Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
B.F SKINNER
A. KONSEP BELAJAR MENURUT B.F SKINNER
Burrhus Frederic Skinner (1904-1990) yang berkebangsaan Amerika dikenal
sebagai tokoh behavioris yang terkenal melalui pendekatan model instruksi langsung
(directed instruction). Skinner meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses
pengkondisian operan. Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar secara
terarah dan dikontrol oleh guru melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise).
Dalam merumuskan teorinya, Skinner memuat eksperimen sebagai berikut:
Dalam laboratorium, Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan ke dalam
sebuah kotak yang disebut dengan Skinner box. Kotak tersebut telah dilengkapi dengan
berbagai peralatan, yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu
yang dapat diatur nyalanya, dan laintai yang dapat dialiri listrik.
Karena dorongan lapar (hunger drive), tikus berusaha keluar untuk mencari
makanan. Selama tikus bergerak kesana kemari untuk keluar box, tidak sengaja ia
menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap
sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shaping.
Dari eksperimen di atas, Skinner menyatakan bahwa manajemen kelas adalah
berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behaviour modification) antara lain dengan
proses penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang
diinginkan dan tidak memberikan imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat.
Penghargaan dapat berupa ganjaran atau penguatan. Ganjaran merupakan proses yang
sifatnya menggembirakan dan merupakan tingkah laku yang sifatnya subjektif, sedangkan
penguatan merupakan sesuatu yang mengakibatkan meningkatnya kemungkinan terjadinya
suatu respon dan lebih mengarah kepada hal-hal yang sifatnya dapat diamati dan diukur.
Operant conditioning atau pengkondisian operan adalah suatu proses penguatan
perilaku operan meliputi penguatan positif atau negatif yang dapat mengakibatkan perilaku
tersebut dapat berulang kembali atau menghilangkan sesuai dengan keinginan. Penguatan
disini dibedakan menjadi dua bagian, yaitu penguatan positif dan negatif. Penguatan
positif sebagai stimulus dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku. Bentuk
penguatan positif antara lain: berupa hadiah (permen, kado, makanan, dan sebagainya),
perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan,
mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, juara 1, dan sebagainya). Penguatan
negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Bentuk penguatan
negatif meliputi: menunda/tidak memberikan penghargaan, memberikan tugas tambahan,
atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa, dan
sebagainya).
Pengkondisian operan seperti yang telah dijelaskan di atas berhubungan dengan
perilaku operan. Perilaku operan adalah perilaku yang dipancarkan secara spontan dan
bebas. Hal ini berbeda dengan perilaku responden dalam pengkondisian Pavlov yang
muncul karena adanya stimulus tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami
penguatan adalah: Anak kecil yang tersenyum mendapat permen dari orang dewasa yang
gemas melihatnya, maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula
tidak disengaja atau tanpa maksud tertentu. Tersenyum adalah perilaku operan dan permen
adalah penguat positifnya.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Pengkondisian Operan adalah :
ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya
pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan
terjadinya kesalahan.
G. 1994) adalah bahwa: (i) teknologi untuk situasi yang kompleks tidak bisa lengkap;
analisa yang berhasil bergantung pada keterampilan teknologis, (ii) keseringan respon
sukar diterapkan pada tingkah laku kompleks sebagai ukuran peluang kejadian. Disamping
itu pula, tanpa adanya sistem hukuman akan dimungkinkan akan dapat membuat anak
didik menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisiplinan. hal tersebuat akan
menyulitkan lancarnya kegiatan belajar-mengajar. Dengan melaksanakan mastery
learning, tugas guru akan menjadi semakin berat.
