Вы находитесь на странице: 1из 34

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Coelenterata

NIM

Hari/tgl.

: Senin 2 Maret 2015

: D611 14 010

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah Coelenterata

diambil

dari

bahasa

Yunani

coilos=rongga,

enteron=usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang


ususnya berongga, tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga
mengindikasikan bahwa hewan coelenterate tidak memiliki rongga tubuh
sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenterons.
Dengan adanya ronggga inilah yang membuat Coelenterata menjadi fosil dimana
rongga inilah yang kemudian terisi mineral, tercetak, atau bahkan meninggalkan
jejak.
Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air
tawar. Sebagian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang
melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat
berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas
melayang di air. Melalui habitat Coelenterata dapat diketahui bagaimana
lingkungan pengendapan suatu jenis batuan serta korelasinya dnegan batuan
yang lain Terutama

kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan

komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang yang menjadi bahan


terbentuknya batu gamping atau batuan karbonat (CaCO3). Hal inilah yang
mendasari

dilakukannya

praktikum

untuk

mempelajari

lebih

lanjut

pengklasifikasian filum Coelenterata dan pendiskripsian fosil jenisnya yang


ditemukan.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah:
1.
Mengetahui ciri-ciri Coelenterata
2.
Mengenal bagian-bagian tubuh Coelenterata
3.
Mengetahui pembagian jenis dan kelas Coelenterata
4.
Mampu mendeskripsikan berbagai contoh fosil Coelenterata
1.3 Alat dan Bahan
1. Kertas F4 sebagai media penulisan laporan serta gambar.
2. Pensil, pewarna, penghapus dan penggaris untuk perlengkapan menggambar.
3. Pulpen untuk menulis laporan sementara.
4. Larutan HCl untuk mengetahui apakah fosil tersebut mengandung kadar
CaCo3.
5. Lap halus digunakan untuk membersihkan fosil setelah ditetesi HCL.
6. Alat peraga fosil yang termasuk dalam filum porifera digunakan sebagai
objek penelitian.
7. Kamera Lenovo 13MP digunakan untuk mengambil gambar fosil yang
diamati.

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Coelenterata

NIM

Hari/tgl.

: Senin 2 Maret 2015

: D611 14 010

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan ciri-ciri Coelenterata
Coelenterata atau yang juga biasa disebut dengan Cnidaria adalah filum
hewan yang memiliki tubuh sangat sederhana. Kata Coelenterata berasal dari
kata coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Jadi,
Coelenterata adalah hewan yang memiliki rongga di dalam tubuhnya yang
sekaligus berfungsi sebagai organ pencernaan makanan. Coelenterata disebut
sebagai hewan sederhana karena jaringan tubuhnya hanya terdiri dari dua
lapis sel, yaitu sel internal dan eksternal.
Gambar 3.1 Coelenterata
Untuk mengenal Coelenterata, maka terlebih dahulu harus diketahui

ciri-cirinya.

Ciri-ciri Coelenterata adalah sebagai berikut:


a. Sebagian hidup secara soliter, sedangkan sebagian lain hidup berkoloni.

b. Tubuhnya simetri radial. Jika dipotong tubuhnya melalui sumbu tubuh


maka akan mendapatkan beberapa bagian yang sama.
c. Memiliki rongga gastrovaskuler yang berfungsi untuk mencerna
makanan.
d. Tubuhnya hanya memiliki satu lubang yang berfungsi sebagai mulut
sekaligus anus.
e. Merupakan hewan diploblastik. : ektodermis (epidermis) dan
endodermis (gastrodermis).
f. Mempunyai tentakel yang berfungsi untuk memasukkan makanan ke
dalam mulut.
g. Tentakel dilengkapi dengan sel penyengat yang disebut dengan knidosit
(cnidoblast).
h. Hidupnya : kebanyakan di laut, beberapa di air tawar
i. Memiliki dua bentuk tubuh, yaitu polip dan medusa.
polyp: Berbentuk seperti tabung & membuka keatas, sebagian
mulut

dikelilingi

oleh

tertutup,menambatkan

diri

tentakel
pada

dan
dasar

bagian
(benthos

bawahnya
secyl)

&

kerangkanya bersifat calcareous.


