Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1.1.
1.2.
Direktur, yaitu:
1. Direktur Utama
2. Direktur Medik dan Keperawatan
Yang membawahi tiga bidang utama, yaitu :
Bidang pelayanan medik
Bidang pelayanan keperawatan
Bidang penunjang medik
3. Direktur Keuangan dan Administrasi Umum
Yang membawahi tiga bidang utama, yaitu :
1.3.
rumah
sakit
itu
sendiri.
Menurut
SK
Menkes
No.
i.
j.
rumah sakit
Pelayanan farmasi klinik (Pelayanan)
Mengkaji instruksi pengobatan
Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi DRP
Melaksanakan pelayanan resep
Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan obat
Melaksanakan pelayanan informasi obat (PIO)
Memberikan konseling
Melaksanakan visite
Melaksanakan Pemantauan Obat (PTO)
Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
Monitoring Efek Samping Obat
Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
Melaksanakan dispensing sediaan khusus
Melakukan pencampuran obat suntik
Menyiapkan nutrisi parenteral
Melaksanakan penanganan sediaan sitotoksik
Melaksanakan pengemasan ulang sediaan yang tidak stabil
1.3.3. Apotek
Apotek merupakan suatu tempat dilaksanakannya pekerjaan profesi
kefarmasiaan dalam rangka untuk dapat memberikan pelayanan obat,
informasi obat serta mendistribusikannya kepada masyarakat luas yang
dilakukan secara optimal, merata dan teratur. Secara umum dalam
pemberian
obat
dan
dapat
pula
meningkatkan
kerasionalan
digunakan
2. Unit Dose Dispensing (UDD)
Resep yang ditulis oleh dokter untuk pasien , terdiri atas satu
atau beberapa jenis perbekalan farmasi yang masing masing
dalam kemasan dosis unit tunggal dalam jumlah persediaan
yang cukup untuk suatu waktu tertentu.
Keuntungan
a. Pasien hanya membayar perbekalan farmasi yang
dikonsumsinya saja
b. Pasien menerima pengawasan terapi obat dalam 24 jam.
c. Kesalahan pemberian obat dapat dihindari.
d. Komunikasi antar dokter, perawat dan tenaga farmasi
dapat berjalan dengan baik.
e. Evaluasi dapat dilakukan dengan seksama sehingga
fungsi farmasi klinik dapat berjalan dengan baik.
Kerugian
a. Memerlukan tenaga lebih banyak.
b. Biaya operasional lebih besar.
Pasien yang berada di rawat inap ini, digolongkan menjadi dua kelompok,
yakni :
1. Pasien BPJS
Sistem distribusi adalah unit dose dispensing yang dikombinasi dengan
one day dose dispensing yaitu ada pasien yang mendapatkan obat langsung
untuk sekali pakai, dan dikombinasikan dengan obat-obat yang bisa
Masuknya obat dan alkes ke apotek rawat inap dapat dilakukan dengan
cara : pemesanan langsung ke gudang atau disebut juga dengan sistem
amprah.
b. Apotek rawat jalan
Apotek rawat jalan adalah sub unit dari instalasi farmasi yang
merupakan pelayanan penunjang yang melayani resep pasien umum, BPJS
dan ASKES Inhealth rawat jalan.
Tugas pokok apotek rawat jalan
a. Melaksanakan pelayanan farmasi untuk pasien umum, BPJS dan Askes
Inhealth rawat jalan sesuai dengan protap pelayanan.
b. Mencatat obat dan alkes habis pakai yang hampir habis dalam buku
tersendiri.
c. Merapikan penyimpanan obat dan alkes habis pakai sebelum dan
setelah pelayanan.
d. Membuat laporan mutasi obat Apotek rawat jalan setiap bulan.
e. Menerima dan memeriksa obat dan alkes habis pakai askes Rumah
Sakit (RS) yang masuk dan distribusikan serta menyerahkan faktur
yang diterima ke petugas logistic atau gudang farmasi.
f. Mencatat pemakaian obat dan alkes habis pakai umum, BPJS dan
Askes Inhealth dari rawat inap sore dan malam hari dalam buku
tersendiri.
Protap pelayanan farmasi untuk pasien rawat jalan dan IGD
1. Dokter menulis resep individual pada lembar resep Rumah Sakit
berlangsung 2-3 menit.
2.
1.4 PEMBAHASAN
1.4.1 Apotek Rawat Inap
Rawat Inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien
oleh tenaga kesehatan professional akibat penyakit tertentu, di mana pasien
diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit. Ruang rawat inap adalah ruang
tempat pasien dirawat. Pasien yang berobat jalan di Unit Rawat Jalan, akan
mendapatkan surat rawat dari dokter yang merawatnya, bila pasien tersebut
memerlukan perawatan di dalam rumah sakit, atau menginap di rumah sakit.
Instalasi Rawat Inap memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien yang
sedang menderita sakit dan diharuskan untuk menjalani rawat inap di RSSN
Bukittinggi disesuaikan dengan kebutuhan dari pasien, yang meliputi ruang
kelas III, II, I dan ruang kelas utama (VIP).
Fasilitas, sarana, dan pelayanan yang disediakan di Instalasi Rawat Inap
RSSN Bukittinggi adalah VIP, Kelas I, Kelas II, Kelas III, dan Ruangan
Khusus. Sub instalasi pelayanan farmasi yang lebih sering disebut dengan
apotek. Pengertian apotek menurut KepMenkes No.1332 tahun 2002 yaitu
tempat tertentu dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan
farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Dari definisi di
atas dapat diketahui bahwa apotek merupakan salah satu sarana pelayanan
kesehatan dalam membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat selain itu juga sebagai salah satu tempat
pengabdian dan praktek profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian. Apotek rawat inap merupakan sub unit Instalasi Farmasi yang
melaksanakan pelayanan penunjang. Apotek rawat inap khusus menangani
pendistribusian obat pada pasien rawat inap. Apotek rawat inap mempunyai
satu orang apoteker penanggung jawab dan tujuh orang asisten apoteker.
Apoteker berkewajiban untuk mengawasi ketepatan dosis, ketepatan
pemilihan obat, aturan pemakaian dan cara pemberian obat serta mengatur
pasien dimulai dari waktu minum obat malam hari, pagi dan siang hari
berikutnya. Hal ini dikarenakan jadwal visite dokter yang tidak tetap setiap
harinya dan keterbatasan jumlah petugas apotek. Dari pembagian jam kerja
yaitu dua shift, pagi dan sore.
1.4.2
1. Melaksanakan pelayanan farmasi untuk pasien rawat jalan, IGD pagi, sore
dan malam hari sesuai dengan protap pelayanan.
2. Mencatat obat dan alat kesehatan habis pakai yang hampir habis dalam
buku tersendiri.
3. Merapikan penyimpanan obat dan alat kesehatan habis pakai sebalum dan
setelah pelayanan.
4. Mencatat pemakaian obat dan alat kesehatan habis pakai umum dan BPJS
dari rawat inap sore dan malam hari dalam buku tersendiri.
Dalam bidang administrasi petugas farmasi apotek rawat jalan tugasnya
terdiri dari:
1. Mengentry resep non-BPJS dari rawat jalan, IGD dan rawat inap setiap
hari berlangsung selama 1-2 menit.
2. Membuat pengajuan tagihan dari rawat jalan, IGD dan rawat inap setiap
bulannya ke PT.JKN - BPJS.
3. Hal-hal yang berhubungan dengan administrasi apotek.
Untuk persediaan obat di apotek, sebagian besar obat yang diresepkan
oleh dokter di rumah sakit ini tersedia cukup. Walaupun terkadang item obat
yang diresepkan oleh dokter ada yang tidak tersedia. Untuk obat yang tidak
tersedia, maka petugas farmasi yang ada di apotek akan membuatkan copy
resepnya sehingga pasien dapat menebus obatnya di apotek lain.
