Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Tinjauan Pustaka
Kandungan Air
92%
66%
38%
36%
14%
12%
Aktivitas air (aw) adalah ukuran ketersediaan air untuk fungsi biologis yang
berhubungan dengan ketersediaan air dalam bentuk bebas. Air bebas pada bahan pangan
digunakaan untuk pertumbuhan mikroorganisme. aw pada bahan pangan berkisar antara
0,1 hingga 0,99 (Ray & Bhunia, 2008). Kebanyakan kapang membutuhkan aktivitas air
(aw) untuk germinasi spora aseksual dan pertumbuhannya relatif lebih rendah
dibandingkan bakteri dan khamir. Sedangkan kadar air yang dibutuhkan kapang lebih
rendah 14-15% dari yang dibutuhkan oleh bakteri dan khamir (Fardiaz, 1992). Berbagai
mikroorganisme mempunyai aw minimum agar dapat tumbuh dengan baik, misalnya
bakteri aw 0,9; khamir aw 0,80-0,90 dan kapang aw 0,60-0,70 (Winarno, 2004).
Tabel 2. Water Activity (aw) pada Produk Bakery
Produk Bakery
Crackers1
Biskuit2
baked cake2
Roti1
aw
0,10 0,20
0,30
0,90 0,94
0,93 0,98
Keterangan :
1 : (Ray & Bhunia, 2008)
2 : (Banwart, 1989)
Suhu optimum untuk pertumbuhan kapang sekitar 25-37C. Kapang bersifat aeobik
sehingga membutuhkan oksigen untuk pertumbuhannya. Kapang tumbuh pada kisaran
pH yang luas, yaitu 2 8,5. Kapang dapat tumbuh pada makanan yang mengandung
pati, protein, atau lemak (Fardiaz, 1992). Kapang merupakan mikroorganisme yang
berkemampuan untuk menggunakan polisakarida sebagai nutrisi tumbuhnya. Kapang
dapat tumbuh pada permukaan yang bersifat liquid atau solid (roti) (Ray & Bhunia,
2008).
Kerusakan kapang pada roti biasanya disebabkan oleh filamen Rhizopus sp., Mucor sp.,
Penicillium sp., Eurotium sp., Aspergillus sp., dan Monilia sitophilia. Spesies yang
paling sering tumbuh pada roti yaitu Rhizopus stolonifer atau disebut juga jamur roti.
Penyimpanan roti pada kondisi kelembaban yang rendah dapat menghambat
pertumbuhan kapang. Koloni kapang yang pertama kali terbentuk pada roti biasanya
dari Spesies Eurotium. Aspergillus dan Penicillium adalah kapang yang memproduksi
toksin (Saranraj & Geetha, 2011).
Umumnya roti yang tidak diberi pengawet ditumbuhi oleh kapang Penicillium
roqueforti, Penicillium crustosum, Penicillium commune, Penicillium brevicompactum,
Penicillium chrysogenum, Aspergillus Versicolor, Aspergillus sydowii dan Eurotium
spp (Samson et al., 1995). Kerusakan pada roti akibat kapang dapat dilihat pada Tabel
3. dibawah ini.
Tabel 3 . Kapang yang Tumbuh pada Roti
Kapang
Rhizopus nigricans
Penicillium
Neurospora
Serratia marcescens
(Banwart, 1989).
Koloni Aspergillus biasanya bertumbuh dengan cepat, putih, kuning, kuning kecoklatan,
coklat hingga hitam atau kehijauan. Konidiofor (biasanya aseptat) tidak bercabang
dengan bagian yang mengembang (vesikel). Fialida dapat terbentuk pada vesikel
(uniseriate) atau pada metula (biseriate). Spesies Aspergillus mengkontaminasi
berbagai substrat. Pada daerah subtropis dan tropis Aspergillus merupakan kapang yang
lebih banyak mengkontaminasi dibandingkan Penicillum. Nilai aktivitas air minimal
untuk germinasi dan pertumbuhan spora Aspergillus berkisar 0,71-0,94 (Samson et al.,
1995). Aspergillus sp tersebar luas di alam, dan kebanyakan spesies sering
menyebabkan kerusakan makanan, tetapi beberapa spesies bahkan digunakan dalam
fermentasi makanan. Beberapa spesies Aspergillus tumbuh baik pada suhu 37C atau
lebih (Fardiaz, 1992).
Penicillium biasanya bertumbuh dengan cepat, memiliki warna kehijauan, terkadang
putih dan memiliki konidiofor. Konidiofornya dapat tampak dari susbtrat (lanose) atau
dari aerial hifa (funiculose). Kebanyakan spesies Penicillium merupakan kontaminan
yang banyak mengkontaminasi berbagai susbtrat dan dikenal berpotensi menghasilkan
mikotoksin. Nilai aktivitas air minimal untuk germinasi dan pertumbuhan spora
Penicillium berkisar 0,78-0,91 (Samson et al., 1995). Penicillium sp banyak tersebar di
alam dan penting dalam mikrobiologi pangan. Kapang ini sering menyebabkan
kerusakan pada sayuran, buah-buahan dan serealia (Fardiaz, 1992).