Medusa : tdak mempunyai bagian tubuh yang keras,
bentuknya

seperti paying dengan tentakel menggantung

sepanjang tepi, merupakan tipe tubuh yang dapat hidup bebas,


karena memiliki kemampuan untuk berenang.

.
Gambar 3.2 Polyp dan Medusa
2.2 Struktur tubuh Coelenterata
Coelenterata merupakan diploblastik, hewan ini mempunyai dua lapis
sel yaitu ektoderm yang merupakan lapisan sel luar dan endoderm yang
merupakan lapisan dalam. Coelenterata memiliki dua bentuk tubuh, yaitu
polip dan medusa. Pada bentuk polip (seperti tabung), coelenterata memiliki
mulut di bagian dorsal yang dikelilingi oleh tentakel. Sedangkan pada bentuk
medusa yang berbentuk seperti cakram, mulut coelenterata terletak di bagian
bawah (oral) dan tubuhnya dikelilingi oleh tentakel.
Bagian--bagian tubuh Coelenterata yang dipelajari dalam geologi
adalah:
1. Oral Opening: tempat keluar masuknya makanan
2. Oral disk: katub yang terletak pada tubuh fosil
3. Endoderm: tubuh bagian dalam Coelenterata
4. Ektoderm: tubuh bagian luar Coelenterata
5. Body: keseluruhan tubuh Coelenterata
2.3 Reproduksi Coelenterata
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan tunas.Pembentukan
tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di
dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga

membentuk koloni. Sedangkan Reproduksi seksual dilakukan dengan


pembentukan gamet (ovum dengan sperma). Gamet dihasilkan oleh seluruh
Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip (Contoh
Hydra).
2.4 Pembagian kelas Coelenterata
Berdasarkan kerangka dalam tubuhnya, Coelenterata dibagi dalam 3
kelas:
1. Kelas Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan)
sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam
siklus hidupnya. Contoh Hydozoa yang soliter adalah Hydra,
Physalia, Contoh Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut: Obelia
yang memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.
Hydra merupakan hewan yang memiliki habitat di perairan laut dan
tawar. Hewan ini dilengkapi dengan tentakel atau lengan yang
berguna untuk bergerak dan juga sekaligus untuk menangkap mangsa.
Gambar 3.3 Hydra dan Physalia

2. Kelas Scyphozoa Bentuk tubuh scyphozoa menyerupai mangkuk atau


cawan, sehingga sering disebut ubur-ubur mangkuk. Fase polipnya
kecil dan terikat pada suatu obyek di dasar laut, fase medusa
(generatif) terbentuk seperti paying atau mangkuk, pada bagian
pinggir

medusa

terdapat

tentakel-tentakel,

medusa

biasanya

diketemukan berenang dipermukaan laut, dibagian tengah sisi

cekungnya ditemukan mulut yang terletak diantara 4 buah tangan


yang berbentuk pipih seperti pita dan dibagian pinggir dilengkapi
dengan Nematocyst. Contoh hewan kelas ini adalah aurellia,
gametnya terbentuk seperti huruf V dan terletak dibagian dalam dari
perutnya.

Gambar 3.4 contoh Gambar Scyphozoa


3. Kelas Antozhoa merupakan coelenterata yang memiliki bentuk tubuh
menyerupai bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa, hanya
bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas
Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni.
Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi,
serta reproduksi seksual menghasilkan gamet. Ordo Actiniria, ciriciri: Menempel pada batu karang Berukuran s/d 2 feet Makanan :
Invetebrata, Udang Tubuh berbentuk : Silindris pendek, Bagian atas
dilengkapi dengan tentakel, Bagian bawah untuk melekatkan dirinya
pada suatu obyek. Mulut berada dibagian atas tengah yang
dihubungkan dengan enteron yang bersatu dengan suatu saluran yang
berbentuk

tabung

yang

disebut

Gullet.

