Вы находитесь на странице: 1из 12

SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW

Muhammad bin Abdullh (lahir


di Mekkah, 20
April 570 meninggal
di Madinah, 8
Juni 632 pada umur 62 tahun) adalah seorangnabi dan rasul yang terakhir bagi umat Muslim.
Muhammad menciptakan ajaran dan ilmu pengetahuan berupa agama Islam.
Michael H. Hart dalam bukunya The 100 menilai Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh
sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil
meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal spiritual maupun kemasyarakatan. Hart mencatat
bahwa Muhammad mampu mengelola bangsa yang awalnya egoistis, barbar, terbelakang, dan
terpecah-belah oleh sentimen kesukuan menjadi bangsa yang maju dalam bidang ekonomi,
kebudayaan, dan kemiliteran bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi yang saat itu
merupakan kekuatan militer terdepan di dunia

Etimologi
"Muhammad" (Arab: ; Transliterasi: Muh ammad;[13] diucapkan [mmmd] (
simak)) [14][15][16] secara bahasa berasal dari akar kata semitik 'H-M-D' yang dalam bahasa Arab
berarti "dia yang terpuji". Selain itu di dalam salah satu ayat Al-Qur'an[17], Muhammad dipanggil
dengan nama "Ahmad" (), yang dalam bahasa Arab juga berarti "terpuji".
Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari suku Quraisy (suku terbesar
di Mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al-Amiin yang artinya "orang yang dapat
dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya
memanggilnya dengan gelar Rasul Allh () , kemudian menambahkan
kalimat Shalallaahu 'Alayhi Wasallam ( , yang berarti "semoga Allah memberi
kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau "SAW") setelah
namanya.
Muhammad juga mendapatkan julukan Abu al-Qasim[2] yang berarti "bapak Qasim", karena
Muhammad pernah memiliki anak lelaki yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia
sebelum mencapai usia dewasa.

Genealogi

Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay
bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin
Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan. [18] Adnan merupakan
keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail bin Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh.
Lebih lengkap silsilahnya dari Muhammad hingga Adam adalah Muhammad
bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin
Murrah bin Kaab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin
Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin alMuqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit
bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saru bin Rau bin Falikh bin Aybir bin
Syalikh
binArfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh bin Akhnukh bin Yarda bin Mahli
l bin Qinan bin Yanish bin Syits bin Adam.
Nasab ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani di salah satu riwayatnya.
Nasab Rasulullah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi
perbedaan pendapat. Maksud dari Quraisy adalah putra Fihr bin Malik atau an-Nadhr bin
Kinanah

RIWAYAT RASULULLAH
KELAHIRAN
Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir pada Tahun
Gajah, yaitu tahun 570 M, yang merupakan tahun gagalnya Abrahah menyerang Mekkah.
Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu
merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu
pengetahuan. Ayahnya, Abdullah[19], meninggal dalam perjalanan dagang di Madinah, yang
ketika itu bernama Yastrib, ketika Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta
lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang
kemudian mengasuh Nabi.
Pada saat Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya
ke Yatsrib (sekarangMadinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam
ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa
hari, Aminah meninggal dunia di Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di
sana.[18] Setelah ibunya meninggal, Muhammad dijaga oleh kakeknya, 'Abd al-Muththalib.
Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta

menggembala kambing-kambingnya di sekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam


urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah,Lebanon, dan Palestina).
Perkenalan dengan Khadijah
Ketika Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia
mulai mempelajariilmu bela diri dan memanah, begitupula dengan ilmu untuk menambah
keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan
dianggap sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Muhammad sering menemani pamannya
berdagang ke arah Utara dan kabar tentang kejujuran dan sifatnya yang dapat dipercaya
menyebar luas dengan cepat, membuatnya banyak dipercaya sebagai agen penjual perantara
barang dagangan penduduk Mekkah.
Salah seseorang yang mendengar tentang kabar adanya anak muda yang bersifat jujur dan dapat
dipercaya dalam berdagang dengan adalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah
seseorang yang memiliki status tinggi di kalangan suku Arab. Sebagai seorang pedagang, ia juga
sering mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di tanah Arab. Reputasi
Muhammad membuat Khadijah memercayakannya untuk mengatur barang dagangan Khadijah,
Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan ketika
sekembalinya Muhammad membawakan hasil berdagang yang lebih dari biasanya.
Seiring waktu akhirnya Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah, mereka menikah pada saat
Muhammad berusia 25 tahun. Saat itu Khadijah telah berusia mendekati umur 40 tahun, namun
ia masih memiliki kecantikan yang dapat menawan Muhammad. Perbedaan umur yang jauh dan
status janda yang dimiliki oleh Khadijah tidak menjadi halangan bagi mereka, walaupun pada
saat itu suku Quraisy memiliki budaya yang lebih menekankan kepada perkawinan dengan
seorang gadis ketimbang janda. Meskipun kekayaan mereka semakin bertambah, Muhammad
tetap hidup sebagai orang yang sederhana, ia lebih memilih untuk menggunakan hartanya untuk
hal-hal yang lebih penting.
Memperoleh gelar
Ketika Muhammad berumur 35 tahun, ia ikut bersama kaum Quraisy dalam perbaikan Kakbah.
Pada saat pemimpin-pemimpin suku Quraisy berdebat tentang siapa yang berhak
meletakkan Hajar Aswad, Muhammad dapat menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan
penyelesaian adil. Saat itu ia dikenal di kalangan suku-suku Arab karena sifat-sifatnya yang
terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang
artinya "orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan pula bahwa Muhammad adalah orang yang percaya sepenuhnya dengan
keesaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat tamak, angkuh
dan sombong yang lazim di kalangan bangsa Arab saat itu. Ia dikenal menyayangi orangorang miskin, janda-janda tak mampu dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan

berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang sudah membudaya di
kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan
kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq yang berarti "yang benar".

Kerasullan
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan
dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira' sebuah
gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An
Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur (merenung) dan mencari ketenangan dan sikapnya itu
dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut yang senang
bergerombol. Dari sini, ia sering berpikir dengan mendalam, dan memohon kepada Allah supaya
memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Muhammad pertama kali diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadhan/ 6
Agustus 611 M, diriwayatkan Malaikat Jibril datang dan membacakan surah pertama dari Quran
yang disampaikan kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad diperintahkan untuk
membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya, namun ia mengelak dengan berkata ia tak bisa
membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membaca, tetapi jawabannya
tetap sama. Jibril berkata:

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar
manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-Alaq 96: 1-5)

Muhammad berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari ketika ayat pertama sekaligus pengangkatannya
sebagai rasul disampaikan kepadanya menurut perhitungan tahun kamariah(penanggalan
berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah atau
tahun masehi (penanggalan berdasarkan matahari). Setelah kejadian di Gua Hira tersebut,
Muhammad kembali ke rumahnya, diriwayatkan ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin
secara bergantian akibat peristiwa yang baru saja dialaminya dan meminta istrinya agar
memberinya selimut.
Diriwayatkan pula untuk lebih menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Muhammad
mendatangi saudara sepupunya yang juga seorang Nasrani yaitu Waraqah bin Naufal. Waraqah
banyak mengetahui nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi.
Mendengar cerita yang dialami Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia telah dipilih oleh

Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan bahwa An-Nms alAkbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya, kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang
penipu, mereka akan memusuhi dan melawannya.
Muhammad menerima ayat-ayat Quran secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun.
Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan kejadian faktual yang sedang terjadi, sehingga hampir
setiap ayat Quran turun disertai oleh Asbabun Nuzul (sebab/kejadian yang mendasari penurunan
ayat). Ayat-ayat yang turun sejauh itu dikumpulkan sebagai kompilasi bernama Al Mushaf yang
juga dinamakan Al- Qurn (bacaan).
Sebagian ayat Quran mempunyai tafsir atau pengertian yang izhar (jelas), terutama ayat-ayat
mengenai hukum Islam, hukum perdagangan, hukum pernikahan dan landasan peraturan yang
ditetapkan oleh Islam dalam aspek lain. Sedangkan sebagian ayat lain yang diturunkan pada
Muhammad bersifat samar pengertiannya, dalam artian perlu ada interpretasi dan pengkajian
lebih mendalam untuk memastikan makna yang terkandung di dalamnya, dalam hal ini
kebanyakan Muhammad memberi contoh langsung penerapan ayat-ayat tersebut dalam interaksi
sosial dan religiusnya sehari-hari, sehingga para pengikutnya mengikutinya sebagai contoh dan
standar dalam berperilaku dan bertata krama dalam kehidupan bermasyarakat.

Mendapatkan Pengikut
Selama tiga tahun pertama sejak pengangkatannya sebagai rasul, Muhammad hanya
menyebarkan Islam secara terbatas di kalanganteman-teman dekat dan kerabatnya, hal ini untuk
mencegah timbulnya reaksi akut dan masif dari kalangan bangsa Arab saat itu yang sudah sangat
terasimilasi budayanya dengan tindakan-tindakan amoral, yang dalam konteks ini bertentangan
dengan apa yang akan dibawa dan ditawarkan oleh Muhammad. Kebanyakan dari mereka yang
percaya dan meyakini ajaran Muhammad pada masa-masa awal adalah para anggota keluarganya
serta golongan masyarakat awam yang dekat dengannya di kehidupan sehari-hari, antara
lain Khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah danBilal. Namun pada awal tahun 613, Muhammad
mengumumkan secara terbuka agama Islam. Setelah sekian lama banyak tokoh-tokoh bangsa
Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin
Auf, Ubaidah bin Harits, Amr bin Nufail yang kemudian masuk ke agama yang dibawa
Muhammad. Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut dengan As-Sabiqun alAwwalun atau Yang pertama-tama.
Penyebaran Islam
Sekitar tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan secara diam-diam, Muhammad mulai
melakukan penyebaran Islam secara terbuka kepada masyarakat Mekkah, respon yang ia terima

sangat keras dan masif, ini disebabkan karena ajaran Islam yang dibawa olehnya bertentangan
dengan apa yang sudah menjadi budaya dan pola pikir masyarakat Mekkah saat itu. Pemimpin
Mekkah Abu Jahal menyatakan bahwa Muhammad adalah orang gila yang akan merusak tatanan
hidup orang Mekkah, akibat penolakan keras yang datang dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah
dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy yang menentangnya, Muhammad dan
banyak pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya, dihina, disingkirkan, dan dikucilkan dari pergaulan
masyarakat Mekkah.
Walau mendapat perlakuan tersebut, ia tetap mendapatkan pengikut dalam jumlah besar, para
pengikutnya ini kemudian menyebarkan ajarannya melalui perdagangan ke negeriSyam, Persia,
dan kawasan jazirah Arab. Setelah itu, banyak orang yang penasaran dan tertarik kemudian
datang ke Mekkah dan Madinah untuk mendengar langsung dari Muhammad, penampilan dan
kepribadiannya yang sudah terkenal baik memudahkannya untuk mendapat simpati dan
dukungan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini menjadi semakin mudah ketika Umar bin
Khattab dan sejumlah besar tokoh petinggi suku Quraisy lainnya memutuskan untuk memeluk
ajaran islam, meskipun banyak juga yang menjadi antipati mengingat saat itu sentimen kesukuan
sangat besar di Mekkah dan Medinah. Tercatat pula Muhammad mendapatkan banyak pengikut
dari negeri Farsi (sekarang Iran), salah satu yang tercatat adalah Salman al-Farisi, seorang
ilmuwan asal Persia yang kemudian menjadi sahabat Muhammad.
Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pemeluk Islam selama periode ini mendorong lahirnya
gagasan untuk berhijrah (pindah) ke Habsyah (sekarang Ethiopia). Negus atau raja Habsyah,
memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan
penguasa di Mekkah. Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Yatsrib, kota yang berjarak
sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.

