Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ruswanto Syamsuddin
Akhir-akhir ini kisah-kisah misteri/mistik marak sekali ditayangkan di televisi kita. Hampir
setiap malam pemirsa disuguhi kisah dan cerita misteri/mistik dalam bentuk dan cara yang
berbeda-beda. Seolah-olah 'kisah dunia lain itu lebih penting dari dunia nyata yang kita
hadapi sehari-hari dengan susah payah karena keterpurukan bangsa ini di segala bidang
kehidupan.
Penayangan kisah-kisah misteri dan mistik ini sudah sangat berlebihan, sangat mengganggu
dan mempengaruhi jiwa masyarakat. Saking keterlaluannya sampai mengundang
keprihatinan para ulama dan para tokoh nasional. Mereka telah menghimbau dan
melayangkan surat supaya insan pertelevisian kita menghentikan tayangan-tayangan
tersebut, tetapi tampaknya tidak digubris. Buktinya penayangan kisah-kisah misteri itu malah
makin menjadi-jadi.
Jika dikaitkan dengan peran setan, agaknya ini adalah salah satu daya upaya setan untuk
merusak akidah umat manusia, agar manusia lebih takut kepada setan daripada kepada
Allah, dan agar manusia mengabdi kepada setan demi kejayaan setan.
Setan (Syaithan) berasal dari kata kerja syathana yang mengandung arti menyalahi,
menjauhi. Setan artinya pembangkang pendurhaka. Secara istilah, setan adalah makhluk
durhaka yang perbuatannya selalu menyesatkan dan menghalangi dari jalan kebenaran (alhaq). Makhluk durhaka seperti ini bisa dari bangsa jin dan manusia (QS. 114: 1-6/QS. 6:112).
Makhluk yang pertama kali durhaka kepada Allah adalah iblis. Maka iblis itu disebut setan.
Keturunan iblis yang durhaka juga disebut setan (QS. 2 : 36/4 : 118).
Dalam menggoda manusia, setan dari bangsa jin itu masuk ke dalam diri manusia,
membisikkan sesuatu yang jahat dan membangkitkan nafsu yang rendah (syahwat). Selain
menggoda dari dalam diri manusia, setan juga menjadikan wanita, harta, tahta, pangkat dan
kesenangan duniawi lain sebagai umpan (perangkapnya, Dihiasinya Kesenangan duniawi itu
dihiasinya sedemikian menarik hingga manusia tergoda, terlena, tertutup mata hatinya, lalu
memandang semua yang haram jadi halal. Akhirnya manusia terjerumus ke dalam lembah
kemaksiatan/ kemungkaran. Maka manusia yang telah mengikuti ajakan setan, menjadi
hamba setan, dalam al-Quran juga disebut setan (QS. 38 : 37-38) dan golongan (partai)
mereka juga disebut golongan setan (hizbusy-syaithan - QS. 58 : 19).
Baik setan dari bangsa jin maupun dari bangsa manusia terus menerus berupaya untuk
menyesatkan manusia. mereka bahu rnembahu untuk menyebarkan kemungkaran dan
kemaksiatan. Mereka kuasai berbagai media, termasuk televisi, mereka sebarkan kisah-kisah
misteri dan kemaksiatan demi uang dan kesenangan duniawi tanpa peduli umat manusia
rusak atau tidak akidahnya dan akhlaknya. Itulah sumpah setan di hadapan Allah untuk
menggoda manusia dari berbagai sudut yang bisa mereka masuki. (QS, 7:17).
Dalam Islam sangat jelas bahwa penayangan seperti itu diharamkan, karena: Pertama,
tayangan mistik seperti itu mempersubur kemusyrikan, membuat manusia lebih takut kepada
setan, khurafat dan tahyul daripada takut kepada Allah. Padahal tidak ada yang bisa memberi
manfaat dan mudharat di dunia ini kecuali hanya Allah (QS. 39 : 38), tidak ada daya dan
kekuatan kecuali hanya dari Allah. Kedua, tayangan mistik seperti itu adalah bentuk
pembodohan masyarakat, hanya membuat bangsa semakin jumud dan terbelakang. Ketiga,
tayangan seperti itu sarat dengan praktek perdukunan. Dengan maraknya penayangan kisahkisah mistik, maka praktek-praktek perdukunan juga semakin marak. Sedangkan perdukunan
juga diharamkan dalam Islam. Dan keempat, rezeki yang dihasilkan dari usaha yang
diharamkan, maka rezeki itu juga haram dan tidak diberkahi Allah. Oleh karenanya
penayangan kemusyrikan itu mestilah dihilangkan karena tidak ada manfaatnya selain
mudharat dunia-akhirat.
Al Quran menjelaskan, Allah SWT menciptakan alam semesta dan semua yang ada di
dalamnya, satu pun tidak ada yang batil atau sia-sia (QS Ali Imran : 191). Oleh karena itu
Allah menciptakan iblis atau makhluk yang disebut setan Itu, bila dilihat dari sisi nilai ibadah,
pada hakikatnya juga ada hikmahnya.
Imam al-Ghazali pernah menyatakan; jika ingin melihat kesalahan/kelemahan kita, carilah
pada sahabat karib kita, karena sahabat kitalah yang tahu kesalahan/ kelemahan kita. Jika
kita tidak mendapatkannya pada sahabat kita, carilah pada musuh kita, karena musuh kita itu
paling tahu kesalahan/kelemahan kita. Sifat musuh adalah selalu mencari kelemahan lawan
untuk dijatuhkan.
Demikian pula setan. la selalu mencari kesalahan/kelemahan orang-orang beriman untuk
kemudian digelincirkan dengan segala macam cara.
Nah, jika kita telah mcngetahui kesalahan/kelemahan kita, entah dari kawan, lawan, bahkan
dari setan, lalu kita memperbaiki diri, insya Allah kita akan menjadi orang baik dan sukses.
Jadi, kalau kita berpikir positif, ada juga hikmahnya setan itu buat orang-orang beriman.
1. Untuk menguji keimanan dan komitmen manusia beriman terhadap perintah Allah. Karena
setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah pasti akan diuji (QS. 29:2). Jika dengan
godaan setan seorang mukmin tetap istiqamah dengan keimanannya, maka derajatnya akan
ditinggikan oleh Allah dan hidupnya akan bahagia. Tetapi jika ia tergoda dan mengikuti ajakan
setan, derajatnya akan jatuh, hina kedudukannya dan dipersulit hidupnya oleh Allah. (QS. 41 :
30-31).
Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menciptakan jin dan manusia tidak lain supaya mereka
mengabdi kepada-Nya (QS. 51 : 56). Kemudian setan datang menggoda manusia,
membangkit-bangkitkan syahwat kepada kenikmatan duniawi, rnembisikkan ke dalam
hatinya angan-angan kosong dan keraguan, supaya manusia lupa terhadap tujuan dan tugas
hidupnya di dunia. Jika manusia tetap sadar akan tujuan dan tugas hidupnya di dunia, dia
akan tetap ridha menjadi hamba Allah dan mengabdi kepada-Nya. Terhadap hamba Allah
seperti ini, setan tidak akan rnampu menggodanya (QS. 15 : 40). Tetapi jika manusia tergoda,
pada gilirannya ia akan menjadi hamba setan.
Sebab tanpa ada setan yang memusuhi kebenaran, maka tidak akan ada semangat
perjuangan (jihad) untuk mempertahankan kebenaran. Sedangkan jihad di jalan Allah juga
merupakan bukti penting manusia beriman dan ridha sebagai hamba Allah.
Semakin besar godaan setan kepada manusia dan dia mampu menghadapinya dengan baik,
maka semakin besar pahalanya di sisi Allah (QS. 3 : 195).
Karena setan senantiasa mengintai kelengahan manusia. Sekejap saja manusia lengah, setan
akan masuk, lalu mengacaukan hati dan syahwat. Tapi orang yang selalu waspada, akan
Madi & Ifat
senantiasa ingat
mengganggunya.
kepada
Allah
sehingga
setan
tidak
punya
kesempatan
untuk
Jadi, bagi orang yang sudah kuat imannya, gangguan setan itu tidak akan merusak
ibadahnya. tetapi malah mempertinggi kualitas iman dan ibadahnya. Masalahnya, tayangantayangan setan yang makin marak di televisi, tidak ditonton oleh mereka yang telah kuat
imannya, melainkan oleh masyarakat dari berbagai lapisan umur dan kadar iman yang
terbanyak masih memerlukan bimbingan. Bagi mereka ini, tayangan-tayangan itu sangat
kontra produktif, bahkan bisa mendangkalkan iman mereka. Apakah ini tidak terpikirkan oleh
insan pertelevisian kita?
Sebagian dipermainkan setan hingga sibuk mengulang-ulang lafazh niat. Saking sibuknya
mengulang, ada yang rela ketinggalan rekaat untuk mengeja niat. Niat memang harus
dilazimi bagi setiap hamba yang hendak melakukan suatu kativitas. Akan tetapi, tak ada
secuil keteranganpun dari Nabi yang shahih menunjukkan sunahnya melafazkan niat. Bahkan
tidak ada dalil sekalipun berupa hadits dhaif, mursal, atau yang terdapat di musnad maupun
perbuatan sahabat yang menunjukkan keharusan atau sunahnya melafazkan niat.
Dalil yang biasa dipakai adalah hadits Nabi "segala sesuatu tergantung niatnya." Hadits ini
tidak menunjukkan sedikitpun akan perintah melafazkan niat. Jika hadits ini dimaknai sebagai
niat yang dilafazkan, berarti untuk setiap amal shalih baik menolong orang tenggelam,
belajar, bekerja dan aktivitas lain menuntut dilafazkan niat. Apakah orang yang melafazkan
niat ketika wudhu juga melafazkan niat ketika melakukan aktivitas amal yang lain? Kalau saja
itu
baik,
tentunya
Nabi
dan
para
sahabat
melakukannya.
Sebagian lagi digoda setan sehingga asal-asalan ketika melakukan wudhu. Dia membiarkan
anggota tubuh yang mestinya wajib dibasuh, tidak terkena oleh air. Nabi mengingatkan akan
hal ini dengan sabdanya:
"Celakalah tumit dari neraka." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Untuk menangkal godaan ini, wajib bagi kita mengetahui, manakah anggota tubuh yang wajib
dibasuh atau diusap. Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan mata kaki ..." (QS. al-Maidah : 6)
Syaikh Utsaimin menyebutkan bahwa istinsyaq atau memasukkan air ke hidung kemudian
istinsyar (mengeluarkannya) hukumnya wajib karena hidung termasuk bagian dari wajah
yang
dituntut
untuk
dibasuh.
Telinga juga wajib untuk diusap karena termasuk bagian dari kepala sebagaimana hadits
Nabi: al-udzun minar rasi, telinga adalah bagian dari kepala.