Hidupnya

koloni

Mensekresikan zat tanduk sebagai kerangkanya. Karang-karang laut


ini (Hexacorallia) ini menuntut syarat lingkungan hidup yang tertentu.
Syarat tersebut antara lain : Temperatur air laut + 200C, Dalam laut +
35 m, Terletak pada lingkungan antara 280 LU dengan 280 LS,

Andaikata ada perubahan temperatur maka perubahan tak melebihi


60C naiknya dan 60C turunnya. Air laut ditempat tersebut bisa
banyak mengandung O2. Air laut harus jernih, Air laut mempunyai
salinitas / kadar garam tertentu.
Gambar 3.5 contoh gambar Anthozoa

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Coelenterata

NIM

Hari/tgl.

: Senin 2 Maret 2015

: D611 14 010

Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
depan

belakang

samping

No. peraga

01

No. Sampel

459

Filum

Coelenterta

Kelas

anthozoa

Ordo

Rugosa

Family

Favositesidae

Genus

Favositesidae

Spesies

Favositesidae polymorphus

Proses pemfosilan

Petrifikasi

Bentuk

tabular

Umur

DEVON ATAS (360 - 345 juta tahun lalu )

Lingkungan Pengendapan

Laut dangkal

Keterangan

Fosil ini termasuk dalam filum Coelenterata denggankelas Favositesidae


polymorphus .Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati,
kemudian tertransportasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin,
maupun es. Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun oleh
material-material sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga organisme
tersebut terhindar dari makhluk pemangsa. Di dalam cekungan material-material
sedimen semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin
besar sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Kemudian
terjadi proses leaching/pencucian dimana bagian tubuh yang kurang resisten
tergantikan oleh mineral yang lebih resisten. Selanjutnya organisme ini mengalami
proses petrifikasi, berupa proses mineralisasi, yaitu penggantian seluruh mineral
penyusun tubuh organisme ini dengan mineral lain. Organisme ini lalu mengalami
proses litifikasi yang merupakan perubahan organisme menjadi batu oleh adanya
bahan-bahan seperti silika, kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS. Bahan itu masuk
dan mengisi lubang serta pori dari hewan atau tumbuhan yang telah mati. Seiring
berjalan waktu organisme tersebut menjadi keras/membatu dan menjadi fosil.
Proses pemunculan fosil ke permukaan di pengaruhi oleh gaya endogen dan
mengalami pengangkatan. Gaya endogen yang bekerja membuat lapisan sedimen
yang berada dibawah terangkat melalui proses-proses tektonik. Kemudian dibantu
dengan adanya gaya eksogen berupa air hujan atau angin yang membuat lapisanlapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan batuan tersingkap
ke permukaan dan dikenali sebagai fosil.
Fosil ini memilki bentuk tabular yaitu bentuk fosil yang menyerupaitabung,
yang diameternya dari bawah h.ampir sama besar
Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan

HCL 0,1 M, sehingga dapat

diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3), dan

berdasarkan

komposisi

kimianya

fosil

ini

dapat

diketahui

lingkungan

pengendapannya berada pada laut dangkal.


Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur
secara relatif , fosil ini tergolong dalam zaman Devon atas atau sekitar 360-345
juta tahun yang lalu.
Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan
pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan,menentukan
lingkungan

pengendapan,

menentukan

top dan

bottom,

dan menentukan

geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat me ngetahui keadaan
iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI:
1. Penuntun Praktikum Paleontologi 2014/2015.
2. www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi
3. www.wikipedia.com/ Gyronema

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Coelenterata

NIM

Hari/tgl.

: Senin 2 Maret 2015

: D611 14 010

Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
depan

belakang

samping

No. Sampel

02

No. Peraga

848

Filum

Coelenterta

Kelas

Anthozoa

Ordo

Rugosa

Family

Radiolitesidae

Genus

Radiolites

Spesies

Radiolites sp

Proses pemfosilan

Petrifikasi

Bentuk

tabular

Umur

KAPUR ATAS (100 65 juta tahun lalu )