Dari segi pengaturan obat sudah dilakukan dengan baik, dimana
dilakukan penyusunan sesuai abjad dan pemisahan antara obat paten dan
generik. Ada obat yang disimpan pada suhu kamar dan dibawah temperatur
kamar seperti untuk suppositoria dan beberapa injeksi. Serta penyimpanan
BAB II
MANAJEMEN PERBEKALAN FARMASI
2.1 PERENCANAAN
2.1.1 Defenisi Perencanaan Obat
Perencanaan perbekalan farmasi merupakan salah satu fungsi yang
menentukan dalam proses pengadaan perbekalan farmasi di rumah sakit.
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun
daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar
konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai
sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan.
2.1.2 Tujuan Perencanaan Obat
kebutuhan
perbekalan
farmasi
merupakan
(sisa
stok
akhir
tahun
jumlah
obat
yang
hilang/rusak/daluarsa)
2. Menghitung pemakaian rata-rata satu bulan
Rumus :
Pemakaian rata-rata satu bulan = pemakaian nyata pertahun :
jumlah bulan
3. Menghitung kekurangan obat adalah jumlah obat yang diperlukan
saat terjadi kekosongan obat.
Rumus :
kekurangan obat = (waktu kekosongan obat x pemakaian ratarata)
4. Menghitung kebutuhan obat sesungguhnya
Rumus :
pemakian nyata + kekurangan obat
5. Menghitung kebutuhan obat tahun yang akan datang adalah
ramalan
kebutuhan
obat
yang
sudah
mempertimbangkan
Stok Pengaman
2 minggu
4 minggu
5 minggu
6 minggu
8 minggu
9 minggu
12 minggu
dilakukan oleh petugas yang bertannggung jawab , harus terlatih baik, serta
harus mengerti sifat penting perbekalan farmasi.
Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang
diterima sesuai kontrak baik spesifikasi utuh, jumlah maupun waktu
kedatangan. Semua perbekalan farmasi harus ditempatkan dalam tempat lain
yang aman.
Perbekal;an farmasi yang diterima harus sesuai dengan spesifikasi
kontrak yang telah ditetapkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan
adalah :
a. Harus mempunyai MSDS (material safetydata sheet) untuk bahan yang
berbahaya.
b. Harus mempunyai sertifikat asli untuk alat kesehatan.
c. Sertifikat analis produk.
2.4 PENYIMPANAN
Penyimpanan adalah suatu kegiatan penyimpanan dan memelihara
dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat
yang dinilai aman dari pencurian sefrta gangguan fisik yang dapat merusak
obat.
Tujuan penyimpanan :
1.
2.
3.
4.
untuk
memberikan
kemudahan
dalam
resep
kemudian
diberikan
kepada
perawat
untuk
pengadaan,
penerimaan,
penyimpanan,
pendistribusian,
Untuk
pengadaan
yang
diproses
oleh
pejavat
pengadaan,
dimusnahkan juga dalam jumlah yang besar. Penghapusan yang ideal itu
dilakukan setiap 3 5 tahun sekali.
Sistem informasi managemen rumah sakit (SIMRS) di RSSN sudah
diterapkan, meskipun penerapannya belum 100%. Instalasi farmasi RSSN
merupakan
bagian
dari
SIMRS,
termasuk
didalamnya
managemen
BAB 1II
SUMBER DAYA MANUSIA
3.1 SUMBER DAYA MANUSIA
Karena begitu besarnya peranan instalasi farmasi dalam menunjang
kegiatan operasional rumah sakit, maka manajemen Sumber Daya Manusia
(SDM) menjadi suatu hal yang penting bagi IFRS. SDM adalah orang-orang
yang merancang dan menghasilkan barang atau jasa, mengawasi mutu,
memasarkan
produk,
mengalokasikan
sumber
daya
finansial,
serta
haruslah direncanakan sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi jenis maupun
jumlahnya. Kelebihan SDM dapat mengakibatkan terjadinya penggunaan
waktu kerja yang tidak produktif, sebaliknya kekurangan tenaga kerja akan
mengakibatkan beban kerja yang berlebihan. Untuk mencegah terjadinya hal
itu, perlu dilakukan analisis kebutuhan SDM.
Perencanaan SDM adalah suatu proses sistematis yang digunakan
untuk memprediksi permintaan dan penyediaan SDM di masa datang.
Melalui program perencanaan SDM yang sistematis dapat diperkirakan
jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan pada setiap periode tertentu
sehingga dapat membantu bagian SDM dalam perencanaan rekrutmen,
seleksi, serta pendidikan dan pelatihan (Rachmawati, 2008).
Salah satu metode perencanaan kebutuhan SDM adalah Workload
Indicator Of Staffing Need (WISN), yaitu metode perhitungan kebutuhan
SDM kesehatan berdasarkan pada beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan
oleh tiap kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan
kesehatan. Kelebihan metode ini mudah dioperasikan, mudah digunakan,
secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis (Depkes, 2004).
Perencanaan kebutuhan SDM melalui metode WISN merupakan tema
yang kami pilih pada Case Report Study ini, mengingat begitu pentingnya
perencanaan SDM pada IFRS.
3.2 PELAYANAN FARMASI DI RUMAH SAKIT
Pelayanan farmasi di Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukittinggi
mencakup :
Distribusi Farmasi
Layanan ini dilakukan secara terpadu melalui Unit Dose Dispending
(UDD) dan apotek terkait. Unit Dose Dispensing (UDD) adalah kegiatan
(Soeroso,2013).
3.3.1 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (Hasibuan, 2007)
a) Perencanaan
pengintegrasian,
pemeliharaan,
kedisiplinan,
dan
pemberhentian karyawan.
b) Pengorganisasian
Manajemen SDM meliputi kegiatan untuk mengorganisasikan semua
karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi
wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi. Organisasi
hanya alat untuk mencapai tujuan. Organisasi yang baik akan membantu
terwujudnya tujuan secara efektif.
c) Pengarahan
Manajemen SDM mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja
sama dan bekerja efektif dan efisien dalam membantu tercapainya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilakukan dengan
menugaskan bawahan agar menegrjakan semua tugasnya dengan baik.
d) Pengendalian
Kegiatan manajemen SDM mengendalikan semua karyawan agar
menaati peraturan perusahan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila
didapati penyimpangan/kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan
penyempurnaan rencana.
e) Pengadaan
Proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk
mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan.
f) Pengembangan
pelaksanaan tugas.
Mempermudah koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS) sehingga
kompensasi,
pengintegrasian,
pemeliharaan,
untuk
pelayanan utama.
Menentukan kebutuhan total staf untuk kegiatan penunjang penting:
kalikan kebutuhan staf bagi kegiatan-kegiatan pelayanan utama
berdasarkan WISN.
8. Meneliti hasil WISN dan menggunakannya untuk memperbaiki susunan
kepegawaian.
3.7 PERHITUNGAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA
Perhitungan jumlah pegawai atau SDM yang dibutuhkan berdasarkan
beban kerja di lingkungannya. Tujuan pedoman perhitungan ini untuk
meningkatkan kualitas perencanaan pegawai, khususnya penyusunan formasi
yang rasional dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan proses kerja yang
efektif dan efisien.
Dalam menghitung formasi pegawai terdapat 3 (tiga) aspek pokok
yang harus diperhatikan. Ketiga aspek tersebut adalah:
1. Beban kerja
Beban kerja merupakan aspek pokok yang menjadi dasar untuk perhitungan.
Beban kerja perlu ditetapkan melalui program-program unit kerja yang
selanjutnya dijabarkan menjadi target pekerjaan untuk setiap jabatan.
Norma Waktu =
Orang x Waktu
Hasil
Contoh:
Seorang Asisten Apoteker dalam waktu 30 menit dapat dapat melayani 3
lembar resep.
