Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan
serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat,
bahagia, berdaya guna, dan produktif.proses menua yang dialami oleh lansia
menyebabkan mereka mengalami berbagai perasan sedih,cemas,kesepian, dan
mudah tersinggung dan depresi. Jika lansia mengaklami gangguan tersebut maka
kondisi tersebut dapat menggangu kegiatan sehari-hari lansia.mencegah dan
merawat lansia dengan masalah tersebut adalah hal yang sangat penting
dlamupaya mendorong lansia bahagia sejahtera di dalamkeluarga serta
masyarakat.
Menurut Nugroho (2008) depresi adalah suatu perasaan sedih dan pesimis
yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang
ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam. Menurut Hudak
dan Gallo dalam Azizah (2011), gangguan depresi merupakan keluhan umum
pada lanjut usia dan merupakan penyebab tindakan bunuh diri
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa itu penegrtian lansia?
2) Bagaimana tipe lansia?
3) Bagaimana tipe kepribadian lansia?
4) Bagaimana perubahan pada lansia?
5) Apa tugas perkembangan lansia?
6) Apa pengertian depresi?
7) Apa etiologi depresi?
8) Apa faktor resiko depresi?
9) Apa saja bentuk depresi?
10) Apa tanda gejala depresi?
11) Bagaimana penatalaksanan depresi?
12) Bagaimna pengukuran tingkat depresi?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Untuk mengetahui penegrtian lansia.
2) Untuk mengetahui tipe lansia.
3) Untuk mengetahui tipe kepribadian lansia.
4) Untuk mengetahui Bagaimana perubahan pada lansia.
5) Untuk mengetahui tugas perkembangan lansia.
6) Untuk mengetahui pengertian depresi.
7) Untuk mengetahui etiologi depresi.
8) Untuk mengetahui faktor resiko depresi
9) Untuk mengetahui bentuk depresi
10) Untuk mengetahui tanda gejala depresi.
11) Untuk mengetahui penatalaksanan depresi
12) Untuk mengetahui pengukuran tingkat depresi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lansia
a. Pengertian

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di


dalamkehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua (Nugroho, 2008).
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran
fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai
ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan
lambat, dan figure tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008).
Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling
berkaitan. Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang menjelaskan tentang
proses menua yang tidak seragam. Secara umum proses menua di definisikan
sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan
detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan
beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup (Nugroho, 2008).

b. Tipe Lansia
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup,
lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho, 2008). Tipe
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Tipe arif bijaksana
2) Tipe mandiri
3) Tipe tidak puas
4) Tipe pasrah
5) Tipe bingung
c. Tipe Kepribadian lansia
Menurut Kuntjoro dalam Azizah (2011) adalah sebagai berikut :
1) Tipe kepribadian konstruktif (constraction personality)

Orang ini memiliki integritas baik, menikmati hidupnya, toleransi tinggi dan
fleksibel. Biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap
sampai sangat tua, bisa menerima fakta proses menua dan menghadapi masa
pensiun dengan bijaksana dan menghadapi kematian dengan penuh kesiapan fisik
dan mental.
2) Tipe kepribadian mandiri (independent personality)
Pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power syndrome, apalagi jika
pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi.
3) Tipe kepribadian tergantung (dependent personality)
Tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan
keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika
pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi sedih
yang mendalam. Tipe lansia ini senang mengalami pensiun, tidak punya inisiatif,
pasif tetapi masih tau diri dan masih dapat diterima oleh masyarakat.
4) Tipe kepribadian bermusuhan (hostile personality)
Lanjut usia pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan
kehidupannya,

banyak

keinginan

yang

tidak

diperhitungkan

sehingga

menyebabkan kondisi ekonominya menurun. Mereka menganggap orang lain


yang menyebabkan kegagalan, selalu mengeluh dan curiga. Menjadi tua tidak ada
yang dianggap baik, takut mati dan iri hati dengan yang muda.
5) Tipe kepribadian defensive
Tipe ini selalu menolak bantuan, emosinya tidak terkontrol, bersifat kompulsif
aktif. Mereka takut menjadi tua dan tidak menyenangi masa pensiun.
6) Tipe kepribadian kritik diri (self hate personality)
Pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit
dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya. Selalu menyalahkan
diri, tidak memiliki ambisi dan merasa korbandari keadaan.

