Вы находитесь на странице: 1из 12

BAB VI

DESAIN PENELITIAN :
PENELITIAN KUALITATIF DAN PENELITIAN DESKRIPTIF

Pendahuluan
Pembahasan pada bab ini adalah mengenai penelitian kualitatif dan penelitian deskriptif sebagai
payung besar metodologi penelitian. Dalam literatur penelitian, kualitatif dan deskriptif mengacu
pada berbagai istilah seperti etnografi, observasi dengan dan tanpa partisipan (Long, 1983),
etnografi holistik, kognitif antropologi, komunikasi etnografi, dan interaksi simbolik (Jacob,
1987).

Desain Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif


Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam
penelitian kualitatif. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian
kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori
menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan;
sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada
sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori.
Penelitian harus mempertimbangkan secara matang pendekatan yang tepat baik sintektik maupun
analitik, dan tujuan dari penelitian tersebut apakah bersifat heuristik maupun deduktif. Peneliti
dapat menggabungkan pendekatan-pendekatan ini. Sebagai contoh, hipotesis yang diturunkan dari
penelitian sintektik-heuristik kemudian dapat dipilih menjadi dasar penelitian dengan
menggunakan desain analitik-deduktif.
Perbedaan yang paling mendasar terletak pada sifat intrinsik subjek penelitian, peran peneliti, dan
apakah kebenaran diperoleh melalui fakta yang objektif atau persepsi subjektif. Hasil yang
ditunjukkan oleh perbaikan verbal pembelajar bahasa sebagai strategi pemerolehan berbeda dengan
hasil yang ditunjukkan oleh nilai kuantitatif pada judgment test yang dikontrol dalam penelitian
eksperimental.
Perbedaan Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

(Menurut Fraenkel dan Wallen, 1993)


No
1

Penelitian Kuantitatif

Penelitian Kualitatif

Menekankan hipotesis jadi yang

Menekankan hipotesis yang berkembang

dirumuskan sebelumnya.

dalam pelaksanaan penelitian.

Menekankan definisi operasional yang

Menekankan definisi dalam konteks atau

dirumuskan sebelumnya.

perkembangan penelitian.

Data diubah menjadi skor numerik.

Menekankan deskripsi naratif.

Menekankan pengukuran dan

Menekankan pada asumsi bahwa keajegan

penyempurnaan keajegan skor yang

inferensi cukup kuat.

diperoleh dari instrumen.


5

Pengukuran validitas melalui rangkaian

Pengukuran validitas melalui cek silang dari

perhitungan statistik.

sumber informasi.

Menekankan teknik acak untuk

Menekankan informasi ekspert untuk

mendapatkan sampel representatif.

mendapatkan sampel purposif.

Menekankan prosedur penelitian yang

Menekankan prosedur penelitian deskriptif

baku.

naratif.

Menekankan desain untuk pengontrolan

Menekankan analisis logis dalam

variabel ekstranus.

pengontrolan variabel ekstranus.

Menekankan desain untuk pengontrolan

Menekankan kejujuran peneliti dalam

khusus untuk menjaga bias dalam prosedur pengontrolan prosedur bias.


penelitian.
10

11

Menekankan rangkuman statistik dalam

Menekankan rangkuman naratif dalam hasil

hasil penelitian.

penelitian.

Menekankan penguraian fenomena.

Menekankan deskripsi holistik.

Metodologi-metodologi Penelitian : Persamaan dan Perbedaan


Berikut ini adalah gambar jenis-jenis desain dan parameter penelitian untuk melihat persamaan dan
perbedaan di dalam metodologi penelitian.
Kualitatif
1.

Deskriptif

Sintetik/ holistik

Eksperimental
Analitik/konstituen

2.

Heuristik

Deduktif

3.

Kontrol (lemah)

Kontrol (kuat)

Gambar. Jenis-jenis Desain dan Parameter Penelitian


Beberapa Perbedaan Dalam Penelitian Kualitatif, Deskriptif, dan Eksperimental
1.

a.

