Вы находитесь на странице: 1из 41

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul
kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolism setiap organism, yang
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin merupakan suatu molekul organic
yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolism dan pertumbuhan
yang normal. Vitamin - vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam
jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan
panganan yang dikonsumsi (Rhina Abdullah.2011). Setiap vitamin memiliki
peranan dan fungsinya masing-masing. Tanpa vitamin, manusia tidak akan
dapat melakukan aktivitasnya. Jika tubuh kekurangan vitamin akan
mengakibatkan

penyakit

defisiensi

atau

avitaminosis.

Namun

perlu

diperhatikan agar tidak mengkonsumsi vitamin lebih atau kurang dari yang
dibutuhkan tubuh. Jika kelebihan, maka akan mengakibatkan perubahan pada
bagian-bagian tubuh, tergantung dari vitamin yang dikonsumsi tersebut
(Abdul Hadi. 2013).
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai
silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui. Pada
tahun 1995 The International Mineralogical Association telah mengajukan
derfinisi baru tentang definisi material: Mineral adalah suatu unsur atau
senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan terbentuk
dari hasil proses geologi. Klasifikasi modern telah mengikutsertakan kelas
organik ke dalam daftar mineral (Dodi. 2012).
Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal eritrosit,
kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cell (hematokrit) per 100

ml darah. Jadi, anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan


perubahan patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis
yang seksama, pemeriksaan fisik, dan konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di
seluruh dunia, disamping berbagai masalah kesehatan utama masyarakat,
terutama di negara berkembang, yang mempunyai dampak besar terhadap
kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta kesehatan fisik (Bakta, 2006).
Masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya zat
gizi, karena itu prevalensi anemia di Indonesia sekarang ini masih cukup
tinggi, terutama anemia defisiensi nutrisi seperti besi, asam folat, atau vitamin
B12.

B. Rumusan Masalah
a. Mengetahui dan memahami fisiologi dan famakologi obat golongan
vitamin
b. Mengetahui dan memahami fisiologi dan famakologi obat golongan
mineral
c. Mengetahui dan memahami fisiologi dan famakologi obat golongan anti
anemia

BAB II
PEMBAHASAN
A. Vitamin
a. Pengertian Vitamin
Kata Vitamin berasal dari kata vital yang artinya hidup,dan amin yang
artinya

senyawa

yang

mengandung

gugus

N.Dari

berbagai

hasil

penelitian,tidak semua vitamin mengandung gugus N.Jadi,kata vitamin sudah


tidak sesuai lagi dengan kondisi yang sebenarnya,tetapi sampai saat ini masih
tetap saja dipakai.
Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang esensial untuk
pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup.Vitamin tidak
disintesis dalam tubuh,kecuali Vitamin K. Oleh karena itu,makanan yang
dikonsumsi harus ada yang mengandung Vitamin.
b. Jenis-jenis vitamin
a). Vitamin yang larut dalam air, yaitu :

Vitamin B1,

sering disebut antiberi-beri.dalam keadaan normal,setiap hari tubuh


memerlukan 1-2 mg Vitamin B1. Vitamin ini Sebagai koenzim dari
enzim yang diperlukan dari enzim yang diperlukan dalam metabolisme
karbohidrat, untuk mempengaruhi keseimbangan air di dalam tubuh,
untuk mempengaruhi penyerapan zat lemak oleh jonjot usus,
memelihara nafsu makan yang sehat dan pencernaan fungsinya. Bahan
makan yang mengandung vitamin B1 adalah jantung, ginjal, otak, susu,
kuning telur, kulit ari beras,gandum,wortel biji buah polong dan ragi.
Tiamin HCl tersedia dalam bentuk tablet 5-500 m, larutan steril 100200 mg untuk penggunaan parenteral, dan eliksir mengandung 2-25
mg tiamin tiap mL.

Vitamin B2

berfungsi dalam Untuk memindahkan rangsangan sinar ke saraf mata,


sebagai enzim pada proses oksidasi di dalam sel, memelihara jaringan
kulit sekitar mulut, memelihara nafsu makan dan fungsi saraf,
menghasilkan energi dalam sel. Penggunaannya yang utama adalah
untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2 yang sering
menyertai pellagra atau defisiensi vitamin B kompleks lainnya,
sehingga riboflavin sering diberikan bersama vitamin lain. Dosis untuk

pengobatan adalah 5-10 mg/hari.