d. Perubahan pada Lansia


1) Perubahan fisik
a) Sistem Indera
Lensa kehilangan elastisitas dan kaku, otot penyangga lensalemah, ketajaman
penglihatan dan daya akomodasi dari jarak jauh atau dekat berkurang, penggunaan
kacamata dan sistem penerangan yang baik dapat digunakan. Sistem pendengaran,
presbiakusis (gengguan pada pendengaran) oleh karena hilangnya kemampuan
(daya) pendengaran pada telinga dalam (Nugroho, 2008).
b) Sistem Muskuloskeletal
Perubahan pada kolagen merupakan penyebab turunnya fleksibilitas pada lansia
sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan kemampuan untuk
meningkatkan kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri, jongkok,
berjalan dan hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari (Azizah, 2011).
c) Sistem Kardovaskuler dan Respirasi
(1) Masa jantung bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertrofi dan kemampuan
peregangan jantung berkurang karena perubahan pada jaringan ikat, konsumsi
oksigen pada tingkat maksimal berkurang sehingga kapasitas paru menurun
(Azizah, 2011).
(2) Paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik napas lebih
berat, ukuran alveoli melebar dan jumlahnya berkurang, reflex dan kemampuan
untuk batuk berkurang (Nugroho, 2008).
d) Sistem Perkemihan
Menurut Ebersole dan Hess dalam Azizah (2011), pola berkemih tidak normal,
seperti banyak berkemih di malam hari, sehingga mengharuskan mereka pergi ke
toilet sepanjang malam. Hal ini menunjukkan inkontinensia urin meningkat.

e) Sistem Saraf
Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Koordinasi keseimbangan, kekuatan otot, reflek, perubahan
postur dan peningkatan waktu reaksi (Surini dan Utomo dalam Azizah, 2011).
f) Sistem Reproduksi Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan
menciutnya ovary dan uterus. Terjadi atrofi payudara. Pada lakilaki testis masih
dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsurangsur (Watson dalam Azizah, 2011).
2) Perubahan Kognitif
a) Memori (Daya Ingat, Ingatan)
Kenangan jangka panjang, beberapa jam sampai beberapa hari yang lalu dan
mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka pendek atau seketika (0-10
menit). Kenangan buruk (bisa kearah demensia) (Nugroho, 2008).
b) Intelegentia Quocient (IQ)
IQ tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal. Penampilan,
persepsi, dan keterampilan psikomotor berkurang. Terjadi perubahan pada daya
membayangkan kerena tekanan faktor waktu (Nugroho, 2008).
3) Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial menurut Azizah (2011) meliputi :
a) Pensiun
b) Perubahan aspek kepribadian
c) Perubahan dalam peran sosial di masyarakat
d) Perubahan Minat dan penurunan fungsi dan potensi seksual
e. Tugas Perkembangan Lansia

Menurut burnside (1979), Duvall (1977), dan Havighurst (1953) yang dikutip oleh
potter dan Perry dalam Azizah (2011), ada tujuh kategori utama tugas
perkembangan lansia meliputi :
1) Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
2) Menyesuaikan terhadap kematian pasangan
3) Menerima diri sendiri sebagai individu lansia
4) Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup
5) Mendefinisikan ulang hubungan dengan anak yang dewasa
6) Menentukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup

2.2. Depresi
a. Pengertian
Depresi merupakan masalah kesehatan mental yang paling umum terjadi
pada lansia. Seseorang dengan depresi dan khususnya lansia yang mengalami
depresi mengalami peningkatan resiko bunuh diri. Orang tua yang mengalami
depresi mungkin enggan untuk mengakui terjadinya perubahan mood dan juga
perasaan sedih (Menzel, 2008).
Menurut Nugroho (2008) depresi adalah suatu perasaan sedih dan pesimis
yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang
ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam. Menurut Hudak
dan Gallo dalam Azizah (2011), gangguan depresi merupakan keluhan umum
pada lanjut usia dan merupakan penyebab tindakan bunuh diri. Sedangkan
menurut Lau dan Eley dalam Lewis et al (2011) depresi adalah gangguan yang
kompleks dan multifaktorial, merupakan efek yang melibatkan interaksi genetik
dan risiko lingkungan. Depresi mayor adalah suasana hati (afek) yang sedih atau
kehilangan
Minat atau kesenangan dalam semua aktifitas selama sekurang-kurangnya
dua minggu yang disertai dengan beberapa gejala yang berhubungan, seperti
kehilangan berat badan dan kesulitan berkonsentrasi (Idrus, 2007). Beck dalam
Wibianto (2010) mendefinisikan depresi sebagai keadaan abnormal organisme
yang dimanifestasikan dengan tanda symptomsimptom seperti menurunnya mood

