Вы находитесь на странице: 1из 28

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari nomal.Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda pada
laki-laki dan perempuan. Untuk pria, anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar
hemaglobin kurang dari 13,5 gram/100 ml dan pada wanita kadar hemaglobin
kurang dari 12 gram/100 ml. Definisi ini mungkin sedikit berbeda tergantung
pada sumber dan referensi laboratorium yang digunakan.
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan
merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit
atau gangguan fungsi tubuh.Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia dan masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat (Public Health Problem). Di Indonesia
prevalensi anemia sebesar 57,1 % diderita oleh remaja putri, 27,9 % diderita oleh
Wanita Usia Subur (WUS) dan 40,1 % diderita oleh ibu hamil (Herman, 2006).
Penyebab utama anemia gizi di Indonesia adalah rendahnya asupan zat besi
(Fe).Anemia gizi besi dapat menyebabkan penurunan kemampuan fisik,
produktivitas kerja, dan kemampuan berpikir.Selain itu anemia gizi juga dapat
menyebabkan penurunan antibodi sehingga mudah sakit karena terserang infeksi.
Dari aspek kesehatan dan gizi, remaja sebagai generasi penerus merupakan
kelompok yang perlu mendapat perhatian.Jumlah remaja putri pada umumnya
relatif lebih banyak dari jumlah remaja putra dan remaja putri juga lebih rawan
untuk kekurangan gizi dibandingkan dengan remaja putra.Data dari beberapa
penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh remaja putri di Indonesia
menderita anemia. Remaja putri secara normal akan mengalami kehilangan darah
melalui menstruasi setiap bulan. Bersamaan dengan menstruasi akan dikeluarga

sejumlah zat besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Oleh karena
itu kebutuhan zat besi untuk remaja wanita lebih banyak dibandingkan pria.Dilain
pihak remaja putri cenderung untuk membatasi asupan makanan karena mereka
ingin langsing.Hal ini merupakan salah satu penyebab prevalensi anemia cukup
tinggi pada remaja wanita. Keadaan seperti ini sebaiknya tidak terjadi, karena
masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang membutuhkan zat-zat gizi yang
lebih tinggi (Dep.Kes. 1998)
Penderita anemia perlu mendapatkan penanganan yang tepat karena biasanya
anemia adalah manifestasi dari suatu penyakit yang lainnya.Sebagai contoh,
anemia bisa terjadi karena adanya masalah pada ginjal atau inflamasi arthritis dan
bisa juga karena tiroid yang kurang aktif.Anemia karena kekuarangan vitamin
seperti vitamin B12 biasanya dihubungkan dengan adanya depresi atau
kehilangan memori/demensia. Anemia yang parah atau tidak diobati selama
kehamilan pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko: bayi prematur atau berat
lahir rendah, depresi pasca melahirkan, meningkatkan kemungkinan keguguran,
perdarahan paska persalinan, cacat bawaan, hingga kematian pada ibu maupun
janin. Sementara, dampak kekurangan zat besi pada anak akan mempengaruhi
proses tumbuh kembang dan kecerdasan anak, memicu gangguan penglihatan,
pendengaran, dan perilaku.
Perlunya pengetahuan tentang perawatan pada penderita anemia sangatlah
penting.Dengan mengetahui perawatan terhadap penderita, dapat mencegah
penderita anemia mengalami gangguan fungsi tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian anemia?
2. Bagaimana manifestasi klinis anemia?
3. Mengetahui macam-macam anemia?
4. Bagaimana memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien yang
menderita anemia?
1.3 Tujuan Makalah
1. Tujuan umum
Diharapkan mahasiswa dapat membuat asuhan keperawatan penyakit anemia.
2

2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu:
a. Mengetahui pengertian anemia
b. Mengetahui etiologi anemia
c. Mengetahui patofisologi anemia
d. Mengetahui manifestasi klinis anemia
e. Mengetahui macam-macam anemia
f. Memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien yang menderita
anemia
1.4 Manfaat Makalah
Dengan pembuatan makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui bagaimana
melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.

