Вы находитесь на странице: 1из 44

Hikmah Diciptakannya Setan

Ruswanto Syamsuddin
Akhir-akhir ini kisah-kisah misteri/mistik marak sekali ditayangkan di televisi kita. Hampir
setiap malam pemirsa disuguhi kisah dan cerita misteri/mistik dalam bentuk dan cara yang
berbeda-beda. Seolah-olah 'kisah dunia lain itu lebih penting dari dunia nyata yang kita
hadapi sehari-hari dengan susah payah karena keterpurukan bangsa ini di segala bidang
kehidupan.
Penayangan kisah-kisah misteri dan mistik ini sudah sangat berlebihan, sangat mengganggu
dan mempengaruhi jiwa masyarakat. Saking keterlaluannya sampai mengundang
keprihatinan para ulama dan para tokoh nasional. Mereka telah menghimbau dan
melayangkan surat supaya insan pertelevisian kita menghentikan tayangan-tayangan
tersebut, tetapi tampaknya tidak digubris. Buktinya penayangan kisah-kisah misteri itu malah
makin menjadi-jadi.
Jika dikaitkan dengan peran setan, agaknya ini adalah salah satu daya upaya setan untuk
merusak akidah umat manusia, agar manusia lebih takut kepada setan daripada kepada
Allah, dan agar manusia mengabdi kepada setan demi kejayaan setan.

Apa Itu Setan

Setan (Syaithan) berasal dari kata kerja syathana yang mengandung arti menyalahi,
menjauhi. Setan artinya pembangkang pendurhaka. Secara istilah, setan adalah makhluk
durhaka yang perbuatannya selalu menyesatkan dan menghalangi dari jalan kebenaran (alhaq). Makhluk durhaka seperti ini bisa dari bangsa jin dan manusia (QS. 114: 1-6/QS. 6:112).
Makhluk yang pertama kali durhaka kepada Allah adalah iblis. Maka iblis itu disebut setan.
Keturunan iblis yang durhaka juga disebut setan (QS. 2 : 36/4 : 118).
Dalam menggoda manusia, setan dari bangsa jin itu masuk ke dalam diri manusia,
membisikkan sesuatu yang jahat dan membangkitkan nafsu yang rendah (syahwat). Selain
menggoda dari dalam diri manusia, setan juga menjadikan wanita, harta, tahta, pangkat dan
kesenangan duniawi lain sebagai umpan (perangkapnya, Dihiasinya Kesenangan duniawi itu
dihiasinya sedemikian menarik hingga manusia tergoda, terlena, tertutup mata hatinya, lalu
memandang semua yang haram jadi halal. Akhirnya manusia terjerumus ke dalam lembah
kemaksiatan/ kemungkaran. Maka manusia yang telah mengikuti ajakan setan, menjadi
hamba setan, dalam al-Quran juga disebut setan (QS. 38 : 37-38) dan golongan (partai)
mereka juga disebut golongan setan (hizbusy-syaithan - QS. 58 : 19).
Baik setan dari bangsa jin maupun dari bangsa manusia terus menerus berupaya untuk
menyesatkan manusia. mereka bahu rnembahu untuk menyebarkan kemungkaran dan
kemaksiatan. Mereka kuasai berbagai media, termasuk televisi, mereka sebarkan kisah-kisah
misteri dan kemaksiatan demi uang dan kesenangan duniawi tanpa peduli umat manusia
rusak atau tidak akidahnya dan akhlaknya. Itulah sumpah setan di hadapan Allah untuk
menggoda manusia dari berbagai sudut yang bisa mereka masuki. (QS, 7:17).

Mudharat Tayangan Setan

Dalam Islam sangat jelas bahwa penayangan seperti itu diharamkan, karena: Pertama,
tayangan mistik seperti itu mempersubur kemusyrikan, membuat manusia lebih takut kepada
setan, khurafat dan tahyul daripada takut kepada Allah. Padahal tidak ada yang bisa memberi
manfaat dan mudharat di dunia ini kecuali hanya Allah (QS. 39 : 38), tidak ada daya dan
kekuatan kecuali hanya dari Allah. Kedua, tayangan mistik seperti itu adalah bentuk
pembodohan masyarakat, hanya membuat bangsa semakin jumud dan terbelakang. Ketiga,
tayangan seperti itu sarat dengan praktek perdukunan. Dengan maraknya penayangan kisahkisah mistik, maka praktek-praktek perdukunan juga semakin marak. Sedangkan perdukunan
juga diharamkan dalam Islam. Dan keempat, rezeki yang dihasilkan dari usaha yang
diharamkan, maka rezeki itu juga haram dan tidak diberkahi Allah. Oleh karenanya

Madi & Ifat

penayangan kemusyrikan itu mestilah dihilangkan karena tidak ada manfaatnya selain
mudharat dunia-akhirat.

Hikmah Diciptakannya Setan

Al Quran menjelaskan, Allah SWT menciptakan alam semesta dan semua yang ada di
dalamnya, satu pun tidak ada yang batil atau sia-sia (QS Ali Imran : 191). Oleh karena itu
Allah menciptakan iblis atau makhluk yang disebut setan Itu, bila dilihat dari sisi nilai ibadah,
pada hakikatnya juga ada hikmahnya.
Imam al-Ghazali pernah menyatakan; jika ingin melihat kesalahan/kelemahan kita, carilah
pada sahabat karib kita, karena sahabat kitalah yang tahu kesalahan/ kelemahan kita. Jika
kita tidak mendapatkannya pada sahabat kita, carilah pada musuh kita, karena musuh kita itu
paling tahu kesalahan/kelemahan kita. Sifat musuh adalah selalu mencari kelemahan lawan
untuk dijatuhkan.
Demikian pula setan. la selalu mencari kesalahan/kelemahan orang-orang beriman untuk
kemudian digelincirkan dengan segala macam cara.
Nah, jika kita telah mcngetahui kesalahan/kelemahan kita, entah dari kawan, lawan, bahkan
dari setan, lalu kita memperbaiki diri, insya Allah kita akan menjadi orang baik dan sukses.
Jadi, kalau kita berpikir positif, ada juga hikmahnya setan itu buat orang-orang beriman.

Lebih rinci, di antara hikmah dicipta-kannya setan ialah :

1. Untuk menguji keimanan dan komitmen manusia beriman terhadap perintah Allah. Karena
setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah pasti akan diuji (QS. 29:2). Jika dengan
godaan setan seorang mukmin tetap istiqamah dengan keimanannya, maka derajatnya akan
ditinggikan oleh Allah dan hidupnya akan bahagia. Tetapi jika ia tergoda dan mengikuti ajakan
setan, derajatnya akan jatuh, hina kedudukannya dan dipersulit hidupnya oleh Allah. (QS. 41 :
30-31).

2. Menguji keikhlasan manusia beriman dalam mengabdi kepada


Allah,

Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menciptakan jin dan manusia tidak lain supaya mereka
mengabdi kepada-Nya (QS. 51 : 56). Kemudian setan datang menggoda manusia,
membangkit-bangkitkan syahwat kepada kenikmatan duniawi, rnembisikkan ke dalam
hatinya angan-angan kosong dan keraguan, supaya manusia lupa terhadap tujuan dan tugas
hidupnya di dunia. Jika manusia tetap sadar akan tujuan dan tugas hidupnya di dunia, dia
akan tetap ridha menjadi hamba Allah dan mengabdi kepada-Nya. Terhadap hamba Allah
seperti ini, setan tidak akan rnampu menggodanya (QS. 15 : 40). Tetapi jika manusia tergoda,
pada gilirannya ia akan menjadi hamba setan.

3. Untuk meningkatkan perjuangan di jalan Allah.

Sebab tanpa ada setan yang memusuhi kebenaran, maka tidak akan ada semangat
perjuangan (jihad) untuk mempertahankan kebenaran. Sedangkan jihad di jalan Allah juga
merupakan bukti penting manusia beriman dan ridha sebagai hamba Allah.

4. Allah hendak memberi pahala yang lebih besar kepada para


hamba-Nya.

Semakin besar godaan setan kepada manusia dan dia mampu menghadapinya dengan baik,
maka semakin besar pahalanya di sisi Allah (QS. 3 : 195).

5. Agar manusia waspada setiap saat, selalu memperbaiki


kesalahan, meningkatkan kualitas ibadah dengan bertaqarrub
kepada Allah.

Karena setan senantiasa mengintai kelengahan manusia. Sekejap saja manusia lengah, setan
akan masuk, lalu mengacaukan hati dan syahwat. Tapi orang yang selalu waspada, akan
Madi & Ifat

senantiasa ingat
mengganggunya.

kepada

Allah

sehingga

setan

tidak

punya

kesempatan

untuk

Jadi, bagi orang yang sudah kuat imannya, gangguan setan itu tidak akan merusak
ibadahnya. tetapi malah mempertinggi kualitas iman dan ibadahnya. Masalahnya, tayangantayangan setan yang makin marak di televisi, tidak ditonton oleh mereka yang telah kuat
imannya, melainkan oleh masyarakat dari berbagai lapisan umur dan kadar iman yang
terbanyak masih memerlukan bimbingan. Bagi mereka ini, tayangan-tayangan itu sangat
kontra produktif, bahkan bisa mendangkalkan iman mereka. Apakah ini tidak terpikirkan oleh
insan pertelevisian kita?

Al-Walahan : Setan Spesialis Wudhu


Bisa kita bayangkan, bagaimana canggihnya seorang pencuri kendaraan bermotor jika setiap
hari yang dipelajari dan dikerjakan adalah mencuri motor. Ada juga pencuri spesialis
elektronik, dia paling ahli soal bagaimana menggondol barang elektronik di rumah orang
yang sedang lengah. Ternyata, iblis juga memiliki bala tentara yang dibekali ketrampilan
khusus dan ditugasi pekerjaan yang khusus pula. Iblis menggoda manusia di setiap lini, dan di
setiap lini dia siapkan setan-setan spesialis yang pakar dalam bidangnya.
Dalam hal wudhu misalnya, ada jenis setan khusus yang beraksi di wilayah ini. Pekerjaannya
fokus untuk menggoda orang-orang yang wudhu sehingga menjadi kacau wudhunya. Setan
spesialis wudhu ini disebut Nabi dengan Al-Walahan. Nabi bersabda:
"Pada wudhu itu ada setan yang menggoda, disebut dengan Al-Walahan, maka hati-hatilah
terhadapnya." (HR Ahmad)
Setan ini menggoda tidak hanya mengandalkan satu jurus saja untuk memperdayai
mangsanya. Untuk masing-masing karakter pelaku wudhu, disiapkan satu jurus untuk
melumpuhkannya.

Waspadai Setiap Jurusnya

Sebagian dipermainkan setan hingga sibuk mengulang-ulang lafazh niat. Saking sibuknya
mengulang, ada yang rela ketinggalan rekaat untuk mengeja niat. Niat memang harus
dilazimi bagi setiap hamba yang hendak melakukan suatu kativitas. Akan tetapi, tak ada
secuil keteranganpun dari Nabi yang shahih menunjukkan sunahnya melafazkan niat. Bahkan
tidak ada dalil sekalipun berupa hadits dhaif, mursal, atau yang terdapat di musnad maupun
perbuatan sahabat yang menunjukkan keharusan atau sunahnya melafazkan niat.
Dalil yang biasa dipakai adalah hadits Nabi "segala sesuatu tergantung niatnya." Hadits ini
tidak menunjukkan sedikitpun akan perintah melafazkan niat. Jika hadits ini dimaknai sebagai
niat yang dilafazkan, berarti untuk setiap amal shalih baik menolong orang tenggelam,
belajar, bekerja dan aktivitas lain menuntut dilafazkan niat. Apakah orang yang melafazkan
niat ketika wudhu juga melafazkan niat ketika melakukan aktivitas amal yang lain? Kalau saja
itu
baik,
tentunya
Nabi
dan
para
sahabat
melakukannya.
Sebagian lagi digoda setan sehingga asal-asalan ketika melakukan wudhu. Dia membiarkan
anggota tubuh yang mestinya wajib dibasuh, tidak terkena oleh air. Nabi mengingatkan akan
hal ini dengan sabdanya:
"Celakalah tumit dari neraka." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Untuk menangkal godaan ini, wajib bagi kita mengetahui, manakah anggota tubuh yang wajib
dibasuh atau diusap. Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah

Madi & Ifat

mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan mata kaki ..." (QS. al-Maidah : 6)
Syaikh Utsaimin menyebutkan bahwa istinsyaq atau memasukkan air ke hidung kemudian
istinsyar (mengeluarkannya) hukumnya wajib karena hidung termasuk bagian dari wajah
yang
dituntut
untuk
dibasuh.
Telinga juga wajib untuk diusap karena termasuk bagian dari kepala sebagaimana hadits
Nabi: al-udzun minar rasi, telinga adalah bagian dari kepala.

Boros Menggunakan Air

Asal-asalan berwudhu adalah jurus setan yang diarahkan bagi orang yang malas. Sedangkan
untuk orang yang antusias dan bersemangat, al-walahan memiliki jurus yang lain. Yakni dia
menggoda agar orang yang wudhu terlampau boros menggunakan air. Timbullah asumsi bagi
orang yang berwudhu, semakin banyak air, maka semakin sempurna pula wudhunya. Padahal
anggapan ini bertentangan dengan sunnatul huda. Bahkan Nabi mengingatkan umatnya akan
hal itu. Beliau bersabda:
"Sesungguhnya akan ada di antara umat ini yang melampaui batas dalam bersuci dan
berdoa." (HR Abu Dawud, Ahmad, dan An-Nasai, sanadnya kuat dan dishahihkan oleh AlAlbani).
Ada pula hadits menyebutkan, tatkala Nabi melewati Saad yang tengah berwudhu beliau
bersabda: "Janganlah boros dalam menggunakan air." Saad berkata: "Apakah ada istilah
pemborosan dalam hal air?" beliau menjawab: "Ya, meskipun engkau (berwudhu) di sungai
yang mengalir." (HR Ibnu Majah dan Ahmad). Ibnul Qayyim menyebutkan hadits ini dalam
Zaadul Maad, begitu pula Ibnul Jauzi dalam kitabnya "Talbis Iblis", hanya saja Syaikh Al-Albani
menyatakan ini sebagai hadits dhaif, begitu pula dengan Al-Bushiri dalam Al-Zawaid.
Yang baik adalah kita tidak boros dalam menggunakan air, termasuk ketika berwudhu. Namun
bukan berarti boleh meninggalkan sebagian anggota yang wajib untuk dibasuh.