subjektif, rasa pesimis dan sikap nihilstik, kehilangan kespontanan, dan gejala
vegetative (seperti kehilangan berat badandan gangguan tidur). Depresi juga
merupakan kompleks gangguan yang meliputi gangguan afeksi, kognisi motivasi
dan komponen perilaku.
Stuart dalam Setiawan (2011) berpendapat bahwa depresi atau melankolia
adalah suatu kesedihan dan perasaan yang berkepanjangan atau abnormal. Dapat
digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena, seperti tanda, gejala, sindrom,
emosional, reaksi.
b. Etiologi
Etiologi depresi secara pasti belum diketahui, ada beberapa hipotesis yang
berhubungan dengan faktor biologik dan psikososial.
1) Faktor Biologik
a) Biogenik Amin. Biogenik amin ini dilepaskan dalam ruang sinaps sebagai
neurotransmiter. Neurotransmiter yang banyak berperan pada depresi adalah
norepinefrin dan serotonin ( Idrus, 2007 ).
b) Hormonal
Pada depresi ditemukan hiperaktivitas aksis sistem limbic hipotalamus-hipofisisadrenal yang menyebabkan peningkatan sekresi kortisol. Selain itu juga
ditemukan juga penurunan hormon lain seperti GH, LH, FSH, dan testosterone
( Idrus, 2007 ).
c) Tidur
Pada depresi ditemukan peningkatan aktivitas rapid eye movement (REM) pada
fase awal memasuki tidur dan penurunan REM padafase latensi ( Idrus, 2007 ).
d) Genetik
Gangguan ini diturunkan dalam keluarga. Jika salah seorang dari orang tua
mempunyai riwayat depresi maka 27 % anaknya akan menderita gangguan
tersebut. Sedangkan bila kedua orang tuanya menderita depresi maka
kemungkinanya meningkat menjadi 50 75 % ( Idrus, 2007 ).
2) Faktor Psikososial

a) Peristiwa dalam kehidupan dan stres lingkungan. Para klinikus percaya bahwa
peristiwa kehidupan memegang peranan penting dalam terjadinya depresi ( Idrus,
2007 ).
b) Kepribadian premorbid Tipe kepribadian tertentu seperti kepribadian dependen,
obsesi kompulsif dan histrionik mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi
depresi dibanding dengan kepribadian anti sosial dan paranoid ( Idrus, 2007 ).
c) Faktor psiko-analitik. Menurut Karl Abraham manifestasi penyakit depresi
dicetuskan karena kehilangan objek libidinal di mana terjadi penurunan fungsi ego
( Idrus, 2007 ).
c. Faktor Resiko Depresi
Menurut Kaplan dan Saddock dalam Setiawan (2011), faktor resiko dari depresi
dipengaruhi oleh :
1) Umur, rata-rata usia onset untuk depresi berat adalah kira-kira 40 tahun, 50 %
dari semua pasien mempunyai onset antara usia 20 dan 50 tahun. Gangguan
depresif berat juga mungkin memiliki onset selama masa anak-anak atau pada
lanjut usia, walaupun hal tersebut jarang terjadi.
2) Jenis kelamin, terdapat prevalensi gangguan depresi berat yang dua kali lebih
besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Alasan adanya perbedaan telah
didalilkan sebagai melibatkan perbedaan hormonal, perbedaan stressor psikososial
bagi perempuan dan laki-laki.
3) Status perkawinan, pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling
sering pada orang-orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat
atau karena perceraian atau berpisah dengan pasangan.
4) Status fungsional baru, adanya perubahan seperti pindah ke lingkunganbaru,
pekerjaan baru, hilangnya hubungan yang akrab, kondisi sakit, adalah sebagian
dari beberapa kejadian yang menyebabkan seseorang menjadi depresi.
d. Tanda dan Gejala
Menurut Kelliat dalam Azizah (2011), perilaku yang berhubungan dengan
depresi meliputi beberapa aspek seperti :

