Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DOLOMIT
Dolomit umumnya terjadi karena proses pelindian (leaching) atau
peresapan unsur magnesium dari air laut ke dalam batu gamping.
BATU KEPRUS
Batu Keprus adalah batu gamping bioklasik lunak dan sarang, yang
secara megaskopis berwarna putih sampai kekuningan, terdiri dari
cangkang-cangkang fosil moluska, koral dan foraminifera, serta
berbutir sedang sampai kasar (0,2 mm 0,5 mm).
Endapan batu kerpus yang telah diketahui antara lain terdapat di
daerah Gunung Kidul (Yogyakarta), Pracimantoro (Wonogiri), dan
tempat-tempat lainnya.
FOSFAT
ONIKS
Endapan oniks terdiri dari mineral klasit yang berlapis-lapis,
umumnya berwarna putih kekuningan dan agak bening sehingga
tembus pandang. Oniks terendapkan pada rongga atau rekahan batu
gamping yang berasal dari larutan kalsium karbonat (panas atau
dingin). Oniks ini mengalami metamorposa maka akan terbentuk
oniks marmer. Endapan oniks di Indonesia antara lain terdapat di
Cigunung (Tasikmalaya), Ciniru (Kuningan), serta Jati, Kecamatan
Bubulan, Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur), dan daerah-daerah
lain.
RINJANG
Rinjang (SiO2) terbentuk dari proses replacement terhadap batu
gamping oleh silika organik atau anorganik. Rinjang berbutir sangat
halus (cryptocrystalline), umumnya berwarna kemerah-merahan
(merah hati), namun sering juga berwarna kehijauan atau kehitaman.
Di Indonesia belum ditemukan endapan rinjang yang berpotensi.
GIPSUM
Gipsum (CaSO42H2O) terjadi karena air tanah yang mengandung ion
sulfat yang berasal dari oksida, berintegrasi dengan kalsium dari
batu gamping atau karbonat lainnya. Secara teori gips mempunyai
komposisi 32,6% CaO, 46,5% SO3 dan 20,9% H2O. Umumnya
BENTONIT
Bentonit adalah jenis lempung yang 80% lebih terdiri dari mineral
monmorilonit. Bentonit terbentuk karena proses diagenetik
(pelapukan dan transformasi) abu gunung api yang bersifat asam
dan berkomposisi riolitik. Bentonit yang terbentuk karena proses
devitrifikasi umumnya terendapkan dalam lingkungan pengendapan
lakustrin sampai neritik ataupun rawa-rawa yang cukup luas. Oleh
karena itu, endapan bentonit ini sering dijumpai di daerah cekungan
minyak dan gas bumi seperti di cekungan Palembang, Sumatera
Selatan. Selain itu juga di daerah pengendapan sedimen tersier yang
berasosiasi dengan bantuan piroklastik yang berbutir halus di
lingkungan neritik seperti Nanggung Bogor (Jawa Barat), Boyolali
(Jawa Tengah), Pacitan (Jawa Timur) dan tempat-tempat lainnya. Di
alam dikenal ada dua jenis bentonit masing-masing bertonit natrium
(swelling bentonite) dan bentonit kalsium (non-swelling bentonite).
mempunyai sifat daya ikat dan daya alir yang sangat baik. Ball clay
dan bond clay terjadi karena proses sedimentasi dalam cekungan
lakustrin atau delta serta berasosiasi dengan endapan pasir, lanau
dan lignit/batubara, umumnya berumur tersier.
Ball clay dan bond clay di Indonesia umumnya terdapat di daerah
cekungan batubara bagian bawah, antara lain di Ombilin (Sumatera
Barat), Cisaat, Sukabumi (Jawa Barat), Sambiroto Rembang (Jawa
Tengah), Monterado (Kalimantan Barat) dan tempat-tempat lainnya.
FIRE CLAY
Fire clay adalah sejenis lempung yang terdiri dari mineral kaolinit
yang bentuk kristalnya, tidak sempurna (melonit disordered
kaolinite), ilit kuarsa dan mineral lempung lainnya, bersifat lunak dan
tidak mempunyai perlapisan. Lempung ini mempunyai nilai PCE > 19
sehingga tahan terhadap suhu tinggi (lebih dari 1.500 C) tanpa
adalanya pembentukan masa gelas. Berbeda dengan ball clay dan
bond clay, maka fire clay terbentuk karena tanah (soil) yang
tertimbun oleh sedimen lain di daratan atau cekungan lakustrin
ataupun delta yang umumnya mengandung lapisan batubara.