Ragu-Ragu Ketika Berwudhu

Jurus lain yang ditujukan bagi orang yang kelewat semangat dalam hal wudhu adalah, setan
menanamkan keraguan kepada orang yang berwudhu. Ketika orang itu selesai wudhu,
dibisikkan di hatinya keraguan akan keabsahan wudhunya. Agar orang itu mengulangi
wudhunya kembali dan hilanglah banyak keutamaan seperti takbiratul uula maupun shalat
jamaah secara umum.
Telah datang kepada Ibnu Uqail seseorang yang terkena jurus setan ini. Dia menceritakan
bahwa dirinya telah berwudhu, kemudian dia ulangi wudhunya karena ragu, bahkan dia
menceburkan diri ke sungai, setelah keluar darinya diapun masih ragu akan wudhunya. Dia
bertanya: "Dalam keadaan (masih ragu) seperti itu apakah saya boleh shalat?" Ibnu Uqail
menjawab: "Bahkan kamu tidak lagi wajib shalat."
Ya, tak ada orang yang melakukan seperti itu kecuali orang yang hilang ingatan, sedangkan
orang yang hilang ingatan tidak terkena kewajiban. Wallahu alam. (Majalah Ar risalah)

Madi & Ifat

Jejak-Jejak Iblis
"Maka setan membisikkan (pikiran jahat) kepada keduanya untuk menampakkan
aurat keduanya yang tertutup kepada keduanya, dan setan berkata: 'Tuhanmu
tidak melarangmu dari mendekati pohon itu melainkan supaya kamu berdua tidak
menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)'. Dia
bersumpah kepada keduanya, 'Sesungguhnya saya termasuk orang yang memberi
nasihat kepada kamu berdua.' Dia membujuk keduanya dengan tipu daya...." (AlA'raf: 20 -- 22).
Adam dan Hawa tinggal di surga. Iblis iri dibuatnya. Ia menyimpan dendam kesumat terhadap
keduanya. Iblis pun berjanji akan mendongkel mereka dari surga. Tidak hanya itu, Iblis juga
berjanji menggelincirkan anak cucu Adam sampai kiamat. Demi ambisinya, Iblis bahkan
meminta dispensasi kepada Allah untuk bisa hidup sampai akhir zaman. Ia pun mencari celah
untuk menggoda Adam dan Hawa. Celah itu akhirnya ia temukan. Iblis membujuk keduanya
agar mendekati pohon larangan. Pohon yang Allah melarang keduanya untuk mendekati dan
memakan buahnya. Keduanya tertipu, mereka mendekati dan memakan buahnya. Iblis
tertawa terbahak. Akhirnya, mereka semua dikeluarkan dari surga.
Maka, setan membisikkan (pikiran jahat) kepada keduanya untuk menampakkan aurat
keduanya yang tertutup kepada keduanya.... Setan tahu jika keduanya mendekati pohon
larangan, aurat mereka akan tampak, karena mendekatinya adalah larangan dan melanggar
larangan adalah maksiyat kepada Allah. Fawaswasa lahuma (Iblis kemudian membisiki
keduanya). Waswasah adalah bisikan hati dan suara yang pelan. Artinya, iblis melakukannya
secara halus, melalui bisikan hati, dan kadang tidak terdeteksi.
Setan berkata, "Tuhanmu tidak melarangmu dari mendekati pohon itu, melainkan supaya
kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal di surga."
Pintu tipu daya terbesar adalah ketika Iblis berhasil mengidentifikasi keinginan Adam dan
Hawa untuk kekal di surga. Demikian dikatakan oleh Ibnu Qoyyim. Keinginan, itulah yang
banyak menjadi pintu tipu daya setan. Seperti maklum, setan menggoda Anak Adam melalui
aliran darah. Ia mencapai nafsu manusia dengan merasuk dan menanyainya, termasuk
menanyai apa yang disukai dan apa yang tak disukai; apa yang diingini dan apa yang tak
diingini. Anak Adam banyak terperdaya melalui pintu ini.
Setelah iblis berhasil mengendus keinginan moyang kita, ia menerapkan politik berikutnya.
Apa itu? ia berkedok menjadi penasihat bagi keduanya. Tidak tanggung-tanggung, untuk
meyakinkan Adam dan Hawa, ia harus bersumpah dengan nama Allah. Untaian kalimatnya
pun dibuat simpatik, Waqaasamahumaa innii lakumaa la-minan-naasihiin (Dia bersumpah
kepada keduanya, 'Sesungguhnya saya termasuk orang yang memberi nasehat kepada kalian
berdua....').
Sebuah ungkapan yang membuai, Ada penegasan dengan sumpah (waqaasamahumaa) , ada
Madi & Ifat

penegasan dengan kata sesungguhnya (inni), unsur objek dikedepankan dari subjek (lakumaa
sebelum naasihin) yang mengandung makna pengkhususan, sehingga ayat tersebut bisa
bermakna, "Nasihatku kuberikan khusus untuk kalian berdua, dan manfaatnya kembali
kepada kalian berdua, bukan kepadaku."
Pekerjaan menasihati juga diungkapkan dengan isim fa'il yang menunjukkan sifat, dan bukan
fi'il yang menunjukkan kejadian yang baru terjadi, sehingga ia dapat dimaknai: memberikan
nasihat adalah sifat, watak, dan profesiku, bukan hal yang bersifat insiden.
Iblis juga menggambarkan dirinya sebagai salah satu dari banyak penasihat (laminannaasihin), dengan begitu seolah dia berkata, "Banyak orang menasihatimu dalam hal ini,
sedangkan aku hanya salah seorang dari mereka." Ini serupa dengan ungkapan, "Semua
orang sependapat denganku dalam masalah ini, dan aku hanyalah salah seorang yang
menyuruhmu berbuat begitu."
Singkatnya, iblis menggunakan politik meyakinkan, membesarkan hati, dan memberikan
solusi untuk sebuah tindakan membohongi, menipu, dan memperdaya. Untuk meyakinkan, ia
tampil sebagai pemberi nasihat atau konsultan profesional, yang pendapatnya diklaim
mewakili pendapat kebanyakan. Bahkan, untuk menipu Adam dan Hawa, Iblis perlu menjuluki
pohon larangan dengan pohon kekekalan, seperti dalam firman Allah, "Setan berkata:
'Wahai Adam, maukah kutunjukkan kepadamu pohon kekekalan (syajaratul khuldi)
dan kerajaan yang tidak akan binasa'?" (Thaha: 120).
Politik Iblis banyak ditiru pengikut-pengikutnya. Termasuk pengikutnya dari golongan
manusia. Ada politik "penghalusan" semacam di atas. Kemungkaran banyak dijuluki dengan
nama cantik. Judi dinamakan adu ketangkasan. Dahulu, judi bahkan dinamakan sumbangan
dana sosial; pelacur dijuluki wanita idaman; riba disebut bunga; pengingkaran terhadap ayat
dinamakan kontekstualisasi; penyelewengan Alquran diklaim membumikan Alquran;
pembantaian penduduk sipil disebut penegakan demokrasi. Memerangi Islam disebut
memerangi teroris, dan seterusnya.
Mendompleng keinginan orang juga lazim digunakan para pengikut setan. Jika mereka
bermaksud mempengaruhi orang, agar maksud jahatnya terwujud, mereka memulai
menyinggung keinginan, kemauan, dan kebutuhan orang yang dipengaruhi, seperti keinginan
Adam dan Hawa untuk kekal di surga. Kadang "singgungan" itu berupa rangsangan untuk
menuju keinginan, kadang keinginan itu sendiri yang dipenuhi sebagai semacam "suapan".
Betapa banyak misionaris yang membujuk umat Islam dengan kedok bantuan-bantuan
kemanusiaan, terutama saat mereka tertimpa musibah atau terdesak kebutuhan. Juga betapa
sering bangsa Barat memperalat pemerintahan negeri-negeri Islam untuk memerangi orang
Islam dengan iming-iming yang menggiurkan atau yang lazim disebut dengan politik stick and
carrot.
Sebagaimana Iblis berkedok menjadi penasihat profesional, para pengikutnya di era modern
juga demikian. Penasihat yang memberikan arahan dan solusi. Jika iblis melegalisasi
profesionalismenya dengan sumpah atas nama Allah, dan dengan penguatan-penguatan lain,
para penasihat modern tampil dengan performa yang meyakinkah, kredibel, bonafid, dan
sejenisnya karena sebelumnya memang telah diopinikan demikian. Maka, ketika sebuah
negara sakit, mereka tampil menjadi dokter. Orang sakit tentu susah dan kurang etis jika
membantah sang dokter, tak peduli diagnosanya keliru, juga tak peduli obat yang diberikan
racun sekalipun. Betapa banyak negeri yang sami'na waata'na didikte oleh lembaga
semacam IMF dengan dalih penyelamatan, meskipun sesungguhnya penjerumusan.
Jika setan suka mengatasnamakan orang banyak (sesungguhnya aku salah satu pemberi
nasihat), setan modern demikian juga. Untuk menjustifikasi kemauannya, ia perlu
menyatakan bahwa ia didukung oleh banyak pihak. Meski kadang dukungan tersebut lebih
bersifat klaim, misalanya penganugerahan nobel perdamaian dan sejenisnya. Bukankah pada
Madi & Ifat

era modern opini media massa yang membentuk fakta dan bukan fakta yang membentuk
opini? Contoh menarik dewasa ini adalah daftar kelompok teroris versi PBB yang diklaim atas
masukan banyak negara, seolah daftar tersebut mewakili aspirasi mayoritas penduduk dunia.
Akhirnya, marilah kita berlindung kepada Allah dari tipu daya setan, seperti diajarkan Allah
dalam Alquran, "Katakanlah: 'Aku berlindung dari Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahaan bisikan
setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada
manusia. Dari golongan jin dan manusia'." (An-Naas: 1 - 6). (Abu Zahrah).
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Khanzab, setan spesialis shalat


Shalat adalah ibadah paling menentukan posisi seorang hamba di akhirat kelak. Jika
shalatnya baik, maka baiklah nilai amal yang lain, begitu pula sebaliknya. Wajar jika iblis
menugaskan tentara khususnya untuk menggarap proyek ini. Ada setan spesialis yang
mengganggu orang shalat, menempuh segala cara agar shalat seorang hamba kosong dari
nilai atau minimal rendah kualitasnya. Setan itu bernama Khanzab.
Utsman pernah bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, setan telah mengganggu
shalat dan bacaanku. Beliau bersabda:
Itulah setan yang disebut dengan Khanzab, jika engkau merasakan kehadirannya maka
bacalah taawudz kepada Allah dan meludah kecillah ke arah kiri tiga kali. (HR Ahmad)
Utsman melanjutkan: Akupun melaksanakan wejangan Nabi tersebut dan Allah mengusir
gangguan tersebut dariku.

Melafazhkan Niat

Sebagaimana halnya dengan wudhu, serangan pertama yang dilakukan setan kepada orang
yang shalat adalah menyibukkan ia untuk melafazhkan niat. Terkadang diiringi dengan
gerakan aneh, dia membaca niat lalu mengangkat tangannya, lalu gagal dan idturunkan
kembali tangannya. Dia ulangi lagi seperti itu berkali-kali hingga terkadang imam sudah rukuk
atau sujud, sementara ia masih dipermainkan setan dalam niat dan takbirnya.
Niat dan usaha menghadirkan hati memang dituntut ketika hendak shalat, namun tak ada
tuntunan sedikitpun bagi orang yang hendak shalat untuk melafazhkan niatnya.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah di dalam Zaadul Maad berkata:
Nabi memulai shalatnya dengan bacaan Allahu Akbar, dari Nabi beliau tidak membaca
apapun sebelumnya dan tidak melafazhkan niatnya sama sekali. Beliau tidak mengatakan:
ushalli.., aku niat shalat anu karena Allah menghadap kiblat empat rekaat sebagai imam
(sebagai makmum).. Tidak pula beliau mengatakan adaan atau qadhaan, atau fardhan
dan sebagainya. Semua itu adalah bidah yang tidak disebutkan sedikitpun dalam hadits yang
shahih, atau dhaif, tidak pula terdapat dalam musnad atau mursal, walau hanya satu kalimat
saja. Bahkan tak satupun sahabat mengerjakannya, tidak ada tabiin yang menganggapnya
baik, begitupun dengan empat imam madzhab.

Madi & Ifat

Orang-orang belakangan yang membacanya keliru memahami perkataan Imam Syafii yang
berbunyi 'shalat itu tidak sebagaimana shaum, tidak ada orang yang memulai shalat kecuali
dengan dzikir. Mereka menyangka bahwa maksud beliau adalah melafazhkan niat, padahal
yang dimaksud tidak lain hanyalah takbiratul ihram.

Ingat Ini..Ingat Itu !

Serangan kedua, setan akan mendatangi orang yang tengah mengerjakan shalat untuk
mengingatkan urusan di luar shalat. Maka berapa banyak orang yang jasadnya mengerjakan
shalat namun hatinya sibuk menghitung laba rugi perniagaan, mengingat barang yang telah
hilang, atau bahkan urusan kebaikan yang tidak ada hubungannya dengan shalat. Tidak
heran jika usai shalat seseorang menjadi ingat letak barang yang mana ia telah lupa
sebelumnya. Setan rela membantu orang itu untuk mengingatkan dan menemukan
barangnya kembali, asalkan shalat yang dikerjakan menjadi rusak dan tidak bermutu. Pernah
di zaman salaf seseorang kehilangan barang, seseorang menyarankan agar ia mengerjakan
shalat dan diapun segera melaksanakan shalat. Ajaib, usai shalat tiba-tiba dia beranjak dari
tempatnya dan mengambil barang yang telah dia ingat letaknya ketika shalat. Diapun
ditanya: Apa yang Anda dapatkan ketika shalat? Dia menjawab: Aku mendapatkan bahwa
setan mencuri perhatian saya dari shalat.
Ada yang terlalu asyik dengan khayalan dan pikirannya tentang urusan di luar shalat, hingga
dia lupa sudah berapa rekaat yang telah dia kerjakan. Tentang godaan setan ini, Nabi SAW.
bersabda:
Jika adzan untuk shalat dikumandangkan, setan akan lari terbirit-birit sambil mengeluarkan
bunyi kentutnya sehingga tidak mendengar adzan. Jika adzan telah usai diapun akan kembali
menggoda. Ketika iqamah dikumandangkan setanpun akan lari hingga usai iqamah setan
akan mendatangi orang yang shalat lalu membisikkan ke hati seseorang sembari berkata:
Ingat ini..ingat itu.. setan mengingatkan apa-apa yang telah dia lupakan hingga seseorang
tidak mengetahui berapa rekaat yang telah ia kerjakan. (HR al-Bukhari)

Ragu antara Kentut dan Tidak

Ada kalanya muncul dalam benak seseorang keraguan, apakah dia kentut ataukah tidak. Ini
adalah keraguan yang dihembuskan oleh setan untuk mengacaukan shalat seseorang. Dia
tidak lagi konsentrasi dengan shalatnya karena ragu, atau dia akan membatalkan shalatnya,
lalu dia berwudhu dan memulai shalatnya lagi, lalu akan digoda lagi dengan cara yang sama.
Sehingga untuk satu shalat dia bisa mengulangi tiga sampai empat kali berwudhu. Bisa
dibayangkan, seandainya ada lima orang saja dalam satu masjid yang terkena godaan ini,
niscaya cukup membuat kacau jamaah yang lain.
Untuk menangkal godaan tersebut Nabi memberikan solusi dan informasi:
Jika salah seorang di antara kalian mendapatkan yang demikian itu maka janganlah
membatalkan shalatnya hingga dia mendengar suaranya dan mencium baunya tanpa ragu.
(HR Ahmad)
Di antara ulama ada yang menyebutkan bahwa hadits ini merupakan salah satu pengecualian
dari hadits da ma yariibuka ilaa ma laa yariibuka, tinggalkan apa yang meragukan dan ambil
sesuatu yang tidak meragukan. Dalam kasus ini kita dilarang membatalkan shalat kendati
berada dalam keraguan antara kentut dan tidak, kecuali jika mencium bau kentut atau
mendengar suaranya.

Mencuri Perhatian

Kita juga sering melihat atau bahkan mengalami sendiri menengok ketika shalat terkadang
tanpa terasa karena terbiasa. Ini juga tak lepas dari serangan setan yang ingin merusak
shalat kita. Nabi ditanya tentang orang yang menoleh ke kanan dan ke kiri, beliau menjawab:
Itu adalah setan yang mencuri perhatian seorang hamba dari shalatnya. (HR Al-Bukhari dan
Abu Dawud)
Madi & Ifat

Untuk menangkal serangan ini, hendaknya orang yang shalat berusaha menghadirkan
hatinya, bahwa dia tengah berhadapan dengan Allah Yang Maha Berkuasa atas segalanya.
Jika Anda malu atau takut menoleh ke kanan dan ke kiri ketika berbicara kepada pejabat,
lantas bagaimana halnya jika Anda sedang berkomunikasi dengan sang pencipta dan
Penguasa para pejabat itu? (Ar risalah)

Al - Masuth, Setan Penyebar Gosip


Memang enak mengumbar lisan, tapi jangan tanyakan akibatnya. Hanya sepatah kata, tanpa
disadari bisa menjadi sebab bagi seseorang untuk masuk ke jurang neraka yang amat dalam.
Nabi SAW bersabda:
Sesungguhnya, ada seseorang yang berkata sepatah kata saja di mana dia menganggap tak
ada dampaknya namun itu (menjadi sebab) dia terlempar ke dalam neraka sejauh tujuh puluh
musim.
(HR.
at-Tirmidzi)
Kebanyakan orang yang masuk neraka juga karena lisannya, seperti sabda Nabi SAW:
Adakah yang menenggelamkan hidung (wajah) manusia ke dalam neraka selain dari hasil
perbuatan lisan mereka? (HR. Ahmad)
Sabda Nabi SAW tersebut menunjukkan bahwa lisan adalah penyebab yang paling banyak
menjerumuskan manusia ke dalam neraka, meskipun dia seorang muslim. Namun, siksa yang
menimpa
muslim
pasti
ada
akhirnya.
Para sahabat yang memahami betapa dahsyatnya bahaya lisan, sangat berhati-hati menjaga
lisannya. Ibnu Masud ra. berkata: Tiada yang lebih layak untuk banyak dipenjarakan selain
dari lisan saya.
Iblis juga memahami hal ini. Menjerumuskan manusia ke dalam dosa lisan menjadi wilayah
garap utamanya. Maka diangkatlah seorang anaknya menjadi pasukan khusus penyebar
gosip. Qatadah menyebutkan, Iblis memiliki anak bernama al-Masuth yang bertugas khusus
untuk membuat gosip, menyebarkan kabar burung yang tak jelas asalnya dan belum tentu
kebenarannya, sekaligus menyebarkan kedustaan. Al-Masuth memperalat orang-orang yang
hobi menyebar gosip menjadi perpanjangan lidahnya.