Lingkungan Pengendapan

Laut dangkal

Keterangan

Fosil ini termasuk dalam filum Coelenterata dengan spesies Radiolites


sp.Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian
tertransportasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, maupun es.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun oleh materialmaterial sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga organisme tersebut
terhindar dari makhluk pemangsa. Di dalam cekungan material-material sedimen
semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar
sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Kemudian
terjadi proses leaching/pencucian dimana bagian tubuh yang kurang resisten
tergantikan oleh mineral yang lebih resisten. Selanjutnya organisme ini mengalami
proses petrifikasi, berupa proses mineralisasi, yaitu penggantian seluruh mineral
penyusun tubuh organisme ini dengan mineral lain. Organisme ini lalu mengalami
proses litifikasi yang merupakan perubahan organisme menjadi batu oleh adanya
bahan-bahan seperti silika, kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS. Bahan itu masuk
dan mengisi lubang serta pori dari hewan atau tumbuhan yang telah mati. Seiring
berjalan waktu organisme tersebut menjadi keras/membatu dan menjadi fosil.
Proses pemunculan fosil ke permukaan di pengaruhi oleh gaya endogen dan
mengalami pengangkatan. Gaya endogen yang bekerja membuat lapisan sedimen
yang berada dibawah terangkat melalui proses-proses tektonik. Kemudian dibantu
dengan adanya gaya eksogen berupa air hujan atau angin yang membuat lapisanlapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan batuan tersingkap
ke permukaan dan dikenali sebagai fosil.
Fosil ini memilki bentuk Konikal yaitu bentuk fosil yang menyerupai
kerucut, yang diameternya dari bawah ke atas semakin besar

Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan

HCL 0,1 M, sehingga dapat

diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3), dan


berdasarkan

komposisi

kimianya

fosil

ini

dapat

diketahui

lingkungan

pengendapannya berada pada laut dangkal.


Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur
secara relatif , fosil ini tergolong dalam zaman kapur atas atau sekitar 100-65 juta
tahun yang lalu.
Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan
pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan,menentukan
lingkungan

pengendapan,

menentukan

top dan

bottom,

dan menentukan

geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat me ngetahui keadaan
iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI:
1. .Penuntun Praktikum Paleontologi 2011/2012..
2. www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi
3. www.wikipedia.com/ Gyronema

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Coelenterata

NIM

Hari/tgl.

: Senin 2 Maret 2015

: D611 14 010

Keterangan:
6.
7.
8.
9.
10.
depan

belakang

samping

No. Sampel

03

No. Peraga

242

Filum

Coelenterta

Kelas

Anthozoa

Ordo

Rugosa

Family

Acanthophyllumidae

Genus

Acanthophyllum

Spesies

Acanthophyllum vermiculare

Proses pemfosilan

Petrifikasi

Bentuk

Tabular

Umur

DEVON TENGAH (370 360 juta tahun lalu )

Lingkungan Pengendapan

Laut dangkal

Keterangan

Fosil ini termasuk dalam filum Coelenterata dengan nama spesies.Proses


pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian tertransportasikan
yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, maupun es. Seiring dengan
berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun oleh material-material sedimen
yang terakumulasi dalam cekungan sehingga organisme tersebut terhindar dari
makhluk pemangsa. Di dalam cekungan material-material sedimen semakin
bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar sehingga
terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Kemudian terjadi proses
leaching/pencucian dimana bagian tubuh yang kurang resisten tergantikan oleh
mineral yang lebih resisten. Selanjutnya organisme ini mengalami proses petrifikasi,
berupa proses mineralisasi, yaitu penggantian seluruh mineral penyusun tubuh
organisme ini dengan mineral lain. Organisme ini lalu mengalami proses litifikasi
yang merupakan perubahan organisme menjadi batu oleh adanya bahan-bahan
seperti silika, kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS. Bahan itu masuk dan mengisi
lubang serta pori dari hewan atau tumbuhan yang telah mati. Seiring berjalan waktu
organisme tersebut menjadi keras/membatu dan menjadi fosil.
Proses pemunculan fosil ke permukaan di pengaruhi oleh gaya endogen dan
mengalami pengangkatan. Gaya endogen yang bekerja membuat lapisan sedimen
yang berada dibawah terangkat melalui proses-proses tektonik. Kemudian dibantu
dengan adanya gaya eksogen berupa air hujan atau angin yang membuat lapisanlapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan batuan tersingkap
ke permukaan dan dikenali sebagai fosil.
Fosil ini memilki bentuk Tabular yaitu bentuk fosil yang menyerupai tabung,
yang diameternya dari bawah ke atas hampir sama.
yang masih dapat diamati antara lain :

Adapun bagianbagian fosil

Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan

HCL 0,1 M, sehingga dapat

diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3), dan


berdasarkan

komposisi

kimianya

fosil

ini

dapat

diketahui

lingkungan

pengendapannya berada pada laut dangkal.


Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur
secara relatif , fosil ini tergolong dalam zaman Devon Tengah atau sekitar 370360 juta tahun yang lalu.
Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut,sebagai bukti adanya kehidupan
pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan,menentukan
lingkungan

pengendapan,

menentukan

top dan

bottom,

dan menentukan

geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat me ngetahui keadaan
iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI:
1. Penuntun Praktikum Paleontologi 2014/2015
2. www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi
3. www.wikipedia.com/ Gyronema

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Coelenterata

NIM

Hari/tgl.

: Senin 2 Maret 2015

: D611 14 010

Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
depan

belakang

samping

No. Sampel

04

No. Peraga

755

Filum

Bryozoa

Kelas

Gymnolaemata

Ordo

Cryptostomata

Family

Thecosmilianidae

Genus

Thecosmilia

Spesies

Thecosmilia triachotoma

Proses pemfosilan

Petrifikasi

Bentuk

Branching

Umur

JURA ATAS (160 141 juta tahun lalu )

Lingkungan Pengendapan

Laut dangkal

Keterangan

Fosil dengan nomor sampel 02 dengan nama spesies Thecomilianidae triachotoma


termasuk filum bryozoa.
Setelah organisme ini mati, akan mengalami transportasi oleh media geologi
berupa air, angin atau es ke daerah cekungan, selama tranportasi, material-material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian terhadap material
yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu material tersebut terendapkan pada
daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman dengan itu, material-material sedimen
juga ikut tertransportasikan. Di daerah cekungan inilah material akan terakumulasi,
semakin lama material akan bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari
tekanan tersebut akan mengakibatkan material terkompaksi mengakibatkan pori-pori
akan mengecil, air yang terkandung di antara material-material akan keluar,
masuklah material sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi
dan terjadi proses leaching (Pencucian fosil). Seiring dengan berjalannya waktu,
akhirnya organisme dan material sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini
adalah Mineralisasi. Mineralisasi adalah proses pergantian unsur kimia dari fosil
hingga selur bagiannya.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa gaya
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik di
permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es sehingga
fosil menjadi tampak di permukaan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Radial, yaitu bentuk fosil yang
membundar. Bagian tubuh yang masih dapat dijumpai adalah montikula, yaitu pori-

pori besar pada tubuh fosil, dan zooid, yaitu pori-pori yang lebih kecil dari pada
montikula.
Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi
membentuk bui-bui, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium
karbonat (CaCO3), hal ini menandakan bahwa lingkungan pengendapannya berasal
dari laut dangkal.Adapun umur fosil ini adalah JURA ATAS (160 141 juta tahun
lalu ).Kegunaan fosil ini adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu
lingkungan pengendapan, untuk mengkorelasi batuan, dan penentu iklim pada saat
terjadinya sedimentasi.
Referensi:
1. Buku Penuntun Praktikum Paleontologi 2014/2012
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Coelenterata

NIM

Hari/tgl.

: Senin 2 Maret 2015

: D611 14 010

Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.

depan

belakang

samping

No. Sampel

05

No. Peraga

1805

Filum

Coelenterta

Kelas

Anthozoa

Ordo

Rugosa

Family

Cyclolitesidae

Genus

Cyclolites

Spesies

Cyclolites polymorpha

Proses pemfosilan

Petrifikasi

Bentuk

conikal

Umur

KAPUR ATAS (100 65 juta tahun lalu )