Norma Waktu =
Hasil
Orang x Waktu
Contoh:
Analisis jabatan untuk menghasilkan 1 uraian jabatan diperlukan waktu
berapa lama untuk menyelesaikannya (misalnya 90 menit).
Norma Hasil =
1 Uraian Jabatan
1 Analis Jabatan x 90 menit
Catatan:
Hari libur dapat berupa hari libur nasional dan hari libur kedaerahan. Oleh
karena itu, bagi tiap-tiap daerah dapat menghitung sendiri hari libur
kedaerahannya.
Jam Kerja Efektif
Jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu
kerja yang hilang karena tidak bekerja (allowance) seperti buang air, melepas
lelah, istirahat makan, dan sebagainya. Allowance diperkirakan rata-rata
sekitar 30 % dari jumlah jam kerja formal. Dalam menghitung jam kerja
efektif sebaiknya digunakan ukuran 1 minggu.
Contoh menghitung jam kerja efektif :
Untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan kita terlebih dahulu
harus mengetahui :
1.
2.
3.
Menentukan jabatannya
Uraikan apa saja pekerjaan yang dilakukan
Waktu kerja perhari atau peratahun
Hari kerja
: 312 hari
Cuti tahunan
: 12 hari
Pendidikan/pelatihan/izin/sakit : 10 hari
Hari libur nasional
: 14 hari
Waktu kerja efektif
: 5 jam
Hari kerja tersedia
: 276 hari
= hari kerja - (cuti tahunan/bersama + pendidikan/plthan/izin/sakit + libur
nasional)
Waktu kerja tersedia
:1380 jam
= hari kerja tersedia x waktu kerja efektif
4. Susun standar beban kerja/tugas
5. Tentukan standar kemampuan kerja
6. Hitung waktu penyelesaian tugas/pekerjaan
3.7.1
Uraian Tugas
Mengawasi
pelaksanaan
Beban Tugas
SKR
WPT
59 pasien /
0,5 menit /
29,5 menit
pelayanan
2.
3.
Farmasi
di
hari
pasien
59 pasien/
0,5 menit
29,5 menit
hari
59 pasien /
1 menit / hari
59 menit
hari
60 menit
pelayanan
di
30 hari
3 menit / hari
90 menit
10
15 menit /
150 menit
Inap A
Melakukan kegiatan
pelayanan farmasi klinik
hari
418 menit
68 tempat tidur
= 2,26 Apoteker
30 tempat tidur/apoteker
Uraian Tugas
Mengkoordinir pekerjaan
Beban Tugas
SKR
WPT
30 menit
30 menit
60 menit
60 menit
4 pasien / hari
6 menit /
24 menit
rawat inap
Mengkoordinir pengisian
kartu stok dan pelaksaanan
entry data resep SIM RS
pasien Umum dan BPJS
3.
rawat inap
Ikut melaksanakan visite ke
ruangan Anak dan Mata dan
pasien
melaksanakan pelayanan
farmasi untuk pasien ICU dan
Anak dan Mata sesuai
Prosedur Tetap Pelayanan
Farmasi rawat inap dan
4.
3/hari
4 menit
12 menit
4 resep / hari
5 menit /
20 menit
kartu catatan
Menyiapkan obat dan alkes
habis pakai untuk satu hari
6.
resep
pemakaian
Menyerahkan obat dan alkes
2 menit
30 menit
30 menit
20 menit
20 menit
9.
30 menit
30 menit
228 menit
Uraian Tugas
Beban Tugas
SKR
WPT
o
1.
25 pasien /
7 menit /
175menit
hari
pasien
25 CPO /
3 menit /
hari
CPO
(CPO).
Menyiapkan Obat dan Alkes
36 resep /
5 menit /
hari
resep
75menit
4.
pemakaian.
Menyerahkan Obat dan Alkes
180 menit
5 menit
5 pasien /
4 menit /
hari
pasien
3 pasien /
4 menit /
hari
pasien
20 menit
12 menit
klaimnya
Membuat catatan harian
15 / hari
4 menit
60 menit
20 menit
547
menit
Jumlah waktu kerja rata-rata pershift yang ditetapkan sebagai waktu efektif adalah
300 menit ( setelah dikurangi dengan waktu bersih-bersih dan istirahat), shift pagi
mulai dari jam 08.00-14.00 WIB, shift sore mulai dari jam 14.00-20.00
Kebutuhan :
547 menit
1 orang = 1,823 orang
300 menit
(dibulatkan menjadi 2 orang).
Untuk pertahun :
Uraian Tugas
Beban Tugas
SKR
WPT
o
1.
5 pasien / hari
7 menit /
35 menit
pasien
Neurologi dan
melaksanakan pelayanan
farmasi untuk pasien
rawat inap Neurologi
sesuai Prosedur Tetap
Pelayanan Farmasi Rawat
Inap dan Pelayanan Obat
2.
Emergency.
Mencatat pemakaian obat
5 CPO / hari
3 menit / CPO
15 menit
30 resep / hari
2 menit /
60 menit
4.
resep
5 menit
30 / hari
4 menit
120 menit
235 menit
Shift sore :
235 menit
1 orang = 0,783orang
300 menit
(dibulatkan menjadi 1 orang)
Untuk pertahun :
235 menit/hari x 276 hari = 64.860 menit/tahun
64.860 menit
1 orang = 0,783 orang
82.800 menit
(dibulatkan menjadi 1 orang).
i. Perhitungan Kebutuhan SDM Apotek Rawat Inap Bagian Bangsal
Interne
Uraian Tugas
Beban Tugas
SKR
WPT
o
1.
22 pasien /
7 menit /
154 menit
hari
pasien
22 CPO / hari
3 menit /
Interne dan
melaksanakan pelayanan
farmasi untuk pasien
rawat inap Interne
sesuai Prosedur Tetap
Pelayanan Farmasi Rawat
Inap dan Pelayanan Obat
2.
Emergency.
Mencatat pemakaian obat
dan alkes habis pakai
66 menit
CPO
4.
22 resep /
5 menit /
hari
resep
110 menit
5 menit
pasien umum
Melaksanakan Pencatatan
dan pemeriksaan obat
3 pasien /
4 menit /
hari
pasien
3 pasien /
4 menit /
hari
pasien
2 pasien /
4 menit /
hari
pasien
8 / hari
4 menit
12 menit
emergency
Melaksanakan Entry kartu
Catatan Pemakaian Obat
12 menit
dibuatkan klaimnya
Melaksanakan Entry kartu
Catatan Pemakaian Obat
8 menit
dibuatkan klaimnya
Membuat catatan harian
32 menit
399 menit
Uraian Tugas
o
1.
Mengecek obat
2.
Beban Tugas
SKR
WPT
22 resep / hari
3 menit /
66 menit
resep
Alkes Habis Pakai kepada
perawat ruangan beserta
Catatan Pemakaian Obat
(CPO) untuk pasien BPJS
5 menit
22 / hari
4 menit
88 menit
159 menit
159 menit
1 orang=0,53 orang
300 menit
(dibulatkan menjadi 1 orang)
Untuk pertahun :
159 menit/hari x 276 hari = 43.884 menit/tahun
43.884 menit
1 orang = 0,53 orang
82.800 menit
(dibulatkan menjadi 1 orang)
ii. Perhitungan Kebutuhan SDM Apotek Rawat Inap Bagian Bangsal
Anak
Kebutuhan SDM Apotek Rawat Inap Bagian Bangsal Anak
N
Uraian Tugas
Beban Tugas
SKR
WPT
o
1.
9 pasien / hari
7 menit /
63 menit
pasien
Emergency.
Mencatat pemakaian obat
9 CPO / hari
3 menit / CPO
27 menit
9 resep / hari
5 menit /
45 menit
4.
resep
5 menit
2 pasien / hari
4 menit /
8 menit
pasien
2 pasien / hari
4 menit /
pasien
8 menit
dibuatkan klaimnya
Membuat catatan harian
4 / hari
4 menit
16 menit
9 / hari
4 menit
36 menit
bulanannya.
