Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Volume 20 Nomor 3
Desember 2014
Susunan Redaksi
(The Composition of The Editorial)
Pengarah
(Adviser)
Penanggung jawab
(Officially Incharge)
Dewan Penyunting
:
(Board of Editors)
Redaktur/Penyunting Penyelia : Dr. Halim, S.H., M.H.
Penyunting
Penyunting Tamu
Sekretariat
Alamat (Address)
Salam Redaksi
Pembaca yang terhormat,
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terbitnya Jurnal Administrasi Negara edisi
Desember 2014. Pada edisi ini, Jurnal Administrasi Negara tampil kali ketiga dengan
format penulisan yang mengikuti standar penerbitan jurnal yang telah ditetapkan
dalam Peraturan dan Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah yang termuat dalam
Peraturan Menteri di bidang Pendidikan dan peraturan pelaksanaannya.
Sebagaimana edisi sebelumnya, redaksi berharap tulisan-tulisan yang dimuat
benar-benar memenuhi standar yang telah ditetapkan tersebut sehingga kualitas
publikasi tulisan dalam Jurnal Administrasi Negara dapat terjamin tingkat keilmiahan,
orisinalitas, dan prosedurnya. Dengan demikian, bolak-balik koreksi tulisan antara
mitra bebestari dan dewan penyunting dengan kontributor tulisan menjadi tidak
terhindarkan. Hal ini tentunya akan bermanfaat pula bagi para kontributor tulisan
sebagai proses pembelajaran untuk mulai menyesuaikan diri dengan standar dan
mekanisme yang ditetapkan.
Terima kasih redaksi sampaikan kepada Frida Chairunisa dan Muhammad
Firdaus, Abdul Rahman, Wahidin, Nuraeni Sayuti dan Abdul Malik Faisal, serta Halim,
Azwar Anas, dan Rohana Thahier, yang dengan sabar telah berupaya keras
memperbaiki tulisannya sesuai koreksi dari pihak mitra bebestari dan dewan
penyunting. Terima kasih juga redaksi sampaikan kepada pihak STIA-LAN Makassar
yang tetap mendukung dari segi biaya bahkan mendorong profesionalisme dan
objektivitas dalam penerbitan ini.
Pada kesempatan ini pula redaksi mengundang para calon kontributor yang
ingin mempublikasikan hasil penelitiannya untuk segera mengirimkan tulisannya
kepada redaksi. Akhir kata, semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,
para kontributor, dan bangsa Indonesia. Salam Perubahan.
Redaksi JAN
ISSN : 1410-8399
Desember 2014
DAFTAR ISI
Model Knowledge Management
(Studi Perbandingan Bappeda Kota Surabaya Dan Kabupaten Sragen)
Knowledge Management Models
(A Comparative Study of Local Planning Boards in the City of Surabaya
and in Sragen Local)
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus ................................................... 99 - 114
Measuring The Impact of Modernized Tax Administration System
on Tax Compliance by Tax Sanction, Tax Morale, and Tax Service
as Intervening Variables
Mengukur Dampak Sistem Administrasi Perpajaan Modern Terhadap
Kepatuhan Perpajakan dengan Sanksi Pajak, Moral Pajak dan
Pelayanan Pajak Sebagai Variabel Perantara
Abdul Rahman ............................................................................................... 115 -125
Implementasi Kebijakan Transportasi Kota Dilihat dari Aspek
Ketersediaan Sumber Daya Manusia (Studi Kasus Kota Makassar)
City Transportation Policy Implementation Viewed from The Aspect
of Human Resources Availability (Case Study Makassar)
Wahidin .......................................................................................................... 126 - 132
Kualitas Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor di Provinsi Sulawesi Selatan
Service Quality of Vehicle and Vehicle Sales Tax
in South Sulawesi Province
Nuraeni Sayuti dan Abdul Malik Faisal ....................................................... 133 - 143
Etos Kerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Kecamatan Galesong Selatan
Kabupaten Takalar
Civil Services Ethos Work on Office of South Galesong Subdistrict
of Takalar District
Halim, Azwar Anas dan Rohana Thahier ..................................................... 144 - 157
Jurnal
Administrasi Negara
Abstrak
Pada era globalisasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi sangat
cepat dan kedua hal tersebut merupakan daya saing organisasi untuk mengembangkan
diri. Konsekuensinya, dalam mengerjakan tugas pokok dan fungsi harus berbasis
pengetahuan dan bukan common sense. Oleh karena itu knowledge management
menjadi penting keberadaannya dalam setiap organisasi. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat Model Knowledge Management, khususnya terkait dengan akuisisi,
diseminasi, dan aplikasi pengetahuan pada Bappeda Kota Surabaya dan Kabupaten
Sragen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data diperoleh
melalui angket yang disebarkan kepada kepada pegawai Bappeda pada Kota Surabaya
dan Kabupaten Sragen. Kedua daerah dan instansi di masing-masing daerah dipilih
secara purposive. Dalam hal ini peneliti berasumsi bahwa instansi Bappeda karena
tuntutan tugas dan fungsinya sangat tergantung pada pengetahuan. Hasil penelitian
menunjukkan adanya perbedaan dalam hal akuisisi pengetahuan antara kedua kota
tersebut. Kota Surabaya banyak menggunakan teknologi dalam mengakusisi
pengetahuan seperti pra-musrembang secara online. Sedangkan kabupaten Sragen
masih menggunakan cara konvensional melalui rembuk warga. Untuk diseminasi
pengetahuan kedua kota tersebut memiliki kesamaan model yaitu menggunakan eGovernment. Sedangkan dalam mengaplikasikan pengetahuan kedua kota tersebut
baru sebatas dalam bentuk SOP, notulen rapat, dan belum memiliki penerbitan berkala
seperti jurnal dan majalah.
Kata kunci: Knowledge Management, Akusisi, Diseminasi, dan Aplikasi Pengetahuan.
