Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENATAUSAHAAN
PERBENDAHARAAN DAERAH
KURSUS KEUANGAN DAERAH KHUSUS
Edisi Tahun 2013
Editor
Suhanda
Budi Mulyana
Kontributor
Doddy Hardiana
(DPJK)
Zarwih Sabar (Universitas Indonesia)
Icuk Rangga Bawono
(Universitas Gadjah Mada)
Mirna Amirya (Universitas Brawijaya)
Andi Kusumawati (Universitas Hasanuddin)
Jelly Koagouw
(Universitas Sam Ratulangi)
Suhairi (Tim QA)
Didukung oleh:
Deutsche Gesellschaft fuer Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH
Decentralisation as Contribution to Good Governance (DeCGG) Program
Fiscal Decentralisation Component
Jakarta 2013
iii
Kata Sambutan
Kapasitas sumber daya manusia yang handal di seluruh pemerintah daerah merupakan salah satu
kunci sukses pengelolaan keuangan daerah yang effisien, transparan, dan akuntabel. Dalam rangka
meningkatkan kompetensi dan pemahaman para aparat pengelolaan keuangan Daerah dari seluruh
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) - Kementerian
Keuangan sejak tahun 1981/1982 telah menyelenggarakan Kursus Keuangan Daerah (KKD). Sementara
itu, kegiatan Kursus Keuangan Daerah Khusus Penatausahaan/Akuntansi Keuangan Daereah (KKDK)
diselenggarakan sejak tahun 2007. Dalam pelaksanaannya, KKD dan KKDK dikerjasamakan dengan
7 perguruan tinggi negeri (yang selanjutnya dikenal dengan sebutan center of knowledge/center),
yaitu: Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Andalas (Unan), Univeristas
Hasanuddin (Unhas), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), dan Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara (STAN).
Pelaksanaan KKD-KKDK terus mengalami penyempurnaan dan updating terutama terkait dengan
kurikulum, satuan acara pembelajaran (SAP), dan modul. Untuk pertama kali, pada tahun 2012, modulmodul kegiatan KKD-KKDK diseragamkan agar setiap lulusan mempunyai pemahaman yang sama atas
materi yang diajarkan. Perbaikan kualitas pelaksanaan KKD-KKDK terus dilanjutkan dan pada tahun 2013,
DJPK mendapat dukungan dari GIZ untuk melakukan standarisasi Modul KKD-KKDK sehingga modulmodul tersebut diharapkan dapat memenuhi standar modul internasional. Standarisasi modul ini
menghasilkan dua produk utama, yaitu: (i) Materi Pelatihan (handbook) ; dan (ii) Panduan Bagi Pelatih
(trainer guideline) untuk 6 (enam) jenis pelatihan, yaitu Perencanaan Penganggaran, Pendapatan Daerah,
Belanja Daerah, Barang Milik Daerah, Penatausahaan Perbendaharaan Daerah dan Akuntansi Keuangan
Pemerintah Daerah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada GIZ yang telah mendukung pelaksanaan standarisasi materi
pelatihan dan panduan bagi pelatih ini sehingga memudahkan bagi para pelatih untuk melaksanakan
pelatihan sehingga output dari hasil pelatihan ini memiliki standar yang berkualitas tinggi. Kami
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penyusun modul, pimpinan dan
pengurus center penyelenggara kegiatan KKD-KKDK serta seluruh pihak yang terlibat dalam proses
penyusunan standarisasi materi pelatihan KKD-KKDK ini.
Diharapkan dengan kehadiran modul yang telah distandarisasi ini akan menjadikan kualitas dari
pelaksanaan pelatihan KKD-KKDK terjaga dengan baik dan juga memudahkan para pelatih dan
penyelenggara dalam melaksanakan pelatihan KKD-KKDK. Dengan demikian, diharapkan pelaksanaan
pelatihan KKD-KKDK dapat berkontribusi pada perbaikan pengelolaan keuangan daerah.
Jakarta, Maret 2014
Direktur Pembiayaan dan Kapasitas Daerah
Adriansyah
iv
Daftar Isi
Kata Sambutan
iv
PENDAHULUAN
viii
1.1
1.2
1.3
10
1.9
12
Soal Diskusi
13
2.1
Urgensi SPIP
15
2.2
15
2.3
Unsur-Unsur SPIP
16
2.4.
Soal Diskusi
19
20
3.1
22
3.2
23
3.3
27
3.4
32
3.5.
Soal Latihan
35
36
4.1
38
4.2
39
4.3
39
4.4
41
4.5.
Soal Latihan
42
43
5.1
45
5.2
47
5.2.1.
47
5.2.3.
52
5.2.4.
55
5.3
63
5.4
75
5.5
Soal Latihan
83
85
6.1
87
6.4
90
6.5
Latihan Soal
91
92
7.1
94
7.2
98
7.3.
Soal Latihan
98
vi
99
8.1.
101
8.2
102
8.3
105
8.4
108
8.5
108
8.6
110
8.6.1
112
8.7.
112
8.7.1.
114
8.8.
Kadaluwarsa
114
8.10.
Keputusan Pengadilan
117
8.11.
L atihan Soal
117
DAFTAR SINGKATAN
Istilah
(Singkatan)
Penjelasan
APBD
DPA
SPD
RKA
SKPD
SKPKD
BUD
PPKD
PA/PB
KPA/KPB
PPK
PPTK
SPP
SPM
SP2D
SPJ/LPJ
Surat/Laporan Pertanggungjawaban
SKP
SKR
STS
UP
Uang Persediaan
GU
TU
LS
BKU
LPKH
PPN
PPh
Pajak Penghasilan
SPIP
LRA
LO
Laporan Operasional
PENDAHULUAN
A. Abstraksi
Secara umum, modul Sistem dan Prosedur Penatausahaan Perbendaharaan Daerah ini membahas
mengenai sistem dan prosedur yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan kewenangan bendahara
pemerintah daerah dalam rangka penatausahaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Bendahara daerah yang dimaksud adalah mulai dari bendahara SKPD, bendahara PPKD hingga BUD.
Namun demikian, proporsi materi di dalam modul ini lebih menekankan pada sisdur penatausahaan dan
pertanggungjawaban bendahara SKPD, karena sebagian besar peserta pelatihanumumnya berasal dari
SKPD.
Modul ini disusun untuk menyediakan materi pokok pada Pelatihan Penatausahaan Perbendaharaan
Daerah yang diselenggarakan oleh Center-Center penyelenggara KKD/KKDK kerja sama dengan Dirjen
Perimbangan Keuangan-Kementerian Keuangan. Modul ini dikembangkan per topik dengan maksud
agar pembahasan menjadi lebih fokus. Pada setiap topik akan diawali dengan uraian deskripsitopik, sub
topik, kata kunci, dan referensi; selanjutnya diuraikan pembahasan teori dan diakhir setiap topik akan
dilengkapi dengan latihan soal. Modul ini terdiri dari 8 (delapan) topik dengan sistematika penyajian
seperti dijelaskan dibagian berikutnya.
B. Tujuan Pelatihan
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan mampu memahami teori (aturan) maupun praktek
sisdur penatausahaan perbendaharaan daerah, dengan penekanan pada penatausahaan pelaksanaan
anggaran SKPD, sesuai dengan peraturan yang berlaku terutama Permendagri No. 55 Tahun 2008
tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta
Penyampaiannya; dan Permendagri lainnya yang terkait antara lain Permendagri No. 13 Tahun 2013
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimuat di dalam
Permendagri No. 59 Tahun 2007 jo. Permendagri No. 21 Tahun 2011.
C. Peserta Pelatihan
Modul ini digunakan untuk Kursus Keuangan Daerah Khusus (KKDK) Penatausahaan Perbendaharaan
Daerah. Pelatihan ini terutama diperuntukan bagi:
viii
D. Materi Pelatihan
Modul ini terdiri dari 8 (delapan) topik dengan sistematika sbb.:
Topik 1
Topik ini menjelaskan tentang urgensi Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP),
pengertian dan tujuan SPIP, dan unsur-unsur SPIP.
Topik 3
Topik ini menjelaskan tentang penyelesaian ganti kerugian negara terhadap bendahara
E. Metode Pelatihan
Secara umum pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan andragogik, yaitu sebuah
pendekatan belajar untuk orang dewasa yang lebih melibatkan partisipasi peserta pelatihan. Untuk itu,
struktur materi ajar dan metode pembelajaran diarahkan dengan pola sebagai berikut:
ix
Pengantar
Praktek/Aktivitas
30%
60%
Ceramah/
presentasi
Integrasi teori
dan praktek
10%
Diskusi, pembahasan
soal/kasus dikaitkan dengan
regulasi yang berlaku dan/atau
best practice.
*Metode bersifat fleksibel dalam arti dapat dipilih mana yang cocok dengan topik pembahasan.
Di samping itu, pengajar juga dituntut untuk dapat menyajikan contoh-contoh praktek, current issue
ataupun kasus riil di lapangan, sehingga penyampaian materi menjadi lebih user friendly dan membumi.
F. Perlengkapan dan Fasilitas Pelatihan
Perlengkapan dan fasilitas pelatihan yang harus tersedia untuk menunjang efektivitas proses pelatihan
antara lain sbb.:
Modul/materi, tas dan ATK (untuk peserta).
Komputer/laptop
Infokus
Whiteboard/flipchart, spidol, penghapus
Sound system
Ruangan kelas ber-AC
G. Evaluasi Pelatihan
Sebelum pelatihan dimulai dapat dilakukan pre-test untuk mendapatkan gambaran awal tentang variasi
tingkat kompetensi peserta. Selama proses pelatihan berjalan, setiap pengajar akan mengisi formulir
evaluasi peserta dengan memberikan poin kepada peserta yang aktif di dalam kelas setiap harinya.
Setelah seluruh materi tersampaikan, pada hari terakhir akan dilakukan ujian (post-test) untuk mengetahui
kemajuan hasil pelatihan.
H. Sertifikat Pelatihan
Peserta yang telah mengikuti pelatihan dan ujian akhir serta syarat-syaratlainnya yang berlaku berhak
mendapatkan sertifikat pelatihan.
Topik1
KELEMBAGAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
Deskripsi:
Topik ini menjelaskan tentang pihak-pihak yang terlibat di dalam pengelolaan keuangan daerah
beserta tugas dan kewenangannya
Sub Topik
Kata Kunci
Pemegang Kekuasaan
Keuangan Daerah
Koordinator Pengelolaan
Keuangan Daerah
Pejabat Pengelolaan
Keuangan Daerah (PPKD)
Pejabat Pengguna
Anggaran/Barang (PA/PB)
Pejabat Pengguna
Anggaran/Barang (PA/PB)
Pejabat Pengguna
Anggaran/Barang (PA/PB)
Pejabat Pengguna
Anggaran/Barang (PA/PB)
Referensi:
1.
2.
3.
4.
dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam
kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;
diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk
mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan.
Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah adalah
kepala daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan
pengelolaan keuangan daerah.
Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi atau bupati bagi daerah kabupaten atau walikota
bagi daerah kota. Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, selanjutnya
melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada:
1)
2)
3)
Pada Gambar 1.1 diilustrasikan pelimpahan kekuasaan pengelolaan keuangan daerah (PKD) dari kepala
daerah kepada sekretaris daerah, PPKD, dan kepala SKPD.
Gambar 1.1 Pelimpahan Kekuasaan Kewenangan PKD
Kepala Daerah
Pemegang Kekuasaan PKD
Sekretaris Daerah
Koordinator PKD
Kepala SKPD
PPKD
Pengguna Anggaran
BUD
Pelimpahan tersebut ditetapkan dengan keputusan kepala daerah berdasarkan prinsip pemisahan
kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau mengeluarkan uang.
3
Selain tugas-tugas di atas, koordinator pengelolaan keuangan daerah juga mempunyai tugas:
1).
2).
3).
4).
5).
PPKD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.
Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah, PPKD mempunyai tugas sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Sebagai pengelola APBD, PPKD dapat melimpahkan kepada pejabat lainnya dilingkungan SKPKD untuk
melaksanakan tugas-tugas sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
PPKD juga bertindak sebagai bendahara umum daerah (BUD). Menurut PP Nomor 58 Tahun 2005, dalam
kapasitasnya sebagai BUD, PPKD berwenang:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
Bendahara Umum Daerah wajib menyampaikan laporan atas pengelolaan uang yang terdapat dalam
kewenangannya kepada Kepala Daerah setiap hari kerja. Laporan tersebut berupa Laporan Posisi Kas
Harian dan Rekonsiliasi Bank
PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan SKPKD selaku kuasa BUD, yang melaksanakan sebagian
tugas BUD. Penunjukan kuasa BUD tersebut ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. Kuasa BUD adalah
pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas BUD. Kuasa BUD mempertanggungjawabkan
seluruh pelaksanaan tugasnya kepada PPKD. Kuasa BUD untuk mempunyai tugas:
1).
2).
3).
4).
Selain melaksanakan hal yang sudah menjadi tugasnya, Kuasa BUD juga melaksanakan kewewenangan
berikut ini:
1).
2).
3).
4).
5).
6).
7).
8).
Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga
keuangan lainnya yang telah ditunjuk.
Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD.
Menyimpan uang daerah.
Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi.
Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban
rekening kas umum daerah.
Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah.
Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;
Melakukan penagihan piutang daerah
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada
pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang. SKPD dikepalai oleh kepala SKPD yang
merupakan Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang bagi SKPD yang dipimpinnya. Dalam
kapasitasnya sebagai Pengguna Anggaran (PA), kepala SKPD merupakan pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya, sedang dalam kapasitasnya sebagai Pengguna Barang, kepala SKPD merupakan
pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik daerah.
Selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah, kepala SKPD mempunyai tugas sebagai berikut:
1).
2).
3).
4).
6
5).
6).
7).
8).
9).
Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang dipimpinnya;
Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab SKPD yang
dipimpinnya;
Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;
Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya berdasarkan
kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah; dan
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris
daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya selaku pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang, Kepala SKPD
berwenang:
1).
2).
3).
4).
5).
6).
Dalam melaksanakan tugas-tugas, pejabat pengguna anggaran/pengguna barang (kepala SKPD) dapat
melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna
anggaran/kuasa pengguna barang.
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian
kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD. Pelimpahan
sebagian kewenangan pengguna anggaran tersebut ditetapkan oleh kepala daerah atas usul kepala
SKPD, dan didasarkan pada: pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang
dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi, rentang kendali, dan/atau pertimbangan objektif lainnya.
Pelimpahan sebagian kewenangan tersebut meliputi:
1).
2).
3).
4).
5).
6).
7).
melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pada SKPD maupun PPKD.
Sebutan bendahara penerimaan umumnya diartikan sebagai bendahara penerimaan di SKPD, sedang
bendahara penerimaan di PPKD biasanya disebut Bendahara Penerimaan PPKD. Demikian juga, sebutan
bendahara pengeluaran umumnya diartikan sebagai bendahara pengeluaran di SKPD, sedang bendahara
pengeluaran di PPKD biasanya disebut Bendahara Pengeluaran PPKD.
Dalam hal pengguna anggaran melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kuasa pengguna
anggaran, ditunjuk bendahara pengeluaran maupun bendahara penerimaan pembantu SKPD untuk
melaksanakan sebagian tugas dan wewenang bendahara pengeluaran atau penerimaan SKPD.
Jabatan bendahara penerimaan/pengeluaran tidak boleh dirangkap oleh pejabat yang terlibat di dalam
pengelolaan keuangan daerah, misalnya PPK SKPD, PPTK, Kuasa Pengguna Anggaran atau Kuasa Bendahara
Umum Daerah. Selain itu, bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik secara langsung
maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan penjualan
jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan, serta membuka rekening/giro pos
atau menyimpan uang pada suatu bank atau lembaga keuangan Iainnya atas nama pribadi.
Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD. Sedangkan secara administratif, keduanya bertanggung
jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PA (kepala SKPD) atau KPA.
Gambar 1.2 Ilustrasi Hubungan Kerja Pengelola Keuangan dalam Struktur SKPD Berbentuk Dinas
KEPALA DINAS
Pengguna Anggaran
SEKRETARIS
Kuasa Pengguna
Anggaran
KASUBBAG KEUANGAN
DAN PERLENGKAPAN
KASUBBAG
LAINNYA
Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK)
Pejabat Penatausahaan
Keuangan SKPD
KABID
Kuasa Pengguna Anggaran
BENDAHARA
KEPALA SEKSI
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Pembantu Bendahara
Bendahara Pembantu
KEPALA UPTD
Kuasa Pengguna Anggaran
Pihak-pihak yang terkait proses sistim perbendaharan negara/daerah disebut dengan pejabat
perbendaharaan. Pejabat Perbendaharaan daerah sebagaimana yang diatur pada Bab II UU
perbendaharaan negara terdiri atas 3 bagian yaitu Pengguna Anggaran, Bendahara Umum Negara/
Daerah dan Bendahara Penerimaan / Pengeluaran.
1.
2.
3.
Berdasarkan urain diatas dapat digambarkan secara ringkas hubungan antara pejabat perbendaharan
daerah dalam kerangka pelaksanaan sistim perbendaharan sebagai berikut:
10
Kepala Daerah
Kepala SKPD
Kepala SKPKD
(Pengguna Anggaran)
(BUD)
Kuasa Pengguna
Anggaran
Kuasa BUD
Bendahara
Kepala Daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah melimpahkan kewenangan
kepada SKPD untuk suatu bidang pemerintahan tertentu atas kewenangan tersebut dialokasi dana untuk
pelaksanaan kewengan tersebut yang disebut juga dengan istilah Chief Operational Officer (COO).
Sedangkan pada aspek pengelolaan keuangan dilimpahkan kepada Kepala SKPKD yang juga disebut
dengan Chief Financial Officer (CFO) yang berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan aset
dan kewajiban daerah.
Konsekuensi pembagian tugas antara PPKD dan para Kep`ala SKPD selaku pengguna anggaran tercermin
dalam pelaksanaan anggaran.Untuk meningkatkan akuntabilitas dan menjamin terselenggaranya
saling-uji (check and balance) dalam proses pelaksanaan anggaran perlu dilakukan pemisahan secara
tegas antara pemegang kewenangan administratif dengan pemegang kewenangan kebendaharaan.
Penyelenggaraan kewenangan administratif diserahkan kepada SKPD, sementara penyelenggaraan
kewenangan kebendaharaan diserahkan kepada PPKD/BUD. Kewenangan administratif tersebut meliputi
melakukan perikatan atau tindakan-tindakan lainnya yang mengakibatkan terjadinya penerimaan
atau pengeluaran daerah, melakukan pengujian dan pembebanan tagihan yang diajukan kepada
pengguna anggaran/kepala SKPD sehubungan dengan realisasi perikatan tersebut serta memerintahkan
pembayaran atau menagih penerimaan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan anggaran. Dalam
kerangka pelaksanaan program kegiatan di SKPD pengguna anggaran dibantu oleh Bendahara dalam
melaksanakan fungsi perbendaharaan di SKPD .
11
12
1.
Di dalam struktur kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, kepala daerah selaku pemegang
kekuasaan umum di bidang pengelolaan keuangan daerah mendelegasikan sebagian atau
seluruh kekuasaanya tsb kepada tiga pihak utama, sebutkan para pihak tersebut !
2.
Dalam hal SKPKD belum dibentuk tersendiri atau dengan kata lain masih berada di lingkungan
Sekretariat Daerah, apakah jabatan PPKD dapat dirangkap oleh Sekretaris Daerah selaku
koordinator pengelolaan keuangan daerah? jelaskan !
3.
Apakah pejabat yang bertindak sebagai PPKD akan secara otomatis bertindak sebagai BUD ?
jelaskan !
4.
5.
Apakah KPA dapat menandatangani semua jenis SPM (Surat Perintah Membayar)? jelaskan !
6.
7.
8.
9.
10.
Kepada siapa bendahara SKPD harus bertanggung jawab (secara administratif dan fungsional)?
Topik 2
Deskripsi:
Topik ini menjelaskan tentang urgensi Sistem Pengendalian Intern Pemerintahan (SPIP),
pengertian dan tujuan SPIP, dan unsur-unsur (SPIP).
Sub Topik
Kata Kunci
Transparansi, Akuntabilitas
Unsur-Unsur (SPIP)
Referensi:
1.
2.
3.
14
Kasus terjadinya kecurangan pada Enron Corp merupakan hasil dari lemahnya Sistem
Pengendalian Intern. Akhirnya kasus itu menyeret salah satu Kantor Akuntan Publik
tersebesar di dunia itu tutup. Sistem pengendalian intern merupakan kunci bagaimana
organisasi menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkan termasuk oleh stafnya sendiri.
Demikian pula di pemerintahan. Sistem pengendalian diri sangat penting karena tujuan
negara ini dicapai dengan penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Oleh karena itu perlu
sebuah peraturan yang terdiri dari susunan pengendalian intern yang komprehensif dan
memadai. Maka setelah terkatung-katung, akhirnya muncullah sistem pengendalian intern.
Pada pelaksanaannya, PP 60 tahun 2008 tentang Sistem pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) ini bukan tanpa hambatan dan bukan tanpa kekurangan..............
melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara,
dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang diselenggarakan secara menyeluruh di
lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Penyelenggaran SPIP ini bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya
efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Lingkungan Pengendalian
Penilaian Risiko
Kegiatan Pengendalian
Informasi dan Komunikasi
Pemantauan Pengendalian Internal
O
Mo
ni
t
ss
en
A c tiv it y 1
t
Fin
an
I n fo
atio n
om
kA
es
mu
R is
nic
Unit B
A c ti vit y 1
Con
tro
lE
n
nt
me
on
r
i
Unit A
v
ions
rat
pe
ing
or
Com
plia
nc
ti o
r ma
n&
c i a l R e p o r ti n
Berikut akan diuraikan penjelasan dari setiap unsur SPIP sebagaimana disebutkan di atas.
16
2.3.1
Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam Instansi Pemerintah yang memengaruhi efektivitas
pengendalian internal. Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harus menciptakan
dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan
mendukung terhadap pengendalian internal dan manajemen yang sehat. Lingkungan pengendalian
dapat diciptakan melalui:
17
Penegakan integritas dan nilai etika, yang bisa dilakukan antara lain dengan menyusun
dan menerapkan aturan perilaku, memberikan keteladanan, menegakkan disiplin atas
penyimpangan atau pelanggaran yang terjadi.
Komitmen terhadap kompetensi, yang antara lain dapat dilakukan dengan cara
mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas
dan fungsi masing-masing pihak, menyusun standar kompetensi, menyelenggarakan
pelatihan dan bimbinganserta memilih pimpinan instansi Instansi Pemerintah yang memiliki
kemampuan manajerial dan pengalaman teknis yang luas dalam pengelolaan Instansi
Pemerintah.
kepemimpinan yang kondusif, yang ditunjukkan dengan mempertimbangkan risiko dalam
pengambilan keputusan, menerapkan manajemen berbasis kinerja, mendukung penerapan
SPIP, melindungi aset dan informasi dari akses dan penggunaan yang tidak sah, melakukan
interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkatan yang lebih rendah, serta merespon
secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan, penganggaran,
program, dan kegiatan.
pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, yang dilakukan dengan
menyesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan Instansi Pemerintah, memberikan kejelasan
wewenang dan tanggung jawab, memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan
internal dalam Instansi Pemerintah, melaksanakan evaluasi dan penyesuaian periodik
terhadap struktur organisasi sehubungan dengan perubahan lingkungan strategis, serta
menetapkan jumlah pegawai yang sesuai.
Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat, yang dilaksanakan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat
sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya, pegawai yang diberi wewenang, pegawai
tersebut juga memahami wewenang dan tanggungjawabnya terkait dengan pihak lain dan
terkait pula dengan SPIP.
Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya
manusia. Kebijakan dan prosedur terkait SDM ini diterapkan mulai dari proses rekrutmen
termasuk penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses tersebut, supervisi
periodik yang memadai, hingga proses pemberhentian pegawai.
Perwujudan peran aparat pengawasan internal pemerintah yang efektif, sehingga dapat
memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas
pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah, memberikan
peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi Instansi Pemerintah,serta memelihara dan meningkatkan kualitas tata
kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah
Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
Kegiatan pengendalian juga dilakukan terhadap pengelolaan sistem informasi. Kegiatan pengendalian
atas sistem informasi meliputi 2 hal yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.Pengendalian
18
umum terdiri atas pengamanan sistem informasi, pengendalian atas akses, pengendalian atas
pengembangan dan perubahan perangkat lunak aplikasi, pengendalian atas perangkat lunak sistem,
pemisahan tugas serta kontinuitas pelayanan. Untuk Pengendalian aplikasi terdiri atas pengendalian
otorisasi, kelengkapan, akurasi dan keandalan pemrosesan dan filedata.
2.3.4 Informasi dan Komunikasi
Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam
rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Sedangkan komunikasi adalah proses
penyampaian pesan atau informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik. Informasi harus dicatat dan
dilaporkan kepada pimpinan instansi Pemerintah dan pihak lain yang ditentukan. Informasi disajikan
dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan Instansi
Pemerintah melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya.
2.3.5 Pemantauan Pengendalian Internal
Pemantauan pengendalian internal adalah proses penilaian atas mutu kinerja Sistem Pengendalian
Internal dan proses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan evaluasi lainnya segera
ditindaklanjuti. Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan memastikan
bahwa rekomendasi hasil audit dan telaah lainnya dapat segera ditindaklanjuti.
19
TOPIK 3
Deskripsi:
Sub Topik
Kata Kunci
Referensi:
1.
2.
3.
4.
5.
21
BAA, Timex Aparat Polres Rote Ndao berhasil mengusut skandal dugaan penyimpangan
pendapatan RSUD Baa tahun 2009 dengan total biaya yang tidak disetor ke kas daerah
mencapai Rp 165 juta.
Skandal penyimpangan kerugian negara dan kerugian daerah ini sementara disidik penyidik
Polres Rote Ndao dan telah menetapkan bendahara RSUD Baa, Ruth Pello sebagai tersangka
dalam kasus tersebut.
Demikian dijelaskan Kasatreskrim Polres Rote Ndao, Iptu David Candra Babega ketika
ditemui Timor Express, di ruang kerjanya, Rabu (28/4). David menjelaskan, pihaknya telah
mengumpulkan sejumlah bukti-bukti tentang kerugian yang dialami negara dan daerah.
Guna memperlancar penyidikan kasus dugaan penyimpangan dana pendapatan RSUD Baa,
pihaknya telah melakukan kroscek ke BPK dan dilanjutkan ke Polda NTT.
Tinggal satu saksi atas nama Deli Pasande yang waktu itu masih berstatus Direktur RSUD
Baa. Dia saat ini menjabat sebagai Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka akan kami panggil
untuk diperiksa terkait kasus ini. Pemeriksaan ahli dari BPKP Provinsi NTT saat ini kami sudah
kirim satu penyidik ke Kupang untuk memeriksa ahli tersebut. Kalau pemeriksaan saksinya
sudah selesai baru kami lanjutkan dengan pemeriksaan tersangka, kata David.
David mengatakan, motif penyimpangan dalam pengelolaan pendapatan RSUD Baa adalah,
bendahara yang memegang dana pendapatan RSUD Baa tidak menyetorkan dana tersebut
ke kas daerah Kabupaten Rote Ndao. Sehingga, dipertanyakan kemana aliran uang sebesar
Rp 165 juta yang tidak disetor ke kas daerah. Apakah dimanfaatkan untuk kepentingan
pribadi tersangka Ruth Pello atau dipakai bersama-sama dengan orang lain.
http://bencana-ntt.blogspot.com/2010/05/diduga-bendahara-tilep-rp-165-juta.html
Senin, 24 Mei 2010
22
a.
b.
c.
d.
3)
Dalam hal obyek pendapatan daerah tersebar secara geografis sehingga wajib pajak dan/
atau wajib retribusi mengalami kesulitan dalam membayar kewajibannya, dapat ditunjuk
satu atau lebih bendahara penerimaan pembantu SKPD untuk melaksanakan tugas dan
wewenang bendahara penerimaan SKPD.
Menatausahakan dan
Mempertanggungjawabkan
Menyimpan
BENDAHARA
PENERIMAAN
Menyetor
23
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)/ Pengguna Anggaran (PA menyerahkan Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKP) dan/atau Surat Ketetapan Retribusi (SKR) kepada bendahara
penerimaan dan wajib pajak/retribusi.
Wajib pajak/retribusi membayarkan sejumlah uang yang tertera dalam SKP/SKR kepada
Bendahara Penerimaan. Di dalam prakteknya, wajib pajak/retribusi dimungkinkan
untuk menyetor ke rekening bendahara penerimaan SKPD bahkan dapat juga langsung
menyetorkan ke rekening kas daerah, tergantung dari aturan pembayaran yang berlaku di
3.
4.
5.
6.
Gambar 3.2 Bagan Alir Prosedur Penerimaan dan Penyetoran Pendapatan SKPD
Pengguna Anggaran
menyerahkan SKP Daerah/SKR
kepada Bendahara Penerimaan
dan Wajib Pajak/Retribusi.
Wajib Pajak/Retribusi
membayarkan sejumlah uang
yang tertera dalam SKP
Daerah/SKR kepada Bendahara
Penerimaan.
SKP Daerah /
SKR
SKP Daerah /
SKR
SKP Daerah /
SKR
UANG
UANG
Bendahara Penerimaan
memverifikasi kesesuaian jumlah
uang yang diterimanya dengan
dokumen SKP Daerah/SKR yang
diterimanya dari Pengguna
Anggaran.
Verifikasi
STS
UANG
STS
Bendahara menyerahkan Tanda
Bukti Pembayaran/Bukti Lain yang
Sah kepada Wajib Pajak/Retribusi
dan menyerahkan uang yang
diterimanya tadi beserta STS
kepada Bank.
UANG
Surat Tanda Bukti
Pembayaran/Bukti
Lain yang sah
STS
WP/Retribusi
24
Nota Kredit
STS
Bendahara Penerimaan
PPKD/Pengguna Anggaran
Bank
Dokumen SKP, SKR dan STS dapat digambarkan seperti berikut ini:
Gambar 3.3 Contoh Dokumen SKP
PEMERINTAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
.
NO. URUT:
MASA
:
TAHUN :
NAMA
:
ALAMAT
:
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH
:
TANGGAL JATUH TEMPO
:
NO.
1
2
3
4
5
KODE REKENING
JUMLAH (Rp.)
No. Urut:
Tanda Tangan
Nama
: .
Alamat : .
NPWPD : .
25
MASA
TAHUN
NAMA
ALAMAT
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAERAH (NPWR)
TANGGAL JATUH TEMPO
NO.
1
2
3
4
5
NO. URUT:
:
:
:
:
:
:
KODE REKENING
URAIAN RETRIBUSI
JUMLAH (Rp.)
Dengan huruf :
PERHATIAN:
1
Harap penyetoran dilakukan pada Bank/Bendahara Penerimaan .
2
Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima
(tanggal jatuh tempo) dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan.
No. Urut:
Tanda Tangan
Nama
: .
Alamat : .
NPWPD : .
26
Gambar 3.3
Contoh Dokumen STS
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
TANDA SETORAN (STS)
STS No. .
Bank
No. Rekening
Harap diterima uang sebesar
(dengan huruf)
SURAT
:
:
.
( )
JUMLAH (Rp.)
Bendahara Penerimaan
( nama lengkap )
NIP.
( nama lengkap )
NIP.
27
Selain membukukan transaksi penerimaan dan penyetoran pendapatan dalam Buku Penerimaan dan
Penyetoran Bendahara Penerimaan, STS kemudian didokumentasikan kedalam Register STS.
Gambar 3.6 Contoh Format Buku Penerimaan dan Penyetoran
Penerimaan
Ket.
Tgl.
No. Bukti
Cara
Pembayaran
Kode
Rekening
Uraian
Jumlah
Tgl.
No.
STS
Jumlah
10
Jumlah Penerimaan
:
Jumlah yang disetorkan
Saldo Kas di Bendahara Penerimaan
.................
:
:
11
.................
.................
Terdiri atas:
a.
Tunai sebesar .................
b.
Bank sebesar .................
c.
Lainnya ...........................
Mengetahui/Menyetujui:
Pengguna Anggaran
Cara Pengisian:
1.
Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan dan
Periode
2.
Kolom 1 diisi dengan nomor urut
3.
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan
4.
Kolom 3 diisi dengan nomor bukti penerimaan
5.
Kolom 4 diisi dengan cara pembayaran: melalui kas bendahara penerimaan, bank, atau
melalui kas umum daerah
6.
Kolom 5 diisi dengan detail kode rekening pendapatan asli daerah
7.
Kolom 6 diisi dengan uraian pendapatan sesuai dengan kode rekening
8.
Kolom 7 diisi dengan jumlah pendapatan asli daerah
9.
Kolom 8 diisi dengan tanggal penyetoran
10.
Kolom 9 diisi dengan Nomor STS
28
11.
12.
13.
14.
15.
16.
*Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan.
Bendahara Penerimaan
No.
No. STS
Tanggal
Kode Rekening
Uraian
Jumlah
Penyetor
Ket.
Mengetahui/Menyetujui:
........., tanggal ...............
Pengguna Anggaran
Bendahara Penerimaan
(Tanda Tangan)
(Tanda Tangan)
Cara Pengisian:
1.
Judul diisi dengan nama PROVINSI/KABUPATEN/KOTA, nama SKPD yang bersangkutan,
tahun anggaran dan Nama Bendahara Penerimaan
2.
Kolom 1 diisi dengan nomor urut
3.
Kolom 2 diisi dengan nomor STS
4.
Kolom 3 diisi dengan tanggal STS
5.
Kolom 4 diisi Kode Rekening pendapatan yang disetorkan ke rekening Kas Umum Daerah.
Dalam satu STS bisa terdiri dari beberapa pendapatan.
6.
Kolom 5 diisi dengan uraian pendapatan
7.
Kolom 6 diisi dengan jumlah pendapatan yang disetorkan
8.
Kolom 7 diisi dengan nama penyetor
9.
Kolom 8 diisi dengan Keterangan jika diperlukan
10.
Kolom tanda tangan ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan dan Pengguna Anggaran
disertai nama jelas*
29
* Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh wajib pajak/retribusi dalam membayar kewajibannya kepada
daerah, yaitu dengan cara:
1.
2.
3.
Prosedur pembukuan untuk ketiga cara pembayaran tersebut pada dasarnya sama, yang membedakan
adalah bukti penerimaan dan penyetorannya,dan waktu pencatatan penerimaan dan penyetoran
pendapatan ke kas daerah. Berikut akan diikhtisarkan tata cara pembukuan untuk ketiga cara pembayaran
tersebut.
Transaksi
BUKTI TRANSAKI
REGISTER STS
Penerimaan pembayaran
dicatat di sisi
pendapatan dari wajib pajak/retribusi penerimaan
Tanda Bukti
Pembayaran
dicatat di register
STS
STS
dicatat di sisi
penyetoran
Bendahara penerimaan
menyiapkan Surat Tanda
Bukti Pembaaayaran/Bukti
Lain Yang Sah.