Pengisian dan pemeriksaan
stok harian obat infus dan
injeksi dan membuat
laporan bulanan
WPT
208 menit
Uraian Tugas
Beban Tugas
SKR
WPT
o
1.
9 pasien / hari
8 menit /
72 menit
pasien
serta melaksanakan
pelayanan farmasi untuk
pasien sesuai Prosedur
Tetap Pelayanan Farmasi
Rawat Inap dan Pelayanan
2.
Obat Emergency.
Mencatat pemakaian Obat
9 CPO / hari
3 menit /
27 menit
CPO
9 resep / hari
5 menit /
40 menit
resep
5 menit
4 pasien /
4 menit /
hari
pasien
16 menit
bulanannya.
Melaksanakan Entry kartu
4 pasien/ hari
4 menit/
16 menit
pasien
1
20 menit
20 menit
30 menit
30 menit
30 menit
30 menit
dibuatkan klaimnya.
Melaksanakan pengisian
kartu stok dan
pemeriksaan stok harian
alkes habis pakai apotek
rawat inap dan membuat
laporan bulanannya
Melaksanakan pencatatan
dan pemeriksaan obat
emergency ruangan
neurologi serta melengkapi
stok obat emergency bila
256 menit
Kebutuhan Shift :
256 menit
1 orang = 0,853 orang
300 menit
(dibulatkan menjadi 1 orang)
Untuk pertahun = 256 menit/hari x 276 hari = 70.656 menit/tahun
70.656 menit
1 orang =0,853 orang
82.800 menit
(dibulatkan menjadi 1 orang).
D. Perhitungan
2.2. Jumlah Kebutuhan SDM Apotek Rawat Jalan
Perhitungan Jumlah Apoteker Apotek Rawat Jalan
Beban
No
1.
2.
Uraian Kegiatan
SKR
Tugas
Mengawasi dan melaksanakan 250 pasien 0,5 menit /
pelayanan Farmasi di Apotik
/ hari
pasien
Rawat Jalan
Mengawasi
Kegiatan
250
0,5 menit
Pelaporan
pasien/
Pencatatan
dan
hari
WPT
125 menit
125 menit
3.
60 menit
RS.
Membuat daftar dinas petugas
5.
bulanan
persediaan
kegiatan
6.
dan
3 menit /
90 menit
hari
30 hari
sesuai
uraian
60 menit
30 pasien
5 menit /
150 menit
hari
610 menit
Kebutuhan :
610 menit x 1 orang = 2,03 orang
300 orang
(dibulatkan menjadi 2 orang).
Untuk pertahun = 610 menit/hari x 276 hari = 168.360 menit/tahun
168360 menit x 1orang = 2,03 orang
82800 menit
(dibulatkan menjadi 2 orang).
Perhitungan Jumlah Kepala Tim Apotek Rawat Jalan
No
1.
Uraian Tugas
Mengkoordinir
Beban Tugas
SKR
WPT
60 menit
250 / resep
0,5 menit
125 menit
30 menit
30 menit
60 menit
60 menit
BPJS,
BPJS
dengan
pelayanan
Mencatat
Obat
Protap
dan
habis
dalam
buku tersendiri.
Merapikan penyimpanan
Obat dan Alkes Habis
Pakai
sebelum
dan
setelah pelayanan.
5.
45 menit
45 menit
320 menit
Kebutuhan Shift :
320 menit
1 orang = 1,067 orang
300 menit
(dibulatkan menjadi 1 orang)
Untuk pertahun = 320 menit/hari x 276 hari = 88.320 menit/tahun
88.320 menit
1 orang =1,067 orang
82.800 menit
(dibulatkan menjadi 1 orang).
Uraian tugas
Melaksanakan
non
dan 10 menit
5
resep
protap pelayanan
(perbandingan
resep
racikan
menit=650,
non sedangkan
racikan racikan 10
130:20)
20
menit
200 menit.
TOTAL =
2
Mengawasi
serta
stok
harian
45 menit
850 menit
45 menit
30 menit
30 menit
1menit/kartu
150 menit
menyusun
farmasi
Merapikan
Obat
penyimpanan
dan Alkes
habis
pelayanan
Membantu melaksanakan
pengisian kartu stok
WPT
150
stok
1075 menit
Jumlah waktu kerja rata-rata perhari yang ditetapkan sebagai waktu efektif
adalah 300 menit (setelah dikurangi dengan waktu bersih-bersih di pagi hari dan
istirahat siang), mulai dari jam 08.00-14.00 WIB (shift pagi), jam 14.00-20.00
WIB (shift sore)
1075 menit
1 orang=3,58 orang
300 menit
(dibulatkan menjadi 4 orang)
Untuk pertahun = 1075 menit/hari x 276 hari = 296.700 menit/tahun
296.700 menit
1 orang =3,58 orang
82.800 menit
(dibulatkan menjadi 4 orang).
untuk
non
racikan racikan 90
dan 10 menit
5
resep
racikan
(perbandingan
menit
resep
biasa 450,
dengan
resep sedangkan
anak 90:10)
resep
racikan 10
10
menit
100 menit.
TOTAL =
550 menit
Merapikan
penyimpanan
30 menit
30 menit
1 kali
45 menit
45 menit
100 resep
1 kali
1 menit/resep
20 menit
100 menit
20 menit
100
1 menit/kartu
100 menit
pengisian
stok
dan
pelayanan
Mengawasi
setelah
stok
serta
harian
menyusun
pakai
keperluan
ke Gudang Farmasi
Membantu entri resep
Melaksanakan permintaan
ATK
dan
perlengkapan
umum
Mengkoordinir
melaksanakan
dan
pengisian
umum
mengawasi
harian
untuk
serta
stok
obat
dibuatkan
stok
amprahnya
WPT
845 menit
Kebutuhan :
845 menit
1 orang=2,81 orang
300 menit
(dibulatkan menjadi 3 orang)
Untuk pertahun = 845 menit/hari x 276 hari = 233.220 menit/tahun
296.700 menit
1 orang =2,81 orang
82.800 menit
(dibulatkan menjadi 3 orang).
Uraian Tugas
Melaksanakan
entry
Tugas
250 resep
SKR
WPT
3 menit
750 menit
5 menit
5 menit
20 menit
20 menit
pagi
Memprint
Bulanan
Rekap
Penjualan
Umum
Membukukan
pengeluaran
obat
4.
5.
harian
Melaksanakan
entry
mutasi
obat
dari
apotik
BPJS
atau
UMUM
Membukukan
10
3 menit
faktur
Obat
Umum
dari
setiap
obat
yang
masuk
ke
30 menit
20 menit
Apotik
buku faktur.
Membuat daftar harga
30 menit
835 menit
Kebutuhan :
835 menit
1 orang=2,78 orang
300 menit
(dibulatkan menjadi 3 orang)
Untuk pertahun = 835 menit/hari x 276 hari = 230.460 menit/tahun
260.460 menit
1 orang =2,78 orang
82.800 menit
(dibulatkan menjadi 3 orang).
BAB IV
STERILISASI
4.1. STERILISASI
Sterilisasi uap
Metode sterilisasi yang paling efektif dan efisien adalah sterilisasi uap
karena uap merupakan pembawa (carrier) energy termal paling efektif dan
semua lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan sehingga
memungkinkan terjadinya koagulasi dan denaturasi beberapa protein
esensial.Untuk dapat menghasilkan barang yang steril, maka perlakuan presterilisasi (dekontaminasi dan pembersihan serta pengemasan yang baik)
dan pascasterilisasi (penyimpanan) perlu diperhatikan.
