIP. Pada
gambar 2.1 diilustrasikan kaitan antara unsur-unsur SPIP dengan tujuan SPIP yang hendak dicapai.
Penerapan SPIP harus mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)

Lingkungan Pengendalian
Penilaian Risiko
Kegiatan Pengendalian
Informasi dan Komunikasi
Pemantauan Pengendalian Internal

O
Mo
ni
t

ss

en

A c tiv it y 1
t

Fin
an

I n fo

atio n

om

kA

es

mu

R is

nic

Unit B

A c ti vit y 1

Con
tro
lE
n

nt
me
on
r
i
Unit A
v

ions
rat
pe

ing
or

Com
plia
nc

Gambar 2.1 Tujuan dan Unsur-Unsur SPIP

ti o
r ma

n&

c i a l R e p o r ti n

Berikut akan diuraikan penjelasan dari setiap unsur SPIP sebagaimana disebutkan di atas.
16

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

2.3.1

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam Instansi Pemerintah yang memengaruhi efektivitas
pengendalian internal. Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan
dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan
mendukung terhadap pengendalian internal dan manajemen yang sehat. Lingkungan pengendalian
dapat diciptakan melalui:

17

Penegakan integritas dan nilai etika, yang bisa dilakukan antara lain dengan menyusun
dan menerapkan aturan perilaku, memberikan keteladanan, menegakkan disiplin atas
penyimpangan atau pelanggaran yang terjadi.
Komitmen terhadap kompetensi, yang antara lain dapat dilakukan dengan cara
mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas
dan fungsi masing-masing pihak, menyusun standar kompetensi, menyelenggarakan
pelatihan dan bimbinganserta memilih pimpinan instansi Instansi Pemerintah yang memiliki
kemampuan manajerial dan pengalaman teknis yang luas dalam pengelolaan Instansi
Pemerintah.
kepemimpinan yang kondusif, yang ditunjukkan dengan mempertimbangkan risiko dalam
pengambilan keputusan, menerapkan manajemen berbasis kinerja, mendukung penerapan
SPIP, melindungi aset dan informasi dari akses dan penggunaan yang tidak sah, melakukan
interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkatan yang lebih rendah, serta merespon
secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan, penganggaran,
program, dan kegiatan.
pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, yang dilakukan dengan
menyesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan Instansi Pemerintah, memberikan kejelasan
wewenang dan tanggung jawab, memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan
internal dalam Instansi Pemerintah, melaksanakan evaluasi dan penyesuaian periodik
terhadap struktur organisasi sehubungan dengan perubahan lingkungan strategis, serta
menetapkan jumlah pegawai yang sesuai.
Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat, yang dilaksanakan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat
sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya, pegawai yang diberi wewenang, pegawai
tersebut juga memahami wewenang dan tanggungjawabnya terkait dengan pihak lain dan
terkait pula dengan SPIP.
Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
manusia. Kebijakan dan prosedur terkait SDM ini diterapkan mulai dari proses rekrutmen
termasuk penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses tersebut, supervisi
periodik yang memadai, hingga proses pemberhentian pegawai.
Perwujudan peran aparat pengawasan internal pemerintah yang efektif, sehingga dapat
memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas
pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah, memberikan
peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi Instansi Pemerintah,serta memelihara dan meningkatkan kualitas tata
kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

2.3.2 Penilaian Risiko


Penilaian risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian
tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah.Pengendalian internal harus memberikan penilaian atas risiko
yang dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam. Penilaian risiko terdiri atas identifikasi
risiko dan analisis risiko.
Identifikasi risiko dilaksanakan dengan menggunakan metoda yang sesuai untuk tujuan Instansi
Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara komprehensif.menggunakan mekanisme yang
memadai untuk mengenali risiko dari faktor eksternal dan faktor internal, serta menilai faktor lain yang
dapat meningkatkan risiko.
Risiko yang berasal dari faktor eksternal misalnya peraturan perundang-undangan baru, perkembangan
teknologi, bencana alam dan gangguan keamanan. Sedangkan risiko yang berasal dari faktor internal
misalnya keterbatasan dana operasional, sumber daya manusia yang tidak kompeten, peralatan yang
tidak memadai, kebijakan dan prosedur yang tidak jelas dan suasana kerja yang tidak kondusif.
Analisis risiko dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi terhadap
pencapaian tujuan Instansi Pemerintah. Untuk menganalisis risiko, pimpinan instansi pemerintah akan
menentukan tingkat risiko yang dapat diterima terlebih dahulu.
2.3.3 Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta penetapan
dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah
dilaksanakan secara efektif. Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan pimpinan
Instansi Pemerintah dilaksanakan.Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian
tujuan organisasi.
Kegiatan pengendalian terdiri atas:










Telaah atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;


Pembinaan sumber daya manusia;
Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
Pengendalian fisik atas aset;
Penetapan dan telaah atas indikator dan ukuran kinerja;
Pemisahan fungsi;
Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;
Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya;
Dokumentasi yang baik atas SPI serta transaksi dan kejadian penting.

Kegiatan pengendalian juga dilakukan terhadap pengelolaan sistem informasi. Kegiatan pengendalian
atas sistem informasi meliputi 2 hal yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.Pengendalian

18

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

umum terdiri atas pengamanan sistem informasi, pengendalian atas akses, pengendalian atas
pengembangan dan perubahan perangkat lunak aplikasi, pengendalian atas perangkat lunak sistem,
pemisahan tugas serta kontinuitas pelayanan. Untuk Pengendalian aplikasi terdiri atas pengendalian
otorisasi, kelengkapan, akurasi dan keandalan pemrosesan dan filedata.
2.3.4 Informasi dan Komunikasi
Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam
rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Sedangkan komunikasi adalah proses
penyampaian pesan atau informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik. Informasi harus dicatat dan
dilaporkan kepada pimpinan instansi Pemerintah dan pihak lain yang ditentukan. Informasi disajikan
dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan Instansi
Pemerintah melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya.
2.3.5 Pemantauan Pengendalian Internal
Pemantauan pengendalian internal adalah proses penilaian atas mutu kinerja Sistem Pengendalian
Internal dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera
ditindaklanjuti. Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan
bahwa rekomendasi hasil audit dan telaah lainnya dapat segera ditindaklanjuti.

2.4. Soal Diskusi


1.
2.
3.
4.
5.

19

Apakah urgensi diperlukannya sistem pengendalian intern bagi pemerintah?


Sebutkan pengertian dan tujuan dari SPIP !
Jelaskan secara singkat unsur-unsur SPIP !
Berikan beberapa contoh temuan pemeriksa/auditor yang terkait dengan kelemahan SPIP !
Berikan beberapa contoh penerapan SPIP di dalam penatausahaan pelaksanaan APBD di
SKPD !

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

TOPIK 3

SISTEM DAN PROSEDUR


PENERIMAAN KAS SKPD

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

Deskripsi:

Topik ini menjelaskan tentang prosedur penerimaan, penatausahaan dan


pertanggungjawaban bendahara penerimaan SKPD.

Sub Topik

Kata Kunci

Tugas dan Kewenangan


Bendahara Penerimaan SKPD

Kepala Daerah, Pendelegasian Kewenangan, Penetapan


kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKD)

Prosedur Penerimaan dan


Penyetoran Pendapatan SKPD

Sekretaris Daerah, Kordinator penyusunan kebijakan dan


pelaksanaan PKD

Tata Cara Pembukuan


Bendahara Penerimaan SKPD

BUD, Penyusunan kebijakan dan pelaksanaan PKD

Tata Cara Penyusunan Laporan


Pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan SKPD

Kepala SKPD, pengelolaan anggaran SKPD

Referensi:
1.
2.
3.
4.
5.

21

UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah
Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan
danPenyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta
Penyampaiannya
Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri
No. 21 Tahun 2011.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

BAA, Timex Aparat Polres Rote Ndao berhasil mengusut skandal dugaan penyimpangan
pendapatan RSUD Baa tahun 2009 dengan total biaya yang tidak disetor ke kas daerah
mencapai Rp 165 juta.
Skandal penyimpangan kerugian negara dan kerugian daerah ini sementara disidik penyidik
Polres Rote Ndao dan telah menetapkan bendahara RSUD Baa, Ruth Pello sebagai tersangka
dalam kasus tersebut.
Demikian dijelaskan Kasatreskrim Polres Rote Ndao, Iptu David Candra Babega ketika
ditemui Timor Express, di ruang kerjanya, Rabu (28/4). David menjelaskan, pihaknya telah
mengumpulkan sejumlah bukti-bukti tentang kerugian yang dialami negara dan daerah.
Guna memperlancar penyidikan kasus dugaan penyimpangan dana pendapatan RSUD Baa,
pihaknya telah melakukan kroscek ke BPK dan dilanjutkan ke Polda NTT.
Tinggal satu saksi atas nama Deli Pasande yang waktu itu masih berstatus Direktur RSUD
Baa. Dia saat ini menjabat sebagai Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka akan kami panggil
untuk diperiksa terkait kasus ini. Pemeriksaan ahli dari BPKP Provinsi NTT saat ini kami sudah
kirim satu penyidik ke Kupang untuk memeriksa ahli tersebut. Kalau pemeriksaan saksinya
sudah selesai baru kami lanjutkan dengan pemeriksaan tersangka, kata David.
David mengatakan, motif penyimpangan dalam pengelolaan pendapatan RSUD Baa adalah,
bendahara yang memegang dana pendapatan RSUD Baa tidak menyetorkan dana tersebut
ke kas daerah Kabupaten Rote Ndao. Sehingga, dipertanyakan kemana aliran uang sebesar
Rp 165 juta yang tidak disetor ke kas daerah. Apakah dimanfaatkan untuk kepentingan
pribadi tersangka Ruth Pello atau dipakai bersama-sama dengan orang lain.
http://bencana-ntt.blogspot.com/2010/05/diduga-bendahara-tilep-rp-165-juta.html
Senin, 24 Mei 2010

3.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Penerimaan


SKPD
Tugas dan kewenangan bendahara penerimaan SKPD berdasarkan pasal 2 Permendagri No. 55 tahun
2008 adalah sbb.:
1)
2)

22

Bendahara penerimaan SKPD bertugas untuk menerima, menyimpan, menyetorkan,


menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan dalam rangka
pelaksanaan APBD pada SKPD.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bendahara penerimaan SKPD
berwenang:

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

a.
b.
c.
d.
3)

menerima penerimaan yang bersumber dari pendapatan asli daerah;


menyimpan seluruh penerimaan;
menyetorkan penerimaan yang diterima yang diterima dari pihak ketiga ke rekening
kas umum daerah paling lambat 1 hari kerja;
mendapatkan bukti transaksi atas pendapatan yang diterima melalui Bank.

Dalam hal obyek pendapatan daerah tersebar secara geografis sehingga wajib pajak dan/
atau wajib retribusi mengalami kesulitan dalam membayar kewajibannya, dapat ditunjuk
satu atau lebih bendahara penerimaan pembantu SKPD untuk melaksanakan tugas dan
wewenang bendahara penerimaan SKPD.

Gambar 3.1 Tugas Bendahara Penerimaan SKPD


Menerima

Menatausahakan dan
Mempertanggungjawabkan

Menyimpan
BENDAHARA
PENERIMAAN

Menyetor

3.2 Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan


SKPD
Prosedur pelaksanaan penerimaan pendapatan di SKPD merupakan serangkaian langkah-langkah
tindakan atau kegiatan yang dimulai dari diterimanya Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah dan/atau
Surat Ketetapan Retribusi (SKR) sampai dengan penyetorannya ke kas umum daerah oleh bendahara
penerimaan. Langkah-langkah tersebut dapat dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.
2.

23

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)/ Pengguna Anggaran (PA menyerahkan Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKP) dan/atau Surat Ketetapan Retribusi (SKR) kepada bendahara
penerimaan dan wajib pajak/retribusi.
Wajib pajak/retribusi membayarkan sejumlah uang yang tertera dalam SKP/SKR kepada
Bendahara Penerimaan. Di dalam prakteknya, wajib pajak/retribusi dimungkinkan
untuk menyetor ke rekening bendahara penerimaan SKPD bahkan dapat juga langsung
menyetorkan ke rekening kas daerah, tergantung dari aturan pembayaran yang berlaku di

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

3.
4.
5.
6.

pemda yang bersangkutan.


Bendahara penerimaan memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterimanya dengan
dokumen SKP/SKR.
Setelah diverifikasi, bendahara penerimaan memberikan surat tanda Bukti Pembayaran/
Bukti Lain yang Sah kepada wajib pajak/retribusi.
Bendahara penerimaan menyiapkan bukti setor berupa STS dan menyetorkan uang yang
diterimanya beserta STS ke Bank yang ditunjuk untuk penyetoran pendapatan ke rekening
kas daerah.
Bank membuat nota kredit dan mengotorisasi STS, kemudian bank menyerahkan kembali
STS yang sudah diotorisasi kepada bendahara penerimaan. Sedangkan nota kredit
diserahkan Bank kepada BUD.
Prosedur penerimaan dan penyetoran pendapatan sebagaimana diuraikan di atas berlaku
juga bagi bendahara penerimaan pembantu SKPD.

Gambar 3.2 Bagan Alir Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan SKPD

Pengguna Anggaran
menyerahkan SKP Daerah/SKR
kepada Bendahara Penerimaan
dan Wajib Pajak/Retribusi.

Wajib Pajak/Retribusi
membayarkan sejumlah uang
yang tertera dalam SKP
Daerah/SKR kepada Bendahara
Penerimaan.

SKP Daerah /
SKR
SKP Daerah /
SKR

SKP Daerah /
SKR

UANG

UANG

Bendahara Penerimaan
memverifikasi kesesuaian jumlah
uang yang diterimanya dengan
dokumen SKP Daerah/SKR yang
diterimanya dari Pengguna
Anggaran.

Verifikasi

Setelah diverifikasi, Bendahara


Penerimaan akan menerbitkan
STS dan Surat Tanda Bukti
Pembayaran/Bukti Lain yang sah.

Surat Tanda Bukti


Pembayaran/Bukti
Lain yang sah

STS
UANG

STS
Bendahara menyerahkan Tanda
Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang
Sah kepada Wajib Pajak/Retribusi
dan menyerahkan uang yang
diterimanya tadi beserta STS
kepada Bank.

UANG
Surat Tanda Bukti
Pembayaran/Bukti
Lain yang sah
STS

Bank membuat Nota Kredit dan


mengotorisasi STS. Bank
kemudian menyerahkan kembali
STS kepada Bendahara
Penerimaan. Nota Kredit
disampaikan kepada BUD.

WP/Retribusi

24

Nota Kredit

STS

Bendahara Penerimaan

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

PPKD/Pengguna Anggaran

Bank

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

Dokumen SKP, SKR dan STS dapat digambarkan seperti berikut ini:
Gambar 3.3 Contoh Dokumen SKP
PEMERINTAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
.

SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH


(SKP-DAERAH)

NO. URUT:

MASA
:
TAHUN :
NAMA
:
ALAMAT
:
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH
:
TANGGAL JATUH TEMPO
:
NO.
1
2
3
4
5

KODE REKENING

URAIAN PAJAK DAERAH

JUMLAH (Rp.)

Jumlah Ketetapan Pokok Pajak


Jumlah Sanksi:
a. Bunga
b. Kenaikan
Jumlah Keseluruhan
Dengan huruf :
PERHATIAN:
1 Harap penyetoran dilakukan pada Bank/Bendahara Penerimaan .
2
Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima
(tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan.

No. Urut:
Tanda Tangan
Nama
: .
Alamat : .
NPWPD : .

25

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

Gambar 3.4 Contoh Dokumen SKR


PEMERINTAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
.

MASA
TAHUN
NAMA
ALAMAT
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH (NPWR)
TANGGAL JATUH TEMPO
NO.
1
2
3
4
5

NO. URUT:

SURAT KETETAPAN RETRIBUSI (SKR)

:
:
:
:
:
:

KODE REKENING

URAIAN RETRIBUSI

JUMLAH (Rp.)

Jumlah Ketetapan Pokok Pajak


Jumlah Sanksi:
a. Bunga
b. Kenaikan
Jumlah Keseluruhan

Dengan huruf :
PERHATIAN:
1
Harap penyetoran dilakukan pada Bank/Bendahara Penerimaan .
2
Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima
(tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan.

No. Urut:
Tanda Tangan
Nama
: .
Alamat : .
NPWPD : .

26

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

Gambar 3.5 Contoh Dokumen STS

Gambar 3.3
Contoh Dokumen STS
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
TANDA SETORAN (STS)
STS No. .
Bank
No. Rekening
Harap diterima uang sebesar
(dengan huruf)

SURAT
:
:

.
( )

Dengan rincian penerimaan sebagai berikut:


NO.
KODE REKENING
URAIAN RINCIAN OBYEK
1
2
3
4
5
Uang tersebut diterima pada tanggal ..

JUMLAH (Rp.)

Pengguna Anggaran/Kuasa Anggaran

Bendahara Penerimaan

( nama lengkap )
NIP.

( nama lengkap )
NIP.

Catatan: STS dilampiri slip setoran bank

3.3 Prosedur (Tata Cara) Pembukuan Bendahara


Penerimaan SKPD
Bendahara penerimaan harus membukukan/mencatat setiap transaksi penerimaan pendapatan dan
penyetorannya ke bank dalam Buku Penerimaan dan Penyetoran Bendahara Penerimaan. Pembukuan tersebut
dilakukan berdasarkan bukti transaksi yang dilakukan, antara lain berupa dokumen-dokumen berikut ini:
a.
b.
c.
d.

27

Surat Tanda Bukti Pembayaran


Nota Kredit
Bukti Penerimaan Yang Sah, dan
Surat Tanda Setoran (STS)

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

Selain membukukan transaksi penerimaan dan penyetoran pendapatan dalam Buku Penerimaan dan
Penyetoran Bendahara Penerimaan, STS kemudian didokumentasikan kedalam Register STS.
Gambar 3.6 Contoh Format Buku Penerimaan dan Penyetoran

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ......


BUKU PENERIMAAN DAN PENYETORAN
BENDAHARA PENERIMAAN
SKPD
: ............
Periode : ............
No.

Penerimaan

Ket.

Tgl.

No. Bukti

Cara
Pembayaran

Kode
Rekening

Uraian

Jumlah

Tgl.

No.
STS

Jumlah

10

Jumlah Penerimaan
:
Jumlah yang disetorkan
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan

.................
:
:

11

.................
.................