Endapan ini terdapat antara lain di Cicarucug (Jawa Barat) dan
Binuang (Kalimantan Selatan), serta dibeberapa tempat lainnya.
ZEOLIT
Zeolit adalah senyawa alumino silikat hidrat dengan logam alkali
yang merupakan kelompok mineral yang terdiri dari beberapa jenis.
Endapan zeolit biasanya terdapat dalam batuan sedimen prioklasik
berbutiran halus dengan komposisi riolitik. Endapan ziolit umumnya
terjadi karena proses diagenesa dalam lingkungan pengendapan
lakustrin sampai neritik. Endapan ini sering dijumpai berdampingan
atau berlapis-lapis dengan endapan bentonit atau felspar. Zeolit di
Indonesia umumnya terdapat di daerah sedimen piroklastik yang
berasosiasi dengan sedimen tersier seperti di Malang Selatan,
Sukabumi, Nanggung dan Bayah (Jawa Barat) dan tempat-tempat
lainnya.
FELSPAR
Endapan felspar jenis ini karena proses diagenesa dari sedimen
piroklastik halus, bersifat asam (riolitik) dan terendapkan dalam
lingkungan air lakustrin dan umumnya berasosiasi dengan cekungan
sedimen tersier. Disamping itu juga terdapat endapan felspar yang
YODIUM
Yodium (iodine) adalah unsur halogen yang terberat dan aktif yang
didapat pada tumbuh-tumbuhan laut dan sumber air garam (brine).
Umumnya yodium berasosiasi dengan cekungan minyak bumi dan
gas bumi serta sering terdapat bersamaan dengan bromium.
Endapan yodium di Indonesia antara lain terdapat di Petikan dan
Watudakon, Mojekerto (Jawa Timur). Yodium di daerah ini terdapat
dalam Formasi Kalibeng yang berumur Miosen.
DIATOMEA
Diatomea adalah sejenis tanaman air yang tak berbunga termasuk
plankton atau ganggang yang cangkangnya terdiri dari asam silikat
SiO2. Endapan diatomea terjadi dari sedimentasi cangkangcangkang diatomea yang telah mati dalam cekungan air laut yang
berhubungan dengan lakustrin sampai neritik, ataupun di dasar
danau-danau dan rawa-rawa tempat dia hidup. Endapan diatomea
biasanya berasosiasi dengan sedimen piroklasik tersier sampai
kuarter seperti aliran lava, tufa breksi. Bantuan tersebut menjadi
sumber silika bagi pembentukan cangkang diatom, hingga mereka
dapat berkembang biak dengan cepat. Endapan diatomea di
Indonesia antara lain dijumpai di Pulau Samosir Tapanuli Utara,
Cirucug, dan Naggung, Cianjur Selatan, Tasikmalaya dan Darma
Kuningan (Jawa Barat), Wadaslintang, Pringsurat dan Wonosari
(Jawa Tengah), Flores (Nusa Tenggara Timur) serta tempat-tempat
lainnya.
Endapan bijih mangan dapat terbentuk melalui beberapa proses
yaitu hidrotermal, metamofik, sedimenter dan residu. Endapan
mangan sedimenter merupakan endapan bijih mangan (Mn) yang
banyak dijumpai di Indonesia, umumnya terdapat sebagai oksida
(MnO2) dan berasosiasi dengan kegiatan vulkanis dan batuan yang
bersifat basa. Bijih mangan (Mn) di Indonesia juga umumnya
terdapat dalam bentuk mineral irolusit dan psilomelan, kadangkadang juga redonit dan rodokhrosit. Endapan bijih mangan di
Indonesia terdapat di Karangnunggal dan tempat-tempat lainnya.
PERLIT
Pelit terbentuk karena pembekuan tiba-tiba dari magma asam yang
mengandung masa gelas berupa sill, retas, lelehan atau aliran.
Endapan perlit selalu berkaitan dengan rangkaian gunung api berumur
sampai tersier, seperti Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Maluku. Endapan perlit di Indonesia
antara lain terdapat di Lampung, Ciamis (Jawa Barat) dan tempattempat lainnya.
OBSIDIAN
Keterjadian obsidian sama dengan perlit, namun tanpa dipengaruhi
oleh faktor tekanan dan suasana basa. Kegunaan obsidian hampir
sama dengan perlit. Keterdapatannya juga berkaitan dengan rangkaian
gunung api tersier dan kuarter. Endapan obsidian banyak terdapat di
daerah lampung dan Ciasmara (Jawa Barat), serta lokasi-lokasi
lainnya.