Penelitian Kualitatif dan Deskriptif

Baik penelitian kualitatif maupun deskriptif, keduanya mendeskripsikan fenomena yang terjadi
secara alami tanpa adanya interferensi dari sebuah eksperimen atau suatu perlakuan tertentu yang
direncanakan. Keduanya berkaitan dengan pendeskripsian, tetapi pendekatan penelitian berasal dari
perspektif yang berbeda.
Penelitian kualitatif adalah heuristik, bukan deduktif. Hal tersebut dikarenakan terdapat pertanyaan
penelitian atau data yang dibuat sebelum penelitian dimulai. Wilayah penelitian dan pertanyaan
menggunakan perspektif sintektik/ holistik dalam rangka memperoleh informasi sebanyakbanyaknya, dan menghindari manipulasi atau interferensi di dalam konteks penelitian. Terdapat
istilah organic development yang maknanya adalah penelitian ini menyempitkan fokus sesuai
perkembangan penelitian dan tidak didikte oleh hipotesis.
Penelitian deskriptif dapat bersifat heuristik atau deduktif. Tipe atau kategori penelitian ini mengacu
pada penelitian yang menggunakan data-data yang telah ada atau sebagai penelitian noneksperimen dengan hipotesis yang telah dibentuk sebelumnya. Studi deskriptif dapat menjelaskan
aspek pemerolehan bahasa kedua dari sudut pandang yang lebih sintektik atau dapat berfokus pada
deskripsi mengenai sebuah konstituen tertentu di dalam proses, contohnya pemerolehan struktur
bahasa tertentu atau perilaku tertentu terhadap pembelajaran bahasa yang berbeda dengan lainnya.
Studi deskriptif beranjak dari sebuah pertanyaan umum mengenai sebuah fenomena yang sedang
dikaji atau dengan menggunakan pertanyaan dan fokus yang lebih spesifik.

Beberapa ahli metode penelitian menyatakan bahwa penelitian deskriptif berbeda dengan penelitian
kualitatif dilihat dari data analisisnya. Data pada penelitian deskriptif adalah kuantitatif. Tetapi
faktanya, pendapat mengenai perbedaan tersebut tidak selamanya benar. Pada penelitian kualitatif
mengenai pemerolehan bahasa, elemen-elemen baik kualitatif maupun kuantitatif dapat digunakan.
Data pada penelitian kualitatif menjadi data kuantitatif setelah data-data tersebut dikumpulkan dan
dikategorikan. Brown memberikan contoh mengenai hal tersebut. Prosedur khas yang banyak
ditemukan pada penelitian kualitatif antara lain; observasi, perekaman, dan transkripsi manual.
Pertama, data-data tersebut akan dianalisa secara kualitatif, kemudian dianalisa secara kuantitatif
dalam hal urutan frekuensi dan rata-rata panjang ungkapan. Contoh yang dikemukakan oleh Brown
tersebut merupakan studi Brown mengenai pemerolehan morfem gramatika oleh orang dewasa dan
pembelajar anak bahasa kedua. Penelitian deskriptif studi kasus memberikan sebuah analisis
linguistik yang mendalam mengenai aspek kemampuan gramatika pembelajar bahasa kedua,
sedangkan studi etnografi menyediakan analisis kuantitatif dalam bentuk frekuensi kejadian
fenomena dalam bahasa kedua.

1.

b.

Penelitian Deskriptif dan eksperimental

Penelitian deskriptif dapat berupa sintektik maupun analitik dalam pendekatannya terhadap
fenomena bahasa kedua yang dikaji, sedangkan penelitian eksperimen harus analitik. Hal tersebut
merupakan perbedaan yang mendasar. Penelitian deskriptif dapat dilakukan dengan alasan-alasan
heuristik. Contohnya untuk menyelidiki fenomena tertentu bahasa kedua secara mendalam atau
untuk menguji sebuah hipotesis a priori. Kedua penelitian ini dapat berangkat dari hipotesis di
mana peneliti memulainya dengan sebuah teori atau pertanyaan penelitian.
Perbedaan dari kedua penelitian ini yang sama pentingnya adalah dalam penelitian deskriptif, tidak
ada manipulasi pada fenomena kebahasaan yang berlangsung, sedangkan dalam penelitian
eksperimental, manipulasi dan kontrol merupakan parameter penting untuk validitas internal dan
eksternal.

Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang
oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau

kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yangspesifik dari para
partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema
umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau
kerangka yang fleksibel (Creswell, 2010 : 5).
Metode penelitian kualitatif pada mulanya dikembangkan oleh para ahli antropologi dan sosiologi
yang mengkaji perilaku manusia dalam konteks bahwa peran peneliti tidak akan mengubah perilaku
alami subjek penelitian. Tidak seperti penelitian deskriptif, penelitian kualitiatif menghindari
pembentukan pertanyaan-pertanyaan penelitian, hipotesis, identifikasi, a priori, dan variabelvariabel yang akan menjadi fokus penelitian.
Sebagaimana yang telah dibahas pada bab 2, penelitian kualitatif adalah sintetik atau holistik
(Parameter 1), heuristik (Parameter 2), dengan sedikit atau tanpa manipulasi (Parameter 3)
terhadap lingkungan penelitian, dan menggunakan prosedur pengumpulan data dengan tingkat
ketegasan yang rendah (Parameter 4). Penelitian kualitatif akan menghindari kesulitan atau
permasalahan yang dirasakan akan muncul pada penelitian bahasa dengan desain eksperimental.
Tujuan akhir dari penelitian kualitatif adalah untuk menemukan fenomena seperti pola perilaku
bahasa kedua yang belum pernah dijelaskan sebelumnya dan untuk memahami fenomena-fenomena
tersebut menurut perpektif aktivitas peserta atau pembelajar. Peneliti juga dapat sekaligus berperan
sebagaiparticipant observer (partisipan pengamat) dengan kegiatan seperti mencatat, merekam dan
mengamati tanpa adanya kontrol atau pedoman dari kuesioner atau instrumen lainnya. Tujuan dari
observasi non partisipan adalah untuk menyusun kembali bagaimana pengalaman yang dialami oleh
para subjek seakurat mungkin. Pada pemerolehan bahasa kedua, penelitian kualitatif mencoba
untuk memahami fenomena bahasa kedua dari perspektif para pembelajar bahasa kedua, bukan dari
perspektif peneliti.

Permasalahan-permasalahan observasi non-partisipan di dalam bahasa kedua


Pada dasarnya, bahasa itu sendiri dapat menjadi sebuah variabel. Penelitian tipe ini adalah untuk
menjelaskan apa yang terjadi dan bagaimana maknanya menjadi pelaku di dalam aktivitas
pemerolehan bahasa. Bukanlah sesederhana seperti menanyakan pendapat pembelajar, dikarenakan
pembelajar dan peneliti biasanya menggunakan bahasa yang berbeda. Bahasa yang digunakan oleh
pembelajar untuk menggambarkan pengalaman mereka juga belum sempurna. Para peneliti harus

menduga, menarik kesimpulan atau memperhitungkan hal-hal yang lebih luas lagi agar dapat
menghasilkan sebuah deskripsi yang akurat.
Penelitian kualitatif lebih sesuai untuk mendeskripsikan konteks sosial bahasa kedua, seperti
interaksi tuturan (siapa berkata apa, kepada siapa, dan kapan), frekuensi, dan deskripsi tindak tutur
dalam konteks penggunaan bahasa, seperti deskripsi perihal bahasa yang digunakan antara guru dan
siswa.

Prosedur Melakukan Penelitian Kualitatif


Jenis penelitian kualitatif tidak memiliki desain atau prosedur standar sebagaimana yanga ada di
dalam penelitian eksperimen. Prosedur penelitian kualitatif dapat diilustrasikan sebagai sebuah
corong atau piramida terbalik, yang bermakna bahwa perkembangan penelitian dari hal yang umum
ke hal yang spesifik. Ilustrasi lainnya adalah spiral yang juga menggambarkan penelitian kualitatif
berangkat dari hal umum ke pengumpulan data secara lebih spesifik, selain itu spiral menunjukkan
siklus perulangan observasi dan analisis.
Berikut adalah proses pelaksanaan penelitian kualitatif :
1.