Beberapa kekeliruan dalam penerapan teori Skinner adalah penggunaan hukuman
sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa. Menurut Skinner hukuman yang baik
adalah anak merasakan sendiri konsekuensi dari perbuatannya. Misalnya anak perlu
mengalami sendiri kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahan. Penggunaan hukuman
verbal maupun fisik seperti: kata-kata kasar, ejekan, cubitan, jeweran justru berakibat
buruk pada siswa. Selain itu kesalahan dalam reinforcement positif juga terjadi didalam situasi
pendidikan seperti penggunaan rangking Juara di kelas yang mengharuskan anak menguasai semua
mata pelajaran. Sebaiknya setiap anak diberi penguatan sesuai dengan kemampuan yang
diperlihatkan sehingga dalam satu kelas terdapat banyak penghargaan sesuai dengan prestasi yang
ditunjukkan para siswa: misalnya penghargaan di bidang bahasa, matematika, fisika, menyanyi,
menari atau olahraga.
pembagian akan lebih mudah mengerjakan soal yang berhubungan dengan operasi-operasi
tersebut dengan cepat dan tanpa pemikiran yang lama.
ALBERT BANDURA
A. KONSEP BELAJAR MENURUT ALBERT BANDURA
TeoripembelajaransocialdikembangkanolehAlbertBandura(1986).Teoriini
menerima sebagian besar dari prinsip prinsip teori teori belajar perilaku, tetapi
memberikanlebihbanyakpenekananpadakesandanisyaratisyaratperubahanperilaku,
danpadaprosesprosesmentalinternal.Jadidalamteoripembelajaransocialkitaakan
menggunakanpenjelasanpenjelasanreinforcementeksternaldanpenjelasanpenjelasan
kognitifinternaluntukmemahamibagaimanabelajardarioranglain.Dalampandangan
belajarsocialmanusiaitutidakdidorongolehkekuatankekuatandaridalamdanjuga
tidakdipengaruhiolehstimulusstimuluslingkungan.
Teoribelajarsocialmenekankanbahwalingkunganlingkunganyangdihadapkan
pada seseorang secara kebetulan ; lingkungan lingkungan itu kerap kali dipilih dan
diubaholehorangitumelaluiperilakunyasendiri.MenurutBandura,sebagaimanadikutip
oleh(Kard,S,1997:14)bahwasebagianbesarmanusiabelajarmelaluipengamatansecara
selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Inti dari pembelajaran social adalah
pemodelan(modelling),danpemodelaninimerupakansalahsatulangkahpalingpenting
dalampembelajaranterpadu.
Adaduajenispembelajaranmelaluipengamatan,Pertama.Pembelajaranmelalui
pengamatandapatterjadimelaluikondisiyangdialamioranglain,Contohnya:seorang
pelajarmelihattemannyadipujidanditegurolehgurunyakarenaperbuatannya,makaia
kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh
gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami
oranglain.Kedua,pembelajaranmelaluipengamatanmeniruperilakumodelmeskipun
modelitutidakmendapatkanpenguatanpositifataupenguatannegatifsaatmengamatiitu
sedangmemperhatikanmodelitumendemonstrasikansesuatuyangingindipelajarioleh
pengamattersebutdanmengharapkanmendapatpujianataupenguatanapabilamenguasai
secaratuntasapayangdipelajariitu.Modeltidakharusdiperagakanolehseseorangsecara
langsung,tetapikitadapatjugamenggunakanseseorangpemeranatauvisualisasitiruan
sebagaimodel.
Seperti pendekatan teori pembelajaran terhadap kepribadian, teori pembelajaran
socialberdasarkanpadapenjelasanyangdiutarakanolehBandurabahwasebagianbesar
daripadatingkahlakumanusiaadalahdiperolehdaridalamdiri,danprinsippembelajaran
sudahcukupuntukmenjelaskanbagaimanatingkahlakuberkembang.Akantetapi,teori
teorisebelumnyakurangmemberiperhatianpadakontekssocialdimanatingkahlakuini
munculdankurangmemperhatikanbahwabanyakperistiwapembelajaranterjadidengan
perantaraanoranglain.Maksudnya,sewaktumelihattingkahlakuoranglain,individu
akanbelajarmenirutingkahlakutersebutataudalamhaltertentumenjadikanoranglain
sebagaimodelbagidirinya.