Pengertian Anemia

Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal umumnya berbeda
pada laki-laki dan perempuan.Untuk pria, anemia biasanya didefinisikan sebagai
kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita sebagai

hemoglobin kurangdari 12 gram/100ml. definisi ini mungkin sedikit berbeda


tergantung pada sumber danreferensi laboratorium yang digunakan.
Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika kadar
sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini dapat
menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah mengandung
hemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh.Anemia dapat
menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk kelelahan dan stress pada organ
tubuh. Memiliki kadar sel darah merah yang normal dan mencegah anemia
membutuhkan kerja sama antara ginjal, sum-sum tulang, dan nutrisi dalam tubuh.
Jika ginjal atau sumsum tulang tidak berfungsi, atau tubuh kurang gizi, maka
jumlah sel darah merah dan fungsi normal mungkin sulit dipertahankan.
Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas hemoglobin,
dan volume pada sel darah merah ( hematokrit ) per 100 ml darah. ( Sylvia A.
Price alih bahasa Peter Anugrah, 1995 : 232 ).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. (Smelzer&Bare alih
bahasa Agung Waluyo, 1997 : 935).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian anemia adalah
suatu keadaan yang menunjukan kurangnya nilai Hb dalam darah yaitu dibawah
13 g % untuk laki laki dan 12 g % untuk perempuan.

2.2.

Penyebab Anemia

Anemia dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi 3 mekanisme utama tubuh
yang menyebabkannya adalah :
1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan

Sel-sel darah normal yang dihasilkan oleh sumsum tulang akan beredar
melalui darah keseluruh tubuh. Pada saat sintesis, sel darah yang
belummatur (muda) dapat juga di sekresi ke dalam darah. Sel darah yang
usianya muda biasanya gampang pecah atau lisis sehingga terjadi
anemia.Penghancuran sel darah yang berlebihan dapat disebabkan oleh:
-

Masalahdengan sum-sum tulang seperti limfoma, leukemia atau

multiple myeloma.
Masalah dengan system kekebalan tubuh yang menyebabkan

kerusakan sel-sel darah (anemia haemolitik).


- Kemoterapi.
- Penyakit kronis: AIDS.
2. Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat disebabkan oleh:
- Perdarahan: Menstruasi, persalinan.
- Penyakit: Malaria.
- Penyakit kronis seperti kanker, colitis ulseratifa, atau rheumatoid
-

arthritis.
Kehilangan darah (misalnya: dari periode menstruasi berat atau

borok lambung)
3. Penurunan produksi sel darah merah.
Penyebab umum dari anemia:
-

Perdarahan hebat

Akut (mendadak)

Kecelakaan

Pembedahan

Persalinan

Pecah pembuluh darah

Kronik (menahun)

Perdarahan hidung

Wasir (hemoroid)

Ulkus peptikum

Kanker atau polip di saluran pencernaan

Tumor ginjal atau kandung kemih

Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

Berkurangnya pembentukan sel darah merah

Kekurangan zat besi

Kekurangan vitamin B12

Kekurangan asam folat

Kekurangan vitamin C

Penyakit kronik

Meningkatnya penghancuran sel darah merah

Pembesaran limpa

Kerusakan mekanik pada sel darah merah

Reaksi autoimun terhadap sel darah merah:

Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

Sferositosis herediter

Elliptositosis herediter

Kekurangan G6PD

Penyakit sel sabit

Penyakit hemoglobin C
-

Penyakit hemoglobin S-C

Penyakit hemoglobin E

Thalasemia

2.3.
Tanda dan Gejala
secara umum anemia dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan
besi tubuh, sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang yang pada
akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang.
Tanda dan Gejala yang khas pada anemia jenis ini adalah :
o kuku menjadi rapuh dan menjadi cekung sehingga mirip seperti
sendok
o permukaan lidah menjadi licin
o adanya peradangan pada sudut mulut dan nyeri pada saat menelan.
o lesu, cepat lelah serta mata berkunang-kunang.