Terdiri atas:
a.
Tunai sebesar .................
b.
Bank sebesar .................
c.
Lainnya ...........................

Mengetahui/Menyetujui:
Pengguna Anggaran

........., tanggal ...............


Bendahara Penerimaan

(Tanda Tangan) (Tanda Tangan)


(Nama Jelas) (Nama Jelas)
NIP. NIP.

Cara Pengisian:
1.
Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan dan
Periode
2.
Kolom 1 diisi dengan nomor urut
3.
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan
4.
Kolom 3 diisi dengan nomor bukti penerimaan
5.
Kolom 4 diisi dengan cara pembayaran: melalui kas bendahara penerimaan, bank, atau
melalui kas umum daerah
6.
Kolom 5 diisi dengan detail kode rekening pendapatan asli daerah
7.
Kolom 6 diisi dengan uraian pendapatan sesuai dengan kode rekening
8.
Kolom 7 diisi dengan jumlah pendapatan asli daerah
9.
Kolom 8 diisi dengan tanggal penyetoran
10.
Kolom 9 diisi dengan Nomor STS
28

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

11.
12.
13.
14.
15.

Kolom 10 diisi dengan jumlah uang yang disetor


Kolom 11 diisi dengan Keterangan jika diperlukan
Jumlah penerimaan diisi dengan total jumlah pendapatan selama 1 bulan*
Jumlah disetorkan adalah jumlah total penyetoran pendapatan selama 1 bulan*
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan diisi dengan sisa kas yang masih di pegang oleh
bendahara penerimaan baik dalam bentuk kas tunai, simpanan di bank, ataupunlainnya*
Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan dan Pengguna Anggaran
disertai nama jelas*

16.

*Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan.

Gambar 3.7 Contoh Format Register STS

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ......


REGISTER STS
SKPD ...........
TAHUN ANGGARAN
:
............

Bendahara Penerimaan
No.

No. STS

Tanggal

Kode Rekening

Uraian

Jumlah

Penyetor

Ket.



Mengetahui/Menyetujui:
........., tanggal ...............

Pengguna Anggaran
Bendahara Penerimaan


(Tanda Tangan)

(Tanda Tangan)

(Nama Jelas) (Nama Jelas)


NIP. NIP.

Cara Pengisian:
1.
Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan,
tahun anggaran dan Nama Bendahara Penerimaan
2.
Kolom 1 diisi dengan nomor urut
3.
Kolom 2 diisi dengan nomor STS
4.
Kolom 3 diisi dengan tanggal STS
5.
Kolom 4 diisi Kode Rekening pendapatan yang disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah.
Dalam satu STS bisa terdiri dari beberapa pendapatan.
6.
Kolom 5 diisi dengan uraian pendapatan
7.
Kolom 6 diisi dengan jumlah pendapatan yang disetorkan
8.
Kolom 7 diisi dengan nama penyetor
9.
Kolom 8 diisi dengan Keterangan jika diperlukan
10.
Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan dan Pengguna Anggaran
disertai nama jelas*
29

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh wajib pajak/retribusi dalam membayar kewajibannya kepada
daerah, yaitu dengan cara:
1.
2.
3.

membayar tunai langsung ke bendahara penerimaan


membayar melalui rekening bendahara penerimaan
menyetor langsung ke kas daerah

Prosedur pembukuan untuk ketiga cara pembayaran tersebut pada dasarnya sama, yang membedakan
adalah bukti penerimaan dan penyetorannya,dan waktu pencatatan penerimaan dan penyetoran
pendapatan ke kas daerah. Berikut akan diikhtisarkan tata cara pembukuan untuk ketiga cara pembayaran
tersebut.

(1) Pembayaran tunai langsung ke bendahara penerimaan SKPD


No.

Transaksi

BUKU YANG DIGUNAKAN


BUKU PENERIMAAN
DAN PENYETORAN

BUKTI TRANSAKI

REGISTER STS

Penerimaan pembayaran
dicatat di sisi
pendapatan dari wajib pajak/retribusi penerimaan

Tanda Bukti
Pembayaran

Penyetoran pendapatan oleh


bendahara penerimaan ke rekening
kas daerah

dicatat di register
STS

STS

dicatat di sisi
penyetoran

Pencatatan Penerimaan Tunai


Proses Penerimaan
Tunai

Surat Tanda Bukti


Pembayaran/Bukti
Lain Yang Sah

Bendahara penerimaan
menyiapkan Surat Tanda
Bukti Pembaaayaran/Bukti
Lain Yang Sah.

30

Melakukan Pengisian buku


penerimaan dan penyetoran
bendahara penerimaan

Berdasarkan Dokumen Bukti


Pembayaran/ Bukti Lain Yang Sah
Tersebut, Bendahara Penerimaan
melakukan Pengisian Buku
Penerimaan dan Penyetoran
Bendahara Penerimaan pada bagian
penerimaan. Kolom yang diisi ialah
no. bukti, tanggal transaksi, cara
pembayaran, kode rekening, uraian
dan jumlah

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Buku Penerimaan
dan Penyetoran
Bendahara
Penerimaan

Hasil dari penatausahaan


ini adalah buku
penerimaan dan
penyetoran Bendahara
Penerimaan yang sudah
terupdate

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

Gambar 3.8 Penyetoran ke Rekening Kas Daerah oleh Bendahara Penerimaan


Proses Penyeotran
penerimaan tunai
ke kas umum
daerah

Bendahara penerimaan menyiapkan


bukti surat tanda setoran ke rekening
kas umum daerah.

Berdasarkan STS tersebut,


Bendahara Penerimaan mengisi
Buku Penerimaan dan Penyetoran
Bendahara Penerimaan pada bagian
Penyetoran Kolom Tanggal, No. STS
dan Jumlah Penyetoran

Surat Tanda
Setoran

Register STS

Melakukan
Pengisian
register STS

Melakukan Pengisian
Buku Penerimaan dan
Penyetoran

Hasil dari penatausahaan ini adalah


Buku Penerimaan dan Penyetoran
Bendahara Penerimaan dan register
STS yang sudah ter update.

(2) Pembayaran ke rekening bank bendahara penerimaan SKPD


No.

Transaksi

BUKU YANG DIGUNAKAN


BUKU PENERIMAAN
DAN PENYETORAN

BUKTI TRANSAKI

REGISTER STS

Penerimaan pembayaran
dicatat di sisi
pendapatan dari wajib pajak/retribusi penerimaan

Slip setoran/nota
kredit bank

Penyetoran/pemindahbukuan
pendapatan oleh bendahara
penerimaan ke rekening kas daerah

dicatat di register
STS

STS

dicatat di sisi
penyetoran

(3) Pembayaran langsung ke rekening kas daerah (rekening BUD)


No.

Transaksi

BUKU YANG DIGUNAKAN


BUKU PENERIMAAN
DAN PENYETORAN

31

Penerimaan pembayaran
dicatat di sisi
pendapatan dari wajib pajak/retribusi penerimaan
sekaligus penyetoran ke kasda.
dan penyetoran
sekaligus

Penyetoran pendapatan oleh


bendahara penerimaan ke rekening
kas daerah

dicatat di sisi
penyetoran

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

BUKTI TRANSAKI

REGISTER STS
dicatat di Register
STS

Slip setoran/nota
kredit bank

dicatat di register
STS

STS

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

3.4 Prosedur (Tata Cara) Pertanggungjawaban


Bendahara Penerimaan SKPD
Selain melakukan pembukuan, Bendahara Penerimaan juga wajib melakukan pertanggungjawaban
terhadap seluruh penerimaan yang menjadi tanggung jawabnya. Pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan dilakukan paling lambat pada tanggal 10 bulan berikutnya. Terdapat
dua jenis pertanggungjawaban yang harus dibuat yaitu pertanggungjawaban administratif dan
pertanggungjawaban fungsional.
Pada dasarnya format dan isi pertanggungjawaban administratif dan pertanggungjawaban fungsional
adalah sama, perbedaannya hanya kepada siapa pertanggungjawaban tersebut disampaikan.
Pertanggungjawaban administratif disampaikan kepada PA/KPA melalui PPK-SKPD.Sedangkan
pertanggungjawaban fungsional disampaikan kepada PPKD selaku BUD.Pertanggungjawaban
bendahara penerimaan merupakan hasil penggabungan dengan pertanggungjawaban bendahara
penerimaan pembantu. Oleh karena itulah, Bendahara Pembantu wajib menyerahkan pertanggungjawabannya berupa Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah dilakukan penutupan pada akhir bulan,
paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya, dengan dilampiri:

Register STS
Bukti penerimaan yang sah dan lengkap.

Pertanggungjawaban bendahara penerimaan berupa laporan pertanggung-jawaban (LPJ) memuat


informasi tentang rekapitulasi penerimaan, penyetoran dan saldo kas yang ada di bendahara. Format
kedua LPJ baik Administratif maupun fungsional adalah sama. Namun, untuk LPJ Administratif, harus
dilampiri denganBuku Penerimaan/Penyetoran yang telah ditutup pada akhir bulan, Register STS, bukti
penerimaan yang sah dan lengkap, serta pertanggungjawaban bendahara penerimaan pembantu.
Sedangkan untuk LPJ Fungsional, hanya diharuskan untuk melampirkanBuku Penerimaan dan Penyetoran
yang telah ditutup pada akhir bulan, Register STS, pertanggungjawaban bendahara penerimaan
pembantu.
Sama halnya dengan bendahara penerimaan, bendahara penerimaan pembantu juga mempunyai
kewajiban menyelenggarakan penatausahaan atas semua penerimaan dan penyetoran penerimaan
yang menjadi tanggungjawabnya.Oleh karena itu, bendahara penerimaan pembantu juga mempunyai
kewajiban untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban peneriman kepada bendahara
penerimaan.Laporan pertanggungjawaban tersebut harus diserahkan paling lambat tanggal 5 bulan
berikutnya.Laporan pertanggungjawaban bendahara pembantu ini nantinya akan digabung oleh
bendahara penerimaan dalam membuat laporan pertanggungjawaban bendahara penerimaan.
Pertanggungjawaban diberikan berupa Buku Penerimaan dan Penyetoran yang telah dilakukan
penutupan pada akhir bulan, dilampiri dengan:

32

Register STS
Bukti penerimaan yang sah dan lengkap

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

Gambar 3.9 Contoh Format LPJ Administratif Bendahara Penerimaan SKPD


Gambar 3.9
Contoh Format LPJ Administratif Bendahara Penerimaan SKPD

LAPORAN PERTANGGUNG-JAWABAN ADMINISTRATIF


BENDAHARA PENERIMAAN
SKPD
PERIODE
A.

33

: .
: .

Penerimaan
1. Tunai melalui bendahara penerimaan
2. Tunai melalui bendahara penerimaan pembantu
3. Transfer ke rekening bendahara penerimaan
4. Transfer ke rekening kas umum daerah

Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..

B.

Jumlah penerimaan yang harus disetorkan (A1+A2+A3)

Rp. ..

C.

Jumlah penyetoran

Rp. ..

D1. Saldo Kas di Bendahara Bulan Lalu


1. Bendahara Penerimaan
2. Bendahara Penerimaan Pembantu

Rp. ..
Rp. ..

D2. Saldo Kas di Bendaraha Ini (D1+B-C)


1. Bendahara Penerimaan
2. Bendahara Penerimaan Pembantu

Rp. ..
Rp. ..

Rp. ..

Menyetujui
Pengguna Anggaran

Tanggal
Bendahara Penerimaan

Nama
NIP

Nama
NIP

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

Gambar 3.10 Contoh Format LPJ Fungsional Bendahara Penerimaan SKPD

Gambar 3.10
Contoh Format LPJ Fungsional Bendahara Penerimaan SKPD

LAPORAN PERTANGGUNG-JAWABAN FUNGSIONAL


BENDAHARA PENERIMAAN
SKPD
PERIODE
A.

34

: .
: .

Penerimaan
1. Tunai melalui bendahara penerimaan
2. Tunai melalui bendahara penerimaan pembantu
3. Transfer ke rekening bendahara penerimaan
4. Transfer ke rekening kas umum daerah

Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..

B.

Jumlah penerimaan yang harus disetorkan (A1+A2+A3)

Rp. ..

C.

Jumlah penyetoran

Rp. ..

D1. Saldo Kas di Bendahara Bulan Lalu


1. Bendahara Penerimaan
2. Bendahara Penerimaan Pembantu

Rp. ..
Rp. ..

D2. Saldo Kas di Bendaraha Ini (D1+B-C)


1. Bendahara Penerimaan
2. Bendahara Penerimaan Pembantu

Rp. ..
Rp. ..

Rp. ..

Menyetujui
Pengguna Anggaran

Tanggal
Bendahara Penerimaan

Nama
NIP

Nama
NIP

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas SKPD

3.5. Soal Latihan

35

1.

Sebutkan tugas dan kewenangan bendahara penerimaan SKPD ?

2.

Jelaskan secara singkat prosedur penerimaan dan penyetoran pendapatan SKPD !

3.

Buku apa saja yang digunakan oleh bendahara penerimaan SKPD ?

4.

Sebutkan jenis-jenis bukti transaksi untuk mencatat penerimaan dan penyetoran


pendapatan SKPD ?

5.

Jelaskan pembukuan yang harus dibuat untuk bukti berupa TBP (tanda bukti
pembayaran) ?

6.

Jelaskan pembukuan yang harus dibuat untuk bukti berupa STS (surat tanda setoran) ?

7.

Jelaskan pembukuan yang harus dibuat untuk transaksi penerimaan pendapatan


SKPD yang disetor langsung oleh pembayar ke rekening kas daerah ?

8.

Sebutkan jenis laporan pertanggungjawaban (LPJ) yang harus dibuat oleh bendahara
penerimaan SKPD, lampiran apa saja yang harus disertakan, dan dilaporkan kepada
siapa ?

9.

Kapankah paling lambat bendahara penerimaan pembantu harus menyampaikan LPJnya dan disampaikan melalui siapa ?

10.

Kapankah paling lambat bendahara penerimaan SKPD harus menyampaikan LPJ-nya


dan disampaikan melalui siapa ?

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

TOPIK 4

SISTEM DAN PROSEDUR


PENERIMAAN KAS PPKD

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD

Deskripsi:

Topik ini menjelaskan tentang prosedur penerimaan, penatausahaan dan


pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD.

Sub Topik

Kata Kunci

Tugas dan Kewenangan


Bendahara Penerimaan PPKD

Kepala Daerah, Pendelegasian Kewenangan, Penetapan


kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKD)

Prosedur Penerimaan
Bendahara Penerimaan PPKD

Sekretaris Daerah, Kordinator penyusunan kebijakan dan


pelaksanaan PKD

Prosedur Pembukuan
(Penatausahaan) Bendahara
Penerimaan PPKD

BUD, Penyusunan kebijakan dan pelaksanaan PKD

Prosedur
Pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan PPKD

Kepala SKPD, pengelolaan anggaran SKPD

Referensi:
1.
2
3.
4.
5.

37

UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah
Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan
dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta
Penyampaiannya
Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri
No. 21 Tahun 2011.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD

Skandal Penyimpangan Kasda Senilai 14,5 Milyar Digunakan 9 Pejabat


Kasus dugaan skandal penyimpangan dana kas daerah (Kasda) untuk kepentingan sejumlah
pejabat teras Kabupaten Sragen kembali terbongkar. Menyusul penyimpangan Kasda di
BPR Karangmalang sebesar Rp 8 miliar, kini Fraksi Karya Nasional (FKN) kembali menemukan
indikasi pengerukan dana Kasda di BPR Joko Tingkir Sragen dengan nominal lebih fantastis
yakni mencapai Rp 14,5 miliar.
Terbongkarnya skandal pengerukan Kasda itu terungkap dari dua buku laporan hasil audit
Bank Indonesia (BI) pertengahan tahun 2010 yang diterima Ketua FKN Bambang Widjo
Purwanto. Dalam buku tersebut, tercantum ada sembilan nama pejabat teras Sragen yang
meminjam kredit di BPR Joko Tingkir dengan nilai total mendekati Rp 15 miliar.
Sembilan nama itu di antaranya mantan Sekda Kushardjono, Kepala DP2D Adi Dwi Jantoro,
dua direktur BPR Joko Tingkir sendiri Pono dan Surono Hadi, Sukini, Ninik Hartati, Perusda
Bengkel, Perusda Percetakan, dan beberapa nama lagi. Dari angka kredit hampir Rp 15 miliar
itu, Rp 14 miliar dibagi dua pejabat yakni Kushardjono dan Adi Dwi Jantoro masing-masing
Rp 7,2 miliar dan Rp 7,2 miliar sedang Rp 1 miliar sisanya dibagi tujuh pejabat lain.
http://sragenholic.blogspot.com/2011/03/skandal-penyimpangan-kasda-senilai-145.html
2011

15 Maret

4.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Penerimaan


PPKD
Tugas dan kewenangan bendahara dan penerimaan PPKD berdasarkan Pasal 3 Permendagri No. 55 Tahun
2008 adalah sbb.:
1. Bendahara penerimaan PPKD bertugas untuk menatausahakan dan mempertanggungjawabkan seluruh penerimaan pendapatan PPKD dalam rangka pelaksanaan APBD.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bendahara penerimaan
PPKD berwenang untuk mendapatkan bukti transaksi atas pendapatan yang diterima
melalui Bank.
3. Atas pertimbangan efisiensi dan efektifitas, tugas dan wewenang bendahara penerimaan
PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dirangkap oleh Bendahara
Umum Daerah.

38

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD

4.2 Prosedur Penerimaan Pendapatan dan


Pembiayaan di PPKD
Sistem dan prosedur penerimaan pendapatan dan pembiayaan di PPKD adalah serangkaian prosedur
manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari penerimaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban
penerimaan pendapatan dalam rangka pelaksanaan APBD pada bendahara penerimaan PPKD.
Penerimaan yang dikelola PPKD dapat berupa pajak daerah, pendapatan dana perimbangan, pendapatan
lain-lain yang sah, dan pembiayaan penerimaan. Penerimaan-penerimaan tersebut diterima secara
langsung di Kas Umum Daerah.Berdasarkan penerimaan tersebut, Bank membuat Nota Kredit yang
memuat informasi tentang penerimaan tersebut, baik berupa informasi pengiriman, jumlah rupiah
maupun kode rekening yang terkait. Bendahara penerimaan wajib mendapatkan nota kredit tersebut
melalui mekanisme yang telah ditetapkan.

