Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tugas : pendapat anda terhadap pengobatan tradisional, usaha apa yang bisa dilakukan
agar bisa diterima di kedokteran
Integrasi Pengobatan Tradisional kedalam Pengobatan Konvensional, memerlukan
penyesuaian kaidah-kaidah Tradisional (turun-temurun, empiris, pengalaman, testimony)
dengan kaidah-kaidah yang biasanya berlaku di zona Konvensional, yang paling menonjol di
zona Konvesional adalah kaidah ilmiah, rasional dan dapat diperoleh hasil yang sama pada
kondisi yang sama (reproducibility, accurately reproduced, or replicated ).
Oleh karena itu, herbal harus di-standarisasi (mulai dari lokasi penanaman, cara penanaman,
panen, penyimpanan sampai masuk ke industri farmasi). Dan keamanan dan efikasinya harus
statistically significant melalui uji klinis, khususnya untuk uji klinis tingkat I (Rangking of
credibility of EBM). 1, 2, 3
Apabila kaidah-kaidah pada zona Konvensional tidak dapat dipenuhi, maka upaya integrasi
tidak akan tercapai.
Sambil menata kembali kurikulum pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran,
agar ilmu herbal diberikan secara terstruktur kepada calon Dokter, maka Dokter diharapkan
mengikuti pendidikan (tambahan) Strata-2 Herbal.
Saintifikasi Jamu merupakan breakthrough untuk
Herbal.
Dan Pusat Studi Biofarma LPPm IPB telah membuat panduan penggunaan herbal yang benar.
4
Klinik Herbal di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya dapat dijadikan model pelayanan kesehatan
terintegrasi antara Konvesional dan Tradisional. 5
Perlu dicatat bahwa ketatnya kaidah Konvensional sebenarnya dapat dikompromikan
apabila pemanfaatan herbal tidak hanya untuk upaya kuratif saja, misalnya herbal dipandang
sebagai sumber nutrisi (metabolit primer) dan penunjang upaya promotif-rehabilitatif
(misalnya sebagai anti-oxidant, anti-inflamation, regulasi hormonal, anti-aging)
Pemanfaatan herbal menjadi keniscayaan seperti yang telah dijalankan oleh banyak
Negara maju maupun berkembang. Kerjasama berkelanjutan antara A-B-G-C diharapkan
dapat menghasilkan suatu hasil nyata produk Jamu berkualitas berdasarkan Evidence Based
Medicine (EBM) yang mampu dibanggakan baik di dalam negeri maupun mancanegara,
sehingga dapat mengharumkan nama bangsa.
Aspek profesionalisme dan aspek legal yang melekat pada praktisi kedokteran dan
praktisi farmasi dapat diantisipasi apabila semua stakeholder dalam per-jamu-an bekerja-sama
untuk mencapai sukses bersama.
1
PUSTAKA
1. What is EBM ? Diunduh tanggal 15 September 2010 dari http://www.whatisseries.co.uk/
whatis/pdfs/What_is_EBM.pdf
2. Setiawati, Arini. Desain dan Cara Uji Klinik yang baik: untuk menyongsong masa depan
yang lebih baik bagi uji klinik di Indonesia, Pidato pada Upacara Pengukuhan sebagai
Guru Besar Tetap Farmakologi dan Terapetik, FKUI, 2007.
3. Akib HRT. BPOM. Evidence Based Medicine Obat Herbal. Seminar pada KONAS-II
PDPKT, 2009.
4. Darusman LK. Pusat Studi Biofarma LPPm IPB. Keamanan Penggunaan Herbal dalam
Pelayanan Kesehatan. Seminar pada KONAS-II PDPKT, 2009.
5. Jonosewojo, Arijanto. Klinik Obat Tradisional di RS Dr Soetomo Surabaya. Seminar
pada KONAS-II PDPKT, 2009.