AlbertBanduradanRichardWalters(1959,1963)melakukaneksperimenpada
anakanakyangjugaberkenaandenganpeniruan.Hasileksperimenmerekamendapati,
bahwapeniruandapatberlakuhanyamelaluipengamatanterhadapperilakumodel(orang
yang ditiru) meskipun pengamatan itu tidak dilakukan terus menerus. Proses belajar
semacam ini disebut observationallearning atau pembelajaran melalui pengamatan.
Bandura (1971), kemudian menyarankan agar teori pembelajaran sosial diperbaiki
memandang teori pembelajaran sosial yang sebelumnya hanya mementingkan perilaku
tanpamempertimbanganaspekmentalseseorang.
Menurut Bandura, perlakuan seseorang adalah hasil interaksi faktor dalam
diri(kognitif) dan lingkungan. pandangan ini menjelaskan, beliau telah mengemukakan
teori pembelajaran peniruan, dalam teori ini beliau telah menjalankan kajian bersama
Walter (1963) terhadap perlakuan anakanak apabila mereka menonton orang dewasa
memukul,mengetukdenganpalubesidanmenumbuksambilmenjeritjeritdalamvideo.
Setelahmenontonvideoanakanakinidiarahbermaindikamarpermainandanterdapat
patungsepertiyangditayangkandalamvideo.Setelahanakanaktersebutmelihatpatung
tersebut,merekameniruaksiaksiyangdilakukanolehorangyangmerekatontondalam
video.
Berdasarkan teori ini terdapat beberapa cara peniruan yaitu meniru secara
langsung.Contohnyagurumembuatdemostrasicaramembuatkapalterbangkertas dan
pelajarmenirusecaralangsung.Seterusnyaprosespeniruanmelaluicontohtingkahlaku.
Contohnyaanakanakmenirutingkahlakubersorakdilapangan,jaditingkahlakubersorak
merupakancontohperilakudilapangan.Keadaansebaliknyajikaanakanakbersorakdi
dalamkelassewaktugurumengajar,semestinyaguruakanmemarahidanmemberitahu
tingkahlakuyangdilakukantidakdibenarkandalamkeadaantersebut,jaditingkahlaku
tersebutmenjadicontohperilakudalamsituasitersebut.Prosespeniruanyangseterusnya
ialah elisitasi. Proses ini timbul apabila seseorang melihat perubahan pada oranglain.
Contohnya seorang anakanak melihat temannya melukis bunga dan timbul keinginan
dalamdirianakanaktersebutuntukmelukisbunga.Olehkarenaitu,peniruanberlaku
apabilaanakanaktersebutmelihattemannyamelukisbunga.
CiriciriteoriPemodelanBandura
1) Unsurpembelajaranutamaialahpemerhatiandanpeniruan
2) Tingkahlakumodelbolehdipelajarimelaluibahasa,teladan,nilaidanlainlain
3) Pelajarmenirusuatukemampuandarikecakapanyangdidemonstrasikangurusebagai
model
4) Pelajar memperoleh kemampuan jika memperoleh kepuasan dan penguatan yang
positif
5) Proses pembelajaran meliputi perhatian, mengingat, peniruan, dengan tingkah laku
atautimbalbalikyangsesuai,diakhiridenganpenguatanyangpositif
EksperimenAlbertBandura
EksperimenyangsangatterkenaladalaheksperimenBoboDollyangmenunjukkan
anak anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya. Albert
Banduraseorangtokohteoribelajarsocialinimenyatakanbahwaprosespembelajaran
dapatdilaksanakandenganlebihberkesandenganmenggunakanpendekatanpermodelan
.Beliaumenjelaskanlagibahwaaspekperhatianpelajarterhadapapayangdisampaikan
ataudilakukanolehgurudanaspekpeniruanolehpelajarakandapatmemberikankesan
yangoptimumkepadapemahamanpelajar.
EksperimenPemodelanBandura:
KelompokA :Disuruhmemperhatikansekumpulanorangdewasamemukul,menumbuk,
menendang,danmenjeritkearahpatungbesarBobo.
