Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ergonomi merupakan ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk
menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan dalam
beraktifitas maupun istirahat dengan segala kemampuan, kebolehan dan
keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental sehingga dicapai suatu
kualitas hidup secara keseluruhan (Tarwaka, 2004). Ilmu ini mulai berkembang
dan meluas penerapannya hingga ke seluruh aspek kegiatan yang menyangkut
manusia. Hal ini dikarenakan segala kegiatan manusia sangat ditentukan oleh
kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia itu sendiri. Maraknya pekerjaan
yang profit oriented dan mengabaikan aspek ergonomi mulai berdampak pada
berbagai risiko seperti Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan
kecacatan atau kematian. Namun, dengan memperhatikan aspek-aspek ergonomi
ini tentu diharapkan akan menciptakan kondisi bekerja yang nyaman dan
bermuara pada peningkatan produktivitas kerja (Inta, 2012).
Rumah Sakit Sanglah merupakan Rumah Sakit terbesar dan terlengkap di
Bali yang beroperasi 24 jam di mana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh pekerja
kesehatan rumah sakit. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah
perawat yang berjumlah sekitar 60 % dari tenaga kesehatan yang ada di rumah
sakit (Vilia, 2014). Perawat merupakan salah satu pekerja kesehatan yang selalu
ada di setiap rumah sakit dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan
rumah sakit.
Dalam pelayanan rumah sakit perlu diperhatikan aspek ergonomi baik dari
segi fisik maupun psikis karena ergonomi juga memiliki pengaruh terhadap
efisiensi dan efektifitas dari produksi rumah sakit baik yang berupa barang
mapupun jasa. Namun dalam pelaksanaannya teori yang ada mengenai ergonomi
ini sering masih belum maksimal dalam pelaksanaannya. Kelelahan merupakan
salah satu dampak yang sering ditimbulkan oleh karena tidak diterapkannya
konsep ergonomi dalam pekerjaan.
1

Menurut Wijaya (2006), kelelahan kerja merupakan gejala yang ditandai


dengan adanya perasaan lelah dan kita merasa segan dan aktivitas akan melemah
serta ketidakseimbangan pada kondisi tubuh. Kelelahan mempengaruhi kapasitas
fisik, mental, dan tingkat emosional seseorang, dimana dapat mengakibatkan
kurangnya kewaspadaan, yang ditandai dengan kemunduran reaksi pada sesuatu
dna berkurangnya kemampuan motorik. Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan Vilia, dkk (2014) dengan menyebarkan Kuesioner Alat Ukur Perasaan
Kelelahan Kerja (KAUPK2) kepada 30 orang perawat menunjukkan bahwa
perawat mengalami kelelahan, 11 orang merasa sangat lelah (36,6%), 17 orang
(56,7%) merasa lelah, dan 2 orang (6,7%) merasa kurang lelah.
Kejadian kelelahan menjadi sangat menarik untuk dibahas mengingat
posisi praktisi perawat sangat rentan mengalami kelelahan akibat bekerja pada
Rumah sakit yang notabene memiliki layanan 24 jam. Oleh sebab itu dalam
laporan ini akan dibahas beberapa faktor ergonomi yang mempengaruhi kejadian
kelelahan pada perawat di Rumah Sakit Sanglah Denpasar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Faktor ergonomi apa saja yang mempengaruhi kejadian kelelahan pada
perawat di Rumah Sakit Sanglah?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor ergonomi yang mempengaruhi kejadian kelelahan
pada perawat di Rumah Sakit Sanglah.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik perawat di Rumah Sakit
Sanglah
2. Untuk mengetahui gambaran kejadian kelelahan berdasarkan shift kerja
perawat di Rumah Sakit Sanglah
3. Untuk mengetahui gambaran kejadian kelelahan berdasarkan jenis
aktivitas perawat di Rumah Sakit Sanglah

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis

Laporan ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi dunia kesehatan


maupun

ketenagakerjaan

mengenai

pentingnya

penerapan

konsep

ergonomi dalam setiap jenis pekerjaan.