BATU APUNG
Batu apung bila magma asam muncul kepermukaan dan bersentuhan
dengan udara luar, dimana ada kebebasan gas yang terkandung di
dalamnya untuk keluar sehingga buih gelas alam tadi membeku
dengan tiba-tiba. Batu apung umumnya terdapat sebagai fragmen yang
dilemparkan pada letusan gunung api, dengan ukuran dari kerikil
sampai bongkah. Batu apung umumnya terdapat sebagai lelehan atau
aliran permukaan, bahan lepas dan fragmen dalam breksi gunung api.
Keterdapatan batu apung di Indonesia selalu berkaitan dengan
rangkaian gunung api kuarter sampai tersier muda, seperti di Serang
dan Sukabumi (Jawab Barat) dan Lombok (Nusa Tenggara Barat) dan
tempat lainnya.
BELERANG
Belerang atau sulfur ditemukan di dalam dua bentuk, yaitu sebagai
belerang alam dan sebagai belerang persenyewaan sulfida logam.
Belerang alam berbentuk Kristal bercampuran lumpur. Endapan
belerang ini terbentuk oleh kegiatan solfatara, fumarola atau sebagai
akibat daripada gas-gas dan larutan yang mengandung belerang keluar
dari bumi, serta selalu berkaitan dengan rangkaian gunung api aktif.
Kedua jenis endapan belerang alam yaitu tipe sublimasi dan tipe
lumpur (danau-kawah).
BANTUAN TRAKHIT
Batuan trakhit yaitu jenis bantuan baku yang kekurangan unsur silika
(SiO2), kaya akan unsur kalium (K2O) dan berstektur afanitik. Bantuan
ini terdapat sebagai retas, aliran permukaan, bongkahan, debu dan
breksi gunung api. Sebarannya merupakan suatu jalur rangkaian
pegunungan yang dikenal dengan nama Mediteranian Type, yang di
Indonesia dikenal sebagai jalur gunung api busur dalam, mulai dari
sebelah timur Sumatera-pantai utara Jawa Bawean terdapat di
Gunung Muria (Jawa Tengah) dan Danau Toba (Sumatera Utara) dan
bentuk tufa yang berkomposisi riolit dasitik.
OPAL
Opal terjadi dari larutan silika koloid (agar-agar silika) yang berasal dari
bantuan piroklastik. Larutan agar-agar silika tersebut selanjutnya
terendapkan dalam pori, rongga atau rekahan batuan yang bersifat
kedap air. Di Indonesia opal baru dijumpai di daerah Rangkasbitung
(Jawa Barat).
KALSEDON
TRAS
Tras terjadi bila rempah gunung api, khususnya yang berkomposisi
andesitik, mengalami pelapukan tertentu. Bila dicampur dengan kapur
dan air pada suhu kamar, tras akan mengeras. Sebaran tras di
Indonesia sangat luas, yaitu mengikuti jalur rangkaian pegunungan
Tersier hingga Kuarter, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT,
Sulawesi hingga Maluku. Lokasi yang cukup potensial terdapat antara
lain di Lembang, Negrek dan Cicurug (Jawa Barat), Situbondo (Jawa
Timur) dan tempat-tempat lainnya.
ALKALI FELSPAR
Mineral ini terbentuk dari proses kristalisasi pada fase pembekuan
magma bersifat asam yang tinggi kadar silika (SiO 2) serta unsur
alkalinya (K dan Na) dan merupakan kelompok mineral pembentukan
bantuan dengan komposisi kimia KA2 SiO8 Na2 SiO8. Keterdapatan
mineral felspar jenis ini berkaitan erat dengan daerah sebaran batuan
granit pegmatit. Umumnya mineral ini ditemukan berupa uret atau
tersebar sebagai komponen utama dalam tubuh batuan granit pegmatit.
Endapan-endapan alkali falspar di Indonesia yang mempunyai
potensial untuk dikembangkan antara lain di Gunung Buduk, Sanggau
(Kalimantan Barat), Rikit Gabib dan Kendawi (D.I. Aceh), Lampung dan
Sumatera Selatan.
BAUKSIT
Bauksit tersusun oleh kelompok mineral aluminium hidroksida, seperti
gibbsite boehmite dan diaspore dengan beberapa mineral ikutan seperti
silica, oksida besi dan oksida titan. Bauksit terjadi dari proses
pelapukan (lateritization) batuan induk yang mengandung aluminium,
antara lain granit. Endapan bauksit di Indonesia antara lain terdapat di
Pulau Bintan (daerah Riau Kepulauan) yang sebagian sudah ditambang
oleh PT Aneka Tambang.