Abstract
In the era of globalization, the advancement of science and technology take place in
amasingly fast pace, and both are determinant of organizational competitiveness in
advancing itself. Consequently, the execution of tasks and functions must be knowledgebased rather than a common sense. Therefore, knowledge management becomes
important for every organization. This study attempts to investigate knowledge
management, especially in relation to acquisition, dissemination and application of
100
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
nowledge at the Planning Board of Sragen Regency and the City of Surabaya. This
study employs a descrtiptive quantitative method. Data were gathered using
questionnaires distributed to staff at the Planning Board of Sragen Regency and City of
Surabaya. Both local government and institutions were selected purposively. The
researcher assumes that a Planning Board, by the nature of its functions, is a type of
organization which is highly reliant knowledge. The results of the study shows that
there are differences between planning Boards in both local governments in terms of
knowledge acquisition. The city of Surabaya intensively employs technology in acquiring
knowledge such as online local planning deliberation (e-Musrenbang). Sragen regency
on the other hand uses a rather traditional method called Citizen Deliberation (rembuk
warga). For dissemination of knowledge, both local governments share the similar
models, that is using e-Government. In the application of knowledge both local
governments are in the stage of using standard operational procedures, meeting
minutes, and they both have not run publications such as journal or magazine.
Keywords: Knowledge Management, knowledge Acquisition, knowledge Dissemination,
knowledge Application.
PENDAHULUAN
Huang, Siau et al. (2005)
mengatakan bahwa saat ini dimana
persaingan pasar yang ketat menjadikan
pengetahuan sebagai sumber penting
dan terstruktur untuk meningkatkan
kinerja organisasi. Pada era ini,
pengetahuan menjelma menjadi asset
bernilai tinggi. Sebagian negara yang
miskin dari sumber daya alam, namun
bisa mengangkat diri sejajar dengan
negara-negara maju berkat kemampuannya mengelola pengetahuan sebagai aset
strategis. Namun masih terdapat
kesenjangan dalam kemampuan
mengelola pengetahuan antara negara
maju dan negara berkembang. Negara
maju, dibandingkan negara berkembang,
sudah memperlakukan pengetahuan
sebagai suatu asset yang strategis dan
menentukan kemajuan perekonomian
dan daya saing mereka dalam kancah
internasional. Hal tersebut dimungkinkan karena kemampuan Negara tersebut
memperlakukan pengetahuan sebagai
asset yang bernilai ekonomi tinggi.
Terabaikannya knowledge management
di Negara berkembang disebabkan
terutama karena apresiasi terhadap nilai
pengetahuan masih rendah.
Hal yang sama dapat dilihat antara
sektor swasta dan publik. Pada sektor
publik, terabaikannya knowledge
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
101
102
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
METODE PENELITIAN
Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan
pendekatan Survei, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan data
sampel responden. Data yang terkumpul
dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriftif pada semua variable dan lokus.
Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh pegawai pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kota Surabaya dan
Kabupaten Sragen. Dengan alasan bahwa
kedua lokus memiliki kelebihan antara
lain dalam mengelola pemerintahan
dengan menggunakan teknologi sehingga
tinggi penerimaan asli daerahnya serta
masih banyak hal lainnya.
Oleh karena banyaknya Satuan Kerja
Perangkat Daerah pada kedua lokus
penelitian ini maka peneliti menarik
sampel secara purposive, yaitu pegawai
yang ada pada BAPPEDA, sebanyak 50
orang pegawai pada kedua lokus
penelitian yaitu: Kota Surabaya dan
Kabupaten Sragen. Dengan asumsi
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
103
Hasil
olah
data
primer
memperlihatkan bahwa pada Bappeda di
kedua daerah tidak ada yang menyatakan
pengelolaan pengetahuan merupakan
bagian dari strategi instansi mereka
untuk meningkatkan kinerja. Secara
spesifik, responden pada Bappeda
Kabupaten Sragen kebanyakan (34,8%)
berpendapat pernah mendengar
mengenai manajemen pengetahuan.
Namun demikian, mereka tidak dapat
menjelaskan secara spesifik kegiatan
seperti apa yang mereka lakukan yang
sifatnya mengelola pengetahuan. Pada
Bappeda Kota Surabaya jawaban
dominan mencapai 66,7%, yakni dari
responden yang mengatakan bahwa
instansinya melaksanakan pengelolaan
pengetahuan dengan nama lain.
Mengingat fungsi Bappeda yang sangat
penting maka seyogyanya SKPD ini
mendapatkan perhatian khusus. Bagus
tidaknya pengelolaan pengetahuan juga
dapat berdampak pada kegiatan dan
kinerja SKPD lain dalam lingkup suatu
Kabupaten atau Kota.
Selanjutnya kepada responden
ditanyakan tentang tingkat penggunaan
manajemen pengetahuan. Secara spesifik
ditanyakan apakah instansi mereka
menggunakan pengelolaan pengetahuan,
dengan alternatif jawaban:
a. Tidak pernah ada sama sekali
b. Tahap baru lahir
c. Tahap pengenalan
d. Tahap pertumbuhan
Pendapat responden pada Bappeda
Kabupaten Sragen cenderung konsisten
dimana jawaban dominan 43,3 persen,
yakni mereka yang mengatakan
penggunaan pengelolaan pengetahuan
pada tahap pengenalan dan hanya 26,1
persen yang mengatakan sudah pada
tingkat pertumbuhan. Meskipun
demikian yang menyatakan belum
menggunakan sama sekali realtif cukup
tinggi juga, yakni mencapai 21,7 persen.
Bappeda Kota Surabaya kelihatannya
104
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
105
a. Tidak ada
b. Rapar rutin
Diseminasi
106
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
107
108
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
109
110
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
yang
Selalu
Kadang-kadang
Jarang
Tidak pernah
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
111
112
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
113
114
Frida Chairunisa dan Muhammad Firdaus / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no .3 (2014) / 99 - 114
Jurnal
Administrasi Negara
Abstrak
Sektor pajak adalah sumber utama penerimaan negara di beberapa belahan dunia.