30
Buku Penerimaan
dan Penyetoran
Bendahara
Penerimaan
Surat Tanda
Setoran
Register STS
Melakukan
Pengisian
register STS
Melakukan Pengisian
Buku Penerimaan dan
Penyetoran
Transaksi
BUKTI TRANSAKI
REGISTER STS
Penerimaan pembayaran
dicatat di sisi
pendapatan dari wajib pajak/retribusi penerimaan
Slip setoran/nota
kredit bank
Penyetoran/pemindahbukuan
pendapatan oleh bendahara
penerimaan ke rekening kas daerah
dicatat di register
STS
STS
dicatat di sisi
penyetoran
Transaksi
31
Penerimaan pembayaran
dicatat di sisi
pendapatan dari wajib pajak/retribusi penerimaan
sekaligus penyetoran ke kasda.
dan penyetoran
sekaligus
dicatat di sisi
penyetoran
BUKTI TRANSAKI
REGISTER STS
dicatat di Register
STS
Slip setoran/nota
kredit bank
dicatat di register
STS
STS
Register STS
Bukti penerimaan yang sah dan lengkap.
32
Register STS
Bukti penerimaan yang sah dan lengkap
33
: .
: .
Penerimaan
1. Tunai melalui bendahara penerimaan
2. Tunai melalui bendahara penerimaan pembantu
3. Transfer ke rekening bendahara penerimaan
4. Transfer ke rekening kas umum daerah
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
B.
Rp. ..
C.
Jumlah penyetoran
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Menyetujui
Pengguna Anggaran
Tanggal
Bendahara Penerimaan
Nama
NIP
Nama
NIP
Gambar 3.10
Contoh Format LPJ Fungsional Bendahara Penerimaan SKPD
34
: .
: .
Penerimaan
1. Tunai melalui bendahara penerimaan
2. Tunai melalui bendahara penerimaan pembantu
3. Transfer ke rekening bendahara penerimaan
4. Transfer ke rekening kas umum daerah
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
B.
Rp. ..
C.
Jumlah penyetoran
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Rp. ..
Menyetujui
Pengguna Anggaran
Tanggal
Bendahara Penerimaan
Nama
NIP
Nama
NIP
35
1.
2.
3.
4.
5.
Jelaskan pembukuan yang harus dibuat untuk bukti berupa TBP (tanda bukti
pembayaran) ?
6.
Jelaskan pembukuan yang harus dibuat untuk bukti berupa STS (surat tanda setoran) ?
7.
8.
Sebutkan jenis laporan pertanggungjawaban (LPJ) yang harus dibuat oleh bendahara
penerimaan SKPD, lampiran apa saja yang harus disertakan, dan dilaporkan kepada
siapa ?
9.
Kapankah paling lambat bendahara penerimaan pembantu harus menyampaikan LPJnya dan disampaikan melalui siapa ?
10.
TOPIK 4
Deskripsi:
Sub Topik
Kata Kunci
Prosedur Penerimaan
Bendahara Penerimaan PPKD
Prosedur Pembukuan
(Penatausahaan) Bendahara
Penerimaan PPKD
Prosedur
Pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan PPKD
Referensi:
1.
2
3.
4.
5.
37
15 Maret
38
Nota Kredit
Bukti Penerimaan Lainnya Yang Sah
Pembukuan penerimaan pendapatan dan pembiayaan di Bendahara Penerimaan PPKD dimulai dari saat
bendahara penerimaan PPKD menerima informasi dari BUD/Kuasa BUD mengenai adanya penerimaan di
rekening kas umum daerah. Langkah-langkah pencatatannya adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
39
Berdasarkan Nota kredit atau Bukti Penerimaan Lain yang sah, bendahara penerimaan PPKD
mencatat bukti penerimaan tersebut ke dalam Buku Penerimaan PPKD, pada bagian kolom
tanggal dan kolom nomor bukti.
Kemudian bendahara penerimaan PPKD mengidentifikasi dan mencatat jenis dan kode
rekening pendapatan.
Setelah itu, bendahara penerimaan PPKD mencatat nilai transaksi pada kolom jumlah.
Prosedur pembukuan penerimaan pendapatan dan pembiayaan di Bendahara Penerimaan
PPKD dapat digambarkan dalam bagan alir berikut.
Nota
Kredit/
Bukti Lain
yang sah
Buku
Penerimaan
PPKD
Melakukan
Pengisian Buku
Penerimaan PPKD
Bendahara
penerimaan PPKD
menerima Nota
Kredit/bukti lain
yang sah dari
penyetoran melalui
rekening kas
daerah.
Berdasarkan Nota
Kredit/bukti lain yang
sah Bendahara
Penerimaan PPKD
mencatat penerimaan
di Rekening kas umum
daerah itu pada Buku
Penerimaan PPKD
Tanggal
Kode
Kredit
Bukti
Lain
Kode
Rekening
Uraian
Jumlah
Keterangan
40
Tanggal
Bendahara Penerimaan PPKD
( Tanda Tangan)
(Nama lengkap)
NIP.
Cara Pengisian:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Diisi hanya pada saat penutupan di akhir bulan untuk keperluan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan PPKD.
Berikut adalah bagan alir yang menggambarkan proses penyusunan dan penyampaian
pertanggungjawaban bendahara penerimaan PPKD.
41
Gambar 4.3 Bagan Alir Penyusunan dan Penyampaian Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan PPKD
Buku Pendapatan
PPKD
Bukti
Penerimaan
yang sah
Pertanggungjawaban
Bendahara Penerimaan
PPKD
Pertanggungjawaban
Bendahara
Berdasarkan Buku
Pendapatan PPKD dan
Bukti penerimaan yang
sah Bendahara
Penerimaan PPKD
menyusun
Pertang-gungjawabannya
Proses verifikasi
Pertanggungjawaban
bendahara
penerimaan PPKD
Pertanggungjawaban
Bendahara
Penerimaan
PPKD
2 Bendahara Penerimaan
PPKD menyerahkan
Pertanggungjawaban
bendahara penerimaan
PPKD kepada fungsi
verifikasi PPKD
Pertanggungjawaban
Bendahara
Penerimaan
PPKD
Dilakukan proses
verifikasi, evaluasi dan
analisis untuk
mendapatkan informasi
pendapatan PPKD yang
sinkron dan kredibel
Fungsi Verifikasi
PPKD
42
PPKD melakukan
menandatangani
pertanggungjawaban bendahara
penerimaan
sebagai bentuk
persetujuan
TOPIK 5
Deskripsi:
Sub Topik
Kata Kunci
Prosedur pembayaran
belanja SKPD
Prosedur pembukuan
bendahara pengeluaran SKPD
Prosedur pertanggungjawaban
bendahara pengeluaran SKPD
Referensi:
1.
2.
3.
4.
5.
44
45
Menerima
Menatausahakan dan
Mempertanggungjawabkan
Menyimpan
BENDAHARA
PENGELUARAN
Membayarkan
Dalam melaksanakan tugas, bendahara pengeluaran SKPD berwenang:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Jika pengguna anggaran melimpahkan sebagian kewenangannya kepada kuasa pengguna anggaran,
maka pengguna anggaran dapat menunjuk bendahara pengeluaran pembantu SKPD untuk
melaksanakan sebagian tugas dan wewenang bendahara pengeluaran SKPD. Bendahara pengeluaran
pembantu SKPD mempunyai wewenang untuk:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
46
47
untuk kelancaran pembayaran belanja atas kegiatan yang dikelola oleh unit kerja/KPA tertentu.
Berikut ini disajikan contoh format SPP-UP, setiap jenis SPP terdiri dari 3 halaman (halaman pengantar,
ringkasan dan rincian).
Gambar 5.2 Contoh Format SPP-UP
Gambar 5.2
Contoh Format SPP-UP
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)
Nomor : . Tahun ..
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD .
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor Tahun tentang
Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
Urusan Pemerintahan
:
SKPD
:
Tahun Anggaran
:
Dasar Pengeluaran SPD Nomor ..
:
Jumlah Sisa Dana SPD
: Rp
( terbilang: )
f. Nama Bendahara Pengeluaran
:
g. Jumlah Pembayaran yang Diminta
: Rp
( terbilang: )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank
:
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
48
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)
Nomor : . Tahun ..
RINGKASAN
Berdasarkan Keputusan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor .... Tanggal
.. tentang Penetapan Jumlah Uang Persediaan untuk SKPD ..
sejumlah Rp. ..
Terbilang: ....
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP)
Nomor : . Tahun ..
RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN
No.
Uraian
Jumlah
TOTAL
Terbilang: .
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
49
Salinan SPD
Draf Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan
Bukti-bukti belanja yang lengkap dan sah
Lampiran lain yang diperlukan
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU)
Nomor : . Tahun ..
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD .
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor Tahun tentang
Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Ganti Uang Persediaan
sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
Urusan Pemerintahan
:
SKPD
:
Tahun Anggaran
:
Dasar Pengeluaran SPD Nomor ..
:
Jumlah Sisa Dana SPD
: Rp
( terbilang: )
f. Nama Bendahara Pengeluaran
:
g. Jumlah Pembayaran yang Diminta
: Rp
( terbilang: )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank
:
., ..
Bendahara Pengeluaran
50
(Nama Lengkap)
NIP.
( terbilang: )
f. Nama Bendahara Pengeluaran
:
g. Jumlah Pembayaran yang Diminta
: Rp
Sistem Dan Prosedur Pengeluaran Kas SKPD
( terbilang: )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank
:
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU)
Nomor : . Tahun ..
RINGKASAN
RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD
Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD
I. Rp ...
RINGKASAN SPD
No.
Nomor SPD
Tanggal SPD
Jumlah Dana
Urut
1
2
JUMLAH II. Rp ..
I-II. Rp ..
RINGKASAN SP2D
SP2D Peruntukan UP
SP2D Peruntukan GU
SP2D Peruntukan TU
SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp ....
II-III. Rp
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
51
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN GANTI UANG PERSEDIAAN (SPP-GU)
Nomor : . Tahun ..
RINCIAN RENCANA PENGGUNAAN
No.
Uraian
Jumlah
TOTAL
Terbilang: .
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
52
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)
Nomor : . Tahun ..
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD .
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor Tahun tentang
Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang
Persediaan (TU) sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
Urusan Pemerintahan
:
SKPD
:
Tahun Anggaran
:
Dasar Pengeluaran SPD Nomor ..
:
Jumlah Sisa Dana SPD
: Rp
( terbilang: )
f. Nama Bendahara Pengeluaran
:
g. Jumlah Pembayaran yang Diminta
: Rp
( terbilang: )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank
:
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
53
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)
Nomor : . Tahun ..
RINGKASAN
RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD
Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD
I. Rp ...
RINGKASAN SPD
No.
Nomor SPD
Tanggal SPD
Jumlah Dana
Urut
1
2
JUMLAH II. Rp ..
I-II. Rp ..
RINGKASAN SP2D
SP2D Peruntukan UP
SP2D Peruntukan GU
SP2D Peruntukan TU
SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp ....
II-III. Rp
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
54
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (SPP-TU)
Nomor : . Tahun ..
RINCIAN
RENCANA PENGGUNAAN
Program:
No. Urut
Program:
No. Urut
Kode Rekening
Kode Rekening
Kegiatan:
Kegiatan:
Waktu Pelaksanaan:
Jumlah
Uraian
Uraian
SUB TOTAL Rp ..
Waktu Pelaksanaan:
Jumlah
SUB TOTAL Rp ..
TOTAL Rp ..
Terbilang: .
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
Pengajuan SPP TU harus dilampiri dengan salinan SPD, draf Surat Pernyataan PA, Surat Keterangan
Penjelasan Keperluan Pengisian TU, serta lampiran lain yang diperlukan.
personil (billing rate), berita acara prestasi kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti
kehadiran dari tenaga konsultan sesuai pentahapan waktu pekerjaan dan bukti penyewaan/
pembelian alat penunjang serta bukti pengeluaran lainnya berdasarkan rincian dalam surat
penawaran.
Serta lampiran lain yang diperlukan.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN
(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
Nomor : . Tahun ..