Niasin

Fungsi asam nikotin adalah untuk pertumbuhan dan perbanyakan sel,


perombakan karbohidrat,lemak dan protein, mencegah penyakit

pellagra, memelihara pencernaan, berperan penting sebagai koenzim

yang diperlukan oleh semua proses hidup dalam sel.


Vitamin B6

vitamin ini banyak terdapat di hati,ikan,daging dan sayuran.Vitamin


ini merupakan bagian dari gugusan prostetik dari enxim dekarboksilase
dan transaminase tertentu. Fungsi Vitamin ini adalah pertumbuhan dan
pekerjaan urat saraf, pembentukan sel-sel darah merah dan sel-sel

kulit.
Vitamin B5, vitamin ini banyak terdapat pad sayuran hijau, serealia,
ragi,hati, ginjal, daging,dan kuning telur. Vitamin ini berfungsi untuk
bahan pelengkap koenzim A yang penting dlam pembentukan

karbohidrat,lemak dan protein, menjaga tingkat normal gula darah.


Para Asam amino Benzoat, Vitamin ini banyak terdapat dalam ragi

dan hati.Fungsinya untuk mencegah tumbuhnya uban.


Biotin

Vitamin ini berkaitan dengan vitamin B lainnya,sehingga banyak


ditemukan dalam bahan makanan yang mengandung vitamin B, seperti
ginjal,hati, kuning telur, susu, ragi, tumbuhan polongan, sayuran, dan

juga dapat dibuat oleh bakteri usus.


Kolin, banyak terdapat pada hati dan beras.kekurangan kolin dapat
menyebabkan gangguan pada kulit,ginjal,dan dapat menyebabkan
terjadinya timbunan lemak di sekitar hati. Kebutuhan tubuh akan kolin
sehari-hari belum dapat ditentukan, tetapi dalam makanan sehari-hari
rata-rata terdapat 500-900 mg. Penggunaan peroral cukup aman
denghan LD50 200-400 g. Defisiensi kolin baru timbul bila asupan
kolin dan protein termasuk metionin dibatasi. Gejala yang timbul
berupa kenaikan kadar lemak dalam hal sitrosis hepatis, kelainan ginjal

degeneratif. Pada kulit timbul kelainan, juga pada otot terjadi

kelemahan dan distrofi.


Vitamin B11, Vitamin B11 penting untuk pembentukan sel darah
merah,antianemia pernisiosa, membentuk asam nukleat (DNA dan
RNA), serta metabolisme kelompok metil.Kekurangan vitamin ini
akan menyebabkan anemia pernisiosa, peradangan lidah, diare, lesu,
penurunan

berat

badan,

dan

kegagalan

eritroblas

menjadi

eritrosit.Kekurangan asam folat ini banyak melanda remaja,bayi, dan


ibu yang mengandung,karena vitamin ini banyak digunakan pad
pembelahan sel.Vitamin ini banyak terdapat dalam hati, ginjal,

sayuran, ragi, biji gandum, daging sapi, pisang, lemon, dan polongan.
Vitamin B12, Vitamin ini juga dikenal sebagai vitamin antianemia
pernisiosa. banyak terdapat dalam hati,daging , unggas, ikan, telur,
susu, keju, udang, dan kerang.Vitamin B12 dapat disimpan di dalam
hati. fungsi vitamin B12 yaitu untuk metabolisme sel dalam

pertuumbuhan, metabolisme atau pembentukan sel darah.