1.4.2 Manfat praktis
Laporan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas tenaga perawat dalam
penerapan ergonomi yang baik dan dapat menjadi gambaran kejadian
kelelahan akibat kurangnya penerapan ilmu ergonomi.

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Perawat
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang
berarti merawat atau memelihara. Perawat adalah seseorang yang berperan dalam
merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit,
injury dan peruses penuaan. Perawat Profesional adalah perawat yang
bertanggung jawab dan berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara
mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan
kewenagannya (Depkes RI, 2002 dalam Jaya, 2014).
Menurut UU RI NO 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh
melalui pendidikan keperawatan. Sedangkan menurut international Council of
Nurses (1965) dalam Asmadi (2005), perawat adalah seseorang yang telah
menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di Negara
bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien.
2.2 Definisi Ergonomi
Ergonomi atau ergonomic berasal dari kata Yunani yaitu ergo yang berarti
kerja dan nomos yang berarti hukum. Ilmu yang lahir dan berkembang pada abad
20 ini pada dasarnya metode yang mempelajari interaksi antara manusia dengan
pekerjaannya dengan tujuan memudahkan dan menciptakan rasa nyaman dalam
penggunaannya (Wignjosoebroto S, 2008).
Beberapa definisi mengenai ergonomi telah banyak dikemukakan
diantaranya, menurut Nurmianto (2008) ergonomi adalah satu kumpulan data
numerik yang berhubungan dengan karakterisitik fisik tubuh manusia ukuran,
bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah
desain. Sadangkan menurut Tarwaka (2004) adalah ilmu, seni dan penerapan
teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang
digunakan dalam beraktifitas maupun istirahat dengan segala kemampuan,

kebolehan dan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental sehingga
dicapai suatu kualitas hidup secara keseluruhan.
Ergonomi

adalah

suatu

cabang

ilmu

yang

memanfaatkan

informasiinformasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam


rangka membuat sistem kerja yang ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan
efisien). Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua
hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama
yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life) sehingga ada
ungkapan without ergonomics, safety management is not enough.
2.3 Definisi Kelelahan
Menurut Lientje (2008) lelah adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh
agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan
setelah istirahat. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbedabeda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi
dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa
kelelahan berperan dalam menjaga homeostatis tubuh.
Kelelahan (fatigue) merupakan suatu kondisi suatu kondisi yang telah
dikenali dalam kehidupan sehari-hari. Istilah kelelahan pada umumnya mengarah
pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan, walaupun ini
bukan merupakan satu-satunya gejala.
2.4 Faktor-Faktor Penyebab Kelelahan
Kelelahan mempunyai beragam penyebab yang berbeda, yaitu :
1. Beban Kerja
Merupakan volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja, baik fisik
maupun mental dan tanggung jawab. Beban kerja yang melebihi kemampuan akan
mengakibatkan kelelahan kerja. (Depkes, 1991 dalam Lienje, 2008)
2. Beban Tambahan
Beban tambahan merupakan beban diluar beban kerja yang harus ditanggung oleh
pekerja. Beban tambahan tersebut berassal dari lingkungan kerja yang memiliki
potensi bahaya seperti lingkungan kerja.

Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kelelahan adalah:


a. Iklim Kerja
Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan
gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari
tubuh tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya (Kepmenaker, No: Kep51/MEN/1999). Suhu yang terlalu rendah dapat menimbulkan keluhan
kaku dan kurangnya koordinasi sistem tubuh, sedangkan suhu terlalu
tinggi akan menyebabkan kelelahan dengan akibat menurunnya efisiensi
kerja, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, aktivitas organ-organ
pencernaan menurun, suhu tubuh meningkat, dan produksi keringat
meningkat. (Rasjid, 1989 dalam Merulalia, 2010).
b. Shift Kerja
Mempengaruhi timbulnya kelelahan. Keadaan pada waktu bekerja pagi
hari kondisi badan jauh lebih bugar pada waktu bekerja malam. Pekerja
pagi tidak perlu menyesuaikan diri dengan jam biologis manusia karena
kondisi tubuh manusia paling baik untuk bekerja pagi. Sedangkan pada
malam hari tubuh harus menyesuaikan diri dengan perubahan circadian
rhythm.
c. Kebisingan
Kebisingan merupakan suara atau bunyi yang tidak dikehendaki karena
pada tingkat atau intensitas tertentu dapat menimbulkan gangguan,
terutama merusak alat pendengaran. Kebisingan akan mempengaruhi faal
tubuh seperti gangguan pada saraf otonom yang ditandai dengan
bertambahnya metabolisme, bertambahnya tegangan otot sehingga
mempercepat kelelahan.(Setiarto, 2002 dalam Merulalia,2010)
d. Penerangan
Penerangan ditempat kerja merupakan salah satu sumber cahaya yang
menerangi bendabenda ditempat kerja. Penerangan yang baik adalah
penerangan yang memungkinkan tenaga kerja melihat pekerjaan dengan
teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu serta membantu menciptakan
lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan. Penerangan tempat

kerja yang tidak adekuat juga bisa menyebabkan kelelahan mata, akan
tetapi penerangan yang terlalu kuat dapat menyebabkan kesilauan.
e. Faktor Individu

Umur

Umur dapat mempengaruhi kelelahan kerja. Semakin tua umur seseorang


semakin besar tingkat kelelahan. Fungsi faal tubuh yang dapat berubah
karena faktor usia mempengaruhi ketahanan tubuh dan kapasitas kerja
seseorang. (Sumamur, 1986)

Jenis kelamin

Jenis kelamin mempengaruhi kelelahan karena perbedaan daya tahan


terhadap beban kerja. Jenis kelamin perempuan memiliki daya tahan
terhadap beban kerja yang lebih rendah disbanding laki-laki.
Masa Kerja
Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif maupun negatif. akan
memberikan pengaruh positif bila semakin lama seseorang bekerja maka
akan berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya akan
memberikan pengaruh negatif apabila semakin lama bekerja akan
menimbulkan kelelahan dan kebosanan. Semakin lama seseorang dalam
bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan
oleh lingkungan kerja tersebut. Secara garis besar masa kerja dapat
dikategorikan menjadi 3 (Budiono, 2003), yaitu:

Masa kerja < 6 tahun

Masa kerja 6-10 tahun

Masa kerja >10 tahun

2.5 Dampak Kelelahan


Menurut Tarwaka (2012) beberapa bentuk kelelahan yang terjadi pada
dunia kerja merupakan suatu kondisi kronis ilmiah. Keadaan ini tidak hanya
disebabkan oleh suatu sebab tunggal seperti terlalu kerasnya beban kerja, namun
juga oleh tekanan-tekanan yang terakumulasi setiap harinya pada suatu masa yang

panjang. Bila keadaan seperti ini berlarut-larut maka akan muncul tanda-tanda
memburuknya kesehatan yang lebih tepat disebut kelelahan Klinis atau Kronis .
Pada keadaan seperti ini, gejalanya tidak hanya muncul selama periode stress atau
sesaat setelah masa stress, tetapi cepat atau lambat akan sangat mengancam setiap
saat perasaan lelah kerap kali muncul ketika bangun di pagi hari, justru sebelum
saatnya bekerja, misalnya berupa perasaan kebencian yang bersumber dari
terganggunya emosi. Sejumlah orang kerap kali menunjukkan gejala-gejala
sebagai berikut :
1. Munculnya tanda-tanda kelelahan psikosomatis diatas berpengaruh pula
pada waktu-waktu absent dari pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa
penyebab ketidak hadiran ditempat kerja, karena yang bersangkutan
membutuhkan waktu istirahat yang lebih banyak.
2. Tenaga kerja yang mempunyai masalah psikologis dan kesulitan-kesulitan
lainnya amatlah mudah untuk mengidap suatu bentuk kelelahan kronis dan
sangatlah sulit melepaskan keterkaitannya dengan maslah kejiwaan.
Gambaran mengenai gejala kelelahan secara subjektif dan objektif antara lain :
1. Perasaan lesu, ngantuk dan pusing
2. Tidak / kurang mampu berkonsentrasi
3. Berkurangnya tingkat kewaspadaan
4. Persepsi yang buruk dan lambat
5. Tidak ada / berkurangnya gairah untuk bekerja
6. Menurunnya kinerja jasmani dan rohani
7. Gejala-gejala yang timbul ini dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan
efektivitas kerja fisik dan mental. Sejumlah gejala tersebut menifestasinya
timbul berupa keluhan oleh tenaga kerja dan seringnya tenaga kerja tidak
masuk kerja.