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD .
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor Tahun tentang
Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Gaji dan
Tunjangan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
Urusan Pemerintahan
:
SKPD
:
Tahun Anggaran
:
Dasar Pengeluaran SPD Nomor ..
:
Jumlah Sisa Dana SPD
: Rp
( terbilang: )
f. Nama Bendahara Pengeluaran
:
g. Jumlah Pembayaran yang Diminta
: Rp
( terbilang: )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank
:
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
57
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG GAJI DAN TUNJANGAN
(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
Nomor : . Tahun ..
RINGKASAN
RINGKASAN DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD
Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD
I. Rp ...
RINGKASAN SPD
No.
Nomor SPD
Tanggal SPD
Jumlah Dana
Urut
1
2
JUMLAH II. Rp ..
I-II. Rp ..
RINGKASAN SP2D
SP2D Peruntukan UP
SP2D Peruntukan GU
SP2D Peruntukan TU
SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp ....
II-III. Rp
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
58
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN
(SPP-LS-GAJI-TUNJANGAN)
Nomor : . Tahun ..
RINCIAN
RENCANA PENGGUNAAN DANA
BULAN:
No.
Kode Rekening
Urut
(Rincian Obyek)
1
2
3
4
5
6
7
Uraian
Jumlah
Jumlah
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
59
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
(SPP-LS-BARANG & JASA)
Nomor : . Tahun ..
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth.
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
SKPD .
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota Nomor Tahun tentang
Penjabaran APBD, bersama ini kami mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Langsung Barang dan
Jasa sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
Urusan Pemerintahan
:
SKPD
:
Tahun Anggaran
:
Dasar Pengeluaran SPD Nomor ..
:
Jumlah Sisa Dana SPD
: Rp
( terbilang: )
f. Nama Bendahara Pengeluaran
:
g. Jumlah Pembayaran yang Diminta
: Rp
( terbilang: )
h. Nama dan Nomor Rekening Bank
:
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
60
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
(SPP-LS BARANG DAN JASA)
Nomor : . Tahun ..
RINGKASAN
1.
2.
3.
Program
: .
Kegiatan
: .
Nomor dan Tanggal DPA-/DPPA: .
/DPAL-SKPD
4. Nama Perusahaan
: .
5. Bentuk Perusahaan
: a. PT/NV
b. CV
d. Firma
e. Lain-lain
6. Alamat Perusahaan
: .
7. Nama Pimpinan Perusahaan
: .
8. Nama dan Nomor Rekening Bank
: .
9. Nomor Kontrak
: .
10. Kegiatan Lanjutan
: Ya/Bukan
11. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
: .
12. Deskripsi Pekerjaan
: .
RINGKASAN DPA-/DPAL-/DPAL-SKPD
I. Rp ...
Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD
RINGKASAN SPD
No.
Nomor SPD
Tanggal SPD
Jumlah Dana
Urut
1
2
JUMLAH II. Rp ..
I-II. Rp ..
RINGKASAN SP2D
SP2D Peruntukan UP
SP2D Peruntukan GU
SP2D Peruntukan TU
SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan
SP2D Peruntukan LS Pengadaan Barang dan Jasa
JUMLAH III. Rp ....
II-III. Rp
61
Mengetahui,
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
., ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
(Nama Lengkap)
NIP.
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN LANGSUNG BARANG DAN JASA
(SPP-LS BARANG DAN JASA)
Nomor : . Tahun ..
RINCIAN
RENCANA PENGGUNAAN DANA
No.
Kode Rekening
Urut
(Rincian Objek)
1
2
3
4
5
6
7
Uraian
Jumlah
Jumlah
., ..
Mengetahui
PPTK
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
(Nama Lengkap)
NIP.
Disamping membuat SPP, Bendahara Pengeluaran juga membuat register untuk SPP yang diajukan, SPM
dan SP2D yang sudah diterimanya.Register ini berupa daftar SPP yang telah diajukan beserta SPM dan
SP2D yang telah diterbitkan. Berikut adalah format register SPP/SPM/SP2D:
62
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
REGRISTER SPP/SPM/SP2D
SKPD
No.
SPP
Jenis UP/GU/TU/LS
Urut
Tanggal Nomor
1
2
3
4
SPM
Tanggal Nomor
5
6
SP2D
Tanggal Nomor
7
8
Uraian
Jumlah
Ket.
10
11
., Tanggal ..
Bendahara Pengeluaran
(Nama Lengkap)
NIP.
III
Dokumen-dokumen berupa:
a.
SP2D UP/GU/TU/LS;
b.
Bukti transaksi yang sah dan lengkap;
c.
Dokumen-dokumen pendukung lainnya sebagaimana yang diatur dalam peraturan
yang berlaku;
Langkah
2.
BKU
Langkah
3.
BKU
BKU
Pengeluaran
Langkah
Pengeluaran
BKU
64
Pengeluaran
Langkah
BKU
ATAU
Buku Pembantu Simpanan/Bank (bila
pelimpahan UP dilakukan melalui
transfer antar rekening bank bendahara
pengeluaran dan bendahara pengeluaran
pembantu
4.
Langkah
Pengeluaran
Pengeluaran
BKU
(UP/GU/TU)
Contoh: Tanggal 10 Januari 2012 dibeli Alat Tulis Kantor (kertas dan pulpen) sebesar Rp.
2.200.000,- pada Anton Toko ATK Jaya (dikenakan pajak PPN dan PPh).
Analisa Transaksi
Atas Transaksi diatas Bendahara Pengeluaran melakukan pembukuan belanja ATK sebesar nilai bruto
yaitu Rp 2.200.000 dan dicatat pada:
1.
2.
3.
4.
65
No.
2
Tanggal
Kode Rekening
Uraian
..
..
10 Jan
5.2.2.01.01
ATK
Penerimaan
Pengeluaran
.......
PPN
PPh 22
Saldo
.....
50.000.000
2.200.000
47.800.000
200.000
48.000.000
30.000
48.030.000
No. BKU
.......
Uraian
Penerimaan
Pengeluran
......................
10 Jan
Saldo
10.000.000
Pembelian ATK
2.200.000
7.800.000
Tanggal
Nomor BKU
1
10 Jan
Uraian
2
2
3
Belanja ATK
UP/GU/TU
Jumlah
2.000.000
2.000.000
2.000.000
2.000.000
Buku Pajak
PPh/PPN
66
Pengeluaran (Rp)
LS
Tanggal
No. BKU
10-01-07
5.
Uraian
Penerimaan
Pengeluran
Saldo
Dipungut PPN
atas Pembelian
ATK
200.000
200.000
Dipotong
PPh-22 atas
Pembelian ATK
30.000
230.000
Langkah
BKU
Pengeluaran
Langkah
Pengeluaran
BKU
Berdasarkan contoh transaksi diatas, ketika bendahara pengeluaran melakukan penyetoran atas
pungutan pajak, bendahara pengeluaran melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang disetorkan
sebagai setoran PPh/PPN di:
1.
2.
67
Tanggal
No. BKU
10-01-07
6.
Uraian
Penerimaan
Pengeluran
Saldo
Dipungut PPN
atas Pembelian
ATK
200.000
200.000
Dipotong
PPh-22 atas
Pembelian ATK
30.000
230.000
Langkah
Pengeluaran
BKU
Contoh: Tanggal 11 Januari 2012, Berdasarkan Nota Pencairan Dana (NPD)/memo persetujuan PA/KPA Bendahara
memberikan panjar kepada Ahmad Basuki sebesar Rp150.000,- untuk pembelian materai.
Analisa Transaksi
Atas pemberian panjar kepada Ahmad Basuki Bendahara Pengeluaran mencatat sebesar uang yang
diberikan pada:
1.
2.
3.
68
No.
Tanggal
Kode
Rekening
Uraian
..
..
10 Jan
5.2.2.01.01
ATK
Penerimaan
Pengeluaran
.......
Saldo
.....
50.000.000
2.200.000
47.800.000
Dipungut PPN
200.000
48.000.000
Dipotong PPh 22
30.000
48.030.000
10 Jan
Penyetoran PPn/PPh
230.000
47.800.000
11 Jan
Pemberian Panjar_
pada A Basuki
150.000
47.880.000
Tanggal
No. BKU
1 Jan
69
Uraian
Penerimaan
Pengeluran
Saldo
Saldo
10.000.000
10 Jan
Pembelian ATK
2.200.000
7.800.000
11 Jan
Pemberian
panjar pada A
Basuki
150.000
7.650.000
BUKU PANJAR
SKPD :
BENDAHARA PENGELUARAN
:
Tanggal
No. BKU
1 Jan
Uraian
Penerimaan
Pengeluran
Saldo
Saldo
10.000.000
10 Jan
Pembelian ATK
2.200.000
7.800.000
11 Jan
Pemberian
panjar pada A
Basuki
150.000
7.650.000
7.
Langkah
Pengeluaran
BKU
BKU
(UP/GU/TU)
Contoh: Pada tanggal 19 Januari 2012 diterima bukti kuintansi pembelian materai dan perangko dar Kantor Pos
Lubuk Sikaping sebesar Rp150.000,- sebagai pertanggungjawaban pengembalian uang panjar dari Ahmad Basuki.
Analisa Transaksi
Langkah-langkah dalam membukukan pertanggungjawaban uang panjar sebagai berikut:
70
Langkah 1:
Bendahara Pengeluaran menerima bukti belanja/bukti pengeluaran uang/bukti lainnya yang sah dari
PPTK sebagai bentuk pertanggungjawaban uang panjar. Setelah pertanggungjawaban tersebut diterima,
Bendahara Pengeluaran mencatat pengembalian panjar di:
Jumlah yang dicatat sebesar jumlah uang panjar yang pernah diberikan.
No.
Tanggal
Kode
Rekening
Uraian
..
..
10 Jan
5.2.2.01.01
ATK
Penerimaan
Pengeluaran
.......
.....
50.000.000
2.200.000
47.800.000
PPN
200.000
PPh 22
Saldo
48.000.000
30.000
48.030.000
10 Jan
Penyetoran PPN/PPh
230.000
47.800.000
11 Jan
Pemberian Panjar_pada
A Basuki
150.000
47.650.000
19 Jan
Diterima
pertanggungjawaban
panjar
150.000
47.800.000
BUKU PANJAR
SKPD
Tanggal
71
No. BKU
Uraian
11 Jan
19 Jan
Diterima
pertanggungjawaban
panjar dari A. Basuki
Penerimaan
Pengeluran
150.000
150.000
Saldo
150.000
0
Langkah 2:
Bendahara Pengeluaran kemudian mencatat belanja yang sebenarnya terjadi berdasarkan
pertanggungjawaban yang diberikan PPTK. Belanja tersebut dicatat di:
No.
Tanggal
Kode
Rekening
..
10 Jan
Uraian
Penerimaan
Pengeluaran
.......
.....
50.000.000
2.200.000
47.800.000
..
5.2.2.01.01 ATK
PPN
200.000
PPh 22
Saldo
48.000.000
30.000
48.030.000
10 Jan
Penyetoran PPN/PPh
230.000
47.800.000
11 Jan
Pemberian Panjar_
pada A Basuki
150.000
47.650.000
19 Jan
Diterima
pertanggungjawaban
panjar
19 Jan
150.000
47.800.000
150.000
47.650.000
SKPD
Kode Rekening
Nama Rekening
Kredit APBD
Tahun Anggaran
Tanggal
Nomor BKU
1
19 Jan
72
2
4
Uraian
3
Belanja Materai
& Perangko
Pengeluaran (Rp)
LS
UP/GU/TU
Jumlah
150.000
150.000
8.
150.000
150.000
Langkah
9.
Pengeluaran
BKU
Pembukuan pemotongan PPh/PPN dari belanja LS (dicatat secara contra post) yang
dipotong/disetor BUD.