Terdapat beberapa fase yang dilalui untuk menyelesaikan satu siklus
sterilisasi uap, meliputi fase pemanasan, fase pemaparan uap, fase
pembuangan, dan fase pengeringan.Fase pemanasan merupakan fase awal
sterilisasi uap. Pada fase ini, selain terjadi proses pemvakuman chamber,
jaket chamber juga mengalami pemanasan. Uap akan terus masuk ke dalam
chamber pada kondisi ruang yang tertutup rapat. Tekanan dan suhu akan
naik hingga suhu sterilisasi yang diharapkan dapat tercapai. Kemudian,
sistem pengontrolan pemaparan uap bekerja mempertahankan suhu dan
tekanan ruangan, dimana pada fase inilah proses sterilisasi terjadi. Suhu
yang biasanya digunakan adalah 121C dan 134C. Setelah waktu
4.1.3
sangat baik.
Sterilisasi plasma
Plasma secara umum didefinisikan sebagai gas yang terdiri dari electron,
ion-ion, maupun partikl-partikel netral. Plasma dari beberapa gas seperti
argon, nitrogen, dan oksigen menunjukkan aktivitas sporisidal. Pada plasma
yang terbentuk dari hidrogen peroksida, proses pembentukan plasma
mengalami dua fase yaitu fase difusi hidrogen peroksida dan fase plasma.
Aktivitas mematikan mikroorganisme hidrogen peroksida belum diketahui
secara pasti, tetapi pada proses pembentukan plasma, terbentuk spesies
reaktif seperti radikal bebas, radiasi ultraviolet, maupun hidrogen peroksida
itu sendiri yang mempunyai kemampuan menginaktivasi mikroorganisme.
4.1.5
Tujuan
Tujuan pendirian instalasi pusat sterilisasi antara lain:
1) Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril
untuk mencegah terjadinya infeksi
2) Menurunkan angka kejaidan infeksi serta membantu mencegah dan
menanggulangi infeksi nosokomial
3) Efisiensi tenaga medis/paramedis untuk kegiatan yang berorientasi pada
pelayanan terhadap pasien
4) Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadpa produk
4.2.2
yang dihasilkan
Struktur organisasi
Instalasi ini ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit sesuai kebutuhan
serta dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh
pimpinan rumah sakit. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Instalasi
Pusat Sterilisasi dibantu oleh tenaga-tenaga fungsional atau non medis.
4.2.3
K3 dan Diklat
Sub Instalasi Distribusi
4.2.4
Setiap
mesin
yang
ada
harus
memiliki
dokumentasi
riwayat
pemakaian.
Mencuci/cleaning
Menangani alat-alat yang terkontaminasi di point of use
Pembersihan alat-alat pakai ulang yang terkontaminasi harus
Sterilan pada proses uap, EO, atau panas-kering harus dapat menyerap
dengan baik pada seluruh permukaan dan serat semua isi dan
kemasan.
Sterilan harus dapat dilepaskan pada akhir siklus sterilisasi
Tipe-tipe kemasan:
Kertas
Kriteria kertas yang dapat dipakai:
Memiliki karakteristik repellent/tidak menyerap air
Memiliki tensile strength yang baik/ tidak mudah robek
Merupakan penahan bakteri yang baik
Bebas dari bahan beracun
Bahan kertas hanya digunakan 1 kali saja.
Film plastic
Kain/linen
Linen adalah material paling tradisional yang digunakan sebagai
pembungkus steril.
Keunggulan:
Kuat
Relatif murah
Nyaman
Kelemahan:
Tidak memiliki kemampuan menahan bakteri yang baik.
Tidak memiliki konsistensi kualitas yang baik.
Mudah menyerap air
Banyak terdapat lint
- Kain campuran
4.2.7 Monitoring Dan Evaluasi Proses Sterilisasi
a. Kontrol kualitas sterilisasi
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Pemberian nomor lot pada setiap kemasan mencakup nomor mesin
sterilisasi, tanggal proses sterilisasi, dan keterangan siklus keberapa
dari mesin sterilisasi.
- Data mesin sterilisasi
- Waktu kadaluarsa
b. Jenis-jenis indikator sterilisasi
- Indikator mekanik, merupakan bagian dari instrument seperti gauge,
-
tertentu.
4.3 PEMBAHASAN
Di RS Stroke Nasional (RSSN) Bukittinggi, proses sterilisasi
dilakukan oleh Unit Sterilisasi yang merupakan bagian dari Instalasi Farmasi.
Tugasnya memenuhi setiap kebutuhan alat atau bahan steril yang dibutuhkan
bagi setiap instalasi yang ada diantaranya: instalasi rawat inap A, instalasi
rawat inap B, instalasi rawat inap C, Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang
operasi, ICU, dan lain-lain. Alat/bahan yang akan disterilkan antara lain
adalah:
Lobang Besar, Dub Lobang Kecil, set jas, set kain, dan alas meja.
Alat-alat bangsal, VIP, ICU oral hygiene, set TV, kassa, handscoon,
dan prangko.
NaCl 0,9 %untuk keperluan pencucian luka.
Tahap pertama alur pelayanan instalasi pusat sterilisasi adalah
penerimaan. Barang yang diterima akan dicatat. Setelah itu, dilakukan proses
pencucian, pengeringan, pengemasan, dan pelabelan, sebelum nantinya
proses sterilisasi dilakukan. Namun, pada unit sterilisasi RSSN Bukittinggi,
proses pencucian, pengeringan, pengemasan, dan pelabelan telah dilakukan di
ruang rawat yang membutuhkan jasa sterilisasi seperti kamar operasi, IGD,
ICU, dan ruang rawat inap. Alat-alat yang akan disterilisasi sudah berada
dalam bentuk set instrumen yang telah dikemas dan diberi label, sehingga
penerimaan barang langsung dilakukan di ruang sterilisasi. Hal tersebut juga
berlaku untuk bahan habis pakai, seperti kasa dan kapas yang telah dibentuk
dan dikemas sesuai keperluan, serta telah diberi label. Berbeda halnya dengan
linen yang diterima dalam keadaan kotor, sehingga proses dekontaminasi
hingga pengemasan dilakukan di bagian laundry, dan nantinya akan
diserahkan ke ruang sterilisasi.
of
Medical
Instrumentation
(AAMI), Association
of
kemasan
tidak
dapat
dibuktikan. AAMI
merekomendasikan
Setelah barang yang akan disterilsasi telah di beri label maka proses
sterilisasi siap untuk dilakukan. Metode sterilisasi yang digunakan adalah
sterilisasi uap dengan autoklaf. Autoklaf yang digunakan memiliki 2 tipe
yaitu horizontal (Jericho JE-356 dan Tuttnaur 5596 IVEP) dan vertikal
(Automatic Autoclave S2D). Dalam pengoperasiannya, operator telah
melaksanakan sterilisasi sesuai dengan prosedur tetap.
Peralatan sterilisasi harus dipelihara dan diperhatikan secara rutin.
Harus dilakukan perwatan harian, bulanan, dan tahunan. Perawatan harian
dapat dilakukan oleh tenaga sterilisasi sendiri dengan petunjuk dari supplier,
dan untuk perawatan tahunan dilakukan oleh supplier salah satunya adalah
kalibrasi alat sterilisasi.Perawatan autoclave Jericho yang dilakukan
diantaranya mengisi air aquadest sampai tanda batas pada tabung kaca,
membuka pintu jika tekanan nol, chamber selalu dibersihkan, mengganti air
pada generator uap minimal sekali seminggu, dan tarik hanle safety valve
beberapa kali setelah pemakaian satu bulan. Kalibrasi terhadap autoklaf
dilakukan satu kali dalam setahun, terakhir November 2011 yang dilakukan
oleh teknisi/supplier.