Hasil=Meniruapayangdilakukanorngdewasamalahanlebihagresif
Kelompok B :Disuruh memperhatikan sekumpulan orang dewasa bermesra dengan
patugbesarBobo
Hasil=TidakmenunjukkantingkahlakuyangagresifsepertikelompokA
HasilKeseluruhanEksperimen:
KelompokAmenunjukkantingkahlakuyanglebihagresifdariorangdewasa.Kelompok
Btidakmenunjukkantingkahlakuyangagresif
GambarPemodelanAlbertBandura:
KelemahanTeoriAlbertBandura
TeoripembelajaranSosialBandurasangatsesuaijikadiklasifikasikandalamteori
behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan
tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam
mendalamisesuatuyangditiru.
Selainitujuga,jikamanusiabelajarataumembentuktingkahlakunyadenganhanya
melaluipeniruan(modeling),sudahpastiterdapatsebagianindividuyangmenggunakan
teknikpeniruaninijugaakanmenirutingkahlakuyangnegative,termasukperlakuan
yangtidakditerimadalammasyarakat.
KelebihanTeoriAlbertBandura
TeoriAlbertBanduralebihlengkapdibandingkanteoribelajarsebelumnya,karena
itumenekankanbahwalingkungandanperilakuseseorangdihubungkanmelaluisystem
kognitiforangtersebut.Banduramemandangtingkahlakumanusiabukansematamata
reflexatasstimulus(SRbond),melainkanjugaakibatreaksiyangtimbulakibatinteraksi
antaralingkungandengankognitifmanusiaitusendiri.
relevan
yang
terdapat
dalam
struktur
kognitif
berdasarkan
cara
menyajikan
materi,
yaitu:
(1)
prinsip-prinsip
dan
konsep-konsep
yang
perlu
kita
perhatikan, yaitu :
1) Pengatur awal
Pengatur awal mengarahkan para siswa ke materi yang
akan mereka pelajari, dan menolong mereka untuk mengingat
kembali informasi yang berhubungan yang dapat digunakan
untuk
membantu
menanamkan
pengetahuan
baru.
Suatu
belajar
bermakna
berlangsung,
perlu
terjadi
3) Belajar Superordinat
Belajar superordinat terjadi, bila konsep-konsep yang telah
dipelajari sebelumnya dikenal sebagai unsur-unsur dari suatu
onsep yang lebih luas, lebih inklusif.
4) Penyesuaian integratif
Dalam mengajar, bukan hanya urutan menurut diferensiasi
progresif yang diperhatikan, melainkan juga harus diperlihatkan
bagaimana konsep-konsep baru dihubungkan pada konsepkonsep superordinat. Kita harus memperlihatkan secara eksplisit
bagaimana arti-arti baru dihubungkan dan dipertentangkan
dengan arti-arti sebelumnya yang lebih sempit dan bagaimana
konsep-konsep yang tingkatnya lebih tinggi sekarang mengambil
arti baru.
B. PENERAPAN TEORI AUSUBEL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Misal guru meminta siswa untuk menghafalkan bilangan berikut :
(1) 09.107.145
(3) 17.081.945
(2) 54.918.071
Siswa diminta untuk mengaitkan dengan pengetahuan yang sudah diketahui sebelumnya.
Ternyata sebagian besar siswa bisa menghafal bilangan yang no 3.
Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan adalah: Mengapa bagi sebagian siswa di
Indonesia, bilangan ketiga, yaitu 17.081.945, merupakan bilangan yang paling mudah
diingat? Mengapa bilangan kedua yaitu 54.918.071 merupakan bilangan yang paling
mudah diingat berikutnya? Mengapa bilangan pertama yaitu 89.107.145 merupakan
bilangan yang paling sulit diingat atau dipelajari?
Bilangan ketiga, yaitu 17.081.945 merupakan bilangan yang paling mudah diingat
hanya jika bilangan tersebut dikaitkan dengan tanggal Kemerdekaan RI yang jatuh pada
17 Agustus 1945 (atau 17-08-1945). Namun bilangan ketiga tersebut, yaitu 17.081.945
akan sulit diingat (dipelajari) jika bilangan itu tidak dikaitkan dengan tanggal
Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Jadi, proses pembelajaran dimana kita dapat
mengaitkan suatu pengetahuan yang baru (dalam hal ini bilangan 17.081.945) dengan
pengetahuan yang lama (dalam hal ini 17-08-1945, yaitu tanggal Kemerdekaan RI 17
Agustus 1945) seperti itulah yang disebut dengan pembelajaran bermakna dan hasilnya
diharapkan akan tersimpan lama.