1) Afektif
Kemarahan, ansietas, apatis, kekesalan, penyangkalan perasaan, kemurungan, rasa
bersalah, ketidakberdayaan, keputusasaan, kesepian, harga diri rendah, kesedihan.
2) Fisiologik
Nyeri abdomen, anoreksia, sakit punggung, konstipasi, pusing, keletihan,
gangguan pencernaan, insomnia. Perubahan haid, makan berlebihan/kurang,
gangguan tidur, dan perubahan berat badan.
3) Kognitif
Ambivalensi, kebingungan, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan minat
dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, mencela diri sendiri, pikiran yang
destruktif tentang diri sendiri, pesimis, ketidakpastian.
4) Perilaku
Agresif, agitasi, alkoholisme, perubahan tingkat aktivitas, kecanduan obat,
intoleransi, mudah tersinggung, kurang spontanitas, sangat tergantung, kebersihan
diri yang kurang, isolasi sosial, mudah menangis, dan menarik diri.
Menurut Maslim (2002) dalam PPDGJ-III, tingkatan depresi ada 3 berdasarkan
gejala-gejalanya yaitu :
1) Depresi Ringan
Gejala :
a) Kehilangan minat dan kegembiraan.
b) Berkurang energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.
c) Konsentrasi dan perhatian yang kurang.
d) Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang.
e) Lamanya gejala tersebut berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu.
f) Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukan.
2) Depresi Sedang
Gejala :

10

a) Kehilangan minat dan kegembiraan


b) Berkurang energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas
c) Konsentrasi dan perhatian yang kurang
d) Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang
e) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
f) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
g) Lamanya gejala tersebut berlangsung minimum 2 minggu
h) Mengadaptasi kesulitan untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan
urusan rumah tangga
3) Depresi Berat
Gejala :
a) Mood depresif
b) Kehilangan minat dan kegembiraan
c) Berkurang energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas
d) Konsentrasi dan perhatian yang kurang
e) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
f) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
g) Perbuatan yang membahayakan dirinya sendiri atau bunuh diri
h) Tidur terganggu
i) Disertai waham, halusinasi
j) Lamanya gejala tersebut berlangsung selama 2 minggu.
e. Bentuk Depresi
Depresi dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu :
1) Depresi ringan (mild), jika terdapat sekurang-kurangnya dua dari tiga gejala
utama ditambah sekurang-kurangnya dua dari gejala tambahan yang sudah
berlangsung sekurang-kurangnya selama dua minggu. Dantidak boleh ada gejala
yang berat di antaranya ( Idrus, 2007 ).

11

2) Depresi sedang (moderate), jika terdapat sekurang-kurangnya dua dari tiga


gejala utama ditambah sekurang-kurangnya tiga (sebaiknya empat) gejala
tambahan ( Idrus, 2007 ).
3) Depresi berat (severe), jika terdapat tiga gejala utama ditambah sekurangkurangnya empat gejala tambahan, beberapa di antaranya harus berintensitas berat
( Idrus, 2007 ).
f. Penatalaksanaan Depresi
Penatalaksanaan depresi menurut Agus dalam Setiawan (2011) antara lain
yaitu :
1) Terapi Fisik
Pemberian anti-depresan pada usia lanjut, sama seperti pemberian
psikotropika pada umumnya harus hati-hati. Umumnya diperlukan dosis yang
leebih kecil daripada orang dewasakarena dikhawatirkan terjadi akumulasi akibat
fungsi ginjal yang sudah kurang baik.
2) Terapi keluarga
Problem keluarga dapat berperan dalam perkembangan gangguan depresi,
sehingga dukungan terhadap keluarga pasien adalah sangat penting. Proses
penuaan mengubah dinamika keluarga, diantaranya ada perubahan posisi dari
dominan menjadi dependen pada lanjut usia. Tujuan dari terapi terhadap keluarga
pasien yang depresi adalah untuk meredakan perasaan frustasi dan putus asa,
merubah dan memperbaiki sikap atau struktur dalam keluarga yang menghambat
proses penyembuhan pasien.
3) Terapi kognitif-perilaku
Bertujuan mengubah pola pikirpasien yang selalu negatif (persepsi diri
yang buruk, masa depan yang suram, dunia yang tak ramah, diri yang tak berguna
lagi, tak mampu dan sebagainya) ke arah pola piker yang netral atau positif.
Ternyata pasien lanjut usia dengan depresi dapat menerima metode ini meskipun
penjelasan harus diberikan secara singkat dan terfokus. Melalui latihan-latihan,

