Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ergonomi merupakan ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk
menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan dalam
beraktifitas maupun istirahat dengan segala kemampuan, kebolehan dan
keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental sehingga dicapai suatu
kualitas hidup secara keseluruhan (Tarwaka, 2004). Ilmu ini mulai berkembang
dan meluas penerapannya hingga ke seluruh aspek kegiatan yang menyangkut
manusia. Hal ini dikarenakan segala kegiatan manusia sangat ditentukan oleh
kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia itu sendiri. Maraknya pekerjaan
yang profit oriented dan mengabaikan aspek ergonomi mulai berdampak pada
berbagai risiko seperti Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan
kecacatan atau kematian. Namun, dengan memperhatikan aspek-aspek ergonomi
ini tentu diharapkan akan menciptakan kondisi bekerja yang nyaman dan
bermuara pada peningkatan produktivitas kerja (Inta, 2012).
Rumah Sakit Sanglah merupakan Rumah Sakit terbesar dan terlengkap di
Bali yang beroperasi 24 jam di mana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja
kesehatan rumah sakit. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah
perawat yang berjumlah sekitar 60 % dari tenaga kesehatan yang ada di rumah
sakit (Vilia, 2014). Perawat merupakan salah satu pekerja kesehatan yang selalu
ada di setiap rumah sakit dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
rumah sakit.
Dalam pelayanan rumah sakit perlu diperhatikan aspek ergonomi baik dari
segi fisik maupun psikis karena ergonomi juga memiliki pengaruh terhadap
efisiensi dan efektifitas dari produksi rumah sakit baik yang berupa barang
mapupun jasa. Namun dalam pelaksanaannya teori yang ada mengenai ergonomi
ini sering masih belum maksimal dalam pelaksanaannya. Kelelahan merupakan
salah satu dampak yang sering ditimbulkan oleh karena tidak diterapkannya
konsep ergonomi dalam pekerjaan.
1
ketenagakerjaan
mengenai
pentingnya
penerapan
konsep
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Perawat
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Perawat adalah seseorang yang berperan dalam
merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit,
injury dan peruses penuaan. Perawat Profesional adalah perawat yang
bertanggung jawab dan berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara
mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan
kewenagannya (Depkes RI, 2002 dalam Jaya, 2014).
Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh
melalui pendidikan keperawatan. Sedangkan menurut international Council of
Nurses (1965) dalam Asmadi (2005), perawat adalah seseorang yang telah
menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara
bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien.
2.2 Definisi Ergonomi
Ergonomi atau ergonomic berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang berarti
kerja dan nomos yang berarti hukum. Ilmu yang lahir dan berkembang pada abad
20 ini pada dasarnya metode yang mempelajari interaksi antara manusia dengan
pekerjaannya dengan tujuan memudahkan dan menciptakan rasa nyaman dalam
penggunaannya (Wignjosoebroto S, 2008).
Beberapa definisi mengenai ergonomi telah banyak dikemukakan
diantaranya, menurut Nurmianto (2008) ergonomi adalah satu kumpulan data
numerik yang berhubungan dengan karakterisitik fisik tubuh manusia ukuran,
bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah
desain. Sadangkan menurut Tarwaka (2004) adalah ilmu, seni dan penerapan
teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang
digunakan dalam beraktifitas maupun istirahat dengan segala kemampuan,
kebolehan dan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental sehingga
dicapai suatu kualitas hidup secara keseluruhan.
Ergonomi
adalah
suatu
cabang
ilmu
yang
memanfaatkan
kerja yang tidak adekuat juga bisa menyebabkan kelelahan mata, akan
tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan.
e. Faktor Individu
Umur
Jenis kelamin
panjang. Bila keadaan seperti ini berlarut-larut maka akan muncul tanda-tanda
memburuknya kesehatan yang lebih tepat disebut kelelahan Klinis atau Kronis .
Pada keadaan seperti ini, gejalanya tidak hanya muncul selama periode stress atau
sesaat setelah masa stress, tetapi cepat atau lambat akan sangat mengancam setiap
saat perasaan lelah kerap kali muncul ketika bangun di pagi hari, justru sebelum
saatnya bekerja, misalnya berupa perasaan kebencian yang bersumber dari
terganggunya emosi. Sejumlah orang kerap kali menunjukkan gejala-gejala
sebagai berikut :
1. Munculnya tanda-tanda kelelahan psikosomatis diatas berpengaruh pula
pada waktu-waktu absent dari pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa
penyebab ketidak hadiran ditempat kerja, karena yang bersangkutan
membutuhkan waktu istirahat yang lebih banyak.
2. Tenaga kerja yang mempunyai masalah psikologis dan kesulitan-kesulitan
lainnya amatlah mudah untuk mengidap suatu bentuk kelelahan kronis dan
sangatlah sulit melepaskan keterkaitannya dengan maslah kejiwaan.
Gambaran mengenai gejala kelelahan secara subjektif dan objektif antara lain :
1. Perasaan lesu, ngantuk dan pusing
2. Tidak / kurang mampu berkonsentrasi
3. Berkurangnya tingkat kewaspadaan
4. Persepsi yang buruk dan lambat
5. Tidak ada / berkurangnya gairah untuk bekerja
6. Menurunnya kinerja jasmani dan rohani
7. Gejala-gejala yang timbul ini dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan
efektivitas kerja fisik dan mental. Sejumlah gejala tersebut menifestasinya
timbul berupa keluhan oleh tenaga kerja dan seringnya tenaga kerja tidak
masuk kerja.