MIKA
Kelompok mika (muskovit dan plogopit) terbentuk pada tahap akhir
proses pembekuan magma yang kekentalannya rendah dan bersifat
asam. Kristal muskovit dan flogopit yang berukuran lebar atau berlapis
seperti buku umumnya ditemukan dalam batuan malihan regional.
Batuan granit pegmatit juga merupakan sumber pembukuan lembaranlembaran mika, namun ukuran tidak terlalu lebar. Mutu mika sangat
ditentukan oleh ukuran lebar dan tebal lembaran kristalnya, warna,
sifatnya terhadap kelistrikan serta kemampuan terhadap perubahan
temperatur yang tinggi. Pemakaian terbesar bahan ini umumnya adalah
industri mesin dan kelistrikan serta kemampuan terhadap perubahan
temperatur tinggi. Pemakai terbesar bahan ini umumnya adalah industri
mesin dan kelistrikan. Endapan mika di Indonesia antara lain terdapat
di Sulawesi Tengah, Pangaribuan Tapanuli Utara dan tempat-tempat
lainnya.
ASBES
Asbes adalah sebuah kolompok mineral berserabut yang terdiri dari
mineral krisotil, krokidolit, amosit, antofilit, tremolit dan aktinolit. Jenis
asbes yang disusun oleh mineral krisotil adalah yang terbanyak
diproduksi (94% produksi dunia), sedangkan untuk jenis yang disusun
oleh tremolite dan aktinolit hampir tidak memiliki nilai ekonomi. Asbes
terjadi karena proses gabro, peridotit dan dunit. Keterdapatan endapan
asbes di Indonesia berkaitan erat dengan daerah sebaran batuan basa
atau ultra basa, yang umumnya menempati wilayah bagian timur
Kepulauan Indonesia seperti di daerah Pulau Halmehera, Pulau
Sulawesi, Pulau Irian dan Pulau Timor.
LEMPUNG RESIDU
Lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses
pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan di sekitar batuan
induknya. Mutu lempung residu umumnya lebih baik dari lempung
letakan. Komposisi lempung residu adalah didominasi oleh mineral ilit
dan umumnya dipakai untuk bahan pembuatan keramik struktur seperti
bata, genting dan gerabah. Lempung residu di Indonesia, terutama di
Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, banyak mengandung ilit umumnya
merupakan hasil pelapukan tufa laterit, lempung laterit dan laterit
didaerah-daerah yang relatif datar dan rendah. Lempung residu banyak
dijumpai di Pulau Jawa, karena di Pulau ini banyak diendapkan hasil
rempah gunung api berumur kuarter.
KAOLIN
Kaolin jenis ini adalah hasil pengendapan kembali kaolin residu.
Umurnya keterjadiannya tidak bersifat regional dan biasanya berselang
dengan lapisan pasir kuarsa. Endapan kaolin ini berasosiasi dengan
endapan alluvial, banyak dijumpai di Bangka, Belitung, Riau Daratan
dan Kalimantan Barat.
PASIR KUARSA
Pasir kuarsa letakan di Indonesia merupakan pasir kuarsa lepas yang
umumnya berasosiasi dengan endapan alluvial. Pasir kuarsa ini terjadi
karena rombakan batuan asal seperti granit, granodiorit dan dasit, atau
batu pasir kuarsa yang berumur lebih tua. Endapan pasir kuarsa jenis
ini di Indonesia yang bermutu tinggi terdapat didaerah Pulau Pandan
ZIRKON
Zirkon merupakan mineral imbuhan (mineral aksesoris) pada batuan
beku, terutama pada batuan beku dalam (pluktonik) yang kaya
akansodium seperti granit dan syenit. Zirkon letakan di Indonesia
terdapat atau diendapkan bersama pasir kuarsa pantai dan pasir
kuarsa sungai. Di daerah Sungai Seputih (Lampung) terdapat bersama
pasir kuarsa dan kasiteri, dengan perkiraan cadangan sebanyak 21.350
ton. Daerah endapan bijih timah letakkan merupakan daerah zirkon
yang prospektif. Zirkon digunakan misalnya untuk refraktori tinggi
karena mempunyai temperatur leleh 12430oC.