4.3 Prosedur Pembukuan Penerimaan Pendapatan


dan Pembiayaan di Bendahara Penerimaan PPKD
Bendahara penerimaan PPKD menggunakan Buku Penerimaan PPKD untuk membukukan pendapatan
yang diterimanya. Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam buku
tersebut antara lain berupa:
a.
b.

Nota Kredit
Bukti Penerimaan Lainnya Yang Sah

Pembukuan penerimaan pendapatan dan pembiayaan di Bendahara Penerimaan PPKD dimulai dari saat
bendahara penerimaan PPKD menerima informasi dari BUD/Kuasa BUD mengenai adanya penerimaan di
rekening kas umum daerah. Langkah-langkah pencatatannya adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.

39

Berdasarkan Nota kredit atau Bukti Penerimaan Lain yang sah, bendahara penerimaan PPKD
mencatat bukti penerimaan tersebut ke dalam Buku Penerimaan PPKD, pada bagian kolom
tanggal dan kolom nomor bukti.
Kemudian bendahara penerimaan PPKD mengidentifikasi dan mencatat jenis dan kode
rekening pendapatan.
Setelah itu, bendahara penerimaan PPKD mencatat nilai transaksi pada kolom jumlah.
Prosedur pembukuan penerimaan pendapatan dan pembiayaan di Bendahara Penerimaan
PPKD dapat digambarkan dalam bagan alir berikut.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD

Gambar 4.1 Bagan Alir Prosedur Pembukuan Penerimaan PPKD


Pembukuan Penerimaan PPKD

Bendahara Penerimaan PPKD


Proses Penerimaan di kas umum
daerah yang telah diatur dalam
PerKDH mengenai system dan
prosedur pengelolaan

Nota
Kredit/
Bukti Lain
yang sah

Buku
Penerimaan
PPKD

Melakukan
Pengisian Buku
Penerimaan PPKD

Bendahara
penerimaan PPKD
menerima Nota
Kredit/bukti lain
yang sah dari
penyetoran melalui
rekening kas
daerah.

Berdasarkan Nota
Kredit/bukti lain yang
sah Bendahara
Penerimaan PPKD
mencatat penerimaan
di Rekening kas umum
daerah itu pada Buku
Penerimaan PPKD

Hasil akhir dari proses


ini adalah Buku
Pendapatan PPKD .

Berikut adalah contoh format Buku Penerimaan PPKD.


Gambar 4.2 Contoh Format Buku Penerimaan PPKD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .........

BUKU PENERIMAAN PPKD


BENDAHARA PENERIMAAN PPKD
Nomor

Tanggal

Kode
Kredit

Bukti
Lain

Kode
Rekening

Uraian

Jumlah

Keterangan

Jumlah bulan ini


Jumlah s/d bulan lalu
Jumlah Akhir
Menyetujui:
PPKD
( Tanda Tangan)
(Nama lengkap)
NIP.

40

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Tanggal
Bendahara Penerimaan PPKD
( Tanda Tangan)
(Nama lengkap)
NIP.

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD

Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA,


Kolom 1 diisi dengan nomor urut
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan
Kolom 3 diisi dengan nomor nota kredit penerimaan
Kolom 4 diisi dengan nomor bukti lain apa bila tidak menggunakan nota kredit
Kolom 5 diisi dengan kode rekening pendapatan
Kolom 6 diisi dengan uraian pendapatan
Kolom 7 diisi dengan jumlah pendapatan
Kolom 8 diisi dengan keterangan jika diperlukan
Jumlah bulan ini adalah total penerimaan selama satu bulan*
Jumlah sampai dengan bulan lalu adalah saldo pendapatan sampai dengan bulan lalu*
Jumlah akhir adalah jumlah antara jumlah bulan ini ditambah jumlah sampai dengan bulan lalu*
Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan PPKD dan PPKD disertai nama
jelas*

Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan PPKD.

4.4 Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara


Penerimaan PPKD.
Bendahara penerimaan PPKD mempertanggungjawabkan pengelolaan uang yang menjadi
tanggungjawabnya kepada PPKD setiap bulan, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Pertanggungjawaban tersebut berupa Buku Penerimaan PPKD yang telah dilakukan penutupan pada
akhir bulan, dilampiri dengan bukti-bukti pendukung yang sah dan lengkap.
Langkah-langkah penyusunan dan penyampaian pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD
adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)

Bendahara penerimaan PPKD melakukan penutupan Buku Penerimaan PPKDdan


melakukan rekapitulasi perhitungan.
Bendahara penerimaan PPKD menyiapkan bukti-bukti penerimaan yang sah dan lengkap.
Bendahara penerimaan PPKD menyampaikan Buku Penerimaan PPKDyang telah dilakukan
penutupan dilampiri dengan bukti penerimaan yang sah dan lengkap kepada PPKD, paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Berikut adalah bagan alir yang menggambarkan proses penyusunan dan penyampaian
pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD.

41

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas PPKD

Gambar 4.3 Bagan Alir Penyusunan dan Penyampaian Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD

Buku Pendapatan
PPKD
Bukti
Penerimaan
yang sah

Pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan
PPKD

Pertanggungjawaban
Bendahara

Berdasarkan Buku
Pendapatan PPKD dan
Bukti penerimaan yang
sah Bendahara
Penerimaan PPKD
menyusun
Pertang-gungjawabannya

Proses verifikasi
Pertanggungjawaban
bendahara
penerimaan PPKD

Pertanggungjawaban
Bendahara
Penerimaan
PPKD

2 Bendahara Penerimaan

PPKD menyerahkan
Pertanggungjawaban
bendahara penerimaan
PPKD kepada fungsi
verifikasi PPKD

Bendahara Penerimaan PPKD

Pertanggungjawaban
Bendahara
Penerimaan
PPKD

Dilakukan proses
verifikasi, evaluasi dan
analisis untuk
mendapatkan informasi
pendapatan PPKD yang
sinkron dan kredibel

Fungsi Verifikasi

PPKD

4.5. Soal Latihan


1.
2.
3.
4.
5.

42

Jelaskan tugas dan kewenangan bendahara penerimaan PPKD !


Jelaskan sisdur penerimaan PPKD !
Buku apa saja yang digunakan di dalam penatausahaan penerimaan PPKD ?
Sebutkan bukti transaksi penerimaan PPKD ?
Jelaskan prosedur pertangggungjawaban bendahara penerimaan PPKD !

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

PPKD melakukan
menandatangani
pertanggungjawaban bendahara
penerimaan
sebagai bentuk
persetujuan

TOPIK 5

SISTEM DAN PROSEDUR


PENGELUARAN KAS SKPD

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Deskripsi:

Topik ini menjelaskan tentang prosedur pembayaran, penatausahaan dan


pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD.

Sub Topik

Kata Kunci

Tugas dan kewenangan


bendahara pengeluaran SKPD

Penatausahaan, pertanggungjawaban, belanja SKPD

Prosedur pembayaran
belanja SKPD

UP (Uang Persediaan), GU (Ganti Uang Persediaan), TU


(Tambah Uang Persediaan), LS (Pembayaran Langsung)

Prosedur pembukuan
bendahara pengeluaran SKPD

BKU (Buku Kas Umum), Buku Pembantu, Register


SPP/SPM/SP2D

Prosedur pertanggungjawaban
bendahara pengeluaran SKPD

LPJ UP, LPJ TU, SPJ Administratif/Fungsional

Referensi:
1.
2.
3.
4.
5.

44

UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah
Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan
dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta
Penyampaiannya
Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri
No. 21 Tahun2011.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Bendahara Syamsul Ditahan


Dugaan Korupsi APBD Langkat Rp102,7 Miliar
MEDAN-Kasus dugaan korupsi APBD Langkat tahun anggaran 2000-2007 senilai Rp102,7
miliar terus bergulir. Setelah Pengadilan Tindak Pidanan Korupsi (Tipikor) menyidangkan
Syamsul Arifin sebagai tersangka Senin (14/3) lalu, Kamis (17/3) kemarin Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara (Kejatisu) menahan Buyung Ritonga.
Mantan Bendahara/Kepala Pemegang Kas Pemkab Langkat semasa kepemimpinan Syamsul
Arifin itu dijebloskan Rumah Tahanan Tanjunggusta Medan sebagai tahanan jaksa sekitar
pukul 16.00 WIB, setelah menjalani pemeriksaan di bagian pidana khusus. Mengenakan
kemeja putih motif kotak-kotak, ia hanya tertenduk lesu ketika diboyong petugas menuju
mobil tahanan. Buyung diam seribu bahasa,
Buyung sebagai bendahara Pemkab Langkat dinilai mengetahui ke mana aliran dana
digunakan. Hasil penyidikan diduga pengeluaran dana APBD itu tidak melalui mekanisme
dan penggunaannya tak sesuai peraturan yang ada, terangnya...................
http://sumutpos.co/2011/03/2055/bendahara-syamsul-ditahan
Jumat, 18 Maret 2011 Metropolis

5.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran SKPD


Berdasarkan Pasal 4, Permendagri No. 55 Tahun 2008, tugas dan kewenangan bendahahara pengeluaran
SKPD adalah sebagai berikut:
Bendahara pengeluaran SKPD bertugas untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan
dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD.

45

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Gambar 5.1 Tugas Bendahara Pengeluaran SKPD

Menerima

Menatausahakan dan
Mempertanggungjawabkan

Menyimpan
BENDAHARA
PENGELUARAN

Membayarkan
Dalam melaksanakan tugas, bendahara pengeluaran SKPD berwenang:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP UP/GU/TU dan SPP-LS;


Menerima dan menyimpan uang persediaan;
Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;
Menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan;
Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK;
Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK, apabila dokumen
tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap.

Jika pengguna anggaran melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kuasa pengguna anggaran,
maka pengguna anggaran dapat menunjuk bendahara pengeluaran pembantu SKPD untuk
melaksanakan sebagian tugas dan wewenang bendahara pengeluaran SKPD. Bendahara pengeluaran
pembantu SKPD mempunyai wewenang untuk:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

46

Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP-TU dan SPP-LS;


Menerima dan menyimpan uang persediaan yang berasal dari Tambahan Uang dan/atau
pelimpahan UP dari bendahara pengeluaran;
Melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya;
Menolak perintah bayar dari KPA yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan;
Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK;
Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS yang diberikan oleh PPTK, apabila dokumen
tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap;

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

5.2 Prosedur Pembayaran Belanja SKPD


Untuk melaksanakan pembayaran belanja, bendahara pengeluaran akan mengajukan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) kepada PA/KPA melalui Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD. Dokumen SPP
yang disusun dan diajukan oleh bendahara pengeluaran dapat berupa SPP Uang Persediaan (UP), SPP
Ganti Uang persediaan (GU), SPP Tambahan Uang (TU) dan SPP Langsung (LS).
Selanjutnya PPK-SKPD akan menguji dan/atau memverifikasi SPP yang diajukan oleh bendahara
pengeluaran, antara lain menyangkut syarat kelengkapan dokumen SPP dan lampirannya, kebenaran
dalam tulisan, ketersediaan pagu anggaran. Setelah semua persyaratan pengajuan SPP terpenuhi, PPKSKPD selanjutnya menyiapkan draft Surat Pertintah Membayar (SPM) kemudian diparaf dan diajukan
kepada PA/KPA sesuai kewenangannya. PA dapat menandatangani/menerbitkan semua jenis SPM,
sementara KPA hanya dapat menerbitkan SPM TU dan SPM-LS Barang dan Jasa untuk anggaran belanja
yang berada di bawah pengelolaanya.
Selanjutnya, SPM yang telah ditandatangani oleh PA/KPA disampaikan ke Kuasa BUD. Jika SPM yang diajukan
tersebut telah memenuhi persyaratan yang ditentukan, Kuasa BUD selanjutnya akan menerbitkan SP2D.
Jenis SPM dan SP2D yang diterbitkan oleh pihak-pihak yang berwenang tentunya mengikuti dengan
jenis SPP yang diajukan oleh bendahara pengeluaran. Misalnya, jika bendahara pengeluaran mengajukan
SPP-UP, maka PA/KPA akan menerbitkan SPM-UP, demikian juga kuasa BUD akan menerbitkan SP2D-UP,
dan demikian seterusnya.
SP2D merupakan bukti terjadinya transaksi penerimaan kas (uang muka kerja) dari BUD dan/atau
pembayaran belanja (tergantung jenia SP2D-nya), sedangkan SPP dan SPM hanya merupakan bukti
pendukung. SP2D dan dokumentasi transaksi lainnya (kwitansi, faktur pajak, surat setoran pajak/SSP, dsb)
merupakan dokumen transaksi yang menjadi dasar pembukuan transaksi oleh bendahara pengeluaran
maupun pencatatan akuntansi oleh PPK-SKPD.
Pada topik ini, pembahasan hanya akan difokuskan pada prosedur pembayaran, penatausahaan dan
pertanggungjawaban oleh bendahara pengeluaran SKPD.
Berikut ini akan dijelaskan prosedur pembayaran yang dapat dilakukan oleh bendahara pengeluaran SKPD.

5.2.1. Uang Persediaan (UP)


SPP UP diajukan sekali dalam setahun yakni pada awal tahun anggaran setelah dikeluarkannya SK Kepala
Daerah tentang besaran UP.SPP-UP dipergunakan untuk mengisi uang persediaan tiap-tiap SKPD. Uang
persediaan ini belum membebani kode rekening tertentu. Pengajuan SPP-UP harus dilampiri dengan
dokumen-dokumen antara lain, salinan SPD, Draf Surat Pernyataan PA, lampiran lain yang diperlukan.
Uang persediaan yang telah diterima bendahara pengeluaran dapat dialokasikan/dilimpahkan kepada
bendahara pengeluaran pembantu setelah mendapat persetujuan dari PA/KPA. Hal ini dimaksudkan

47

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

untuk kelancaran pembayaran belanja atas kegiatan yang dikelola oleh unit kerja/KPA tertentu.
Berikut ini disajikan contoh format SPP-UP, setiap jenis SPP terdiri dari 3 halaman (halaman pengantar,
ringkasan dan rincian).
Gambar 5.2 Contoh Format SPP-UP

Gambar 5.2
Contoh Format SPP-UP

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)
Nomor : . Tahun ..
SURAT PENGANTAR

Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD .
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor Tahun tentang
Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Urusan Pemerintahan
:
SKPD
:
Tahun Anggaran
:
Dasar Pengeluaran SPD Nomor ..
:
Jumlah Sisa Dana SPD
: Rp
( terbilang: )
f. Nama Bendahara Pengeluaran
:
g. Jumlah Pembayaran yang Diminta
: Rp
( terbilang: )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank
:

., ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

48

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)
Nomor : . Tahun ..
RINGKASAN
Berdasarkan Keputusan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor .... Tanggal
.. tentang Penetapan Jumlah Uang Persediaan untuk SKPD ..
sejumlah Rp. ..
Terbilang: ....
., ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)
Nomor : . Tahun ..
RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN
No.

Kode Rekening (Jenis)

Uraian

Jumlah

TOTAL
Terbilang: .
., ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

49

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

5.2.2. Ganti Uang Persediaan (GU)


SPP-GU diajukan untuk mengganti uang persediaan yang telah terpakai. SPP-GU diajukan sebesar uang
persediaan yang telah digunakan dan SPJ nya telah disahkan pada kurun waktu tertentu, untuk membiayai
satu atau beberapa kegiatan di SKPD.Pengajuan SPP-GU harus didukung oleh pertanggungjawaban (SPJ)
atas penggunaan uang persediaan yang diajukan penggantiannya disertai bukti-bukti yang sah dan
lengkap. SPP-GU harus dilampiri dengan:




Salinan SPD
Draf Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan
Bukti-bukti belanja yang lengkap dan sah
Lampiran lain yang diperlukan

Berikut disajikan contoh format SPP-GU.


Gambar 5.3 Contoh Format SPP-GU

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU)
Nomor : . Tahun ..
SURAT PENGANTAR

Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD .
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor Tahun tentang
Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang Persediaan
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Urusan Pemerintahan
:
SKPD
:
Tahun Anggaran
:
Dasar Pengeluaran SPD Nomor ..
:
Jumlah Sisa Dana SPD
: Rp
( terbilang: )
f. Nama Bendahara Pengeluaran
:
g. Jumlah Pembayaran yang Diminta
: Rp
( terbilang: )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank
:

., ..
Bendahara Pengeluaran

50

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

(Nama Lengkap)
NIP.

( terbilang: )
f. Nama Bendahara Pengeluaran
:
g. Jumlah Pembayaran yang Diminta
: Rp
Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD
( terbilang: )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank
:

., ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU)
Nomor : . Tahun ..
RINGKASAN
RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD
Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD
I. Rp ...
RINGKASAN SPD
No.
Nomor SPD
Tanggal SPD
Jumlah Dana
Urut
1
2
JUMLAH II. Rp ..
I-II. Rp ..
RINGKASAN SP2D
SP2D Peruntukan UP
SP2D Peruntukan GU
SP2D Peruntukan TU
SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp ....
II-III. Rp

., ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

51

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU)
Nomor : . Tahun ..
RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN
No.

Kode Rekening (Jenis)

Uraian

Jumlah

TOTAL
Terbilang: .
., ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

5.2.3. Tambah Uang (TU)


Ketika SKPD mempunyai kebutuhan belanja yang sifatnya mendesak dan insidental, sedangkan UP yang
ada tidak mencukupi, maka bendahara pengeluaran SKPD dapat mengajukan SPP-TU.Jika kegiatan telah
dilaksanakan dan masih ada sisa uang, maka harus disetorkan kembali ke kas umum daerah. TU ini harus
dipertanggungjawabkan sendiri, terpisah dari pertanggungjawaban UP/GU, paling lambat 1 bulan,
kecuali untuk:
a.
b.