Asal-asalan berwudhu adalah jurus setan yang diarahkan bagi orang yang malas. Sedangkan
untuk orang yang antusias dan bersemangat, al-walahan memiliki jurus yang lain. Yakni dia
menggoda agar orang yang wudhu terlampau boros menggunakan air. Timbullah asumsi bagi
orang yang berwudhu, semakin banyak air, maka semakin sempurna pula wudhunya. Padahal
anggapan ini bertentangan dengan sunnatul huda. Bahkan Nabi mengingatkan umatnya akan
hal itu. Beliau bersabda:
"Sesungguhnya akan ada di antara umat ini yang melampaui batas dalam bersuci dan
berdoa." (HR Abu Dawud, Ahmad, dan An-Nasai, sanadnya kuat dan dishahihkan oleh AlAlbani).
Ada pula hadits menyebutkan, tatkala Nabi melewati Saad yang tengah berwudhu beliau
bersabda: "Janganlah boros dalam menggunakan air." Saad berkata: "Apakah ada istilah
pemborosan dalam hal air?" beliau menjawab: "Ya, meskipun engkau (berwudhu) di sungai
yang mengalir." (HR Ibnu Majah dan Ahmad). Ibnul Qayyim menyebutkan hadits ini dalam
Zaadul Maad, begitu pula Ibnul Jauzi dalam kitabnya "Talbis Iblis", hanya saja Syaikh Al-Albani
menyatakan ini sebagai hadits dhaif, begitu pula dengan Al-Bushiri dalam Al-Zawaid.
Yang baik adalah kita tidak boros dalam menggunakan air, termasuk ketika berwudhu. Namun
bukan berarti boleh meninggalkan sebagian anggota yang wajib untuk dibasuh.
Jurus lain yang ditujukan bagi orang yang kelewat semangat dalam hal wudhu adalah, setan
menanamkan keraguan kepada orang yang berwudhu. Ketika orang itu selesai wudhu,
dibisikkan di hatinya keraguan akan keabsahan wudhunya. Agar orang itu mengulangi
wudhunya kembali dan hilanglah banyak keutamaan seperti takbiratul uula maupun shalat
jamaah secara umum.
Telah datang kepada Ibnu Uqail seseorang yang terkena jurus setan ini. Dia menceritakan
bahwa dirinya telah berwudhu, kemudian dia ulangi wudhunya karena ragu, bahkan dia
menceburkan diri ke sungai, setelah keluar darinya diapun masih ragu akan wudhunya. Dia
bertanya: "Dalam keadaan (masih ragu) seperti itu apakah saya boleh shalat?" Ibnu Uqail
menjawab: "Bahkan kamu tidak lagi wajib shalat."
Ya, tak ada orang yang melakukan seperti itu kecuali orang yang hilang ingatan, sedangkan
orang yang hilang ingatan tidak terkena kewajiban. Wallahu alam. (Majalah Ar risalah)
Jejak-Jejak Iblis
"Maka setan membisikkan (pikiran jahat) kepada keduanya untuk menampakkan
aurat keduanya yang tertutup kepada keduanya, dan setan berkata: 'Tuhanmu
tidak melarangmu dari mendekati pohon itu melainkan supaya kamu berdua tidak
menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)'. Dia
bersumpah kepada keduanya, 'Sesungguhnya saya termasuk orang yang memberi
nasihat kepada kamu berdua.' Dia membujuk keduanya dengan tipu daya...." (AlA'raf: 20 -- 22).
Adam dan Hawa tinggal di surga. Iblis iri dibuatnya. Ia menyimpan dendam kesumat terhadap
keduanya. Iblis pun berjanji akan mendongkel mereka dari surga. Tidak hanya itu, Iblis juga
berjanji menggelincirkan anak cucu Adam sampai kiamat. Demi ambisinya, Iblis bahkan
meminta dispensasi kepada Allah untuk bisa hidup sampai akhir zaman. Ia pun mencari celah
untuk menggoda Adam dan Hawa. Celah itu akhirnya ia temukan. Iblis membujuk keduanya
agar mendekati pohon larangan. Pohon yang Allah melarang keduanya untuk mendekati dan
memakan buahnya. Keduanya tertipu, mereka mendekati dan memakan buahnya. Iblis
tertawa terbahak. Akhirnya, mereka semua dikeluarkan dari surga.
Maka, setan membisikkan (pikiran jahat) kepada keduanya untuk menampakkan aurat
keduanya yang tertutup kepada keduanya.... Setan tahu jika keduanya mendekati pohon
larangan, aurat mereka akan tampak, karena mendekatinya adalah larangan dan melanggar
larangan adalah maksiyat kepada Allah. Fawaswasa lahuma (Iblis kemudian membisiki
keduanya). Waswasah adalah bisikan hati dan suara yang pelan. Artinya, iblis melakukannya
secara halus, melalui bisikan hati, dan kadang tidak terdeteksi.
Setan berkata, "Tuhanmu tidak melarangmu dari mendekati pohon itu, melainkan supaya
kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal di surga."
Pintu tipu daya terbesar adalah ketika Iblis berhasil mengidentifikasi keinginan Adam dan
Hawa untuk kekal di surga. Demikian dikatakan oleh Ibnu Qoyyim. Keinginan, itulah yang
banyak menjadi pintu tipu daya setan. Seperti maklum, setan menggoda Anak Adam melalui
aliran darah. Ia mencapai nafsu manusia dengan merasuk dan menanyainya, termasuk
menanyai apa yang disukai dan apa yang tak disukai; apa yang diingini dan apa yang tak
diingini. Anak Adam banyak terperdaya melalui pintu ini.
Setelah iblis berhasil mengendus keinginan moyang kita, ia menerapkan politik berikutnya.
Apa itu? ia berkedok menjadi penasihat bagi keduanya. Tidak tanggung-tanggung, untuk
meyakinkan Adam dan Hawa, ia harus bersumpah dengan nama Allah. Untaian kalimatnya
pun dibuat simpatik, Waqaasamahumaa innii lakumaa la-minan-naasihiin (Dia bersumpah
kepada keduanya, 'Sesungguhnya saya termasuk orang yang memberi nasehat kepada kalian
berdua....').
Sebuah ungkapan yang membuai, Ada penegasan dengan sumpah (waqaasamahumaa) , ada
Madi & Ifat
penegasan dengan kata sesungguhnya (inni), unsur objek dikedepankan dari subjek (lakumaa
sebelum naasihin) yang mengandung makna pengkhususan, sehingga ayat tersebut bisa
bermakna, "Nasihatku kuberikan khusus untuk kalian berdua, dan manfaatnya kembali
kepada kalian berdua, bukan kepadaku."
Pekerjaan menasihati juga diungkapkan dengan isim fa'il yang menunjukkan sifat, dan bukan
fi'il yang menunjukkan kejadian yang baru terjadi, sehingga ia dapat dimaknai: memberikan
nasihat adalah sifat, watak, dan profesiku, bukan hal yang bersifat insiden.
Iblis juga menggambarkan dirinya sebagai salah satu dari banyak penasihat (laminannaasihin), dengan begitu seolah dia berkata, "Banyak orang menasihatimu dalam hal ini,
sedangkan aku hanya salah seorang dari mereka." Ini serupa dengan ungkapan, "Semua
orang sependapat denganku dalam masalah ini, dan aku hanyalah salah seorang yang
menyuruhmu berbuat begitu."
Singkatnya, iblis menggunakan politik meyakinkan, membesarkan hati, dan memberikan
solusi untuk sebuah tindakan membohongi, menipu, dan memperdaya. Untuk meyakinkan, ia
tampil sebagai pemberi nasihat atau konsultan profesional, yang pendapatnya diklaim
mewakili pendapat kebanyakan. Bahkan, untuk menipu Adam dan Hawa, Iblis perlu menjuluki
pohon larangan dengan pohon kekekalan, seperti dalam firman Allah, "Setan berkata:
'Wahai Adam, maukah kutunjukkan kepadamu pohon kekekalan (syajaratul khuldi)
dan kerajaan yang tidak akan binasa'?" (Thaha: 120).
Politik Iblis banyak ditiru pengikut-pengikutnya. Termasuk pengikutnya dari golongan
manusia. Ada politik "penghalusan" semacam di atas. Kemungkaran banyak dijuluki dengan
nama cantik. Judi dinamakan adu ketangkasan. Dahulu, judi bahkan dinamakan sumbangan
dana sosial; pelacur dijuluki wanita idaman; riba disebut bunga; pengingkaran terhadap ayat
dinamakan kontekstualisasi; penyelewengan Alquran diklaim membumikan Alquran;
pembantaian penduduk sipil disebut penegakan demokrasi. Memerangi Islam disebut
memerangi teroris, dan seterusnya.
Mendompleng keinginan orang juga lazim digunakan para pengikut setan. Jika mereka
bermaksud mempengaruhi orang, agar maksud jahatnya terwujud, mereka memulai
menyinggung keinginan, kemauan, dan kebutuhan orang yang dipengaruhi, seperti keinginan
Adam dan Hawa untuk kekal di surga. Kadang "singgungan" itu berupa rangsangan untuk
menuju keinginan, kadang keinginan itu sendiri yang dipenuhi sebagai semacam "suapan".
Betapa banyak misionaris yang membujuk umat Islam dengan kedok bantuan-bantuan
kemanusiaan, terutama saat mereka tertimpa musibah atau terdesak kebutuhan. Juga betapa
sering bangsa Barat memperalat pemerintahan negeri-negeri Islam untuk memerangi orang
Islam dengan iming-iming yang menggiurkan atau yang lazim disebut dengan politik stick and
carrot.
Sebagaimana Iblis berkedok menjadi penasihat profesional, para pengikutnya di era modern
juga demikian. Penasihat yang memberikan arahan dan solusi. Jika iblis melegalisasi
profesionalismenya dengan sumpah atas nama Allah, dan dengan penguatan-penguatan lain,
para penasihat modern tampil dengan performa yang meyakinkah, kredibel, bonafid, dan
sejenisnya karena sebelumnya memang telah diopinikan demikian. Maka, ketika sebuah
negara sakit, mereka tampil menjadi dokter. Orang sakit tentu susah dan kurang etis jika
membantah sang dokter, tak peduli diagnosanya keliru, juga tak peduli obat yang diberikan
racun sekalipun. Betapa banyak negeri yang sami'na waata'na didikte oleh lembaga
semacam IMF dengan dalih penyelamatan, meskipun sesungguhnya penjerumusan.
Jika setan suka mengatasnamakan orang banyak (sesungguhnya aku salah satu pemberi
nasihat), setan modern demikian juga. Untuk menjustifikasi kemauannya, ia perlu
menyatakan bahwa ia didukung oleh banyak pihak. Meski kadang dukungan tersebut lebih
bersifat klaim, misalanya penganugerahan nobel perdamaian dan sejenisnya. Bukankah pada
Madi & Ifat
era modern opini media massa yang membentuk fakta dan bukan fakta yang membentuk
opini? Contoh menarik dewasa ini adalah daftar kelompok teroris versi PBB yang diklaim atas
masukan banyak negara, seolah daftar tersebut mewakili aspirasi mayoritas penduduk dunia.