GROUP KALSEDON
Group kalsedon merupakan mineral yang terjadi oleh larutan (aqueous
solution). Larutan tersebut mengisi rekahan (cavity fillings) dan urat-urat
(veins). Variasi mineralnya terdiri dari kalsedon, opal, jasper (jaspis)
dan agat, umumnya mineral/batu tersebut digunakan sebagai batu
permata dan batu cincin (batu ali). Variasi warna tergantung dari pada
mineral/unsur-unsur yang terkandung. Misalnya kalau mengandung
besi warnanya merah atau ungu. Mineral-mineral yang terombak dari
batuan asalnya kemudian larut dan diangkut oleh media air permukaan
dan diendapkan di dearah-daerah yang relatif rendah. Terkadang
bongkahan rombakan urat-urat dan rekahan terakumulasi dialiran
sungai. Hal begini terdapat di daerah Sukabumi Selatan (Jawa Barat)
dan hulu sungai Grindulu (Jawa Timur). Yang merupakan endapan
letakan tentu saja pengambilannya relatif tidak mudah, karena telah
merupakan kerikil dan butiran. Hal demikian misalnya terdapat di
daerah Martapura (Kalimantan Selatan) dan daerah Pangkalan Bun
(Kalimantan Tengah). Selain mudah pengambilannya, letakan group
kasedon, lebih mudah pula mengerjakannya, tinggal menggerinda dan
menghaluskan dan kemudian mengkilapkan (memoles). Terkadang
teknik sayatan dan polesan menentukan mutu dan sekaligus harganya.
Misalnya sayatan dan polesan untuk ammetis dan oval.
KORUNDUM
Korundum adalah mineral dengan rumus kimia sederhana yaitu A2O3,
kekerasannya 9 menurut skala Mohs, berat jenis 3,95 4,10, sistem
kristal rhombohedral, kilap adamantin dengan goresan tak berwarna
serta pecahan konkoidal. Warna korundum bermacam-macam, yaitu
biru, merah, abu-abu, coklat dan putih. Korundum terbentuk dari
segregasi batuan bebas silika yang terdapat pada batuan syenit nefelin
atau batuan pagmatitik. Korundum yang berwarna baik dan berkristral
cukup besar digunakan sebagai batu permata. Disamping itu korundum
juga digunakan sebagai bahan refraktori tinggi dan bahan abrasif.
Hingga saat ini di Indonesia belum dijumpai endapan korundum yang
potensial, baik berupa endapan letakan ataupun yang endapan insitu
(primer).
SIRTU
Sirtu adalah singkatan dari pasir batu, karena komposisi ukuran butir
yang tidak seragam. Sirtu terjadi karena akumulasi pasir dan batuan
yang terendapkan di daerah-daerah relatif rendah atau lembah. Sirtu
yang terdapat di Jawa, Bali, dan Sumbawa umumnya berasal dari pasir
dan batuan gunung api, bersifat andesitik dan sering bercampur
dengan pasir batu apung. Sirtu tersebar luas di Indonesia, terutama di
sekitar daerah gunung api di Jawa, Bali, Sumbawa dan Sulawesi Utara.
INTAN
Kristal intan terbentuk bersamaan dengan pembekuan batuan ultra
basa, misalnya peridotit dan kimberlit. Kristalisasi intan terjadi pada
tahap awal pembekuan magma basa pada kedalaman lebih dari 200
km di bawah bumi dan temperatur antara 1.500 o-2.000oC. kalimantan
merupakan daerah intan letakan yang utama di Indonesia. Intan
tersebut terdapat bersamaan dengan pasir kuarsa, kristal kuarsa,
ametis dan variasi kuarsa lainnya. Disamping Kalimantan, maka di
daerah Saibu, Kabupaten Kampar (Bangkinang), Riau Daratan dijumpai
indikasi intan letakan.
KUARSA KRISTAL
Kuarsa kristal umumnya terbentuk pada fase akhir pembentukan
larutan asam (sisa larutan magma) atau bersamaan dengan
pengendapan bijih logam berupa urat-urat (kuarsa geoda). Disamping
itu juga kuarsa kristal dapat terbentuk pada fase akhir pengendapan
kalsedon berupa kristal sisir atau gigi anjing (dog tooth). Ukuran kuarsa
TOSEKI
Toseki atau batuan kuarsa-serisit terbentuk dalam zona ubahan filik,
yakni pada temparatur pembentukan 220 oC dan kondisi pH netral.
Komposisi mineral pembentukannya terdiri dari kuarsa 59% - 70%,
serisit 15%-30%, koalinit 7%-12%, felspar 1%-3%.
KAOLIN
Kaolin terjadi pada zona ubahan argilik lanjut (hipogen), yang dicirikan
oleh sifat hidrolisis yang ekstrim dan cation leaching, kondisi oksidasi
serta jumlah sulfur yang tinggi. Kaolin terbentuk pada temperatur
rendah (1800 C), dimana mineral felspar dan mika tumbuh menjadi
mineral kaolinit. Komposisi mineral kaolin hidroternal biasanya terdiri
dari kelompok kolonit dan montmorillonit dan mempunyai ciri tubuh
endapan meluas ke arah bawah dan makin ke bawah makin berkurang
kandungan mineral asal.