52

Kegiatan yang pelaksanaannya melebihi 1 (satu) bulan;


Kegiatan yang mengalami penundaan dari jadwal yang telah ditetapkan yang diakibatkan
oleh peristiwa di luar kendali PA/KPA;

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Gambar 5.4 Contoh Format SPP-TU

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)
Nomor : . Tahun ..
SURAT PENGANTAR

Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD .
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor Tahun tentang
Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang
Persediaan (TU) sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Urusan Pemerintahan
:
SKPD
:
Tahun Anggaran
:
Dasar Pengeluaran SPD Nomor ..
:
Jumlah Sisa Dana SPD
: Rp
( terbilang: )
f. Nama Bendahara Pengeluaran
:
g. Jumlah Pembayaran yang Diminta
: Rp
( terbilang: )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank
:

., ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

53

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)
Nomor : . Tahun ..
RINGKASAN
RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD
Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD
I. Rp ...
RINGKASAN SPD
No.
Nomor SPD
Tanggal SPD
Jumlah Dana
Urut
1
2
JUMLAH II. Rp ..
I-II. Rp ..
RINGKASAN SP2D
SP2D Peruntukan UP
SP2D Peruntukan GU
SP2D Peruntukan TU
SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp ....
II-III. Rp

., ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

54

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)
Nomor : . Tahun ..
RINCIAN
RENCANA PENGGUNAAN
Program:
No. Urut

Program:
No. Urut

Kode Rekening

Kode Rekening

Kegiatan:

Kegiatan:

Waktu Pelaksanaan:
Jumlah

Uraian

Uraian

SUB TOTAL Rp ..
Waktu Pelaksanaan:
Jumlah

SUB TOTAL Rp ..
TOTAL Rp ..

Terbilang: .
., ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

Pengajuan SPP TU harus dilampiri dengan salinan SPD, draf Surat Pernyataan PA, Surat Keterangan
Penjelasan Keperluan Pengisian TU, serta lampiran lain yang diperlukan.

5.2.4. Pembayaran Langsung (LS)


SPP-LS digunakan untuk pembayaran langsung pada pihak ketiga dengan jumlah yang telah ditetapkan.
SPP-LS terdiri atas:
a) LS untuk pembayaran Gaji & Tunjangan
Lampiran yang diperlukan dalam pengajuan SPP-LS Gaji dan Tunjangan yaitu salinan SPD, Draf Surat
Pernyataan PA, dokumen-dokumen pelengkap daftar gaji, serta lampiran lain yang diperlukan. Dokumendokumen pelengkap daftar gaji antara lain (sesuai keperluan) adalahsbb :
55

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Pembayaran gaji induk


Gaji susulan
Kekurangan gaji
Gaji terusan
Uang duka wafat/tewas yang
dilengkapi dengan daftar gaji induk/
gaji susulan/kekurangan gaji/uang
duka wafat/tewas
SK CPNS, SK PNS, SK kenaikan pangkat
SK jabatan
Kenaikan gaji berkala
Surat pernyataan pelantikan
Surat pernyataan masih menduduki
jabatan
Surat pernyataan melaksanakan tugas

Daftar keluarga (KP4)


Fotokopi surat nikah
Fotokopi akte kelahiran
Surat keterangan pemberhentian
pembayaran (SKPP) gaji
Daftar potongan sewa rumah dinas
Surat keterangan masih sekolah/kuliah
Surat pindah
Surat kematian
SSP PPh Pasal 21
Peraturan perundang-undangan
mengenai penghasilan pimpinan
dan anggota DPRD serta gaji dan
tunjangan kepala daerah/wakil kepala
daerah

b) LS untuk pengadaan Barang dan Jasa


Lampiran yang diperlukan dalam pengajuan SPP-LS Barang dan Jasa yaitu salinan SPD, Draf Surat
Pernyataan PA, dokumen-dokumen terkait kegiatan (disiapkan oleh PPTK), terdiri atas (sesuai keperluan):
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
56

Salinan surat rekomendasi dari SKPD teknis terkait;


SSP disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah ditandatangani wajib pajak dan wajib
pungut;
Surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
dengan pihak ketiga serta mencantumkan nomor rekening bank pihak ketiga;
Berita acara penyelesaian pekerjaan;
Berita acara serah terima barang dan jasa;
Berita acara pembayaran;
Kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani pihak ketiga dan PPTK sertai disetujui
oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran;
Surat jaminan bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga
keuangan non bank;
Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya sebagian atau
seluruhnya bersumber dari penerusan pinjaman/hibah luar negeri;
Berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak ketiga/rekanan serta unsur
panitia pemeriksaan barang berikut lampiran daftar barang yang diperiksa;
Surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan barang dilaksanakan di luar wilayah
kerja;
Surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan pekerjaan dari PPTK apabila
pekerjaan mengalami keterlambatan;
Foto/buku/dokumentasi tingkat kemajuan/ penyelesaian pekerjaan;
Potongan jamsostek (potongan sesuai dengan ketentuan yang berlaku/surat
pemberitahuan jamsostek); dan
Khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan harganya menggunakan biaya

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

personil (billing rate), berita acara prestasi kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti
kehadiran dari tenaga konsultan sesuai pentahapan waktu pekerjaan dan bukti penyewaan/
pembelian alat penunjang serta bukti pengeluaran lainnya berdasarkan rincian dalam surat
penawaran.
Serta lampiran lain yang diperlukan.

Gambar 5.5 Contoh Format SPP-LS

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN
(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
Nomor : . Tahun ..
SURAT PENGANTAR

Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD .
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor Tahun tentang
Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Gaji dan
Tunjangan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Urusan Pemerintahan
:
SKPD
:
Tahun Anggaran
:
Dasar Pengeluaran SPD Nomor ..
:
Jumlah Sisa Dana SPD
: Rp
( terbilang: )
f. Nama Bendahara Pengeluaran
:
g. Jumlah Pembayaran yang Diminta
: Rp
( terbilang: )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank
:

., ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

57

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN
(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
Nomor : . Tahun ..
RINGKASAN
RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD
Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD
I. Rp ...
RINGKASAN SPD
No.
Nomor SPD
Tanggal SPD
Jumlah Dana
Urut
1
2
JUMLAH II. Rp ..
I-II. Rp ..
RINGKASAN SP2D
SP2D Peruntukan UP
SP2D Peruntukan GU
SP2D Peruntukan TU
SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp ....
II-III. Rp

., ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

58

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN
(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
Nomor : . Tahun ..
RINCIAN
RENCANA PENGGUNAAN DANA
BULAN:
No.
Kode Rekening
Urut
(Rincian Obyek)
1
2
3
4
5
6
7

Uraian

Jumlah

Jumlah
., ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

59

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
(SPP-LS-BARANG & JASA)
Nomor : . Tahun ..
SURAT PENGANTAR

Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD .
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor Tahun tentang
Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Barang dan
Jasa sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Urusan Pemerintahan
:
SKPD
:
Tahun Anggaran
:
Dasar Pengeluaran SPD Nomor ..
:
Jumlah Sisa Dana SPD
: Rp
( terbilang: )
f. Nama Bendahara Pengeluaran
:
g. Jumlah Pembayaran yang Diminta
: Rp
( terbilang: )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank
:

., ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

60

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
(SPP-LS BARANG DAN JASA)
Nomor : . Tahun ..
RINGKASAN
1.
2.
3.

Program
: .
Kegiatan
: .
Nomor dan Tanggal DPA-/DPPA: .
/DPAL-SKPD
4. Nama Perusahaan
: .
5. Bentuk Perusahaan
: a. PT/NV
b. CV
d. Firma
e. Lain-lain
6. Alamat Perusahaan
: .
7. Nama Pimpinan Perusahaan
: .
8. Nama dan Nomor Rekening Bank
: .
9. Nomor Kontrak
: .
10. Kegiatan Lanjutan
: Ya/Bukan
11. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
: .
12. Deskripsi Pekerjaan
: .
RINGKASAN DPA-/DPAL-/DPAL-SKPD
I. Rp ...
Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD
RINGKASAN SPD
No.
Nomor SPD
Tanggal SPD
Jumlah Dana
Urut
1
2
JUMLAH II. Rp ..
I-II. Rp ..
RINGKASAN SP2D
SP2D Peruntukan UP
SP2D Peruntukan GU
SP2D Peruntukan TU
SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp ....
II-III. Rp

61

Mengetahui,
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

., ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

(Nama Lengkap)
NIP.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
(SPP-LS BARANG DAN JASA)
Nomor : . Tahun ..
RINCIAN
RENCANA PENGGUNAAN DANA
No.
Kode Rekening
Urut
(Rincian Objek)
1
2
3
4
5
6
7

Uraian

Jumlah

Jumlah
., ..
Mengetahui
PPTK

Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

(Nama Lengkap)
NIP.

Disamping membuat SPP, Bendahara Pengeluaran juga membuat register untuk SPP yang diajukan, SPM
dan SP2D yang sudah diterimanya.Register ini berupa daftar SPP yang telah diajukan beserta SPM dan
SP2D yang telah diterbitkan. Berikut adalah format register SPP/SPM/SP2D:

62

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Gambar 5.6 Contoh Format Register SPP/SPM/SP2D

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
REGRISTER SPP/SPM/SP2D
SKPD
No.
SPP
Jenis UP/GU/TU/LS
Urut
Tanggal Nomor
1
2
3
4

SPM
Tanggal Nomor
5
6

SP2D
Tanggal Nomor
7
8

Uraian

Jumlah

Ket.

10

11

., Tanggal ..
Bendahara Pengeluaran

(Nama Lengkap)
NIP.

5.3 Prosedur Pembukuan Belanja


Untuk melaksanakan kewajiban pembukuan, Bendahara pengeluaran SKPD menggunakan buku-buku
dan dokumen berupa:
I
II

Buku Kas Umum;


Buku Pembantu BKU sesuai dengan kebutuhan seperti:
a.
Buku Pembantu Kas Tunai;
b.
Buku Pembantu Simpanan/Bank;
c.
Buku Pembantu Panjar;
d.
Buku Pembantu Pajak;
e.
Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja

III

Dokumen-dokumen berupa:
a.
SP2D UP/GU/TU/LS;
b.
Bukti transaksi yang sah dan lengkap;
c.
Dokumen-dokumen pendukung lainnya sebagaimana yang diatur dalam peraturan
yang berlaku;

Berikut adalah ringkasan langkah-langkah pembukuan belanja:


1.
63

Pembukuan penerimaan SP2D UP/GU/TU

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Langkah

Mencatat pada Buku

Mencatat pada Kolom


Penerimaan

2.

BKU

Buku Pembantu Simpanan/Bank

Pembukuan pergeseran uang (penarikan uang dari bank)

Langkah

Mencatat pada Buku

Mencatat pada Kolom


Penerimaan

3.

BKU

Buku Pembantu Simpanan/Bank

BKU

Buku Pembantu Kas Tunai

Pengeluaran

Pelimpahan UP/GU kepada bendahara pengeluaran pembantu



Pembukuan oleh bendahara pengeluaran

Langkah

Mencatat pada Buku

Mencatat pada Kolom


Penerimaan

Pengeluaran

BKU

Buku Pembantu Kas Tunai (bila


pelimpahan UP diberikan secara tunai)

ATAU Buku Pembantu Simpanan/Bank


(bila pelimpahan UP dilakukan melalui
transfer antar rekening bank bendahara
pengeluaran dan bendahara pengeluaran
pembantu

64

Pengeluaran

Pembukuan oleh bendahara pengeluaran pembantu

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Langkah

Mencatat pada Buku

Mencatat pada Kolom


Penerimaan

BKU

Buku Pembantu Kas Tunai (bila


pelimpahan UP diberikan secara tunai)

ATAU
Buku Pembantu Simpanan/Bank (bila
pelimpahan UP dilakukan melalui
transfer antar rekening bank bendahara
pengeluaran dan bendahara pengeluaran
pembantu

4.

Pembukuan pembayaran belanja yang dibayar bendahara pengeluaran dengan


menggunan UP/TU - tanpa melalui panjar

Langkah

Mencatat pada Buku

Mencatat pada Kolom


Penerimaan

Pengeluaran

Pengeluaran

BKU

Buku Pembantu Kas Tunai atau Buku


Pembantu Simpanan/Bank (jika
pembayaran dengan cek/transfer)

Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja

(UP/GU/TU)

Contoh: Tanggal 10 Januari 2012 dibeli Alat Tulis Kantor (kertas dan pulpen) sebesar Rp.
2.200.000,- pada Anton Toko ATK Jaya (dikenakan pajak PPN dan PPh).

Analisa Transaksi
Atas Transaksi diatas Bendahara Pengeluaran melakukan pembukuan belanja ATK sebesar nilai bruto
yaitu Rp 2.200.000 dan dicatat pada:
1.
2.
3.
4.

65

BKU pada kolom pengeluaran.


Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran.
Buku Pembantu Pajak pada Kolom Penerimaan atas pemungutan PPN dan pemotongan
PPh 22
Buku Pembantu Rincian Obyek pada kolom UP/GU, TU.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU KAS UMUM PENGELUARAN


SKPD :
BENDAHARA PENGELUARAN :

No.
2

Tanggal

Kode Rekening

Uraian

..

..

10 Jan

5.2.2.01.01

ATK

Penerimaan

Pengeluaran

.......

PPN
PPh 22

Saldo

.....

50.000.000

2.200.000

47.800.000

200.000

48.000.000

30.000

48.030.000

Buku Kas Tunai


Tanggal

No. BKU

.......

Uraian

Penerimaan

Pengeluran

......................

10 Jan

Saldo
10.000.000

Pembelian ATK

2.200.000

7.800.000

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU REKAPITULASI PENGELUARAN


PER RINCIAN OBYEK
SKPD Dinas Tata Kota
Kode Rekening 5.2.2.01.01

Nama Rekening
Belanja ATK

Kredit APBD
12.000.000
Tahun Anggaran 2012

Tanggal

Nomor BKU

1
10 Jan

Uraian

2
2

3
Belanja ATK

UP/GU/TU

Jumlah

2.000.000

Jumlah bulan ini .. ...

2.000.000
2.000.000

Jumlah sampai dengan bulan lalu .

Jumlah sampai dengan bulan ini ....................

2.000.000

Buku Pajak
PPh/PPN

66

Pengeluaran (Rp)
LS

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Tanggal

No. BKU

10-01-07

5.

Uraian

Penerimaan

Pengeluran

Saldo

Dipungut PPN
atas Pembelian
ATK

200.000

200.000

Dipotong
PPh-22 atas
Pembelian ATK

30.000

230.000

Pembukuan pajak Pemerintah Pusat (PPh/PPN) yang dipungut/disetor oleh bendahara


pengeluaran SKPD.

Saat memungut/memotong PPh/PPN

Langkah

Mencatat pada Buku

Mencatat pada Kolom


Penerimaan

BKU

Buku Pembantu Pajak

Pengeluaran

Saat menyetor PPh/PPN ke rekening Kas Negara.

Langkah

Mencatat pada Buku

Mencatat pada Kolom


Penerimaan

Pengeluaran

BKU

Buku Pembantu Pajak

Berdasarkan contoh transaksi diatas, ketika bendahara pengeluaran melakukan penyetoran atas
pungutan pajak, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang disetorkan
sebagai setoran PPh/PPN di:
1.
2.

67

BKU pada kolom pengeluaran.


Buku Pembantu Pajak pada kolom pengeluaran.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU KAS UMUM PENGELUARAN


SKPD :
BENDAHARA PENGELUARAN
:

Tanggal

No. BKU

10-01-07

6.

Uraian

Penerimaan

Pengeluran

Saldo

Dipungut PPN
atas Pembelian
ATK

200.000

200.000

Dipotong
PPh-22 atas
Pembelian ATK

30.000

230.000

Pembukuan pemberian panjar

Langkah

Mencatat pada Buku

Mencatat pada Kolom


Penerimaan

Pengeluaran

BKU

Buku Pembantu Kas Tunai/Bank

Contoh: Tanggal 11 Januari 2012, Berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD)/memo persetujuan PA/KPA Bendahara
memberikan panjar kepada Ahmad Basuki sebesar Rp150.000,- untuk pembelian materai.

Analisa Transaksi
Atas pemberian panjar kepada Ahmad Basuki Bendahara Pengeluaran mencatat sebesar uang yang
diberikan pada:
1.
2.
3.

68

BKU pada kolom pengeluaran


Buku Pembantu Kas Tunai pada kolom pengeluaran
Buku Pembantu Panjar pada kolom pengeluaran

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU KAS UMUM PENGELUARAN


SKPD :
BENDAHARA PENGELUARAN :

No.

Tanggal

Kode
Rekening

Uraian

..

..

10 Jan

5.2.2.01.01

ATK

Penerimaan

Pengeluaran

.......

Saldo

.....

50.000.000

2.200.000

47.800.000

Dipungut PPN

200.000

48.000.000

Dipotong PPh 22

30.000

48.030.000

10 Jan

Penyetoran PPn/PPh

230.000

47.800.000

11 Jan

Pemberian Panjar_
pada A Basuki

150.000

47.880.000

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

Buku Kas Tunai


SKPD :
BENDAHARA PENGELUARAN
:

Tanggal

No. BKU

1 Jan

69

Uraian

Penerimaan

Pengeluran

Saldo

Saldo
10.000.000

10 Jan

Pembelian ATK

2.200.000

7.800.000

11 Jan

Pemberian
panjar pada A
Basuki

150.000

7.650.000

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU PANJAR
SKPD :

BENDAHARA PENGELUARAN
:

Tanggal

No. BKU

1 Jan

Uraian

Penerimaan

Pengeluran

Saldo

Saldo

10.000.000

10 Jan

Pembelian ATK

2.200.000

7.800.000

11 Jan

Pemberian
panjar pada A
Basuki

150.000

7.650.000

7.

Pembukuan pertanggungjawaban panjar

Langkah

Mencatat pada Buku

Mencatat pada Kolom


Penerimaan

Pengeluaran

Dicatat sebesar nilai panjar pada:


1

BKU

Buku Pembantu Panjar

Dicatat sebesar nilai belanja berdasarkan bukti yang sah:


3

BKU

Buku Pembantu Rincian


Obyek

Buku Pembantu Kas


Tunai/Bank

(UP/GU/TU)

(Jika panjar > belanja)


Sebesar jumlah yang
dikembalikan

(Jika panjar < belanja)


Sebesar jumlah
kekurangan yang
dibayarkan

Contoh: Pada tanggal 19 Januari 2012 diterima bukti kuintansi pembelian materai dan perangko dar Kantor Pos
Lubuk Sikaping sebesar Rp150.000,- sebagai pertanggungjawaban pengembalian uang panjar dari Ahmad Basuki.

Analisa Transaksi
Langkah-langkah dalam membukukan pertanggungjawaban uang panjar sebagai berikut:

70

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Langkah 1:
Bendahara Pengeluaran menerima bukti belanja/bukti pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah dari
PPTK sebagai bentuk pertanggungjawaban uang panjar. Setelah pertanggungjawaban tersebut diterima,
Bendahara Pengeluaran mencatat pengembalian panjar di:

BKU pada kolom penerimaan


Buku pembantu panjar pada kolom penerimaan

Jumlah yang dicatat sebesar jumlah uang panjar yang pernah diberikan.

