Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DESAIN PENELITIAN :
PENELITIAN KUALITATIF DAN PENELITIAN DESKRIPTIF
Pendahuluan
Pembahasan pada bab ini adalah mengenai penelitian kualitatif dan penelitian deskriptif sebagai
payung besar metodologi penelitian. Dalam literatur penelitian, kualitatif dan deskriptif mengacu
pada berbagai istilah seperti etnografi, observasi dengan dan tanpa partisipan (Long, 1983),
etnografi holistik, kognitif antropologi, komunikasi etnografi, dan interaksi simbolik (Jacob,
1987).
Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kualitatif
dirumuskan sebelumnya.
dirumuskan sebelumnya.
perkembangan penelitian.
perhitungan statistik.
sumber informasi.
baku.
naratif.
variabel ekstranus.
11
hasil penelitian.
penelitian.
Deskriptif
Sintetik/ holistik
Eksperimental
Analitik/konstituen
2.
Heuristik
Deduktif
3.
Kontrol (lemah)
Kontrol (kuat)
a.
Baik penelitian kualitatif maupun deskriptif, keduanya mendeskripsikan fenomena yang terjadi
secara alami tanpa adanya interferensi dari sebuah eksperimen atau suatu perlakuan tertentu yang
direncanakan. Keduanya berkaitan dengan pendeskripsian, tetapi pendekatan penelitian berasal dari
perspektif yang berbeda.
Penelitian kualitatif adalah heuristik, bukan deduktif. Hal tersebut dikarenakan terdapat pertanyaan
penelitian atau data yang dibuat sebelum penelitian dimulai. Wilayah penelitian dan pertanyaan
menggunakan perspektif sintektik/ holistik dalam rangka memperoleh informasi sebanyakbanyaknya, dan menghindari manipulasi atau interferensi di dalam konteks penelitian. Terdapat
istilah organic development yang maknanya adalah penelitian ini menyempitkan fokus sesuai
perkembangan penelitian dan tidak didikte oleh hipotesis.
Penelitian deskriptif dapat bersifat heuristik atau deduktif. Tipe atau kategori penelitian ini mengacu
pada penelitian yang menggunakan data-data yang telah ada atau sebagai penelitian noneksperimen dengan hipotesis yang telah dibentuk sebelumnya. Studi deskriptif dapat menjelaskan
aspek pemerolehan bahasa kedua dari sudut pandang yang lebih sintektik atau dapat berfokus pada
deskripsi mengenai sebuah konstituen tertentu di dalam proses, contohnya pemerolehan struktur
bahasa tertentu atau perilaku tertentu terhadap pembelajaran bahasa yang berbeda dengan lainnya.
Studi deskriptif beranjak dari sebuah pertanyaan umum mengenai sebuah fenomena yang sedang
dikaji atau dengan menggunakan pertanyaan dan fokus yang lebih spesifik.
Beberapa ahli metode penelitian menyatakan bahwa penelitian deskriptif berbeda dengan penelitian
kualitatif dilihat dari data analisisnya. Data pada penelitian deskriptif adalah kuantitatif. Tetapi
faktanya, pendapat mengenai perbedaan tersebut tidak selamanya benar. Pada penelitian kualitatif
mengenai pemerolehan bahasa, elemen-elemen baik kualitatif maupun kuantitatif dapat digunakan.
Data pada penelitian kualitatif menjadi data kuantitatif setelah data-data tersebut dikumpulkan dan
dikategorikan. Brown memberikan contoh mengenai hal tersebut. Prosedur khas yang banyak
ditemukan pada penelitian kualitatif antara lain; observasi, perekaman, dan transkripsi manual.
Pertama, data-data tersebut akan dianalisa secara kualitatif, kemudian dianalisa secara kuantitatif
dalam hal urutan frekuensi dan rata-rata panjang ungkapan. Contoh yang dikemukakan oleh Brown
tersebut merupakan studi Brown mengenai pemerolehan morfem gramatika oleh orang dewasa dan
pembelajar anak bahasa kedua. Penelitian deskriptif studi kasus memberikan sebuah analisis
linguistik yang mendalam mengenai aspek kemampuan gramatika pembelajar bahasa kedua,
sedangkan studi etnografi menyediakan analisis kuantitatif dalam bentuk frekuensi kejadian
fenomena dalam bahasa kedua.
1.
b.
Penelitian deskriptif dapat berupa sintektik maupun analitik dalam pendekatannya terhadap
fenomena bahasa kedua yang dikaji, sedangkan penelitian eksperimen harus analitik. Hal tersebut
merupakan perbedaan yang mendasar. Penelitian deskriptif dapat dilakukan dengan alasan-alasan
heuristik. Contohnya untuk menyelidiki fenomena tertentu bahasa kedua secara mendalam atau
untuk menguji sebuah hipotesis a priori. Kedua penelitian ini dapat berangkat dari hipotesis di
mana peneliti memulainya dengan sebuah teori atau pertanyaan penelitian.