Anemia Hipoplastik
Anemia hipoplastik disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu
membuat sel-sel darah baru. Tanda dan gejala anemia ini adalah :
o
o
o
o
o
o

Perdarahan seperti petikie dan ekimosis (perdarahan kulit)


Perdarahan mukosa dapat berupa epistaksi
Perdarahan sub konjungtiva
Perdarahan gusi
Hematemesis melena
Pada wanita dapat berupa menorhagia

Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan defisiensi vitamin B12
dan asam folat. Tanda dan gejala anemia jenis ini adalah :
o Adanya sel megaloblast dalam sumsum tulang belakang
o Terjadinya ikterus ringan dan lidah berwarna merah. Tetapi pada
defisiensi
o Vitamin B12 disertai dengan gejala neurologik seperti mati rasa

Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan oleh proses hemolisis. Hemolisis adalah
penghancuran atau pemecahan sel darah merah sebelum waktunya,
tanda dan gejala anemia ini adalah :
o Penurunan kadar hemoglobin
o Lesu, cepat lelah serta mata berkunang-kunang
o Timbul berupa ikterus, splenomegali, kelainan tulang dan ulkus pada
kaki

2.4 Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan
sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor
atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah
dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat
akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila

konsentrasi

plasmanya

melebihi

kapasitas

haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk


mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan
kedalam urin (hemoglobinuria).
8

Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh


penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak
mencukupi biasanya dapat diperleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam
sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum
tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada
tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Anemia

Viskositas darah menurun

Resistensi aliran darah perifer

Penurunan transport O2 ke jaringan

Hipoksia, pucat, lemah

Beban jantung meningkat

Kerja jantung meningkat

Payah jantung
2.5.
-

Pemeriksaan Diagnostik

Hitung darah lengkap (CBC): menentukan tingkat keparahan dan jenis anemia
(anemia mikrositik atau sel darah merah berukuran kecil, anemia normositik
atau sel darah merah berukuran normal, anemia makrositik atau sel darah

merah berukuran besar.


Tes hemoglobin pada feces: tes darah dalam tinja dapat mendeteksi

pendarahan dari perut atau usus.


Pemeriksaan darah tepi : tampak sel-sel darah merah dibawah mikroskop
untuk menentukan ukuran, bentuk, jumlah, warna serta menilai sel-sel lainnya

dalam darah
Kadar besi: kadar zat besi dapat menunjukkan apakah mungkin terkait anemia
kekurangan zat besi atau tidak. Tes ini biasanya disertai dengan tes lain yang

memperlihatkan kapasitas tubuh dalam penyimpanan zat besi, seperti kadar


-

transferrin dan kadar ferritin


Kadar trasnferrin : mengevaluasi suatu protein yang membawa zat besi

keseluruh tubuh
Feritin : mengevaluasi kadar zat besi total yang tersedia di dalam tubuh
Asam folat : vitamin yang diperlukan untuk menghasilkan sel darah merah,

yang rendah pada orang dengan kebiasaan makan buruk


Vitamin B12 : vitamin yang diperlukan untuk menghasilkan sel darah merah,
yang rendah pada orang dengan kebiasaan makan yang buruk atau pada

anemia pernisiosa
Bilirubin : berguna untuk menentukan apakah sel-sel darah merah telah

dihancurkan dalam tubuh yang dapa tmenjadi tanda anemia hemolitik


Kadarlogamberat : toksisitas timbale digunakan sebagai indikator salah satu

penyebab yang lebih umum dari anemia pada anak-anak


Elektroforesis hemoglobin : kadang-kadang digunakan ketika seseorang

memiliki riwayat keluarga anemia


Jumlahr etikulosit : pengukuran sel-sel darah merah yang baru dihasilkan oleh

sumsum tulang
Tesfungsi hati : sebuah tes umum untuk menentukan bagaimana hati bekerja,
yang mungkin memberikan petunjuk untuk penyakit lain yang mendasari

penyebab anemia
Tes fungsi ginjal : suatu tes yang sangat rutin dan dapat membantu

menentukan apakah ada disfungsi ginjal


Biopsi sumsum tulang : mengevaluasi produksi sel darah merah dan dapat
dilakukan ketika diduga ada masalah sumsum tulang.