Hijrah ke Madinah
Masyarakat Arab dari berbagai suku setiap tahunnya datang ke Mekkah untuk beziarah ke Bait
Allah atau Ka'bah, mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan dalam kunjungan tersebut.
Muhammad melihat ini sebagai peluang untuk menyebarluaskan ajaran Islam. Di antara mereka
yang tertarik dengan ajarannya ialah sekumpulan orang dari Yatsrib. Mereka menemui
Muhammad dan beberapa orang yang telah terlebih dahulu memeluk Islam dari Mekkah di suatu
tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu
bersumpah untuk melindungi para pemeluk Islam dan Muhammad dari kekejaman penduduk
Mekkah.

Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yatsrib datang lagi ke Mekkah, mereka
menemui Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu
pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka
mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yastrib dikarenakan situasi di
Mekkah yang tidak kondusif bagi keamanan para pemeluk Islam. Muhammad akhirnya
menerima ajakan tersebut dan memutuskan berhijrah ke Yastrib pada tahun 622 M.

Mengetahui
bahwa
banyak
pemeluk
Islam
berniat
meninggalkan
Mekkah,
masyarakatjahiliyah Mekkah berusaha mengcegahnya, mereka beranggapan bahwa bila
dibiarkan berhijrah ke Yastrib, Muhammad akan mendapat peluang untuk mengembangkan
agama Islam ke daerah-daerah yang jauh lebih luas. Setelah selama kurang lebih dua bulan ia
dan pemeluk Islam terlibat dalam peperangan dan serangkaian perjanjian, akhirnya masyarakat
Muslim pindah dari Mekkah ke Yastrib, yang kemudian setelah kedatangan rombongan dari
Makkah pada tahun 622 dikenal sebagai Madinah atau Madinatun Nabi(kota Nabi).
Di Madinah, pemerintahan (kekhalifahan) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad.
Umat Islam bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di Madinah, begitupun kaum
minoritas Kristen dan Yahudi. Dalam periode setelah hijrah ke Madinah, Muhammad sering
mendapat serangkaian serangan, teror, ancaman pembunuhan dan peperangan yang ia terima dari
penguasa Mekkah, akan tetapi semuanya dapat teratasi lebih mudah dengan umat Islam yang saat
itu telah bersatu di Madinah.
Pembebasan Mekkah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pembebasan Mekkah
Tahun 629 M, tahun ke-8 H setelah hijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke
Makkah dengan membawa pasukan Muslim sebanyak 10.000 orang, saat itu ia bermaksud untuk
menaklukkan kota Mekkah dan menyatukan para penduduk kota Mekkah dan madinah.
Penguasa Mekkah yang tidak memiliki pertahanan yang memadai kemudian setuju untuk
menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat kota Mekkah akan diserahkan tahun
berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ketika ia kembali, ia
telah berhasil mempersatukan Mekkah dan Madinah, dan lebih luas lagi ia saat itu telah berhasil
menyebarluaskan Islam ke seluruh Jazirah Arab.

Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang
ada di sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan
Islam di kota Mekkah.
Wafat
Pada bulan Juni 632 M, beliau mengalami sakit ketika tengah berada di rumah Maimunah namun
kemudian meminta pindah ke rumah Aisyah. Setelah sebelumnya mengalami demam dan
beberapa kali pingsan, beliau meminta kepada Abu Bakr untuk menggantikannya mengimami
jamaah. Beliaupun akhirnya meninggal dalam pangkuan Aisyah dan jenazahnya dikuburkan di
rumah istrinya tersebut.