Perbedaan dari kedua penelitian ini yang sama pentingnya adalah dalam penelitian deskriptif, tidak
ada manipulasi pada fenomena kebahasaan yang berlangsung, sedangkan dalam penelitian
eksperimental, manipulasi dan kontrol merupakan parameter penting untuk validitas internal dan
eksternal.
Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang
oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau
kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yangspesifik dari para
partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema
umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau
kerangka yang fleksibel (Creswell, 2010 : 5).
Metode penelitian kualitatif pada mulanya dikembangkan oleh para ahli antropologi dan sosiologi
yang mengkaji perilaku manusia dalam konteks bahwa peran peneliti tidak akan mengubah perilaku
alami subjek penelitian. Tidak seperti penelitian deskriptif, penelitian kualitiatif menghindari
pembentukan pertanyaan-pertanyaan penelitian, hipotesis, identifikasi, a priori, dan variabelvariabel yang akan menjadi fokus penelitian.
Sebagaimana yang telah dibahas pada bab 2, penelitian kualitatif adalah sintetik atau holistik
(Parameter 1), heuristik (Parameter 2), dengan sedikit atau tanpa manipulasi (Parameter 3)
terhadap lingkungan penelitian, dan menggunakan prosedur pengumpulan data dengan tingkat
ketegasan yang rendah (Parameter 4). Penelitian kualitatif akan menghindari kesulitan atau
permasalahan yang dirasakan akan muncul pada penelitian bahasa dengan desain eksperimental.
Tujuan akhir dari penelitian kualitatif adalah untuk menemukan fenomena seperti pola perilaku
bahasa kedua yang belum pernah dijelaskan sebelumnya dan untuk memahami fenomena-fenomena
tersebut menurut perpektif aktivitas peserta atau pembelajar. Peneliti juga dapat sekaligus berperan
sebagaiparticipant observer (partisipan pengamat) dengan kegiatan seperti mencatat, merekam dan
mengamati tanpa adanya kontrol atau pedoman dari kuesioner atau instrumen lainnya. Tujuan dari
observasi non partisipan adalah untuk menyusun kembali bagaimana pengalaman yang dialami oleh
para subjek seakurat mungkin. Pada pemerolehan bahasa kedua, penelitian kualitatif mencoba
untuk memahami fenomena bahasa kedua dari perspektif para pembelajar bahasa kedua, bukan dari
perspektif peneliti.
menduga, menarik kesimpulan atau memperhitungkan hal-hal yang lebih luas lagi agar dapat
menghasilkan sebuah deskripsi yang akurat.
Penelitian kualitatif lebih sesuai untuk mendeskripsikan konteks sosial bahasa kedua, seperti
interaksi tuturan (siapa berkata apa, kepada siapa, dan kapan), frekuensi, dan deskripsi tindak tutur
dalam konteks penggunaan bahasa, seperti deskripsi perihal bahasa yang digunakan antara guru dan
siswa.
Dikarenakan penelitian kualitatif bersifat sintetik dalam pendekatannya, maka pada tahap tertentu
perlu mempersempit fokus observasi. Digunakan unit dan sub-set dalam hirarki penelitian.
1.
Penelitian kualitatif menggunakan berbagai alat/ cara untuk mengumpulkan data. Dalam rangka
memperoleh gambaran kegiatan atau kejadian secara lengkap, sering kali digunakan metode-metode
yang berbeda sekaligus di dalam satu penelitian. Tidak seperti penelitian eksperimen yang
bergantung pada satu pendekatan. Cara-cara memperoleh data kualitatif antara lain : observasi,
perekaman, kuesioner, wawancara, case history, catatan lapangan, dan sebagainya.
1.
Data pada penelitian kualitatif merupakan data mentah yang belum pernah dikumpulkan
sebelumnya. Begitu data dikumpulkan, maka peneliti harus menyaring data.
1.
Ketika pola-pola telah teridentifikasi di dalam data, peneliti akan menvalidasi penemuannya.
Peneliti menvalidasi penemuan melalui triangulasi karena penggunaan metode yang beragam dalam
pengumpulan data.
1.
Setelah melakukan tahap awal analisis data, perlu menetapkan kembali wilayah penelitian dan
menyempitkan fokus. Proses ini dilustrasikan seperti sebuah corong.
Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Persamaan penelitian
deskriptif dengan penelitian kualitatif ialah berhubungan dengan fenomena yang terjadi secara
alamiah, menggunakan data yang diambil secara langsung atau dari peneliti lain. Sedangkan
perbedaan dengan penelitian kualitatif adalah penelitian ini lebih
bersifat deduktif daripada heuristik, dan berawal dari investigasi pada cakupan yang sempit.