2.6 Kerangka Teori


Pekerjaan
Perawat

Iklim kerja

Kebisingan

Penerangan

Shift Kerja

Umur

Jenis kelamin

Masa kerja

Jenis aktivitas

Tanpa Konsep
Ergonomi
-------

Kelelahan

Kecelakaan kerja

Penyakit akibat kerja

Kecacatan dan kematian

Keterangan: Variabel yang dicetak tebal adalah variable yang diteliti.


Bagan 2.1 Kerangka Teori

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Populasi

Purposive sampling
Sampel
Karakteristik
perawat
Karakteristik
Jenis
aktivitas
Jenis aktivitas

Kelelahan
Kelelahan

Shift
kerja
Shift kerja

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Sanglah, Denpasar pada hari
Senin, 17 Nopember 2014.
3.3 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional
untuk mengetahui gambaran kejadian kelelahan pada perawat di Rumah Sakit
Sanglah.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh perawat jaga di Rumah Sakit Sanglah
yang berjumlah 107 orang. Sampel diambil dengan cara purposive sampling
mengingat keterbatasan waktu dan tenaga. Jumlah sampel yang digunakan pada
perawat yang jaga shift adalah 12 perawat yang terdiri dari 4 shift pagi, 4 shift
siang dan 4 shift malam.
3.5 Kriteria Sampel Penelitian
3.5.1 Kriteria inklusi

10

Status perawat bukan magang.

Perawat yang bekerja dengan sistem shift.

3.5.1 Kriteria Eksklusi

Perawat tidak bekerja mengikuti shift yang telah ditentukan.

3.6 Variabel Penelitian


3.6.1 Karakteristik Perawat
Karakteristik perawat terdiri dari Jenis kelamin, umur, dan lama bekerja.
3.6.2 Shift Kerja
Shift kerja perawat dibagi menjadi 3 yaitu shift pagi, sore dan malam.
3.6.3 Jenis aktivitas
Jenis aktivitas yang mempengaruhi kelelahan.
3.7 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
.Variabel

Definisi Operasional

Cara dan alat

Hasil Ukur

Skala

L = Laki

Nominal

ukur
Jenis kelamin

Kelas

atau

kelompok

yang

Wawancara

terbentuk dalam suatu spesies

terstruktur

yang membedakan antara laki-

menggunakan

laki dan perempuan berdasarkan

kuesioner

P = Perempuan

organ reproduksi yang dimiliki.

Umur

Satuan waktu yang mengukur

Wawancara

lamanya

menggunakan

keberadaan

suatu

mahluk hidup.

kuesioner

20-25 Tahun

Interval

26-30 Tahun
>30 Tahun

Lama bekerja

Shift Kerja

Satuan waktu yang mengukur

Wawancara

lamanya seseorang bekerja pada

menggunakan

suatu tempat kerja.

kuesioner

Sistem
pembagian

rotasi

kerja
waktu

atau
kerja

Wawancara

1 Tahun

Interval

>1 Tahun

Lelah

Nominal

menggunakan

11

berdasarkan waktu tertentu dalam

kuesioner

Tidak lelah

Ragam bentuk kegiatan yang

Wawancara

Lelah

dilakukan

menggunakan

24 jam. Dalam penelitian ini,


shift kerja pada sampel penelitian
dibagi menjadi 3, yaitu shift pagi
(08.00-14.00), shift sore (14.0020.00),

shift

malam

(20.00-

08.00).
Jenis Aktivitas

berdasarkan

suatu

penggolongan/pengelompokan

kuesioner

Nominal

Tidak lelah

tertentu. Dalam penelitian ini


jenis aktivitas yang dimaksud
adalah jenis pekerjaan perawat
yang mempengaruhi terjadinya
kelelahan.