Jelaslah, menurut Ausubel, bahwa pengetahuan yang sudah dimiliki siswa akan
sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran. Di samping itu, seorang
guru dituntut untuk mengecek, mengingatkan kembali ataupun memperbaiki pengetahuan
prasyarat siswanya sebelum ia memulai membahas topik baru, sehingga pengetahuan yang
baru tersebut dapat berkait dengan pengetahuan yang lama yang lebih dikenal sebagai
belajar bermakna tersebut.
menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Anak mampu menangani sistem
klasifikasi.
Namun
sungguhpun
anak
telah
dapat
melakukan
pengklasifikasian,
p
Luas daerah bangun datar pada gambar di sebelah kiri ini adalah 8satuan luas, karena ada
8 persegi satuan yang dapat dihitung dengan:
1. membilang 1, 2, 3, ... , 8
2. menjumlahkan 2 + 2 + 2 + 2 = 8
3. menjumlahkan 4 + 4 = 8
4. mengalikan 2 4 = 8
5. mengalikan 4 2 = 8.
Cara ke-5 dengan mengalikan adalah cara yang paling cepat, sehingga rumus luas daerah
pada gambar di sebelah kanan dapat diasimilasi, disesuaikan, ataupun dikaitkan dengan
gambar di sebelah kiri sehingga luas daerah sebelah kanan adalah mengeneralisasi
perkalian 4 2 = 8 menjadi pl. Jadi luas daerah persegipanjang adalah pl. Sekali lagi,
tugas gurulah untuk merancang aktivitas bagi siswanya sehingga para siswa dapat
mempelajari luas daerah persegipanjang dengan mengasimilasi atau mengakomodasi.
TEORI MASLOW
A. KONSEP HIRARKHI KEBUTUHAN MENURUT MASLOW
Abraham Maslow mengembangkan teori kepribadian yang telah mempengaruhi
sejumlah bidang yang berbeda, termasuk pendidikan. Ini pengaruh luas karena sebagian
tingginya tingkat kepraktisans teori Maslow. Teori ini akurat menggambarkan realitas
banyak dari pengalaman pribadi. Banyak orang menemukan bahwa mereka bisa
memahami apa kata Maslow. Mereka dapat mengenali beberapa fitur dari pengalaman
mereka atau perilaku yang benar dan dapat diidentifikasi tetapi mereka tidak pernah
dimasukkan ke dalam kata-kata.
Maslow adalah seorang psikolog humanistik. Humanis tidak percaya bahwa
manusia yang mendorong dan ditarik oleh kekuatan mekanik, salah satu dari rangsangan
dan bala bantuan (behaviorisme) atau impuls naluriah sadar (psikoanalisis). Humanis
berfokus pada potensi. Mereka percaya bahwa manusia berusaha untuk tingkat atas
kemampuan. Manusia mencari batas-batas kreativitas, tertinggi mencapai kesadaran dan
kebijaksanaan. Ini telah diberi label berfungsi penuh orang, kepribadian sehat, atau
sebagai Maslow menyebut tingkat ini, orang-aktualisasi diri.
Maslow telah membuat teori hierarkhi kebutuhan. Semua kebutuhan dasar itu
adalah instinctoid, setara dengan naluri pada hewan. Manusia mulai dengan disposisi yang
sangat lemah yang kemudian kuno sepenuhnya sebagai orang tumbuh. Bila lingkungan
yang benar, orang akan tumbuh lurus dan indah, aktualisasi potensi yang mereka telah
mewarisi. Jika lingkungan tidak benar (dan kebanyakan tidak ada) mereka tidak akan
tumbuh tinggi dan lurus dan indah.