12

tugas-tugas dan aktivitas, terapi kognitif-perilaku bertujuan mengubah perilaku


dan pola pikir.
4) Terapi Seni
Menurut The American Art Therapy Association dalamMukhlis (2011),
terapi seni banyak digunakan sebagai sarana menyelesaikan konflik emosional,
meningkatkan kesadaran diri, mengembangkan keterampilan sosial, mengontrol
perilaku, menyelesaikan permasalahan, mengurangi kecemasan, mengerahkan
realitas, meningkatkan harga diri dan berbagai gangguan psikologis lainnya.
Sedangkan menurut Case dan Dalley dalam Mukhlis (2011), terapi seni
merupakan salah satu jenis dari berbagai jenis terapi ekspresif melibatkan individu
dalam aktivitas kreatif dalam bentuk penciptaan (karya atau produk) seni.
Holt dan Kaiser dalam Mukhlis (2011) mengatakan bahwa melalui
aktifitas seni tersebut individu diasumsikan mendapat media paling aman untuk
memfasilitasi komunikasi melalui eksplorasi pikiran, persepsi, keyakinan, dan
pengalaman, khususnya emosi.
g. Pengukuran Tingkat Depresi
Gejala depresi pada lansia diukur menurut tingkatan sesuai dengan gejala
yang termanifestasi. Jika dicurigai terjadi depresi harus dilakukan pengkajian
dengan alat pengkajian yang terstandarisasi dan dapat dipercaya serta valid dan
memang dirancang untuk diujikan kepada lansia (Azizah, 2011).
Geriatric Depression Scale (GDS) dan Beck Depression Inventory (BDI).
Tetapi alat yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalahBeck Depression
Inventory (BDI). Beck Depression Inventory (BDI)merupakan salah satu
instrumen yang paling banyak digunakan untukmengukur tingkat keparahan
depresi. BDI dikembangkan untuk menilaijenis dan tingkat keparahan depresi
berdasarkan gejala (Beck dalam Ahnjo et al, 2006).
Instrumen ini terdiri dari 21 item yang memuat tentang kesedihan
pesimisme, perasaan gagal, perasaan tidak puas, perasaan bersalah atau berdosa,
perasaan dihukum, rasa benci pada diri sendiri, mudah tersinggung,menarik diri
dari lingkungan sosial, tidak mampu mengambil keputusan, penyimpangan citra

13

tubuh, kelambanan dalam bekerja, menangis, gangguan tidur, kelelahan,


hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kecemasan fisik, dan penurunan
libido (Setiawan, 2011).

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus

14

Seorang wanita berumur 65 tahun bernama Ny. Dian, mengalami depresi berat.
Ny. Dian kini hidup menjanda karena suaminya telah meninggal sekitar 5 tahun
yang lalu karena penyakit diabetes melitus dan dia sangat mencintai suaminya.
Ny. dian memiliki 3 orang anak dan 5 orang cucu. Kini N.y Dian tinggal di panti
jompo Hidayah karena ketiga anaknya telah berkeluarga dan memilih
meninggalkan rumah. Ny Dian sangat merindukan suaminya, dia merasa
kesepian. Sejak dia masuk ke panti jompo sekitar 4 tahun yang lalu, belum ada
seorang pun dari anak-anaknya yang datang melihatnya. Ny Dian sangat sedih
karena dia telah dicampakkan dan dilupakan oleh anak-anaknya. Dia sangat ingin
tinggal bersama anaknya dan bermain dengan cucunya, sehingga dia tidak merasa
kesepian lagi. Ny Dian pada usia 19 tahun pernah dirawat di rumah sakit karena
menderita penyakit tipus dan pada usia 22 tahun karena penyakit DBD. Ny Dian
beberapa hari terakhir sering melamun dan nafsu makannya menurun. Ny Dian
merasa dirinya tidak ada gunanya lagi dan ingin segera hidupnya berakhir
menyusul suaminya.
3.1 PENGKAJIAN :
1. Identitas Pasien
Nama