Setelah proses sterilisasi selesai, barang yang telah steril disimpan
dalam ruang penyimpanan. Ruang penyimpanan alat steril sebaiknya berada
dekat dengan ruang sterilisasi. Apabila digunakan mesin sterilisasi dua pintu,
maka pintu belakang langsung berhubungan dengan ruang penyimpanan.Di
ruang ini penerangan harus memadai, suhu antara 18-22C dan kelembaban
35-75%, ventilasi menggunakan system tekanan positif dengan efisiensi
filtrasi particular antara 90-95% (untuk particular berukuran 0,5 mikron).
Dinding dan lantai ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat sehingga
mudah dibersihkan, alat steril disimpan pada jarak 19-24 cm dari lantai dan
minimum 43 cm dari langit-langit serta 5 cm dari dinding serta diupayakan
untuk menghindari terjadinya penumpukan debu pada kemasan, serta alat
steril tidak disimpan dekat wastafel atau saluran pipa lainnya.
Barang yang disimpan di ruang penyimpanan Unit Sterilisasi RSSN
Bukittinggi adalah bahan linen berupa set kain untuk operasi. Sementara itu,
alat dan bahan habis pakai diletakkan di atas meja kerja pada ruang sterilisasi
karena biasanya akan dijemput pada hari yang sama. Untuk menghindari
penumpukan barang dan kontaminasi barang yang telah disterilkan, maka
barang-barang tersebut paling lama diambil 1 minggu setelah tanggal
sterilisasi. Bila lewat dari 1 minggu, akan dilakukan sterilisasi ulang. Dengan
alasan tersebut, penyiapan set kain untuk operasi biasanya dilakukan bila ada
jadwal operasi saja. Namun, letak ruang sterilisasi yang memiliki akses
langsung dengan udara dari luar ruangan akan menyebabkan kemungkinan
terjadinya kontaminasi. Karena itu, sebaiknya alat dan bahan yang telah
sterilisasi tetap disimpan di ruang penyimpanan dan nantinya dikeluarkan bila
petugas yang menjemput barang-barang tersebut sudah datang. Selain itu,
penataulangan ruangan juga perlu dilakukan agar udara di dalam ruangan unit
sterilisasi tidak terkontaminasi udara dari luar.
Barang-barang yang telah steril selanjutnya akan didistribusikan
dengan troli tertutup ke ruangan yang membutuhkan oleh petugas sterilisasi
sentral. Petugas akan melakukan pencatatan alat dan bahan kesehatan yang
telah didistribusikan. Lalu, petugas pengirim barang akan menandatangani
bahan steril ke instalasi lain. Alur distribusi seperti ini akan meningkatkan
infeksi nosokomial di rumah sakit.
Instalasi pusat sterilisasi harus dilengkapi dengan alat pelindung diri
seperti apron lengan panjang yang tahan terhadap cairan, penutup kepala,
masker, dan google. Alat pelindung diri ini khususnya dipakai oleh staf saat
melakukan prosedur yang memungkinkan terjadinya kontaminasi cairan yang
mengandung darah atau cairan tubuh lainnya. Selain itu, alas kaki khusus
harus ada untuk memasuki ruang dekontaminasi. APD harus dilaundry setiap
hari dan penggunaan APD sekali pakai dapat mengurangi terjadinya
kontaminasi.
Penggunaaan alat pelindung diri lengkap ini belum ditemui di Unit
Sterilisasi RSSN Bukittinggi. Petugas di bagian laundry telah menggunakan
apron dan masker saat bertugas, tetapi belum dilengkapi google dan penutup
kepala. Alas kaki yang digunakan pada bagian laundrytidak dibedakan,
sementara itu, petugas dari luar unit sterilisasi bebas masuk ke dalam unit
sterilisasi. Petugas di ruang sterilisasi belum menggunakan alat pelindung diri
yang sebenarnya dibutuhkan untuk meminimalkan risiko luka bakar saat
mengoperasikan autoklaf maupun saat mengeluarkan barang dari dalam
autoklaf. Untuk memudahkan dalam mengeluarkan barang yang telah steril
dari autoklaf, petugas sterilisasi menggunakan kantung kain yang dapat
melindungi tangan dari suhu autoklaf yang tinggi. Kantung ini sebaiknya juga
dibersihkan setiap pemakaian dan diletakkan di tempat khusus.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari pelaksanaan praktek kerja di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi
dapat disimpulkan:
1. Sistem distribusi yang diterapkan di apotek rawat jalan adalah IDD
(Individual Dose Dispensing).
2. Sistem distribusi yang diterapkan di apotek rawat inap adalah UDD (Unit
Dose Dispensing).
diproses
oleh
Unit
Layanan
Pengadaan
(ULP),
untuk obat BPJS disusun berdasarkan kelas terapi sedangkan untuk obat
umum disusun berdasarkan alfabetis. Selain itu penyimpanannya juga
disesuaikan dengan stabilitas sediaan itu sendiri. Penyimpanan perbekalan
farmasi di RSSN menggunakan prinsip FEFO dan FIFO.
9. Pendistribusian dilakukan berdasarkan permintaan dari tiap unit yang
memerlukan (apotek rawat jalan umum dan BPJS ataupun apotek rawat
inap baik A, B maupun C). Sedangkan dari apotek ke pasien untuk apotek
rawat inap dilakukan dengan metode Unit Dose Dispensing (berdasarkan
pemakaian sehari pagi, siang dan malam). Untuk apotek rawat jalan
pendistribusian dari apotek ke pasiennya adalah berdasarkan resep.
10. Pelaporan dilakukan tiap bulan.
11. Penghapusan dilakukan tiap 15 tahun sekali.
12. Semua kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi dilakukan secara
komputerisasi, dimana instalasi farmasi merupakan bagian dari SIMRS.
13. Perhitungan SDM di RSSN Bukittibggi
No
1
2
3
4
5
7
8
9
Jabatan
Apoteker Ruang Rawat Inap A
Kepala Tim Apotek Rawat Inap A
Asisten Apoteker (Bangsal Anak-shift pagi)
Asisten Apoteker (Neurologi-shift pagi)
Apotek Rawat Inap A
Asisten Apoteker (Neurologi-shift sore)
Apotek Rawat Inap A
Asisten Apoteker (Interne-shift pagi) Apotek
Rawat
Inap A
Asisten Apoteker (Intrne-shift sore) Apotek Rawat
Inap A
Apoteker Apotek Rawat Jalan
Kepala Tim Apotek Rawat Jalan
Pehitungan
SDM yang
SDM
(orang)
2
1
1
ada
(orang)
1
1
1
Kurang
Sudah Sesuai
Sudah Sesuai
Sudah Sesuai
Sudah Sesuai
Sudah Sesuai
Sudah Sesuai
2
1
1
1
Kurang
Sudah Sesuai
Keterangan
10
Administrasi
Asisten Apoteker Apotek Rawat Jalan UMUM
Kurang
(pagi)
Asisten Apoteker Apotek Rawat Jalan BPJS (pagi)
3
4
3
4
Sudah Sesuai
Sudah Sesuai
11
12
4. Sebaiknya jumlah tenaga Apoteker di rawat inap dan rawat jalan sebaiknya
ditambah mengingat beban kerjanya banyak.
5. Sebaiknya perlu penambahan jumlah tenaga administrasi untuk apotek
rawat jalan.
6. Sebaiknya dilakukan pengaturan ulang ruangan untuk mencegah
kontaminasi silang dari luar unit sterilisasi.
7. Distribusi alat dan bahan steril sebaiknya dilakukan dalam troli tertutup,
bila penggunaan sistem tertutup tidak memungkinkan.
8. Petugas Unit Sterilisasi perlu menggunakan alat pelindung diri untuk
meminimalkan risiko kecelakaan kerja.
9. Perlu ditetapkan waktu penerimaan barang agar proses sterilisasi dapat
dilakukan dengan efisien.
10. Desain ruangan sterilisasi dan ruangan penyimpanan alat/bahan yang telah
disterilkan dipisah dan harus memenuhi kriteria.