Maslow telah membentuk sebuah hirarki dari lima tingkat kebutuhan dasar. Di luar
kebutuhan tersebut, kebutuhan tingkat yang lebih tinggi ada. Ini termasuk kebutuhan untuk
memahami, apresiasi estetik dan spiritual kebutuhan murni. Dalam tingkat dari lima
kebutuhan dasar, orang tidak merasa perlu kedua hingga tuntutan pertama telah puas,
maupun ketiga sampai kedua telah puas, dan sebagainya. Kebutuhan dasar Maslow
adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan
suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak
diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang
untuk kepuasan.
2. Kebutuhan Keamanan
Ketika semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan
perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit
kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode
disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering
menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.
3. Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya
kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa
orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua
dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4. Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi
dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat
penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan,
tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi,
orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi,
orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk
aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu
untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu lahir untuk dilakukan. Seorang
musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis. Kebutuhan ini
membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi,
tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak
dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang
itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada
kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Teori hierarkhi kebutuhan sering digambarkan sebagai piramida, lebih besar tingkat
bawah mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik atas mewakili kebutuhan
aktualisasi diri. Maslow percaya bahwa satu-satunya alasan bahwa orang tidak akan
bergerak dengan baik di arah aktualisasi diri adalah karena kendala ditempatkan di jalan
mereka oleh masyarakat negara. Dia bahwa pendidikan merupakan salah satu kendala. Dia
merekomendasikan cara pendidikan dapat beralih dari orang biasa-pengerdilan taktik
untuk tumbuh pendekatan orang. Maslow menyatakan bahwa pendidik harus menanggapi
potensi individu telah untuk tumbuh menjadi orang-aktualisasi diri / jenis-nya sendiri.
Sepuluh poin yang pendidik harus alamat yang terdaftar:
1. Kita harus mengajar orang untuk menjadi otentik, untuk menyadari diri batin
mereka dan mendengar perasaan mereka-suara batin.
2. Kita harus mengajar orang untuk mengatasi pengkondisian budaya mereka dan
menjadi warga negara dunia.
3. Kita harus membantu orang menemukan panggilan mereka dalam hidup, panggilan
mereka, nasib atau takdir. Hal ini terutama difokuskan pada menemukan karier
yang tepat dan pasangan yang tepat.
4. Kita harus mengajar orang bahwa hidup ini berharga, bahwa ada sukacita yang
harus dialami dalam kehidupan, dan jika orang yang terbuka untuk melihat yang
baik dan gembira dalam semua jenis situasi, itu membuat hidup layak.
5. Kita harus menerima orang seperti dia atau dia dan membantu orang belajar sifat
batin mereka. Dari pengetahuan yang sebenarnya bakat dan keterbatasan kita bisa
tahu apa yang harus membangun di atas, apa potensi yang benar-benar ada.
6. Kita harus melihat itu kebutuhan dasar orang dipenuhi. Ini mencakup keselamatan,
belongingness, dan kebutuhan harga diri.
7. Kita harus refreshen kesadaran, mengajar orang untuk menghargai keindahan dan
hal-hal baik lainnya di alam dan dalam hidup.
8. Kita harus mengajar orang bahwa kontrol yang baik, dan lengkap meninggalkan
yang buruk. Dibutuhkan kontrol untuk meningkatkan kualitas hidup di semua
daerah.
9. Kita harus mengajarkan orang untuk mengatasi masalah sepele dan bergulat
dengan masalah serius dalam kehidupan. Ini termasuk masalah ketidakadilan, rasa
sakit, penderitaan, dan kematian.
10. Kita harus mengajar orang untuk menjadi pemilih yang baik. Mereka harus diberi
latihan dalam membuat pilihan yang baik.
B. PENERAPAN KONSEP MASLOW DALAM PEMBELAJARAN
1) Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis
menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang representatif
guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif
daripada yang negatif
sekolah
mengembangkan
situasi
yang
memungkinkan
tercipatanya
dapat
saling
menghormati
dan
mempercayai,
tidak
saling
mencemoohkan
mengembangkan program
5) Estetika
melibatkan siswa dalam proyek atau kegaitan self expressive dan kreatifitas
Kecenderungan formatif
Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik tersusun dari hal-hal yang
lebih kecil.