: Ny Dian

Umur

: 45 tahun

Alamat

: Air pacah

Pendidikan terakhir

: SMA

Agama

: islam

Pekerjaan

: tidak ada

2.Riwayat Kesehatan dan Keperawatan


a. Keluhan Utama

15

Ny Dian mengeluhkan bahwa dia merasa tidak berguna lagi dan ingin segera
mengakhiri hidupnya.
b. Riwayat penyakit sekarang
Ny Dian mengalami depresi berat.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
pada saat berusia 19 tahun Ny Dian pernah dirawat di rumah sakit karena
menderita penyakit tipud dan pada usia 22 tahun menderita penyakit DBD.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Suami Ny Dian meninggal karena riwayat penyakit diabetes mellitus.

3. Pola Fungsional Gordon


a. Persepsi kesehatan dan management kesehatan
Ny Dian tidak mengetahui tentang penyakit yang dideritanya dan tidak
tahu bagaimana pengobatannya.
b. Nutrisi dan metabolik
Beberapa hari terakhir Ny Dian kehilangan nafsu makan, BAB dan BAK
nya tidak mengalami masalah signifikan.
c. Eliminasi
BAB dan BAK nya tidak mengalami masalah signifikan.
d. Aktivitas dan latihan
Terjadi penurunan aktivitas karena Ny Dian tidak melakukan aktivitas
seperti biasanya, ia lebih sering terlihat melamun, mudah lelah dan
kehilangan minat serta kegembiraan.
e. Tidur dan istirahat
Ny Dian tidak bisa tidur karena banyak hal-hal lain yang terlintas dalam
pikirannya seperti dia ingin mengakhiri hidupnya.
f. Kognitif dan persepsi

16

Ny Dian mengalami gangguan dalam proses berfikir, indra penglihatan


dan komunikasi verbalnya terganggu.
g. Persepsi diri dan konsep diri
Ny Dian merasa tidak ada gunanya lagi dia hidup, ia ingin segera
mengakhiri hidupnya menyusul suaminya yang telah lama meninggal
karena ia merasa kesepian.
h. Peran dan hubungan
Di lingkungan panti jompo Ny.dian terkenal ramah dan mudah bergaul
sehingga banyak memiliki teman , namun beberapa hari terakhir Ny Dian
terlihat sering melamun dan tidak banyak berkomunikasi dengan
lingkungan sosialnya.
i. Seksual dan reproduksi
Tidak terkaji
j. Koping dan toleransi stress
Tn.B tidak mampu mengatasi depresinya karena Tn.B tidak memiliki
pengetahuan tentang stroke yang di alaminya.
k. Nilai dan kepercayaan

4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
Kesadaran
: composmentis
Suhu
:370 C
Nadi
: 80x/menit
Tekanan darah :135/80 mmHg
Pernapasan :19x/menit
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan : 45 kg
b. Pemeriksaan head to toe
1. Kepala
Rambut
: sudah memutih, panjang sepinggang, mulai rontok
Mata
: mata klien berair, kornea terlihat keruh,
konjungtiva anemis
Hidung
: bersih
Mulut
: bibir kering
Telinga: tidak ada kelainan

17

2.
3.
4.
5.

Leher
: tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid
Dada thoraks : tidak ada kelainan
Abdomen
: nyeri abdomen
Musculoskeletal : eonus otot lemah

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran
fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai
ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan
lambat, dan figure tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2008).
Menurut Nugroho (2008) depresi adalah suatu perasaan sedih dan pesimis
yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang
ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam. Menurut Hudak
dan Gallo dalam Azizah (2011), gangguan depresi merupakan keluhan umum
pada lanjut usia dan merupakan penyebab tindakan bunuh diri. Penyebab depresi
yaitu factor biologik ( hormonal, genetik, gangguan pola tidur) dan psikologis
( kepreibadian dan lingkungan). Jenis depresi yaitu depresi berat, sedang, ringan.
Depresi berat sering dialami oleh para lansia.

4.2 Saran

18

Dengan makalah ini penulis menyarankan perawata mengethaui tanda dan


gejala depresi pada lansia dan bagaimana perawatannya.

19

Вам также может понравиться