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU KAS UMUM PENGELUARAN


SKPD :

No.

Tanggal

Kode
Rekening

Uraian

..

..

10 Jan

5.2.2.01.01

ATK

Penerimaan

Pengeluaran

.......

.....

50.000.000

2.200.000

47.800.000

PPN

200.000

PPh 22

Saldo

48.000.000

30.000

48.030.000

10 Jan

Penyetoran PPN/PPh

230.000

47.800.000

11 Jan

Pemberian Panjar_pada
A Basuki

150.000

47.650.000

19 Jan

Diterima
pertanggungjawaban
panjar

150.000

47.800.000

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU PANJAR

SKPD

Tanggal

71

Dinas Tata Kota

No. BKU

Uraian

11 Jan

Pemberian panjar pada


A. Basuki

19 Jan

Diterima
pertanggungjawaban
panjar dari A. Basuki

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penerimaan

Pengeluran
150.000

150.000

Saldo
150.000
0

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Langkah 2:
Bendahara Pengeluaran kemudian mencatat belanja yang sebenarnya terjadi berdasarkan
pertanggungjawaban yang diberikan PPTK. Belanja tersebut dicatat di:

BKU pada kolom pengeluaran


Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU KAS UMUM PENGELUARAN


SKPD :

BENDAHARA PENGELUARAN
:

No.

Tanggal

Kode
Rekening

..

10 Jan

Uraian

Penerimaan

Pengeluaran

.......

.....

50.000.000

2.200.000

47.800.000

..

5.2.2.01.01 ATK
PPN

200.000

PPh 22

Saldo

48.000.000

30.000

48.030.000

10 Jan

Penyetoran PPN/PPh

230.000

47.800.000

11 Jan

Pemberian Panjar_
pada A Basuki

150.000

47.650.000

19 Jan

Diterima
pertanggungjawaban
panjar

19 Jan

150.000

47.800.000

5.2.2.01.04 Belanja Materai &


Perangko

150.000

47.650.000

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU REKAPITULASI PENGELUARAN


PER RINCIAN OBYEK




SKPD
Kode Rekening
Nama Rekening
Kredit APBD
Tahun Anggaran

Tanggal

Nomor BKU

1
19 Jan

72

2
4

: Dinas Tata Kota


: 5.2.2.01.04
: Belanja Materai dan Perangko
: 4.000.000
: 2012

Uraian
3
Belanja Materai
& Perangko

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Pengeluaran (Rp)
LS

UP/GU/TU

Jumlah

150.000

150.000

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

8.

Jumlah bulan ini .. ...

150.000

Jumlah sampai dengan bulan lalu .

Jumlah sampai dengan bulan ini ....................

150.000

Pembukuan belanja melalui LS

Langkah

Mencatat pada Buku

Mencatat pada Kolom


Penerimaan

9.

Pengeluaran

BKU

Buku Pembantu Kas


Tunai/Bank

Buku Pembantu Panjar

Pembukuan pemotongan PPh/PPN dari belanja LS (dicatat secara contra post) yang
dipotong/disetor BUD.

Langkah

Mencatat pada Buku

Mencatat pada Kolom


Penerimaan

Pengeluaran

BKU

Buku Pembantu Kas


Tunai/Bank

Buku Pembantu Panjar

Contoh: Pada tanggal 27 Januari, diterima SP2D-LS atas belanja modal pengadaan meja kerja kepada pihak ketiga
(Irvan Hakim / CV. Lupa Melulu di Neraka) sebesar Rp 27.500.000 Untuk Kontrak No. 01/ SPK / 2012 dan BAP No. 01 /
BAP / 2012

Analisa Transaksi
Pembukuan dilakukan sebesar jumlah belanja bruto (sebelum dikurangi potongan) sebagai belanja
pengadaan barang dan jasa di:
1.
BKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran pada tanggal yang sama
2.
Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja yang terkait pada kolom belanja LS.
Terhadap informasi potongan pajak terkait belanja pengadaan barang dan jasa, bendahara pengeluaran
melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai pemotongan PPh/PPN di:

73

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

1.
2.

BKU pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada tanggal yang sama.
Buku Pembantu Pajak pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada tanggal yang
sama.
PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU KAS UMUM PENGELUARAN


SKPD :
BENDAHARA PENGELUARAN
:

No.

Tanggal

Kode
Rekening

Uraian

..

..

10 Jan

5.2.2.01.01

ATK
PPN
PPh 22

.......

Saldo

.....

50.000.000

2.200.000

47.800.000

200.000

48.000.000

30.000

48.030.000

10 Jan

Penyetoran PPN/PPh

230.000

47.800.000

11 Jan

Pemberian Panjar_
pada A Basuki

150.000

47.650.000

19 Jan

Diterima
pertanggungjawaban
panjar

19 Jan

27 Jan
27 Jan

5
4

74

Penerimaan Pengeluaran

27 Jan
27 Jan

5.2.2.01.04

Belanja Materai &


Perangko
Diterima SP2D LS
Barang & jasa

5.2.3.13.01

150.000

47.800.000

150.000
27.500.000

BM. Meja Kerja

47.650.000
75.150.000

27.500.000

47.650.000

PPN

2.500.000

50.150.000

PPh 22

375.000

50.525.000

Penyetoran PPN/PPh

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

2.875.000

47.650.000

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA

BUKU REKAPITULASI PENGELUARAN


PER RINCIAN OBYEK




SKPD
Kode Rekening
Nama Rekening
Kredit APBD
Tahun Anggaran

Tanggal

: Dinas Tata Kota


: 5.2.3.13.01
: Belanja Meja Kerja
: 40.000.000
: 2012

Nomor BKU

Uraian

27 Jan

Pengeluaran (Rp)

BM. Meja Kerja

LS

UP/GU/TU

Jumlah

25.000.000

Jumlah bulan ini .. ...

25.000.000
25.000.000

Jumlah sampai dengan bulan lalu .

Jumlah sampai dengan bulan ini ....................

25.000.000

Buku Pajak
PPh/PPN
Tanggal
10-01-07

No. BKU
2

Uraian
Dipungut PPN atas
Pembelian ATK
Dipotong PPh-22 atas
Pembelian ATK

10-01-07

Penyetoran PPN/PPh

27 Jan

PPN

27 Jan

PPh 22

27 Jan

Penyetoran PPN/PPh

Penerimaan

Pengeluran

Saldo

200.000

200.000

30.000

230.000
230.000

2.500.000

2.500.000

375.000

2.875.000
2.875.000

5.4 Prosedur Pertanggungjawaban Belanja


Bendahara pengeluaran, selain berkewajiban menyelenggarakan pembukuan, juga wajib menyusun dan
menyampaikan pertanggungjawaban terhadap seluruh uang yang diterima dan dibayarkannya untuk
pelaksanaan anggaran belanja SKPD. Pertanggungjawaban yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran
terdiri atas pertanggungjawaban transaksi dan pertanggungjawaban periodik.

75

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Pertanggungjawaban transaksi adalah pertanggungjawaban yang dilakukan terkait dengan penggunaan


UP/GU/TU. Pertanggungjawaban periodik merupakan penggabungan pertanggungjawaban bendahara
pengeluaran dengan bendahara pengeluaran pembantu. Pertanggungjawaban periodik ini berupa
pertangungjawaban administratif dan pertanggungjawaban fungsional yang dibuat setiap akhir bulan,
selambat-lambatnya disampaikan tanggal 10 bulan berikutnya.
1. Pertanggungjawaban Transaksi
Pertanggungjawaban transaksi terdiri atas pertanggungjawaban UP dan Pertanggungjawaban TU.
a.

Pertanggungjawaban UP
disampaikankepada PA ketika SKPD akan mengajukan GU. Laporan pertanggungjawaban
UP akan menjadi lampiran SPP-GU. Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun
laporan pertanggungjawaban uang persediaan:

Gambar 5.7 Langkah-Langkah Pertanggungjawaban UP

Mengumpulkan Bukti-bukti yang


sah belanja UP

Bukti-bukti yang sah


belanja UP

Menyusun
LPJ- UP

LPJ- UP

Gambar 5.8 Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban UP


PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN
BENDAHARA PENGELUARAN
SKPD
Tahun Anggaran

: ..
: ..
KODE REKENING

URAIAN RINCIAN OBYEK

JUMLAH (Rp.)

Total
Tambahan Uang Persediaan Awal Periode
Tambahan Uang Persediaan Akhir Periode

.., tanggal ..
Bendahara Penerimaan

( nama lengkap )
NIP.

76

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

b.

Pertanggungjawaban TU
Pertanggungjawaban TU disusun ketika TU yang dikelola telah digunakan atau telah
sampai pada waktu yang ditentukan sejak TU diterima.Laporan pertanggungjawaban
TU disampaikan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Berikut adalah
langkah-langkah penyusunan laporan pertanggungjawaban TU:

Gambar 5.9 Langkah-Langkah Pertanggungjawaban TU

Bukti-bukti yang sah


belanja TU

Menyusun
LPJ- TU

Draft
LPJ- TU

Verifikasi oleh PPK


dan Pengesahan

STS
(Apabila ada kelebihan
TU)

LPJ- TU

Gambar 5.10 Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban TU


PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN
BENDAHARA PENGELUARAN
SKPD
Tahun Anggaran
Program
Kegiatan
Tanggal SP2D TU

: ..
: ..
: /..
: /..
: ..
KODE REKENING

URAIAN RINCIAN OBYEK

JUMLAH (Rp.)

Total
Tambahan Uang Persediaan Awal Periode
Tambahan Uang Persediaan Akhir Periode

Menyetujui:
Pengguna Anggaran

.., tanggal ..
Bendahara Penerimaan

( nama lengkap )
NIP.

( nama lengkap )
NIP.

*Sisa tambahan uang persediaan telah disetor ke Kas Umum Daerah pada tanggal .

77

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

2. Pertanggungjawaban Periodik
a.

Pertanggungjawaban Administratif
Pertanggungjawaban administratif yang disampaikan adalah berupa Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) yang menggambarkan jumlah anggaran, realisasi dan sisa pagu
anggaran baik secara kumulatif maupun per kegiatan.

SPJ ini merupakan hasil konsolidasi dengan SPJ bendahara pengeluaran pembantu.
Oleh karena itu, SPJ Bendahara Pengeluaran pembantu harus sudah disampaikan
kepada bendahara pengeluaran paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. Kecuali pada
bulan terakhir di tahun anggaran, SPJ bendahara pengeluaran pembantu harus sudah
disampaikan paling lambat 5 hari kerja sebelum hari kerja terakhir bulan tersebut.

Setelah melakukan konsolidasi SPJ dengan SPJ bendahara pengeluaran pembantu,


bendahara pengeluaran akan menyampaikan SPJ Administratif kepada Pejabat Pengguna
Anggaran setiap bulan, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.SPJ Administratif ini
dilampiri dengan Buku Kas Umum, Laporan Penutupan Kas, danSPJ Bendahara Pengeluaran
Pembantu.

Untuk bulan terakhir tahun anggaran, pertanggungjawaban disampaikan paling lambat


hari kerja terakhir bulan tersebut dan harus dilampiri dengan bukti setoran sisa uang
persediaan. Berikut adalah bagan langkah-langkah penyusunan pertanggungjawaban
administratif dan penyampaiannya.

Gambar 5.11 Langkah-Langkah dan Format Pertanggungjawaban Bulanan Bendahara Pengeluaran SKPD (Laporan Penutupan
Kas dan SPJ Administratif/Fungsional)

Laporan Penutupan Kas

Menyusun
SPJ
Administratif

BKU dan BP-nya


SPJ Bendahara
Pengeluaran Pembantu

78

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Draft SPJ
Administratif

Verifikasi oleh PPK


dan Pengesahan
oleh PA

SPJ Administratif

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .
LAPORAN PENUTUPAN KAS BULANAN
BULAN .. TAHUN ..

Kepada Yth.

Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota .. No. . Tahun
mengenai Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah, bersama ini kami sampaikan Laporan Penutupan
Kas Bulanan yang terdapat di Bendahara Pengeluaran SKPD .............................. adalah sejumlah Rp.
............................. dengan perincian sebagai berikut:
A.

B.

Kas di Bendahara Pengeluaran


A1. Saldo awal bulan tanggal
A2. Jumlah penerimaan
A3. Jumlah pengeluaran
A4. Saldo akhir bulan tanggal .

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Kas di Bendahara Pengeluaran Pembantu


B1. Saldo awal bulan tanggal
B2. Jumlah penerimaan
B3. Jumlah pengeluaran
B4. Saldo akhir bulan tanggal .

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Saldo akhir bulan tanggal . terdiri dari saldo di kas tunai sebesar Rp. .. Dan saldo di
Bank sebesar Rp. .
C.

Rekapitulasi Posisi Kas di Bendahara Pengeluaran


C1. Saldo di Kas Tunai
C2. Saldo di Bank
C3. Saldo Total

Rp.
Rp.
Rp.

.., tanggal ..
Bendahara Penerimaan

( nama lengkap )
NIP.

79

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

JUMLAH
ANGGARAN

SKPD
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran
Tahun Anggaran
Bulan

URAIAN

:
:
:
:
:
s.d Bulan
Lalu
4

s.d Bulan
Ini
6 = (4+5)

SPJ - LS BARANG & JASA*


s.d Bulan
s.d Bulan
Bulan Ini
Lalu
Ini
7
8
9 = (7+8)

s.d Bulan
Lalu
10

PEMERINTAH KABUPATEN
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN
(SPJ BELANJA ADMINISTRATIF)

SPJ - LS GAJI

Bulan Ini

SPJ UP/GU/TU

11

Bulan Ini

s.d Bulan
Ini
12 =

Jumlah SPJ
(LS+UP/GU/TU) s.d.
Bulan Ini
13 = (6+9+12)

., Tanggal ..
Bendahara Pengeluaran

Menyetujui,
Pengguna Anggaran

(Nama Lengkap)
NIP.

14 = (3-13)

Sisa Pagu Anggaran

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

KODE
REKENING

JUMLAH
Penerimaan 8)
-SP2D
-Potongan Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
-Lain-lain
Jumlah Penerimaan
Pengeluaran
-SPJ (LS+UP/GU/TU)
-Penyetoran Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
Lain-lain
Jumlah Pengeluaran
Saldo Kas

(Nama Lengkap)

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH

80

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

b.

Pertanggungjawaban Fungsional
SPJ Fungsional menggunakan format yang sama dengan SPJ Administratif. Hanya
saja, pertanggungjawaban fungsional disampaikan kepada PPKD selaku BUD.Waktu
penyampaian pertanggungjawaban fungsional juga sama dengan waktu penyampaian
pertanggungjawaban administratif yaitu tanggal 10 bulan berikutnya. Pada bulan terakhir
periode anggaran, pertanggungjawaban disampaikan paling lambat hari kerja terakhir
bulan tersebut.

Pertanggungjawaban tersebut dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan.


Pertanggungjawaban fungsional yang disampaikan adalah berupa SPJ yang disertai
dengan lampiran berupa Laporan Penutupan Kas dan SPJ Bendahara Pengeluaran
Pembantu.

Berikut adalah langkah-langkah penyusunan pertanggungjawaban fungsional dan


penyampaiannya:

Gambar 5.12 Langkah-Langkah Penyusunan dan Format SPJ Fungsional

Laporan
PenutupanKas
Menyusun
SPJ
Fungsional
BKU dan BP-nyaSPJ
BendaharaPengelua
ran Pembantu

81

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

SPJ
Fungsional

Proses verifikasi,
evaluasi dan
analisa oleh BUD

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

URAIAN
3

JUMLAH
ANGGARAN

:
:
:
:
:
s.d Bulan
Lalu
4

s.d Bulan
Ini
6 = (4+5)

SPJ - LS BARANG & JASA*


s.d Bulan
s.d Bulan
Bulan Ini
Lalu
Ini
7
8
9 = (7+8)

s.d Bulan
Lalu
10

PEMERINTAH KABUPATEN
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN
(SPJ BELANJA FUNGSIONAL)

SPJ - LS GAJI

Bulan Ini

SPJ UP/GU/TU

11

Bulan Ini

s.d Bulan
Ini
12 =

Jumlah SPJ
(LS+UP/GU/TU) s.d.
Bulan Ini
13 = (6+9+12)

., Tanggal ..
Bendahara Pengeluaran

SKPD
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran
Tahun Anggaran
Bulan

Menyetujui,
Pengguna Anggaran

(Nama Lengkap)
NIP.

Sisa Pagu Anggaran

14 = (3-13)

Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

KODE
REKENING

JUMLAH
Penerimaan 8)
-SP2D
-Potongan Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
-Lain-lain
Jumlah Penerimaan
Pengeluaran
-SPJ (LS+UP/GU/TU)
-Penyetoran Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
Lain-lain
Jumlah Pengeluaran
Saldo Kas

(Nama Lengkap)

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH

82

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

Untuk membantu administrasi kegiatan dalam rangka menciptakan efisiensi, dan


memfasilitasi kebutuhan pembuatan kontrak pengadaan barang jasa dan penyediaan
dokumen dokumen kelengkapan serta mengurangi hubungan langsung antara
pihak rekanan dan pemerintah daerah, maka bisa saja digunakan media elektronik
jaringan internet seperti yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
dengan program e-Delivery yang dimilikinya. Berikut ini adalah tampilan awal
e-Delivery Kota Surabaya.

Gambar 5.13 E-Delivery Kota Surabaya

5.5 Soal Latihan


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

83

Jelaskan apa saja tugas dan kewenangan bendahara pengeluaran SKPD ?


Sebutkan jenis-jenis SPP yang dapat diajukan oleh bendahara pengeluaran pembantu SKPD
?
Jelaskan apa persamaan dan perbedaan antara UP dan TU ?
Sebutkan dokumen apa saja yang harus dilampirkan untuk mengajukan SPP UP maupun
SPP TU oleh bendahara pengeluaran ?
Jelaskan mekanisme pengajuan ganti uang persediaan (GU) oleh bendahara pengelauran
SKPD ?
Pada saat SP2D-UP terbit, apakah anggaran belanja SKPD sudah berkurang ? jelaskan !
Jelaskan perbedaan antara pertanggungjawaban transaksi dan pertanggungjawaban
periodik/bulanan ?

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD

8.