Akhirnya, marilah kita berlindung kepada Allah dari tipu daya setan, seperti diajarkan Allah
dalam Alquran, "Katakanlah: 'Aku berlindung dari Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahaan bisikan
setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada
manusia. Dari golongan jin dan manusia'." (An-Naas: 1 - 6). (Abu Zahrah).
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
Melafazhkan Niat
Sebagaimana halnya dengan wudhu, serangan pertama yang dilakukan setan kepada orang
yang shalat adalah menyibukkan ia untuk melafazhkan niat. Terkadang diiringi dengan
gerakan aneh, dia membaca niat lalu mengangkat tangannya, lalu gagal dan idturunkan
kembali tangannya. Dia ulangi lagi seperti itu berkali-kali hingga terkadang imam sudah rukuk
atau sujud, sementara ia masih dipermainkan setan dalam niat dan takbirnya.
Niat dan usaha menghadirkan hati memang dituntut ketika hendak shalat, namun tak ada
tuntunan sedikitpun bagi orang yang hendak shalat untuk melafazhkan niatnya.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah di dalam Zaadul Maad berkata:
Nabi memulai shalatnya dengan bacaan Allahu Akbar, dari Nabi beliau tidak membaca
apapun sebelumnya dan tidak melafazhkan niatnya sama sekali. Beliau tidak mengatakan:
ushalli.., aku niat shalat anu karena Allah menghadap kiblat empat rekaat sebagai imam
(sebagai makmum).. Tidak pula beliau mengatakan adaan atau qadhaan, atau fardhan
dan sebagainya. Semua itu adalah bidah yang tidak disebutkan sedikitpun dalam hadits yang
shahih, atau dhaif, tidak pula terdapat dalam musnad atau mursal, walau hanya satu kalimat
saja. Bahkan tak satupun sahabat mengerjakannya, tidak ada tabiin yang menganggapnya
baik, begitupun dengan empat imam madzhab.
Orang-orang belakangan yang membacanya keliru memahami perkataan Imam Syafii yang
berbunyi 'shalat itu tidak sebagaimana shaum, tidak ada orang yang memulai shalat kecuali
dengan dzikir. Mereka menyangka bahwa maksud beliau adalah melafazhkan niat, padahal
yang dimaksud tidak lain hanyalah takbiratul ihram.
Serangan kedua, setan akan mendatangi orang yang tengah mengerjakan shalat untuk
mengingatkan urusan di luar shalat. Maka berapa banyak orang yang jasadnya mengerjakan
shalat namun hatinya sibuk menghitung laba rugi perniagaan, mengingat barang yang telah
hilang, atau bahkan urusan kebaikan yang tidak ada hubungannya dengan shalat. Tidak
heran jika usai shalat seseorang menjadi ingat letak barang yang mana ia telah lupa
sebelumnya. Setan rela membantu orang itu untuk mengingatkan dan menemukan
barangnya kembali, asalkan shalat yang dikerjakan menjadi rusak dan tidak bermutu. Pernah
di zaman salaf seseorang kehilangan barang, seseorang menyarankan agar ia mengerjakan
shalat dan diapun segera melaksanakan shalat. Ajaib, usai shalat tiba-tiba dia beranjak dari
tempatnya dan mengambil barang yang telah dia ingat letaknya ketika shalat. Diapun
ditanya: Apa yang Anda dapatkan ketika shalat? Dia menjawab: Aku mendapatkan bahwa
setan mencuri perhatian saya dari shalat.
Ada yang terlalu asyik dengan khayalan dan pikirannya tentang urusan di luar shalat, hingga
dia lupa sudah berapa rekaat yang telah dia kerjakan. Tentang godaan setan ini, Nabi SAW.
bersabda:
Jika adzan untuk shalat dikumandangkan, setan akan lari terbirit-birit sambil mengeluarkan
bunyi kentutnya sehingga tidak mendengar adzan. Jika adzan telah usai diapun akan kembali
menggoda. Ketika iqamah dikumandangkan setanpun akan lari hingga usai iqamah setan
akan mendatangi orang yang shalat lalu membisikkan ke hati seseorang sembari berkata:
Ingat ini..ingat itu.. setan mengingatkan apa-apa yang telah dia lupakan hingga seseorang
tidak mengetahui berapa rekaat yang telah ia kerjakan. (HR al-Bukhari)
Ada kalanya muncul dalam benak seseorang keraguan, apakah dia kentut ataukah tidak. Ini
adalah keraguan yang dihembuskan oleh setan untuk mengacaukan shalat seseorang. Dia
tidak lagi konsentrasi dengan shalatnya karena ragu, atau dia akan membatalkan shalatnya,
lalu dia berwudhu dan memulai shalatnya lagi, lalu akan digoda lagi dengan cara yang sama.
Sehingga untuk satu shalat dia bisa mengulangi tiga sampai empat kali berwudhu. Bisa
dibayangkan, seandainya ada lima orang saja dalam satu masjid yang terkena godaan ini,
niscaya cukup membuat kacau jamaah yang lain.
Untuk menangkal godaan tersebut Nabi memberikan solusi dan informasi:
Jika salah seorang di antara kalian mendapatkan yang demikian itu maka janganlah
membatalkan shalatnya hingga dia mendengar suaranya dan mencium baunya tanpa ragu.
(HR Ahmad)
Di antara ulama ada yang menyebutkan bahwa hadits ini merupakan salah satu pengecualian
dari hadits da ma yariibuka ilaa ma laa yariibuka, tinggalkan apa yang meragukan dan ambil
sesuatu yang tidak meragukan. Dalam kasus ini kita dilarang membatalkan shalat kendati
berada dalam keraguan antara kentut dan tidak, kecuali jika mencium bau kentut atau
mendengar suaranya.
Mencuri Perhatian
Kita juga sering melihat atau bahkan mengalami sendiri menengok ketika shalat terkadang
tanpa terasa karena terbiasa. Ini juga tak lepas dari serangan setan yang ingin merusak
shalat kita. Nabi ditanya tentang orang yang menoleh ke kanan dan ke kiri, beliau menjawab:
Itu adalah setan yang mencuri perhatian seorang hamba dari shalatnya. (HR Al-Bukhari dan
Abu Dawud)
Madi & Ifat
Untuk menangkal serangan ini, hendaknya orang yang shalat berusaha menghadirkan
hatinya, bahwa dia tengah berhadapan dengan Allah Yang Maha Berkuasa atas segalanya.
Jika Anda malu atau takut menoleh ke kanan dan ke kiri ketika berbicara kepada pejabat,
lantas bagaimana halnya jika Anda sedang berkomunikasi dengan sang pencipta dan
Penguasa para pejabat itu? (Ar risalah)
Untuk menyebarkan berita bohong, setan memiliki cara yang halus dan licik. Dia tidak
membisikkan ke hati manusia yang menjadi perpanjangan lidahnya untuk menyebarkan
berita yang seluruhnya dusta. Tetapi dia menyelipkan berita yang benar di tengah tumpukan
segudang kedustaan. Sehingga ada alasan untuk membela diri bahwa yang dikatakannya
tidak semuanya salah, tapi ada juga yang benar.
Alasan lain, pihak yang digosip tidak marah, bahkan merasa senang. Seperti terjadi hari ini,
banyak artis malah bangga menjadi obyek gosip, meski isinya miring. Kadang-kadang justru
membuat sensasi agar digosipkan demi mendongkrak kete-narannya. Seperti pepatah Arab
bul zam-zam fa turaf, kencingilah zam-zam niscaya engkau akan terkenal. Alasan ini tidak
merubah status larangan menggosip orang, menceritakan semua kabar yang didengar. Nabi
SAW memvonis orang yang gemar menceritakan setiap kabar yang didengarnya dengan
predikat pendusta. Beliau SAW bersabda:
Cukuplah seseorang dikatakan dusta jika dia menceritakan setiap apa yang dia dengar. (HR.
Muslim)
Mengapa orang yang menceritakan semua yang didengarnya divonis sebagai pendusta?
Karena tidak setiap kabar yang sampai kepadanya itu fakta yang benar-benar terjadi. Besar
kemungkinan bahkan pasti ada diantaranya yang ternyata dusta. Jika dia menceritakan
semua yang didengarnya, berarti ada juga berita dusta yang dia ceritakan kepada orang lain,
maka jadilah dia pendusta.
Di sisi lain, ada informasi yang meski benar namun tidak boleh diceritakan kepada orang lain.
Seperti berita tentang aib maupun rahasia orang lain. Inilah yang disebut dengan ghibah.
Nabi SAW bersabda:
Tahukah kalian, apakah ghibah itu? Ghibah adalah ketika engkau menceritakan tentang
saudaramu apa yang tidak dia sukai? Para sahabat bertanya: Bagaimana menurut Anda jika
apa yang kami katakan memang ada pada saudaraku itu? Beliau menjawab, Jika apa yang
kamu katakan benar, maka berarti engkau telah menghibahnya, dan jika yang kamu katakan
tidak ada padanya maka berarti engkau telah berdusta tentangnya. (HR. Muslim)
Kegiatan memakan bangkai saudaranya dan mengumbar gosip, menyebarkan kabar burung
dan rumor dianggap sebagai menu yang renyah oleh kebanyakan orang. Ada yang bertujuan
untuk menjatuhkan kehormatan, sekedar mengisi waktu atau untuk menghibur diri:
Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal di sisi Allah adalah besar. (QS
an-Nuur: 15)
Madi & Ifat
10
11
Al-Awar tidak membiarkan umpan-umpan itu menyebar begitu saja. Karena masih banyak
orang-orang waras yang akan merusak umpannya. Akan banyak orang-orang sehat yang
akan menegur, mencela dan memusuhinya. Untuk itu, dia menciptakan istilah dan kilah
sebagai penyedap rasa. Sehingga yang antipati menjadi netral, yang netral menjadi simpati,
yang simpati menjadi bala-tentaranya.
Di antara istilah yang diilhamkan Al-Awar kepada para anteknya dari golongan manusia
adalah menamakan budaya telanjang sebagai bentuk kemajuan, pacaran sebagai upaya
penjajakan dan persiapan, nyanyian jorok dan tarian erotis sebagai seni dan porno aksi
disebut
sebagai
kebebasan
berekspresi.
Bisa dibilang bahwa menamakan perbuatan keji dengan istilah yang berasumsi baik adalah
jurus tersendiri di antara jurus iblis yang diwariskan kepada generasinya. Seperti ketika dia
membujuk
Adam
dengan
perkataannya:
Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: Hai Adam, maukah
saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa? (Thaha:
120)
Dia menyebut pohon yang dilarang dimakan buahnya dengan pohon Khuldi, pohon yang
apabila dimakan buahnya menyebabkan dia kekal di jannah.