Lingkungan Pengendapan

Laut dangkal

Keterangan

Fosil ini termasuk dalam filum Coelenterata dengan spesies Cyclolites


polymorpha.
Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian
tertransportasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, maupun es.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun oleh materialmaterial sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga organisme tersebut
terhindar dari makhluk pemangsa. Di dalam cekungan material-material sedimen
semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar
sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Kemudian
terjadi proses leaching/pencucian dimana bagian tubuh yang kurang resisten
tergantikan oleh mineral yang lebih resisten. Selanjutnya organisme ini mengalami
proses petrifikasi, berupa proses mineralisasi, yaitu penggantian seluruh mineral
penyusun tubuh organisme ini dengan mineral lain. Organisme ini lalu mengalami
proses litifikasi yang merupakan perubahan organisme menjadi batu oleh adanya
bahan-bahan seperti silika, kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS. Bahan itu masuk
dan mengisi lubang serta pori dari hewan atau tumbuhan yang telah mati. Seiring
berjalan waktu organisme tersebut menjadi keras/membatu dan menjadi fosil.
Proses pemunculan fosil ke permukaan di pengaruhi oleh gaya endogen dan
mengalami pengangkatan. Gaya endogen yang bekerja membuat lapisan sedimen
yang berada dibawah terangkat melalui proses-proses tektonik. Kemudian dibantu
dengan adanya gaya eksogen berupa air hujan atau angin yang membuat lapisanlapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan batuan tersingkap
ke permukaan dan dikenali sebagai fosil.

Fosil ini memilki bentuk Konikal yaitu bentuk fosil yang menyerupai
kerucut, yang diameternya dari bawah ke atas semakin besar
Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan

HCL 0,1 M, sehingga dapat

diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3), dan


berdasarkan

komposisi

kimianya

fosil

ini

dapat

diketahui

lingkungan

pengendapannya berada pada laut dangkal.


Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur
secara relatif , fosil ini tergolong dalam zaman kapur atas atau sekitar 100-65 juta
tahun yang lalu.
Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan
pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan,menentukan
lingkungan

pengendapan,

menentukan

top dan

bottom,

dan menentukan

geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat me ngetahui keadaan
iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI:
5.

Penuntun Praktikum Paleontologi 2014/2015.

6.
7.

www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi
www.wikipedia.com/ Gyronema

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Coelenterata

NIM

Hari/tgl.

: Senin 2 Maret 2015

: D611 14 010

Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
depan

belakang

samping

No. Sampel

06

No. Peraga

155

Filum

Coelenterta

Kelas

anthozoa

Ordo

Rugosa

Family

Omphymanidae

Genus

Omphyma

Spesies

Omphyma

Proses pemfosilan

Petrifikasi

Bentuk

tabular

Umur

SILUR ATAS (423 395 juta tahun lalu )

Lingkungan Pengendapan
Keterangan

Laut dangkal

Fosil ini termasuk dalam filum Coelenterata dengan kelas Omphyma. Proses
pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian tertransportasikan
yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, maupun es. Seiring dengan
berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun oleh material-material sedimen
yang terakumulasi dalam cekungan sehingga organisme tersebut terhindar dari
makhluk pemangsa. Di dalam cekungan material-material sedimen semakin
bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar sehingga
terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Kemudian terjadi proses
leaching/pencucian dimana bagian tubuh yang kurang resisten tergantikan oleh
mineral yang lebih resisten. Selanjutnya organisme ini mengalami proses petrifikasi,
berupa proses mineralisasi, yaitu penggantian seluruh mineral penyusun tubuh
organisme ini dengan mineral lain. Organisme ini lalu mengalami proses litifikasi
yang merupakan perubahan organisme menjadi batu oleh adanya bahan-bahan
seperti silika, kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS. Bahan itu masuk dan mengisi
lubang serta pori dari hewan atau tumbuhan yang telah mati. Seiring berjalan waktu
organisme tersebut menjadi keras/membatu dan menjadi fosil.
Proses pemunculan fosil ke permukaan di pengaruhi oleh gaya endogen dan
mengalami pengangkatan. Gaya endogen yang bekerja membuat lapisan sedimen
yang berada dibawah terangkat melalui proses-proses tektonik. Kemudian dibantu
dengan adanya gaya eksogen berupa air hujan atau angin yang membuat lapisanlapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan batuan tersingkap
ke permukaan dan dikenali sebagai fosil.

Fosil ini memilki bentuk tabular yaitu bentuk fosil yang menyerupai tabung,
yang diameternya dari bawah ke atas hampir sama
Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan

HCL 0,1 M, sehingga dapat

diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3), dan


berdasarkan

komposisi

kimianya

fosil

ini

dapat

diketahui

lingkungan

pengendapannya berada pada laut dangkal.


Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur
secara relatif , fosil ini tergolong dalam zaman silur atas atau sekitar 423-395juta
tahun yang lalu.
Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan
pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan,menentukan
lingkungan

pengendapan,

menentukan

top dan

bottom,

dan menentukan

geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat mengetahui keadaan
iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI:
1. Penuntun Praktikum Paleontologi 2014/2015.
2. www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi
3. www.wikipedia.com/ Gyronema

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara

: Filum Coelenterata

NIM

Hari/tgl.

: Senin 2 Maret 2015

: D611 14 010

Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
depan

belakang

samping

No. Sampel

07

No. Peraga

824

Filum

Coelenterta

Kelas

Anthozoa

Ordo

Rugosa

Family

Heterophrenisidae

Genus

Heterophrenis

Spesies

Heterophrenis sp

Proses pemfosilan

Petrifikasi

Bentuk

tabular

Umur

DEVON ATAS (360 345 juta tahun lalu )

Lingkungan Pengendapan

Laut dangkal

Keterangan

Fosil ini termasuk dalam filum Coelenterata dengan spesies Heterophrenis


s.pProses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian
tertransportasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, maupun es.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun oleh materialmaterial sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga organisme tersebut
terhindar dari makhluk pemangsa. Di dalam cekungan material-material sedimen
semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar
sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Kemudian
terjadi proses leaching/pencucian dimana bagian tubuh yang kurang resisten
tergantikan oleh mineral yang lebih resisten. Selanjutnya organisme ini mengalami
proses petrifikasi, berupa proses mineralisasi, yaitu penggantian seluruh mineral
penyusun tubuh organisme ini dengan mineral lain. Organisme ini lalu mengalami
proses litifikasi yang merupakan perubahan organisme menjadi batu oleh adanya
bahan-bahan seperti silika, kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS. Bahan itu masuk
dan mengisi lubang serta pori dari hewan atau tumbuhan yang telah mati. Seiring
berjalan waktu organisme tersebut menjadi keras/membatu dan menjadi fosil.
Proses pemunculan fosil ke permukaan di pengaruhi oleh gaya endogen dan
mengalami pengangkatan. Gaya endogen yang bekerja membuat lapisan sedimen
yang berada dibawah terangkat melalui proses-proses tektonik. Kemudian dibantu
dengan adanya gaya eksogen berupa air hujan atau angin yang membuat lapisanlapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan batuan tersingkap
ke permukaan dan dikenali sebagai fosil.
Fosil ini memilki bentuk tabhular

yaitu bentuk fosil yang menyerupai

tabung, yang diameternya dari bawah ke atas hampir sama.

Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan

HCL 0,1 M, sehingga dapat

diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3), dan


berdasarkan

komposisi

kimianya

fosil

ini

dapat

diketahui

lingkungan

pengendapannya berada pada laut dangkal.


Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur
secara relatif , fosil ini tergolong dalam zaman Devon atas atau sekitar 360-345
juta tahun yang lalu.
Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan
pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan,menentukan
lingkungan

pengendapan,

menentukan

top dan

bottom,

dan menentukan

geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat me ngetahui keadaan
iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI:
1. Penuntun Praktikum Paleontologi 2014/2015.
2. www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi
3. www.wikipedia.com/ Gyronema

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara : Filum Coelenterata

NIM

Hari/tgl.: Senin 2 Maret 2015

: D611 14 010

Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
depan

belakang

samping

No. Sampel

06

No. Peraga

392

Filum

Coelenterta

Kelas

Anthozoa

Ordo

Rugosa

Family

Cyatopphyllumidae

Genus

Cyatopphyllum

Spesies

Cyatopphyllum turbinatum

Proses pemfosilan

Petrifikasi

Bentuk

tabular

Umur

DEVON ATAS (360 - 345juta tahun lalu )

