Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Elisya Febriana
Ruli Dwi S.
Nindy Royani
Syifani Noor Harsianti
Annas Hidayatulloh
Dwi Wahyu Baskara
Disusun oleh :
(3514100006)
(3514100018)
(3514100057)
(3814100041)
(4314100101)
(4414100035)
Angkatan 2014
Angkatan 2014
Angkatan 2014
Angkatan 2014
Angkatan 2014
Angkatan 2014
ABSTRAK
Pengaruh media televisi terhadap pemerolehan bahasa bisa diperoleh melalui
hasil pengamatan pada anak yang berusia tiga tahun, peneliti memilih anak-anak
dibawah umur 10 tahun di daerah Keputih, Surabaya. Metode pengumpulan data
yang peneliti gunakan adalah metode simak cakap dengan anak-anak tersebut. Data
yang dihimpun berupa tuturan lisan objek penelitian dengan lawan tuturnya pada
saat bermain, mengobrol dan bermonolog. Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat dalam mencermati pemerolehan bahasa anak dan menjadi himbawauan
terhadap segala bentuk bahasa yang dapat anak peroleh dari media televisi. Dari
hasil penelitian ini akan menyimpulkan bahwa bahasa Indonesia sudah mulai
terkikis hanya karena pengaruh media televisi terhadap pemerolehan bahasa, dan
bahasa tidak bisa diketahui watak, karakter, sifat sebagai bangsa Indonesia.
Kata kunci : pemerolehan bahasa, anak-anak
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerolehan bahasa merupakan suatu proses perkembangan bahasa
manusia. Kanak-kanak sejak lahir telah diberi kemampuan untuk memperoleh
bahasanya. Pemerolehan bahasa ini dipengaruhi pula oleh interaksi sosial dan
perkembangan kognitif anak. Kemampuan berbahasa seseorang diperoleh melalui
sebuah proses sehingga perlu ada pendekatan-pendekatan tertentu di dalamnya.
Pendekatan ini pun diarahkan berdasarkan tujuan pencapaian tertentu seperti
kemampuan sintaksis, semantik, pragmatik dan fonologis yang dalam proses
pemerolehannya dilakukan secara bertahap.
Pada masa inilah anak-anak akan sangat mudah sekali terpengaruh dan
dipengaruhi dari apa yang mereka lihat dan mereka temui setiap hari. Apabila anak
tersebut selalu didampingi oleh televisi, khususnya tayangan televisi, hal tersebut
akan sangat mempengaruhi perkembangan pemerolehan berbahasa. Maka yang
akan dibahas dalam tulisan ini adalah pengaruh tayangan televisi terhadap
pemerolehan bahasa.
Atas dasar uraian diatas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
media televisi terhadap pemerolehan bahasa anak pada tataran sintaksis, semantik,
dan fonologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
formatif
bersama-sama
dengan
pemerian
strukturalnya
yang
menghasilkan suatu interpretasi semantik bagi setiap tali atau untaian. Komponen
fonologi memetakan setiap tali sintaksis menjadi gambaran ciri-ciri fonetik yang
paling terperinci, yaitu menyajikan setiap kalimat dengan ucapannya.
Dari deskripsi di atas dapat dinyatakan bahwa pemerolehan bahasa anak
merupakan suatu proses yang berlangsung terus-menerus secara bertahap.
Pemerolehan bahasa seseorang dapat dinilai atau dilihat dari sistem komunikasi
linguistiknya yang berada pada tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran
fonologi. Oleh karena itu, penelitian tentang pemerolehan bahasa anak secara
mendalam dengan memerhatikan ketiga tataran tersebut terasa sangat penting
dilakukan.
2.2 Temuan Penelitian dan Pembahasan
a. Pemerolehan Sintaksis
Banyak
pemerolehan
pakar
sintaksis
pemerolehan
dimulai
bahasa
ketika
menganggap
kanak-kanak
mulai
bahwa
dapat
menggabungkan dua buah kata atau lebih (lebih kurang ketika berusia 2:0
tahun). Oleh karena itu, ada baiknya diikutsertakan dalam satu teori
pemerolehan sistaksis.
Dalam bidang sintaksis, anak memulai berbahasa dengan
mengucapkan satu kata, kata ini sebenarnya kalimat penuh tetapi karena dia
belum dapat mengatakan lebih dari satu kata, dia hanya mengambil ujaran
satu kata (USK) dari kalimat itu contohnya anak yang mengatakan bi untuk
kata mobil.
b. Pemerolehan Semantik
c. Pemerolehan Fonologi
d. Pemerolehan Pragmatik
Pragmatik
adalah
studi
tentang
penggunaan
bahasa
dalam
hubungannya dengan orang lain dalam masyarakat yang sama (Ninio dan
Snow 1998:9 dalam Darjowidjojo).
e. Pengaruh Media Televisi Terhadap Pemerolehan Bahasa Anak
Pada zaman sekarang ini, tayangan yang sering kita temui hanyalah
tanyagan yang lebih mementingkan fungsi informative dan rekreatif saja,
sedikit sekali tayangan yang memiliki fungsi edukatif.
Anak- anak dan televisi merupakan dua hal yang agak sulit untuk
pisahkan, menurut Cooney (dikutip dalam Yonatahan, 2010), anak-anak dan
televisi adalah suatu perpaduan yang sangat kuat yang diketahui orangtua,
pendidik, dan pemasang iklan. Televisi juga merupakan suatu alat yang
melebihi budaya dalam mempengaruhi cara berpikir dan perilaku anak.
Televisi dapat membantu anak mengetahui hak-hak dan kewajiban anak
sebagai warga negara yang baik dan bisa membangkitkan semangat anak
untuk melibatkan diri dalam perbaikan lingkunagn masyarakat, yang
disertai oleh panduan orang tua (Chen, 1996). Singkat kata, sedikit banyak
tayangan televisi dapat mempengaruhi cara pikir serta sikap dan perilaku
anak.
Salah
satu
penelitian
di
American
Academic
of
peroleh dari tanyangan televisi. Anak usia tiga tahun merupakan usia paling
signifikan dalam perkembangan bahasanya anak pada usia ini sering
berbicara waktu bermain atau saat sendiri, bisa menceritakan sebuah cerita
sederhana.
Acara Televisi
Iuh
Prikitiw
OVJ
Cape deh
Spongebob
Krebi pety
Tuan kreps
Ih masalah
BAB VI
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Anak- anak dan televisi merupakan dua hal yang agak sulit untuk
pisahkan, Televisi juga merupakan suatu alat yang melebihi budaya dalam
mempengaruhi cara berpikir dan perilaku anak. Anak cenderung melakukan
apa yang mereka lihat di TV seperti saat mengucapkan kata /cape deh/
sambil menempelkan tangannya di jidat yang sering kali membuat orang
dewasa di sekitarnya tertawa. Respon dari orang-orang di sekitarnya ini
membuat anak senang dan terus mengulangi kata-kata tersebut.
4.2
Saran
Pada masa emas perkembangan anak, hendaknya anak dibimbing
secara intens baik dalam pemilihan permainan maupun pemilihan tontonan
televisi. Pilihlah tanyangan-tanyangan televisi yang mendidik dan membuat
anak kreatif. Batasi anak menonton televisi antara 1-2 jam perhari karena
pada masa emas perkembangan anak sangat cepat menerima segala
informasi dan sangat cepat pula mempengaruhi prilakunya ketika sudah
dewasa. Hindari tontonan-tontonan yang memunculkan adegan kekerasan,
bahasa-bahasa vulgar dan kasar karena anak akan mudah sekali meniru.
DAFTAR PUSTAKA