Peran pentingnya untuk pembangunan dan pembiayaan operasional membuat suatu
negara secara terus menerus melakukan perbaikan di segala sektor pajak melalui
reformasi perpajakan. Salah satu elemen reformasi adalah memodernisasi administrasi
perpajakan. Administrasi pajak menjadi pilihan karena dalam sistem perpajakan,
administrasi pajak memegang peranan penting sebagai pengorganisasi data,
pengolahan data sampai dengan penyetoran uang pajak. Secara umum, penerapan
sistem administrasi perpajakan modern telah menghabiskan secara signifikan uang
negara, sehingga perlu dievaluasi secara menyeluruh sebagai bentuk
pertanggungjawaban negara kepada masyarakat. Paper ini menawarkan sebuah model
untuk mengevaluasi penerapan sistem administrasi perpajakan modern dengan
menggunakan analisis jalur untuk mengukur dampak sistem ini terhadap kepatuhan
perpajakan dengan sanksi pajak, moral pajak, dan pelayanan pajak sebagai variabel
perantara. Dengan menerapkan model ini, diharapkan akan ditemukan faktor-faktor
dengan kontribusi terendah yang akan diperbaiki untuk mencapai sistem perpajakan
yang optimal.
Kata kunci: evaluasi, modernisasi, variable perantara, kepatuhan, analisis jalur
Abstract
Tax sector is a main source of government income in the worldwide. Its important role
for developing and financing operations makes government continuously to conduct
improvements in various sectors of taxation through tax reform. One element of the
reform is to modernize the tax administration. Tax administration to be an option
because in the taxation system, tax administration plays an important role that handles
organizing data, collecting and managing tax until remittance of the tax money. In
general, the implementation of modernizing the tax administration has spent
significantly the public fund so that it must be evaluated comprehensively as a
manifestation of accountablity from government. This paper offers a model to evaluate
the implementation of modernized tax administration system by using the path analysis
116
Abdul Rahman / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no.3 (2014) / 115 - 125
to measure the impact on the tax compliance with the tax sanction, tax morale, and
tax service as an intermediary variable. By exerting this model, it is expected to find
factors that have the lowest contribution, which then to be improved to achieved the
optimal tax system.
Keywords: evaluation, modernization, interventing variable, compliance, path
analysis.
INTRODUCTION
The World Bank and OECD report
implicitly inform us about there still
exists the countrys dependence on
revenue from the tax sector. This is not
surprising because almost 90% of
countries in the world imposes a tax for
people that are used to finance the
construction, maintenance, and
operations of the government. The
considerable dependence to achieve a
self-sufficient nation makes the
government continuously to do
improvements in the tax sector through
tax reform.
One element of tax reform is to
modernize tax administration. Reforms
in this sector is very important because
of its large role covering namely mapping
taxpayers, tax collection, management
and utilizing the tax money. Moreover,
the need of public to get the better service
in tax administration become increases
yearly. Furthermore, it is no secret that
the implementation of modernizing tax
administration expends massively the
public fund to transfer the technology,
to develop or improve the infrastructure
and human resource capacity building
including to increase the administrator
income. The magnitude of utilizing
public money lead to the extent of public
demands towards the results of these
modernization activities. Therefore they
should be evaluated in order to improve
this sector so that expectations and
demands of the public can be fulfilled
as a manifestation of government
accountability. The main question is
whether there is an evaluation model
providing a comprehensive overview
Abdul Rahman / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no.3 (2014) / 115 - 125
117
RESULT
where:
r = r count = coefficient of
correlation
Xi = sum score of items
Yi = total score (all items)
N
=number of respondents.
where:
t = t value
r =correlation coefficient r
result count
n= number of respondents.
Distribution (Table t) for
= 0.05 and degrees of
freedom (df = n - 2) in which
rule-decision:
Source: Riduwan and Engkos A. K, 2010
Abdul Rahman / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no.3 (2014) / 115 - 125
118
If
Conversely
The rule-decision:
If
Conversely
rii =
k =
a) Descriptive Analysis
This analysis was conducted to
describe the condition of the data from
questionnaire results.
Frequency distribution
Determining the range (R) = the
largest point - the smallest point
Determining the number of interval
class by using sturger formula:
The number of classes = 1 + 3.3 log n,
n = number of data / samples
Determining the length of the class
interval (p) by means
Mean
= sum
fi = frekuensi to-i
Xi = the value of the data to i
Median
Me = median
= number of respondents
Abdul Rahman / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no.3 (2014) / 115 - 125
Mo = mode
b =lower limit of the modal class
(class interval with the highest
frequency)
p =class length mode
b1 = frequency of modal class
minus the frequency of the class
interval with a smaller class
before the class mark mode
b2 = frequency of modal class minus
the frequency of the class interval
with the larger class after class
mark mode.
Standard Deviation
SD =
n =
=
Xi =
Standard Deviation
lots of data
sum
the value of the data to-i
Variance
119
b. Path Analysis
This analysis was first developed in
the 1920s by a geneticist, namely Sewall
Wright (Joreskog and Sorbon, 1996;
Johnson & Wichernj, 1992). Path Analysis
is a technique for estimating the effects
a set of independent variables has on a
dependent variable from a set of
observed correlations, given a set of
hypothesized causal asymentric relation
among the variables. The main objective
of path analysis is a method of measuring
the direct influence along each separate
path in such a system and thus of finding
the degree to which variation of a given
effect is determined by each particular
cause. The method depend on the
combination of knowledge of the degree
of correlation among the variables in a
system with such knowledge as many
possessed of the causal relations
(Maruyama, 1998:16).
Therefore, the path analysis models
were used to analyze the pattern of
relationships between variables in order
to determine the direct and indirect effect
of set of independent variables
(exogenous) toward the dependent
variable (endogenous) (Riduwan and
Engkos, 2010). The assumptions that
underly the use of Path Analysis are:
Characteristics of relationship
between the variables are normal,
homogeneous, linear, and adaptive
There is a one-way causal in which
this relationship is proven by
correlation test
The
dependent
variable
(endogenous) has minimaly ratio and
interval scale
Abdul Rahman / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no.3 (2014) / 115 - 125
120
1.63
n
2) Test of Regression
To determine the influence between
variables and whether the dependent
variable (Y) can be predicted/predictable
if the independent variable (X) is known,
then it is accomplished the regression
test. The formula is:
Simple regression equation: y = a + bX
Y b.X
a
b=
n.XY - X.Y
nX2 - (X)2
where:
r
Xi=
Yi =
Number of respondents.