Mukjizat
Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya
seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab
suci agama samawi, dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa di dalam kandungan, masa kecil
dan remaja. Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.
Umat Muslim meyakini bahwa Mukjizat terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an, yaitu kitab suci
umat Islam. Hal ini disebabkan karena kebudayaan Arab pada masa itu yang masih barbar dan
tidak mengenal peradaban, namun oleh Al-Qur'an hal itu berubah total karena Qur'an membawa
banyak peraturan keras yang menegakkan dasar-dasar nilai budaya baru di dunia Arab yang
sebelumnya tidak berperadaban serta mengeliminasi akar-akar kejahatan sosial yang mengakar di
dunia Arab, serta pada masa yang lebih dekat mengantarkan pemeluknya meraih tingkat
perabadan tertinggi di dunia pada masanya.
Mukjizat lain yang tercatat dan diyakini secara luas oleh umat Islam adalah terbelahnya bulan,
perjalanan Isra dan Mi'rajdari Madinah menuju Yerusalem dalam waktu yang sangat singkat.
Kemampuan lain yang dimiliki Muhammad adalah kecerdasan serta kepribadiannya yang banyak
dipuji serta menjadi panutan para pemeluk Islam hingga saat ini.

Cirri Fisik Nadi Muhammad


Beberapa hadist meriwayatkan beberapa ciri fisik yang diceritakan oleh para sahabat dan
istrinya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Muhammad berperawakan sedang, berkulit putih
kemerahan, berjanggut tipis, dan digambarkan memiliki fisik yang sehat dan kuat oleh orang di

sekitarnya. Riwayat lain menyebutkan Muhammad bermata hitam, tidak berkumis, berjanggut
sedang, serta memiliki hidung bengkok yang sesuai dengan ciri antropologis bangsa Semit pada
umumnya.
Pernikahan
Selama hidupnya Muhammad menikah dengan 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan
pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung
selama 25 tahun hingga Khadijah wafat.[20] Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia,[21]
[22]
sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu
Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.
Sepeninggal Khadijah, Khawla binti Hakim menyarankan kepadanyauntuk menikahi Sawda binti
Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimana Muhammad akhirnya menikahi
keduanya. Kemudian setelah itu Muhammad tercatat menikahi beberapa orang wanita lagi
hingga jumlah seluruhnya sekitar 11 orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup
sepeninggal Muhammad.
Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besar perkawinan itu
dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan
penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang
menekankan perkawinan dengan perawan)

Perbedaan Nabi dan Rasul tedahulu


Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk
menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia [24], sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus
untuk umatnya masing-masing[25][26] seperti halnya Nabi Musa yang hanya diutus untuk Bani
Israil.
Sedangkan kesamaan ajaran yang dibawa Muhammad dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah
sama-sama mengajarkan keesaan Tuhan, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah
hanyalah Allah

1. ^ Imam Baihaqi menyebutkan bahwa Allah menamakan beliau dalam Al-Quran sebagai Rasul
(utusan), Nabi, Syahidan (Saksi), Mubasysyiran (Pemberi kabar gembira), Nazhir (Pemberi

peringatan), Da'i (Penyeru kepada Allah). Sedangkan nama Yasin dan Toha telah di salahsangkakan sebagai nama beliau berdasarkan surah Al-Quran yang memuatnya, juga tidak
riwayat yang sah tentang gelarnya Al-Fatih (Sang penakluk). Lihat Tahzhib as-Sirah, sebuah
biografi Rasulullah karya Imam Nawawi
2. ^ a b Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Seseorang memanggil rekannya di perkuburan Baqi'
dengan berseru, 'Hai Abul Qasim!' Rasulullah saw. menoleh kepadanya. Ia berkata, 'Wahai
Rasulullah, bukan engkau yang aku maksud. Namun, aku memanggil si Fulan.' Maka Rasulullah
saw. berkata, 'Pakailah namaku tapi jangan pakai kuniyahku'," (Hadits riwayat Bukhari no. 3537
dan Muslim no. 2131).
3. ^ Selain terdapat larangan menggunakan nama kunyah beliau. Beliau sendiri kurang suka
dipanggil dengan kunyahnya tersebut berdasarkan hadis, "Panggil aku dengan namaku bukan
dengan kunyahku". Lihat Tahzhib as-Sirah, sebuah biografi Rasulullah karya Imam Nawawi.
4. ^ Siyar Alamin Nubala karya Adz-Dzahabi, Al-Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir,Fathul
Bari karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, Zad al-Ma'ad karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah; Quraisy
adalah