Madi & Ifat

Dosanya Sesuai dengan Andilnya


Gosip berpotensi besar merusak kehormatan muslim, merapuhkan ukhuwah Islamiyah dan
bahkan memicu terjadinya peperangan antara kaum muslimin. Seperti terjadi pada persitiwa
haditsul ifki, berita dusta, di mana banyak rumor berkembang bahwa ummul mukminin
Aisyah telah berbuat tidak senonoh dengan sahabat Shafwan. Akan tetapi Allah
membersihkan nama beliau ra, sekaligus mengancam pelakunya dengan firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di
kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat.
(QS. an-Nuur: 19)
Orang-orang yang menyebarkan gosip tidak berada pada satu level dosa, tetapi tergantung
besar kecil andilnya dalam menyebarkan gosip. Allah berfirman tentang orang-orang yang
ikut andil dalam haditsul ifki:
Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa
di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu
baginya azab yang besar. (QS. an-Nuur: 11)

Cara Kerja Setan Penyebar Dusta

Untuk menyebarkan berita bohong, setan memiliki cara yang halus dan licik. Dia tidak
membisikkan ke hati manusia yang menjadi perpanjangan lidahnya untuk menyebarkan
berita yang seluruhnya dusta. Tetapi dia menyelipkan berita yang benar di tengah tumpukan
segudang kedustaan. Sehingga ada alasan untuk membela diri bahwa yang dikatakannya
tidak semuanya salah, tapi ada juga yang benar.
Alasan lain, pihak yang digosip tidak marah, bahkan merasa senang. Seperti terjadi hari ini,
banyak artis malah bangga menjadi obyek gosip, meski isinya miring. Kadang-kadang justru
membuat sensasi agar digosipkan demi mendongkrak kete-narannya. Seperti pepatah Arab
bul zam-zam fa turaf, kencingilah zam-zam niscaya engkau akan terkenal. Alasan ini tidak
merubah status larangan menggosip orang, menceritakan semua kabar yang didengar. Nabi
SAW memvonis orang yang gemar menceritakan setiap kabar yang didengarnya dengan
predikat pendusta. Beliau SAW bersabda:
Cukuplah seseorang dikatakan dusta jika dia menceritakan setiap apa yang dia dengar. (HR.
Muslim)
Mengapa orang yang menceritakan semua yang didengarnya divonis sebagai pendusta?
Karena tidak setiap kabar yang sampai kepadanya itu fakta yang benar-benar terjadi. Besar
kemungkinan bahkan pasti ada diantaranya yang ternyata dusta. Jika dia menceritakan
semua yang didengarnya, berarti ada juga berita dusta yang dia ceritakan kepada orang lain,
maka jadilah dia pendusta.
Di sisi lain, ada informasi yang meski benar namun tidak boleh diceritakan kepada orang lain.
Seperti berita tentang aib maupun rahasia orang lain. Inilah yang disebut dengan ghibah.
Nabi SAW bersabda:
Tahukah kalian, apakah ghibah itu? Ghibah adalah ketika engkau menceritakan tentang
saudaramu apa yang tidak dia sukai? Para sahabat bertanya: Bagaimana menurut Anda jika
apa yang kami katakan memang ada pada saudaraku itu? Beliau menjawab, Jika apa yang
kamu katakan benar, maka berarti engkau telah menghibahnya, dan jika yang kamu katakan
tidak ada padanya maka berarti engkau telah berdusta tentangnya. (HR. Muslim)
Kegiatan memakan bangkai saudaranya dan mengumbar gosip, menyebarkan kabar burung
dan rumor dianggap sebagai menu yang renyah oleh kebanyakan orang. Ada yang bertujuan
untuk menjatuhkan kehormatan, sekedar mengisi waktu atau untuk menghibur diri:
Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal di sisi Allah adalah besar. (QS
an-Nuur: 15)
Madi & Ifat

10

(Abu Umar Abdillah/Majalah Ar Risalah)

Al - A'war, Setan Penyeru Zina


Memoles kesesatan agar tampak baik dan menarik hati adalah jurus abadi iblis dan antekanteknya. Bahkan inilah jurus pertama iblis sebelum menggoda manusia untuk bergumul
dengan
dosa.
Allah
berfirman:
Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku
akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku
akan menyesatkan mereka semuanya, (Al-Hijr 39)
Maka setan menghiasi perbuatan keji terlebih dahulu, baru dilanjutkan dengan menyesatkan
manusia. Ibnul Qayyim mengomentari ayat tersebut: Di antara strategi iblis adalah menyihir
akal secara kontinyu hingga terpedaya, tidak ada yang selamat darinya kecuali yang
dikehendaki Allah. Dia menghiasi perbuatan yang hakekatnya menimbulkan madharat
sehingga tampak sebagai perbuatan yang paling bermanfaat. Begitupun sebaliknya, dia
mencitrakan buruk perbuatan yang bermanfaat sehingga nampak mendatangkan
madharat

Komandan Setan Penyeru Zina


Strategi yang sama ditempuh oleh iblis laknatullah alaih untuk menyebarkan luaskan
perbuatan zina yang merupakan dosa besar di dalam Islam. Tidak hanya itu, iblis menjadikan
hal ini sebagai target utama, sehingga dia melakukan sayembara bagi setan manapun yang
mampu menjerumus-kan manusia kepada zina, maka iblis akan memakaikan mahkota di
kepalanya sebagai tanda jasa.
Madi & Ifat

11

Rasululah bersabda tentang hal ini:


Jika datang pagi hari, Iblis menyebar para tentaranya ke muka bumi lalu berkata, Siapa di
antara kalian yang menyesatkan seorang muslim akan aku kenakan mahkota di kepalanya.
Salah satu tentaranya menghadap dan berkata, Aku terus menggoda si fulan hingga mau
menceraikan istrinya. Iblis berkata: Ah, bisa jadi dia akan menikah lagi. Tentara yang lain
menghadap dan berkata: Aku terus menggoda si fulan hingga ia mau berzina. Iblis berkata:
Ya, kamu (yang mendapat mahkota)! (HR Ahmad dan Ibnu Hibban, dishahihkan oleh AlAlbani dalam Ash-Shahihah no. 1280)
Iblis juga menyiapkan pasukan khusus yang dikomandani oleh anaknya sendiri bernama AlAwar. Mujahid bin Jabr, murid utama Ibnu Abbas menyebutkan bahwa Iblis memiliki 5 anak,
satu di antaranya bernama Al-Awar. Dia memiliki tugas khusus menyeru orang untuk berbuat
zina dan menghiasinya agar nampak baik dalam pandangan manusia. (Talbisul Iblis, Ibnu AlJauzy hal. 41)
Al-Awar juga merekrut para setan dari golongan manusia sebagai tim sukses untuk
mengkampanyekan perbuatan zina. Segala cara ditempuh, segala sarana dan media
digunakan.

Memasang Banyak Umpan


Sebagaimana seorang pemancing, dia harus memasang umpan agar ikan mau mendekati
kailnya. Maka setan memasang umpan agar si korban mau mendatangi perangkapnya.
Umpan tersebut berupa Nisaun kaasiyat ariyat, wanita yang berpakaian telanjang,
pornografi, porno aksi dan perangkatnya.
Umpan tersebut dipasang di tempat-tempat yang strategis, sehingga memungkinkan bagi
mangsa untuk melihatnya. Di antara tempat strategis tersebut adalah televisi dan media
cetak. Maka jika kita lihat di televisi kita banyak berjejal wanita yang berpakaian tapi
telanjang, lagu dan tarian erotis, film-film jorok yang bisa disaksikan oleh semua orang. Itu
pertanda setan Al-Awar telah berhasil merekrut banyak orang untuk dia jadikan sebagai
umpannya. Demikian pula dengan tabloid, koran dan majalah-majalah berjenis kelamin XXX
yang menjadikan pornografi sebagai menu utama.

Dibumbui Dengan Istilah Penyedap Rasa

Al-Awar tidak membiarkan umpan-umpan itu menyebar begitu saja. Karena masih banyak
orang-orang waras yang akan merusak umpannya. Akan banyak orang-orang sehat yang
akan menegur, mencela dan memusuhinya. Untuk itu, dia menciptakan istilah dan kilah
sebagai penyedap rasa. Sehingga yang antipati menjadi netral, yang netral menjadi simpati,
yang simpati menjadi bala-tentaranya.
Di antara istilah yang diilhamkan Al-Awar kepada para anteknya dari golongan manusia
adalah menamakan budaya telanjang sebagai bentuk kemajuan, pacaran sebagai upaya
penjajakan dan persiapan, nyanyian jorok dan tarian erotis sebagai seni dan porno aksi
disebut
sebagai
kebebasan
berekspresi.
Bisa dibilang bahwa menamakan perbuatan keji dengan istilah yang berasumsi baik adalah
jurus tersendiri di antara jurus iblis yang diwariskan kepada generasinya. Seperti ketika dia
membujuk
Adam
dengan
perkataannya:
Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: Hai Adam, maukah
saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa? (Thaha:
120)
Dia menyebut pohon yang dilarang dimakan buahnya dengan pohon Khuldi, pohon yang
apabila dimakan buahnya menyebabkan dia kekal di jannah.
Madi & Ifat

12

Tidak berbeda dengan yang dilakukan setan hari ini, mereka memberi istilah perbuatan keji
dengan nama yang disukai hati.
Informasi yang menyesatkan diiringi dengan gambar yang menggiurkan jika datang secara
bertubi-tubi akhirnya dianggap sebagai hal yang biasa, atau seakan kebenaran yang layak
untuk dibela. Sebagaimana yang telah dimaklumi bahwa dengan pemberitaan yang terus
menerus, berita dusta dianggap fakta, kesesatan menjelma sebagai kebenaran dalam
pandangan manusia. Konon media barat tidak mengenal berita yang benar atau yang salah,
tetapi berita cerdas atau bodoh. Berita cerdas adalah yang dikemas sehingga tak nampak
kedustaannya sedangkan berita bodoh adalah berita yang tampak kedustaannya.
Nampaknya usaha Al-Awar dan bala tentaranya betul-betul menuai panen raya. Begitu
banyak generasi kita yang jatuh ke dalam pelukannya. Mereka mengikuti bujuk rayu Al-Awar,
mendatangi umpannya, lalu menelan kailnya. La haula walaa quwwata illa billah.
Akan tetapi, tidak sepantasnya kita berputus asa, karena betapapun gigihnya usaha setan,
bagi orang yang beriman dan konsisten dengan keimanannya, tipu daya setan itu lemah:
Karena sesungguhnya tipu daya setan itu lemah. (An-Nisa: 76)
Menjauhi umpan setan, merusaknya hingga nampak maksud jahatnya di hadapan manusia
adalah sebagian solusi dan benteng bagi kita dan umat Islam dari serangan Al-Awar dan bala
tentaranya, Wallahul muwaffiq. (Majalah Ar Risalah)

Hikayat Iblis : Dialog Iblis vs Rasulullah SAW


(bagian 1 & 2)
Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia menghadap
Rasulullah saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disukai maupun yang
dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad SAW dan juga
sebagai
peringatan
dan
perisai
kepada
umat
manusia.
Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, "Hai Iblis! Bahwa Allah Yang Maha Mulia
dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap Rasullullah saw. Hendaklah engkau
buka segala rahasiamu dan apapun yang ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan
sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputus
semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras."
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia
menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah
matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya seperti ekor lembu.
Madi & Ifat

13

Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka
sambut
Iblis
(alaihi
laknat),
"Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak mejawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di
sisi Allah?" Maka jawab Nabi dengan marah, "Hai Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau
menunjukkan kebaikanmu? Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam
a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab
hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud
sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya,
Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan
begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat
hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja
aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik
engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu
datang menemuiku?"
Taklimat Iblis, "Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah Khatamul
Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintah Allah untuk memberitahu
segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi
Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan
sebenarnya,
tiadalah
aku
berani
menyembunyikannya."
Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, "Ya Rasulullah! Sekiranya aku
berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu."
Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah
satu peluangku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat
yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1):
"Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?"
Jawab Iblis:
"Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka
bumi ini."
Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun menggeletar karena ketakutan.
Sambung Iblis, "Ya Khatamul Anbiya! Ada pun aku dapat merubah diriku seperti sekalian
manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suara pun tidak berbeda, kecuali dirimu saja
yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah.
Kiranya aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu. Aku cabut iktikad / niat
anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran
supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu jugalah aku berusaha menarik
mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan
benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya
bersamaku."
Pertanyaan Nabi (2):
"Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?"
Jawab Iblis:
"Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki
yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku
Madi & Ifat

14

goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, terbuai dengan makan minum, berbuat
durhaka, aku lalaikan dengan harta benda daripada emas, perak dan permata, rumahnya,
tanahnya,
ladangnya
supaya
hasilnya
dibelanjakan
ke
jalan
haram.
Demikian juga ketika pesta yang bercampur antara lelaki dan perempuan. Disana aku
lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang peraturan dan minum arak. Apabila terminum
arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah
beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga kepada pekerjaan
zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi
penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau berbuat amal ibadat,
aku akan rayu mereka supaya mereka menangguhkannya. Bertambah keras aku goda supaya
menambahkan maksiat dan mengambil isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa
ria, takabur, megah, sombong dan melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka akan
gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat."
Pertanyaan Nabi (3):
"Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan
faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta siksa yang besar di neraka yang paling
bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu?
Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang
memberi kekuatan anggota badanmu?"
Jawab Iblis:
"Semuanya itu adalah anugerah daripada Allah Yang Maha Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan
takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa Diriku telah
beribu-ribu tahun menjadi ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu
langit ke satu langit yang tinggi. Kemudian Aku tinggal di dunia ini beribadat bersama
sekalian Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka
akupun membantah. Lalu Allah menciptakan lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan seluruh
Malaikat memberi hormat kepada lelaki itu, kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah
murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu bertukar menjadi keji
dan kelam. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan
dikurniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku
bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan
buah Khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun
dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa
orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil.
Itu pun aku masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga Hari Kiamat.
Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke
langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadat
serta balasan pahala dan syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu
manusia yang lain aripada apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya
hingga
tersesat
dengan
berbagai
kitab
bid'ah
dan
carut-marut.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak dibenarkan oleh Allah untuk naik ke
langit serta mencuri rahasia, kerana banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu
langit. Jika aku berkeras juga hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari
api yang menyala. Sudah banyak bala tenteraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan
semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah kesusahanku dan bala tentaraku untuk
menjalankan tugas menghasut."
Madi & Ifat

15

Pertanyaan Nabi (4):


"Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari manusia?"
Jawab Iblis:
"Pertama sekali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir juga ada dari segi
perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, aku akan tarik dengan
cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan
jalanku"
Pertanyaan Nabi (5):
"Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana keadaanmu?"
Jawab Iblis:
"Sebesar-besarnya kesusahanku. Gementarlah badanku dan lemah tulang sendiku. Maka aku
kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda seorang manusia, pada setiap anggota
badannya.
Setengah-setengahnya datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was,
terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, sentiasa
hendak cepat habis sholatnya, hilang khusyuknya - matanya sentiasa menjeling ke kiri kanan,
telinganya senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi yang lain. Setengah Iblis
duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud berlamalama, penat atau duduk tahiyat dan dalam hatinya senantiasa hendak cepat habis sholatnya,
itu semua membawa kepada kurangnya pahala. Jika para Iblis itu tidak dapat menggoda
manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan seberat-berat hukuman."
Pertanyaan Nabi (6):
"Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, bagaimana perasaanmu?"
Jawab Iblis:
"Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah, maka rasa terbakarlah tubuhku, putus-putus
segala uratku lalu aku lari daripadanya."
Pertanyaan Nabi (7):
"Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?"
Jawab Iblis:
"Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun
Islamnya."
Pertanyaan Nabi (8):
"Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?"
Jawab Iblis:
"Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya kepadaku. Apabila masuk awal
bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat
menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala
dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatatkan
dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi,
yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam mendoakan
ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemuliaan orang berpuasa ialah dimerdekakan
pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua
pintu syurga dibuka seluas-luasnya, serta dihembuskan angin dari bawah Arasy yang
bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai
berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya
menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi
Madi & Ifat