Kecenderungan aktualisasi
Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan
atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap individual mempunyai kekuatan yang
kreatif untuk menyelesaikan masalahnya.
Teori Roger dalam bidang pendidikan adalah dibutuhkannya 3 sikap dalam fasilitator
belajar yaitu (1) realitas di dalam fasilitator belajar, (2) penghargaan, penerimaan, dan
kepercayaan, dan (3) pengertian yang empati.
Merupakan sikap dasar yang penting. Seorang fasilitator menjadi dirinya sendiri
dan tidak menyangkal diri sendiri, sehingga ia dapat masuk kedalam hubungan
dengan pelajar tanpa ada sesuatu yang ditutup-tutupi.
B.
TEORI VYGOTSKY
A. KONSEP BELAJAR ZPD MENURUT VYGOTSKY
Vygotsky dalam Komalasari (2010:23) mengemukakan konsepnya tentang zona
perkembangan proksimal (zone of proximal development).
Menurutnya perkembangan seseorang dapat dibedakan ke dalam dua tingkat, yaitu tingkat
perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktua
tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan
berbagai masalah secara sendiri. Ini disebut sebagai kemampuan intramental. Sedangkan
tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan
tugas-tugas dan memecahkan masalah ketika dibimbing orang dewasa atau ketika
berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih mampu atau kompeten. Ini disebut
kemampuan intermental. Jarak antara tingkat perkembangan aktual dengantingkat
TEORI BRUNER
A. KONSEP TEORI BRUNER
Jerome S. Bruner (1915) adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli
psikologi belajar kognitif. Pendekatannya tentang psikologi adalah eklektik. Penelitiannya
yang demikian banyak itu meliputi persepsi manusia, motivasi, belajar, dan berpikir.
Dalam mempelajari manusia, Ia menganggap manusia sebagai pemproses, pemikir, dan
pencipta informasi (dalam Wilis Dahar, 1988;118).
Menurut Bruner belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran
diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat dalam pokok bahasan
yang diajarkan, di samping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan strukturstruktur. Dengan mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam bahan yang sedang
dibicarakan, anak akan memahami materi yang harus dikuasainya itu. Ini menunjukkan
bahwa materi yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan lebih mudah
dipahami dan diingat anak.
Menurut Bruner untuk memahami konsep-konsep yang sifatnya abstrak,
dibutuhkan wakil (representasi) yang dapat ditangkap oleh indera manusia. Bruner juga
mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk
memanipulasi benda-benda (alat peraga). Melalui alat peraga yang ditelitinya itu, anak
akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda
yang sedang diperhatikannya itu. Keteraturan tersebut kemudian oleh anak dihubungkan
dengan keterangan intuitif yang telah melekat pada dirinya.
Dengan memanipulasi alat-alat peraga, siswa dapat belajar melalui keaktifannya.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bruner, belajar merupakan suatu proses aktif yang
memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar (melebihi) informasi yang
diberikan pada dirinya. Sebagai contoh, seorang siswa yang mempelajari bilangan prima
akan bisa menemukan berbagai hal yang penting dan menarik tentang bilangan prima,
sekalipun pada awal mula guru hanya memberikan sedikit informasi tentang bilangan
prima kepada siswa tersebut. Teori Bruner tentang kegiatan manusia tidak terkait dengan
umur atau tahap perkembangan. Ada dua bagian yang penting dari teori Bruner (dalam
seperti semula. Dengan cara ini siswa melakukan tahap enaktif dalam memperoleh
jaring-jaring kubus dengan memperhatikan rebahan kubus. Siswa langsung
menemukan cara memilih rusuk yang diiris sehingga rebahannya bila dilipat kembali
akan terbentuk seperti semula. Namun ada kemungkinan siswa mengiris rusuk
sedemikian rupa sehingga bila bangun rebahannya dilipat kembal tidak diperoleh
kubus seperti semula, misalnya ada bagian sisi yang ompong/kosong karena
menumpuk pada sisi lain/ sisi-sisi yang saling menutup. Atau mungkin rebahannya
tidak lagi berbetuk bangun datar gabungan. Berpandu pada hasil kerja siswa guru
membimbing siswa untuk mengidentifikasi ciri-ciri (syarat) dari bangun babaran
atau rebahan kubus sehingga bila dilipat menurut rusuk yang tak teriris membentuk
bangun kubus seperti semula ( bangun babaran atau rebahan yang sedemikian oleh
siswa mungkin ditemukan lebih dari satu macam). Setelah itu barulah guru
mengkomunikasikan bahwa bangun babaran atau rebahan yang sedemikian itulah
yang disebut jaring-jaring kubus.