julukan

bagi

salah

satu

di

antara

Fihr

atau

an-Nadhr

(Raudhatul

Anwarkarya Shafiyyurahman al-Mubarakfuri).


5. ^ Dalam tradisi Abrahamik, khususnya Islam seseorang tidak dinasabkan melalui jalur ibu kecuali
bagi anak yang lahir di luar nikah, atau dengan kelahiran khusus seperti bagi Nabi Isa As
6. ^ Menurut penelitian Ibnu Hajar beliau meninggal pada hari Senin 2 Rabi' al-Awwal tahun ke-11
Hijriah pada umur 63 tahun. Lihat Tahzhib as-Sirah An-Nawawi
7. ^ Asalnya Nabi Muhammad dikuburkan di rumah istrinya yang berada tepat disebelah Masjid
Nabawi, sesuai dengan tradisi (sunnah) seorang nabi dikebumikan di tempat dia meninggal, dan
seiring perluasan Masjid Nabawi, rumah tersebut kini berada di lingkupan kompleks Masjid
Nabawi.
8. ^ The 100, Michael H. Hart, Carol Publishing Group, July 1992, paperback, 576 halaman,ISBN 08065-1350-0
9. ^ Muhammad, prophet of Islam. The Columbia Encyclopedia, Sixth Edition. 2001-07
10. ^ http://en.wikipedia.org/wiki/Muhammad_(name)#Statistics

11. ^ Quran.com
12. ^ Hart, Michael. 2007. 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Batam: Karisma
Publising Group.
13. ^ Unicode has a special "Muhammad" ligature at U+FDF4
14. ^

click here (bantuaninfo) for the Pengucapan Arab.

15. ^ berbagai nama Muhammad dalam bahasa Prancis: "Mahon, Mahoms, Mahun, Mahum,
Mahumet"; dalam bahasa Jerman: "Machmet"; dan dalam bahasa Islandia kuno: "Mamet" cf
Muhammad, Encyclopedia of Islam
16. ^ The sources frequently say that, in his youth, he was called by the nickname "Al-Amin" meaning
"Honest, Truthful" cf. Ernst (2004), p. 85.
17. ^ Surah As-Saff (QS 61:6)
18. ^ a b Lings, Martin. Muhammad: Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Penerbit
Serambi, 2002. ISBN 979-3335-16-5
19. ^ Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hsyim bin 'Abd al-Manf bin Qushay bin Kilab bin Murrah
bin Ka'b.
20. ^ Esposito, John (1998). Islam: The Straight Path. Oxford University Press. ISBN 0-19-511233-4.
p.18
21. ^ Bullough, Vern; Brenda Shelton, Sarah Slavin (1998). The Subordinated Sex: A History of
Attitudes Toward Women. University of Georgia Press. ISBN 978-0-8203-2369-5. p.119
22. ^ Reeves, Minou (2003). Muhammad in Europe: A Thousand Years of Western Myth-Making.
NYU Press. ISBN 978-0-8147-7564-6. p.46
23. ^ Watt, M. Aisha bint Abi Bakr. Article at Encyclopaedia of Islam Online. Ed. P.J. Bearman, Th.
Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Brill Academic Publishers. ISSN 15733912. pp. 16-18
24. ^ (QS. 34 : 28)

25. ^ Quran.com

Вам также может понравиться