Terkait dengan kewajiban bendahara pengeluaran SKPD untuk menyusun dan


menyampaikan SPJ Administratif/Fungsional, jelaskan pertanyaan berikut ini:
a.
Kapan batas waktu penyampaian SPJ tersebut ?
b.
Kepada siapa saja SPJ tersebut disampaikan ?
c.
Dokumen apa saja yang harus dilampirkan bersama SPJ tersebut ?

9.

Jelaskan bagaimana pembukuan untuk setiap SP2D yang disebutkan di bawah ini, (buku
apa saja yang digunakan dan di sisi mana transaksi tersebut akan dicatat, apakah di sisi
penerimaan atau pengeluaran) :
a.
SP2D UP
b.
SP2D GU
c.
SP2D TU
d.
SP2D LS

10.

Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi penarikan uang persediaan dari bank
(pergeseran uang) ?
Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi pembayaran belanja yang menggunakan
uang persediaan ?
Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi PPh/PPN yang dipungut/dipotong dan
disetor oleh bendahara pengeluaran SKPD ?
Jika bendahara pengeluaran SKPD membukukan transaksi PPh/PPN yang dipungut/
dipotong dan disetor oleh BUD (terkait dengan belanja LS pada SKPD), bagaimanakah
pembukuannya ?
Jelaskan bagaimana pembukuan transaksi pemberian uang panjar dari bendahara
pengeluaran kepada PPTK dan pertanggungjawaban uang panjar dari PPTK ke bendahara
pengeluaran, untuk masing-masing kondisi berikut:

Realisasi belanja lebih kecil dari uang panjar yang diberikan (ada sisa uang panjar)

Realisasi belanja lebih besar dari uang panjar yang diberikan (bendahara harus
memberikan tambahan uang atas kekurangan panjar)

11.
12.
13.
14.

15. Jelaskan
a) bagaimana pembukuan untuk mencatat penyetoran sisa TU ke rekening Kas
Daerah;
b)
bukti transaksi apa yang dgunakan untuk mencatat transaksi tersebut?;
c)
kapan sisa TU tersebut harus disetorkan ke rekening Kas Daerah?.

84

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

TOPIK 6

SISTEM DAN PROSEDUR


PENGELUARAN KAS PPKD

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD

Deskripsi:

Topik ini menjelaskan tentang prosedur pembayaran, penatausahaan dan


pertanggungjawaban bendahara PPKD.

Sub Topik

Kata Kunci

Tugas dan Kewenangan


Bendahara PengeluaranPPKD

Penatausahaan, pertanggungjawaban pengeluaran PPKD

Prosedur Pembayaran
Bendahara Pengeluaran PPKD

Pengeluaran PPKD, nota debit bank

Prosedur Pembukuan
Bendahara PengeluaranPPKD

Buku Pengeluaran PPKD

Prosedur Pertanggungjawaban
Bendahara PengeluaranPPKD

Buku, bukti pengeluaran PPKD

Referensi:
1.
2.
3.
4.
5.

86

UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah
Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan
dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta
Penyampaiannya
Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri
No. 21 Tahun2011.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD

Kas Bon Pemkab Aceh Tamiang Senilai Rp. 14 M Harus Dikembalikan Utuh
Kasus pengeluaran uang diluar mekanisme berbentuk kas bon oleh Pemkab Aceh Tamiang
yang semula berjumlah Rp. 16.803.936.351,25, setelah diterbitkan SK Pembebanan oleh
majelis pertimbangan TP-TGR keuangan dan barang daerah kepada 25 pihak yang
bertanggung jawab, sudah diselesaikan Rp. 2.274.265.173. Sehingga sisa kerugian negara
tinggal Rp. 14.061.178.25.
Kepala Kejaksaan Negeri Kualasimpang, M. Basyar Rifai, SH didampingi Kasipidsus Chairun
Parapat, SH usai peringatan hari Adhyaksa ke 51 di Kejaksaan Negeri Kualasimpang kepada
Realitas Jumat (22/7) mengatakan, MoU penagihan kas bon antara pihaknya dengan Pemkab
Aceh Tamiang baru pertama kali dilakukan tahun 2011.
MoU pengembalian kas bon antara Kejaksaan Negeri Kualasimpang dengan Pemkab Aceh
Tamiang yang dilakukan pejabat Aceh Tamiang dari tahun 2005 2010 sebesar Rp. 14 Milyar,
belum dikembalikan utuh. Pasalnya penagihan kas bon dan pengembaliannya baru sebesar
Rp. 200 juta, kata Kajari Kualasimpang.
Menurut Chairun Parapat, SH ketika ditanya kenapa masih sedikit uang pengembaliannya,
butuh proses pengembalian uang kas bon karena mereka yang dipanggil harus melengkapi
bukti kas bonnya, jadi ada kita panggil sampai beberapa kali. Terkait kas bon dari perdata
menjadi pidana, Kajari mengatakan sabar nanti ada waktunya.
Kurun waktu enam bulan, Kejaksaan telah memanggil pihak-pihak yang melakukan kas
bon dan pengembaliannya baru sebesar Rp. 200 juta. Kami ingatkan dalam jangka waktu
setahun setelah adanya MoU, maka uang Negara tersebut harus dikembalikan ke kas daerah
secara utuh, tegas Chairun Parapat.
http://www.suara-tamiang.com/2011/07/kas-bon-pemkab-aceh-tamiang-senilai-rp.html?m=1
Minggu, 24 Juli 2011

6.1 Tugas dan Wewenang Bendahara Pengeluaran


PPKD
Tugas dan kewenangan bendahara dan pengeluaran PPKD berdasarkan Pasal 5 Permendagri No. 55
Tahun 2008 adalah sbb.:
Bendahara pengeluaran PPKD bertugas untuk menatausahakan dan mempertanggung-jawabkan
seluruh pengeluaran PPKD dalam rangka pelaksanaan APBD.
87

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bendahara Pengeluaran PPKD
berwenang:
a.
b.
c.

Mengajukan permintaan pembayaran menggunakan SPP-LS PPKD;


Meneliti kelengkapan dokumen pendukung SPP-LS PPKD;
Mengembalikan dokumen pendukung SPP-LS PPKD kepada pejabat yang terkait, apabila
dokumen tersebut tidak memenuhi syarat dan/atau tidak lengkap.

6.2 Prosedur Pembayaran Bendahara Pengeluaran PPKD


Prosedur pembayaran oleh bendahara pengeluaran PPKD dilakukan dengan cara LS (langsung) yaitu
dengan mengajukan SPP-LSkepada BUD/Kuasa BUD kepada PPK-SKPKD atau pejabat yang ditunjuk untuk
memverifikasi SPP.SPP-LS yang diajukan oleh bendahara pengeluaran PPKD dilampiri dengan dokumendokumen yang diperlukan, antara lain:
a.
b.

Salinan SPD
Lampiran lain yang diperlukan

Pembayaran yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran PPKDadalah untuk pengeluaran belanja dan/
atau pembiayaan yang tercantum di dalam DPA-PPKD. Adapun anggaran pengeluaran di dalam DPAPPKD terdiri dari:
a.
b.

Belanja tidak langsung selain belanja pegawai, terdiri dari: belanja bunga, subsidi, hibah,
bantuan keuangan, bantuan sosial, belanja tak terduga.
Pengeluaran pembiayaan, terdiri dari: pembayaran pokok pinjaman, investasi, pemberian
pinjaman, pembentukan dana cadangan.

6.3 Prosedur Pembukuan Bendahara Pengeluaran PPKD


Pembukuan bendahara pengeluaran PPKD merupakan proses pencatatan SP2D LS ke dalam BKU
Pengeluaran dan Buku Pembantu yang terkait. Pembukuan dimulai ketika Bendahara Pengeluaran PPKD
menerima SP2D LS (pengeluaran PPKD) dari BUD/Kuasa BUD.
Buku yang digunakan dalam pembukuan bendahara pengeluaran PPKD adalah:
1)
2)

Buku Kas Umum (BKU) - Bendahara Pengeluaran PPKD


Buku Pembantu BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD yang berupa Buku Rekapitulasi
Pengeluaran Per Rincian Obyek - Bendahara Pengeluaran PPKD

Berikut ini disajikan contoh format BKU dan Buku Pembantu bendahara pengelauran PPKD.

88

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD

Gambar 6.1 Contoh Format BKU Bendahara Pengeluaran PPKD

PEMERINTAH ..........

BUKU KAS UMUM


BENDAHARA PENGELUARAN PPKD

SKPKD :

No

Tanggal

Uraian

Kode
Rekening

Penerimaan

Pengeluaran

Saldo

Mengetahui
PPKD

, Tanggal
Bendahara Pengeluaran PPKD

(Tanda Tangan)

(Tanda Tangan)

(Nama jelas)
NIP

(Nama jelas)
NIP.

Gambar 6.2 Contoh Format Buku Rincian Objek Belanja Bendahara Pengeluaran PPKD

PEMERINTAH

BUKU RINCIAN OBYEK BELANJA


BENDAHARA PENGELUARAN PPKD
Tanggal

89

No. BKU

Uraian

Belanja LS

Mengetahui,
PPKD

.., Tanggal.
Bendahara Pengeluaran PPKD

(Tanda Tangan)
(Nama jelas)
NIP.

(Tanda Tangan)
(Nama jelas)
NIP.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD

Langkah-langkah dalam membukukan SP2D LS SKPKD yang diterima adalah sebagai berikut:
1)
2)

3)

Pembukuan Bendahara Pengeluaran PPKD menggunakan BKU - Bendahara Pengeluaran


PPKD dan Buku Rekapitulasi Pengeluaran per Obyek.
Terhadap SP2D LS SKPKD yang diterima oleh Bendahara Pengeluaran PPKD, transaksi
tersebut di catat di BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD pada kolom penerimaan. Nilai yang
dicatat sebesar jumlah kotor (gross). Kemudian Bendahara Pengeluaran PPKD mencatat di
BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD pada kolom pengeluaran sebesar jumlah yang dicatat
sebelumnya di kolom penerimaan
Terhadap semua belanja yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran PPKD selain dicatat
pada BKU - Bendahara Pengeluaran PPKD, belanja-belanja tersebut juga perlu dicatat di
Buku Pembantu rincian per obyek.

Di samping itu, bendahara pengeluaran PPKD juga membuat Register untuk SPP dan SPM yang diajukan
serta SP2D yang telah diterima.
Bagan Alir yang menggambarkan proses pembukuan SP2D LS SKPKD dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 6.3 Bagan Alir Proses Pembukuan SP2D LS SKPKD
Proses Penerbitan SP2D LS
PPKD seperti yang
dijelaskan dalam peraturan
yang berlaku

PPKD
BKU Bendahara Pengeluaran PPKD

SP2D LS PPKD

Bendahara
Pengeluaran
PPKD menerima
SP2D LS SKPKD
untuk belanja
yang dilakukan.

Melakukan pengisian BKU


Bendahara Pengeluaran
PPKD pada kolom
penerimaan

Bendahara pengeluaran
PPKD kemudian melakukan
proses Pengisian BKU Bendahara Pengeluaran
PPKD pada kolom
penerimaan.

Melakukan pengisian BKU


Bendahara Pengeluaran
pada kolom Pengeluaran

Bendahara pengeluaran
PPKD melakukan proses
Pengisian BKU Bendahara Pengeluaran
PPKD pada kolom
pengeluaran. Tanggal dan
jumlah yang dicatat sama
dengan tanggal dan
jumlah yang dicatat di
kolom penerimaan.

Melakukan pengisian buku


rekapitulasi pengeluaran per
rincian obyek - Bendahara
Pengeluaran PPKD

Bendahara pengeluaran
PPKD melakukan proses
pengisian buku
rekapitulasi pengeluaran
per rincian obyek bendahara pengeluaran
PPKD.

Buku Rekapitulasi Rincian


Pengeluaran per obyek Pengeluaran PPKD

Hasil akhir dari proses ini


adalah BKU - Bendahara
Pengeluaran PPKD dan
Buku-Pembantu BKU Bendahara Pengeluaran
PPKD.

6.4 Prosedur Pertanggungjawaban Bendahara


Pengeluaran PPKD
Bendahara pengeluaran PPKD menyampaikan pertanggungjawaban atas pengelolaan fungsi
kebendaharaan yang berada dalam tanggung jawabnya setiap tanggal 10 bulan berikutnya.

90

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas PPKD

Pertangungjawaban disampaikan kepada PPKD. Dalam melakukan pertanggungjawaban tersebut,


dokumen yang disampaikan adalah Surat Pertanggungjawaban (SPJ).
SPJ tersebut dilampirkan dengan :
1.
2.

Buku Kas Umum (BKU) - bendahara pengeluaran PPKD


Ringkasan pengeluaran per rincian obyek - bendahara pengeluaran PPKD yang disertai
dengan bukti-bukti pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap rincian obyek yang
tercantum dalam ringkasan pengeluaran per rincian obyek dimaksud

Berikut adalah Bagan Alir yang menggambarkan proses pertanggungjawaban bendahara pengeluaran PPKD.
Gambar 6.4 Bagan Alir Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD
Buku Pembentu BKU

SPJ Bendahara PengeluaranPPKD

BKU Pengeluaran
PPKD

SPJ Bendahara PengeluaranPPKD

Dokumen
pendukung SPJ

Dokumen pendukung
SPJ
APAKAH
DISETUJUI

Berdasarkan BKU
Pengeluaran PPKD,
bendahara pengeluaran
PPKD membuat SPJ
Bendahara Pengeluaran
PPKD

Bendaharan
pengeluaran PPKD
menyerahkan SPJ
Bendahara Pengeluaran
PPKD kepada PPKD
melalui PPK SPKD

SPJ Bendahara PengeluaranPPKD

5 Selanjutnya PPKD melakukan


pengesahan atas SPJ yang
disampaikan oleh bendahara

Proses
Pengesahaan

SPJ
Pengeluaran
PPKD

Bendahara PengeluaranPPKD

PPK SPKD melakukan


verifikasi atas SPJ yang
disampaikan dan
kemudian memberikan
kepada PPKD untuk
mendapatkan
pengesahan

SPJ Bendahara
Penerimaan

Dokumen pendukung
SPJ

Dokumen
pendukung SPJ

4 PPKD melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis


atas SPJ bendahara pengeluaran PPKD yang

PPK

PPKD

6.5 Latihan Soal


1.
2.
3.
4.
5.

91

Jelaskan tugas dan kewenangan bendahara pengeluaran PPKD !


Sebutkan jenis belanja maupun pengeluaran pembiayaan yang terdapat di dalam DPAPPKD ?
Jelaskan prosedur pembayaran oleh bendahara pengeluaran PPKD !
Buku apa saja yang digunakan oleh bendahara pengeluaran PPKD ?
Sebutkan dokumen SPJ yang harus disampaikan oleh bendahara pengeluran PPKD ?

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

TOPIK 7

LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN BUD

Laporan Pertanggungjawaban BUD

Deskripsi:

Topik ini menjelaskan tentang prosedur penyusunan laporan pertanggungjawaban BUD.

Sub Topik

Kata Kunci

Jenis Laporan
Pertanggungjawaban BUD

Laporan Posisi Kas Harian (LPKH), Rekonsiliasi Bank

Prosedur Penyusunan Laporan


Pertanggungjawaban BUD

Bukti-bukti transansi, LPKH, Rekonsiliasi Bank

Referensi:
1.
2.
3.
4.
5

93

UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
PP No. 58 Tahun 2005 tentang Keuangan Daerah
Permendagri No. 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan
dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta
Penyampaiannya
Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah jo. Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri
No. 21 Tahun 2011.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Laporan Pertanggungjawaban BUD

Kok Kas Daerah Sampai Kosong?


Kas keuangan daerah Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan kosong, masyarakat
diminta bersabar karena sampai bulan desember tidak ada pembangunan.
Hal ini disampaikan Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming, di depan ratusan jamaah haji
Tanbu yang akan diberangkatkan ke tanah suci kemarin, Minggu (31/10) di masjid A Taqwa
Batulicin .
Mohon maaf kepada seluruh masyarakat Tanah Bumbu, pembangunan akan berjalan
efektif pada tahun 2011, karena tahun ini sampai bulan desember kemungkinan tidak ada
pembangunan mengingat kas daerah kita untuk sementara kosong, Ujar Mardani.
Bupati termuda juga berharap, masyarakat bumi bersujud bisa bersabar dengan kondisi
tersebut, Dirinya juga mengaku tidak bisa berbuat banyak. Kas daerah
kosong, saya tidak bisa berbuat banyak, Tambahnya.
Batulicin News mencoba mengorek kepastian tentang jumlah sebenarnya jumlah akhir Kas
daerah ke Kantor Keuangan daerah maupun Sekda Tanbu namun pihak-pihak tersebut tidak
berkenaan membeberkan jumlah dana kas daerah. Menurut mereka, ini adalah hal yang
tidak perlu diketahui secara luas.
http://sosbud.kompasiana.com/2010/11/02/kok-kas-daerah-sampai-kosong-311224.html
Kadirkudus Ode : 02 November 2010

7.1 Jenis-Jenis Laporan Pertanggungjawaban BUD


Bendahara Umum Daerah membuat laporan atas Kas Umum Daerah yang berada dalam pengelolaannya.
Bendahara Umum Daerah menyampaikan laporan tersebut kepada Kepala Daerah. Dokumen-dokumen
yang dihasilkan oleh penatausahaan dan bukti-bukti transaksi pada kas umum daerah akan dijadikan
dasar dalam membuat laporan BUD.
Laporan Bendahara Umum Daerah disusun dalam bentuk:
a.
b.

Laporan Posisi Kas Harian (LPKH); dan


Rekonsiliasi Bank.

Laporan tersebut dibuat setiap hari dan diserahkan kepada Kepala Daerah setiap hari kerja pertama
setiap minggunya.
94

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Laporan Pertanggungjawaban BUD

Berikut ini disajikan contoh format laporan pertanggungjawaban BUD.


Gambar 7.1 Contoh Format Laporan Pertanggungjawaban BUD

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...............
LAPORAN POSISI KAS HARIAN

Hari
Tanggal
Periode

:
:
:

................
................
................

Transaksi
Nomor
1

SP2D

STS

Lain
-lain

Uraian

Penerimaan

Pengeluaran

Jumlah
Perubahan Posisi Kas Hari ini
Posisi Kas (H -1)
Posisi Kas (H)
Rekapitulasi Posisi Kas di BUD
Saldo di Bank 1
Rp
Saldo di Bank 2
Rp
Total Saldo Kas* Rp
................, ....................
Bendahara Umum Daerah,
(Tanda Tangan)

*Total saldo kas harus sama dengan Posisi Kas (H)

95

(Nama Jelas)
NIP

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Laporan Pertanggungjawaban BUD

Gambar 7.2 Contoh Format Rekonsiliasi Bank

Gambar 7.3 Contoh Format Rekonsiliasi Bank


PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...............