Langkah
Pengeluaran
BKU
Contoh: Pada tanggal 27 Januari, diterima SP2D-LS atas belanja modal pengadaan meja kerja kepada pihak ketiga
(Irvan Hakim / CV. Lupa Melulu di Neraka) sebesar Rp 27.500.000 Untuk Kontrak No. 01/ SPK / 2012 dan BAP No. 01 /
BAP / 2012
Analisa Transaksi
Pembukuan dilakukan sebesar jumlah belanja bruto (sebelum dikurangi potongan) sebagai belanja
pengadaan barang dan jasa di:
1.
BKU pada kolom penerimaan dan pengeluaran pada tanggal yang sama
2.
Buku Pembantu Rincian Obyek Belanja yang terkait pada kolom belanja LS.
Terhadap informasi potongan pajak terkait belanja pengadaan barang dan jasa, bendahara pengeluaran
melakukan pembukuan sebesar jumlah pajak yang dipotong sebagai pemotongan PPh/PPN di:
73
1.
2.
BKU pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada tanggal yang sama.
Buku Pembantu Pajak pada kolom penerimaan dan kolom pengeluaran pada tanggal yang
sama.
PEMERINTAH KABUPATEN LIMA PULUH DESA
No.
Tanggal
Kode
Rekening
Uraian
..
..
10 Jan
5.2.2.01.01
ATK
PPN
PPh 22
.......
Saldo
.....
50.000.000
2.200.000
47.800.000
200.000
48.000.000
30.000
48.030.000
10 Jan
Penyetoran PPN/PPh
230.000
47.800.000
11 Jan
Pemberian Panjar_
pada A Basuki
150.000
47.650.000
19 Jan
Diterima
pertanggungjawaban
panjar
19 Jan
27 Jan
27 Jan
5
4
74
Penerimaan Pengeluaran
27 Jan
27 Jan
5.2.2.01.04
5.2.3.13.01
150.000
47.800.000
150.000
27.500.000
47.650.000
75.150.000
27.500.000
47.650.000
PPN
2.500.000
50.150.000
PPh 22
375.000
50.525.000
Penyetoran PPN/PPh
2.875.000
47.650.000
SKPD
Kode Rekening
Nama Rekening
Kredit APBD
Tahun Anggaran
Tanggal
Nomor BKU
Uraian
27 Jan
Pengeluaran (Rp)
LS
UP/GU/TU
Jumlah
25.000.000
25.000.000
25.000.000
25.000.000
Buku Pajak
PPh/PPN
Tanggal
10-01-07
No. BKU
2
Uraian
Dipungut PPN atas
Pembelian ATK
Dipotong PPh-22 atas
Pembelian ATK
10-01-07
Penyetoran PPN/PPh
27 Jan
PPN
27 Jan
PPh 22
27 Jan
Penyetoran PPN/PPh
Penerimaan
Pengeluran
Saldo
200.000
200.000
30.000
230.000
230.000
2.500.000
2.500.000
375.000
2.875.000
2.875.000
75
Pertanggungjawaban UP
disampaikankepada PA ketika SKPD akan mengajukan GU. Laporan pertanggungjawaban
UP akan menjadi lampiran SPP-GU. Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun
laporan pertanggungjawaban uang persediaan:
Menyusun
LPJ- UP
LPJ- UP
: ..
: ..
KODE REKENING
JUMLAH (Rp.)
Total
Tambahan Uang Persediaan Awal Periode
Tambahan Uang Persediaan Akhir Periode
.., tanggal ..
Bendahara Penerimaan
( nama lengkap )
NIP.
76
b.
Pertanggungjawaban TU
Pertanggungjawaban TU disusun ketika TU yang dikelola telah digunakan atau telah
sampai pada waktu yang ditentukan sejak TU diterima.Laporan pertanggungjawaban
TU disampaikan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Berikut adalah
langkah-langkah penyusunan laporan pertanggungjawaban TU:
Menyusun
LPJ- TU
Draft
LPJ- TU
STS
(Apabila ada kelebihan
TU)
LPJ- TU
: ..
: ..
: /..
: /..
: ..
KODE REKENING
JUMLAH (Rp.)
Total
Tambahan Uang Persediaan Awal Periode
Tambahan Uang Persediaan Akhir Periode
Menyetujui:
Pengguna Anggaran
.., tanggal ..
Bendahara Penerimaan
( nama lengkap )
NIP.
( nama lengkap )
NIP.
*Sisa tambahan uang persediaan telah disetor ke Kas Umum Daerah pada tanggal .
77
2. Pertanggungjawaban Periodik
a.
Pertanggungjawaban Administratif
Pertanggungjawaban administratif yang disampaikan adalah berupa Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) yang menggambarkan jumlah anggaran, realisasi dan sisa pagu
anggaran baik secara kumulatif maupun per kegiatan.
SPJ ini merupakan hasil konsolidasi dengan SPJ bendahara pengeluaran pembantu.
Oleh karena itu, SPJ Bendahara Pengeluaran pembantu harus sudah disampaikan
kepada bendahara pengeluaran paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. Kecuali pada
bulan terakhir di tahun anggaran, SPJ bendahara pengeluaran pembantu harus sudah
disampaikan paling lambat 5 hari kerja sebelum hari kerja terakhir bulan tersebut.
Gambar 5.11 Langkah-Langkah dan Format Pertanggungjawaban Bulanan Bendahara Pengeluaran SKPD (Laporan Penutupan
Kas dan SPJ Administratif/Fungsional)
Menyusun
SPJ
Administratif
78
Draft SPJ
Administratif
SPJ Administratif
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .
LAPORAN PENUTUPAN KAS BULANAN
BULAN .. TAHUN ..
Kepada Yth.
Di Tempat
Dengan memperhatikan Peraturan Gurbenur/Bupati/Walikota .. No. . Tahun
mengenai Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah, bersama ini kami sampaikan Laporan Penutupan
Kas Bulanan yang terdapat di Bendahara Pengeluaran SKPD .............................. adalah sejumlah Rp.
............................. dengan perincian sebagai berikut:
A.
B.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Saldo akhir bulan tanggal . terdiri dari saldo di kas tunai sebesar Rp. .. Dan saldo di
Bank sebesar Rp. .
C.
Rp.
Rp.
Rp.
.., tanggal ..
Bendahara Penerimaan
( nama lengkap )
NIP.
79
JUMLAH
ANGGARAN
SKPD
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran
Tahun Anggaran
Bulan
URAIAN
:
:
:
:
:
s.d Bulan
Lalu
4
s.d Bulan
Ini
6 = (4+5)
s.d Bulan
Lalu
10
PEMERINTAH KABUPATEN
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN
(SPJ BELANJA ADMINISTRATIF)
SPJ - LS GAJI
Bulan Ini
SPJ UP/GU/TU
11
Bulan Ini
s.d Bulan
Ini
12 =
Jumlah SPJ
(LS+UP/GU/TU) s.d.
Bulan Ini
13 = (6+9+12)
., Tanggal ..
Bendahara Pengeluaran
Menyetujui,
Pengguna Anggaran
(Nama Lengkap)
NIP.
14 = (3-13)
KODE
REKENING
JUMLAH
Penerimaan 8)
-SP2D
-Potongan Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
-Lain-lain
Jumlah Penerimaan
Pengeluaran
-SPJ (LS+UP/GU/TU)
-Penyetoran Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
Lain-lain
Jumlah Pengeluaran
Saldo Kas
(Nama Lengkap)
80
b.
Pertanggungjawaban Fungsional
SPJ Fungsional menggunakan format yang sama dengan SPJ Administratif. Hanya
saja, pertanggungjawaban fungsional disampaikan kepada PPKD selaku BUD.Waktu
penyampaian pertanggungjawaban fungsional juga sama dengan waktu penyampaian
pertanggungjawaban administratif yaitu tanggal 10 bulan berikutnya. Pada bulan terakhir
periode anggaran, pertanggungjawaban disampaikan paling lambat hari kerja terakhir
bulan tersebut.
Laporan
PenutupanKas
Menyusun
SPJ
Fungsional
BKU dan BP-nyaSPJ
BendaharaPengelua
ran Pembantu
81
SPJ
Fungsional
Proses verifikasi,
evaluasi dan
analisa oleh BUD
URAIAN
3
JUMLAH
ANGGARAN
:
:
:
:
:
s.d Bulan
Lalu
4
s.d Bulan
Ini
6 = (4+5)
s.d Bulan
Lalu
10
PEMERINTAH KABUPATEN
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN
(SPJ BELANJA FUNGSIONAL)
SPJ - LS GAJI
Bulan Ini
SPJ UP/GU/TU
11
Bulan Ini
s.d Bulan
Ini
12 =
Jumlah SPJ
(LS+UP/GU/TU) s.d.
Bulan Ini
13 = (6+9+12)
., Tanggal ..
Bendahara Pengeluaran
SKPD
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran
Bendahara Pengeluaran
Tahun Anggaran
Bulan
Menyetujui,
Pengguna Anggaran
(Nama Lengkap)
NIP.
14 = (3-13)
KODE
REKENING
JUMLAH
Penerimaan 8)
-SP2D
-Potongan Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
-Lain-lain
Jumlah Penerimaan
Pengeluaran
-SPJ (LS+UP/GU/TU)
-Penyetoran Pajak
a. PPN
b. PPh-21
c. PPh-22
d. PPh-23
Lain-lain
Jumlah Pengeluaran
Saldo Kas
(Nama Lengkap)
82
83
8.
9.
Jelaskan bagaimana pembukuan untuk setiap SP2D yang disebutkan di bawah ini, (buku
apa saja yang digunakan dan di sisi mana transaksi tersebut akan dicatat, apakah di sisi
penerimaan atau pengeluaran) :
a.
SP2D UP
b.
SP2D GU
c.
SP2D TU
d.
SP2D LS
10.
Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi penarikan uang persediaan dari bank
(pergeseran uang) ?
Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi pembayaran belanja yang menggunakan
uang persediaan ?
Jelaskan bagaimana pembukuan untuk transaksi PPh/PPN yang dipungut/dipotong dan
disetor oleh bendahara pengeluaran SKPD ?
Jika bendahara pengeluaran SKPD membukukan transaksi PPh/PPN yang dipungut/
dipotong dan disetor oleh BUD (terkait dengan belanja LS pada SKPD), bagaimanakah
pembukuannya ?
Jelaskan bagaimana pembukuan transaksi pemberian uang panjar dari bendahara
pengeluaran kepada PPTK dan pertanggungjawaban uang panjar dari PPTK ke bendahara
pengeluaran, untuk masing-masing kondisi berikut:
Realisasi belanja lebih kecil dari uang panjar yang diberikan (ada sisa uang panjar)
Realisasi belanja lebih besar dari uang panjar yang diberikan (bendahara harus
memberikan tambahan uang atas kekurangan panjar)
11.
12.
13.
14.
15. Jelaskan
a) bagaimana pembukuan untuk mencatat penyetoran sisa TU ke rekening Kas
Daerah;
b)
bukti transaksi apa yang dgunakan untuk mencatat transaksi tersebut?;
c)
kapan sisa TU tersebut harus disetorkan ke rekening Kas Daerah?.
84
TOPIK 6
Deskripsi:
Sub Topik
Kata Kunci
Prosedur Pembayaran
Bendahara Pengeluaran PPKD
Prosedur Pembukuan
Bendahara PengeluaranPPKD
Prosedur Pertanggungjawaban
Bendahara PengeluaranPPKD
Referensi:
1.
2.
3.
4.
5.
86
Kas Bon Pemkab Aceh Tamiang Senilai Rp. 14 M Harus Dikembalikan Utuh
Kasus pengeluaran uang diluar mekanisme berbentuk kas bon oleh Pemkab Aceh Tamiang
yang semula berjumlah Rp. 16.803.936.351,25, setelah diterbitkan SK Pembebanan oleh
majelis pertimbangan TP-TGR keuangan dan barang daerah kepada 25 pihak yang
bertanggung jawab, sudah diselesaikan Rp. 2.274.265.173. Sehingga sisa kerugian negara
tinggal Rp. 14.061.178.25.