Penelitian deskriptif digunakan untuk membangun fenomena yang ada dengan memberi gambaran
secara eksplisit. Sebagai contoh, penelitian ini dapat menguji gambaran keadaan strategi belajar
tertentu dengan menggunakan uji hipotesis. Penelitian deskriptif dapat juga dipakai untuk
mengukur frekuensi, contohnya, mengukur frekuensi munculnya bentuk sintaktik tertentu dalam
ujaran bahasa kedua pada beberapa tahap pengembangan. Sangat penting ditekankan agar ketika
jenis penelitian ini dimulai dengan sebuah pertanyaan atau hipotesis, maka fenomena yang
digambarkannya tidak dapat dimanipulasi atau dipalsukan dalam hal apapun.
Ada dua macam penelitian deskriptif yang dapat digunakan untuk meneliti pemerolehan bahasa
kedua:
1.
Pendekatan ini digunakan pada saat peneliti tertarik untuk menggambarkan beberapa aspek dari
penggunaan bahasa kedua atau perkembangan dari satu atau lebih subjek secara individual, karena
diyakini bahwa pelaksanaan secara individual akan lebih terlihat daripada meneliti subjek yang
terdiri dari sebuah kelompok yang besar. Sebagai contoh, jika kita tertarik untuk mengusut lebih
detail lagi tentang perkembangan dari sebuah bentuk linguistik pada seorang pelajar, maka
pendekatan studi kasus ini akan lebih menjelaskan sebuah gambaran yang mendalam tentang
bagaimnana bentuk-bentuk tersebut dibangun secara individual. Karena kita tahu bahwa setiap
individu memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengembangkan kompetensi berbahasanya
sendiri. Studi kasus juga mampu menunjukkan bagaimana perkembangan pemerolehan bahasa
individu bisa berbeda dengan yang digambarkan untuk sebuah kelompok.
1.
Studi kelompok ialah studi yang mendayagunakan kelompok sebagai subjek, dan dapat digunakan
baik dalam penelitian deskriptif maupun eksperimental. Perbedaan yang penting adalah dalam
deskriptif, kelompok ini sudah dibentuk atau sudah ada dalam konteks natural. Sementara pada
penelitian experimental kelompok yang digunakan sudah terstruktur dan dipilih sehingga dapat
dikatakan bahwa populasi umum dari pelajar bahasa kedua itu sudah terwakili.
Untuk mengambil contoh dari kegunaan studi kelompok dalam penelitian deskriptif, seorang
peneliti dapat menggambarkan jenis-jenis motivasi yang berhubungan dengan prestasi dalam
kelompok belajar bahasa kedua. Teknik pengumpulan data dalam studi ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara, seperti: survey, kuesioner, wawancara, dsb. Karena penelitian ini dimulai dengan
fokus atau hipotesis tertentu, maka banyaknya data yang akan dikumpulkan terbatas. Dipihak lain,
dalam penelitian kualitatif, jenis pengumpulan data akan lebih kurang terfokus karena tujuan dari
penelitian kurang dijabarkan.
Metode Pengumpulan Data pada Penelitian Deskriptif
Metode-metode yang akan dibahas kali ini dibatasi pada beberapa jenis prosedur yang berhubungan
dengan desain pertanyaan dalam penelitian deskriptif.
Tes
Tes-tes bahasa digunakan dalam penelitian deskriptif melalui berbagai cara. Bisa berupa tes bahasa
formal atau aktifitas-aktifitas sejenis tes, seperti, tugas menulis atau aktifitas komunikatif, yang
dilakukan di kelas bahasa secara normal dan kemudian menjadi sumber data penelitian.
2.
Memilih populasi
3.
4.
Mengumpulkan data
5.
Pronunciation ability
Attitude
Years of schooling
SES
Male/female Age
Other
dalam kelompok/ kluster variabel mana yang lebih dominan pengaruhnya dari pada yang lain.
Kesimpulan
Penelitian kualitatif diadakan tanpa mempertimbangkan apa yang akan dicari. Pendekatan dalam
fenomena bahasa kedua dapat digolongkan sebagai sintetik atau holistic, sedangkan objek
penelitiannya adalah heuristic.
Penelitian deskriptif dapat menggunakan pendekatan sintetik atau analitik, sedangkan objek
penelitiannya heuristic atau deduktif. Penelitian ini dimulai dengan mempertimbangkan fokus
penelitian atau rumusan masalah; bisa juga untuk menguji sebuah hipotesis, dan menggunakan data
yang sudah ada dari studi yang lain.
Persamaan umum dari metode-metode ini adalah fakta bahwa keduanya dapat menggambarkan apa
yang dapat dan tidak dapat di control atau dimanipulasi.
Pendekatan korelasi dan multivariate tidak sama dengan penelitian kualitatif dan deskriptif. Karena
pendekatan ini tidak fokus kepada metode untuk mengadakan penelitian namun cara-cara untuk
mencari hubungan antar variabel dan kontribusi yang mungkin terhadap variabel yang dependen.