Abdul Rahman / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no.3 (2014) / 115 - 125
121
Interval Coefficient
0.800 to 1.000
0.600 to 0.799
0.400 to 0.599
0.200 to 0.399
0.000 to 0.199
Level Relations
very strong
strong
strong enough
low
very low
122
Abdul Rahman / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no.3 (2014) / 115 - 125
Abdul Rahman / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no.3 (2014) / 115 - 125
123
124
Abdul Rahman / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no.3 (2014) / 115 - 125
Abdul Rahman / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no.3 (2014) / 115 - 125
125
REFERENCES
Alm, James, and Benno Torgler, 2006. Culture
differences and tax morale in the United
States and in Europe. Journal of
Economic Psychology 27.2, 224-246.
Arviansyah, Egon Berghout, Chee-Wee
Tan,.2011. Evaluation of ICT
Investment in Healthcare: Insights and
Agenda for Future Research. University
of Groningen.
Devano, Sony, dan Siti Kurnia. 2006.
Taxation: Concept, Theory, and Issue.
Jakarta: Kencana, .
Doran, Michael. Tax Penalties and Tax
Compliance (December 10, 2008). Harvard
Journal on Legislation, Vol. 46, 2009.
Johnson, Richard A. & Dean W. Wichern,
1992. Applied Multivariate Statistical
Analysis. New Jersey: Prentice Hall.
Engjewood Cliffs.
Joreskog, K.G. & Dag Sorbom, 2006. Lisrel 8:
Users Reference Guide, Scientific
Software International, Chicago: Inc.
Lederman, Leandra. 2003. Tax Compliance
and the Reformed IRS. George Mason
Law & Economics Research Paper No.
03-13; U of Texas, Public Law Research
Paper No. 50.
Maruyama, Geoffey M. 1998. Basic of
Structural Equation Modeling. USA:
Sage Publication, Inc.
Nasucha,
Chaizi.
2004.
Public
Administration Reform: Theory and
Practice. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.
OECD Economic Outlook, 2013.
Parasuraman, A., Zeithaml, V.A dan Berry,
L.L.1985. A Conceptual Model of
Service Quality and Its Implications for
Future Research, Journal of Marketing,
Vol. 49, Fall, p. 41-50.
Parasuraman, A., Zeithaml, V.A dan Berry,
LL. 1990, Journal of Retailing, Vol. 64,
Spring, p. 12-40.
Riduwan and Engkos A.K. 2010. The Way in
Using and Meaning of Path Analysis.
Bandung: Alfabeta.
Riduwan. 2004. Statistic for Agency and
Institution of Government/Private. First
Printing Bandung: Alfabeta.
Sofyan, Taufan Marcus. 2005. Effect of
Implementation of Modern Tax
Administration System to Taxpayer
Compliance at Tax Regional Office for
Large Taxpayer. Undergraduate Thesis,
State College of Accountancy.
Jurnal
Administrasi Negara
Wahidin
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara, Makassar.
e-mail: wahidin@lan.go.id
Abstrak
Masalah transportasi di Kota Makassar sudah berada pada kondisi yang sudah
memprihatinkan dimana para pengguna jalan tidak lagi merasa nyaman, aman dan
tenang berkendaraan disebabkan karena kemacetan, kecelakaan, dan pelanggaran
lainnya, para pengguna jalan tidak lagi peduli pada peraturan lalu lintas dan angkutan
jalan yang telah dikeluarkan pemerintah, yakni Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ketersediaan sumber daya manusia (implementor) pada Dishub Kota Makassar belum
memadai baik kuantitasnya maupun kulaitasnya, sehingga berdampak pada sistem
transportasi di Kota Makassar belum efektif dan efisien.Untuk itu Dishub Kota
Makassar seyogianya memfokuskan pada pengadaan dan pengembangan sumber daya
manusia dalam rangka mewujudkan transportasi dalam Kota Makassar yang efektif
dan efisien (tertib, nyaman, aman dan murah).
Kata kunci: Pemerintah Kota, Implementasi Kebijakan, Ketersediaan Sumber Daya
Manusia.
Abstract
Transportation problems in Makassar has already been in quiet poor conditions that
road users have no longer feel comfortable, safe and quiet driving due to congestion,
accidents, and other violations. Road users have no longer care about traffic rules
and road transportation laws which was issued by the government, such as Law No.
22 of 2009 on Traffic and Transportation. The result of this research showed that the
availability of human resources (implementor) in Makassar City Transportation Service
Unit is inadequate both in its quantity and quality. Thus, the impact on the
transportation system in the city of Makassar was still ineffective and inefficient. In
relation to that Makassar City Transportation Service Unit should focussed on
recruitment and human resource development, in order to create effective and efficient
transportation in the city of Makassar (orderly, comfortable, safe and cheap).
Keywords: City Government, Policy Implementation, Human Resource Availability.
PENDAHULUAN
Sejak Indonesia merdeka di tahun
1945 pada masa itu pula Indonesia mulai
membenahi diri melalui berbagai program
pembangunan, baik pembangunan fisik
maupun pembangunan non fisik untuk
mengejar ketertinggalan dengan negaranegara lain di dunia. Pembangunan fisik
maupun pembangunan non fisik
keduanya tidak bisa dipisahkan karena
saling menopang satu sama lain.
Pada saman Orde Baru (Orba)
sasaran pembangunan diarahkan pada
sektor pembangunan fisik karena saat itu
sangat dibutuhkan sarana dan prasarana
(infrastruktur) misalnya pembangunan
gedung, jalan, jembatan, pelabuhan,
bandara dan lain-lain sebagai prasarana
untuk mendukung proses pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan di
seluruh wilayah Republik Indonesia.