3.8 Teknik Pengumpulan Data


Data diperoleh melalui wawancara terstruktur. Wawancara dilakukan
dengan panduan wawancara terstruktur kepada responden untuk mengetahui
karakteristik, kegiatan, dan shift kerja sebagai perawat di Rumah Sakit Sanglah.
3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif, di
mana data yang didapat disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Penelitian ini menggunakan 12 orang perawat di Rumah Sakit Sanglah Jalan
12

Diponegoro, Denpasar sebagai sampel penelitian. Diketahui karakterisitik sampel


penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Penelitian
No
1

Variabel

Jumlah

Persentase (%)

Laki-laki

25

Perempuan

75

20-25

41,6

26-30

41,6

>30

16,8

<1 tahun

41,6

>1 tahun

58,4

12

100%

Jenis Kelamin

Umur

Masa Kerja

Jumlah

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui 9 (75%) orang perempuan dan 3


(25%) orang laki-laki; usia 20-25 terdapat 5 (41,6%) orang, usia 25-30 tahun
terdapat 5 (41,6%) orang dan 2 (16,8%) orang usia >30 tahun; masa kerja <1
tahun 5 (41,6%) orang dan masa kerja >1 tahun 7 (58,4%) orang.
Tabel 4.2 Distribusi Kelelahan Responden Berdasarkan Shift Pada Perawat
di Rumah Sakit Sanglah
No

Pembagian Kerja

Jumlah

Persentase (%)

Shift Pagi

100

Shift Sore

50

Shift Malam

100

Jumlah

13

Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui, sesuai jenis shift yang dijalani, 4
(100 %) orang mengalami kelelah pada shift pagi, 2 (50 %) orang pada shift sore
dan 4 (100 %) orang pada shift malam.
Tabel 4.3 Distribusi Kelelahan Responden Berdasarkan Jenis Aktivitas Pada
Perawat di Rumah Sakit Sanglah
No

Kegiatan

Shift

Shift Sore

Pagi
1

Pemenuhan kebutuhan

2 (50%)

Shift

Jumlah

Malam
2 (50%)

4 (100%)

kebersihan dan

8
(66,6%)

kenyamanan fisik pasien


2

Kebutuhan eliminasi

1 (25%)

2 (50%)

2 (50%)

pasien
3

5
(41,66%)

Menjaga keselamatan

1 (25%)

1 (25%)

2 (50%)

pasien yang gelisah

4
(33,3%)

ditempat tidur
4

Pemenuhan kebutuhan

2 (50%)

2 (50%)

3 (75%)

pengobatan dan

7
(58,3%)

membantu proses
penyembuhan
5

Penjagaan keselamatan

2 (50%)

2 (50%)

3 (75%)

pasien yang dibawa

7
(58,3%)

dengan brancard

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa 8 (66,6%) orang mengalami


kelelahan

pada

jenis

aktivitas

Pemenuhan

kebutuhan

kebersihan

dan

kenyamanan fisik dimana dari kategori tersebut sebanyak 4 (100 %) orang pada
shift malam mengalami kelelahan.
4.2 Pembahasan