Madi & Ifat
12
Tidak berbeda dengan yang dilakukan setan hari ini, mereka memberi istilah perbuatan keji
dengan nama yang disukai hati.
Informasi yang menyesatkan diiringi dengan gambar yang menggiurkan jika datang secara
bertubi-tubi akhirnya dianggap sebagai hal yang biasa, atau seakan kebenaran yang layak
untuk dibela. Sebagaimana yang telah dimaklumi bahwa dengan pemberitaan yang terus
menerus, berita dusta dianggap fakta, kesesatan menjelma sebagai kebenaran dalam
pandangan manusia. Konon media barat tidak mengenal berita yang benar atau yang salah,
tetapi berita cerdas atau bodoh. Berita cerdas adalah yang dikemas sehingga tak nampak
kedustaannya sedangkan berita bodoh adalah berita yang tampak kedustaannya.
Nampaknya usaha Al-Awar dan bala tentaranya betul-betul menuai panen raya. Begitu
banyak generasi kita yang jatuh ke dalam pelukannya. Mereka mengikuti bujuk rayu Al-Awar,
mendatangi umpannya, lalu menelan kailnya. La haula walaa quwwata illa billah.
Akan tetapi, tidak sepantasnya kita berputus asa, karena betapapun gigihnya usaha setan,
bagi orang yang beriman dan konsisten dengan keimanannya, tipu daya setan itu lemah:
Karena sesungguhnya tipu daya setan itu lemah. (An-Nisa: 76)
Menjauhi umpan setan, merusaknya hingga nampak maksud jahatnya di hadapan manusia
adalah sebagian solusi dan benteng bagi kita dan umat Islam dari serangan Al-Awar dan bala
tentaranya, Wallahul muwaffiq. (Majalah Ar Risalah)
13
Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka
sambut
Iblis
(alaihi
laknat),
"Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak mejawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di
sisi Allah?" Maka jawab Nabi dengan marah, "Hai Aduwullah seteru Allah! Kepadaku engkau
menunjukkan kebaikanmu? Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam
a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab
hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud
sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya,
Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan
begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat
hasutanmu.
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja
aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik
engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu
datang menemuiku?"
Taklimat Iblis, "Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah Khatamul
Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintah Allah untuk memberitahu
segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi
Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan
sebenarnya,
tiadalah
aku
berani
menyembunyikannya."
Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, "Ya Rasulullah! Sekiranya aku
berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu."
Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah
satu peluangku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat
yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1):
"Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?"
Jawab Iblis:
"Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka
bumi ini."
Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun menggeletar karena ketakutan.
Sambung Iblis, "Ya Khatamul Anbiya! Ada pun aku dapat merubah diriku seperti sekalian
manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suara pun tidak berbeda, kecuali dirimu saja
yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah.
Kiranya aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu. Aku cabut iktikad / niat
anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran
supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu jugalah aku berusaha menarik
mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan
benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya
bersamaku."
Pertanyaan Nabi (2):
"Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?"
Jawab Iblis:
"Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki
yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku
Madi & Ifat
14
goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, terbuai dengan makan minum, berbuat
durhaka, aku lalaikan dengan harta benda daripada emas, perak dan permata, rumahnya,
tanahnya,
ladangnya
supaya
hasilnya
dibelanjakan
ke
jalan
haram.
Demikian juga ketika pesta yang bercampur antara lelaki dan perempuan. Disana aku
lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang peraturan dan minum arak. Apabila terminum
arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah
beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga kepada pekerjaan
zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi
penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau berbuat amal ibadat,
aku akan rayu mereka supaya mereka menangguhkannya. Bertambah keras aku goda supaya
menambahkan maksiat dan mengambil isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa
ria, takabur, megah, sombong dan melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka akan
gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat."
Pertanyaan Nabi (3):
"Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan
faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta siksa yang besar di neraka yang paling
bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu?
Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang
memberi kekuatan anggota badanmu?"
Jawab Iblis:
"Semuanya itu adalah anugerah daripada Allah Yang Maha Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan
takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa Diriku telah
beribu-ribu tahun menjadi ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu
langit ke satu langit yang tinggi. Kemudian Aku tinggal di dunia ini beribadat bersama
sekalian Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka
akupun membantah. Lalu Allah menciptakan lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan seluruh
Malaikat memberi hormat kepada lelaki itu, kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah
murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu bertukar menjadi keji
dan kelam. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan
dikurniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku
bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan
buah Khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun
dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa
orang anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil.
Itu pun aku masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga Hari Kiamat.
Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke
langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadat
serta balasan pahala dan syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu
manusia yang lain aripada apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya
hingga
tersesat
dengan
berbagai
kitab
bid'ah
dan
carut-marut.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak dibenarkan oleh Allah untuk naik ke
langit serta mencuri rahasia, kerana banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu
langit. Jika aku berkeras juga hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari
api yang menyala. Sudah banyak bala tenteraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan
semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah kesusahanku dan bala tentaraku untuk
menjalankan tugas menghasut."
Madi & Ifat
15
16
panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula
beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa barulah aku
dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa
ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah
malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasa."
Pertanyaan Nabi (9):
"Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?"
Jawab Iblis:
"Seluruh sahabatmu juga adalah sebesar - besar seteruku. Tiada upayaku melawannya dan
tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata:
"Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu
akan mendapat petunjuk."
Saidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi
setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi
wazirul a'zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini
dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar.
Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya,
Saiyidatina
Aisyah
yang
juga
banyak
menghafadz
Hadits-haditsmu.
Saidina Umar Al-Khattab pula tidaklah berani aku pandang wajahnya karena dia sangat keras
menjalankan hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka
gemetarlah segala tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat
apalagi engkau telah mengatakan, "Jikalau adanya Nabi sesudah aku maka Umar boleh
menggantikan aku", karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara
kafir dan Islam hingga digelar 'Al-Faruq'.
Saidina Usman Al-Affan lagi, aku tidak bisa bertemu, karena lidahnya senantiasa bergerak
membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi
menantumu sebanyak dua kali. Karena taatnya, banyak Malaikat datang melawat dan
memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau
mengatakan, "Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau kertas-kertas
dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid."
Saidina Ali Abi Talib pun itu aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan
perang, tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang
beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadat serta beliau
adalah golongan orang pertama memeluk agama Islam dan tidak pernah menundukkan
kepalanya kepada sebarang berhala. Bergelar 'Ali Karamullahu Wajhahu' - dimuliakan Allah
akan wajahnya dan juga 'Harimau Allah' dan engkau sendiri berkata, "Akulah negeri segala
ilmu dan Ali itu pintunya." Tambahan pula dia menjadi menantumu, semakin aku ngeri
kepadanya."
Pertanyaan Nabi (10):
"Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?"
Jawab Iblis:
"Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit yang menghidupkan
segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan
perintah Allah serta meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril a.s, "Ulama itu adalah pelita
dunia dan pelita akhirat." Yang kedua umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar, syukur
dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal soleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga
umatmu seperti Firaun; terlampau tamak dengan harta dunia serta dihilangkan amal akhirat.
Maka akupun bersukacita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan
Madi & Ifat
17
durhaka dan aku hela ke mana saja mengikuti kehendakku. Jadi dia senantiasa bimbang
kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada masa beramal ibadat, tidak hendak
mengeluarkan zakat, miskin hendak beribadat.
Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka
dilupakan beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya.
Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan hartanya
dan setengahnya asyik hendak merebut dunia harta, bercakap besar sesama Islam, benci dan
menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi
dan perempuan lacur."
Pertanyaan Nabi (11):
"Siapa yang serupa dengan engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang belajar agama Islam."
Pertanyaan Nabi (12):
"Siapa yang mencahayakan muka engkau?"
Jawab Iblis:
"Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji."
Pertanyaan Nabi (13):
"Apakah rahasia engkau kepada umatku?"
Jawab Iblis:
"Jika seorang Islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa pelindung syaitan, maka
aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari."
Pertanyaan Nabi (14):
"Jika umatku bersatu dengan isterinya, bagaimana hal engkau?"
Jawab Iblis:
"Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa pelindung syaitan,
maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan
bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar
kepada pekerjaan maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu
bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku yang dahulu
makan
daripadanya.
Walaupun
mereka
makan,
tiadalah
merasa
kenyang."
Pertanyaan Nabi (15):
"Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?"
Jawab Iblis:
"Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan
perbuatannya. Apabila marah segeralah mengambil air wudhu', maka padamlah marahnya."
Pertanyaan Nabi (16):
"Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?"
Jawab Iblis:
Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu
kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai
seperti
pijat
pada
bulu
itu."
Madi & Ifat
18
19
Pintu tempat masuknya syetan adalah semua sifat kemanusiaan manusia yang tidak baik.
Berarti pintu yang akan dimasuki syetan sebenrnya sangat banyak, Namun kita akan
membahas pintu-pintu utama yang dijadikan prioritas oleh syetan untuk masuk menguasai
manusia. Di antara pintu-pintu besar yang akan dimasuki syetan itu adalah:
1. Marah
Marah adalah kalahnya tentara akal oleh tentara syetan. Bila manusia marah maka syetan
bisa mempermainkannya seperti anak-anak mempermainkan kelereng atau bola. Orang
marah adalah orang yang sangat lemah di hadapan syetan.
2. Hasad
Manusia bila hasud dan tamak menginginkan sesuatu dar orang lain maka ia akan menjadi
buta. Rasulullah bersabda: Cintamu terhadap sesuatu bisa menjadikanmu buta dan tuli
Mata yang bisa mengenali pintu masuknya syetan akan menjadi buta bila ditutupi oleh sifat
hasad dan ketamakan sehingga tidak melihat. Saat itulah syetan mendapatkan kesempatan
untuk masuk ke hati manusia sehingga orang itu mengejar untuk menuruti syahwatnya
walaupun jahat.
3. Perut kenyang
Rasa kenyang menguatkan syahwat yang menjadi senjata syetan. Dalam satu riwayat
disebutkan bahwa Iblis pernah menampakkan diri di hadapan Nabi Yahya bin Zakariyya a.s.
Beliau melihat pada syetan beberapa belenggu dan gantungan pemberat untuk segala
sesuatu seraya bertanya. Wahai iblis belenggu dan pemberat apa ini? Syetan menjawab: Ini
adalah syahwat yang aku gunakan untuk menggoda anak cucu Adam. Yahya bertanya: Apa
hubungannya pemberat ini dengan manusia ? Syetan menjawab: Bila kamu kenyang maka
aku beri pemberat sehingga engkau enggan untuk sholat dan dzikir. Yahya bertanya lagi: Apa
lainnya? Tidak ada!