Vitamin C (asam askorbat), berperan sebagai suatu kofaktor dalam
sejumlah reaksi hidrolisis dan amidasi dengan memindahkan elektron
ke enzim yang ion logamnya harus berada dalam keadaan tereduksi,
dan dalam kondisi tertentu bersifat sebagai antioksidan. Kebutuhan
Vitamin C dipengaruhi oleh keadaan, kebutuhan dan umur seseorang.
Bila konsumsi vitamin in berlebihan,selalu akan dikeluarkan dari
tubuh melalui ginjal. Vitamin C mudah di absobsi melalui saluran
cerna, ekskresi melalui urin dalam bentuk utuh dan bentuk garam
sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang
ginjal 1,4 mg%. Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan
pengobatan skorbut. Selain itu vitamin C digunakan untuk berbagai
penyakit yang tidak ada hubungannya dengan defisiensi vitamin Cdan
seringkali digunakan dengan dosis besar.
Kebutuhan Vitamin C untuk bayi adalah 30mg,anak-anak 60 mg
dan orang dewasa 75 mg.Ibu hamil memerlukan 100 mg dan ibu
menyusui 150 mg tiap harinya. Fungsi vitamin C adalah untuk

mempengaruhi kerja kelenjar anak ginjal, mempengaruhi pembentukan


trombosit, menjaga gigi melekat kuat pada gusi, berperan dalam proses
pembentukan kolagen.
b). Vitamin yang larut dalam lemak, yaitu :
Vitamin larut lemak (vitamin A, D, E,dan K) diabsorpsi dengan
cara yang kompleks dan sejalan dengan absorpsi lemak. Dengan
demikian keadaan-keadaan yang menyebabkan gangguan absorpsi
lemak seperti defisiensi asam empedu, ikterus dan enteritis dapat
mengakibatkan defisiensi satu atau mungkin semua vitamin golongan
ini. Vitamin larut lemak mempengaruhi permeabilitas atau transpor
pada berbagai membran sel dan bekerja sebagai enzim. Vitamin A dan
D mempunyai aktivitas mirip hormon. Vitamin-vitamin ini disimpan
terutama

di

hati

metabolismenya

dan

sangat

diekskresikan
lambat,

dosis

melalui
yang

feses.

berlebihan

Karena
dapat

menimbulkan efek toksik.


Vitamin A

Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut dalam lemak


yang berperan penting dalam pembentukan sistem penglihatan yang
baik.[1] Terdapat beberapa senyawa yang digolongkan ke dalam
kelompok vitamin A, antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil
asetat.[1] Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada
senyawa retinol dibandingkan dengan senyawa lain karena senyawa
inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam tubuh. [1] Vitamin A
banyak ditemukan pada wortel, minyak ikan, susu, keju, dan hati.
Rumus kimia untuk Vitamin A adalah C20H30O.
Vitamin A banyak berperan dalam pembentukan indra penglihatan
bagi manusia. Vitamin ini akan membantu mengkonversi sinyal
molekul dari sinar yang diterima oleh retina untuk menjadi suatu
proyeksi gambar di otak kita. Senyawa yang berperan utama dalam hal

ini adalah retinol. Bersama dengan rodopsin, senyawa retinol akan


membentuk kompleks pigmen yang sensitif terhadap cahaya untuk
mentransmisikan sinyal cahaya ke otak. Oleh karena itu, kekurangan
vitamin A di dalam tubuh seringkali berakibat fatal pada organ
penglihatan. Pada fibrolas atau jaringan epitel terisolasi, retinoid dapat
meningkatkan sintesis beberapa jenis protein seperti fibronektin dan
mengurangi sintesis protein lainnya seperti kolagenase dan keratin.
Asam retinoat mempengaruhi ekspresi gen dengan bergabung dengan
reseptor yaitu Retinoid and receptors (RARs) dan retinoid X receptors
(RXRs). Retinoid dapat mempengaruhi ekspresi reseptor hormone dan
faktor pertumbuhan, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan,
diferensiasi, dan fungsi sel target. Vitamin A diindikasikan untuk
pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A. untuk pencegahan
tambahan vitamin A dianjurkan untuk kebutuhan meningkat misalnya
pada bayi. Vitamin A juga digunakan untuk pengobatan penyakit kulit

seperti akne, psoriasis, dan iktiosis.


Vitamin D

Vitamin D adalah grup vitamin yang larut dalam lemak prohormon.


Vitamin D dikenal juga dengan nama kalsiferol.[2] Penamaan ini
berdasarkan International Union of Pure and Applied Chemist
(IUPAC). Di dalam tubuh, vitamin ini banyak berperan dalam
pembentukkan struktur tulang dan gigi yang baik. Vitamin ini banyak
ditemukan pada jeruk, stroberi, tomat, brokoli, dan sayuran hijau
lainnya. Vitamin D berperan dalam homeostatis kalsium. Meskipun
dinamakan vitamin sebetulnya memilki karakteristik suatu hormon,
yang bersama hormone paratiroid mengatur kadar Ca2+ plasma.