Selain pembangunan fisik yang
dilakukan pemerintah kota, juga
pemerintah kota melakukan pengembangan sumber daya manusia dalam
rangka meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya melalui pendidikan
formal jenjang Diploma, Strata Satu,
Strata Dua dan Strata Tiga. Pengembangan
sumber daya manusia merupakan salah
satu kebijakan strategis pemerintah kota
yang telah dilakukan dalam rangka
meningkatkan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia (pegawai)
sebagai aset organisasi yang sangat
berharga dan memegang peranan penting
dalam organisasi sebagai perencana,
pengambil keputusan, pelaksana,
pengendali dalam pelaksanaan kegiatan.
Begitu besarnya peranan sumber
daya manusia dalam organisasi
dibanding dengan sumber daya lainnya,
diharapkan bagi setiap pimpinan
organisasi senantiasa memberi perhatian
kepada sumber daya manusia agar lebih
termotivasi untuk meningkatkan
kinerjanya dan pada gilirannya akan
meningkatkan kinerja organisasi. Selain
meningkatkan pengetahuan dan
127
128
129
130
131
132
1.
2.
3.
4.
Communication
Resources
Dispotition
Bureaucratic structural.
REFERENSI
Abednego. 2013. Implementasi
Kebijakan Transportasi Darat Kota
Ambon. Makassar: Pasca Sarjana
Universitas Negeri Makassar.
Adisasmitas, Rahardjo dan Adji Sakti
Adisasmita. 2011. Manajemen
Transportasi Darat Mengatasi
Kemacetan Lalu Lintas di Kota
Besar.Yogyakarta. Edisi Pertama.
Graha Ilmu.
Dinas Perhubungan Kota Makassar. 2013.
Laporan Keadaan Pegawai.
Makassar.
Edwards III, C. George. 1980.
Implementing Public Policy.
Congressional Congressional
Quarterly Press (C.Q. Press)
1431422 nd, Street N.W.
Washington D.C. 20037.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi
Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Nugroho, Riant. 2009. Public Policy.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Republik Indonesia. Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Republik Indonesia. Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
Jurnal
Administrasi Negara
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas pelayanan pajak kendaraan bermotor
dan bea balik nama kendaraan bermotor di Provinsi Sulawesi Selatan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif-kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak kendaraan bermotor dan
bea balik nama kendaraan bermotor di Provinsi Sulawesi Selatan yang berjumlah
1.470.526 unit kendaraan, Sedangkan sampel dalam penelitian ini di tentukan melalui
metode simple random sampling, di mana masing-masing dari kabupaten/kota di
Sulawesi Selatan di tarik 10 responden, sehingga jumlah responden keseluruhannya
adalah 240 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pajak
kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor di Provinsi Sulawesi
Selatan cukup baik di tinjau dari dimensi tangible (nyata, berwujud), reliability
(kepercayaan, kehandalan), responsiveness (ketanggapan, kepekaan), assurance
(kepastian, jaminan keamanan) dan emphaty (kepedulian, perhatian). Untuk
meningkatkan kualitas pelayanan, penelitian ini merekomendasikan 3 hal, yaitu: 1)
Penambahan unit-unit pelayanan khusus di seluruh kabupaten/ kota; 2) Peningkatan
kualitas sarana dan prasarana di beberapa UPTD Samsat terutama di Kabupaten
Luwu Utara yang saat ini kantornya berada di gedung cagar budaya, yang terbuat
dari papan dan tidak dapat di renovasi karena masuk dalam kategori di lindungi
Negara; 3) Perlunya sosialisasi tentang tata cara perhitungan pokok wajib pajak yang
harus dibayarkan, sehingga transparansi pelayanan dapat terbangun.
Kata Kunci: kualitas pelayanan, pajak, bea, kendaraan bermotor.
Abstract
This study aims to assess the quality of services of motor vehicle tax and motor vehicles
transfer tax in the Province of South Sulawesi. The method used in this research is
descriptive-quantitative research methods. The population in this study are all
compulsory motor vehicle tax and vehicle title transfer fee in South Sulawesi Province,
amounting to 1,470,526 units of the vehicle, while the sample in this study determined
through simple random sampling method, in which 10 respondents is determined for
each of the districts/cities in South Sulawesi, so the overall number of respondents was
134
Nuraeni Sayuti dan Abdul Malik Faisal / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 133 - 143
240 respondents. The results showed that the quality of service the motor vehicle tax
and motor vehicles transfer tax in the Province of South Sulawesi is quite good in the
dimensions of tangible (real, tangible), reliability (trust, reliability), responsiveness
(responsiveness, sensitivity), assurance (certainty, security) and empathy (caring,
attention). To improve the quality of service, this study recommends three things: 1)
The addition of special care units in all districts/cities; 2) Improving the quality of
infrastructure in some UPTD SAMSAT, particularly in North Luwu District Office that
the office is currently located in the building of cultural heritage, which is made from
the board and should not been renovated in regards to its status as protected by the
State; 3) The need of socialization for taxpayer about the basic calculation procedure
to be paid in order to build a transparent services.
Keywords: quality of service, taxes, duties, motor vehicle.
PENDAHULUAN
Peningkatan pelayanan publik
dilakukan bukan hanya untuk
memenuhi amanat Undang-undang
No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik, tetapi diharapkan dengan
peningkatan kepuasan masyarakat akan
mendorong masyarakat untuk taat dalam
membayar kewajibannya.
Menurut Firmanzah (2012) dalam
www.setkab.go.id bahwa penerimaan
perpajakan sebagai suatu kontributor
terbesar dalam postur pendapatan Negara
(rata-rata 70%) meningkat signifikan
hingga 2011 (baik menggunakan baseline
2001 maupun 2005). Meningkatnya
penerimaan pajak dalam APBN selama
1 dekade terakhir berdampak pada
berkurangnya porsi hutang sebagai
sumber pembiayaan dalam APBN. Rasio
hutang terhadap PDB menukik turun di
titik 24,3% di semester 1 tahun 2012 di
bandingkan 77% di tahun 2001. Defisit
anggaran selama 1 dekade terjaga dengan
baik dengan rata-rata 1,4% (terhadap
PDB). Tahun 2011 defisit anggaran
Negara tercatat sebesar 1,1% atau dapat
di tekan 54% dari tahun 2001 yang
mencapai 2,4%.