Menentukan fenomena yang akan dikaji/ dijelaskan.

Dikarenakan penelitian kualitatif bersifat sintetik dalam pendekatannya, maka pada tahap tertentu
perlu mempersempit fokus observasi. Digunakan unit dan sub-set dalam hirarki penelitian.
1.

Menggunakan metode kualitatif untuk memperoleh data.

Penelitian kualitatif menggunakan berbagai alat/ cara untuk mengumpulkan data. Dalam rangka
memperoleh gambaran kegiatan atau kejadian secara lengkap, sering kali digunakan metode-metode
yang berbeda sekaligus di dalam satu penelitian. Tidak seperti penelitian eksperimen yang
bergantung pada satu pendekatan. Cara-cara memperoleh data kualitatif antara lain : observasi,
perekaman, kuesioner, wawancara, case history, catatan lapangan, dan sebagainya.
1.

Mencari pola-pola dalam data.

Data pada penelitian kualitatif merupakan data mentah yang belum pernah dikumpulkan
sebelumnya. Begitu data dikumpulkan, maka peneliti harus menyaring data.
1.

Validasi kesimpulan-kesimpulan awal dengan mengulang data atau mengumpulkan lebih


banyak data

Ketika pola-pola telah teridentifikasi di dalam data, peneliti akan menvalidasi penemuannya.
Peneliti menvalidasi penemuan melalui triangulasi karena penggunaan metode yang beragam dalam
pengumpulan data.
1.

Mendaur ulang (recycle) melalui proses atau data.

Setelah melakukan tahap awal analisis data, perlu menetapkan kembali wilayah penelitian dan
menyempitkan fokus. Proses ini dilustrasikan seperti sebuah corong.

Kegunaan Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif berguna bagi peneliti untuk menemukan dan menjelaskan fenomena bahasa
kedua di dalam konteks alaminya. Penelitian kualitatif digunakan sebagai pendekatan oleh peneliti
untuk berhubungan dengan penemuan atau penggambaran kemahiran bahasa kedua dalam suatu
konteks alami di mana tidak ada asumsi tentang aktivitas atau peran dalam kemahiran bahasa
kedua tersebut.
Kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh pada penelitian kualitatif diperoleh secara induktif.
Penelitian kualitatif dapat disebut hypothesis generating karena pertanyaan-pertanyaan penelitian
diajukan oleh pola-pola yang muncul dari data itu sendiri.

Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Persamaan penelitian
deskriptif dengan penelitian kualitatif ialah berhubungan dengan fenomena yang terjadi secara
alamiah, menggunakan data yang diambil secara langsung atau dari peneliti lain. Sedangkan
perbedaan dengan penelitian kualitatif adalah penelitian ini lebih
bersifat deduktif daripada heuristik, dan berawal dari investigasi pada cakupan yang sempit.
Penelitian deskriptif digunakan untuk membangun fenomena yang ada dengan memberi gambaran
secara eksplisit. Sebagai contoh, penelitian ini dapat menguji gambaran keadaan strategi belajar
tertentu dengan menggunakan uji hipotesis. Penelitian deskriptif dapat juga dipakai untuk
mengukur frekuensi, contohnya, mengukur frekuensi munculnya bentuk sintaktik tertentu dalam
ujaran bahasa kedua pada beberapa tahap pengembangan. Sangat penting ditekankan agar ketika

jenis penelitian ini dimulai dengan sebuah pertanyaan atau hipotesis, maka fenomena yang
digambarkannya tidak dapat dimanipulasi atau dipalsukan dalam hal apapun.
Ada dua macam penelitian deskriptif yang dapat digunakan untuk meneliti pemerolehan bahasa
kedua:
1.