Karakteristik vitamin D yang sesuai dengan hormone adalah; disintesis


di kulit dan pada keadaan ideal mungkin tidak dibutuhkan dalam
makanan.
Vitamin ini sendiri merupakan turunan dari molekul steroid yang
merupakan salah satu turunan dari kolesterol. Terdapat dua bentuk aktif
dari vitamin ini, yaitu vitamin D2 dan vitamin D3.aktivasi vitamin D
dilakukan oleh hormon paratiroid. Vitamin D2 atau dikenal juga
dengan nama ergokalsiferol ini berasal dari turunan senyawa kolesterol
yang banyak ditemukan pada ragi dan tanaman. Vitamin D3
(kolekalsiferol)

sendiri

berasal

dari

turunan

senyawa

7-

dehidrokolesterol. Golongan vitamin inilah yang paling banyak


ditemukan pada kulit manusia. Pada ginjal, vitamin D dikonversi
menjadi bentuk aktif yang disebut 1,25-dihydroxycholecalciferol.
Vitamin D terdapat dalam beberapa bentuk sediaan, misalnya dalam
minyak ikan yang biasanya juga mengandung vit. A, dalam sediaan
multivitamin, dalam sediaan yang mengandung campuran dengan
sediaan yang mengandung campuran dengan kalsium. Selain untuk
pencegahan dan pengobatan rakitis, viamin D antara lain digunakan

untuk osteomalasia dan tetani infantil.


Vitamin E

Vitamin E adalah nama umum untuk dua kelas molekul


(tocopherol dan tocotrienol) yang memiliki aktivitas vitamin E dalam
nutrisi[1]. Vitamin E bukan nama untuk setiap satuan bahan kimia
spesifik namun, untuk setiap campuran yang terjadi di alam yang
menyediakan fungsi vitamin E dalam nutrisi. Vitamin E berperan
sebagai antioksidan dan dapat melindungi kerusakan membrane bilogis
akibat radikal bebas. Vitamin E melindungi asam lemak tidak jenuh
pada membran fosfolipid. Vitamin E misalnya penting untuk
9

melindungi membran sel darah merah yang kaya akan asam lemak
tidak jenuh ganda dari kerusakan akibat oksidasi. Gejala defisiensi
vit.E antara lain anemia, hemolitik, degenerasi retina, kelemahan otot
dan gangguan neurologis.
Vitamin E diabsopsi baik melalui saluran cerna. Dalam darah
terutama terikat dengan beta-lipo protein dan disdsitribusikan ke
semua jaringan. Kadar plasma sangat bervariasi di antara individu
normal, dan berfluktuasi tergantung kadar lipid. Nilai di bawah 0,8
mg/g menunjukkan keadaan defisiensi. Pada umunya kadar tokoferol
plasma nampaknya lebih berhubungan dengan asupan dan gangguan
absorpsi lemak pada usus halus daripada pada ada tidaknya penyakit.
Vitamin E diekskresikan secara lambat ke dalam empedu, sedangkan
sisanya diekskresi melalui urin sebagai glukuronida dari asam
tokoferol atau metabolit lain. Vitamin E dosis besar 50-200 mg/hari,
diberikan secara oral. Penyesuaian dosis tergantung rasio vitamin E
terhadap lipid total. Bila secara oral tidak memberikan hasil dapat
diberikan d,1--tokoferol dengan dosis 1-2 mg/kg BB per hari secara
IM.

Vitamin K

Vitamin K (K dari "Koagulations-Vitamin" dalam Bahasa Jerman


dan Bahasa Denmark]) merujuk pada sekelompok vitamin lipofilik dan
hidrofobik yang dibutuhkan untuk modifikasi pascatranslasi dari
berbagai macam protein, seperti dalam proses pembekuan darah.
Secara

kimia

vitamin

ini

adalah

turunan

2-metil-1,4-

10

naftokuinona.Vitamin K bersifat tahan panas, tetapi akan segera rusak


apabila terpapar senyawa asam, basa, dan cahaya matahari.
Vitamin K merupakan suatu kofaktor enzim mikrosom hati yang
penting untuk mengaktivasi precursor faktor pembekuan darah, dengan
mengubah residu asam glutamate dekat amino terminal tiap precursor
menjadi

residu

-karboksilglutamil.