Iklim kerja
Kebisingan
Penerangan
Shift Kerja
Umur
Jenis kelamin
Masa kerja
Jenis aktivitas
Tanpa Konsep
Ergonomi
-------
Kelelahan
Kecelakaan kerja
BAB III
Purposive sampling
Sampel
Karakteristik
perawat
Karakteristik
Jenis
aktivitas
Jenis aktivitas
Kelelahan
Kelelahan
Shift
kerja
Shift kerja
10
Definisi Operasional
Hasil Ukur
Skala
L = Laki
Nominal
ukur
Jenis kelamin
Kelas
atau
kelompok
yang
Wawancara
terstruktur
menggunakan
kuesioner
P = Perempuan
Umur
Wawancara
lamanya
menggunakan
keberadaan
suatu
mahluk hidup.
kuesioner
20-25 Tahun
Interval
26-30 Tahun
>30 Tahun
Lama bekerja
Shift Kerja
Wawancara
menggunakan
kuesioner
Sistem
pembagian
rotasi
kerja
waktu
atau
kerja
Wawancara
1 Tahun
Interval
>1 Tahun
Lelah
Nominal
menggunakan
11
kuesioner
Tidak lelah
Wawancara
Lelah
dilakukan
menggunakan
shift
malam
(20.00-
08.00).
Jenis Aktivitas
berdasarkan
suatu
penggolongan/pengelompokan
kuesioner
Nominal
Tidak lelah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel
Jumlah
Persentase (%)
Laki-laki
25
Perempuan
75
20-25
41,6
26-30
41,6
>30
16,8
<1 tahun
41,6
>1 tahun
58,4
12
100%
Jenis Kelamin
Umur
Masa Kerja
Jumlah
Pembagian Kerja
Jumlah
Persentase (%)
Shift Pagi
100
Shift Sore
50
Shift Malam
100
Jumlah
13
Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui, sesuai jenis shift yang dijalani, 4
(100 %) orang mengalami kelelah pada shift pagi, 2 (50 %) orang pada shift sore
dan 4 (100 %) orang pada shift malam.
Tabel 4.3 Distribusi Kelelahan Responden Berdasarkan Jenis Aktivitas Pada
Perawat di Rumah Sakit Sanglah
No
Kegiatan
Shift
Shift Sore
Pagi
1
Pemenuhan kebutuhan
2 (50%)
Shift
Jumlah
Malam
2 (50%)
4 (100%)
kebersihan dan
8
(66,6%)
Kebutuhan eliminasi
1 (25%)
2 (50%)
2 (50%)
pasien
3
5
(41,66%)
Menjaga keselamatan
1 (25%)
1 (25%)
2 (50%)
4
(33,3%)
ditempat tidur
4
Pemenuhan kebutuhan
2 (50%)
2 (50%)
3 (75%)
pengobatan dan
7
(58,3%)
membantu proses
penyembuhan
5
Penjagaan keselamatan
2 (50%)
2 (50%)
3 (75%)
7
(58,3%)
dengan brancard
pada
jenis
aktivitas
Pemenuhan
kebutuhan
kebersihan
dan
kenyamanan fisik dimana dari kategori tersebut sebanyak 4 (100 %) orang pada
shift malam mengalami kelelahan.
4.2 Pembahasan
14
15
Menurut
Potter
dan
Perry
(2005)
dalam
Wijaya
(2006)
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:
1. Kejadian kelelahan pada perawat di Rumah Sakit Sanglah terbanyak
terjadi pada shift pagi dan malam.
2. Jenis aktivitas yang paling banyak menyebabkan kejadian kelelahan pada
perawat adalah pemenuhan kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik.
3. Karakteristik umur, jenis kelamin dan masa kerja juga mempengaruhi
kejadian kelelahan.
17
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan dapat diberikan beberapa saran, yaitu
1. Merubah metoda kerja menjadi lebih efesien dan efektif.
2. Menerapkan penggunaan peralatan dan pranti kerja yang memenuhi
standar ergonomi.
3. Menjadwalkan waktu istirahat yang cukup bagi tiap perawat, terutama bagi
shift malam.
4. Menciptakan suasana lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman,
bagi perawat.
5. Melakukan pengujian dan evaluasi kinerja perawat secara periodik untuk
mendeteksi indikasi kelelahan secara lebih dini menemukan solusi yang
tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit EGC
Budiono, S., Jusuf, Pusparini, A, 2003. Bunga Rampai HIPERKES & Kesehatan
Kerja (cetakan ke-1). Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Inta Hestya, Trimawan Heru Wijono, Santi Setiorini. 2012. Hubungan Kerja Shift
Terhadap Kelelahan Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Sayidiman
Magetan Tahun 2012. Jurusan Kesehatan Lingkungan Kampus Magetan.
Jaya,
Jash.
2014.
Perawat
Profesional.
Diakses
http://www.academia.edu/4621137/PERAWAT_PROFESIONAL.
melalui
Pada
melalui
http://journal.uii.ac.id/index.php/jurnal-
Diakses
melalui
2012.
Pengujian
Kelelahan
Umum.
Diakses
melalui
19
20