Bagi banyak pemerintah daerah
provinsi dan kabupaten/kota yang
sumberdaya alamnya tidak terlalu
menonjol, pajak adalah tumpuan utama
untuk membiayai APBD, sehingga
banyak daerah berusaha menggenjot
penerimaan
pajaknya.
Upaya
Nuraeni Sayuti dan Abdul Malik Faisal / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 133 - 143
135
136
Nuraeni Sayuti dan Abdul Malik Faisal / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 133 - 143
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Sampel
Sampel atau responden dalam
penelitian ini adalah pengguna
pelayanan pajak kendaraan bermotor dan
bea balik nama kendaraan bermotor dari
unit palayanan teknis daerah (kantor
No
1
2
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Responden
188
52
240
%
78,3
21,7
100
Nuraeni Sayuti dan Abdul Malik Faisal / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 133 - 143
No
1
2
3
4
Usia
46 - 55 tahun
36 - 45 tahun
26 - 35 tahun
17 - 25 tahun
Jumlah
Responden %
15
6,6
120
49,2
90
37,6
15
6,6
240
100
No
1
2
3
4
5
Pendidikan
Responden
S2
8
S1
65
Diploma
31
SMU
120
SMP ke bawah
16
Jumlah
240
%
3,3
27,1
12,9
50
6,7
100
137
No
1
2
3
Pekerjaan
Responden
%
Pegawai Negeri Sipil
86
35,8
Swasta
85
35,4
Lain-lain
69
28,8
Jumlah
240
100
138
Nuraeni Sayuti dan Abdul Malik Faisal / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 133 - 143
Nuraeni Sayuti dan Abdul Malik Faisal / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 133 - 143
139
pelayanan
140
Nuraeni Sayuti dan Abdul Malik Faisal / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 133 - 143
Tabel 13
Tanggapan Responden terhadap Sikap
Petugas dalam Menghadapi Keluhan
Pengguna Layanan
Tabel 14
Tanggapan Responden terhadap Kemampuan
Petugas untuk Memberikan Penjelasan
tentang Mekanisme, Persyaratan dan Jumlah
Kewajiban Pembayaran Pajak
Tabel 16
Tanggapan Responden terhadap Keyakinan
Kebenaran Data Pokok Pajak yang Dibayarkan
Nuraeni Sayuti dan Abdul Malik Faisal / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 133 - 143
141
142
Nuraeni Sayuti dan Abdul Malik Faisal / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 133 - 143
Nuraeni Sayuti dan Abdul Malik Faisal / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 133 - 143
143
REFERENSI
Albury, David. 2003. Innovation in the
Public Sector. Discussion Paper.
London : The Mall
Depdagri.go.id. 2011:1.878 Perda
dibatalkan. http://www.ditjenotda.depdagri.go.id/index.php /
categoryblog/65-1878- perdadibatalkan
Boediono, B. 2003. Pelayanan Prima
Perpajakan. Jakarta: Rineka Cipta
Ilham, Arsyam. Mei, Ranmor di Sulsel
sudah 2,2 juta unit. Koran Tribun
Timur, 22 Mei 2012.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi
Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaharuan
Parasuraman, A., V.A. Zeithaml, and L.L.
Berry. 1985. Conceptual of Model
Service Quality and Its Implication
For Future Research. Journal of
Marketing, Vol.49: 41-50.
Republik Indonesia. Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Republik Indonesia. Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Salam, Dharma Setyawan.2002.
Manajemen Pemerintahan di
Indonesia. Jakarta: Penerbit
Jembatan.
UNDESA, 2011 . Laporan Sektor Publik
Dalam Hal Inovasi . http://
www.un.org /en /development/
desa/index.html
Zain, Mohammad. 2007. Manajemen
Perpajakan. Jakarta: Salemba
Empat.
Setkab.go.id. Penerimaan Perpajakan.
http://www.setkab.go.id/artikel5247-html-penerimaan perpajakan
Jurnal
Administrasi Negara
Abstrak
Etos kerja menjadi salah satu tolok ukur terhadap keberhasilan Pegawai Negeri Sipil
dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Penelitian
ini ditujukan untuk memperoleh informasi dan menjelaskan mengenai etos kerja
Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Kecamatan Galesong Selatan. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif-kuantitatif yang dimaksudkan untuk menggambarkan data
penelitian secara interpretatif berlandaskan teori dengan menggunakan tabel frekuensi
skor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etos kerja pegawai negeri sipil ditinjau dari
aspek ide individualisme/independensi termasuk kategori baik. Namun demikian,
indikator manajemen waktu ternyata termasuk dalam kategori buruk disebabkan masih
banyak pegawai yang belum dapat mengelola waktunya dengan baik dalam
melaksanakan pekerjaannya. Di samping itu, etos kerja pegawai negeri sipil ditinjau
dari aspek pengaruh positif bekerja terhadap individu termasuk dalam kategori sangat
baik, yang ditunjukkan dari bagaimana pegawai pada kantor tersebut melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik karena setiap pegawai selalu beranggapan
bahwa pekerjaan yang ia kerjakan akan menghasilkan sebuah pengaruh yang positif
bagi meraka. Oleh karena itu, manajemen waktu yang baik sangat diperlukan demi
terwujudnya efektivitas dan efisensi dalam penyelenggaraan pemerintahan di Kantor
Kecamatan Galesong Selatan.
Kata kunci: etos kerja, pegawai negeri sipil, kantor kecamatan.
Abstract
Work ethic became one of the benchmarks for the success of the Civil Service in carrying
out his job as a public servant. This study aims to obtain information and explain about
the work ethic of the Civil Service in South Galesong District. The method used is
descriptive-quantitative method that intended to describe the data in interpretive research
based theory using frequency table scores. The result of this study showed that the work
ethic of civil servants, in terms of individualism/independency aspects, is categorized
good. However, in terms of time management indicator is categorized bad because
still there are many employees have not been able to manage their time properly in
Halim, Azwar Anas dan Rohana Thahier / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 144 - 157
145
doing their job. In addition, the work ethic of civil servants in terms of positive influence
aspects to individuals is categorized excellent that showed in how well the employees
carrying out their duties and responsibilities. This was based on the view of every
employee that often assumes the work he is doing will produce a positive influence on
himself. Therefore, adequate time management is necessary in order to achieve
effectiveness and efficiency in governance at South Galesong Subdistrict.