Defisiensi

vitamin

menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya kadar beberapa


faktor

pembekuan

darah,

sehingga

waktu

pembekuan

darah

memanjang dan dapat terjadi pendarahan spontan seperti : ekimosis,


epistaksis,

hematuria,

pendarahan

saluran

cerna,

pendarahan

intrakranial. Absorpsi vitamin K melalui usus sangat tergantung dari


kelarutannya. Metabolisme vitamin K di dalam tubuh tidak banyak
diketahui. Pada empedu dan urin hamper tidak ditemukan bentuk
bebas, sebagian besar dikonjugasi dengan asam glukuronat.
Vitamin K mungkin bermanfaat pada hipoprotrombinemia yang
disebabkan oleh pemakaian salisilat dosis besar. Keracunan vitamin K
terjadi hanya pada orang yang menerima pengganti vitamin K larut air.
Gejala-gejalanya adalah hemolisis sel darah merah, penyakit kuning
dan kerusakan otak.

B. Anti Anemia
a. Pengertian Anemia
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin plasma lebih
rendah dari normal akibat penurunan jumlah sel darah merah yang
beredar atau total hemoglobin yang abnormal lebih rendah per unit
volume darah. Anemia dapat disebabkan oleh kehilangan darah kronik,
kelainan sum sum tulang, peningkatan hemolisis, infeksi, keganasan,

11

defisiensi endokrin, dan sejumlah keadaan penyakit lain. Kondisi ini


dapat diperbaiki dengan transfusi darah utuh. Sejumlah obat dapat
menyebabkan efek toksik pada sel sel darah, produksi hemoglobin
atau alat alat pembuat sel darah merah yang dapat menyebabkan
anemia.
Selain itu, anemia nutrisional yang disebabkan oleh defisiensi
substansi

makanan

(misalnya

besi,

asam folat,

vitamin

B12

(sianokobalamin) diperlukan untuk eritropoiesis normal. Dengan


demikian obat-obat ini digunakan untuk mengobati anemia dan
dinamakan juga sebagai hematinika. Obat lain yang berpengaruh
terhadap eritropoesis yaitu riboflavin, piridoksin, kobal dan tembaga .
Ada juga beberapa hormone yang secara tidak secara langsung juga
mempengaruhi eritropoesis misalnya hormone tiroid,gonad dan
adrenal.
Ada juga faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sel darah merah
yaitu eritropoetin yang terutama dibentuk oleh ginjal. Zat ini berperan
sebagai regulator poliferasi eritrosit sehingga bila terganggu dapat
berakibat anemia berat.
b. AntiAnemia Defisiensi
1. BESI (Fe) dan GARAM-GARAMNYA
Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin (Hb),sehingga
defisiensi Fe akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah
yang lebih kecil dengan kandungan Hb yang rendah menimbulkan
anemia hipokromik mikrositik.
Zat besi disimpan dalam sel sel mukosa intestinal sebagai
feritin (suatu kompleks protein / besi) sampai dibutuhkan tubuh.
Defisiensi besi disebabkan oleh kehilangan darah akut atau kronik,
pemasukan yang kurang selama periode pertumbuhan cepat anak
anak, atau menstruasi berlebihan atau wanita hamil. Karena itu,
keadaan ini merupakan akibat keseimbangan negatif besi yang
disebabkan habisnya simpanan besi dan pemasukan yang tidak
cukup, memuncak pada anemia mikrositik hipokrom. Penambahan

12

sulfas ferrosus diperlukan untuk memperbaiki kekurangan tersebut.


Gangguan gastrointestinal yang disebabkan oleh iritasi lokal
merupakan efek samping paling sering akibat suplemen zat besi.
a. Distribusi Dalam Tubuh
Tubuh manusia sehat mengandung +- 3,5 gram Fe yang hampir
seluruhnya dalam bentuk ikatan kompleks dengan protein. Kira-kira 70%
dari Fe yang terdapat dalam tubuh merupakan Fe fungsional atau esensial,
dan 30% merupakan Fe yang nonesensial. Fe esensial terdapat pada :
1.

hemoglobin +- 66%

2.

mioglobin 3%

3.

enzim tertentu yang berfungsi dalam transfer electron misalnya

sitokromaksidase,suksinil dehidrokinase dan xantin oksidase sebanyak


0,5%
4.

pada transferin 0,1%.