Studi kasus (Case studies)

Pendekatan ini digunakan pada saat peneliti tertarik untuk menggambarkan beberapa aspek dari
penggunaan bahasa kedua atau perkembangan dari satu atau lebih subjek secara individual, karena
diyakini bahwa pelaksanaan secara individual akan lebih terlihat daripada meneliti subjek yang
terdiri dari sebuah kelompok yang besar. Sebagai contoh, jika kita tertarik untuk mengusut lebih
detail lagi tentang perkembangan dari sebuah bentuk linguistik pada seorang pelajar, maka
pendekatan studi kasus ini akan lebih menjelaskan sebuah gambaran yang mendalam tentang
bagaimnana bentuk-bentuk tersebut dibangun secara individual. Karena kita tahu bahwa setiap
individu memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengembangkan kompetensi berbahasanya
sendiri. Studi kasus juga mampu menunjukkan bagaimana perkembangan pemerolehan bahasa
individu bisa berbeda dengan yang digambarkan untuk sebuah kelompok.
1.

Studi kelompok (Group studies)

Studi kelompok ialah studi yang mendayagunakan kelompok sebagai subjek, dan dapat digunakan
baik dalam penelitian deskriptif maupun eksperimental. Perbedaan yang penting adalah dalam
deskriptif, kelompok ini sudah dibentuk atau sudah ada dalam konteks natural. Sementara pada
penelitian experimental kelompok yang digunakan sudah terstruktur dan dipilih sehingga dapat
dikatakan bahwa populasi umum dari pelajar bahasa kedua itu sudah terwakili.
Untuk mengambil contoh dari kegunaan studi kelompok dalam penelitian deskriptif, seorang
peneliti dapat menggambarkan jenis-jenis motivasi yang berhubungan dengan prestasi dalam
kelompok belajar bahasa kedua. Teknik pengumpulan data dalam studi ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara, seperti: survey, kuesioner, wawancara, dsb. Karena penelitian ini dimulai dengan
fokus atau hipotesis tertentu, maka banyaknya data yang akan dikumpulkan terbatas. Dipihak lain,
dalam penelitian kualitatif, jenis pengumpulan data akan lebih kurang terfokus karena tujuan dari
penelitian kurang dijabarkan.
Metode Pengumpulan Data pada Penelitian Deskriptif
Metode-metode yang akan dibahas kali ini dibatasi pada beberapa jenis prosedur yang berhubungan
dengan desain pertanyaan dalam penelitian deskriptif.

Tes
Tes-tes bahasa digunakan dalam penelitian deskriptif melalui berbagai cara. Bisa berupa tes bahasa
formal atau aktifitas-aktifitas sejenis tes, seperti, tugas menulis atau aktifitas komunikatif, yang
dilakukan di kelas bahasa secara normal dan kemudian menjadi sumber data penelitian.

Survei dan kuesioner


Survey dan kuesioner berguna untuk mengumpulkan data dari kelompok yang berjumlah besar.
Item-item pada survey dan kuesioner dapat berbeda tingkat ketegasannya. Item-itemnya dapat
terdiri dari pertanyaan-pertanyaan atau stimuli yang respon atau jawabannya dibatasi.
Wawancara dan self report
Instrument-instrumen ini digunakan seiring dengan meningkatnya frekuensi penelitian terhadap
bahasa kedua, khususnya saat tujuan penelitian adalah untuk menggambarkan keadaan pelajar
sementara aktifitas pembelajaran bahasa diadakan.
Observasi
Data deskriptif dapat dikumpulkan dengan cara mengobservasi aktifitas atau tingkah laku
pemerolehan bahasa target dan hanya mencatat aspek-aspek kejadian yang menarik untuk diteliti.
Tergantung pada instrument observasi yang digunakan, observasi bisa merekam secara sempit
misalnya tindak ujar yang spesifik atau bentuk bahasa tertentu, atau jenis aktifitas pembelajaran
bahasa yang umum dalam sebuah kelas bahasa.

Prosedur penelitian deskriptif


1.

Menentukan pertanyaan penelitian atau rumusan masalah.

2.

Memilih populasi

3.

Memutuskan pemilihan teknik pengumpulan data yang tepat

4.

Mengumpulkan data

5.