Jawab syetan. Kemudian Nabi Yahya berkata: Demi Allah aku tidak akan mengenyangkan
perutku dengan makanan selamanya. Iblis berkata. Demi Allah saya tidak akan memberi
nasehat
pada
orang
muslim
selamanya.
Kebanyakan makan mengakibatkan munculnya enam hal tercela:
1. Menghilangkan rasa takut kepada Allah dari hatinya.
2 Menghilangkan rasa kasih sayang kepada makhluk lain karena ia mengira bahwa semua
makhluk sama kenyangnya dengan dirinya.
3 Mengganggu ketaatan kepada Allah
4 Bila mendengarkan ucapan hikmah ia tidak mendapatkan kelembutan
5 Bila ia bicara tentang ilmu maka pembicaraannya tidak bisa menembus hati manusia.
6 Akan terkena banyak penyakit jasmani dan rohani
Bila syetan melihat hati orang yang sangat mencintai perhiasan dan perabotan rumah tangga
maka iblis bertelur dan beranak dan menggodanya untuk terus berusaha melengkapi dan
membaguskan semua perabotan rumahnya, menghiasi temboknya, langit-langitnya dst.
Akibatnya umurnya habis disibukkan dengan perabotan rumah tangga dan melupakan dzikir
kepada Allah.
20
Semua perbuatan harus dilakukan dengan pengetahuan dan penglihatan mata hati.
Penglihatan
hata
hati
membutuhkan
perenungan
dan
ketenangan.
Sedangkan tergesa-gesa menghalangi itu semua. Ketika manusia tergesa-gesa dalam
melakukan kewajiban maka syetan menebarkan kejahatannya dalam diri manusia tanpa
disadari.
6. Mencintai harta
Kecintaan terhadap uang dan semua bentuk harta akan menjadi alat hebat bagi syetan. Bila
orang memiliki kecintaan kuat terhadap harta maka hatinya akan kosong. Kalau dia
mendapatkan uang sebanyak satu juta di jalan maka akan muncul dari harta itu sepuluh
syahwat dan setiap syahwat membutuhkan satu juta. Demikianlah orang yang punya harta
akan
merasa
kurang
dan
menginginkan
tambahan
lebih
banyak
lagi.
(12)
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
Madi & Ifat
21
dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang
di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang.
Rasulullah pernah bersabda: Jauhillah tempat-tempat yang bisa memunculkan prasangka
buruk.
Kalau ada orang yang selalu suudzdzon dan selalu mencari cela orang lain maka sebenarnya
ia adalah orang yang batinnya rusak. Orang mukmin senantiasa mencari maaf dan ampunan
atetpi orang munafik selalu mencari cela orang lain.
Itulah sebagian pintu-pintu masuknya syetan untuk menguasai benteng hatinya. Kalau kita
teliti secara mendetail kita pasti tidak akan mempu menghitus semua pintu masuknya syetan
ke dalam hati manusia Sekarang bagiamana solusi dari hal ini? Apakah acukup dengan
zikrullah dan mengucapkan Laa haula wa laa quwwata illa billah? ketahuilah bahwa upaya
untuk membentengi hati dari masuknya serbuan syetaan adalah dengan menutup semua
pintu masuknya syetan dengan membersihkan hati kita dari sifat-sifat tercela yang
disebutkan di atas. Bila kita bisa memutuskan akar semua sifat tercela maka syetan
mendapatkan berbagai halangan untuk memasukinya ia tidak bisa menembus ke dalam
karena zikrullah. Namun perlu diketahui bahwa zikir tidak akan kokh di hati selagi hati belum
dipenuhi dengan ketakwaan dan dijauhkan dari sifat-sifat tercela.
Bila orang yang hatinya mamsih diliputi oleh akhlak tercela maka zikrullah hanyalah omongan
jiwa yang tidak menguasai hati dan tidak akan mampu menolak kehadiran syetan. Oleh
sebab itu Allah berfirman:
(201)
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka
ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. ( Al Araaf
201)
Perumpamaan syetan adalah bagaikan anjing lapar yang mendakati anda. Bila anda tidak
memiliki roti atau daging pasti ia akan meninggalkanmu walaupun Cuma menghardiknya
dengan ucapan kaita. Tapi bila di tangan kita ada daging maka ia tidak akan pergi dari kita
walaupun kita sudah berteriak ia ingin merebut daging dari kita. Demikian juga hati bila tidak
memiliki
makanan
syetan
akan
pergi
hanya
dengan
dzikrullah.
Syahwat bila menguasi hati maka ia akan mengusir dzikrullah dari hati ke pinggirnya saja dan
tidak bisa merasuk dalam relung hati. Sedangkan orang-orang muttaqin yang terlepas dari
hawa nafsu dan sifat-sifat tercela maka ia akan dimasuki syetan bukan karena syahwat tapi
karena kelalaian daari dzikrullah apabila ia kembali berdzikir maka syetan langsusng. Inilah
yang
ditegaskan
firman
Allah
dalam
ayat
sebelumnya:
(200)
Artinya: Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ( Al Aroof ayat 200)
Dalam ayat lain disebutkan:
( 98)
( 99)
(100)
Artinya: Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada
Allah dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan ini tidak ada kekuasaannya atas
Madi & Ifat
22
(37)
Artinya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orangorang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia
menyaksikannya. (Qoof 37)
WAllahu alamu bis showab.
23
hamil harus membawa gunting, angka 13 adalah angka sial, diperparah lagi oleh tayangan
mistik dan klenik yang berkembang pesat di dunia pertelevisian kita, dan ironinya mendapat
sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Dari data yang ada, sekitar 149 tayangan misteri
di TV kita. Di kantor terkumpul jimat dari harga yang terendah Rp 100 dan termahal Rp 1
milyar.
Dunia sihir dan perdukunan erat kaitannya dengan dunia jin dan setan, karenanya pada
kesempatan ini perlu kiranya kita menyimak pandangan Islam tentang dunia jin.
24
mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya
untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikutpengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.
Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orangorang yang tidak beriman. (QS. 7:27)
8. Jin tidak dapat menampakkan diri kepada manusia, tetapi jika yang muncul
sejenis sesuatu yang menakutkan seperti kuntilanak, genderuwo, dsb maka itu
adalah setan yang ingin menakut-nakuti manusia tapi bukan asli jin.
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada
seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka
sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.
(QS. 72:27)
9. Setiap manusia diikuti oleh dua qarin dari jin dan dari malaikat. Qarin dari
malaikat selalu membisikkan kebaikan, sebaliknya qarin dari jin selalu
membisikkan kejelakan dan kejahatan. Sedangkan qarin dari jin yang mendampingi
Rasulullah Saw telah masuk Islam.
Tidaklah salah seorang dari kalian, kecuali telah didampingi oleh qarinnya dari golongan jin
dan malaikat. Para sahabat bertanya, Dan engkau juga ya Rasulullah/ Rasulullah
menjawab, Demikian juga dengan saya. Tetapi Allah telah membantu saya atasnya. Maka
dia masuk Islam. Dan ia tidak memerintahkan saya kecuali dalam kebaikan (HR. Muslim)
10. Memohon perlindungan kepada jin adalah haram, seperti minta perlindungan
terhadap dirinya, kesehatannya, keselamatannya, hartanya, rumahnya, kantornya,
kebunnya, kenadaraannya, jabatannya, usahanya, agamanya, dsb.
Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan
kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan
kesalahan. (QS. 72:6)
11. Jin bisa merasuk ke dalam jasad manusia dan mengalir dalam tubuh manusia
melalui aliran darah. Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw:
Sesungguhnya syaitan itu mengalir dari tubuh manusia melalui jalan darah. (HR. Bukhari
dan Muslim)
12. Syetan atau jin pembangkang tidak akan mampu menguasai orang yang
beriman dan selalu bertawal kepada Allah.
Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan
bertawakkal kepada Tuhannya. (QS. 16:99)
13. Orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan syirik,
mereka mendapat jaminan keamanan dan jaminan petunjuk dari Allah.
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orangorang yang mendapat petunjuk. (QS. 6:82)
14. Gangguan jin terhadap manusia dengan merasuk ke dalam jasadnya adalah
tindakan zhalim. Terapinya adalah dengan cara membersihkan keimanannya,
meluruskan ibadahnya dengan memperbanyak dzikir.
15. Terapi secara syari adalah bagian dari jihad fi sabilillah melawan syaitan maka
kita haruslah tetap istiqamah di atas jalan yang haq.
25
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. 35:6)
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di
jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya
syaitan itu adalah lemah. (QS. 4:76)
Demikianlah makalah yang sederhana ini, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita semua
dalam rangka menegakkan amar maruf nahyi munkar dan menjaga kemurnian aqidah kita.
(ikadi)
EKSISTENSI MALAIKAT
Semua makhluk ciptaan Allah SWT dapat dibagi kepada dua macam, yaitu: makhluk yang
gaib (al ghaib) dan makhluk yang nyata (as syahadah). Yang bisa membedakan keduanya
Madi & Ifat
26
adalah pancaindera manusia. Segala sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh salah satu
pancaindera manusia digolongkan kepada al ghaib, sedangkan yang bisa dijangkau oleh salah
satu pancaindera manusia digolongkan kepada as syahadah.
Untuk mengetahui dan mengimani wujud makhluk gaib tersebut, seseorang dapat
menempuh dua cara. Pertama, melalui berita atau informasi yang diberikan oleh sumber
tertentu (bil-Akhbar).
Kedua, melalui bukti bukti nyata yang menunjukkan makhluk gaib itu ada (bil atsar).
Salah satu makhluk gaib Allah adalah malaikat.
Allh menciptakan mahkluk-makhluk untuk menjalankan alam semesta ini. Di antara
makhluk-makhluk Allh, ada yang diciptakan nyata (yaitu meliputi seluruh zat dan energi
fisik, termasuk makhluk-makhluk biologis), dan ada yang diciptakan ghaib . Hukum fisik real
berlaku untuk mahkhuk nyata, dan hukum ghaib berlaku untuk makhluk ghaib. Tidak banyak
yang dapat diketahui manusia tentang keghaiban, kecuali yang diinformasikan Allh melalui
rasul dan kitab-Nya.
Salah satu jenis makhluk ghaib adalah malaikat. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu
dalam mengelola alam semesta. Jumlah malaikat sangat banyak [kita tidak akan membahas
lagi kata jumlah dalam dimensi ghaib]. Beberapa nama malaikat yang perlu dikenal adalah :
Jibril (Ruhul Amin, Ruhul Qudus, Gabriel). Bertugas menyampaikan wahyu dari Allh.
Mikail (Michael). Mengatur urusan pengaturan semesta, termasuk rizqi manusia.
Izrail (Malaikat maut). Mencabut ruh semua makhluk.
Israfil. Meniup sangkakala pertanda hari kiamat.
Raqib. Mencatat amal baik manusia.
Atid. Mencatat amal buruk manusia.