Kepala Kejaksaan Negeri Kualasimpang, M. Basyar Rifai, SH didampingi Kasipidsus Chairun
Parapat, SH usai peringatan hari Adhyaksa ke 51 di Kejaksaan Negeri Kualasimpang kepada
Realitas Jumat (22/7) mengatakan, MoU penagihan kas bon antara pihaknya dengan Pemkab
Aceh Tamiang baru pertama kali dilakukan tahun 2011.
MoU pengembalian kas bon antara Kejaksaan Negeri Kualasimpang dengan Pemkab Aceh
Tamiang yang dilakukan pejabat Aceh Tamiang dari tahun 2005 2010 sebesar Rp. 14 Milyar,
belum dikembalikan utuh. Pasalnya penagihan kas bon dan pengembaliannya baru sebesar
Rp. 200 juta, kata Kajari Kualasimpang.
Menurut Chairun Parapat, SH ketika ditanya kenapa masih sedikit uang pengembaliannya,
butuh proses pengembalian uang kas bon karena mereka yang dipanggil harus melengkapi
bukti kas bonnya, jadi ada kita panggil sampai beberapa kali. Terkait kas bon dari perdata
menjadi pidana, Kajari mengatakan sabar nanti ada waktunya.
Kurun waktu enam bulan, Kejaksaan telah memanggil pihak-pihak yang melakukan kas
bon dan pengembaliannya baru sebesar Rp. 200 juta. Kami ingatkan dalam jangka waktu
setahun setelah adanya MoU, maka uang Negara tersebut harus dikembalikan ke kas daerah
secara utuh, tegas Chairun Parapat.
http://www.suara-tamiang.com/2011/07/kas-bon-pemkab-aceh-tamiang-senilai-rp.html?m=1
Minggu, 24 Juli 2011
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bendahara Pengeluaran PPKD
berwenang:
a.
b.
c.
Salinan SPD
Lampiran lain yang diperlukan
Pembayaran yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran PPKDadalah untuk pengeluaran belanja dan/
atau pembiayaan yang tercantum di dalam DPA-PPKD. Adapun anggaran pengeluaran di dalam DPAPPKD terdiri dari:
a.
b.
Belanja tidak langsung selain belanja pegawai, terdiri dari: belanja bunga, subsidi, hibah,
bantuan keuangan, bantuan sosial, belanja tak terduga.
Pengeluaran pembiayaan, terdiri dari: pembayaran pokok pinjaman, investasi, pemberian
pinjaman, pembentukan dana cadangan.
Berikut ini disajikan contoh format BKU dan Buku Pembantu bendahara pengelauran PPKD.
88
PEMERINTAH ..........
No
Tanggal
Uraian
Kode
Rekening
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
Mengetahui
PPKD
, Tanggal
Bendahara Pengeluaran PPKD
(Tanda Tangan)
(Tanda Tangan)
(Nama jelas)
NIP
(Nama jelas)
NIP.
Gambar 6.2 Contoh Format Buku Rincian Objek Belanja Bendahara Pengeluaran PPKD
PEMERINTAH
89
No. BKU
Uraian
Belanja LS
Mengetahui,
PPKD
.., Tanggal.
Bendahara Pengeluaran PPKD
(Tanda Tangan)
(Nama jelas)
NIP.
(Tanda Tangan)
(Nama jelas)
NIP.
Langkah-langkah dalam membukukan SP2D LS SKPKD yang diterima adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
Di samping itu, bendahara pengeluaran PPKD juga membuat Register untuk SPP dan SPM yang diajukan
serta SP2D yang telah diterima.
Bagan Alir yang menggambarkan proses pembukuan SP2D LS SKPKD dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 6.3 Bagan Alir Proses Pembukuan SP2D LS SKPKD
Proses Penerbitan SP2D LS
PPKD seperti yang
dijelaskan dalam peraturan
yang berlaku
PPKD
BKU Bendahara Pengeluaran PPKD
SP2D LS PPKD
Bendahara
Pengeluaran
PPKD menerima
SP2D LS SKPKD
untuk belanja
yang dilakukan.
Bendahara pengeluaran
PPKD kemudian melakukan
proses Pengisian BKU Bendahara Pengeluaran
PPKD pada kolom
penerimaan.
Bendahara pengeluaran
PPKD melakukan proses
Pengisian BKU Bendahara Pengeluaran
PPKD pada kolom
pengeluaran. Tanggal dan
jumlah yang dicatat sama
dengan tanggal dan
jumlah yang dicatat di
kolom penerimaan.
Bendahara pengeluaran
PPKD melakukan proses
pengisian buku
rekapitulasi pengeluaran
per rincian obyek bendahara pengeluaran
PPKD.
90
Berikut adalah Bagan Alir yang menggambarkan proses pertanggungjawaban bendahara pengeluaran PPKD.
Gambar 6.4 Bagan Alir Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran PPKD
Buku Pembentu BKU
BKU Pengeluaran
PPKD
Dokumen
pendukung SPJ
Dokumen pendukung
SPJ
APAKAH
DISETUJUI
Berdasarkan BKU
Pengeluaran PPKD,
bendahara pengeluaran
PPKD membuat SPJ
Bendahara Pengeluaran
PPKD
Bendaharan
pengeluaran PPKD
menyerahkan SPJ
Bendahara Pengeluaran
PPKD kepada PPKD
melalui PPK SPKD
Proses
Pengesahaan
SPJ
Pengeluaran
PPKD
Bendahara PengeluaranPPKD
SPJ Bendahara
Penerimaan
Dokumen pendukung
SPJ
Dokumen
pendukung SPJ
PPK
PPKD
91
TOPIK 7
LAPORAN
PERTANGGUNGJAWABAN BUD
Deskripsi:
Sub Topik
Kata Kunci
Jenis Laporan
Pertanggungjawaban BUD
Referensi:
1.
2.
3.
4.
5
93
Laporan tersebut dibuat setiap hari dan diserahkan kepada Kepala Daerah setiap hari kerja pertama
setiap minggunya.
94
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...............
LAPORAN POSISI KAS HARIAN
Hari
Tanggal
Periode
:
:
:
................
................
................
Transaksi
Nomor
1
SP2D
STS
Lain
-lain
Uraian
Penerimaan
Pengeluaran
Jumlah
Perubahan Posisi Kas Hari ini
Posisi Kas (H -1)
Posisi Kas (H)
Rekapitulasi Posisi Kas di BUD
Saldo di Bank 1
Rp
Saldo di Bank 2
Rp
Total Saldo Kas* Rp
................, ....................
Bendahara Umum Daerah,
(Tanda Tangan)
95
(Nama Jelas)
NIP
REKONSILIASI BANK
Periode ..........
1.
Rp.
2.
Rp. ........................
Selisih
Rp........................
Keterangan Selisih
A.
a.
STS No ....
Rp.
b.
Rp.
c.
Dst..
Rp.
Rp.
Rp.
B.
a.
SP2D No ....
Rp.
b.
Rp.
c.
Rp.
d.
Dst..
Rp.
C.
96
Rp.
a.
STS No ....
Rp.
b.
Rp.
c.
Rp.
d.
Dst..
Rp.
Rp.
Rp.
D.
a.
SP2D No ....
Rp.
b.
Rp.
c.
Rp.
d.
Dst..
Rp.
Rp.
Rp.
....................., ..........................
Bendahara Umum Daerah
(Tanda Tangan)
(Nama Jelas)
NIP
Disamping laporan-laporan diatas Bendahara Umum Daerah membuat Register untuk SPP yang diajukan
serta SPM dan SP2D yang telah diterbitkan.
Gambar 7.4 Contoh Format Register SPP/SPM/SP2D BUD
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ...............
REGISTER SPP/SPM/SP2D
BENDAHARA UMUM DAERAH
No.
Jenis
UP/GU/
TU/LS
SPP
SPM
SP2D
Tgl.
No.
Tgl.
No.
Tgl.
No.
Uraian
Jumlah
Ket.
10
11
97
Berdasarkan bukti-bukti yang ada (SP2D/STS/Bukti lainnya yang sah), setiap hari BUD
menyusun laporan posisi kas harian.
BUD menerima rekening koran dari Bank setiap hari untuk transaksi satu hari sebelumnya.
Berdasarkan rekening koran dan laporan posisi kas harian BUD menyusun rekonsiliasi bank
Rekonsiliasi Bank disusun dengan cara membandingkan saldo kas di Bank menurut Rekening
Koran dengan saldo kas di Bank menurut laporan posisi kas harian.
Laporan posisi kas harian dan rekonsiliasi bank tersebut diserahkan kepada kepala daerah
hari pertama setiap minggunya.
98
TOPIK 8
PENYELESAIAN
GANTI KERUGIAN NEGARA
TERHADAP BENDAHARA
Deskripsi:
Topik ini menjelaskan tentang tata cara penyelesaian ganti kerugian negara terhadap
bendahara
Sub Topik
Kata Kunci
Pemeriksaan pengelolaan
dan tanggung jawab
keuangan negara
Referensi:
1.
2.
3.
100
101
b.
c. perhitungan ex officio.
Apabila Bendahara lalai membuat pertanggungjawaban pengelolaan keuangan, berada
dalam pengampuan, melarikan diri, atau meninggal dunia, dan tidak dapat segera
dilakukan pengujian/ pemeriksaan kas, maka harus dibuatkan perhitungan secara exofficio. Penghitungan ex officio adalah suatu perhitungan perbendaharaan yang dilakukan
oleh pejabat yang ditunjuk ex officio Bila dalam perhitungan yang dibuat secara ex-officio
tersebut terdapat kerugian negara, maka kekurangan itu menjadi tanggung jawab Bendahara
bersangkutan.
Untuk melaksanakan proses penyelesaian ganti kerugian negara/daerah yang terjadi di lingkungan
instansi pemerintah, termasuk pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 10
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti
Kerugian Negara terhadap Bendahara, baik yang dilakukan oleh bendahara maupun pegawai negeri
bukan bendahara/pejabat lain/pihak manapun, diselesaikan melalui organisasi penyelesaian kerugian
negara/daerah yakni Tim Penyelesaian Kerugian Negara/Daerah (TPKN/D) dan/atau Majelis Pertimbangan
Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (MP TP-TGR). Berikut diuraikan tata cara penyelesaian
Ganti Kerugian Negara terhadap Bendahara Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun 2007
102
8.2.1
Tugas TPKN
TPKN bertugas membantu pimpinan instansi dalam memproses penyelesaian kerugian negara
terhadap bendahara yang pembebanannya akan ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam
rangka melaksanakan tugas, TPKN menyelenggarakan fungsi untuk :
1. menginventarisasi kasus kerugian negara yang diterima;
2. menghitung jumlah kerugian negara;
3. mengumpulkan dan melakukan verifikasi bukti-bukti pendukung bahwa bendahara
telah melakukan perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai sehingga
mengakibatkan terjadinya kerugian negara;
4. menginventarisasi harta kekayaan milik bendahara yang dapat dijadikan sebagai jaminan
penyelesaian kerugian negara;
5. menyelesaikan kerugian negara melalui SKTJM;
6. memberikan pertimbangan kepada pimpinan instansi tentang kerugian negara sebagai
bahan pengambilan keputusan dalam menetapkan pembebanan sementara;
7. menatausahakan penyelesaian kerugian negara;
8. menyampaikan laporan perkembangan penyelesaian kerugian negara kepada pimpinan
instansi dengan tembusan disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan.
TPKN mengumpulkan dan melakukan verifikasi dokumen-dokumen, antara lain sebagai berikut :
1. surat keputusan pengangkatan sebagai bendahara atau sebagai pejabat yang
melaksanakan fungsi kebendaharaan;
2. berita acara pemeriksaan kas/barang;
3. register penutupan buku kas/barang;
4. surat keterangan tentang sisa uang yang belum dipertanggungjawabkan dari
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
5. surat keterangan bank tentang saldo kas di bank bersangkutan;
6. fotokopi/rekaman buku kas umum bulan yang bersangkutan yang memuat adanya
kekurangan kas;
7. surat tanda lapor dari kepolisian dalam hal kerugian negara mengandung indikasi tindak
pidana;
8. berita acara pemeriksaan tempat kejadian perkara dari kepolisian dalam hal kerugian
negara terjadi karena pencurian atau perampokan;
9. surat keterangan ahli waris dari kelurahan atau pengadilan.