2.6 Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,
penderitaanemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang
flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi
gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu
hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat

10

menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan
berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ
tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 1998).
Komplikasi dari anemia :
1. Gagal ginjal
Dengan berkurangnya asokan oksigen ke jaringan misalnya pada ginjal
akanterjadi kerusakan ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
2. Hipoksia
Adalah penurunan pemasokan oksigen ke jaringan sampai di tingkat
fisiologik.Hb berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jika
terjadi penurunan Hb maka akan terjadi hipoksia bahkan dapat
menyebabkan kematian.
3. Anemia pada ibu hamil
Seorang wanita hamil yang menderita anemia gizi besi kemungkinan besar
akan melahirkan bayi yang mempunyai persediaan zat besi sedikit atau
tidak mempunyai persediaan zat besi sama sekali di dalam tubuhnya. Jika
setelah lahir bayi tersebut tidak mendapatkan asupan zat besi yang
mencukupi, bayi akan beresiko menderita anemia. Anemia berat yang tidak
diobati dalam kehamilan muda dapat dapat menyebabkan abortus dan
dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan
postpartum.Selain itu, anemia pada ibu hamil juga dapat mengakibatkan
daya tahan ibu menjadi rendah terhadap infeksi.Anemia gizi besi pada
wanita hamil mengakibatkan peningkatan angka kesakitan dan kematian
ibu, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin dan peningkatan
risiko bayi dengan berat badan lahir rendah.
2.7 Penatalaksanaan Medis Umum
11

Pengobatan harus ditujukan pada penyebab anemia, dan mungkin termasuk :


a.
-

Transfusi darah, Indikasi transfusi sel darah merah :


Kehilangan darah yang akut
Anema defisiensi besi
Anemia yang berkaitan dengan kelainan menahun
Gagal ginjal (Anemia berat yang berkaitan dengan gagal ginjal)
Gagal sumsum tulang
Penderita yang tergantung trasnfusi (Penderita sindrom talasemia berat,
anemia aplastik, dan anemia sideroblastik)

b. Kortikosteroidatauobat-obatanlainnya

yang

menekan

system

kekebalantubuh
c. Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang membuat sel-sel
darah
d. Suplemen zat besi, vitamin b12, asam folat, atau vitamin dan mineral
lainnya
2.8 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1) Keluhan utama Pada klien anemia biasanya mengeluh cepat lelah.
Riwayat kesehatan Riwayat penyakit dahulu:
Apakah klien sebelumnya pernah menderita anemia
Apakah meminum suatu obat tertentu dalam jangka lama
Apakah pernah menderita penyakit malaria
Apakah pernah mengalami pembesaran limfe
Apakah pernah mengalami penyakit keganasan yang tersebar seperti
kanker payudara,leukimia,dan multipel myeloma
Adakah pernah kontak dengan zat kimia toksik dan penyinaran dengan
radiasi
Apakah pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan ginjal dan
hati
Apakah pernah menderita penyakit infeksi dan defisiensi endokrin
Apakah pernah mengalami kekurangan vitamin penting, seperti vit.B12,
asam folat, vit.C dan besi

12

Riwayat keluarga menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata,


gelisah,marah, perilaku menyerang, fokus pad diri sendiri.Interaksi sosial :
stres karena keluarga,pekerjaan, kesulitan biaya ekonomi, kesulitan
koping dengan stressor yang ada.
2) Riwayat penyakit dahulu
adakah riwayat kehilangan darah lewat saluran cerna sebelumnya, anemia,
kecenderungan perdarahan, dan penyakit hati.
3) Riwayat keluarga
adakah riwayat keganasan usus, colitis,atau kondisi turunan yang jarang
seperti syndrome osler-weber-rendu.
4) Aktivitas/istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ;
penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah.
Kebutuhan

untuk

tidur

dan

istirahat

lebih

banyak.

Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat.