Mengatur dan menganalisis data

Kegunaan penelitian deskriptif

Penelitian deskriptif berguna dalam menunjukkan gambaran faktor-faktor yang berhubungan


dengan perkembangan pemerolehan bahasa kedua. Gambaran-gambaran ini dapat membentuk
garis dasar dari data untuk penelitian yang lebih terkontrol, atau sebagai dasar untuk menarik
kesimpulan tentang bahasa kedua.
Contoh: studi kasus yang bersifat deskriptif dari dua orang pembelajar bahasa dapat dijadikan
patokan pemerolehan bahasa kedua pada populasi yang lebih luas yang memiliki kesamaan latar
belakang bahasa, usia, atau tingkat pendidikan
Penelitian Multivariat dan Korelasi
Penelitian multivariate dan korelasi merupakan jenis metode analisis data dan bukan merupakan
jenis metodologi/desain penelitian sebagaimana kualitatif, deskriptif, dan eksperimen. Hal ini perlu
dibahas karena keduanya dianggap sebagai bentuk dari penelitian deskriptif, yang dalam hal ini,
keduanya lebih tepat dianggap sebagai metode untuk menganalisa data daripada sebagai metode
penelitian. Penelitian multivariat dan korelasi ini dapat menggunakan data dari semua metode
penelitian. Keduanya dapat digunakan dalam konteks deskriptif dan experimental.
Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji hubungan yang mungkin antar variabel. Sebagaimana pada
penelitian deskriptif, data dapat dikumpulkan sebagai bagian studi atau peneliti dapat menggunakan
data yang sudah ada.
Penelitian multivariat menjadi sangat populer dalam kajian bahasa kedua. Contohnya: sebuah
penelitian yang bertujuan mencari hubungan antara kemampuan melafalkan (pronounce) bahasa
kedua dan variabel lain seperti IQ, attitude terhadap bahasa kedua, jenis motivasi, jenis kelamin,
kondisi sosial-ekonomi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman bahasa kedua, lama tinggal pada
masyarakat penutur bahasa kedua, jenis metode pembelajaran yang digunakan, status pernikahan,
penggunaan bahasa kedua di rumah dan lingkungan kerja, jumlah acara TV berbahasa kedua yang
ditonton, dll.
Contoh perbandingan penelitian multivariate dan eksperimental:
Experimental research

Dependent variabel: Pronunciation ability


Independent variabel: Type of lab practice
Multivariate

Pronunciation ability
Attitude

Years of schooling

SES

Male/female Age

Other

Keuntungan pemakaian teknik multivariate


-

Peneliti bisa mencampur berbagai jenis data (nominal, ordinal, metrik)dan

membandingkannya secara bersamaan.


-

Peneliti dapat memanipulasi (secara statistik) berbagai variabel dan mengelompokkannya

dalam kelompok/ kluster variabel mana yang lebih dominan pengaruhnya dari pada yang lain.

Kesimpulan
Penelitian kualitatif diadakan tanpa mempertimbangkan apa yang akan dicari. Pendekatan dalam
fenomena bahasa kedua dapat digolongkan sebagai sintetik atau holistic, sedangkan objek
penelitiannya adalah heuristic.
Penelitian deskriptif dapat menggunakan pendekatan sintetik atau analitik, sedangkan objek
penelitiannya heuristic atau deduktif. Penelitian ini dimulai dengan mempertimbangkan fokus
penelitian atau rumusan masalah; bisa juga untuk menguji sebuah hipotesis, dan menggunakan data
yang sudah ada dari studi yang lain.

Persamaan umum dari metode-metode ini adalah fakta bahwa keduanya dapat menggambarkan apa
yang dapat dan tidak dapat di control atau dimanipulasi.
Pendekatan korelasi dan multivariate tidak sama dengan penelitian kualitatif dan deskriptif. Karena
pendekatan ini tidak fokus kepada metode untuk mengadakan penelitian namun cara-cara untuk
mencari hubungan antar variabel dan kontribusi yang mungkin terhadap variabel yang dependen.

Вам также может понравиться