PIROFILIT
Seperti halnya kaolin, pirofilit juga terbentuk pada zona ubahan argilik
lanjut (hipogen), namun terbentuk pada temperatur tinggi (250 0 C) dan
pH asam pirofilit termasuk jenis mineral lempung (silikat alumia) yang
berair (hydrous alumina silicate : A3,O34SiO4H2O) dan mempunyai
komposisi kimia hampir sama dengan mineral lempung lainnya. Di
Jepang, batuan ubahan yang banyak mengandung pirofilit sebagai
roseki. Berdasarkan jenis mineral lempunng yang dikandungnya, pirofilit
(rokesi) dibedakan menjadi jenis kaolinit, serisit, dan rokesi pirofilit.
Keterdapatan tegia bahan galian tersebut di indonesia umunya
berkaitan erat dengan sebaran formasi andesit tua berumur OligoMiosen, yang memiliki kontrol struktur dan intensitas ubahan hidroternal
yang kuat, antara lain terdapat di Pacitan, Trenggalek, Malang Selatan,
Blitar, dan di beberapa daerah lainnya.
BARIT
Barit dapat terjadi dalam berbagai lingkungan geologi, baik dalam
batuan sedimen, beku, ataupun metamorfosa. Secara geologi, endapan
barit yang bernilai ekonomis dapat diklasifikasikan oleh cara terjadinya,
diantaranya sebagai jenis endapan urat (vein) dan pengisian rekahan
(cavity filing), yang terbentuk pada proses ubahan hidroternal
temperature rendah (epiterrmal). Endapan barit umumnya mengisi atau
menempati rekahan berbagi bentuk struktur yang berkembang dalam
batuan yan gditerobos oleh larutan hidotermal, misalnya pengisian
bidang patahan, kekar, bidang perlapisan, zona bresiasi atau ronggarongaa lainnya. Endapan barit ini berasosiasi dengan cebakan bijih
emas epiternal dan merupakan mineral petunjuk. Sebaran endapan
barit di indonesia diperkirakan mengikuti pola sebaran emas epiternal
serta searah dengan jalur tektonik lempeng. Beberapa indikasi endapan
barit yang telah diketahui di indonesia antara lain terdapat di daerah
Puworejo dan Kulonprogo, Tasikmalaya (Jawa Barat), Pulau Lomblen,
Pulau Lembata, Flores Timur, NTT, Sangkaropi (Sul-Sel), Pulau Wetar
(Maluku) dan daerah Batubalai Balaikarang (Kal-Bar) dan tempat
lainnya.
MAGNESIT
Magnesit
kristalin umumnya terbentuk pada proses dolomitisasi
hidrotermal batu gamping atau penggantian dolomit oleh larutan
hidrotremal. Umunya proses ini berasosiasi dengan intrusi batuan
amfibolit, piroksinit, diabas, peridolit, riolit, basal, granit, dan lain-lain. Di
lain pihak magnesit kritokristalin atau amorf terbentuk dari alterasi
larutan serpentin atau larutan ultra basa lainnya. Magnesit jenis kedua
ini umumnya terdapat dalam jumlah sedikit karean sebarannya terbatas
hanya dipermukaan batuan induk. Keterdapatan magnesit alam sangat
terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan dibuat magnesit yang
potensial belum ditemukan di indonesia. Kebutuhan magnesit untuk
keperluan berbagai keperluan berbagai industri di dalam negeri masih
impor.
TALK
Talk merupakan hasil ubahan hidrotermal metamorfosa pada
temperatur lebih dari 3000 C dari batuan induk yang umumnya terdiri
dari batuan ultra basa atau dolomit. Talk yang bermutu baik biasanya
berasal dari batuan induk dolomit. Mineral talk umumnya berasosiasi
dengan tremolit, aktilonit, dan mineral malihan lainnya. Sebaran talk di
indonesia, antara lain di daarah Poso (Sulawesi Tengah), daerah
Halmahera (Maluku Utara), dan Kebumen (Jawa Tengah) dan tempat
lainnya.
Selain terbentuk karena segregasi dan evaporasi, endapan gipsum juga
dapat terjadi karena proses hidroternal. Endapan gipsum yang
terbentuk karena proses hidroternal ditemukan antara lain di Cidadapan
Karangnunggul, Tasilmalaya (Jawa Barat) dan Slahung kabupaten
Ponorogo (Jawa Timur). Endapan gips di kedua daerah tersebut
berasosiasi dengan lempung serisit dalam formasi andesit tua yang
mengandung pirit.