14

Dari hasil penelitian tersebut diketahui jumlah terbanyak perawat yang


mengalami kelelahan terdapat pada shift kerja pagi dan malam. Kejadian
kelelahan yang mecapai 100 % pada shift pagi dapat dijelaskan, yaitu walaupun
jam kerja lebih pendek tetapi jumlah kegiatan pada waktu shift pagi lebih banyak
daripada shift malam. Hal ini memang sedikit berbeda secara teoritis dimana
keadaan pada waktu bekerja pagi hari kondisi badan jauh lebih bugar pada waktu
bekerja malam. Pekerja pagi tidak perlu menyesuaikan diri dengan jam biologis
manusia karena kondisi tubuh manusia paling baik untuk bekerja pagi. Sedangkan
pada malam hari tubuh harus menyesuaikan diri dengan perubahan circadian
rhythm. Namun tentu kondisi setiap orang berbeda serta tingkat beban kerja tiap
shift juga sangat mempengaruhi.
Dari hasil wawancara diketahui pada saat bekerja shift malam responden
merasa kurang beristirahat dengan baik dan merasa cukup kesulitan untuk tidur
setelah pulang bekerja karena adanya tuntutan meluangkan waktu untuk
kehidupan keluarga dan sosial. Saat shift pagi juga dinilai paling lelah karena
banyaknya kegiatan keperawatan yang harus dilakukan pada saat pagi ditambah
lagi jumlah pasien keluar masuk yang cukup banyak pada waktu pagi yang tidak
diimbangi jumlah perawat dalam satu kelompok shift kemudian adanya
pengawasan dari atasan yang membuat mereka merasa mengalami beban mental
serta jumlah jam istirahat yang sedikit.
Kegiatan yang menyebabkan kelelahan pada perawat Rumah sakit sanglah
yaitu kegiatan pemenuhan kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik pasien
(personal hygiene) mengalami kelelahan sebanyak 4 (100%) orang. Berdasarkan
hasil wawancara diketahui pada saat malam hari tentu semua pasien
membutuhkan pelayanan kebersihan (personal hygiene) secara rutin. Mengingat
dilakukan rotasi maka jumlah perawat yang tersedia juga terbatas. Selain itu
sering kali pada jam malam sekitar pukul 23.00 sampai 01.00 pasien sering
membutuhkan pelayanan perawat misalnya buang air kecil dan air besar, terutama
bagi pasien usia tua dan pasien yang tidak ada pendampingnya. Hal ini tentu
diperparah oleh kondisi perawat yang seharusnya istirahat pada jam tersebut,
namun harus tetap melayani pasien.

15

Menurut

Potter

dan

Perry

(2005)

dalam

Wijaya

(2006)

pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan


kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang
dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga
kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut,
mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan
kerapihan pakaiannya. Karena begitu kompleksnya kegiatan kebersihan yang
harus dilakukan serta waktu pelaksanaan yang seringkali pada saat tengah malam,
maka banyak perawat yang menilai kegiatan ini menimbulkan keluhan rasa lelah..
Selain faktor shift dan jenis aktivitas kerja, faktor penyebab kelelahan juga
dapat dilihat dari karakteristik sampel penelitian yaitu sebanyak 9 (75%) orang
perawat adalah perempuan. Menurut Depkes (1991) dalam Lientje (2008)
diketahui daya terima beban kerja wanita lebih rendah dibanding laki-laki. Dalam
hal sebagai perawat, wanita dan laki-laki memiliki beban kerja yang sama.
Sehingga hal ini menyebabkan banyak perawat mengaku mengalami kelelahan
karena sebagian besar perawat adalah perempuan. Selain itu juga sebagian besar
perawat memiliki masa kerja lebih dari 1 tahun yaitu 7 (58,4%) orang. Menurut
Budiono (2003) masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif maupun
negatif. Akan memberikan pengaruh positif bila semakin lama seseorang bekerja
maka akan berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya akan
memberikan pengaruh negatif apabila semakin lama bekerja akan menimbulkan
kelelahan dan kebosanan. Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin
banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja tersebut.
Tentu hal ini juga menjadi kemungkinan penyebab terjadinya kelelahan pada
perawat.

16

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:
1. Kejadian kelelahan pada perawat di Rumah Sakit Sanglah terbanyak
terjadi pada shift pagi dan malam.
2. Jenis aktivitas yang paling banyak menyebabkan kejadian kelelahan pada
perawat adalah pemenuhan kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik.
3. Karakteristik umur, jenis kelamin dan masa kerja juga mempengaruhi
kejadian kelelahan.