Letargi,

menarik

diri,

apatis,

lesu,

dan

kurang

tertarik

pada

sekitarnya.Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.Ataksia, tubuh tidak


tegak.Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain
yang menunujukkan keletihan.
Pengkajian berdasarkan sistem
5) Kardiovaskuler
Gejala : Riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis,
menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan).
Riwayat endokarditis infektif kronis.Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : Peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi
melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi
segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi
jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan
membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku.
(catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabuabuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon
13

terang (AP).Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian


kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi
kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia)
(DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature (AP).
3) Integritas ego
Gejala : Keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan,
misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : Depresi.
4) Pencernaan
Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi
(DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau
konstipasi.Penurunan haluaran urine.
Tanda : Distensi abdomen.
5) Pencernaan
Gejala : Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah,
kesulitan

menelan

(ulkus

pada

faring).Mual/muntah,

dyspepsia,

anoreksia.Adanya penurunan berat badan.Tidak pernah puas mengunyah


atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan
sebagainya (DB).
Tanda : Lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan
vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk,
kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status
defisiensi).Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut
pecah. (DB).
6) Saraf

14

Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak


mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan
pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia
tangan/kaki

(AP)

klaudikasi.

Sensasi

manjadi

dingin.

Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental :


tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina
(aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik).
Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda
Romberg positif, paralysis (AP).
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8) Pernapasan
Gejala : Riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.
Tanda : Takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9) Keamanan
Gejala : Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat
terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan.Riwayat
kanker, terapi kanker.Tidak toleran terhadap dingin dan panas.Transfusi
darah sebelumnya.Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk,
sering infeksi.
Tanda : Demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati
umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
10) Seksualitas
Gejala : Perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore
(DB).

Hilang

libido

(pria

Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.


2. Diagnosa Keperawatan

15

dan

wanita).Imppoten.

Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang


nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan
(Boedihartono, 1994).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan anemia
(Doenges, 1999) meliputi :
1) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan

sekunder

(penurunan

hemoglobin

leucopenia,

atau

penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan)).


2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan

untuk

mencerna

atau

ketidak

mampuan

mencerna

makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel


darah merah.
3) Intoleransiaktivitas berhungan dengan ketidak seimbangan antara suplai
oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
5) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhungan dengan
perubahan sirkulasi dan neurologist.
6) Konstipasi atau diare berhungan dengan penurunan masukan diet,
perubahan pross pencernaan, dan efek samping terapi obat.
7) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ;
salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.
3. Intervensi
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan (Boedihartono, 1994). Implementasi adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan (Effendi, 1995).Intervensi dan rasional keperawatan pasien
dengan anemia (Doenges, 1999) adalah :

16

1) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya


pertahanan

sekunder

penurunan

(penurunan

granulosit

hemoglobin

(respons

leucopenia,

inflamasi

atau

tertekan)).

Tujuan : Infeksi tidak terjadi.


Kriteria hasil :
- Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko
infeksi.
- Meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau
eritema, dan demam.
Intervensi dan rasional
-

Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien.
Rasional : mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan :
pasien dengan anemia berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal

kulit.
Pertahankan

Rasional : menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri.


Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan

Rasional : menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi.


Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas

teknik

aseptic

ketat

pada

prosedur/perawatan

luka.
cermat.

dalam.
Rasional : meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu
-

memobilisasi sekresi untuk mencegah pneumonia.


Tingkatkan masukkan cairan adekuat.
Rasional : membantu dalam pengenceran secret pernapasan untuk
mempermudah pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh misalnya

pernapasan dan ginjal.


Pantau/batasi pengunjung.

Berikan

isolasi

bila

memungkinkan.

Rasional : membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan

17

isolasi dibutuhkan pada anemia aplastik, bila respons imun sangat


-

terganggu.
Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau
tanpa demam.
Rasional
:

adanya

proses

inflamasi/infeksi

membutuhkan

evaluasi/pengobatan.
Amati eritema/cairan luka.
Rasional : indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin
tidak ada bila granulosit tertekan.
Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi (kolaborasi)
Rasional : membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen khusus

dan mempengaruhi pilihan pengobatan.


Berikan antiseptic topical ; antibiotic

sistemik

(kolaborasi).

Rasional : mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan


kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi local.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan
/absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
`
- Menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai
laboratorium normal.
- Tidak mengalami tanda mal nutrisi.
- Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan
dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai.
Intervensi dan rasional
-

Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.


Rasional : mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi.
Observasi dan catat masukkan makanan pasien.
Rasional : mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi
makanan.
Timbang berat badan setiap hari.
18

Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi


-

nutrisi.
Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara
waktu makan.
Rasional : menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan

mencegah distensi gaster.


Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang
berhubungan.
Rasional : gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada

organ.
Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah
makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan
pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka.
Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. Menurunkan
pertumbuhan
perawatan

bakteri,
mulut

meminimalkan

khusus

mungkin

kemungkinan
diperlukan

infeksi.Teknik
bila

jaringan

rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat.


Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.
Rasional : membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan
individual.
Kolaborasi

pantau

hasil

pemeriksaan

laboraturium.

Rasional : meningkatakan efektivitas program pengobatan, termasuk


-

sumber diet nutrisi yang dibutuhkan.


Kolaborasi ; berikan obat sesuai indikasi.
Rasional : kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau
adanyan masukkan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi.
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
Tujuan

dapat

mempertahankan/meningkatkan

Kriteria hasil :
19

ambulasi/aktivitas.

- Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas seharihari).


- Menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi,
pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal.
Intervensi dan rasional
-

Kaji kemampuan ADL pasien.


Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.
Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan
otot.
Rasional : menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin

B12 mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera.


Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.
Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk
membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising,
pertahankan tirah baring bila di indikasikan.
Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen

tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru.


Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi
kelelahan

dan

kelemahan,

anjurkan

pasien

melakukan

aktivitas

semampunya (tanpa memaksakan diri).


Rasional : meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan
memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri
dan rasa terkontrol.
4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
Tujuan : peningkatan perfusi jaringan
Kriteria hasil : - menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.

20

Intervensi dan rasional


-

Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa,


dasar kuku.
Rasional : memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi

jaringan dan membantu menetukan kebutuhan intervensi.


Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi
untuk kebutuhan seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.
Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi
adventisius.
Rasional : dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jajntung karena

regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.


Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.
Rasional : iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial
risiko infark.
Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air
mandi dengan thermometer.
Rasional : termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan

oksigen.
Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah
merah

lengkap/packed

produk

darah

sesuai

indikasi.

Rasional : mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons


-

terhadap terapi.
Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional : memaksimalkan transport

oksigen

ke

jaringan.

5) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan


perubahan sirkulasi dan neurologist.
Tujuan : dapat mempertahankan integritas kulit.
Kriteria hasil :

21

- mengidentifikasi factor risiko/perilaku individu untukmencegah cedera


dermal.
Intervensi dan rasional
-

Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat
local, eritema, ekskoriasi.
Rasional : kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi.

Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak.
Reposisi secara periodic dan pijat permukaan tulang apabila pasien tidak
bergerak atau ditempat tidur.
Rasional : meningkatkan sirkulasi kesemua kulit, membatasi iskemia

jaringan/mempengaruhi hipoksia seluler.


Anjurkan pemukaan kulit kering dan bersih. Batasi penggunaan sabun.
Rasional : area lembab, terkontaminasi, memberikan media yang sangat
baik untuk pertumbuhan organisme patogenik. Sabun dapat mengeringkan

kulit secara berlebihan.


Bantu untuk latihan rentang gerak.
Rasional : meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis.
Gunakan alat pelindung, misalnya kulit domba, keranjang, kasur tekanan
udara/air. Pelindung tumit/siku dan bantal sesuai indikasi. (kolaborasi)
Rasional : menghindari kerusakan kulit dengan mencegah /menurunkan
tekanan terhadap permukaan kulit.
6) Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet;
perubahan

proses

pencernaan;

efek

samping

terapi

obat.

Tujuan : membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.


Kriteria hasil :
- menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup, yang diperlukan sebagai
penyebab, factor pemberat.

22

Intervensi dan rasional


-

Observasi

warna

feses,

konsistensi,

frekuensi

dan

jumlah.

Rasional : membantu mengidentifikasi penyebab /factor pemberat dan


-

intervensi yang tepat.


Auskultasi bunyi usus.
Rasional : bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun
pada konstipasi.
Awasi
intake

dan

output

(makanan

dan

cairan).

Rasional : dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau


-

alat dalam mengidentifikasi defisiensi diet.


Dorong masukkan cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung.
Rasional : membantu dalam memperbaiki konsistensi feses bila konstipasi.

Akan membantu memperthankan status hidrasi pada diare.