Lingkungan Pengendapan

Laut dangkal

Keterangan

Fosil ini termasuk dalam filum Coelenterata dengan spesies Cyatopphyllum


turbinatum.
Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian
tertransportasikan yaitu terbawa oleh media geologi berupa air, angin, maupun es.
Seiring dengan berjalannya waktu organisme tersebut tertimbun oleh materialmaterial sedimen yang terakumulasi dalam cekungan sehingga organisme tersebut
terhindar dari makhluk pemangsa. Di dalam cekungan material-material sedimen
semakin bertambah maka tekanan pada organisme yang tertimbun semakin besar
sehingga terjadi proses kompaksi dan membentuk lapisan sedimen. Kemudian
terjadi proses leaching/pencucian dimana bagian tubuh yang kurang resisten
tergantikan oleh mineral yang lebih resisten. Selanjutnya organisme ini mengalami
proses petrifikasi, berupa proses mineralisasi, yaitu penggantian seluruh mineral
penyusun tubuh organisme ini dengan mineral lain. Organisme ini lalu mengalami
proses litifikasi yang merupakan perubahan organisme menjadi batu oleh adanya
bahan-bahan seperti silika, kalsium karbonat, FeO, MnO dan FeS. Bahan itu masuk
dan mengisi lubang serta pori dari hewan atau tumbuhan yang telah mati. Seiring
berjalan waktu organisme tersebut menjadi keras/membatu dan menjadi fosil.
Proses pemunculan fosil ke permukaan di pengaruhi oleh gaya endogen dan
mengalami pengangkatan. Gaya endogen yang bekerja membuat lapisan sedimen
yang berada dibawah terangkat melalui proses-proses tektonik. Kemudian dibantu
dengan adanya gaya eksogen berupa air hujan atau angin yang membuat lapisanlapisan sedimen tererosi sehingga fosil yang berada dalam lapisan batuan tersingkap
ke permukaan dan dikenali sebagai fosil.

Fosil ini memilki bentuk tabular yaitu bentuk fosil yang menyerupai tabung,
yang diameternya dari bawah ke atas hampir sama.
Fosil ini bereaksi ketika ditetesi larutan

HCL 0,1 M, sehingga dapat

diketahui bahwa komposisi kimianya berupa kalsium karbonat (CaCO3), dan


berdasarkan

komposisi

kimianya

fosil

ini

dapat

diketahui

lingkungan

pengendapannya berada pada laut dangkal.


Berdasarkan SWG (Skala Waktu Geologi) atau penarikan umur
secara relatif , fosil ini tergolong dalam zaman Devon atas atau sekitar 360-345
juta tahun yang lalu.
Adapun fungsi dari fosil ini adalah sebagai berikut: sebagai bukti adanya kehidupan
pada masa lampau, untuk menentukan umur relatif suatu batuan,menentukan
lingkungan

pengendapan,

menentukan

top dan

bottom,

dan menentukan

geomorfologi suatu daerah. Dengan fosil tersebut kita dapat me ngetahui keadaan
iklim yang berlangsung pada masa lampau.

REFERENSI:
1. Penuntun Praktikum Paleontologi 2014/2015.
2. www.artidefinisi.com/definisi/paleontologi
3. www.wikipedia.com/ Gyronema

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Nama : Nurbaeti

Acara : Filum Coelenterata

NIM

Hari/tgl.: Senin 2 Maret 2015

: D611 14 010
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1.

Coelenterata merupakan hewan berongga

Habitat Coelenterata

seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagian besar
hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada
bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah
untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas
2.

melayang di air.
Bagian-bagian tubuh coelenterate terbagi atas oral opening, oral disk,

3.

ectoderm, endoderm, dan body


Filum Coelenterata terbagi atas 3 kelas yaitu Hydrozoa, Scyphozoa, dan
Antozhoa

4.2 Saran
Saran saya yaitu sebaiknya disediakan alat peraga fosil yang lengkap agar
praktikan lebih banyak mengetahui informasi mengenai jenis fosil serta saran
saya bagi asisten yakni sebaiknya asisten jangan terlalu menampilkan sikap yang
kasa agar praktikan tidak tertekan dalam melakukan praktikum.

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
ACARA 2 : FILUM PORIFERA

LAPORAN

OLEH
NURBAETI
D611 14 010

GOWA
2015

Вам также может понравиться