Keywords: work ethics, civil service, office of subdistrict.
PENDAHULUAN
Untuk dapat mencapai kefektifan
dan keefisienan pelaksanaan tugas
pokok, etos kerja pegawai tentulah
merupakan salah satu faktor yang sangat
berpengaruh dalam kehidupan
organisasi. Oleh karena itu, etos kerja
menjadi salah satu tolok ukur terhadap
keberhasilan Pegawai Negeri Sipil dalam
melaksanakan pekerjaannya sebagai abdi
negara dan abdi masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 42 Tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil, yang dimaksud
dengan Jiwa Korps PNS adalah rasa
kesatuan dan persatuan, kebersamaan,
kerja sama, tanggung jawab, dedikasi,
disiplin, kreativitas, kebanggaan dan rasa
memiliki organisasi PNS dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pembinaan jiwa korps PNS
dimaksudkan untuk meningkatkan
perjuangan, pengabdian, kesetiaan dan
ketaatan PNS kepada Negara kesatuan
dan Pemerintah Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Salah satu tujuan
Pembinaan Jiwa Korps PNS adalah
Mendorong etos kerja PNS untuk
mewujudkan PNS yang bermutu tinggi
dan sadar akan tanggung jawabnya
sebagai unsur aparatur negara, dan abdi
masyarakat.
Esensi dari stos kerja adalah
memandang pekerjaan tidak sekadar
jalan mencari penghasilan semata,
melainkan untuk menemukan eksistensi
dan martabat sebagai manusia.
146
Halim, Azwar Anas dan Rohana Thahier / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 144 - 157
x 100%
Keterangan :
Skor yang dicapai = Total/Nilai skor (Ns)
Skor maksimal = Skor tertinggi pada
skala likert
Untuk menentukan nilai rata-rata
skor, maka digunakan rumus sebagai
berikut :
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam
penelitian ini ditinjau pada 3 (tiga) aspek,
yakni jenis kelamin, usia, dan tingkat
pendidikan.
Halim, Azwar Anas dan Rohana Thahier / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 144 - 157
Umur
21 30
31 40
41 50
Diatas
51 tahun
Jumlah
Frekuensi
1
5
10
7
Persentase (%)
4,35%
21,77%
43,48%
30,43%
23
100%
147
148
Halim, Azwar Anas dan Rohana Thahier / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 144 - 157
Halim, Azwar Anas dan Rohana Thahier / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 144 - 157
149
150
Halim, Azwar Anas dan Rohana Thahier / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 144 - 157
Tabel 7
Tanggapan Responden tentang
Pernyataan Disiplin dalam Bekerja
Tabel 8
Tanggapan Responden tentang
Pernyataan Kejujuran dalam
Melaksanakan Tugas
Halim, Azwar Anas dan Rohana Thahier / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 144 - 157
151
152
Halim, Azwar Anas dan Rohana Thahier / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 144 - 157
Halim, Azwar Anas dan Rohana Thahier / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 144 - 157
153
154
Halim, Azwar Anas dan Rohana Thahier / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 144 - 157
Halim, Azwar Anas dan Rohana Thahier / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 144 - 157
Tabel 15
Tanggapan Responden tentang
Pernyataan Kepercayaan bahwa
Kerja Memberikan Kesejahteraan dan
Keadilan
155
156
Halim, Azwar Anas dan Rohana Thahier / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 144 - 157
Halim, Azwar Anas dan Rohana Thahier / Jurnal Administrasi Negara, volume 20 no. 3 (2014) / 144 - 157
157
REFERENSI
Anoraga, Pandji. 1992. Psikologi Kerja.
Jakarta: Rineke Cipta.
Geertz, Clifford. 1992. Kebudayaan dan
Agama. Yogyakarta: Kanisius.
Republik
Indonesia.
Peraturan
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004
tentang Pembinaan Jiwa Korps dan
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
Republik
Indonesia.
Peraturan
Pemerintah Nomor 53 tahun 2010
tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil.
Sinungan, Muchdarsyah. 2003.
Produktivitas
(Apa
dan
Bagaimana). Jakarta: Bumi Aksara
Suseno, Frans Magnis. 1978. Menuju
Etos Pekerjaan yang Bagaimana.
Jakarta: LP3ES.
Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim
Organisasi. Jakarta: Salemba
Empat.
PEDOMAN PENULISAN
JURNAL ADMINISTRASI NEGARA
A. Tujuan dan Ruang Lingkup
Jurnal Administrasi Negara menyediakan tempat untuk mempublikasikan artikel asli berupa pengetahuan
baru yang unik dalam bidang administrasi negara. Jurnal ini membuka kesempatan seluas-luasnya untuk publikasi
dan berbagi penelitian serta pengembangan upaya berkelanjutan di bidang administrasi. JAN menerbitkan artikel
di bidang administrasi negara dengan pendekatan antardisiplin dengan berbagai topik kajian yang meliputi tata
pemerintahan, organisasi publik, kebijakan publik, pelayanan publik, manajemen, etika birokrasi, serta hukum
administrasi/tata pemerintahan.
Artikel harus dikirim ke kantor redaksi. Informasi lengkap mengenai cara mengirimkan artikel dan petunjuk
untuk penulis tersedia di setiap edisi. Semua artikel yang disampaikan akan diseleksi oleh mitra bebestari (peer
revieuw) dan dapat diedit oleh redaksi. Sejak tahun 2014 jurnal ini akan dipublikasikan tiga kali dalam setahun
(April, Agustus, Desember). Tidak ada biaya yang dikenakan untuk publikasi dalam jurnal ini.