MARMER
Dalam istilah dagang (umum) marmer adalah segala jenis batuan yang
apabila digosok (dipoles) menjadi mengkilap, batuannya bisa berupa
BATU SABAK
Batu sabak merupakan batuan malihan yang berasal dari lempung atau
serpih yang telah mengalami metamorfosa regional, bercirikan adanya
bidang belah (clevage) yang sejajar yang berkembang baik yang
disebabkan oleh rekristalisasi atau pembentukan Kristal mika. Batu
sabak tersusun oleh mineral kuarsa (30%), ilit (27%), serisit (10%),
kalsit (10%), plagioklas (6%), khlorit (5%), dolomite (5%), pirit (4%),
grafit (2,5%) dan rutil (0,5%). Kandungan mineral tersebut dapat
mempengaruhi warna batu sabak misal warna abu-abu sampai hitam
karena grafit, merah dan violet karena hematit, dan hijau karena klorit
atau oksida besi. Sebaran batu sabak yang penting di Indonesia antara
lain terjadi di daerah Aceh dan Sumatera Barat.
KUARSIT
Kuarsit merupakan batuan malihan yang berasal dari batupasir kuarsa
greywacke, arkose, jasper, flint atau batuan silika lainnya. Kuarsit
umumnya berwarna putih hingga abu-abu namun dapat berwarna lain
tergantung mineral pengotornya, misalnya berwarna hitam bila banyak
mengandung biofit atau magnetit. Sebaran kuarsit di Indonesia antara
lain di daerah : Aceh, Sumatera Utara dan Riau.
GRAFIT
JADE
[Na(Al,Fe)Si2O6] terbentuk oleh proses metamorfosa regional derajat
rendah (burial metamorphism) pada fasies green schit dan pada
glaucophan schist. Jade juga terbentuk sebagai endapan metasomatik
pada batuan ultrabasa yang telah mengalami proses serpentinisasi dan
berasosiasi dengan batuan nephelin.
Di Indonesia indikasi jade terdapat dalam batuan kuarsit dan
glaucophan schist di pegunungan Pompageo, kabupaten Poso
(Sulawesi Tengah). Selain itu juga terdapat di pulau Kabaena (Sulawesi
Tenggara) dan Blangkejeran (Aceh).
MIKA
Mika adalah nama sekumpulan mineral yang terdiri dari muskovit (KMika), flogopit (Mg-Mika), biotit (Mg-Fe-Mika) dan lepidolit (Li-Mika).
Endapan mika yang ekonomis biasanya terdiri dari mineral muskovit
dan flogopit.
Moskovit pada umumnya terdapat dalam granit pegmatit sedangkan
flogopit dalam batuan sedimen yang mengalami metamorfosa regional
akibat intrusi granit pegmatit.
Sebaran mika di Indonesia antara lain di daerah Aceh, Sumatera Utara,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Irian.
WOLASTONIT
Wolastonit (CaSiO3) yang berkomposisi CaO 48,3% dan SiO 2 51,7%
diopsid, merupakan mineral metamorfosa kontak pada batu gamping.
Wolastonit berasosiasi dengan mineral diopsid, epidot, kalsit dan
kuarsa, mempunyai berat jenis 2,8 3,0, kekerasan 4,5-5 dan
KALSIT
Keterjadian kalsit jenis ini sama dengan pembekuan marmer, berbutir
halus maupun berbutir sangat kasar, dan sering disebut sugary
limestone. Endapan kalsit malihan ini di Indonesia terdapat di Indarung
(Sumatera Barat) dan daerah-daerah endapan marmer lainnya.
Survei dan eksplorasi bahan galian industri, selain dilakukan
pengusaha tambang yang berminat, dalam rangka bimbingan, banyak
pula dilakukan oleh pihak pemerintah, masing-masing oleh Direktorat
Sumber Daya Mineral, Pusat Pengembangan Teknologi Mineral, dan
Kanwil Departemen Pertambangan dan Energi. Dari segi usaha dan
teknologi, pengusaha-pengusaha menengah dan kecil seperti halnya di
bidang industri lainnya dapat meminta bantuan bimbingan dari
pemerintah. Bagi para pengusaha yang berminat, berikut ini disajikan
beberapa peta penting ikhtisar penyebaran bahan galian industri yang
terpenting hasil pengumpulan data dan pemetaan Direktorat Sumber
Daya Mineral dan Pusat Pengembangan Teknologi Mineral.
II.