10. TPKN mencatat kerugian negara dalam daftar kerugian negara.
11. Daftar kerugian negara dibuat sesuai dengan Lampiran II.
TPKN harus menyelesaikan verifikasi dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak memperoleh penugasan.
Selama dalam proses penelitian, bendahara dibebastugaskan sementara dari jabatannya. Mekanisme
pembebastugasan dan penunjukkan bendahara pengganti ditetapkan oleh instansi masing-masing.
103
104
: ...........
: ...........
: Pemberitahuan terjadinya
kekurangan uang/barang
Tanggal ...........
Kepada :
Yth. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia
di
Jakarta
Bersama ini kami beritahukan bahwa dalam pengurusan uang /barang yang dilakukan oleh Bendahara
Penerimaan/Bendahara Pengeluaran/Bendahara Barang *) a.n. NIP. yang
pengawasannya menjadi tanggungjawab kami, telah terjadi kekurangan uang/barang (Kas tekor/barang) sebesar Rp
.. (.. dengan huruf ).
Selanjutnya kami beritahukan bahwa atas peristiwa tersebut, tindakan yang telah kami ambil adalah :
1.
.......................................................
2.
2)
Sehubungan dengan hal tersebut, guna penyelesaian kekurangan uang/barang dimaksud bersama ini kami lampirkan:
a. Berita Acara Pemeriksaan Kas/Fisik Barang;
b.
c.
d.
e.
Demikian pemberitahuan kami untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengenaan ganti
kerugian terhadap bendahara yang bersangkutan.
Kami ucapkan terima kasih atas perhatiannya.
Atasan Langsung/Kepala Kantor 3)
NIP. ..
*) Coret yang tidak perlu
105
Dalam hal bendahara menandatangani SKTJM, maka yang bersangkutan wajib menyerahkan jaminan
kepada TPKN, antara lain dalam bentuk dokumen-dokumen sebagai berikut :
1. bukti kepemilikan barang dan/atau kekayaan lain atas nama bendahara;
2. surat kuasa menjual dan/atau mencairkan barang dan/atau kekayaan lain dari
bendahara.
SKTJM yang telah ditandatangani oleh bendahara tidak dapat ditarik kembali. Surat kuasa menjual dan/
atau mencairkan barang dan/atau harta kekayaan yang dijaminkan berlaku setelah Badan Pemeriksa
Keuangan mengeluarkan surat keputusan pembebanan. Bentuk dan isi SKTJM dibuat sesuai dengan
contoh sebagai berikut.
106
: ...............
:
....
Pangkat/Golongan
......
: .......
1)
: .......
3)
Sebagai jaminan atas pernyataan ini, saya serahkan barang-barang beserta bukti kepemilikan dan surat kuasa menjual sebagai
berikut:
1. ..........
2. ..........
4)
3. ...........
Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari setelah saya menandatangani pernyataan ini ternyata saya tidak mengganti
seluruh jumlah kerugian tersebut, maka Negara dapat menjual atau melelang barang jaminan tersebut.
,.
Mengetahui :
Kepala (Satuan Organisasi)
5)
meterai cukup
(Nama Bendahara)
6)
Saksi Saksi :
1. ......
2. .
7)
107
2)
108
KEPUTUSAN
Nomor 1)
tentang
PEMBEBANAN KERUGIAN NEGARA SEMENTARA
................................ (nama instansi) ......................... 2)
..................... (nama jabatan yang berwenang menerbitkan surat keputusan) ...................., 3)
Menimbang
Mengingat
a.
b.
...
........
1.
2.
....
....
4)
5)
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: Keputusan ......... (nama jabatan yang berwenang menerbitkan surat keputusan pada instansi terkait)
tentang Pembebanan Kerugian Negara Sementara. 6)
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
9)
11)
Surat keputusan pembebanan sementara mempunyai kekuatan hukum untuk melakukan sita jaminan.
Pelaksanaan sita jaminan diajukan oleh instansi yang bersangkutan kepada instansi yang berwenang
melakukan penyitaan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya surat keputusan
pembebanan sementara. Pelaksanaan sita jaminan dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
109
110
Mengingat
a. ....................................................
b. ....................................................
c. ....................................................
2)
1. ....................................................
2. ....................................................
3. ....................................................
3)
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERTAMA
: Menyatakan bahwa Saudara ........................ Bendahara/Mantan Bendahara pada ...........(unit kerja dan
instansi) .......... di ................ bertanggungjawab atas kerugian negara sebesar Rp. ...................... (.............
dengan huruf ...........) sebagai akibat kesalahan/kelalaian yang dilakukannya sehingga mengakibatkan
terjadinya kerugian negara tersebut. 4)
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
Memberi kesempatan kepada Saudara ...................... untuk mengajukan keberatan atau pembelaan diri
atas kerugian negara dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung setelah menerima surat
keputusan ini. 5)
Apabila sampai dengan batas waktu 14 (empat belas) hari tersebut bendahara yang bersangkutan tidak
mengajukan keberatan atau pembelaan diri atas kerugian negara, Badan Pemeriksa Keuangan akan
segera menerbitkan Surat Keputusan Pembebanan.
:
6)
(....................Nama Ketua.....................)
ANGGOTA,
(....................Nama Anggota..................)
ANGGOTA,
Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada :
1.
Menteri/ Ketua Lembaga/ Gubernur/ Bupati/ Walikota .............. di ...............
2.
.................... dst.
3.
.................... (mantan bendahara bersangkutan).
111
(....................Nama Anggota....................)
8)
7)
Bendahara dapat mengajukan keberatan atas SK PBW kepada Badan Pemeriksa Keuangan
dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah tanggal penerimaan SK PBW yang tertera
pada tanda terima
Badan Pemeriksa Keuangan menerima atau menolak keberatan bendahara, dalam kurun
waktu waktu 6 (enam) bulan sejak surat keberatan dari bendahara tersebut diterima oleh
Badan Pemeriksa Keuangan.
Apabila setelah jangka waktu 6 (enam) bulan terlampaui, Badan Pemeriksa Keuangan tidak
mengeluarkan putusan atas keberatan yang diajukan bendahara, maka keberatan dari
Bendahara diterima.
Badan Pemeriksa Keuangan mengeluarkan surat keputusan pembebasan, apabila
menerima keberatan yang diajukan oleh bendahara/pengampu/yang memperoleh hak/
ahli waris.
jangka waktu untuk mengajukan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 telah
terlampaui dan bendahara tidak mengajukan keberatan; atau
bendahara mengajukan keberatan tetapi ditolak; atau
telah melampaui jangka waktu 40 (empat puluh) hari sejak ditandatangani SKTJM namun
kerugian negara belum diganti sepenuhnya.
Bentuk dan isi surat keputusan pembebanan dibuat sesuai dengan contoh berikut ini:
112
Lampiran VI
Mengingat
: a.
b.
c.
..............................
..............................
..............................
: 1.
2.
3.
...............................
...............................
...............................
3)
4)
M E M U T U S K A N
Menetapkan
PERTAMA
Menyatakan Saudara ............, NIP. ................., Bendahara/Mantan Bendahara pada .............(nama unit
kerja, instansi/ provinsi/Kabupaten/Kota)...... telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
kesalahan atau kelalaian sehingga mengakibatkan kerugian negara yang terjadi dalam
pengurusan/pengelolaannya senilai Rp.............. (......... dengan huruf ...........) 6)
KEDUA
Saudara .......... diwajibkan untuk mengganti kerugian negara dengan jumlah sebagaimana tercantum
dalam Diktum PERTAMA dengan cara menyetorkan ke Kas Negara/Daerah*) 7)
KETIGA
113
(....................Nama Anggota....................)
10)
9)
Surat Keputusan Pembebanan disampaikan kepada bendahara melalui atasan langsung bendahara atau
kepala kantor/ satuan kerja bendahara dengan tembusan kepada pimpinan instansi yang bersangkutan
dengan tanda terima dari bendahara. Surat Keputusan Pembebanan telah mempunyai kekuatan hukum
yang bersifat final.
8.8. Kadaluwarsa
114
Kewajiban bendahara untuk membayar ganti rugi menjadi kadaluwarsa jika dalam waktu 5
(lima) tahun sejak diketahuinya kerugian negara atau dalam waktu 8 (delapan) tahun sejak
terjadinya kerugian negara tidak dilakukan penuntutan ganti rugi.
Tanggung jawab ahli waris, pengampu, atau pihak lain yang memperoleh hak dari
bendahara menjadi hapus apabila 3 (tiga) tahun telah lewat sejak keputusan pengadilan
bendahara melarikan diri dan tidak diketahui keberadaannya serta tidak ada keluarga;
bendahara meninggal dunia dan ahli waris tidak diketahui keberadaannya.
115
Mengingat
a.
b.
c.
...............................
...............................
..............................
2)
1.
2.
3.
..............................
...............................
..............................
3)
M E M U T U S K A N
Menetapkan
PERTAMA
Mencatat kerugian negara yang menjadi tanggung jawab Saudara .............., Bendahara/Mantan Bendahara pada
......... (nama satuan kerja, Instansi/Provinsi/Kabupaten/Kota) sebesar Rp......................... (.......... dengan huruf
...........). 4)
KEDUA
Badan Pemeriksa Keuangan dapat melakukan penuntutan apabila dikemudian hari keberadaan mantan bendahara
tersebut pada Diktum Pertama diketahui.
KETIGA
Apabila dalam jangka waktu 30 tahun Badan Pemeriksa Keuangan tidak dapat menerbitkan Surat Keputusan
tentang Pembebanan Penggantian Kerugian Negara atas kasus tersebut, maka demi hukum tidak dapat dilakukan
penuntutan kepada mantan Bendahara tersebut.
KETIGA
5)
(....................Nama Ketua.....................)
ANGGOTA,
6)
(....................Nama Anggota..................)
ANGGOTA,
(....................Nama Anggota....................)
Tembusan Keputusan ini disampaikan kepada :
1.
Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota ...............................;
2.
Sekretaris Jenderal/Sekretaris Daerah Departemen/Lembaga/Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota ..................................;
3.
Kepala Kantor .......................................... di ............................ .
7)
Petunjuk Pengisian :
1) Diisi dengan nomor keputusan yang berlaku sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BPK.
2) Diisi dengan uraian singkat mengenai fakta dan keadaan yang menjadi alasan/tujuan/kepentingan/pertimbangan tentang perlunya ditetapkannya keputusan ini.
3) Diisi dengan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum pengeluaran keputusan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi.
4) Diisi dengan nama bendahara/mantan bendahara, nama unit kerja/instansi, dan jumlah kerugian yang terjadi.
5) Diisi dengan nama tempat dan tanggal keputusan ditetapkan.
6) Diisi dengan nama ketua dan anggota Majelis Tuntutan Perbendaharaan di BPK.
7) Diisi dengan nama-nama instansi yang terkait dengan keputusan ini.
116
117
DAFTAR PUSTAKA
118
Bawono, Icuk Rangga dan Mohammad Novelsyah, 2010, Tata Cara Penatausahaan dan
Pertanggungjawaban Bendahara Pada SKPD dan SKPKD, Penerbit Salemba, Jakarta
Mulyana, Budi (2010), Modul Penatausahaan Pelaksanaan APBD, Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara, Tangerang Selatan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta Penyampaiannya
Surat Edaran Dirjen BAKD Departemen Dalam Negeri No. 900/316/BAKD tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturak kepala BPK No 3/2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian Negara
terhadap Bendahara.