b. Tahap Ikonik, dengan berpandu pada hasil kerja siswa diminta menggabar bangun
babaran atau rebahan kubus yang berupa jaring-jaring. Dengan mengingat syarat
atau ciri-ciri dari suatu babaran kubus yang berupa jaring-jaring kubus. Jaring-jaring
kubus adalah rangkaian bangun yang diperoleh dari enam persegi yang sama, dalam
susunan tertentu. Kemudian siswa diminta untuk menggambar jaring-jaring kubus
yang lain, Misal contoh dua jaring-jaring tersebut bentuk adalah sebagai berikut.
c. Tahap Simbolis, untuk tahap simbolis siswa dapat ditugasi untuk membuat jaringjaring kubus dengan kertas bufalo yang baru, kemudian membuat kubus dengan
ukuran yang tertentu.
5. KURIKULUM 2013
Pendekatan ilmiah yang direkomendasikan oleh pemerintah dalam Kurikulum 2013
berdasarkan teori konstruktivist dan ilustrasi.
Pendekatan
ilmiah
merupakan
suatu
proses
ilmiah
dalam
atau
gejala,
pada
teknik-teknik
memperoleh
investigasi
pengetahuan
atas
baru,
atau
dan
ekperimen,
kemjdian
memformulasi
dan
menguji
hipotesis.1[5]
Sementara itu, Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri
bahwa
pendekatan
didalamnya
ilmiah
mencakup
(scientific
komponen:
appoach)
dalam
mengamati,
pembelajaran
menanya,
mencoba,
(meaningfull
mengutamakan
learning).
Metode
kebermaknaan
ini
memiliki
proses
keunggulan
tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang
dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati
dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang
lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali
akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang
tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada
hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang
digunakan oleh guru.
2) Menanya
Guru yang efektif
meningkatkan
dan
pengetahuannya.
mampu
menginspirasi
mengembangkan
Pada
saat
guru
ranah
bertanya,
peserta
sikap,
pada
didik
untuk
keterampilan,
saat
itu
pula
dan
dia
dimaksudkan
untuk
memperoleh
tanggapan
verbal.
Istilah
memberi
kesempatan
peserta
didik
untuk
berpikir
ulang,
dalam
kerangka
proses
pembelajaran
dengan
yang
pengetahuan.
dapat
diobservasi
untuk
memperoleh
simpulan
berupa
asosiasi,
proses
pembelajaran
pembelajaran
akan
berhasil secara efektif jika terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan
peserta didik. Pola ineraksi itu dilakukan melalui stimulus dan respons (S-R).
Teori
ini
kemudian
dikembangan
dikenal
kerdasarkan
dengan
teori
hasil
asosiasi.
eksperimen
Jadi,
Thorndike,
prinsip
dasar
yang
proses
pembelajaran yang dianut oleh Thorndike adalah asosiasi, yang juga dikenal
dengan teori Stimulus-Respon (S-R). Menurut Thorndike, proses pembelajaran,
lebih khusus lagi proses belajar peserta didik terjadi secara perlahan atau
inkremental/bertahap, bukan secara tiba-tiba.
4) Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik
harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau
substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya,peserta didik harus
memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan
pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode
ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya sehari-hari.
Aplikasi metode eksperimen
atau
mencoba
dimaksudkan
untuk
dan
hasil-hasil
eksperimen
sebelumnya;
(4)
melakukan
dan