16

panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula
beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa barulah aku
dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa
ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah
malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasa."
Pertanyaan Nabi (9):
"Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?"
Jawab Iblis:
"Seluruh sahabatmu juga adalah sebesar - besar seteruku. Tiada upayaku melawannya dan
tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata:
"Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu
akan mendapat petunjuk."
Saidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi
setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi
wazirul a'zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini
dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar.
Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya,
Saiyidatina
Aisyah
yang
juga
banyak
menghafadz
Hadits-haditsmu.
Saidina Umar Al-Khattab pula tidaklah berani aku pandang wajahnya karena dia sangat keras
menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka
gemetarlah segala tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat
apalagi engkau telah mengatakan, "Jikalau adanya Nabi sesudah aku maka Umar boleh
menggantikan aku", karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara
kafir dan Islam hingga digelar 'Al-Faruq'.
Saidina Usman Al-Affan lagi, aku tidak bisa bertemu, karena lidahnya senantiasa bergerak
membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi
menantumu sebanyak dua kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang melawat dan
memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau
mengatakan, "Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau kertas-kertas
dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid."
Saidina Ali Abi Talib pun itu aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan
perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang
beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadat serta beliau
adalah golongan orang pertama memeluk agama Islam dan tidak pernah menundukkan
kepalanya kepada sebarang berhala. Bergelar 'Ali Karamullahu Wajhahu' - dimuliakan Allah
akan wajahnya dan juga 'Harimau Allah' dan engkau sendiri berkata, "Akulah negeri segala
ilmu dan Ali itu pintunya." Tambahan pula dia menjadi menantumu, semakin aku ngeri
kepadanya."
Pertanyaan Nabi (10):
"Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?"
Jawab Iblis:
"Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit yang menghidupkan
segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan
perintah Allah serta meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril a.s, "Ulama itu adalah pelita
dunia dan pelita akhirat." Yang kedua umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur
dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal soleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga
umatmu seperti Firaun; terlampau tamak dengan harta dunia serta dihilangkan amal akhirat.
Maka akupun bersukacita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan
Madi & Ifat

17

durhaka dan aku hela ke mana saja mengikuti kehendakku. Jadi dia senantiasa bimbang
kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada masa beramal ibadat, tidak hendak
mengeluarkan zakat, miskin hendak beribadat.
Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka
dilupakan beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya.
Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan hartanya
dan setengahnya asyik hendak merebut dunia harta, bercakap besar sesama Islam, benci dan
menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi
dan perempuan lacur."
Pertanyaan Nabi (11):
"Siapa yang serupa dengan engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang belajar agama Islam."
Pertanyaan Nabi (12):
"Siapa yang mencahayakan muka engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji."
Pertanyaan Nabi (13):
"Apakah rahasia engkau kepada umatku?"
Jawab Iblis:
"Jika seorang Islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa pelindung syaitan, maka
aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari."
Pertanyaan Nabi (14):
"Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?"
Jawab Iblis:
"Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa pelindung syaitan,
maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan
bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar
kepada pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu
bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku yang dahulu
makan
daripadanya.
Walaupun
mereka
makan,
tiadalah
merasa
kenyang."
Pertanyaan Nabi (15):
"Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?"
Jawab Iblis:
"Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan
perbuatannya. Apabila marah segeralah mengambil air wudhu', maka padamlah marahnya."
Pertanyaan Nabi (16):
"Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?"
Jawab Iblis:
Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu
kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai
seperti
pijat
pada
bulu
itu."
Madi & Ifat

18

Pertanyaan Nabi (17):


"Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka (mendusin) di waktu
subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian jua
pada waktu zuhur, asar, maghrib dan isya', aku beratkan hatinya untuk sholat."
Pertanyaan Nabi (18):
"Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang,
banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan sholat tengah malam."
Pertanyaan Nabi (19):
"Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di dalamnya"
Pertanyaan Nabi (20):
"Apa lagi yang memecahkan mata engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang taat kepada kedua ibu bapanya, mendengar kata mereka, membantu
makan pakaian mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda,
'Syurga itu di bawah tapak kaki ibu'"

PINTU-PINTU MASUKNYA SYETAN


Oleh Dr.H. Achmad Satori
Hati manusia bagaikan benteng sedangkan syetan adalah musuh yang senantiasa mengintai
untuk menguasai benteng tersebut. Kita tidak bisa menjaga benteng kalau tidak melindungi
atau menjaga/menutup pintu-pintu masuknya syetan ke dalam hati.
Hati manusia bagaikan benteng sedangkan syetan adalah musuh yang senantiasa mengintai
untuk menguasai benteng tersebut. Kita tidak bisa menjaga benteng kalau tidak melindungi
atau menjaga/menutup pintu-pintu masuknya syetan ke dalam hati. Kalau kita ingin memiliki
kemampuan untuk menjaga pintu agar tidak diserbu syetan, kita harus mengetahui pintupintu mana saja yang dijadikan syetan sebagai jalan untuk menguasai benteng tsb.
Melindungi hati dari gangguan syetan adalah wajib oleh karena itu mengetahui pintu
masuknya syetan itu merupakan syarat untuk melindungi hati kita maka kita diwajibkan
untuk mengetahui pintu-pintu mana saja yang dijadikan jalan untuk menguasi hati manusia.
Madi & Ifat

19

Pintu tempat masuknya syetan adalah semua sifat kemanusiaan manusia yang tidak baik.
Berarti pintu yang akan dimasuki syetan sebenrnya sangat banyak, Namun kita akan
membahas pintu-pintu utama yang dijadikan prioritas oleh syetan untuk masuk menguasai
manusia. Di antara pintu-pintu besar yang akan dimasuki syetan itu adalah:

1. Marah
Marah adalah kalahnya tentara akal oleh tentara syetan. Bila manusia marah maka syetan
bisa mempermainkannya seperti anak-anak mempermainkan kelereng atau bola. Orang
marah adalah orang yang sangat lemah di hadapan syetan.

2. Hasad

Manusia bila hasud dan tamak menginginkan sesuatu dar orang lain maka ia akan menjadi
buta. Rasulullah bersabda: Cintamu terhadap sesuatu bisa menjadikanmu buta dan tuli
Mata yang bisa mengenali pintu masuknya syetan akan menjadi buta bila ditutupi oleh sifat
hasad dan ketamakan sehingga tidak melihat. Saat itulah syetan mendapatkan kesempatan
untuk masuk ke hati manusia sehingga orang itu mengejar untuk menuruti syahwatnya
walaupun jahat.

3. Perut kenyang
Rasa kenyang menguatkan syahwat yang menjadi senjata syetan. Dalam satu riwayat
disebutkan bahwa Iblis pernah menampakkan diri di hadapan Nabi Yahya bin Zakariyya a.s.
Beliau melihat pada syetan beberapa belenggu dan gantungan pemberat untuk segala
sesuatu seraya bertanya. Wahai iblis belenggu dan pemberat apa ini? Syetan menjawab: Ini
adalah syahwat yang aku gunakan untuk menggoda anak cucu Adam. Yahya bertanya: Apa
hubungannya pemberat ini dengan manusia ? Syetan menjawab: Bila kamu kenyang maka
aku beri pemberat sehingga engkau enggan untuk sholat dan dzikir. Yahya bertanya lagi: Apa
lainnya? Tidak ada!
Jawab syetan. Kemudian Nabi Yahya berkata: Demi Allah aku tidak akan mengenyangkan
perutku dengan makanan selamanya. Iblis berkata. Demi Allah saya tidak akan memberi
nasehat
pada
orang
muslim
selamanya.
Kebanyakan makan mengakibatkan munculnya enam hal tercela:
1. Menghilangkan rasa takut kepada Allah dari hatinya.
2 Menghilangkan rasa kasih sayang kepada makhluk lain karena ia mengira bahwa semua
makhluk sama kenyangnya dengan dirinya.
3 Mengganggu ketaatan kepada Allah
4 Bila mendengarkan ucapan hikmah ia tidak mendapatkan kelembutan
5 Bila ia bicara tentang ilmu maka pembicaraannya tidak bisa menembus hati manusia.
6 Akan terkena banyak penyakit jasmani dan rohani

4. Cinta perhiasan dan perabotan rumah tangga

Bila syetan melihat hati orang yang sangat mencintai perhiasan dan perabotan rumah tangga
maka iblis bertelur dan beranak dan menggodanya untuk terus berusaha melengkapi dan
membaguskan semua perabotan rumahnya, menghiasi temboknya, langit-langitnya dst.
Akibatnya umurnya habis disibukkan dengan perabotan rumah tangga dan melupakan dzikir
kepada Allah.

5. Tergesa-gesa dan tidak melakukan recheck


Rasulullah pernah bersabda: Tergesa-gesa termasuk perbuatan syetan dan hati-hati adalah
dari Allah SWT.
Allah berfirman: Manusia diciptakan tergesa-gesa dalam ayat lain itegaskan:
Sesungguhnya manusia itu sangat tergesa-gesa. Mengapa kita edilarang tergesa-gesa?
Madi & Ifat

20

Semua perbuatan harus dilakukan dengan pengetahuan dan penglihatan mata hati.
Penglihatan
hata
hati
membutuhkan
perenungan
dan
ketenangan.
Sedangkan tergesa-gesa menghalangi itu semua. Ketika manusia tergesa-gesa dalam
melakukan kewajiban maka syetan menebarkan kejahatannya dalam diri manusia tanpa
disadari.

6. Mencintai harta
Kecintaan terhadap uang dan semua bentuk harta akan menjadi alat hebat bagi syetan. Bila
orang memiliki kecintaan kuat terhadap harta maka hatinya akan kosong. Kalau dia
mendapatkan uang sebanyak satu juta di jalan maka akan muncul dari harta itu sepuluh
syahwat dan setiap syahwat membutuhkan satu juta. Demikianlah orang yang punya harta
akan
merasa
kurang
dan
menginginkan
tambahan
lebih
banyak
lagi.

7. Taassub bermadzhab dan meremehkan kelompok lain.


Orang yang taassub dan memiliki anggapan bahwa kelompok lain salah sangat berbahaya.
Orang yang demikian akan banyak mencaci maki orang lain. Meremehkan dan mencaci maki
termasuk
sifat
binatang
buas.
Bila syetan menghiasi pada manusia bahwa taassub itu seakan-akan baik dan hak dalam diri
orang itu maka ia semakin senang untuk menyalahkan orang lain dan menjelekkannya.

8. Kikir dan takut miskin.


Sifat kikir ini mencegah seseorang untuk memberikan infaq atau sedekah dan selalu menyeru
untuk menumpuk harta kekayaan dan siksa yang pedih adalah janji orang yang menumpuk
harta kekayaan tanpa memberikan haknya kepada fakir miskin. Khaitsamah bin Abdur
Rahman pernah berkata: Sesungguhnya syaitan berkata:
Anak cucu Adam tidak akan mengalahkanku dalama tiga hal perintahku: Aku perintahkan
untuk mengambil harta dengan tanpa hak, menginfakkannya dengan tanpa hak dan
menghalanginya
dar
hak
kewajibannya
(zakat).
Sufyan berkata: Syetan tidak mempunyai senjata sehebat senjata rasa takutnya manusia dari
kemiskinan.
Apabila ia menerima sifat ini maka ia mengambil harta tanpa hak dan menghalanginya dari
kewajiban
zakatnya.

9. Memikirkan Dzat Allah


Orang yang memikirkan dzat Allah tidak akan sampai kepada apa yang diinginkannya ia akan
tersesat karena akal manusia tidak akan sampai kesana. Ketika memikirkan dzat Allah ia akan
terpeleset pada kesyirikan.

10. Suudzon terhadap orang Islam ghibah.


Allah berfirman dalam Surat Al Hujuroot 12 sbb.:

(12)




Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
Madi & Ifat

21

dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang
di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang.
Rasulullah pernah bersabda: Jauhillah tempat-tempat yang bisa memunculkan prasangka
buruk.
Kalau ada orang yang selalu suudzdzon dan selalu mencari cela orang lain maka sebenarnya
ia adalah orang yang batinnya rusak. Orang mukmin senantiasa mencari maaf dan ampunan
atetpi orang munafik selalu mencari cela orang lain.
Itulah sebagian pintu-pintu masuknya syetan untuk menguasai benteng hatinya. Kalau kita
teliti secara mendetail kita pasti tidak akan mempu menghitus semua pintu masuknya syetan
ke dalam hati manusia Sekarang bagiamana solusi dari hal ini? Apakah acukup dengan
zikrullah dan mengucapkan Laa haula wa laa quwwata illa billah? ketahuilah bahwa upaya
untuk membentengi hati dari masuknya serbuan syetaan adalah dengan menutup semua
pintu masuknya syetan dengan membersihkan hati kita dari sifat-sifat tercela yang
disebutkan di atas. Bila kita bisa memutuskan akar semua sifat tercela maka syetan
mendapatkan berbagai halangan untuk memasukinya ia tidak bisa menembus ke dalam
karena zikrullah. Namun perlu diketahui bahwa zikir tidak akan kokh di hati selagi hati belum
dipenuhi dengan ketakwaan dan dijauhkan dari sifat-sifat tercela.
Bila orang yang hatinya mamsih diliputi oleh akhlak tercela maka zikrullah hanyalah omongan
jiwa yang tidak menguasai hati dan tidak akan mampu menolak kehadiran syetan. Oleh
sebab itu Allah berfirman:








(201)
















Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka
ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. ( Al Araaf
201)
Perumpamaan syetan adalah bagaikan anjing lapar yang mendakati anda. Bila anda tidak
memiliki roti atau daging pasti ia akan meninggalkanmu walaupun Cuma menghardiknya
dengan ucapan kaita. Tapi bila di tangan kita ada daging maka ia tidak akan pergi dari kita
walaupun kita sudah berteriak ia ingin merebut daging dari kita. Demikian juga hati bila tidak
memiliki
makanan
syetan
akan
pergi
hanya
dengan
dzikrullah.
Syahwat bila menguasi hati maka ia akan mengusir dzikrullah dari hati ke pinggirnya saja dan
tidak bisa merasuk dalam relung hati. Sedangkan orang-orang muttaqin yang terlepas dari
hawa nafsu dan sifat-sifat tercela maka ia akan dimasuki syetan bukan karena syahwat tapi
karena kelalaian daari dzikrullah apabila ia kembali berdzikir maka syetan langsusng. Inilah
yang
ditegaskan
firman
Allah
dalam
ayat
sebelumnya:







(200)












Artinya: Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ( Al Aroof ayat 200)
Dalam ayat lain disebutkan:












( 98)














( 99)




(100)

Artinya: Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada
Allah dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan ini tidak ada kekuasaannya atas
Madi & Ifat

22

orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya


(syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orangorang yang mempersekutukannya dengan Allah. (An Nahl 98-100)
Mengapa Rasulullah SAW pernah bersabda: Bila Umar ra. Melewati suatu lereng maka syetan
mengambil lereng selain yang dilewati Umar.? Karena Umar memiliki hati yang bersih dari
sifat-sifat tercela sehingga syetan tidak bisa mendekat. Kendatipun hati berusaha
menjauhkan diri dari syetan dengan dzikrullah tapi mustahil syetan akan menjauh dari kita
bila kita belum membersihkan diri dari tempat yang disukai syetan yaitu syahwat, seperti
orang yang meminum obat sebelum melindungi dir dari penyakit dan perut masih disibukkan
dengan makanan yang kerasa dicerna. Taqwa adalah perlindungan hati dari syahwat dan
nafsu apabila zikrullah masuk kedalam hati yang kosong dari zikir maka syetan mendesak
mamsuk seperti masuknya penyakit bersamaan dengan dimakannya obat dalam perut yang
masih kosong.Allab SWT berfirman :






(37)
















Artinya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orangorang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia
menyaksikannya. (Qoof 37)
WAllahu alamu bis showab.