17

5.2 Saran
Berdasarkan simpulan dapat diberikan beberapa saran, yaitu
1. Merubah metoda kerja menjadi lebih efesien dan efektif.
2. Menerapkan penggunaan peralatan dan pranti kerja yang memenuhi
standar ergonomi.
3. Menjadwalkan waktu istirahat yang cukup bagi tiap perawat, terutama bagi
shift malam.
4. Menciptakan suasana lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman,
bagi perawat.
5. Melakukan pengujian dan evaluasi kinerja perawat secara periodik untuk
mendeteksi indikasi kelelahan secara lebih dini menemukan solusi yang
tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit EGC
Budiono, S., Jusuf, Pusparini, A, 2003. Bunga Rampai HIPERKES & Kesehatan
Kerja (cetakan ke-1). Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Inta Hestya, Trimawan Heru Wijono, Santi Setiorini. 2012. Hubungan Kerja Shift
Terhadap Kelelahan Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Sayidiman
Magetan Tahun 2012. Jurusan Kesehatan Lingkungan Kampus Magetan.
Jaya,

Jash.

2014.

Perawat

Profesional.

Diakses

http://www.academia.edu/4621137/PERAWAT_PROFESIONAL.

melalui
Pada

tanggal 20 November 2014.


Lientje Setyawati Maurits, Imam Djati Widodo, 2008. Faktor Penjadwalan Shift
Kerja., Teknoin.Volume 13, Nomor 2, Desember. Halaman 18 22. Diakses
18

melalui

http://journal.uii.ac.id/index.php/jurnal-

teknoin/article/viewFile/792/710. Pada tanggal 20 November 2014.


Merulalia,2010. Shift Kerja Rotasi Serta Hubungannya dengan Kepribadian
dan Circadian.

Diakses

melalui

http://merulalia.wordpress.com/2010/07/02/hubungan-shift-kerja-dengankepribadian-dan-circadian/. Pada tanggal 20 November 2014.


Nurmianto, Eko, 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Candi Mas
Metropole, Jakarta: Guna Widya.
Sumamur, P.K.,1986. Ergonomi Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakata, CV
Haji Mas Agung.
Tarwaka, Solichul HA. Bakri, Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi Untuk
Keselamatan Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta, Uniba Press.
Tarwaka,

2012.

Pengujian

Kelelahan

Umum.

Diakses

melalui

http://safelindo.blogspot.com/2009/02/kuesioner-pengujian-kelelahanumum.html. Pada tanggal 20 November 2014.


Vilia A, Saftarina F, Larasati TA. 2014. Hubungan Shift Kerja dengan Kelelahan
Kerja pada Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Bandar Lampung. Faculty of Medicine Lampung University . ISSN 23373776.
Wignjosoebroto, Sritomo, 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Prima
Printing, Surabaya, Guna Widya.
Wijaya, Lientje S.M., Endang, Suparniati, 2006. Hubungan Antara Shift Kerja
dengan Ganguan Tidur dan Kelelahan Kerja Perawat Instalasi Rawat
Darurat Rumah Sakit dr. Sardjito Yogyakarta. Sains Kesehatan. Volume 19,
Nomor 2. April. Halaman 235 245. Diakses melalui http://ilib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=39. Pada tanggal 20 November
2014

19

PANDUAN WAWANCARA TERSTRUKTUR


Nama:
Umur:
Jenis Kelamin
Masa Kerja:
[SHIFT PAGI] Apakah Bapak/Ibu mengalami kelelahan saat bekerja shift pagi?
Bila iya, hal apa yang menyebabkan kelelahan? Bisakah disebutkan jenis aktivitas
secara spesifik yang menyebabkan kelelahan?
Bagaimana upaya mengatasi kelelahan tersebut?
[SHIFT SORE] Apakah Bapak/Ibu mengalami kelelahan saat bekerja shift sore?
Bila iya, hal apa yang menyebabkan kelelahan? Bisakah disebutkan jenis aktivitas
secara spesifik yang menyebabkan kelelahan?
Bagaimana upaya mengatasi kelelahan tersebut?
[SHIFT MALAM] Apakah Bapak/Ibu mengalami kelelahan saat bekerja shift
malam?
Bila iya, hal apa yang menyebabkan kelelahan? Bisakah disebutkan jenis aktivitas
secara spesifik yang menyebabkan kelelahan?
Bagaimana upaya mengatasi kelelahan tersebut?

20

Вам также может понравиться