REKONSILIASI BANK
Periode ..........
1.

Saldo Kas umum daerah Menurut Buku

Rp.

2.

Saldo Kas umum daerah Menurut Bank

Rp. ........................

Selisih

Rp........................

Keterangan Selisih
A.

Penerimaan yang telah dicatat oleh buku,


Belum dicatat oleh Bank

a.

STS No ....

Rp.

b.

Bukti Lain yang sah

Rp.

c.

Dst..

Rp.

Rp.
Rp.

B.

Pengeluaran yang telah dicatat oleh buku,


Belum dicatat oleh Bank

a.

SP2D No ....

Rp.

b.

Nota Kredit No. .....

Rp.

c.

Bukti Lain yang sah

Rp.

d.

Dst..

Rp.

C.

Penerimaan yang telah dicatat oleh buku,


Belum dicatat oleh Bank

96

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Rp.

Laporan Pertanggungjawaban BUD

a.

STS No ....

Rp.

b.

Nota Kredit No. .....

Rp.

c.

Bukti Lain yang sah

Rp.

d.

Dst..

Rp.

Rp.
Rp.

D.

Pengeluaran yang telah dicatat oleh buku,


Belum dicatat oleh Bank

a.

SP2D No ....

Rp.

b.

Nota Debit No. .....

Rp.

c.

Bukti Lain yang sah

Rp.

d.

Dst..

Rp.

Rp.
Rp.
....................., ..........................
Bendahara Umum Daerah
(Tanda Tangan)
(Nama Jelas)
NIP

Disamping laporan-laporan diatas Bendahara Umum Daerah membuat Register untuk SPP yang diajukan
serta SPM dan SP2D yang telah diterbitkan.
Gambar 7.4 Contoh Format Register SPP/SPM/SP2D BUD

PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...............

REGISTER SPP/SPM/SP2D
BENDAHARA UMUM DAERAH

No.

Jenis
UP/GU/
TU/LS

SPP

SPM

SP2D

Tgl.

No.

Tgl.

No.

Tgl.

No.

Uraian

Jumlah

Ket.

10

11

..............., Tanggal ....................


Bendahara Umum Daerah
(Tanda Tangan)
(Nama Jelas)
NIP.

97

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Laporan Pertanggungjawaban BUD

7.2 Prosedur Penyusunan Laporan


Pertanggungjawaban BUD
Bendahara Umum Daerah menyusun pertanggungjawabannya setiap hari dalam bentuk Rekonsiliasi
Bank dan Laporan Posisi Kas Harian.
Langkah-langkah dalam menyusun Rekonsiliasi Bank dan Laporan Posisi Kas Harian adalah sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Berdasarkan bukti-bukti yang ada (SP2D/STS/Bukti lainnya yang sah), setiap hari BUD
menyusun laporan posisi kas harian.
BUD menerima rekening koran dari Bank setiap hari untuk transaksi satu hari sebelumnya.
Berdasarkan rekening koran dan laporan posisi kas harian BUD menyusun rekonsiliasi bank
Rekonsiliasi Bank disusun dengan cara membandingkan saldo kas di Bank menurut Rekening
Koran dengan saldo kas di Bank menurut laporan posisi kas harian.
Laporan posisi kas harian dan rekonsiliasi bank tersebut diserahkan kepada kepala daerah
hari pertama setiap minggunya.

7.3. Soal Latihan


1.
2.
3.

98

Sebutkan jenis-jenis laporan pertanggungjawaban yang harus disusun oleh BUD?


Sebutkan contoh-contoh bukti transaksi yang menjadi dasar pembukuan/
pertanggungjawaban BUD ?
Jelaskan prosedur penyusunan laporan pertanggungjawaban BUD !.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

TOPIK 8

PENYELESAIAN
GANTI KERUGIAN NEGARA
TERHADAP BENDAHARA

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

Deskripsi:

Topik ini menjelaskan tentang tata cara penyelesaian ganti kerugian negara terhadap
bendahara

Sub Topik

Kata Kunci

Pemeriksaan pengelolaan
dan tanggung jawab
keuangan negara

Badan Pemeriksaan Keuangan, Kerugian Negara/Daerah

Tata cara ganti kerugian


negara terhadap bendahara

Bendahara, Tim Penyelesaian Kerugian Negara, SKTJM

Referensi:
1.
2.
3.

100

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2007 Tentang


Tatat Cara Penyelesaian
Undang undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

Kerugian APBD Lampung Rp 67 Miliar


BANDAR LAMPUNG (Lampost.Co): Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Lampung
mencatat kerugian APBD se-Lampung hingga 7 Oktober 2013 mencapai Rp67.450.861.713,82.
Kabupaten Way Kanan menjadi daerah dengan tingkat presentase penyelesaian kerugian
terendah hingga 28 November 2013 dengan 52,08 %. Kepala BPK RI Perwakilan Provinsi
Lampung, V.M. Ambar Wahyuni menguraikan pihaknya melakukan pemantauan sebanyak
tiga kali dalam 2013 yakni pada Juni, Oktober, dan November.
Berdasarkan pemantauan penyelesaian kerugian daerah per 7 oktober 2013 pada
15 Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota terdapat nilai kerguian sebesar
Rp164.047.216.771,53. Tetapi telah diselesaikan/lunas sebesar Rp55.278.215.946,67. Hingga
saat ini masih dalam proses pengembalian/angsuran sebesar Rp41.318.139.111,04, sehingga
masih terdapat sisa nilai kerugian sebesar Rp67.450.861.713,82 atau 41,12 persen,jelas Ambar
dalam Media Workshop di Kantor BPK RI Perwakilan Lampung, Bandar Lampung, Selasa
(17/12).
Menurut Ambar, penyelesaian kerugian daerah di wilayah provinsi Lampung belum optimal.
Untuk itu pihaknya berharap kepala daerah setempat segera memproses tuntutan ganti rugi
(TGR) yang telah diketahui dari hasil pemeriksaan. selanjutnya, bendahara, pegawai negeri
bukan bendahara, atau pejabat lain yang melanggar hukum atau melalikan kewajiban
segera dimintakan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM), tegasnya.
http://lampost.co/berita/kerugian-apbd-lampung-rp67-miliar- : 2013-12-17

8.1. Informasi Kerugian Negara/Daerah


Kerugian negara adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya
sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai sebagaimana yang dimaksud
peraturak kepala BPK No 3 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara terhadap Bendahara.
Informasi mengenai adanya kekurangan perbendaharaan yang mengakibatkan kerugian Negara/ Daerah
dapat diketahui dari berbagai sumber, antara lain :
a.

101

Hasil pengawasan/hasil pemeriksaan oleh Aparat Pengawasan Eksternal dan Aparat


Pengawasan Fungsional/Internal Pemerintah dalam hal ini BPK dan Inspektorat/BPKP
Apabila Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK atau aparat pengawasan fungsional internal
ditemukan/diduga terdapat Kerugian keuangan Negara/Daerah, maka pengungkapan
Kerugian Negara tersebut dilakukan segera pada kesempatan pertama.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

b.

pengawasan dan/atau pemberitahuan atasan langsung bendahara kantor/satuan kerja.


Apabila di dalam pelaksanaan pengawasan melekat ditemukan/ diduga terdapat kerugian
negara, maka atasan langsung bendahara atau kepala satuan kerja wajib melaporkan
setiap kerugian negara kepada pimpinan instansi dan memberitahukan Badan Pemeriksa
Keuangan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah kerugian negara diketahui.

c. perhitungan ex officio.

Apabila Bendahara lalai membuat pertanggungjawaban pengelolaan keuangan, berada
dalam pengampuan, melarikan diri, atau meninggal dunia, dan tidak dapat segera
dilakukan pengujian/ pemeriksaan kas, maka harus dibuatkan perhitungan secara exofficio. Penghitungan ex officio adalah suatu perhitungan perbendaharaan yang dilakukan
oleh pejabat yang ditunjuk ex officio Bila dalam perhitungan yang dibuat secara ex-officio
tersebut terdapat kerugian negara, maka kekurangan itu menjadi tanggung jawab Bendahara
bersangkutan.
Untuk melaksanakan proses penyelesaian ganti kerugian negara/daerah yang terjadi di lingkungan
instansi pemerintah, termasuk pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 10
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti
Kerugian Negara terhadap Bendahara, baik yang dilakukan oleh bendahara maupun pegawai negeri
bukan bendahara/pejabat lain/pihak manapun, diselesaikan melalui organisasi penyelesaian kerugian
negara/daerah yakni Tim Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah (TPKN/D) dan/atau Majelis Pertimbangan
Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (MP TP-TGR). Berikut diuraikan tata cara penyelesaian
Ganti Kerugian Negara terhadap Bendahara Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2007

8.2 Tim Penyelesaian Kerugian Negara


Tim Penyelesaian Kerugian Negara, yang selanjutnya disebut TPKN, adalah tim yang menangani
penyelesaian kerugian negara yang diangkat oleh pimpinan instansi yang bersangkutan, TPKN terdiri dari :
1. sekretaris jenderal/kepala kesekretariatan badan-badan lain/sekretaris daerah provinsi/
kabupaten/kota sebagai ketua;
2. inspektur jenderal/kepala satuan pengawasan internal/inspektur provinsi/kabupaten/kota
sebagai wakil ketua;
3. kepala biro/bagian keuangan/kepala badan pengelola keuangan daerah sebagai sekretaris;
4. personil lain yang berasal dari unit kerja di bidang pengawasan, keuangan, kepegawaian,
hukum, umum, dan bidang lain terkait sebagai anggota;
5. sekretariat.
Apabila dipandang perlu, kepala satuan kerja dapat membentuk tim ad hoc untuk menyelesaikan
kerugian negara yang terjadi pada satuan kerja yang bersangkutan. Tim ad hoc melakukan pengumpulan
data/informasi dan verifikasi kerugian negara berdasarkan penugasan dari kepala satuan kerja. Kepala
satuan kerja melaporkan pelaksanaan tugas tim ad hoc kepada pimpinan instansi yang bersangkutan
dengan tembusan kepada TPKN untuk diproses lebih lanjut.

102

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

8.2.1

Tugas TPKN

TPKN bertugas membantu pimpinan instansi dalam memproses penyelesaian kerugian negara
terhadap bendahara yang pembebanannya akan ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam
rangka melaksanakan tugas, TPKN menyelenggarakan fungsi untuk :
1. menginventarisasi kasus kerugian negara yang diterima;
2. menghitung jumlah kerugian negara;
3. mengumpulkan dan melakukan verifikasi bukti-bukti pendukung bahwa bendahara
telah melakukan perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai sehingga
mengakibatkan terjadinya kerugian negara;
4. menginventarisasi harta kekayaan milik bendahara yang dapat dijadikan sebagai jaminan
penyelesaian kerugian negara;
5. menyelesaikan kerugian negara melalui SKTJM;
6. memberikan pertimbangan kepada pimpinan instansi tentang kerugian negara sebagai
bahan pengambilan keputusan dalam menetapkan pembebanan sementara;
7. menatausahakan penyelesaian kerugian negara;
8. menyampaikan laporan perkembangan penyelesaian kerugian negara kepada pimpinan
instansi dengan tembusan disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
TPKN mengumpulkan dan melakukan verifikasi dokumen-dokumen, antara lain sebagai berikut :
1. surat keputusan pengangkatan sebagai bendahara atau sebagai pejabat yang
melaksanakan fungsi kebendaharaan;
2. berita acara pemeriksaan kas/barang;
3. register penutupan buku kas/barang;
4. surat keterangan tentang sisa uang yang belum dipertanggungjawabkan dari
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
5. surat keterangan bank tentang saldo kas di bank bersangkutan;
6. fotokopi/rekaman buku kas umum bulan yang bersangkutan yang memuat adanya
kekurangan kas;
7. surat tanda lapor dari kepolisian dalam hal kerugian negara mengandung indikasi tindak
pidana;
8. berita acara pemeriksaan tempat kejadian perkara dari kepolisian dalam hal kerugian
negara terjadi karena pencurian atau perampokan;
9. surat keterangan ahli waris dari kelurahan atau pengadilan.
10. TPKN mencatat kerugian negara dalam daftar kerugian negara.
11. Daftar kerugian negara dibuat sesuai dengan Lampiran II.
TPKN harus menyelesaikan verifikasi dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak memperoleh penugasan.
Selama dalam proses penelitian, bendahara dibebastugaskan sementara dari jabatannya. Mekanisme
pembebastugasan dan penunjukkan bendahara pengganti ditetapkan oleh instansi masing-masing.

103

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

8.2.2. Laporan Hasil Verifikasi TPKN


TPKN melaporkan hasil verifikasi dalam Laporan Hasil Verifikasi Kerugian Negara dan menyampaikan
kepada pimpinan instansi. Pimpinan instansi menyampaikan Laporan Hasil Verifikasi Kerugian Negara
kepada Badan Pemeriksa Keuangan selambat- lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterima dari TPKN dengan
dilengkapi dokumen sebagai berikut:
1. surat keputusan pengangkatan sebagai bendahara atau sebagai pejabat yang
melaksanakan fungsi kebendaharaan;
2. berita acara pemeriksaan kas/barang;
3. register penutupan buku kas/barang;
4. surat keterangan tentang sisa uang yang belum dipertanggungjawabkan dari
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
5. surat keterangan bank tentang saldo kas di bank bersangkutan;
6. fotokopi/rekaman buku kas umum bulan yang bersangkutan yang memuat adanya
kekurangan kas;
7. surat tanda lapor dari kepolisian dalam hal kerugian negara mengandung indikasi tindak
pidana;
8. berita acara pemeriksaan tempat kejadian perkara dari kepolisian dalam hal kerugian
negara terjadi karena pencurian atau perampokan;
9. surat keterangan ahli waris dari kelurahan atau pengadilan.
Berikut contoh bentuk dan isi surat pemberitahuan kepada Badan Pemeriksa Keuangan tentang kerugian
Negara:

104

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

Gambar 8.1 Contoh Surat Pemberitahuan Kerugian Negara/Daerah


NAMA UNIT ORGANISASI/ SATUAN KERJA 1)
Nomor
Lampiran
Hal

: ...........
: ...........
: Pemberitahuan terjadinya
kekurangan uang/barang

Tanggal ...........

Kepada :
Yth. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia
di
Jakarta
Bersama ini kami beritahukan bahwa dalam pengurusan uang /barang yang dilakukan oleh Bendahara
Penerimaan/Bendahara Pengeluaran/Bendahara Barang *) a.n. NIP. yang
pengawasannya menjadi tanggungjawab kami, telah terjadi kekurangan uang/barang (Kas tekor/barang) sebesar Rp
.. (.. dengan huruf ).
Selanjutnya kami beritahukan bahwa atas peristiwa tersebut, tindakan yang telah kami ambil adalah :
1.

.......................................................

2.

........... ........... ........... ........... ......

2)

Sehubungan dengan hal tersebut, guna penyelesaian kekurangan uang/barang dimaksud bersama ini kami lampirkan:
a. Berita Acara Pemeriksaan Kas/Fisik Barang;
b.

Register Penutupan Kas;

c.

Perhitungan yang dibuat Bendahara sebagai pertanggungjawaban;

d.

Fotokopi Buku Kas Umum (BKU) bulan bersangkutan;

e.

dan lain-lain (yang berkaitan dengan kasus).

Demikian pemberitahuan kami untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengenaan ganti
kerugian terhadap bendahara yang bersangkutan.
Kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya.
Atasan Langsung/Kepala Kantor 3)

NIP. ..
*) Coret yang tidak perlu

8.3 Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM)


Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak yang selanjutnya disebut SKTJM adalah surat keterangan
yang menyatakan kesanggupan dan/atau pengakuan bahwa yang bersangkutan bertanggung jawab
atas kerugian negara yang terjadi dan bersedia mengganti kerugian negara dimaksud paling lambat 7
(tujuh) hari setelah menerima surat dari Badan Pemeriksa Keuangan.

105

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

Dalam hal bendahara menandatangani SKTJM, maka yang bersangkutan wajib menyerahkan jaminan
kepada TPKN, antara lain dalam bentuk dokumen-dokumen sebagai berikut :
1. bukti kepemilikan barang dan/atau kekayaan lain atas nama bendahara;
2. surat kuasa menjual dan/atau mencairkan barang dan/atau kekayaan lain dari
bendahara.
SKTJM yang telah ditandatangani oleh bendahara tidak dapat ditarik kembali. Surat kuasa menjual dan/
atau mencairkan barang dan/atau harta kekayaan yang dijaminkan berlaku setelah Badan Pemeriksa
Keuangan mengeluarkan surat keputusan pembebanan. Bentuk dan isi SKTJM dibuat sesuai dengan
contoh sebagai berikut.

106

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

Gambar 8.2 Contoh Surat Keterangan TanggungJawab Mutlak


Lampiran 3
SURAT KETERANGAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK
(SKTJM)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
NIP

: ...............
:

....

Pangkat/Golongan

......

: .......

Tempat/ Tgl. Lahir : .......


Alamat

1)

: .......

No. & Tgl. SK Pengangkatan Sebagai Bendahara : ................


Menyatakan dengan tidak akan menarik kembali, bahwa saya bertanggungjawab atas kerugian Negara sebesar
Rp(... dengan huruf .), yakni kerugian yang disebabkan :
........................................................................................
Kerugian tersebut akan saya ganti dengan menyetorkan jumlah tersebut ke Kas Negara/Daerah *) di .dalam
jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak saya menandatangani SKTJM ini.

3)

Sebagai jaminan atas pernyataan ini, saya serahkan barang-barang beserta bukti kepemilikan dan surat kuasa menjual sebagai
berikut:
1. ..........
2. ..........

4)

3. ...........
Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari setelah saya menandatangani pernyataan ini ternyata saya tidak mengganti
seluruh jumlah kerugian tersebut, maka Negara dapat menjual atau melelang barang jaminan tersebut.
,.
Mengetahui :
Kepala (Satuan Organisasi)

5)

meterai cukup
(Nama Bendahara)

6)

Saksi Saksi :
1. ......
2. .