Ekonomi
Genetik
Geologi-ekonomi
Penggunaan akhir (end-use)
dibawah US$ 5/ton dan harga tinggi diatas US$ 50/ton (tahun dasar
1983). Sedangkan untuk komoditi BGI volume besar tidak ada ukuran
kuantitatif. Komoditi volume besar (bulk) termasuk raw material untuk
bahan semen seperti limestone, shale, dan clay, untuk bahan batu bata
dan konstruksi seperti sand, gravel, dan crushed stone (table berikut
menyatakan Klasifikasi BGI Berbasis Ekonomi)
SUBGRUP KOMODITI
Komoditi-komoditi BGI harga
rendah, volume besar
Komoditi-komoditi BGI harga
sedang-tinggi, volume besar
Komoditi-komoditi BGI harga
tinggi, volume kecil
TIPE KOMODITI
Terutama material-material
kkonstruksi : sand, gravel, crushed
stone
Mineral-mineral bahan pupuk dan
kimia : salt, sulfur, potash
Process minerals : feldspar,
fluorspar, talac, baryte
Batuan Metamorfik
GRUP 1
Besar
Rendah/murah
Tinggi/mahal
Sedikit
Tersebar luas
Simpel
Simpel
GENETIK
Batuan Beku
GRUP 1 (INDUSTRIAL
ROCKS)
Granit, basalt,
diabase, pumice,
perlite
Batuan Metamorfik
Slate, marble
Batuan Sedimen
Sand, gravel,
sandstone, clay,
limestone, dolomite,
phosphate rock,
gypsum, salt
GRUP 2
Kecil
Tinggi/mahal
Rendah/murah
Banyak
Terbatas
Kompleks
Kompleks
GRUP 2 (INDUSTRIAL
MINERALS)
Nepheline syenite,
feldspar, mica, lithium,
minerals, beryl, quartz
crystal, fluorspar,
barite, magnesite
Graphite, asbestose,
talc, vermiculite
Diamond, diatomite,
potash minerals,
sodium minerals,
borates, nitrates,
sulfur
Abrasive/ampelas
Material keramik (ceramic raw materials)
Industri kimia
Material konstruksi : aggregate (crushed stone, sand dan gravel),
semen, dimension stone, material isolasi, (dari panas dan suara),
dan bahan atap.
Elektronik dan optik
Pupuk
Filler, filter, dan absorbent
Fluks
Pengecoran logam
Material permata
Material gelas
Bahan pewarna (mineral pigment)
Refractory
Lumpur pemboran
KEGUNAAN
AKHIR
Abrasive
Cremic raw
materials
Chemical
industry
BGI (MINERAL/ROCK)
Industrial diamond
Garnet
Silica sand
Diatomite
Pumice
Tripoli
Corundum & emery
Glass sand &salt
Skeleton formers
Refractory filler
Ceramic fluxes
medicines
Constructio
n materials
Glass manufacture,
chemicals, pulp & paper,
soaps & detergents, water
treatment
Gypsum, anhydrite
Construction materials:
wallboard, plaster.
Industrial use: moulding for
sanitary ware, pottery,
metal casting.
Cementing agent in well
drilling.
Retarder in portland
cement, container glass.
Agricultural use: soil
conditioner
Insulating materials:
perlite, pumice,
vermiculite, argillaceous
limestone
Electronic &
optical use
Fertilizer
minerals
Roofing granules:
basaltic gravels, diabase,
nepheline synite,
greenstone
Quartz crystal, calcite,
mica
Phosphorus, potassium,
calcium, magnesium,
sulfur, boron,
manganese, chlorine
Piezoelectric units,
microscope accessories,
light retardationplates,
thermometer, oscillators
Primary, secondary and
trace minerals for fertilizer
production, plant nutrients
Fillers,
filters &
absorbents
Filler
materials
Asbestos, barite,
bentonite, diatomite,
feldspar, nepheline
syenite, fullers earth,
gypsum, kaolin,
limestone, mica, perlite,
cement, pumicite,
prophylite, talc, Tripoli,
vermiculite
Filter media
Diatomite, asbestos,
fullers earth, activated
bauxite
Absorbents
montmorillonite, diatomite
Fluxes
Sodium, potassium,
lithium, boron, fluorides
Limestone, silica,
fluorspar
Foundry
sand
Industrial
gems
Glass raw
materials
Mineral
pigments
Refractories
Well drilling
fluids
Barite, bentonite,
asbestos, fullers earth,
graphite, gypsum,
limestone, mica, perlite,
quartz, salt
control agents,
hydrofracking, cake
formation
Kuarsit
Grafit
Mika
Wolastonit