Munkar dan
Nakir. Menanyai manusia yang baru wafat.
Ridwan. Menjaga surga.
Malik. Menjaga neraka.
Maka untuk meyakini dan mengimani keberadaan malaikat bisa ditempuh dengan dua cara.
Pertama, melalui berita (akhbar) yang disampaikan oleh firman Allah dalam Al-Quran
maupun sabda Rasulullah SAW dalam Hadits. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan hadits
yang menjelaskan perihal malaikat. Karena kita mengimani kebenaran sumber (Al-Quran dan
Hadits), maka berita tentang malaikat pun kita imani adanya.
Kedua, kita dapat mengetahui dan mengimani wujud malaikat melalui bukti-bukti nyata yang
ada di alam semesta yang menunjukkan bahwa malaikat itu benar-benar ada. Misalnya,
Malaikat Maut yang bertugas mencabut nyawa manusia, dapat dibuktikan secara nyata
dengan adanya peristiwa kematian manusia. Demikian pula dengan keberadaan Malaikat
Jibril, bisa dibuktikan secara nyata dengan adanya Al-Quran yang disampaikannya kepada
Nabi Muhammad SAW.
Secara etimologis (lughawiy), kata malaikah yang dalam bahasa Indonesia disebut
malaikat, adalah bentuk jamak dari kata malak, berasal dari mashdar al-alukah yang
berarti ar-risalah (misi atau pesan). Yang membawa misi disebut ar-rasul (utusan). Dalam
beberapa ayat Al-Qur`an, malaikat juga disebut dengan rusul (utusan-utusan), misalnya
pada surat Hud 69. Bentuk jamak lainnya dari kata malak adalah mala`ik. Dalam bahasa
Indonesia, kata malaikat bermakna tunggal (satu malaikat), bentuk jamaknya menjadi
malaikat-malaikat.
Secara terminologis (isthilahiy), makaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah
SWT dari cahaya (nur) dengan wujud dan sifat-sifat tertentu.
27
28
Dalam suatu hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah melihat Jibril
bersayap enam ratus: Rasulullah SAW melihat Jibril alaihis salam bersayap enam ratus (HR.
Muslim).
Perbedaan jumlah sayap tersebut bisa saja berarti perbedaan kedudukan, pangkat atau
perbedaan kemampuan dan kecepatan dalam menjalankan tugas. Sedangkan bagaimana
bentuk sayap tersebut tentu saja kita tidak bisa mengetahuinya dan memang tidak perlu
berusaha untuk menyelidikinya karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya malaikat
adalah makhluk gaib (immaterial) yang hakikatnya hanyalah Allah SWT yang mengetahuinya.
(Sumber majalah Tabligh & Isnet)
Wallahu alamu bis-shawab.
29
Rahasia Syetan
Dikisahkan Nabi Yahya as bertemu dengan iblis yang sedang membawa sesuatu barang.
Kepada iblis Nabi Yahya menanyakan untuk apa barang itu? Iblis menjawab, barang itu
syahwat untuk memancing anak cucu Adam.
"Adakah dalam diriku sesuatu yang dapat engkau pancing?" tanya Nabi Yahya. Jawab Iblis,
"Tidak ada. Hanya pernah terjadi pada suatu malam, engkau makan agak kenyang, dan kami
dapat menarikmu sehingga engkau merasa berat mengerjakan shalat."
"Kalau begitu, aku tidak akan makan terlalu kenyang lagi selama hidupku," kata Nabi Yahya.
"Wow, sungguh menyesal sekali kami buka rahasia ini. Mulai saat ini, kami tidak akan
menceritakan rahasia ini kepada siapapun," iblis menyambung.
Kisah yang dinukil dari kitab Minhajul Abidin karangan Imam Al-Ghazali tersebut, setidaknya
dapat dipetik sebagai pelajaran berkaitan dengan isi perut. Bahwa untuk menjaga perut agar
tidak terlalu kenyang, apalagi yang tercampur dengan barang haram dan syubhat, bukan hal
yang sederhana. Karena bukan hal sederhana, maka manfaat dan ganjaran yang didapat
tidak kecil. Dituntut kemampuan mengendalikan hawa nafsu.
Bukankah syetan gemar mendorong manusia menikmati makanan-minuman seenak dan
sebanyak mungkin. Tetapi syetan juga mengarahkan kita mendekati barang-barang syubhat,
untuk menceburkan kita ke dalam hal yang haram.
Al-Ghazali menguraikan bahaya yang timbul oleh perut yang kelewat kenyang dan
mengkonsumsi barang haram/syubhat, seperti dikutip berikut ini: .
1. Terlalu banyak makan dan minum dapat membuat badan terasa berat, lesu, sifat malas,
dan perilaku iseng. Juga ingin selalu melihat hal-hal haram, yang tidak bermanfat, dan
berlebihan. Akal, pikir dan pengetahuan pun menjadi sempit. .
2. Kebanyakan makan akan menyebabkan manusia malas dalam menjalankan ibadah. .
3. Kebanyakan makan juga akan menjerumuskan pada perbuatan syubhat dan haram.
Sedangkan makanan haram dan syubhat menjadi penghalang bagi datangnya taufik dan
hidayah dari Allah swt. Perut yang dipenuhi makanan yang haram dan syubhat juga akan
menjadikan si pemiliknya terhalang berbuat kebaikan. Malas berkecimpung pada hal-hal yang
mengandung kemaslahatan, untuk diri dan orang lain. .
Makanan halal yang kita konsumsi pada hakikatnya adalah bekal untuk beribadah. Bila porsi
itu sudah terpenuhi, lalu melewati batas itu, berarti pemborosan yang berarti berkawan
dengan syaithonirrajim. Semoga kita berkemampuan menghindarinya. .
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya yang halal itu tidak datang kepadamu melainkan
sebagai bekal. Dan yang haram datang kepadamu dengan melimpah." .
Sekalipun makanan itu halal, tidak menjadi alasan untuk menikmati dengan tak terkendali.
Beliau saw mengatakan, "Janganlah kamu mematikan hati dengan makan dan minum
berlebihan, meskipun makanan dan minuman itu halal. Sebab hati ibarat tumbuh-tumbuhan,
jika terlalu banyak disiram ia akan mati." .
Sementara Abu Ja'far menasihatkan, perut jika lapar membuat seluruh anggota badan tidak
banyak menuntut dan merasa tenteram. Tetapi jika kenyang, maka anggota tubuh lainnya
menjadi lapar, banyak tuntutannya. .
Semoga kita mampu menjaga perut dari hal-hal yang merugikan masa depan kita, dunia dan
akhirat. ( Hidayatullah, edisi Maret 2001 )
30
31
32
bahwa bumi tempat beliau duduk telah menjadi basah dengan air mata. Sayyidah Fathimah
as berkata kepada ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, Mengapa Ayahanda
menangis? Nabi saww menjawab, "Ya Fathimah, mengapa aku tidak boleh menangis?, karena
sesungguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang menggambarkan
kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu, dan pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh
ribu celah api. Pada setiap celah ada tujuh puluh ribu peti mati dari api, dan setiap peti berisi
tujuh puluh ribu jenis azab.
Ketika Sayyidah Fathimah mendengar semua ini, beliau berseru, "Sesungguhnya orang yang
dimasukkan kedalam api ini pasti menemui ajal". Setelah mengatakan ini beliau pingsan.
Ketika siuman, beliau as berkata, "Wahai yang terbaik dari segala mahluk, siapakah yang
patut mendapat azab yang seperti itu? Nabi saww menjawab, "Umatku yang mengikuti hawa
nafsunya dan tidak memelihara sholat, dan azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan
azab-azab yang lainya.
Setelah mendengar ucapan ini setiap sahabat Nabi saww menangis dan meratap, "Derita
perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit". Sementara
sebagian lagi menangis dan meratap, "Aduhai seandainya ibuku tidak melahirkanku, maka
aku tidak akan mendengar tentang azab ini", Ammar bin Yasir berkata, "Andaikan aku seekor
burung, tentu aku tidak akan ditahan (di hari kiamat) untuk di hisab. Bilal yang tidak hadir di
sana datang kepada Salman dan bertanya sebab-sebab duka cita itu, Salman menjawab,
"Celakalah engkau dan aku, sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai
pengganti dari pakaian katun ini dan kita akan diberi makan dengan zaqqum (pohon beracun
di Neraka). Masihkah kita memandang remeh ancaman siksa neraka? Atau biarkan diri kita
lalai dan sibuk dengan kesenangan dunia yang sementara ini? [islamalternatif.com]
Oleh: Ahmad Fahmi Al-Jufri
33
ILMU LADUNI
Barang siapa yang menjadikan kisah nabi Khidir as dengan nabi Musa as sebagai alasan
untuk menggantikan wahyu dengan ilmu laduni sebagaimana pendapat orang- orang yang
tidak mendapatkan taufik dari Allah-, maka orang itu adalah atheis dan zindiq, karena
sesungguhnya nabi Musa as tidaklah diutus kepada nabi Khidir as, dan nabi Khidir pun tidak
diperintahkan untuk mengikuti nabi Musa as ( Ibnu Abdul Izz Al Hanafi)
Ahmad Zein MA,Cairo
Kita akan memperluaskan sedikit pembahasan tentang Ilmu laduni ini, karena semakin
banyak orang Islam yang mengaku telah memiliki ilmu aneh ini, kemudian membuat
kekacauan dikalangan umat Islam. Sehingga, perlu bagi seorang muslim yang ingin menjaga
aqidahnya untuk mengetahui hakekat ilmu laduni tersebut. Disana ada beberapa
pertanyaan : Mungkinkah ilmu laduni ini bisa dicari ? Apakah ilmu ini merupakan pemberian
Allah kepada orang-orang tertentu, sehingga tidak semua orang bisa memilikinya ? Apakah
orang yang memiliki ilmu ini sudah sampai derajat keimanan yang sangat kuat, sehingga
dibolehkan meninggalkan sebagian kewajibannya sebagai orang muslim, sebagaimana
diyakini oleh sebagian orang ?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut insya Allah akan terjawab dalam tulisan di bawah ini
34
Oleh karenanya, kalau kita katakan bahwa Khidhir as adalah seoran Nabi - dan ini adalah
pendapat yang benar -, maka Allah telah mengajarkan kepada Nabi Khidhir sebagian ilmu
ghoib, dan ini wajar-wajar saja, karena salah satu ciri khas wahyu adalah pengetahuan
tentang sebagian ilmu ghoib. Dan hal ini hanya dimiliki oleh para nabi dan utusan Allah atau
orang-orang yang dikehendaki Allah swt, sebagaimana yang termaktub di dalam firman-Nya :
Dia-lah 9 Allah ) Yang mengetahui ghoib dan Dia tidak memperlihatkan tentang
yang ghoib tersebut kepada siapapun juga. Kecuali kepada para Rosul yang
diridhoi-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga ( Malaikat ) di
muka dan di belakangnya ( QS. Jin : 26-27)
Namun seiring dengan berjalannya waktu, istilah ilmu laduni menjadi berkembang artinya.