7)

*) coret yang tidak perlu


Petunjuk Pengisian :
1) Diisi dengan identitas lengkap bendahara yang menandatangani SKTJM.
2) Diisi dengan jumlah kerugian negara yang terjadi dan perbuatan yang dilakukan
oleh bendahara sehingga mengakibatkan terjadinya kerugian negara.
3) Diisi dengan tempat Kantor Kas Negara/Daerah dimana uang tersebut akan disetorkan.
4) Diisi dengan barang-barang milik bendahara yang dijadikan jaminan atas pelunasan kerugian negara.
5) Diisi dengan nama tempat dan tanggal SKTJM ditandatangani.
6) Diisi dengan nama satuan kerja yang bersangkutan dan ditandatangai oleh kepala satuan kerja.
7) Diisi dengan nama dua orang saksi dari Pemeriksa BPK atau lingkungan instansi yang bersangkutan yang ikut menyaksikan penandatanganan SKTJM ini.

107

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

2)

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

8.4 Jangka Waktu Penggantian Kerugian Negara


Penggantian kerugian negara dilakukan secara tunai selambat-lambatnya 40 (empat puluh) hari kerja
sejak SKTJM ditandatangani. Apabila bendahara telah mengganti kerugian negara, TPKN mengembalikan
bukti kepemilikan barang dan surat kuasa menjual.Dalam rangka pelaksanaan SKTJM, bendahara dapat
menjual dan/atau mencairkan harta kekayaan yang dijaminkan, setelah mendapat persetujuan dan di
bawah pengawasan TPKN.
1. TPKN melaporkan hasil penyelesaian kerugian negara melalui SKTJM atau surat pernyataan
bersedia mengganti kerugian negara kepada pimpinan instansi.
2. Pimpinan instansi memberitahukan hasil penyelesaian kerugian negara melalui SKTJM atau
surat pernyataan bersedia mengganti kerugian negara sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) kepada Badan Pemeriksa Keuangan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak menerima
laporan TPKN.
Dalam hal bendahara telah mengganti kerugian negara, Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan
surat rekomendasi kepada pimpinan instansi agar kasus kerugian negara dikeluarkan dari daftar kerugian
negara.

8.5 Pembebanan Kerugian Negara Sementara


Dalam hal SKTJM tidak diperoleh atau tidak dapat menjamin pengembalian kerugian negara, pimpinan
instansi mengeluarkan surat keputusan pembebanan sementara dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
sejak bendahara tidak bersedia menandatangani SKTJM. Pimpinan instansi memberitahukan surat
keputusan pembebanan sementara kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Bentuk dan isi surat keputusan
pembebanan sementara dibuat sesuai contoh berikut:

108

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

Gambar 8.3 Contoh Surat Keputusan Pembebanan Kerugian Negara Sementara

KEPUTUSAN
Nomor 1)
tentang
PEMBEBANAN KERUGIAN NEGARA SEMENTARA
................................ (nama instansi) ......................... 2)
..................... (nama jabatan yang berwenang menerbitkan surat keputusan) ...................., 3)
Menimbang

Mengingat

a.
b.

...
........

1.
2.

....
....

4)

5)

MEMUTUSKAN
Menetapkan

: Keputusan ......... (nama jabatan yang berwenang menerbitkan surat keputusan pada instansi terkait)
tentang Pembebanan Kerugian Negara Sementara. 6)

PERTAMA

: Membebani penggantian kerugian negara sementara terhadap Saudara..(nama, pangkat,


jabatan, NIP) selaku Bendahara/Pengampu/Waris/Keluarga dari Bendahara*) pada................................
sebesar Rp ...............(................dengan huruf.....................). 7)

KEDUA

KETIGA

Menugaskan kepada Saudara . selaku Ketua TPKN di.


untuk menagih dan meminta kepada Saudara...................... agar menyetor ke Kas Negara/Daerah*)
sejumlah kerugian negara tersebut. 8)
:

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di . .
Pada tanggal
------------------------------------------Kepala (Satuan Oganisasi) 10)

9)

(.........Nama dan NIP.............. )


Tembusan Keputusan disampaikan kepada:
1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan di Jakarta;
2. ..
3. Yang bersangkutan.

11)

*) Coret yang tidak perlu

Surat keputusan pembebanan sementara mempunyai kekuatan hukum untuk melakukan sita jaminan.
Pelaksanaan sita jaminan diajukan oleh instansi yang bersangkutan kepada instansi yang berwenang
melakukan penyitaan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya surat keputusan
pembebanan sementara. Pelaksanaan sita jaminan dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

109

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

8.6 Penetapan Batas Waktu


Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan SK PBW apabila :
1. Badan Pemeriksa Keuangan tidak menerima Laporan Hasil Verifikasi Kerugian Negara dari
pimpinan instansi dan
2. Berdasarkan pemberitahuan pimpinan instansi tentang pelaksanaan SKTJM ternyata
bendahara tidak melaksanakan SKTJM.
SK PBW disampaikan kepada bendahara melalui atasan langsung bendahara atau kepala kantor/satuan
kerja dengan tembusan kepada pimpinan instansi dengan tanda terima dari bendahara. Tanda terima
dari bendahara disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan oleh atasan langsung bendahara atau
kepala kantor/satuan kerja selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak SK PBW diterima bendahara. Bentuk
dan isi SK PBW dibuat sesuai dengan contoh berikut:

110

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

Gambar 8.4 Contoh SK. Penetapan Batas Waktu Pengajuan Keberatan

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA
Nomor : ....................... 1)
Tentang
PENETAPAN BATAS WAKTU PENGAJUAN KEBERATAN
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,
Menimbang

Mengingat

a. ....................................................
b. ....................................................
c. ....................................................

2)

1. ....................................................
2. ....................................................
3. ....................................................

3)

MEMUTUSKAN
Menetapkan

PERTAMA

: Menyatakan bahwa Saudara ........................ Bendahara/Mantan Bendahara pada ...........(unit kerja dan
instansi) .......... di ................ bertanggungjawab atas kerugian negara sebesar Rp. ...................... (.............
dengan huruf ...........) sebagai akibat kesalahan/kelalaian yang dilakukannya sehingga mengakibatkan
terjadinya kerugian negara tersebut. 4)

KEDUA

KETIGA

KEEMPAT

Keputusan tentang Penetapan Batas Waktu Pengajuan Keberatan

Memberi kesempatan kepada Saudara ...................... untuk mengajukan keberatan atau pembelaan diri
atas kerugian negara dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung setelah menerima surat
keputusan ini. 5)

Apabila sampai dengan batas waktu 14 (empat belas) hari tersebut bendahara yang bersangkutan tidak
mengajukan keberatan atau pembelaan diri atas kerugian negara, Badan Pemeriksa Keuangan akan
segera menerbitkan Surat Keputusan Pembebanan.
:

Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


Ditetapkan di
:
Pada tanggal
:
--------------------------------------------------BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,
KETUA,

6)

(....................Nama Ketua.....................)
ANGGOTA,
(....................Nama Anggota..................)
ANGGOTA,
Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada :
1.
Menteri/ Ketua Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota .............. di ...............
2.
.................... dst.
3.
.................... (mantan bendahara bersangkutan).

111

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

(....................Nama Anggota....................)
8)

7)

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

8.6.1 Pengajuan Keberatan atas SK PBW





Bendahara dapat mengajukan keberatan atas SK PBW kepada Badan Pemeriksa Keuangan
dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah tanggal penerimaan SK PBW yang tertera
pada tanda terima
Badan Pemeriksa Keuangan menerima atau menolak keberatan bendahara, dalam kurun
waktu waktu 6 (enam) bulan sejak surat keberatan dari bendahara tersebut diterima oleh
Badan Pemeriksa Keuangan.
Apabila setelah jangka waktu 6 (enam) bulan terlampaui, Badan Pemeriksa Keuangan tidak
mengeluarkan putusan atas keberatan yang diajukan bendahara, maka keberatan dari
Bendahara diterima.
Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan surat keputusan pembebasan, apabila
menerima keberatan yang diajukan oleh bendahara/pengampu/yang memperoleh hak/
ahli waris.

8.7. Pembebanan Kerugian Negara


Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan surat keputusan pembebanan apabila :


jangka waktu untuk mengajukan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 telah
terlampaui dan bendahara tidak mengajukan keberatan; atau
bendahara mengajukan keberatan tetapi ditolak; atau
telah melampaui jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak ditandatangani SKTJM namun
kerugian negara belum diganti sepenuhnya.

Bentuk dan isi surat keputusan pembebanan dibuat sesuai dengan contoh berikut ini:

112

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

Gambar 8.5 Contoh SK Pembebanan Kerugian Negara

Lampiran VI

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA
Nomor ...................... 1)
Tentang
PEMBEBANAN KERUGIAN NEGARA KEPADA ............. 2)
ATAS NAMA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,
Menimbang

Mengingat

: a.
b.
c.

..............................
..............................
..............................

: 1.
2.
3.

...............................
...............................
...............................

3)

4)

M E M U T U S K A N
Menetapkan

Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan tentang Pembebanan Penggantian Kerugian


Negara Kepada .............. 5)

PERTAMA

Menyatakan Saudara ............, NIP. ................., Bendahara/Mantan Bendahara pada .............(nama unit
kerja, instansi/ provinsi/Kabupaten/Kota)...... telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
kesalahan atau kelalaian sehingga mengakibatkan kerugian negara yang terjadi dalam
pengurusan/pengelolaannya senilai Rp.............. (......... dengan huruf ...........) 6)

KEDUA

Saudara .......... diwajibkan untuk mengganti kerugian negara dengan jumlah sebagaimana tercantum
dalam Diktum PERTAMA dengan cara menyetorkan ke Kas Negara/Daerah*) 7)

KETIGA

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di
:
Pada tanggal
:
8)
--------------------------------------------------BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,
KETUA,
(....................Nama Ketua.....................)
ANGGOTA,
(....................Nama Anggota..................)
ANGGOTA,

Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada :


1.
Menteri/ Ketua Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota ............................ di ...........................
2.
Direktur PT Taspen/ Kepala KPKN di ..............................................
3.
....................................................Yang bersangkutan.

113

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

(....................Nama Anggota....................)
10)

9)

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

Surat Keputusan Pembebanan disampaikan kepada bendahara melalui atasan langsung bendahara atau
kepala kantor/ satuan kerja bendahara dengan tembusan kepada pimpinan instansi yang bersangkutan
dengan tanda terima dari bendahara. Surat Keputusan Pembebanan telah mempunyai kekuatan hukum
yang bersifat final.

8.7.1. Pelaksanaan Keputusan Pembebanan


Berdasarkan surat keputusan pembebanan dari Badan Pemeriksa Keuangan, bendahara wajib mengganti
kerugian negara dengan cara menyetorkan secara tunai ke kas negara/daerah dalam jangka waktu
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah menerima surat keputusan pembebanan.
Dalam hal bendahara telah mengganti kerugian negara secara tunai, maka harta kekayaan yang telah
disita dikembalikan kepada yang bersangkutan.
Surat keputusan pembebanan memiliki hak mendahului.
1. Surat keputusan pembebanan mempunyai kekuatan hukum untuk pelaksanaan sita
eksekusi.
2. Apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari telah terlampaui dan bendahara tidak
mengganti kerugian negara secara tunai, instansi yang bersangkutan mengajukan
permintaan kepada instansi yang berwenang untuk melakukan penyitaan dan penjualan
lelang atas harta kekayaan bendahara.
3. Selama proses pelelangan dilaksanakan, dilakukan pemotongan penghasilan yang diterima
bendahara sebesar 50% (lima puluh persen) dari setiap bulan sampai lunas.
Pelaksanaan penyitaan dan penjualan dan/atau pelelangan diatur lebih lanjut oleh masing-masing
instansi, setelah berkoordinasi dengan instansi yang berwenang dalam melakukan penyitaan dan
penjualan dan/atau pelelangan. Apabila bendahara tidak memiliki harta kekayaan untuk dijual atau
hasil penjualan tidak mencukupi untuk penggantian kerugian negara, maka pimpinan instansi
yang bersangkutan mengupayakan pengembalian kerugian negara melalui pemotongan serendahrendahnya sebesar 50% (lima puluh persen) dari penghasilan tiap bulan sampai lunas. Sedangkan bagi
bendahara memasuki masa pensiun, maka dalam SKPP dicantumkan bahwa yang bersangkutan masih
mempunyai utang kepada negara dan taspen yang menjadi hak bendahara dapat diperhitungkan untuk
mengganti kerugian negara.

8.8. Kadaluwarsa

114

Kewajiban bendahara untuk membayar ganti rugi menjadi kadaluwarsa jika dalam waktu 5
(lima) tahun sejak diketahuinya kerugian negara atau dalam waktu 8 (delapan) tahun sejak
terjadinya kerugian negara tidak dilakukan penuntutan ganti rugi.
Tanggung jawab ahli waris, pengampu, atau pihak lain yang memperoleh hak dari
bendahara menjadi hapus apabila 3 (tiga) tahun telah lewat sejak keputusan pengadilan

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

yang menetapkan pengampuan kepada bendahara, atau sejak bendahara diketahui


melarikan diri atau meninggal dunia tidak diberitahukan oleh pejabat yang berwenang
tentang kerugian negara.
8.9. Sanksi
Bendahara yang telah ditetapkan untuk mengganti kerugian negara dapat dikenakan sanksi administratif
dan/atau sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Atasan langsung bendahara atau kepala kantor/satuan kerja yang tidak melaksanakan kewajiban
melaporkan setiap kerugian negara kepada pimpinan instansi dan memberitahukan Badan Pemeriksa
Keuangan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah kerugian negara diketahui.
Badan Pemeriksa Keuangan segera mengeluarkan surat keputusan pencatatan apabila :

bendahara melarikan diri dan tidak diketahui keberadaannya serta tidak ada keluarga;
bendahara meninggal dunia dan ahli waris tidak diketahui keberadaannya.

Bentuk dan isi surat keputusan pencatatan sebagai berikut:

115

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

Gambar 8.6 Contoh SK Pencatatan


Lampiran VIII

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA
Nomor : ...................... 1)
Tentang
PENCATATAN KERUGIAN NEGARA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,
Menimbang

Mengingat

a.
b.
c.

...............................
...............................
..............................

2)

1.
2.
3.

..............................
...............................
..............................

3)

M E M U T U S K A N
Menetapkan

Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan tentang Pencatatan Kerugian Negara

PERTAMA

Mencatat kerugian negara yang menjadi tanggung jawab Saudara .............., Bendahara/Mantan Bendahara pada
......... (nama satuan kerja, Instansi/Provinsi/Kabupaten/Kota) sebesar Rp......................... (.......... dengan huruf
...........). 4)

KEDUA

Badan Pemeriksa Keuangan dapat melakukan penuntutan apabila dikemudian hari keberadaan mantan bendahara
tersebut pada Diktum Pertama diketahui.

KETIGA

Apabila dalam jangka waktu 30 tahun Badan Pemeriksa Keuangan tidak dapat menerbitkan Surat Keputusan
tentang Pembebanan Penggantian Kerugian Negara atas kasus tersebut, maka demi hukum tidak dapat dilakukan
penuntutan kepada mantan Bendahara tersebut.

KETIGA

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan


Ditetapkan di
:
Pada tanggal
:
-------------------------------------------------------BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
MAJELIS TUNTUTAN PERBENDAHARAAN,
KETUA,

5)

(....................Nama Ketua.....................)
ANGGOTA,
6)

(....................Nama Anggota..................)
ANGGOTA,
(....................Nama Anggota....................)
Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada :
1.
Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota ...............................;
2.
Sekretaris Jenderal/Sekretaris Daerah Departemen/Lembaga/Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ..................................;
3.
Kepala Kantor .......................................... di ............................ .

7)

Petunjuk Pengisian :
1) Diisi dengan nomor keputusan yang berlaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BPK.
2) Diisi dengan uraian singkat mengenai fakta dan keadaan yang menjadi alasan/tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang perlunya ditetapkannya keputusan ini.
3) Diisi dengan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum pengeluaran keputusan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.
4) Diisi dengan nama bendahara/mantan bendahara, nama unit kerja/instansi, dan jumlah kerugian yang terjadi.
5) Diisi dengan nama tempat dan tanggal keputusan ditetapkan.
6) Diisi dengan nama ketua dan anggota Majelis Tuntutan Perbendaharaan di BPK.
7) Diisi dengan nama-nama instansi yang terkait dengan keputusan ini.

116

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

8.10. Keputusan Pengadilan


Putusan hakim yang menjatuhkan hukuman terhadap seorang bendahara yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, dapat dijadikan bukti tentang perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun
lalai dalam proses tuntutan penggantian kerugian negara.
Dalam hal nilai penggantian kerugian negara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, berbeda dengan nilai kerugian negara dalam surat keputusan pembebanan, maka
kerugian negara wajib dikembalikan sebesar nilai yang tercantum dalam surat keputusan pembebanan.
Apabila sudah dilakukan eksekusi atas putusan pengadilan untuk penggantian kerugian negara dengan
cara disetorkan ke kas negara/daerah, pelaksanaan surat keputusan pembebanan diperhitungkan sesuai
dengan nilai penggantian yang sudah disetorkan ke kas negara/daerah.

8.11. Latihan Soal


1. Jelaskan dasar hukum tentang tata cara penyelesaian kerugian negara !
2. Apabila Bendahara tidak berkenan menandatangani SKTJM apa langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh pimpinan instansi?
3. Jelaskan keanggotaan TPKN, tugas dan prosedur dalam penyelesaian kerugian negara!

117

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Penyelesaian Ganti Kerugian Negara Terhadap Bendahara

DAFTAR PUSTAKA

118

Bawono, Icuk Rangga dan Mohammad Novelsyah, 2010, Tata Cara Penatausahaan dan
Pertanggungjawaban Bendahara Pada SKPD dan SKPKD, Penerbit Salemba, Jakarta

Mulyana, Budi (2010), Modul Penatausahaan Pelaksanaan APBD, Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara, Tangerang Selatan.

Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Peraturan PemerintahNo. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Peraturan PemerintahNomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern


Pemerintahan

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan


Keuangan Daerah jo. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 jo. Peraturan
Menteri Dalam Negeri No.21 Tahun 2011

Peraturan Menteri Dalam Negeri No 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya

Surat Edaran Dirjen BAKD Departemen Dalam Negeri No. 900/316/BAKD tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturak kepala BPK No 3/2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara
terhadap Bendahara.

MATERI PELATIHAN PENATAUSAHAAN PERBENDAHARAAN DAERAH


Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Вам также может понравиться