11. Alur distribusi alat/bahan yang telah disterilkan melalui ruang rawatan
seharusnya ditutup dengan beberapi lapisan kain/linen yang steril, dimana
setiap lapisan tersebut dibuka satu persatu hingga alat/bahan steril sampai
diruangan.
12. Sarung tangan sebagai perlindungan terhadap panas yang digunakan
petugas seharusnya dicuci setiap hari oleh petugas laundry.
13. Sebaiknya dilakukan juga pengujian mutu dengan indiator biologi.
Pasien dirawat
BPJS
UMUM
AA menyerahkan obat ke
perawat untuk diserahkan kepada
pasien
RESEP
UMUM
BPJS/INHEALTH
K AS I R
AA meracik &
mengambilkan pesanan
obat & alkes sesuai resep
dokter
ACTAPIN 10 MG TAB
Bulan
Satuan
Awal
Masuk
Keluar
Akhir
UNIT LAYANAN PENGADAAN
PEJABAT PENGADAAN
Januari
Tablet
0
1500>Rp. 50jt) 1050
(Pengadaan
(Pengadaan
<Rp. 50jt) 2550
Februari
Tablet
1050
0
900
150
Maret
Tablet
150
0
150
0
April
Tablet
3000 KONTRAK (50-200jt
900 : penunjukan
2100
PEMBELIAN
LANGSUNG 0
langsung &
>200jt : tender) 1800
Mei
Tablet
2100
0
300
Juni
Tablet
1800
600
0
2400
Juli
Tablet
2400
1200
900
2700
REKANAN/SUPPLIER
Agustus
Tablet
2700
0
0
2700
September
Tablet
2700
1680
990
3390
PENERIMAAN0
Oktober
Tablet
3390
1590
1800
November
Tablet
1800
30
1830
0
Desember
Tablet
0
0
0
0
PEJABAT
PENERIMAAN
TotalPEMERIKSA HASIL
6510 PANITIA9060
PEKERJAAN (U/ Pengadaan o/ P.P)
PENGENDALIAN
9060tab
=1007 tab
9 bln
PENGHAPUSAN
Kekurangan Obat
2
EVALUASI
Kebutuhan Sesungguhnya
pemakaian nyata +kekurangan obat
Buffer stok
( pemakaianrata 2 per bulan 4 ) stok pengaman
( 1007 tab 4 ) 5 minggu=1258 tab
14496+3020+1258=18774
187740=18774
SISA FISIK DI
TERAPI
KEMASAN dan DOSIS
1. SISTEM SARAF PUSAT
1.1 NOOTROPIK & NEUROTONIK/NEUROTROPIK
a. Piracetam
800mg
b. Citicoline
inj. 125mg/mL
10 box @ 50 tablet
1340 box @ 5 ampul
0.375mg
2mg
10 box @ 30 tablet
10 box @ 100 tablat
115 box @ 50 tablet
5mg
1.5mg
5mg
25mg
4
2
4
5
1.4 ANSIOLITIK
a. Clobazam
b. Alprazolam
10mg
0.5mg
100mg
250 mg
5 mg
inj. 10mg/2 ml
inj. 50mg/ml
Lar.rec 10mg/2,5ml
inj. 200mg/2 ml
250 mg
2 mg
200mg
6mg
GUDANG
box
box
box
box
@
@
@
@
50
50
28
50
tablet
tablet
tablet
tablet
c. Ketorolac
d. Tramadol
e. Dumin (paracetamol)
f. Ostarin (ibuprofen)
g.Trunal DX (tramadol)
Inj.30mg/ml
Inj.50mg/ml
500 mg
400mg
50mg
13 box @ 12 ampul
135 box @ 5 ampul
1 box @ 1000 kaplet
3 box @ 100 tablet
5 box @30 tablet
1.9 AINS
a. Kaltrofen (ketoprofen)
b. Kaltrofen (ketoprofen)
c. Moxam ( Meloxicam)
d. Na.diklofenak
100 mg
50mg
7,5 mg
50 mg
5 box @ 30 tablet
15 box @ 30 tablet
20 box@ 30 tablet
72 box @ 50 tablet
20mg
17 box @ 30 tablet
18 box @30 tablet
5 mg
20 box @ 30 tablet
2. SISTEM KARDIOVASCULAR
2.1 ANTAGONIS ANGIOTENSIN II
a. Micardis (telmisartan)
b. Candesartan cilexetil
80mg
8 mg
17 box @ 20 tablet
16 box @30 tablet
2.2 HEMOSTATIK
a. Nexa (Asam tranexamat)
b. Kalnex (Asam tranexamat)
c. Kalnex (asam tranexamat)
d. Kalnex (Asam tranexamat)
e. Vitamin K
f. Inviclot (Heparin Sodium)
500mg
250 mg
500mg
inj. 50mg/ml
inj. 10mg/ml
5000 IU / ml
30 mg
10 mg
20 mg
10 mg
10 mg
80 mg
inf.0,2mg/ml
3 box @ 50 tablet
29 box @ 100 tablet
5 box @ 30 tablet
95 box @30 tablet
163 box @ 30 table
3 box @ 100 tablet
2 botol @ 50 ml
50 mg
5mg
5 mg
2,5 mg
5 mg
5 mg
5 mg
10 mg
10 mg
200mg
125 mg
inj.1mg/ml
4 box @ 10 tablet
3 box @ 100 tablet
8 box @ 2 ampul
FIBRINOLITIK (TROMBOLITIK)
a. Pradaxa (dabigatran etisilate)
b. Cilostazol
c. Aspilet ( asetosal)
d. Placta ( clopidogrel)
e. Clopidogrel
f. Inviclot (Heparin Sodium)
100 mg
80 mg
75 mg
75 mg
5000 IU/ml
5 box @ 30 tablet
3 box @ 30 tablet
4 box @ 100 tablet
150 box @ 30 tablet
71 box @ 30 tablet
3 box @ 10
2.8 DIURETIK
a. Spironolactone
b. Farsix (furosemid)
c. Furosemid
d. Furosemid
25 mg
inj. 10mg/ml
inj. 10mg/ml
40 mg
2.8 VASOKONSTRIKTOR
a. Vascon (noerepineprin)
inj. 1mg/ml
2 box @ 5 ampul
2.9 ANTIHIPERLIPIDEMIA
a. Simvastatin
b. Simvastatin
c. Trolip ( fenofibrat)
10 mg
20 mg
300 mg
0,15 mg
3. SISTEM MUSKULOSKELETAL
3.1 OBAT HIPERURISEMIA DAN GOUT
a. Allopurinol
100mg
b. Allopurinol
300mg
4. NUTRISI
4.1 ELEKTROLIT
a. KSR
b. Meylon ( Na. Bicarbonate)
600mg
inj.8,4 %
METABOLITE
5.1 HORMON TIROID
a. Euthyrox (levotiroxin)
100mcg
100 mg
2 mg
100 mg
500 mg
5 mg
850mg
28 box @ 50 tablet
23 box @ 100 tablet
80 box @ 100 tablet
5 box @ 100 tablet
5 box @ 100 tablet
PREPARAT SINTETIKNYA
a. Norelut ( noretisteron)
5 mg
3 box @ 50 tablet
6.2 Kortikosteroid
a.prednisone
b. Somerol (methylprednisolon)
c. Dexamethasone
d. Dexamethasone
d. Hexilon
e. Methylprednisolone
e. Methilprednosolone
g. Motaderm (Momethason Furoat)
h. Prednisone
5 mg
125 mg
inj. 5mg/ml
0,5 mg
125mg
4 mg
inj. 500mg
1mg/g
50 mg
20 mg
2 box @ 50 tablet
6. HORMON
6.1 ESTROGEN, PROGESTERON SERTA
400 mg
8. SISTEM PERNAPASAN
8.1 PREPARAT ANTI ASMA DAN PPOK
a. Berotec ( fenoferol HBr)
b.eufilin (teofilin)
c. Efedrin HCl
d. Aminofilin
100 mcg
250 mg
25 mg
200 mg
9 box @ 1 dosis
3 box @ 100 tablet
5 box @ 250 tablet
12 box @ 100 tablet
10 botol @ 100 ml
50 mcg
50 mg
9.2 VITAMIN C
a. Vitamin c
inj. 100/ml
400 mg
20 box @ 50 tablet
10.2 TETRASIKLIN
a. Doksisiklin
100 mg
500 mg
200 mg
35 box @ 1 botol
