pembentukannya, berasal dari larutan bukan sebagai detritus
daratan secara kimiawi dan yang terpenting adalah turut sertanya organisme. Sementara batuan karbonat klastik terbentuk sebagai fragmentasi atau pemebentukan sekunder yang penegndapannya menyerupai detritus (Doddy S.G, 1987). Tekstur batuan karbonat Besar Butir Dalam penentuan besar butir Leighton dan Pendexter (1962) menganjurkan untuk menggunakan Skala Wentworth yang telah dimodifikasi (tabel) Bentuk Butir Bentuk Butir dipelajari guna untuk menentukan derajat abrasi atau transport. Bentuk butir dapat dibedakan menjadi dua bioklast : fragmen kerangka yang utuh atau bekas pecahan yang jelas yang mencirikan abrasi yang rendah dan atau transport yang dekat. Non fragmental : membentuk butiran yang bundar seperti detritus daratan yang mencirikan abrasi yang kuat dan atau transport yang jauh. Matriks Matriks merupakan butiran halus karbonat yang mengisi ronggarongga antar butir dan terbentuk pada saat sedimentasi. Matriks pada batuan karbonat dapat berupa : Pengendapan langsung berupa jarum (aragonite) yang terbentuk secara kimiawi/biokimiawi, yang kemudian terubah menjadi kalsit. Hasil abrasi, gamping yang telah terbentuk sebelumnya dierosi dan diabrasi kembali oleh gelombang membentuk tepung kalsit. Tepung kalsit ini membentuk lumpur dan kemudian diendapkan di daerahdaerah yang tenang. Semen Makroskopis Gamping Kerangka