B. Pengajuan Naskah
Naskah yang akan diterbitkan dalam JAN meliputi artikel hasil penelitian, hasil penelitian terapan, hasil
penelitian pustaka, maupun hasil kajian konseptual. Penulis harus menjamin bahwa artikel belum diterbitkan
di tempat lain. Artikel harus ditulis dalam bahasa Indonesia disertai abstrak bahasa Indonesia dan Inggris dengan
menggunakan istilah yang baku dan bahasa yang baik dan benar, yang akan dikoreksi oleh seorang ahli bahasa
Indonesia dan seorang ahli bahasa Inggris. Redaksi tidak akan menerima naskah yang memiliki kekurangan
dalam hal istilah yang tidak baku, bahasa penulisan yang tidak baik dan benar, maupun kesalahan pengetikan.
Redaksi tidak berkewajiban untuk mengembalikan artikel yang ditolak.
1.
2.
C. Format
Secara umum, semua bagian dari artikel, termasuk abstrak, judul dari tabel, dan gambar, catatan kaki tabel,
angka legenda, dan referensi harus spasi ganda pada kertas ukuran kuarto (letter) dengan margin 2 cm,
menggunakan font Times New Roman dengan font ukuran 12. Jika gambar dan/atau tabel yang digunakan ternyata
banyak maka harus ditempatkan pada akhir naskah, masing-masing pada lembar terpisah. Semua halaman,
termasuk halaman dengan gambar dan tabel di akhir kertas, harus diberi nomor secara berurutan. Artikel penelitian
dapat memuat hingga 4500 kata, beberapa gambar dan tabel, atau maksimal 15 halaman.
Secara umum, penyajian naskah artikel penelitian harus memuat hal-hal sebagai berikut:
1.
Judul. Halaman judul harus menyertakan judul, nama penulis, institusi dan alamat penulis, dan alamat
korespondensi, lengkap dengan nomor telepon dan alamat e-mail. Cantumkan judul karya dalam bahasa
Indonesia dan Inggris.
2.
Abstrak. Ini tidak boleh melebihi 250 kata. Abstrak berisi ringkasan singkat dari tulisan, meliputi seluruh
naskah tanpa terlalu rumit pada setiap bagian. Hindari singkatan apa pun, kecuali itu adalah pengetahuan
umum atau sebelumnya telah dinyatakan. Cantumkan kata kunci yang terdiri dari tiga atau lima kata yang
tercantum dalam urutan kepentingan dan ditempatkan di bawah abstrak. Harap memberikan abstrak dan
kata-kata kunci menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris. Untuk penulis internasional, Redaksi Jurnal
Administrasi Negara yang akan menerjemahkan abstrak ke dalam bahasa Indonesia.
3.
Pendahuluan. Bagian ini harus memberikan latar belakang yang cukup agar pembaca dapat memahami dan
mengevaluasi hasil tanpa harus membaca publikasi sebelumnya yang berhubungan dengan topik. Gunakan
hanya referensi yang benar-benar mendukung pembahasan. Referensi dikutip/dirujuk dengan menggunakan
body note (catatan perut) yang hanya mencantumkan tahun referensi yang dikutip/dirujuk. Pendahuluan
berisi latar belakang dan tujuan penelitian.
4.
Metode Penelitian. Bagian ini harus berisi informasi teknis yang memadai untuk memungkinkan penelitian
dilakukan dengan baik. Baik penelitian empiris, penelitian terapan, penelitian pustaka, maupun kajian
konseptual harus mencantumkan metode penelitian yang digunakan. Mulai dari tipe penelitian, sumber
data, teknik pengumpulan data, maupun teknik pengolahan dan analisis data.
5.
Hasil Penelitian. Bagian ini hanya berisi hasil penelitian, sebutkan data secara jelas dan tepat. Jangan
menyatakan referensi, atau mendiskusikan hasilnya. Jangan mengulangi rincian metode dalam bagian ini,
yang telah disebutkan dalam bagian metode. Jangan gunakan terlalu banyak tabel dan grafik jika dapat
dijelaskan secara singkat dalam teks utama. Sarana dalam tabel dan grafik harus diberikan standar deviasi.
Batasi penggunaan foto. Gambar dan tabel harus diberi nomor secara berurutan. Setiap angka dan tabel
harus dikutip pada teks. Tambahkan skala pengukuran pada foto jika diperlukan, panah harus diberikan
untuk menunjuk benda-benda tertentu.
6.
Pembahasan. Bagian ini berisi analisis dan interpretasi yang berhubungan dengan hasil yang ditulis pada
bagian Hasil. Ulangan metode, hasil, dan informasi lain yang disampaikan dalam pendahuluan harus dihindari.
7.
Kesimpulan dan Saran. Bagian ini berisi kesimpulan dan saran yang ditulis dalam satu paragraf.
8.
Ucapan Terima Kasih. Bagian ini dapat digunakan untuk mengakui dukungan keuangan yang diterima dalam
pendanaan penelitian dan menghargai lembaga-lembaga atau orang-orang atas bantuan mereka dalam
penelitian atau dalam proses penulisan naskah.
9.
Referensi. Redaksi Jurnal Administrasi Negara sangat menganjurkan untuk menggunakan referensi primer
saja (mengutip sumber aslinya) dan mengutamakan sumber referensi dari Jurnal yang minimal ber-ISSN,
kecuali untuk artikel hasil penelitian pustaka maupun kajian konseptual dapat mengutamakan sumber referensi
dari Buku. Referensi disusun menurut abjad dengan menggunakan gaya referensi Harvard. Silakan gunakan
singkatan standar nama jurnal sesuai dengan ISSN. Adapun cara-cara penulisannya adalah sebagai berikut:
a. Buku
Thoha, Miftah. 2007. Manajemen Kepegawaian Negeri Sipil di Indonesia. Edisi ke-1. Cet.ke-2. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
b. Jurnal
Imbaruddin, Amir. 2006. Sentralisasi Versus Desentralisasi Rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil:
Memotret Preferensi Masyarakat Kota Makassar. Jurnal Administrasi Negara. 12 (4). p 1-15.
c.
Jurnal Elektronik
Imbaruddin, Amir. 2006. Sentralisasi Versus Desentralisasi Rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil
Memotret Preferensi Masyarakat Kota Makassar. Jurnal Administrasi Negara. 12 (4). p 1-15 [on
line].