Yaitu setiap orang yang mempunyai kelebihan yang aneh-aneh ( yang diluar kewajaran
manusia ), mereka menganggapnya mempunyai ilmu laduni. Seperti kalau kita melihat
seseorang berjalan diatas air, atau mengetahui kejadian pada masa yang akan datang , atau
dia bisa masuk batu dan selamat dari kepungan musuh atau bisa melihat sesuatu kemudian
menjadi hancur dan lain-lainnya. Bukan hanya itu saja, orang yang bisa menghafal sesuatu
dengan cepat, atau mampu menjawab pertanyaan- pertanyaan dalam ujian, tanpa kelihatan
dia belajar sebelumnya, sering di klaim, telah memiliki ilmu laduni. Maka jika sekarang, ada
orang yang tiba-tiba mengaku mempunyai ilmu laduni, bisa nggak kita mempercayainya?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, kita harus merinci dahulu permasalahannya, pada pointpoint di bawah ini :
1. Kalau yang dia maksudkan ilmu laduni seperti yang dimiliki nabi Khidir as, atau sejenisnya,
maka kita tidak boleh mempercayainya sama sekali, karena itu hanya dimiliki oleh para nabi.
Kalau dia mengakui memilikinya, sama saja kalau dia mengaku mendapatkan wahyu dari
langit atau dengan kata lain dia mengaku nabi, karena yang didapat nabi Khidir tidak lebih
dari pada sebuah wahyu.
Seseorang mungkin bisa mengetahui ilmu ghoib dengan perantara Jin atau syetan. Karena Jin
dan syetan sering mencuri pendengaran tentang hal-hal ghoib dari langit. Sebagaimana
firman Allah di dalam surat Al Hijr : 17-18,
Dan Kami jaga langit-langit tersebut dari syetan yang terlaknat, kecuali mereka
yang mencuri pendengaran ( dari hal-hal yang ghoib ) , maka dia akan dikejar oleh
batu api yang nyata
Ayat ayat senada juga bisa dilihat di dalam surat As Shoffat :10 dan surat Jin: 9.
2. Tapi kalau yang dia maksudkan ilmu laduni adalah ilmu-ilmu kanuragan ( ilmu kesaktian )
yang ia dapatkan dengan latihan-latihan tertentu, seperti bertapa di tengah sungai selama 40
hari 40 malam, atau puasa selama 40 hari berturut-turut, atau dengan hanya makan nasi
putih saja tanpa lauk dalam jangka waktu tertentu atau dengan cara-cara lain yang sering
dikerjakan orang. Maka kita akan teliti dahulu, apakah cara-cara seperti itu pernah diajarkan
oleh Rosulullah saw dan para sahabatnya atau tidak ? Kalau jawabannya tidak, berarti dia
mendapatkan ilmu tersebut dengan meminta bantuan dari jin dan syetan. Sebagaimana kita
banyak dapati sebagian orang bisa kaya mendadak dengan meminta bantuan Jin dan Syetan.
Perbuatan seperti ini dilarang oleh Islam, sebagaimana firman Allah didalam surat Jin : 6
Dan sesungguhnya ada diantara manusia yang meminta perlindungan dari
segolongan Jin , maka segolongan Jin itu hanya aka menambah kepada mereka
kesusahan.
Kita dapati banyak orang pada zaman sekarang yang memelihara Jin untuk memperoleh
35
kekayaan dengan cepat, akhirnya dia menjadi tumbal jin yang ia pelihara. Jin itu
memangsa tuannya sendiri. Sungguh Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
3. Jika ilmu laduni tersebut dia dapatkan dengan bertaqwa kepada Allah dengan menjalankan
perintah- perintahNya serta menjauhi segala larangan-Nya sesuai dengan apa yang diajarkan
oleh Rosulullah saw, maka kita harus percaya kepadanya, tetapi tidak kita sebut ilmu laduni,
kita sebut karomah atau ilham atau firasat, menurut jenis kelebihan yang ia punyai.
Sebagaimana
firman
Allah
dalam
surat
Al
Baqarah
:
282
dan bertaqwalah kamu kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarimu
Firman Allah di dalam surat Al Hijr : 75
Dan sesungguhnya pada peristiwa tersebut ( hancurnya kaum Luth ) merupakan
tanda bagi orang- orang yang mempunyai firasat
Dan banyak dalil dalil lain yang menyebutkan adanya istilah-istilah tersebut dalam ajaran
Islam .
Perlu di garis bawahi, bahwa orang yang punya kelebihan tersebut tidak akan mengakungaku atau mengumumkan ilmu yang ia miliki di depan umum , kecuali kalau ada maslahat
dibalik pemberitahuannya, sehingga dengan terpaksa dia memberitahukan ilmunya itu
kepada orang lain. Wallahu alam.
36
Jangankan dia, yang namanya nabi Isa as saja, nantinya kalau turun ke bumi lagi untuk
membunuh Dajjal, akan ikut dan patuh dengan syareat nabi Muhammad saw.
Berkata Ibnu Abdil Izz al Hanafi :
Barang siapa yang menganggap dirinya dengan nabi Muhammad saw sebagaimana nabi
Khidir as, dengan nabi Musa as, atau membolehkan orang lain mengerjakan seperti
itu( artinya membolehkan orang lain untuk mbalelo dari ajaran Islam ) maka hendaklah dia
memperbaharuhi keislamannya , dan mengucapkan syahadat sekali lagi dengan penuh
kesungguhan. Karena dengan perbuatannya itu , dia telah keluar dari Islam ..dia bukannya
wali Allah , tetapi sebenarnya dia adalah wali syetan. Inilah yang membedakan antara orangorang zindiq dengan orang-orang yang istiqomah di dalam ajaran Islam, maka perhatikan
baik-baik
(4 ) Yang terakhir :
Nabi Khidir as, menurut pendapat yang benar , telah mati sebagaimana manusia lainnya akan
mati. Dalilnya sebagaimana firman Allah di dalam QS Al Anbiya : 34-35 , :
Dan Kami ( Allah ) tidak menjadikan seorang manusia-pun sebelum kamu ( wahai
Muhammad) abadi, maka apabila engkau mati, apakah mereka akan abadi ??.
Setiap jiwa akan merasakan kematian. Dan Kami akan menimpakan kepada kamu
sekalian kejelekan dan kebaikan sebagai ujian bagi kamu. Dan kepada Kami-lah
kamu sekalian akan dikembalikan .
Sumber : al-ukhuwah.com
37
38
39
disebut Baitul Aqabah sebelum Nabi SAW hijrah. Untuk menghadapi seabrek godaan setan
itu, Nabi SAW tetap terlindung dan terpelihara dari segala macam rongrongan dan kejahatan.
Misalnya: tatkala Nabi SAW sedang minum obat, ada yang berkata kepadanya: Kiranya
penyakit yang dideritanya itu sejenis paru-paru. Beliau spontan menjawab: Tidak, itulah
dari setan, sedang setan tidak dibiarkan oleh Allah berbuat sesuatu terhadap diriku.
Di sisi lain, mungkin muncul pertanyaan bagaimana dengan firman Allah: Dan jika engkau
ditimpa sesuatu godaan, maka berlindunglah kepada Allah sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-A'raf: 200). Maksud ayat itu bukan
tertuju khusus kepada Nabi SAW, tapi kepada umatnya, seperti perintah-perintah lain, yang
menurut susunan kalimatnya seakan-akan dihadapkan kepada Nabi SAW. Namun yang dituju
adalah umatnya.
Demikian pula firman Allah: Dan Kami mengutus sebelum kamu seorang Rasul pun, dan
tidak pula seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai suatu keinginan, setan pun
memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan-keinginan itu, Allah menghilangkan apa
yang dimasukkan oleh setan itu, Allah menguatkan ayat-ayat-Nya, dan Allah Maha
Mengetahui dan Maha Bijaksana.
Dalam menafsirkan ayat yang satu ini, banyak ulama tergelincir karena kalimat (tamanna)
diartikan membaca. Sebagai dalilnya dikemukakan kisah Al-Gharanieq yang bohong dan
isapan jempol semata, baik dilihat dari segi akal maupun naqal.
Tahukah anda apakah kisah Al-Gharanieq itu ? Itu sebuah kisah yang sengaja diselundupkan
oleh musuh-musuh Islam, yang kemudian termakan oleh sebagian orang. Konon, Nabi SAW
pernah membaca surat Wannajmi hingga sampai ke ayat: Pantaskah kalian menganggap AlLatta, Al-Uzza, dan Al-Manat ketiganya yang paling kemudian. Lalu meluncurlah dari mulut
Nabi SAW sebagai tambahan kalimat-kalimat: Itulah berhala-berhala tinggi yang diharapkan
syafaatnya. Setelah itu, maka Nabi SAW sujud dan diikuti oleh orang-orang Islam, serta
berhala-berhalanya.
Dalam riwayat yang lain, setanlah yang menginginkan kata-kata itu melalui lidah Nabi SAW
karena Beliau menginginkan sesuatu yang dapat mendekatkan dirinya kepada kaumnya.
Maka, setelah kejadian itu hati beliau menjadi sedih, dan Allah menurunkan ayat tersebut
untuk menghibur kegundahan hati Nabi SAW. Demikianlah kisah-kisah bohong yang sengaja
dihembuskan
oleh
musuh-musuh
Islam
mengenai
kisah
Al-Gharanieq.
Tafsiran ayat itu yang benar dan sah seperti yang diuraikan oleh As-Syaikh Abdul Aziz AbDabbagh, bahwa Allah tidak mengutus seorang Rasul atau Nabi melainkan Rasul itu
mengharapkan sepenuhnya dan menginginkan dengan sungguh-sungguh agar umatnya
beriman. Sebagaimana firman Allah: Maka, barangkali kamu membinasakan dirimu,
karena bersedih hati, sesudah mereka berpaling sekiranya mereka tidak beriman
kepada keterangan ini. (Al-Kahfi: 6).
Dalam surat Yunus: 103: Dan sebagian besar manusia tidak beriman, walaupun
kamu sangat mengingnkannya. Juga di dalam surat Yunus: 99: Apakah kamu hendak
memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya.
Umat yang dihadapi para Nabi dan Rasul itu berbeda-beda, seperti firman Allah: Akan
tetapi mereka berselisih, maka diantara mereka ada yang beriman, dan ada
diantaranya yang kafir. (Al-Baqarah: 253).
Begitulah polah tingkah setan yang sudah berjanji kepada Allah untuk selalu menggoda
manusia terus berlanjut sampai kiamat tiba. Sebuah hadist dari Ibnu Mas'ud, bahwa Nabi
SAW bersabda: Tak seorang pun diantara kalian, melainkan Allah mengikutsertakan
kepadanya seorang jin dan malaikat. Ada sahabat yang bertanya: Apakah engkau juga
demikian, ya Rasulullah ? Nabi menjawab, Juga aku. Hanya saja Allah menolongku, maka
aku terlindung dari gangguannya.