SIHIR, PARANORMAL DAN PRAKTEK


PERDUKUNAN DALAM ISLAM
Indonesia adalah tempat yang subur untuk perdukunan. Negara ini seolah terbelenggu
dengan perdukunan. Jual tanah saja harus pergi ke dukun, mau usahanya lancar, mau
jabatannya bertahan, mau punya wibawa dan ditakuti bawahan harus pergi ke dukun.
Walaupun mungkin sebutan dukun sekarang kalah populer dengan paranormal atau pensehat
spiritual, ditambah lagi oleh mitos-mitos yang berkembang di nusantara ini, seperti orang
Madi & Ifat

23

hamil harus membawa gunting, angka 13 adalah angka sial, diperparah lagi oleh tayangan
mistik dan klenik yang berkembang pesat di dunia pertelevisian kita, dan ironinya mendapat
sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Dari data yang ada, sekitar 149 tayangan misteri
di TV kita. Di kantor terkumpul jimat dari harga yang terendah Rp 100 dan termahal Rp 1
milyar.
Dunia sihir dan perdukunan erat kaitannya dengan dunia jin dan setan, karenanya pada
kesempatan ini perlu kiranya kita menyimak pandangan Islam tentang dunia jin.

Prinsip-prinsip Islam Mengenai Jin dan Setan


1. Al-Quran dan As-Sunnah adalah sumber kita dalam mengenal masalah ghaib. Setiap
informasi tentang yang ghaib selain dari keduanya harus kita tolak, kecuali yang selaras
dengan ajaran Al-Quran dan As-Sunnah.
Allah Swt berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan
bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS.
49:1)
2. Allah menciptakan jin dan manusia untuk satu tujuan yakni mengabdi kepada
Allah Swt.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS.
51:56)
3. Jin diciptakan dari percikan api neraka sebelum manusia diciptakan.
Dia menciptakan jin dari nyala api. (QS. 55:15)
4. Iblis adalah keturunan jin yang membangkang dari perintah Allah, Dia bukan
golongan
malaikat.
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:"Sujudlah kamu kepada Adam",
maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai
perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai
pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu Amat buruklah iblis itu
sebagai
pengganti
(Allah)
bagi
orang-orang
yang
zalim.
(QS.
18:50)
5. Syetan adalah sebutan bagi pembangkang dari golongan jin dan manusia,
sebagai musuh dari setiap orang beriman.
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis)
manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu
menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkan mereka dan apa yang
mereka ada-adakan. (QS. 6:112)
6. Jin adalah ummat seperti manusia, ada yang baik dan ada yang jahat, ada yang
mukmin dan ada yang kafir, agama mereka berbeda-beda, tetapi mereka harus
tetap
mengikuti
syariat.
Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula)
yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS. 72:11)
7. Jin bisa melihat manusia, sedangkan manusia tidak bisa melihat jin.
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah
Madi & Ifat

24

mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya
untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikutpengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orangorang yang tidak beriman. (QS. 7:27)
8. Jin tidak dapat menampakkan diri kepada manusia, tetapi jika yang muncul
sejenis sesuatu yang menakutkan seperti kuntilanak, genderuwo, dsb maka itu
adalah setan yang ingin menakut-nakuti manusia tapi bukan asli jin.
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada
seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka
sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.
(QS. 72:27)
9. Setiap manusia diikuti oleh dua qarin dari jin dan dari malaikat. Qarin dari
malaikat selalu membisikkan kebaikan, sebaliknya qarin dari jin selalu
membisikkan kejelakan dan kejahatan. Sedangkan qarin dari jin yang mendampingi
Rasulullah Saw telah masuk Islam.
Tidaklah salah seorang dari kalian, kecuali telah didampingi oleh qarinnya dari golongan jin
dan malaikat. Para sahabat bertanya, Dan engkau juga ya Rasulullah/ Rasulullah
menjawab, Demikian juga dengan saya. Tetapi Allah telah membantu saya atasnya. Maka
dia masuk Islam. Dan ia tidak memerintahkan saya kecuali dalam kebaikan (HR. Muslim)
10. Memohon perlindungan kepada jin adalah haram, seperti minta perlindungan
terhadap dirinya, kesehatannya, keselamatannya, hartanya, rumahnya, kantornya,
kebunnya, kenadaraannya, jabatannya, usahanya, agamanya, dsb.
Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan
kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan
kesalahan. (QS. 72:6)
11. Jin bisa merasuk ke dalam jasad manusia dan mengalir dalam tubuh manusia
melalui aliran darah. Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw:
Sesungguhnya syaitan itu mengalir dari tubuh manusia melalui jalan darah. (HR. Bukhari
dan Muslim)
12. Syetan atau jin pembangkang tidak akan mampu menguasai orang yang
beriman dan selalu bertawal kepada Allah.
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan
bertawakkal kepada Tuhannya. (QS. 16:99)
13. Orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan syirik,
mereka mendapat jaminan keamanan dan jaminan petunjuk dari Allah.
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orangorang yang mendapat petunjuk. (QS. 6:82)
14. Gangguan jin terhadap manusia dengan merasuk ke dalam jasadnya adalah
tindakan zhalim. Terapinya adalah dengan cara membersihkan keimanannya,
meluruskan ibadahnya dengan memperbanyak dzikir.
15. Terapi secara syari adalah bagian dari jihad fi sabilillah melawan syaitan maka
kita haruslah tetap istiqamah di atas jalan yang haq.

Madi & Ifat

25

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. 35:6)
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di
jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya
syaitan itu adalah lemah. (QS. 4:76)
Demikianlah makalah yang sederhana ini, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita semua
dalam rangka menegakkan amar maruf nahyi munkar dan menjaga kemurnian aqidah kita.
(ikadi)

EKSISTENSI MALAIKAT
Semua makhluk ciptaan Allah SWT dapat dibagi kepada dua macam, yaitu: makhluk yang
gaib (al ghaib) dan makhluk yang nyata (as syahadah). Yang bisa membedakan keduanya
Madi & Ifat

26

adalah pancaindera manusia. Segala sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh salah satu
pancaindera manusia digolongkan kepada al ghaib, sedangkan yang bisa dijangkau oleh salah
satu pancaindera manusia digolongkan kepada as syahadah.
Untuk mengetahui dan mengimani wujud makhluk gaib tersebut, seseorang dapat
menempuh dua cara. Pertama, melalui berita atau informasi yang diberikan oleh sumber
tertentu (bil-Akhbar).
Kedua, melalui bukti bukti nyata yang menunjukkan makhluk gaib itu ada (bil atsar).
Salah satu makhluk gaib Allah adalah malaikat.
Allh menciptakan mahkluk-makhluk untuk menjalankan alam semesta ini. Di antara
makhluk-makhluk Allh, ada yang diciptakan nyata (yaitu meliputi seluruh zat dan energi
fisik, termasuk makhluk-makhluk biologis), dan ada yang diciptakan ghaib . Hukum fisik real
berlaku untuk mahkhuk nyata, dan hukum ghaib berlaku untuk makhluk ghaib. Tidak banyak
yang dapat diketahui manusia tentang keghaiban, kecuali yang diinformasikan Allh melalui
rasul dan kitab-Nya.
Salah satu jenis makhluk ghaib adalah malaikat. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu
dalam mengelola alam semesta. Jumlah malaikat sangat banyak [kita tidak akan membahas
lagi kata jumlah dalam dimensi ghaib]. Beberapa nama malaikat yang perlu dikenal adalah :
Jibril (Ruhul Amin, Ruhul Qudus, Gabriel). Bertugas menyampaikan wahyu dari Allh.
Mikail (Michael). Mengatur urusan pengaturan semesta, termasuk rizqi manusia.
Izrail (Malaikat maut). Mencabut ruh semua makhluk.
Israfil. Meniup sangkakala pertanda hari kiamat.
Raqib. Mencatat amal baik manusia.
Atid. Mencatat amal buruk manusia.
Munkar dan
Nakir. Menanyai manusia yang baru wafat.
Ridwan. Menjaga surga.
Malik. Menjaga neraka.
Maka untuk meyakini dan mengimani keberadaan malaikat bisa ditempuh dengan dua cara.
Pertama, melalui berita (akhbar) yang disampaikan oleh firman Allah dalam Al-Quran
maupun sabda Rasulullah SAW dalam Hadits. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan hadits
yang menjelaskan perihal malaikat. Karena kita mengimani kebenaran sumber (Al-Quran dan
Hadits), maka berita tentang malaikat pun kita imani adanya.
Kedua, kita dapat mengetahui dan mengimani wujud malaikat melalui bukti-bukti nyata yang
ada di alam semesta yang menunjukkan bahwa malaikat itu benar-benar ada. Misalnya,
Malaikat Maut yang bertugas mencabut nyawa manusia, dapat dibuktikan secara nyata
dengan adanya peristiwa kematian manusia. Demikian pula dengan keberadaan Malaikat
Jibril, bisa dibuktikan secara nyata dengan adanya Al-Quran yang disampaikannya kepada
Nabi Muhammad SAW.
Secara etimologis (lughawiy), kata malaikah yang dalam bahasa Indonesia disebut
malaikat, adalah bentuk jamak dari kata malak, berasal dari mashdar al-alukah yang
berarti ar-risalah (misi atau pesan). Yang membawa misi disebut ar-rasul (utusan). Dalam
beberapa ayat Al-Qur`an, malaikat juga disebut dengan rusul (utusan-utusan), misalnya
pada surat Hud 69. Bentuk jamak lainnya dari kata malak adalah mala`ik. Dalam bahasa
Indonesia, kata malaikat bermakna tunggal (satu malaikat), bentuk jamaknya menjadi
malaikat-malaikat.
Secara terminologis (isthilahiy), makaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah
SWT dari cahaya (nur) dengan wujud dan sifat-sifat tertentu.

Madi & Ifat

27

Tentang penciptaan malaikat, Rasulullah SAW menginformasikan bahwa malaikat diciptakan


dari cahaya (nur), berbeda dengan jin yang diciptakan dari api (nar):
Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari
apa yang telah diterangkan kepadamu semua (HR. Muslim).
Tentang kapan waktu penciptaannya, tidak ada penjelasan yang rinci. Tapi yang jelas,
malaikat diciptakan lebih dahulu dari manusia pertama (Adam AS) sebagaimana yang
disebutkan oleh Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 30:
Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi... (Al Baqarah 30).
Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan
dicicipi (dirasakan) oleh manusia. Dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh pancaindera,
kecuali jika malaikat menampilkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Dalam
beberapa ayat dan hadits disebutkan beberapa peristiwa malaikat menjelma menjadi
manusia, seperti:
Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada
Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: Selamat. Ibrahim
menjawab: Selamatlah, maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging
anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak
menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut
kepada mereka. Malaikat itu berkata: Jangan kamu takut, sesungguhnya kami
adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth (Hud 69 70).
Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Qur`an, yaitu ketika ia menjauhkan
diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur maka ia mengadakan tabir
(yang malindunginya) dari mereka, lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka
ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna (Maryam 16
17).
Dalam suatu hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa malaikat Jibril pernah datang dalam
rupa manusia menemui Rasulullah SAW disaksikan oleh sahabat sahabat beliau, antara lain
Umar bin Khaththab dan menanyakan tentang Islam, Iman, Ihsan dan Saah (Kiamat).
Setelah malaikat itu pergi barulah Rasulullah SAW bertanya kepada Umar: Ya Umar, tahukah
engkau siapa yang bertanya tadi. Umar menjawab; Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.
Lalu Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya ia adalah Jibril yang datang mengajarkan ad
diin kepada kalian. (HR. Muslim).
Malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu, tidak memiliki keinginan seperti manusia, tidak
berjenis lelaki atau perempuan, dan tidak berkeluarga. Hidup dalam alam yang berbeda
dengan kehidupan alam semesta yang kita saksikan ini. Yang mengetahui hakikat wujudnya
hanyalah Allah SWT.
Jumlah malaikat sangat banyak, tidak bisa diperkirakan. Sesama mereka juga ada perbedaan
dan tingkatan tingkatan, baik dalam kejadian maupun dalam tugas, pangkat dan kedudukan.
Allah menyebutkan bahwa ada malaikat yang bersayap dua, tiga dan empat:
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang
mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah
menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu (Fathir 1).

Madi & Ifat

28

Dalam suatu hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah melihat Jibril
bersayap enam ratus: Rasulullah SAW melihat Jibril alaihis salam bersayap enam ratus (HR.
Muslim).
Perbedaan jumlah sayap tersebut bisa saja berarti perbedaan kedudukan, pangkat atau
perbedaan kemampuan dan kecepatan dalam menjalankan tugas. Sedangkan bagaimana
bentuk sayap tersebut tentu saja kita tidak bisa mengetahuinya dan memang tidak perlu
berusaha untuk menyelidikinya karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya malaikat
adalah makhluk gaib (immaterial) yang hakikatnya hanyalah Allah SWT yang mengetahuinya.
(Sumber majalah Tabligh & Isnet)
Wallahu alamu bis-shawab.

Madi & Ifat

29

Rahasia Syetan
Dikisahkan Nabi Yahya as bertemu dengan iblis yang sedang membawa sesuatu barang.
Kepada iblis Nabi Yahya menanyakan untuk apa barang itu? Iblis menjawab, barang itu
syahwat untuk memancing anak cucu Adam.
"Adakah dalam diriku sesuatu yang dapat engkau pancing?" tanya Nabi Yahya. Jawab Iblis,
"Tidak ada. Hanya pernah terjadi pada suatu malam, engkau makan agak kenyang, dan kami
dapat menarikmu sehingga engkau merasa berat mengerjakan shalat."
"Kalau begitu, aku tidak akan makan terlalu kenyang lagi selama hidupku," kata Nabi Yahya.
"Wow, sungguh menyesal sekali kami buka rahasia ini. Mulai saat ini, kami tidak akan
menceritakan rahasia ini kepada siapapun," iblis menyambung.
Kisah yang dinukil dari kitab Minhajul Abidin karangan Imam Al-Ghazali tersebut, setidaknya
dapat dipetik sebagai pelajaran berkaitan dengan isi perut. Bahwa untuk menjaga perut agar
tidak terlalu kenyang, apalagi yang tercampur dengan barang haram dan syubhat, bukan hal
yang sederhana. Karena bukan hal sederhana, maka manfaat dan ganjaran yang didapat
tidak kecil. Dituntut kemampuan mengendalikan hawa nafsu.
Bukankah syetan gemar mendorong manusia menikmati makanan-minuman seenak dan
sebanyak mungkin. Tetapi syetan juga mengarahkan kita mendekati barang-barang syubhat,
untuk menceburkan kita ke dalam hal yang haram.
Al-Ghazali menguraikan bahaya yang timbul oleh perut yang kelewat kenyang dan
mengkonsumsi barang haram/syubhat, seperti dikutip berikut ini: .
1. Terlalu banyak makan dan minum dapat membuat badan terasa berat, lesu, sifat malas,
dan perilaku iseng. Juga ingin selalu melihat hal-hal haram, yang tidak bermanfat, dan
berlebihan. Akal, pikir dan pengetahuan pun menjadi sempit. .
2. Kebanyakan makan akan menyebabkan manusia malas dalam menjalankan ibadah. .
3. Kebanyakan makan juga akan menjerumuskan pada perbuatan syubhat dan haram.
Sedangkan makanan haram dan syubhat menjadi penghalang bagi datangnya taufik dan
hidayah dari Allah swt. Perut yang dipenuhi makanan yang haram dan syubhat juga akan
menjadikan si pemiliknya terhalang berbuat kebaikan. Malas berkecimpung pada hal-hal yang
mengandung kemaslahatan, untuk diri dan orang lain. .
Makanan halal yang kita konsumsi pada hakikatnya adalah bekal untuk beribadah. Bila porsi
itu sudah terpenuhi, lalu melewati batas itu, berarti pemborosan yang berarti berkawan
dengan syaithonirrajim. Semoga kita berkemampuan menghindarinya. .
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya yang halal itu tidak datang kepadamu melainkan
sebagai bekal. Dan yang haram datang kepadamu dengan melimpah." .
Sekalipun makanan itu halal, tidak menjadi alasan untuk menikmati dengan tak terkendali.
Beliau saw mengatakan, "Janganlah kamu mematikan hati dengan makan dan minum
berlebihan, meskipun makanan dan minuman itu halal. Sebab hati ibarat tumbuh-tumbuhan,
jika terlalu banyak disiram ia akan mati." .
Sementara Abu Ja'far menasihatkan, perut jika lapar membuat seluruh anggota badan tidak
banyak menuntut dan merasa tenteram. Tetapi jika kenyang, maka anggota tubuh lainnya
menjadi lapar, banyak tuntutannya. .
Semoga kita mampu menjaga perut dari hal-hal yang merugikan masa depan kita, dunia dan
akhirat. ( Hidayatullah, edisi Maret 2001 )