Mucor memiliki hifa putih atau berwarna, memiliki berbagai ukuran dari milimeter
(mm) hingga sentimeter (cm). Sporanya memiliki ukuran yang beragam, sporangiospor
biasanya bercabang. Nilai aktivitas air minimal untuk germinasi dan pertumbuhan spora
Mucor berkisar 0,9-0,93 (Samson et al., 1995). Mucor sp sering menyebabkan
kerusakan makanan, tetapi beberapa spesies juga digunakan dalam fermentasi makanan
(Fardiaz, 1992).
Recognized as Safe (GRAS) dan mudah dicerna karna dinding selnya mengandung
sedikit selulosa (Karkos et al., 2008). Spirulina memiliki nutrisi yang tinggi seperti
protein hingga 70%, lemak, karbohidrat, asam -linolenat, asam nukleat (<5%), pigmen,
antioksidan, fikosianin, vitamin khususnya B12, mineral terutama besi (Achmadi et al.,
2002 ; Mala et al., 2009 ; Angka & Maggy, 2000).
UL-Portugal
52
15
3
DBNOU
42-63
8-14
4-11
Beberapa spesies alga mengandung senyawa bioaktif alami yang berpotensi sebagai
antimikroba. Asam lemak dan lipid memiliki potensi antimikroba, dimana kandungan
ini terdapat dalam konsentrasi tinggi pada Spirulina platensis (Mala et al., 2009).
Spirulina
mengandung
fikosianin,
fikosianobilin,
allofikosianin
dan
senyawa
Antimikrobia adalah senyawa yang mampu menghambat dan bahkan dapat membunuh
mikrobia dalam konsentrasi tertentu. Senyawa antimikrobia tersebut dapat berasal dari
senyawa metabolit mikrobia, senyawa atau bahan kimia dan ekstrak dari bahan alami.
Aktivitas antimikrobia berbeda-beda tergantung dari sumbernya dan tergantung dari
komponen antimikrobia itu sendiri. Banyak sekali antimikrobia sintetik, namun yang
paling baik adalah antimikrobia alami karena memiliki resiko yang kecil terhadap
konsumen (Boyd, 1984).
Salah satu pencegahan tumbuhnya mikroorganisme dengan menambahkan antimikroba.
Antimikroba yang umum digunakan dalam produk bakery adalah senyawa kimia asam
propionat dan asam sorbat (Lavermicocca, 2003). Dengan semakin kritisnya masyarakat
saat ini, penggunaan senyawa kimia dalam makanan semakin dibatasi karena dianggap
tidak aman dan dapat membahayakan kesehatan sehingga dibutuhkan alternatif yaitu
penggunaan antimikroba alami yang dianggap lebih aman. Menurut Arroyo (2003),
pengganti antimikroba kimia yang lebih praktis, etis dan sesuai perundang-undangan
adalah antimikroba yang berasal dari tanaman dan mikroorganisme.
Sianobakteria Spirulina digunakan sebagai pangan karena memiliki kualitas dan
kuantitas protein, asam amino essensial, mineral, polyunsaturated fatty acid (PUFA)
dan vitamin yang tinggi. Tidak hanya itu, Spirulina juga memiliki sifat fungsional yaitu
adanya kandungan senyawa fenol, tokoferol, serta pigmen seperti karotenoid, fikosianin
dan klorofil (Souza et al., 2011). Adanya molekul glikolipid dan komposisi asam lemak
pada Spirulina platensis memiliki sifat fungsional sebagai antioksidan dan aktivitas
antimikroba (Ramadan et al., 2008).
Ekstrak air Spirulina tidak mempengaruhi pertumbuhan kapang Fusarium, Rhizopus
oryzae. Pada kultur Aspergillus niger tidak ada penghambatan dengan semakin tinggi
konsentrasi ekstrak air Spirulina merangsang pembentukan pembuahan aseksual, hal ini
dapat terlihat dari adanya konidia dan konidiofor. Konsentrasi ekstrak air Spirulina
yang tinggi dapat merangsang pertumbuhan dan pematangan miselium Cladosporium,
hal ini terlihat dari adanya perkembangan miselium berwarna hijau dan konidiofor.
Ekstrak air Spirulina ini juga merangsang pertumbuhan kapang genus Geothricum
(Duda-Chodak, 2013).
Beberapa produk bakery telah ditambahkan Spirulina. Menambahkan tepung mikroalga
kedalam roti akan meningkatkan kandungan nutrisinya. Roti mikroalga memiliki warna
dan flavor khas mikroalga serta mengandung vitamin, mikroelemen dan senyawa
bioaktif yang terkandung didalam mikroalga. Dengan adanya mikroalga akan
memperpanjang umur simpannya karena dapat membantu fungsi air (Liang et al.,
2004).
1.3.
Tujuan Penelitian