Hindari makanan yang membentuk gas.
Rasional : menurunkan distress gastric dan distensi abdomen
Kaji kondisi kulit perianal dengan sering, catat perubahan kondisi kulit
atau mulai kerusakan. Lakukan perawatan perianal setiap defekasi bila

terjadi diare.
Rasional : mencegah ekskoriasi kulit dan kerusakan.
Kolaborasi ahli gizi untuk diet siembang dengan tinggi serat dan bulk.
Rasional : serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam
alirannya sepanjang traktus intestinal dan dengan demikian menghasilkan

bulk, yang bekerja sebagai perangsang untuk defekasi.


Berikan pelembek feses, stimulant ringan, laksatif pembentuk bulk atau
enema

sesuai

indikasi.

Pantau

keefektifan.

(kolaborasi)

Rasional : mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi.


Berikan obat antidiare, misalnya Defenoxilat Hidroklorida dengan
atropine (Lomotil) dan obat mengabsorpsi air, misalnya Metamucil.

(kolaborasi).
- Rasional : menurunkan motilitas usus bila diare terjadi.
8) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ;
salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

23

Tujuan : pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur


diagnostic dan rencana pengobatan.
Kriteria hasil :
- pasien menyatakan pemahamannya
-

proses

penyakit

dan

penatalaksanaan penyakit.
Mengidentifikasi factor penyebab.
Melakukan tiindakan yang perlu/perubahan pola hidup

Intervensi dan rasional


- Berikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan kenyataan bahwa
terapi tergantung pada tipe dan beratnya anemia.
Rasional : memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat
pilihan yang tepat. Menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan
-

kerjasama dalam program terapi.


Tinjau tujuan dan persiapan

untuk

pemeriksaan

diagnostic.

Rasional : ansietas/ketakutan tentang ketidaktahuan meningkatkan stress,


selanjutnya meningkatkan beban jantung. Pengetahuan menurunkan
-

ansietas.
Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien

dan keluarga tentang penyakitnya.


Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya
sekarang.
Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien

dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.


Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya.
Rasional : diet dan pola makan yang tepat membantu proses

penyembuhan.
Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah
diberikan.
Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta
menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

24

4.Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan

lainnya.

(Lynda

Juall

Capenito,

1999:28)

Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :


1. Infeksi tidak terjadi
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3. Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4. Peningkatan perfusi jaringan.
5. Dapat mempertahankan integritas kulit.
6. Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus
7. Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic
dan rencana pengobatan

25

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal. Anemia bukan merupakan penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan
fungsi tubuh (Brunner & Suddarth).
Penyebab Anemia dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi 3 mekanisme
utama tubuh yang menyebabkannya adalah : Penghancuran sel darah merah
yang berlebihan, Kehilangan darah, Penurunan produksi sel darah merah.
Secara umum anemia dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Anemia
Defisiensi Besi, Anemia Hipoplastik, Anemia Megaloblastik, Anemia
Hemolitik
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,
penderitaanemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek,
gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga
menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada
kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan
dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir
dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan
organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 1998).

2. Saran
Penulis berharap setelah pembaca membaca makalah ini, pembaca dapat
mengambil manfaat dari isi makalah. Penulis mengakui bahwa pembuatan
makalah ini jauh dari sempurna. Diharapkan setelah membaca makalah ini
pembaca dapat mengetahui bagaimana anemia bisa terjadi, tanda dan gejala
anemia serta bahaya anemia bagi tubuh.
26

DAFTAR PUSTAKA

Boedihartono. 1994. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.


Burton, J.L. 1990. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara :
Jakarta
Carpenito, L. J. 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi
keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2. EGC:
Jakarta
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian pasien.ed.3. EGC : Jakarta
Effendi , Nasrul. 1995. Pengantar Proses Keperawatan.EGC : Jakarta.
Hassa.1985. Ilmu Kesehatan Anak jilid 1.FKUI : Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0611/30/104458.htm
Noer, Sjaifoellah. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7.
EGC : Jakarta.

27

Tria Ayoe Syukna, 2013, http://id.scribd.com/doc/181683879/Klasifikasi-Anemia doc

28

Вам также может понравиться