2 box @ 100 tablet
10.5 CEFALOSPORIN
a. Cefadroxil
b. Cefadroxil
c. Broadced (Ceftriaxon)
d. Cefotaxime
e. Ceftazidime
f. Ceftriaxone
g. Tricefin (Ceftriaxon)
500 mg
inj.1000mg
serb. Inj 1000
serb. Inj 1000
serb. Inj 1000
serb. Inj 1000
50 botol @ 50 ml
2 box @ 100 kapsul
15 box @ 1 vial
50 box @ 10 vial
130 box @ 2 vial
960 box @ 2 vial
24 box @ 1 vial
mg
mg
mg
mg
20 botol@ 60 ml
10 box @ 100 tablet
10.7 KUINOLON
a. Pharoxin ( Ciprofloxasin)
500 mg
26 box @ 50 tablet
10.8 ANTELMINTIK
a. Pirantel
125 mg
10.9 AMINOGLIKOSIDA
a. Gentamicine
b. Amikacin ( amikasin sulfate)
inj 40mg/ ml
inj 250mg
9 box @ 5 ampul
25 vial
10.10 ANTITUBERKOLOSIS
a. Pyrazinamide
500 mg
10.11. ANTIAMUBA
a. Metronidazol
b. Metronidazol
500 mg
lar.inf 5mg/ml
10.12. TIPHOYD
a. Kloramphenikol
b. Chloramex
250 mg
1000 mg
25mg/mL
150 mg
40 mg
30mg
20 mg
10 mg
susp500mg/5mL
40 mg
inj. 5mg/ml
5 mg / ml
4mg/2mL
8mg/4ml
4mg/2mL
4mg/2mL
10 box @ 5ampul
7 box @ 10 ampul
6 box/5
6 box/5
5 box/5
47 box/5
8 botol @ 60 mL
20mg/mL
0,25mg/mL @ 1 mL
3 box @ 10 ampul
12 box @ 30 ampul
10 mg
4 mg
10mg/mL, amp@1mL
3 box @ 50 tablet
15 box @ 60 tablet
40 box/100 tablet
3 box/30
80mg
16 mg
16 mg
13.2 DIURETIK
a. Spironolakton
b. Furosemid
c. Furosemid injeksi
d. Farsix (furosemid) injeksi
25 mg
40 mg
10 mg/mL amp@2mL
10mg/mL
13.3 VASOKONTRIKSI
a. Vascon (nor epinephrine) injeksi
1mg/mL,amp @4mL
2 box/ 5
2 box/ 2
0,2mg/mL, btl @ 50 mL
14. MATA
1mg)
0,6 mL
tetes mata 2%, btl @ 5
2 box
mL
50 buah
0.50%
8 box @ 20 ampul
49
100mg/mL @ 10 mL
0,5mg/mL
1 box/24
4 box/5 ampul
Keterangan:
= pintu
a
= ruang sterilisasi
= ruang packing
= meja
= toilet
= ruang laundry
Keterangan:
1a = alat kesehatan, sudah di-pack
1b = alat kesehatan
1c = bahan kesehatan
2b = packing
3a, 3b, 3b = distribusi alat dan bahan kesehatan ke tiap ruangan
Sterilisasi
1. Pastikan kran exhaust dan kran drain tertutup.
2. Buka penutup (lid) dan isi air 1,5 liter ke dalam bejana. Masukkan
alat/benda kemudian kunci dengan memutar handle yang kencang.
3. Aturlah waktu yang diinginkan pada timer. Aturlah tombol pemilihan
STR/DRY pada posisi STR.
4. Tekaan tombol utama ON (tombol hitam). Lampu hijau akan menyala
dan mengindikasikan bahwa heater sedang bekerja.
5. Katup evakuasi udara secara otomatis tertutup setelah udara menguap .
6. Tekanan akan naik sampai 1,2 kg/cm, sistem kontrol tekanan akan
mengatur secara otomatis (temperatur 121-123C).
7. Timer mulai bekerja setelah teknn yang diatur tercapai, tandanya lampu
merah menyala.
8. Setelah sterilisasi berakhir buzzer akan berbunyi. Dari supply PLN akan
terputus (lampu hijau dan merah padam) kemudian buka katup
pembuangan uap.
9. Pastikan tidak ada tekanan lagi/pressure gauge dalam kondisi 0 saat
penutup bejana dibuka. Tekan tombol utama OFF.
Pengeringan
1. Buka katup pembuangan air setelah proses sterilisasi selesai.
2. Pindahkan posisi tombol pemilihan STR/DRY ke DRY atur waktu 30-60
menit (lampu merah dan orange akan menyala).
3. Buzzer bunyi setelah proses sterilisasi.
4. Matikan tombol power ke OFF.
1. Buka kran exhaust, kran sterilizing, dank ran air masuk, isi autoklaf
dengan air sampai ketanda hijau ditabung kaca.
2. Masukkan alat-alat yang akan disterilkan kedalam autoklaf, kemudian
pintuchamber autoklaf ditutup dan dikunci.
3. Tutup semua kran.
4. Stel timer sesuai keperluan (mialnya 30 menit), kemudian tombol power
dihidupkan.
5. Jika tekanan meter pada jaket menunjukkan tekanan 1,2 kg/cm buka kran
sterilisasi.
6. Jika tekanan meter pada chamber mencapai 1,2 kg/cm dan suhu 121C,
hidupkan tombol timer (missal 30 menit), buzzer/bel akan berbunyi bila
tahap sterilisasi sudah selesai.
7. Tutuplah kran sterilizing, bukalah kran drying dank ran exhaust. Stel timer
untuk pengeringan (missal 30-45 menit), buzzer/bel akan berbunyi jika
tahap pengeringan selesai.
Waktu dan suhu sterilisasi
Bahan yang disterilkan
Bahan yang perlu
pengeringan:
Gauzze, linen, cotton
Bahan yang hanya perlu
20 menit
disterilkan saja:
Logam, instrument gelas
Lampiran 21. Perawatan Autoclave Jericho JE-356
Waktu pengeringan
30-45 menit
1. Jangan lupa untuk mengisikan air aquadest sampai ke tanda hijau pada
tabung kaca sebelum digunakan.
2. Membuka pintu hanya diperbolehkan jika tekanan/meter pada chamber
telah kembali nol.
3. Usahakan chamber selalu bersih agar alat awet.
4. Gantilah air pada generator uap (tempat merebus air/tangki) minimal
sekali seminggu.
5. Tariklah handle safety valve (terletak pada bagian paling atas) beberapa
kali setelah pemakaian selama 1 bulan.
Mesin dalam keadaan mati.
Autoclave (S 2D)
3. Destilator
S
E
B
E
L
U
M
STERILISASI
SETELAH STERILISASI
No.
Waktu
Waktu
Sterilisasi
Pengeringan
1340
3 menit
1 menit
1340
7 menit
20 menit
1210
15 menit
1 menit
1210
20 menit
30 menit
1210
15 menit
20 menit
1340
7 menit
30 menit
Suhu sterilisasi
Instrument 134
1
(yang tidak dibalut kain)
Wrapped instrument 134
2
(dibalut kain)
Instrumen 121
3
(yang tidak dibalut kain)
Big package 121
4
(dibungkus paket besar)
Wrapped instrument 121
5
(dibungkus suhu 121)
Big package 134
6
(paket besar suhu 134)