Madi & Ifat

30

Bahaya Tama'im (Jimat)


Suatu ketika, datang rombongan yang terdiri atas 10 orang menghadap Nabi Muhammad
SAW untuk berbaiat (menyatakan masuk Islam). Lalu Rasulullah SAW membaiat yang
sembilan orang dan menahan yang seorang lainnya. Para sahabat bertanya, ''Mengapa
engkau menahan yang seorang lagi ya Rasulullah.'' Beliau menjawab, ''Sesungguhynya di
pundaknya terdapat jimat.''
Akhirnya, laki-laki itu membuang jimat yang ada di tubuhnya. Setelah itu baru Rasulullah SAW
membaiatnya seraya bersabda, ''Barangsiapa yang menggantungkan jimat, sesungguhnya
dia telah melakukan perbuatan syirik.'' (HR Ahmad, Al-Hakim, dan Abu Ya'la dengan isnad
jayyid).
Hadis tersebut menyiratkan larangan kepada kaum Muslimin untuk melakukan hal-hal yang
berbau klenik. Memasang jimat untuk menolak bala, mengandalkan jampi-jampi untuk
menolak penyakit, dan memakai guna-guna untuk mencelakakan orang lain adalah bagian
dari hal yang berbau klenik. Tindakan seperti ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam.
Istilah yang sering kita kenal sebagai jimat, dalam Islam dinamakan tama'im (tamimah), yaitu
sesuatu yang mereka gantungkan pada anak-anak mereka untuk mengusir jin, penyakit
mata, dan lain-lain. Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat, dan
tiwalah (guna-guna yang dipakai wanita untuk menjadikan suaminya cinta kepadanya) adalah
syirik.''
(HR
Ahmad,
Abu
Daud,
Baihaqi,
dan
Hakim).
Para sahabat dan tabi'in juga sangat membenci jimat-jimat. Hudzaifah pernah melihat
seorang laki-laki yang menggantungkan benang sebagai jimat, lalu beliau membacakan ayat
yang terdapat dalam surat Yunus ayat 106, ''Dan jangan engkau seru sesuatu dari selain Allah
apa yang tidak memberi manfaat maupun madharat kepada kamu ....''
Diriwayatkan dari Ibrahim An Nakha'i, salah seorang pembesar tabi'in, berkata, ''Mereka (para
sahabat) membenci semua bentuk jimat, baik yang dari Alquran maupun bukan dari Alquran.
Berdasarkan dalil-dalil yang mu'tabar pelarangan terhadap semua bentuk jimat, jampi-jampi,
dan guna-guna bagi orang mukmin itu dilatari beberapa alasan.
Pertama, Nabi Muhammad SAW mengingkari orang yang memakai tamimah (jimat), baik
tamimah itu dari ayat Alquran maupun bukan. Kedua, untuk mengantisipasi kemungkinan
makin meluasnya penggunaan jimat. Orang yang menggantungkan Alquran menjadi jimat,
suatu ketika akan menggantungkan hal yang lain untuk kepentingan yang sama.
Ketiga, perbuatan semacam itu sama dengan merendahkan dan menghina Alquran. Orang
yang memakainya akan membawanya ke tempat-tempat najis, buang air, istinja', kadangkadang janabah atau digunakan oleh wanita yang sedang haid.
Karena itu, sangat tepat pendapat yang mengatakan bahwa semua jimat, jampi-jampi, dan
guna-guna itu terlarang. Bahkan, Rasulullah SAW telah mendoakan orang-orang yang
memakainya dengan doa, ''Barangsiapa yang menggantungkan jimat, mudah-mudahan Allah
tidak menyempurnakan urusannya. Dan barangsiapa yang menggantungkan benda keramat
(sebagai penangkal), mudah-mudahan Allah tidak memberi perlindungan kepadanya.''
Wallahu a'lam. (Suprianto/RioL )

Madi & Ifat

31

TUJUH PINTU NERAKA


Neraka mempunyai tujuh pintu, untuk masing-masing pintu di huni
(sekelompok pendosa yang ditentukan) (Qs al Hijr :44)
Diriwayatkan dalam Anwar Nu'maniyah dan Biharul Anwar bahwa ketika Jibril turun membawa
ayat di atas tadi, Nabi saww memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka. Jibril menjawab:
"Wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam neraka ada tujuh pintu, jarak antara
masing-masing pintu sejauh tujuh puluh tahun, dan setiap pintu lebih panas dari
pintu
yang
lain,
nama-nama
pintu
tersebut
adalah:
1. Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), pintu ini untuk kaum munafik dan kafir.
2. Jahim, pintu ini untuk kaum musyrik yang menyekutukan Allah.
3. Pintu ketiga untuk kaum sabian (penyembah api).
4. Lazza, pintu ini untuk setan dan para pengikutnya serta para penyembah api.
5. Huthamah (menghancurkan hingga berkeping-keping), pintu ini untuk kaum
Yahudi.
6. Sa'ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), pintu ini untuk kaum kafir.
Tatkala sampai pada penjelasan pintu yang ketujuh, Jibril terdiam. Nabi saww maminta Ia
untuk menjelaskan pintu yang ketujuh, Jibril pun menjawab: "Pintu ini untuk umatmu
yang angkuh"; yang mati tanpa menyesali dosa-dosa mereka.
Lalu, Nabi saww mengangkat kepalanya dan begitu sedih, sampai beliau pingsan. Ketika
siuman beliau berkata: Wahai jibril, sesunggguhnya engkau telah menyebabkan
kesusahanku dua kali lipat. Akankah umatku masuk Neraka?"
Kemudian Nabi saww mulai menangis. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan
siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau menangis dengan tangisan yang
sangat memilukan. Karena tangisannya ini, semua sahabat ikut menangis, kemudian mereka
bertanya: Mengapa beliau begitu berduka? Namun beliau tidak menjawab.
Saat itu, Imam Ali as sedang pergi melaksanakan satu misi, maka para sahabat pergi
mengahadap sang wanita cahaya penghulu wanita syurga, Sayyidah Fathimah as, mereka
mendatangi rumah suci beliau, dan pada saat itu Sayyidah Fatimah as sedang mengasah
gerinda sambil membaca ayat Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal (alA'la:17). Para sahabat pun menceritakan keadaan ayahnya (Rasulullah saww). Setelah
mendengar semua itu, Sayyidah Fatimah as bangkit lalu mengenakan jubahnya (cadur) yang
memiliki dua belas tambalan yang dijahit dengan daun pohon korma. Salman al-Farisi yang
hadir bersama orang-orang ini terusik hatinya setelah melihat jubah Sayyidah Fathimah as,
lalu berkata: " Aduhai! Sementara putri-putri kaisar dan kisra (penguasa Persia kuno) duduk di
atas singgasana emas, putri Nabi ini tidak mempunyai pakaian yang layak untuk dipakai.
Ketika Sayyidah Fathimah as sampai di hadapan sang ayah, Ia melihat keadaannya yang
menyedihkan dan juga keadaan para sahabatnya, kemudian ia berkata: "Wahai Ayahanda,
Salman terkejut setelah melihat jubahku yang sudah penuh dengan robekan, aku bersumpah,
demi tuhan yang telah memilihmu menjadi Nabi, sejak lima tahun lalu kami hanya memiliki
satu helai pakaian di rumah kami, pada waktu siang kami memberi makan unta-unta dan
pada waktu malam kami beristirahat, anak-anak kami tidur beralaskan kulit dengan daundaun kering pohon kurma. Nabi berpaling ke arah Salman dan berkata "Apakah engkau
memperhatikan dan mengambil pelajaran?
Sayyidah Fathimah az-Zahra melihat -karena tangisan yang tidak terhenti- wajah Nabi
menjadi pucat dan pipinya menjadi cekung. Sebagaimana yang di ceritakan oleh Kasyfi,
Madi & Ifat

32

bahwa bumi tempat beliau duduk telah menjadi basah dengan air mata. Sayyidah Fathimah
as berkata kepada ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, Mengapa Ayahanda
menangis? Nabi saww menjawab, "Ya Fathimah, mengapa aku tidak boleh menangis?, karena
sesungguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang menggambarkan
kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu, dan pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh
ribu celah api. Pada setiap celah ada tujuh puluh ribu peti mati dari api, dan setiap peti berisi
tujuh puluh ribu jenis azab.
Ketika Sayyidah Fathimah mendengar semua ini, beliau berseru, "Sesungguhnya orang yang
dimasukkan kedalam api ini pasti menemui ajal". Setelah mengatakan ini beliau pingsan.
Ketika siuman, beliau as berkata, "Wahai yang terbaik dari segala mahluk, siapakah yang
patut mendapat azab yang seperti itu? Nabi saww menjawab, "Umatku yang mengikuti hawa
nafsunya dan tidak memelihara sholat, dan azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan
azab-azab yang lainya.
Setelah mendengar ucapan ini setiap sahabat Nabi saww menangis dan meratap, "Derita
perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit". Sementara
sebagian lagi menangis dan meratap, "Aduhai seandainya ibuku tidak melahirkanku, maka
aku tidak akan mendengar tentang azab ini", Ammar bin Yasir berkata, "Andaikan aku seekor
burung, tentu aku tidak akan ditahan (di hari kiamat) untuk di hisab. Bilal yang tidak hadir di
sana datang kepada Salman dan bertanya sebab-sebab duka cita itu, Salman menjawab,
"Celakalah engkau dan aku, sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai
pengganti dari pakaian katun ini dan kita akan diberi makan dengan zaqqum (pohon beracun
di Neraka). Masihkah kita memandang remeh ancaman siksa neraka? Atau biarkan diri kita
lalai dan sibuk dengan kesenangan dunia yang sementara ini? [islamalternatif.com]
Oleh: Ahmad Fahmi Al-Jufri

Madi & Ifat

33

ILMU LADUNI
Barang siapa yang menjadikan kisah nabi Khidir as dengan nabi Musa as sebagai alasan
untuk menggantikan wahyu dengan ilmu laduni sebagaimana pendapat orang- orang yang
tidak mendapatkan taufik dari Allah-, maka orang itu adalah atheis dan zindiq, karena
sesungguhnya nabi Musa as tidaklah diutus kepada nabi Khidir as, dan nabi Khidir pun tidak
diperintahkan untuk mengikuti nabi Musa as ( Ibnu Abdul Izz Al Hanafi)
Ahmad Zein MA,Cairo
Kita akan memperluaskan sedikit pembahasan tentang Ilmu laduni ini, karena semakin
banyak orang Islam yang mengaku telah memiliki ilmu aneh ini, kemudian membuat
kekacauan dikalangan umat Islam. Sehingga, perlu bagi seorang muslim yang ingin menjaga
aqidahnya untuk mengetahui hakekat ilmu laduni tersebut. Disana ada beberapa
pertanyaan : Mungkinkah ilmu laduni ini bisa dicari ? Apakah ilmu ini merupakan pemberian
Allah kepada orang-orang tertentu, sehingga tidak semua orang bisa memilikinya ? Apakah
orang yang memiliki ilmu ini sudah sampai derajat keimanan yang sangat kuat, sehingga
dibolehkan meninggalkan sebagian kewajibannya sebagai orang muslim, sebagaimana
diyakini oleh sebagian orang ?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut insya Allah akan terjawab dalam tulisan di bawah ini

Menelurusi hakikat ilmu Laduni


Kalau kita buka lembaran Al Quran, ternyata hanya ada satu tempat yang menyebutkan
ilmu laduni secara jelas, yaitu di dalam surat Al Kahfi ayat 65. Walaupun harus diakui, ada
ayat-ayat lain yang mungkin mencakup pembahasan ilmu laduni ini, tetapi secara tidak
langsung. Allah berfirman menceritakan nabi khidhir as. :
Maka mereka berdua ( Nabi Musa dan pembantunya ) mendapatkan seorang
hamba dari hamba-hamba Kami ( yaitu nabi khidir), yang telah Kami anugrahi
rohmat dan telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami ( Allah ). ( QS. Al
Kahfi; 65 )
Ayat diatas adalah dasar pembahasan ilmu laduni, bahkan salah satu ayat yang dijadikan
referensi utama oleh kelompok tertentu untuk membenarkan keyakinan mereka yang sesat.
Mereka menjadi sesat karena menafsirkan ayat tanpa ada dasar keilmuan yang jelas.
Ayat diatas menyebutkan lafadh Ladunna ( huruf akhir adalah a) , yang berarti : dari
sisi Kami ( Allah ) , Ilmu Ladunna berarti ilmu dari sisi Allah. Yang kemudian berkembang dan
menjadi ilmu Ladunni ( pakai huruf i ).
Kita belum mengetahui secara pasti, mulai kapan istilah ilmu laduni itu muncul, ( walaupun
sebenarnya bisa diprediksikan muncul setelah abad ke 3 hijriah, bersamaan dengan
munculnya kelompok-kelompok sempalan dalam Islam ) . Tapi yang jelas, ilmu laduni
dinisbatkan pertama kalinya kepada Nabi Khidhhir as. Karena memang teks ayat diatas
berkenan dengan cerita Nabi Khidhir as.
Ilmu laduni-nya Nabi Khidhir menurut surat Al Kahfi difokuskan pada satu masalah saja,
yaitu pengetahuan tentang masa depan, walau secara rinci digambarkan dalam tiga
peristiwa, yaitu merusak kapal yang sedang berlabuh di pinggir pantai, membunuh anak kecil
yang ditemukan di tengah jalan, dan memperbaiki dinding yang mau roboh.
Kalau kita padukan antara ilmu laduni dengan ketiga peritiswa di atas, akan kita dapati
benang merah yang menghubungkan antara keduanya, yang konklusinya sebagai berikut :
Ilmu laduni adalah ilmu yang bersumber dari Allah swt ( dan Allah sajalah Yang memegang
kunci-kunci alam ghoib ), sedang inti dari ilmu laduni yang dimiliki Nabi Khidhir as adalah
pengetahuan tentang masa depan yang nota benenya adalah ilmu ghoib , berarti ilmu laduni
yang
diajarkan
kepada
nabi
Khidhir
adalah
ilmu
ghoib.
Madi & Ifat