Madi & Ifat
40
Meskipun Allah sudah menggaransi untuk melindungi Nabi SAW dari gangguan setan, toh
Rasulullah secara tegas tetap menyatakan perang dengan setan, sekaligus memberi teladan
bagaimana cara kita menghadapi setan, yakni hanya dengan memohon perlindungan kepada
Allah. Tentu, sebagai umatnya kita pun harus pegang prinsip tak ada kompromi dengan setan.
(SNY- sumber: Insan Kamil/fosmil)
Syaitan itu lalu menyuruh manusia supaya mengerjakan amal baik dengan sempurna
sebab kalau tidak sempurna nanti dicela oleh orang lain. Orang-orang yang terpelihara
tentu menolaknya dan akan berkata; Untuk saya cukup dinilai oleh Allah sahaja dan tidak
ada faedahnya beramal kerana manusia. Ini adalah isyarat supaya manusia Riya' dalam
amalnya.
5.
Setelah itu syaitan menancapkan perasaan dalam hati orang yang beramal dengan
mengatakan; Betapa tingginya darjatmu dapat beramal sholeh dan betapa pula cerdikmu
dan kesempurnaanmu. Orang-orang yang baik akan menjawab bahawa semua keagungan
dan kesempurnaann itu kepunyaan Allah, bukan kekuatan atau kekuasaan aku. Allahlah
yang memberi taufiq kepadaku untuk mengerjakan amal yang Ia redhoi, dan memberikan
ganjaran yang besar dengan anugerah kurniaNya. Jika sekiranya tanpa kurnia Allah, maka
apalah harganya amalku ini dibandingkan dengan banyaknya nikmat Allah kepadaku, di
Madi & Ifat
41
samping dosaku yang banyak pula. Tidak dapat berkata-kata dan mengamalkan begini
melainkan mereka yang mempunyai ilmu pengetahuan tentang Ilmu Tasauf atau Ilmu
Makrifat.
6.
Setelah jalan kelima gagal, maka syaitan mengajukan jalan yang keenam. Jalan ini
lebih hebat dari yang disebut tadi, dan tidak akan bisa selamat terhadapnya kecuali orang
yang cerdik dan hidup fikirannya. Syaitan itu berkata, membisikkan di hati manusia:
"Bersungguh-sungguhlah engkau beramal dengan Sir, jangan diketahui oleh manusia
sebab Allah jualah yang akan menzhohirkan amalmu nanti terhadap manusia dan akan
mengatakan bahawa engkau adalah seorang hamba Allah yang ikhlas". Syaitan itu
mencampur-baurkan terhadap setiap orang yang beramal dengan amal tipuannya yang
lemah sekali. Dengan ucapannya itu, syaitan bermaksud untuk memasukkan sebahagian
daripada penyakit Riya'. Orang yang terpelihara oleh Allah akan menolak ajakan syaitan
itu dengan mengatakan; Hai Malaun (yang dilaknat) tiada henti-henti engkau
menggodakaku untuk merosakkan amal dan ibadatku dengan berbagai-bagai jalan dan
sekarang engkau berpura-pura seolah-olah akan memperbaiki amalku, padahal
maksudmu untuk merosakkannya. Aku ini hamba Allah dan Allahlah jua yang menjadikan
aku. Kalau Allah SWT. berkehendak menzhohirkan amalku atau menyembunyikannya; dan
kalau berkehendak menjadikan aku mulia atau hina, ini adalah urusan Allah. Aku tidak
gelisah apakah amalku itu diperlihatkan oleh Allah kepada manusia atau tidak kerana itu
bukan urusan aku sebagai seorang hamba Allah.
7.
Setelah gagal syaitan itu menggoda dengan jalan keenam, maka ia menggoda lagi
dengan jalan ketujuh dengan mengatakan; "Hai manusia..tidak perlu engkau
menyusahkan dirimu untuk beramal ibadah, kerana jika engkau telah ditetapkan oleh
Allah pada masa azali dan dijadikan makhluk yang bahagia, maka tidak menjadi mudorat
apa-apa bagi engkau untuk meninggalkan amal, engkau akan tetap menjadi seorang yang
bahagia. Sebaliknya jika engkau dikehendaki Allah menjadi orang yang celaka, maka tidak
ada gunanya lagi engkau beramal dan tetaplah engkau celaka".Orang-orang yang
terpelihara oleh Allah tentu akan menolak godaan ini dengan mengatakan:
Aku ini seorang hamba, berkewajipan menurut perintah Tuhanku. Tuhan Maha
Mengetahui , menetapkan sekehendakNya dan berbuat apa saja yang dikehendakiNya.
Amalku tetap akan bermanfaat, walau bagaimanapun keadaanku. Jika aku dijadikan
seorang yang seorang yang berbahgia, aku tetap perlu beribadah untuk menambah
pahala, dan jika aku dijadikan seorang yang celaka, aku tetap harus beramal ibadah,
supaya tidak menjadi penyesalan bagi diriku meninggalkan amal itu.
Jika sekiranya aku dimasukkan neraka, padahal aku taat, aku lebih senang daripada jika
dimasukkan neraka kerana aku maksiat. Tetapi tidak akan demikian keadaannya kerana
janji Allah pasti terjadi dan sabdaNya pasti benar. Allah telah menjanjikan kepada siapa
yang beramal taat kepadaNya akan diberi ganjaran. Siapa-siapa yang meninggal dunia
dalam keadaan beriman dan taat kepada Allah, tidak akan dimasukkan ke dalam neraka
dan pasti akan dimasukkan ke Syorga. Jadi masuknya, seseorang ke Syurga bukanlah
kerana kekuatan amalnya, tetapi kerana janji Allah semata yang pasti dan suci.
Oleh kerana itu, sedarlah wahai hamba Allah, semoga Allah memberi rahmat kepadamu,
sesungguhnya urusan taat kepada Allah seperti yang engkau lihat dan dengar bahawa
banyak sekali godaan dan tipuan syaitan untuk menggagalkannya. Qiyaslah segala urusan
dan tingkah laku kepada keadaan tersebut, dan bermohonlah pertolongan kepada Allah
agar engkau dilindungi dan dipelihara dari kejahatan syaitan ini, kerana sega sesuatu
benda di bawah kekuasaan Allah dan kepada Allah kita mohon Taufiq untuk mendapatkan
keridhoaanNya.
TIDAK ADA DAYA UNTUK MENINGGALKAN MAKSIAT DAN TIDAK ADA KEKUATAN UNTUK
MENGERJAKAN TAAT, KECUALI DENGAN PERTOLONGAN ALLAH YANG MAHA LUHUR DAN
MAHA AGUNG
42
Mengenal Jin
" Sesungguhnya jin dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak
bisa melihat mereka." (Al Quran, surat Al A'raf : 27)
Makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa. Di antara
yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan yang
berarti istitar (tersembunyi). Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan
halus, sedangkan setan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan.
Iblis adalah gembongnya setan.
Apakah Jin itu?
Jin dinamakan jin karena wujudnya yang tersembunyi dari pandangan mata manusia. Firman
Allah, "Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang
kamu tidak bisa melihat mereka."(QS. Al A'raf 27).
Kalau pun ada manusia yang dapat melihat jin, jin yang dilihatnya itu adalah yang sedang
menjelma dalam wujud makhkuk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Dalam sebuah
hadis, Nabi SAW bersabda, "Setan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun
atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di
tanganku. Kalau bukan karena adanya doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia."(HR
Al Bukhari).
43
Ikrimah, Mujahid dan Adhdhak berpendapat bahwa yang dimaksud "api yang sangat panas"
(nar al-samum) atau "nyala api" (nar) dalam firman Allah di atas ialah "api murni". Ibnu Abbas
pernah pula mengartikannya "bara api", seperti dikutip dalam Tafsir Ibnu Katsir.
Mengubah bentuk
Setiap makhluk diberi Allah kekhususan atau keistimewaan tersendiri. Salah satu kekhususan
jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin kafir (setan) pernah menampakkan diri dalam
wujud orang tua kepada kaum Quraisy sebanyak dua kali. Pertama, ketika kaum Quraisy
berkonspirasi untuk membunuh Nabi SAW di Makkah. Kedua, dalam Perang Badr pada tahun
kedua Hijriah, seperti diungkapkan Allah di dalam surat Al Anfal: 48.
Jin beranakpinakdan berkembang biak. Allah memperingatkan manusia agar tidak terkecoh
menjadikan iblis (yang berasal dari golongan jin) dan keturunan-keturunannya sebagai
pemimpin sebab mereka telah mendurhakai perintah Allah (QS. Al Kahfi: 50).
Banyak orang menganggap bahwa jin bisa hidup terus dan tidak pernah mati, namun
sebenarnya ada hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi SAW berdoa:
"Anta al-hayyu alladzi la yamutu, wa al-jinnu wa al-insu yamutuna - Ya Allah, Engkau hidup
tidak mati, sedangkan jin dan manusia mati." (Bukhari: 7383, Muslim : 717)
Tempat-tempat Jin
Banyak perbedaan antara manusia dengan jin, namun persamaannya juga ada, di antaranya
sama-sama menghuni bumi. Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan
kemudian jin juga bisa tinggal bersama manusia di rumah manusia, tidur di ranjang dan
makan bersama manusia. Tempat yang paling disenangi jin adalah WC, tempat manusia
membuka aurat. Agar aurat kita terhalang dari pandangan jin ketika kita masuk ke dalam WC,
hendaknya kita berdoa yang artinya, "Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari (gangguan)
setan laki-laki dan setan perempuan." (HR At-Turmudzi).
Setan suka berdiam di kubur dan di tempat sampah. Apa sebabnya, Quran sengaja tak
menjelaskan secara rinci. Mungkin karena kuburan sering dijadikan sebagai tempat
bermeditasi oleh tukang sihir (paranormal). Nabi SAW melarang kita tidur menyerupai setan.
Setan tidur di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur dalam keadaan
bertelanjang menarik perhatian setan untuk mempermainkan auratnya.
Sudah menjadi komitmen setan akan senantiasa menggoda manusia agar durhaka kepada
Allah. Oleh karena itu setan terus menerus mengincar manusia, setiap saat menyertai
manusia sehingga setan itu disebut pula sebagai qarin bagi manusia, artinya "yang
menyertai" manusia. Setiap manusia disertai setan yang selalu memperdayakannya, bahkan
manusia dan qarin-nya akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Allah berfirman,
artinya: "Yang menyertai dia (qarin-nya) berkata (pula): "Ya Tuhan kami, aku tidak
menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh." (QS. Qaf: 27).
sumber : Amanah online
44