34

Oleh karenanya, kalau kita katakan bahwa Khidhir as adalah seoran Nabi - dan ini adalah
pendapat yang benar -, maka Allah telah mengajarkan kepada Nabi Khidhir sebagian ilmu
ghoib, dan ini wajar-wajar saja, karena salah satu ciri khas wahyu adalah pengetahuan
tentang sebagian ilmu ghoib. Dan hal ini hanya dimiliki oleh para nabi dan utusan Allah atau
orang-orang yang dikehendaki Allah swt, sebagaimana yang termaktub di dalam firman-Nya :
Dia-lah 9 Allah ) Yang mengetahui ghoib dan Dia tidak memperlihatkan tentang
yang ghoib tersebut kepada siapapun juga. Kecuali kepada para Rosul yang
diridhoi-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga ( Malaikat ) di
muka dan di belakangnya ( QS. Jin : 26-27)
Namun seiring dengan berjalannya waktu, istilah ilmu laduni menjadi berkembang artinya.
Yaitu setiap orang yang mempunyai kelebihan yang aneh-aneh ( yang diluar kewajaran
manusia ), mereka menganggapnya mempunyai ilmu laduni. Seperti kalau kita melihat
seseorang berjalan diatas air, atau mengetahui kejadian pada masa yang akan datang , atau
dia bisa masuk batu dan selamat dari kepungan musuh atau bisa melihat sesuatu kemudian
menjadi hancur dan lain-lainnya. Bukan hanya itu saja, orang yang bisa menghafal sesuatu
dengan cepat, atau mampu menjawab pertanyaan- pertanyaan dalam ujian, tanpa kelihatan
dia belajar sebelumnya, sering di klaim, telah memiliki ilmu laduni. Maka jika sekarang, ada
orang yang tiba-tiba mengaku mempunyai ilmu laduni, bisa nggak kita mempercayainya?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, kita harus merinci dahulu permasalahannya, pada pointpoint di bawah ini :
1. Kalau yang dia maksudkan ilmu laduni seperti yang dimiliki nabi Khidir as, atau sejenisnya,
maka kita tidak boleh mempercayainya sama sekali, karena itu hanya dimiliki oleh para nabi.
Kalau dia mengakui memilikinya, sama saja kalau dia mengaku mendapatkan wahyu dari
langit atau dengan kata lain dia mengaku nabi, karena yang didapat nabi Khidir tidak lebih
dari pada sebuah wahyu.
Seseorang mungkin bisa mengetahui ilmu ghoib dengan perantara Jin atau syetan. Karena Jin
dan syetan sering mencuri pendengaran tentang hal-hal ghoib dari langit. Sebagaimana
firman Allah di dalam surat Al Hijr : 17-18,
Dan Kami jaga langit-langit tersebut dari syetan yang terlaknat, kecuali mereka
yang mencuri pendengaran ( dari hal-hal yang ghoib ) , maka dia akan dikejar oleh
batu api yang nyata
Ayat ayat senada juga bisa dilihat di dalam surat As Shoffat :10 dan surat Jin: 9.
2. Tapi kalau yang dia maksudkan ilmu laduni adalah ilmu-ilmu kanuragan ( ilmu kesaktian )
yang ia dapatkan dengan latihan-latihan tertentu, seperti bertapa di tengah sungai selama 40
hari 40 malam, atau puasa selama 40 hari berturut-turut, atau dengan hanya makan nasi
putih saja tanpa lauk dalam jangka waktu tertentu atau dengan cara-cara lain yang sering
dikerjakan orang. Maka kita akan teliti dahulu, apakah cara-cara seperti itu pernah diajarkan
oleh Rosulullah saw dan para sahabatnya atau tidak ? Kalau jawabannya tidak, berarti dia
mendapatkan ilmu tersebut dengan meminta bantuan dari jin dan syetan. Sebagaimana kita
banyak dapati sebagian orang bisa kaya mendadak dengan meminta bantuan Jin dan Syetan.
Perbuatan seperti ini dilarang oleh Islam, sebagaimana firman Allah didalam surat Jin : 6
Dan sesungguhnya ada diantara manusia yang meminta perlindungan dari
segolongan Jin , maka segolongan Jin itu hanya aka menambah kepada mereka
kesusahan.
Kita dapati banyak orang pada zaman sekarang yang memelihara Jin untuk memperoleh

Madi & Ifat

35

kekayaan dengan cepat, akhirnya dia menjadi tumbal jin yang ia pelihara. Jin itu
memangsa tuannya sendiri. Sungguh Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
3. Jika ilmu laduni tersebut dia dapatkan dengan bertaqwa kepada Allah dengan menjalankan
perintah- perintahNya serta menjauhi segala larangan-Nya sesuai dengan apa yang diajarkan
oleh Rosulullah saw, maka kita harus percaya kepadanya, tetapi tidak kita sebut ilmu laduni,
kita sebut karomah atau ilham atau firasat, menurut jenis kelebihan yang ia punyai.
Sebagaimana
firman
Allah
dalam
surat
Al
Baqarah
:
282
dan bertaqwalah kamu kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarimu
Firman Allah di dalam surat Al Hijr : 75
Dan sesungguhnya pada peristiwa tersebut ( hancurnya kaum Luth ) merupakan
tanda bagi orang- orang yang mempunyai firasat
Dan banyak dalil dalil lain yang menyebutkan adanya istilah-istilah tersebut dalam ajaran
Islam .
Perlu di garis bawahi, bahwa orang yang punya kelebihan tersebut tidak akan mengakungaku atau mengumumkan ilmu yang ia miliki di depan umum , kecuali kalau ada maslahat
dibalik pemberitahuannya, sehingga dengan terpaksa dia memberitahukan ilmunya itu
kepada orang lain. Wallahu alam.

Beberapa catatan penting


Ada beberapa hal yang perlu penulis tambahkan disini:
(1) Yang pertama :
Bahwa nabi Khidir as tidak diutus kepada nabi Musa as. , sehingga nabi Musa harus mengikuti
ajaran
nabi
Khidir
(2) Yang kedua :
Nabi khidir as, menurut sebagian para ulama- diutus kepada kaum tertentu, sebagaimana
nabi Musa as hanya diutus kepada Bani Israil. Dan suatu hal yang sangat wajar sekali, apabila
di satu zaman ada dua nabi atau lebih. Buktinya ? Dalam surat Yasin ayat 13-14, Allah
berfirman :
Berikan ( wahai Muhammad ) kepada mereka sebuah permitsalan para penduduk
suatu negri , ketika datang kepada mereka para utusan Allah . Ketika Kami utus
kepada mereka 2 orang rosul, maka mereka mendustakan keduanya, maka Kami
perkuat dengan rosul yang ketiga, mereka berkata ; Sesungguhnya kami adalah
utusan Allah kepada kamu sekalian
Contoh yang lain adalah nabi Ibrohim, Ismail, Ishaq dan nabi Luth mereka hidup dalam satu
zaman. Begitu juga nabi Daud dan Sulaiman, nabi Yaqub dan Yusuf , nabi Musa , Harun dan
Syuaib, dan terakhir nabi Zakaria, Isa dan Yahya.
(3) Yang ketiga :
Nabi Khidir as juga bukan pengikut nabi Musa as dan tidak diperintahkan untuk mengikutinya,
sehingga boleh-boleh saja bagi nabi Khidir as, berbuat tidak seperti apa yang diajarkan nabi
Musa as, karena setiap nabi mempunyai manhaj dan syareah yang berbeda-beda.
Kemudian setelah itu datang orang Islam yang nyleneh mengaku sebagai wali Allah dan
mempunyai ilmu laduni , sehingga membolehkan dirinya keluar atau tidak mengikuti
syareah yang di bawa nabi Muhammad saw.( Naudzibillahi mindzalik).
Madi & Ifat

36

Jangankan dia, yang namanya nabi Isa as saja, nantinya kalau turun ke bumi lagi untuk
membunuh Dajjal, akan ikut dan patuh dengan syareat nabi Muhammad saw.
Berkata Ibnu Abdil Izz al Hanafi :
Barang siapa yang menganggap dirinya dengan nabi Muhammad saw sebagaimana nabi
Khidir as, dengan nabi Musa as, atau membolehkan orang lain mengerjakan seperti
itu( artinya membolehkan orang lain untuk mbalelo dari ajaran Islam ) maka hendaklah dia
memperbaharuhi keislamannya , dan mengucapkan syahadat sekali lagi dengan penuh
kesungguhan. Karena dengan perbuatannya itu , dia telah keluar dari Islam ..dia bukannya
wali Allah , tetapi sebenarnya dia adalah wali syetan. Inilah yang membedakan antara orangorang zindiq dengan orang-orang yang istiqomah di dalam ajaran Islam, maka perhatikan
baik-baik
(4 ) Yang terakhir :
Nabi Khidir as, menurut pendapat yang benar , telah mati sebagaimana manusia lainnya akan
mati. Dalilnya sebagaimana firman Allah di dalam QS Al Anbiya : 34-35 , :
Dan Kami ( Allah ) tidak menjadikan seorang manusia-pun sebelum kamu ( wahai
Muhammad) abadi, maka apabila engkau mati, apakah mereka akan abadi ??.
Setiap jiwa akan merasakan kematian. Dan Kami akan menimpakan kepada kamu
sekalian kejelekan dan kebaikan sebagai ujian bagi kamu. Dan kepada Kami-lah
kamu sekalian akan dikembalikan .
Sumber : al-ukhuwah.com

Madi & Ifat

37

Ensiklopedia Islam : Ilmu Laduni


Pengetahuan yang diperoleh seseorang yang saleh dari Allah SWT melalui ilham dan tanpa
dipelajari lebih dahulu melalui suatu jenjang pendidikan tertentu. Oleh sebab itu, ilmu
tersebut bukan hasil dari proses pemikiran, melainkan sepenuhnya tergantung atas kehendak
dan karunia Allah SWT.
Di dalam tasawuf dibedakan tiga jenis alat untuk komunikasi rohaniah, yakni kalbu (hati
nurani) untuk mengetahui sifat-sifat Tuhan, roh untuk mencintai-Nya dan bagian yang paling
dalam yakni sirr (rahasia) untuk musyahadah (menyaksikan keindahan, kebesaran, dan
kemuliaan Allah SWT secara yakin sehingga tidak terjajah lagi oleh nafsu amarah) kepadaNya.
Meski dianggap memiliki hubungan misterius dengan jantung secara jasmani, kalbu bukanlah
daging atau darah, melainkan suatu benda halus yang mempunyai potensi untuk mengetahui
esensi segala sesuatu.
Lapisan dalam dari kalbu disebut roh; sedangkan bagian terdalam dinamakan sirr,
kesemuanya itu secara umum disebut hati. Apabila ketiga organ tersebut telah disucikan
sesuci-sucinya dan telah dikosongkan dari segala hal yang buruk lalu diisi dengan dzikir yang
mendalam,
maka
hati
itu
akan
dapat
mengetahui
Tuhan.
Tuhan akan melimpahkan nur cahaya keilahian-Nya kepada hati yang suci ini. Hati seperti itu
diumpamakan oleh kaum sufi dengan sebuah cermin. Apabila cermin tadi telah dibersihkan
dari debu dan noda-noda yang mengotorinya, niscaya ia akan mengkilat, bersih dan bening.
Pada saat itu cermin tersebut akan dapat memantulkan gambar apa saya yang ada
dihadapannya.
Demikian juga hati manusia. Apabila ia telah bersih, ia akan dapat memantulkan segala
sesuatu yang datang dari Tuhan. Pengetahuan seperti itu disebut makrifat musyahadah atau
ilmu laduni. Semakin tinggi makrifat seseorang semakin banyak pula ia mengetahui rahasirahasia Tuhan dan ia pun semakin dekat dengan Tuhan. Meskipun demikian, memperoleh
makrifat atau ilmu laduni yang penuh dengan rahasia-rahasia ketuhanan tidaklah mungkin
karena manusia serba terbatas, sedangkan ilmu Allah SWT tanpa batas, seperti dikatakan
oleh Al-Junaid, seorang sufi modern, "Cangkir teh tidak akan dapat menampung segala air
yang ada di samudera."
Keberadaan dan status ilmu laduni bukan tanpa alasan. Para sufi merujuk keberadaan ilmu ini
pada Alquran (QS Al Kahfi [18]:60-82) yang memaparkan beberapa episode tentang kisah
Nabi Musa AS dan Khidir AS. Kisah tersebut dijadikan oleh para sufi sebagai alasan
keberadaan dan status ilmu laduni. Mereka memandang Khidir AS sebagai orang yang
mempunyai ilmu laduni dan Musa AS sebagai orang yang mempunya pengetahuan biasa dan
ilmu lahir. Ilmu tersebut dinamakan ilmu laduni karena di dalam surah al-Kahfi ayat 65
disebutkan: "wa'allamnahu min ladunna 'ilman.." (..dan yang telah Kami ajarkan kepadanya
(Khidir AS) ilmu dari sisi Kami). Dengan demikian ilmu yang diterima langsung oleh hati
manusia melalui ilham, iluminasi (penerangan) atau inspirasi dari sisi Tuhan disebut ilmu
laduni. ( yus/RioL)

Madi & Ifat

38

Tak Ada Kompromi Dengan Setan


SEEKOR kucing mendadak bertingkah pada saat Nabi SAW sedang menjalankan shalat pada
suatu malam. Suara meongnya terdengar memekakkan telinga. Si macan kampung ini
mencoba menjahili Rasulullah dengan tujuan agar konsentrasi Beliau terganggu. Lalu
ditangkaplah kucing tadi yang ternyata merupakan jelmaan setan.
Semula Nabi SAW hendak mengikat setan yang berwujud kucing itu pada sebuah tiang di
masjid sampai menjelang pagi agar para sahabat dapat melihatnya. Tapi, Rasulullah teringat
apa yang dikatakan Nabi Sulaiman: Tuhan, ampunilah aku, dan anugerahkanlah
kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun jua sesudahku.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi. (Ash-Shad:35). Demikianlah menurut
riwayat Abdurrazzaq. Rupanya, setan memang tak kenal putus asa untuk selalu mengganggu
Nabi SAW. Padahal, Al-Qadhi Iyadh berkata: "Ketahuilah, bahwa seluruh umat berijma'
(sepakat) kalau Nabi SAW itu dilindungi dan terpelihara, serta disucikan Allah dari segala
macam gangguan dan bisikan setan, baik tubuhnya maupun hatinya."
Simak saja, sebuah hadist yang diriwayatkan Abu Darda', iblis datang membawa nyala api
yang hendak dilemparkan ke wajah Rasulullah SAW ketika sedang shalat. Maka beliau
bertaawudz, meminta perlindungan Allah dari kejahatan makhuk yang terkutuk itu. Begitu
juga ketika Nabi SAW sedang melakukan perjalanan Isra' pada malam hari, Beliau dihadang
oleh iblis dengan api. Maka Jibril mengajarkan Rasulullah doa yang langsung dibacanya.
Padamlah api itu lalu rontok menjadi abu yang bertebaran, sebagaimana yang diriwayatkan
Malik dalam Al-Muwaththa.
Hadist serupa juga diriwayatkan 'Aisyah dan lain-lainnya. Dalam beberapa riwayat
disebutkan, bukan sekali dua kali setan mencoba menghadangnya untuk memadamkan
cahaya dan mengganggunya di berbagai tempat. Namun setelah gagal dan putus asa,
mencoba mengganggunya di waktu beliau sedang shalat. Dan pernah ditangkap dan ditindak
oleh Nabi SAW.
Oleh karena setan tidak bisa mengganggu secara langsung, maka ia memperalat musuhmusuh Rasulullah. Seperti yang termaktub dalam sebuah riwayat, bahwa pada malam hijrah
Nabi SAW, Quraisy berembuk dan bersekongkol merencanakan pembunuhan Beliau dalam
sebuah pertemuan.
Ada lagi, suatu kali, iblis menyamar sebagai orang tua yang datang dari Najed. Di lain
kesempatan, iblis menyamar sebagai Suraqah bin Malik waktu perang Badar. Tentang
masalah ini, Allah berfirman: Dan ketika setan menjadikan mereka yang dapat menang
terhadap kamu pada hari ini, dan sesungguhnya Aku ini adalah pelindungmu. Maka tatkala
kedua pasukan itu telah saling berhadapan, setan itu balik ke belakang seraya berkata:
Sesungguhnya aku lepas darimu, sesunguhnya aku dapat melihat apa yang tidak
dapat kau lihat, sesungguhnya aku takut kepada Allah dan Allah itu sangat keras
siksanya. (Al-Anfal: 48).
Sebelum peristiwa itu, yakni pada waktu berlangsungnya baiat yang populer dalam sejarah
Madi & Ifat

39

disebut Baitul Aqabah sebelum Nabi SAW hijrah. Untuk menghadapi seabrek godaan setan
itu, Nabi SAW tetap terlindung dan terpelihara dari segala macam rongrongan dan kejahatan.
Misalnya: tatkala Nabi SAW sedang minum obat, ada yang berkata kepadanya: Kiranya
penyakit yang dideritanya itu sejenis paru-paru. Beliau spontan menjawab: Tidak, itulah
dari setan, sedang setan tidak dibiarkan oleh Allah berbuat sesuatu terhadap diriku.
Di sisi lain, mungkin muncul pertanyaan bagaimana dengan firman Allah: Dan jika engkau
ditimpa sesuatu godaan, maka berlindunglah kepada Allah sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-A'raf: 200). Maksud ayat itu bukan
tertuju khusus kepada Nabi SAW, tapi kepada umatnya, seperti perintah-perintah lain, yang
menurut susunan kalimatnya seakan-akan dihadapkan kepada Nabi SAW. Namun yang dituju
adalah umatnya.
Demikian pula firman Allah: Dan Kami mengutus sebelum kamu seorang Rasul pun, dan
tidak pula seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai suatu keinginan, setan pun
memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan-keinginan itu, Allah menghilangkan apa
yang dimasukkan oleh setan itu, Allah menguatkan ayat-ayat-Nya, dan Allah Maha
Mengetahui dan Maha Bijaksana.
Dalam menafsirkan ayat yang satu ini, banyak ulama tergelincir karena kalimat (tamanna)
diartikan membaca. Sebagai dalilnya dikemukakan kisah Al-Gharanieq yang bohong dan
isapan jempol semata, baik dilihat dari segi akal maupun naqal.
Tahukah anda apakah kisah Al-Gharanieq itu ? Itu sebuah kisah yang sengaja diselundupkan
oleh musuh-musuh Islam, yang kemudian termakan oleh sebagian orang. Konon, Nabi SAW
pernah membaca surat Wannajmi hingga sampai ke ayat: Pantaskah kalian menganggap AlLatta, Al-Uzza, dan Al-Manat ketiganya yang paling kemudian. Lalu meluncurlah dari mulut
Nabi SAW sebagai tambahan kalimat-kalimat: Itulah berhala-berhala tinggi yang diharapkan
syafaatnya. Setelah itu, maka Nabi SAW sujud dan diikuti oleh orang-orang Islam, serta
berhala-berhalanya.
Dalam riwayat yang lain, setanlah yang menginginkan kata-kata itu melalui lidah Nabi SAW
karena Beliau menginginkan sesuatu yang dapat mendekatkan dirinya kepada kaumnya.
Maka, setelah kejadian itu hati beliau menjadi sedih, dan Allah menurunkan ayat tersebut
untuk menghibur kegundahan hati Nabi SAW. Demikianlah kisah-kisah bohong yang sengaja
dihembuskan
oleh
musuh-musuh
Islam
mengenai
kisah
Al-Gharanieq.
Tafsiran ayat itu yang benar dan sah seperti yang diuraikan oleh As-Syaikh Abdul Aziz AbDabbagh, bahwa Allah tidak mengutus seorang Rasul atau Nabi melainkan Rasul itu
mengharapkan sepenuhnya dan menginginkan dengan sungguh-sungguh agar umatnya
beriman. Sebagaimana firman Allah: Maka, barangkali kamu membinasakan dirimu,
karena bersedih hati, sesudah mereka berpaling sekiranya mereka tidak beriman
kepada keterangan ini. (Al-Kahfi: 6).
Dalam surat Yunus: 103: Dan sebagian besar manusia tidak beriman, walaupun
kamu sangat mengingnkannya. Juga di dalam surat Yunus: 99: Apakah kamu hendak
memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya.
Umat yang dihadapi para Nabi dan Rasul itu berbeda-beda, seperti firman Allah: Akan
tetapi mereka berselisih, maka diantara mereka ada yang beriman, dan ada
diantaranya yang kafir. (Al-Baqarah: 253).
Begitulah polah tingkah setan yang sudah berjanji kepada Allah untuk selalu menggoda
manusia terus berlanjut sampai kiamat tiba. Sebuah hadist dari Ibnu Mas'ud, bahwa Nabi
SAW bersabda: Tak seorang pun diantara kalian, melainkan Allah mengikutsertakan
kepadanya seorang jin dan malaikat. Ada sahabat yang bertanya: Apakah engkau juga
demikian, ya Rasulullah ? Nabi menjawab, Juga aku. Hanya saja Allah menolongku, maka
aku terlindung dari gangguannya.
Madi & Ifat

40

Meskipun Allah sudah menggaransi untuk melindungi Nabi SAW dari gangguan setan, toh
Rasulullah secara tegas tetap menyatakan perang dengan setan, sekaligus memberi teladan
bagaimana cara kita menghadapi setan, yakni hanya dengan memohon perlindungan kepada
Allah. Tentu, sebagai umatnya kita pun harus pegang prinsip tak ada kompromi dengan setan.
(SNY- sumber: Insan Kamil/fosmil)

Tipuan Syaitan Terhadap Mereka Yang


Beribadat
Adapun tipuan serta ajakan syaitan terhadap manusia agar meninggalkan beribadah kepada
Allah Taala ada 7 macam jalan;
1. Syaitan melarang manusia, agar jangan taat kepada Allah. Orang-orang yang dipelihara
Allah, akan menolak ajakan itu dan akan berkata:
1.
Aku sangat memerlukan sekali kepada pahala dari Allah, kerana aku harus mempunyai
bekal dari dunia untuk akhirat yang kekal abadi.
2.
Bila pujukan pertama tidak berhasil, maka syaitan mengajak manusia untuk
mengakhiri taat; nanti saja atau kalau sudah tua, dan sebagainya. Orang-orang yang
terpelihara
akan
menolak
ajakan
itu
dan
akan
berkata:
Ajalku bukan pada tanganku; jika aku menunda-nunda amal hari ini untuk esok, maka
amal hari esok bila akan aku kerjakan, padahal tiap-tiap hari dan waktu mempunyai amal
tersendiri dan hak hukum waktunya.
3.
Kadang-kadang syaitan akan mendorong manusia supaya terburu-buru mengerjakan
amal baik dengan amat segera dan katanya: Ayuh' cepat-cepat beramal supaya engkau
dapat memburu lagi amal lainnya. Orang-orang yang selamat tentu menolak dan berkata:
Amal yang sedikit tapi sempurna lebih baik daripada amal banyak tetapi tidak sempurna.
Dalam hal Nabi Muhammad SAW. pernah bersabda dengan maksud:
"Tergopoh-gopoh itu pembawaan dari syaitan, kecuali dalam lima perkara;
1. Mengkahwinkan anak perawan jika telah sampai waktunya.
2. Membayar hutang jika sudah sampai janjinya.
3. Menguruskan mayat bila datang ajalnya.
4. Menghormati tetamu di kala ia datang bertandang.
5. Bertaubat setelah mengerjakan dosa.
4.

Syaitan itu lalu menyuruh manusia supaya mengerjakan amal baik dengan sempurna
sebab kalau tidak sempurna nanti dicela oleh orang lain. Orang-orang yang terpelihara
tentu menolaknya dan akan berkata; Untuk saya cukup dinilai oleh Allah sahaja dan tidak
ada faedahnya beramal kerana manusia. Ini adalah isyarat supaya manusia Riya' dalam
amalnya.
5.
Setelah itu syaitan menancapkan perasaan dalam hati orang yang beramal dengan
mengatakan; Betapa tingginya darjatmu dapat beramal sholeh dan betapa pula cerdikmu
dan kesempurnaanmu. Orang-orang yang baik akan menjawab bahawa semua keagungan
dan kesempurnaann itu kepunyaan Allah, bukan kekuatan atau kekuasaan aku. Allahlah
yang memberi taufiq kepadaku untuk mengerjakan amal yang Ia redhoi, dan memberikan
ganjaran yang besar dengan anugerah kurniaNya. Jika sekiranya tanpa kurnia Allah, maka
apalah harganya amalku ini dibandingkan dengan banyaknya nikmat Allah kepadaku, di
Madi & Ifat

41

samping dosaku yang banyak pula. Tidak dapat berkata-kata dan mengamalkan begini
melainkan mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan tentang Ilmu Tasauf atau Ilmu
Makrifat.
6.
Setelah jalan kelima gagal, maka syaitan mengajukan jalan yang keenam. Jalan ini
lebih hebat dari yang disebut tadi, dan tidak akan bisa selamat terhadapnya kecuali orang
yang cerdik dan hidup fikirannya. Syaitan itu berkata, membisikkan di hati manusia:
"Bersungguh-sungguhlah engkau beramal dengan Sir, jangan diketahui oleh manusia
sebab Allah jualah yang akan menzhohirkan amalmu nanti terhadap manusia dan akan
mengatakan bahawa engkau adalah seorang hamba Allah yang ikhlas". Syaitan itu
mencampur-baurkan terhadap setiap orang yang beramal dengan amal tipuannya yang
lemah sekali. Dengan ucapannya itu, syaitan bermaksud untuk memasukkan sebahagian
daripada penyakit Riya'. Orang yang terpelihara oleh Allah akan menolak ajakan syaitan
itu dengan mengatakan; Hai Malaun (yang dilaknat) tiada henti-henti engkau
menggodakaku untuk merosakkan amal dan ibadatku dengan berbagai-bagai jalan dan
sekarang engkau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalku, padahal
maksudmu untuk merosakkannya. Aku ini hamba Allah dan Allahlah jua yang menjadikan
aku. Kalau Allah SWT. berkehendak menzhohirkan amalku atau menyembunyikannya; dan
kalau berkehendak menjadikan aku mulia atau hina, ini adalah urusan Allah. Aku tidak
gelisah apakah amalku itu diperlihatkan oleh Allah kepada manusia atau tidak kerana itu
bukan urusan aku sebagai seorang hamba Allah.
7.
Setelah gagal syaitan itu menggoda dengan jalan keenam, maka ia menggoda lagi
dengan jalan ketujuh dengan mengatakan; "Hai manusia..tidak perlu engkau
menyusahkan dirimu untuk beramal ibadah, kerana jika engkau telah ditetapkan oleh
Allah pada masa azali dan dijadikan makhluk yang bahagia, maka tidak menjadi mudorat
apa-apa bagi engkau untuk meninggalkan amal, engkau akan tetap menjadi seorang yang
bahagia. Sebaliknya jika engkau dikehendaki Allah menjadi orang yang celaka, maka tidak
ada gunanya lagi engkau beramal dan tetaplah engkau celaka".Orang-orang yang
terpelihara oleh Allah tentu akan menolak godaan ini dengan mengatakan:
Aku ini seorang hamba, berkewajipan menurut perintah Tuhanku. Tuhan Maha
Mengetahui , menetapkan sekehendakNya dan berbuat apa saja yang dikehendakiNya.
Amalku tetap akan bermanfaat, walau bagaimanapun keadaanku. Jika aku dijadikan
seorang yang seorang yang berbahgia, aku tetap perlu beribadah untuk menambah
pahala, dan jika aku dijadikan seorang yang celaka, aku tetap harus beramal ibadah,
supaya tidak menjadi penyesalan bagi diriku meninggalkan amal itu.
Jika sekiranya aku dimasukkan neraka, padahal aku taat, aku lebih senang daripada jika
dimasukkan neraka kerana aku maksiat. Tetapi tidak akan demikian keadaannya kerana
janji Allah pasti terjadi dan sabdaNya pasti benar. Allah telah menjanjikan kepada siapa
yang beramal taat kepadaNya akan diberi ganjaran. Siapa-siapa yang meninggal dunia
dalam keadaan beriman dan taat kepada Allah, tidak akan dimasukkan ke dalam neraka
dan pasti akan dimasukkan ke Syorga. Jadi masuknya, seseorang ke Syurga bukanlah
kerana kekuatan amalnya, tetapi kerana janji Allah semata yang pasti dan suci.
Oleh kerana itu, sedarlah wahai hamba Allah, semoga Allah memberi rahmat kepadamu,
sesungguhnya urusan taat kepada Allah seperti yang engkau lihat dan dengar bahawa
banyak sekali godaan dan tipuan syaitan untuk menggagalkannya. Qiyaslah segala urusan
dan tingkah laku kepada keadaan tersebut, dan bermohonlah pertolongan kepada Allah
agar engkau dilindungi dan dipelihara dari kejahatan syaitan ini, kerana sega sesuatu
benda di bawah kekuasaan Allah dan kepada Allah kita mohon Taufiq untuk mendapatkan
keridhoaanNya.
TIDAK ADA DAYA UNTUK MENINGGALKAN MAKSIAT DAN TIDAK ADA KEKUATAN UNTUK
MENGERJAKAN TAAT, KECUALI DENGAN PERTOLONGAN ALLAH YANG MAHA LUHUR DAN
MAHA AGUNG

Madi & Ifat

42

Mengenal Jin
" Sesungguhnya jin dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak
bisa melihat mereka." (Al Quran, surat Al A'raf : 27)
Makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara
yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan yang
berarti istitar (tersembunyi). Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan
halus, sedangkan setan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.
Iblis adalah gembongnya setan.
Apakah Jin itu?
Jin dinamakan jin karena wujudnya yang tersembunyi dari pandangan mata manusia. Firman
Allah, "Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang
kamu tidak bisa melihat mereka."(QS. Al A'raf 27).
Kalau pun ada manusia yang dapat melihat jin, jin yang dilihatnya itu adalah yang sedang
menjelma dalam wujud makhkuk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Dalam sebuah
hadis, Nabi SAW bersabda, "Setan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun
atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di
tanganku. Kalau bukan karena adanya doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia."(HR
Al Bukhari).

Asal kejadian Jin


Kalau manusia pertama diciptakan dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat
panas. Allah berfirman, "Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang
sangat panas." (QS. Al Hijr: 27). "Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api." (QS. Ar
Rahman : 15).
Rasulullah bersabda, "Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam
diciptakan dari apa yang disifatkan (diceritakan) kepada kamu [yaitu dari air sperma dan
ovum]." (HR Muslim dari Aisyah di dalam kitab Az- Zuhd dan Ahmad di dalam Al Musnad).
Bagaimana wujud api yang merupakan asal kejadian jin, Al Quran tidak menjelaskan secara
rinci, dan Allah pun tidak mewajibkan kita untuk meneliti-nya secara detail. Ibnu Abbas,
Madi & Ifat

43

Ikrimah, Mujahid dan Adhdhak berpendapat bahwa yang dimaksud "api yang sangat panas"
(nar al-samum) atau "nyala api" (nar) dalam firman Allah di atas ialah "api murni". Ibnu Abbas
pernah pula mengartikannya "bara api", seperti dikutip dalam Tafsir Ibnu Katsir.

Mengubah bentuk
Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri. Salah satu kekhususan
jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (setan) pernah menampakkan diri dalam
wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika kaum Quraisy
berkonspirasi untuk membunuh Nabi SAW di Makkah. Kedua, dalam Perang Badr pada tahun
kedua Hijriah, seperti diungkapkan Allah di dalam surat Al Anfal: 48.

Apakah jin juga mati?

Jin beranakpinakdan berkembang biak. Allah memperingatkan manusia agar tidak terkecoh
menjadikan iblis (yang berasal dari golongan jin) dan keturunan-keturunannya sebagai
pemimpin sebab mereka telah mendurhakai perintah Allah (QS. Al Kahfi: 50).
Banyak orang menganggap bahwa jin bisa hidup terus dan tidak pernah mati, namun
sebenarnya ada hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi SAW berdoa:
"Anta al-hayyu alladzi la yamutu, wa al-jinnu wa al-insu yamutuna - Ya Allah, Engkau hidup
tidak mati, sedangkan jin dan manusia mati." (Bukhari: 7383, Muslim : 717)

Tempat-tempat Jin
Banyak perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamaannya juga ada, di antaranya
sama-sama menghuni bumi. Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan
kemudian jin juga bisa tinggal bersama manusia di rumah manusia, tidur di ranjang dan
makan bersama manusia. Tempat yang paling disenangi jin adalah WC, tempat manusia
membuka aurat. Agar aurat kita terhalang dari pandangan jin ketika kita masuk ke dalam WC,
hendaknya kita berdoa yang artinya, "Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari (gangguan)
setan laki-laki dan setan perempuan." (HR At-Turmudzi).
Setan suka berdiam di kubur dan di tempat sampah. Apa sebabnya, Quran sengaja tak
menjelaskan secara rinci. Mungkin karena kuburan sering dijadikan sebagai tempat
bermeditasi oleh tukang sihir (paranormal). Nabi SAW melarang kita tidur menyerupai setan.
Setan tidur di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur dalam keadaan
bertelanjang menarik perhatian setan untuk mempermainkan auratnya.

Setan selalu mendampingi manusia

Sudah menjadi komitmen setan akan senantiasa menggoda manusia agar durhaka kepada
Allah. Oleh karena itu setan terus menerus mengincar manusia, setiap saat menyertai
manusia sehingga setan itu disebut pula sebagai qarin bagi manusia, artinya "yang
menyertai" manusia. Setiap manusia disertai setan yang selalu memperdayakannya, bahkan
manusia dan qarin-nya akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Allah berfirman,
artinya: "Yang menyertai dia (qarin-nya) berkata (pula): "Ya Tuhan kami, aku tidak
menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh." (QS. Qaf: 27).
sumber : Amanah online

Madi & Ifat

44

Вам также может понравиться