Besi nonesensial terdapat sebagai cadangan dalam bentuk feritin

dan hemosiderin sebanyak 25%, dan pada parenkim jaringan kira-kira 5%.
Cadangan Fe pada wanita hanya 200-400 mg, sedangkan pada pria kirakira 1 gram.
b. FARMAKOKINETIK
1. Absorpsi
Absorpsi Fe mulai saluran cerna terutama berlangsung di
duodenum dan jejunum proksimal,makin ke distal absorpsinya makin
berkurang. Zat ini lebih mudah diabsorpsi dalam bentuk fero. Transpornya
melalui sel mukosa usus terjadi secara transporaktif. Ion fero yang sudah
diabsorpsi akan diubah menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion
feri akan masuk ke dalam plasma dengan perantara transferin,atau diubah
menjadi feritin dan disimpan dalam sel mukosa usus. Secara umum,bila
cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat besi rendah,maka
lebih banyak Fe diubah menjadi feritin. Bila cadangan rendah atau
kebutuhan meningkat,maka Fe yang baru diserap akan segera diangkut

13

dari sel mukosa ke sum-sum tulang eritropoesis. Eritropoesis dapat


meningkat sampai lebih dari 5 kali pada anemia berat atau hipoksia.
Pada individu normal efeisiensi Fe jumlah Fe yang diabsorpsi 510% atau sekitar 0,5-1 mg/hari. Absorpsi Fe meningkat bila cadangan
rendah atau kebutuhan Fe meningkat. Absorpsi meningkat menjadi 1-2
mg/hari pada wanita menstruasi,pada wanita hamil dapat menjadi 3-4
mg/hari.kebutuhan Fe juga meningkat pada bayi dan remaja. Absorpsi
dapat ditingkatan oleh kobal, inosin, etionin, vitamin C, HCL, suksinat dan
senyawa asam lain. Asam akan mereduksi ion feri menjadi fero dan
menghambat terbentuknya kompleks Fe dengan makanan yang tidak larut.
Sebaliknya absorpsi Fe akan menurun bila terdapat fosfat atau antasida
misalnya kalsium karbonat,aluminium hidroksida dan magnesium
hidroksida. Fe yang terdapat pada makanan hewani misalnya daging
umumnya diabsorpsi lebih mudah dibandingkan dengan makanan nabati.
Fe yang didapatkan pada hemoglobin dan mioglobin daging lebih
mudah diabsorpsi karena diabsorpsi dalam bentuk utuh, tidak memerlukan
pemecahan lebih dahulu menjadi elemen Fe.
Kadar Fe dalam plasma berperan dalam mengatur absorpsi Fe.
Absorpsi ini meningkat pada keadaan defisiensi Fe, berkurangnya depot
Fe dan meningkatnya eritropoesis. Selain itu,bila Fe diberikan sebagai
obat,bentuk sediaan, dosis dan jumlah serta jenis makanan dapat
mempengaruhi absorpsinya.
2. Distribusi
Setelah diabsorpsi, Fe dalam darah akan diikat oleh transferin (siderofilin),
suatu beta 1-glubolin glikoprotein, untuk kemudian diangkut ke berbagai
jaringan, terutama kesum-sum tulang depot Fe.
Jelas bahwa kapasitas pengikatan total Fe dalam plasma sebanding dengan
jumlah total transferin plasma, tetapi jumlah Fe dalam plasma tidak selalu
menggambarkan kapasitas pengikatan total Fe ini. Selain transferin, sel-sel
reticulum dapat pula mengangkut Fe, yaitu untuk keperluan eritropoesis, dan
juga berfungsi sebagai gudang Fe.
3. Metabolisme

14

Bila tidak digunakan dalam eritropoesis,Fe mengikat suatu protein yang


disebut apoferitin dan membentuk feritin. Fe disimpan terutama pada sel
mukosa usus halus dan dalam sel-sel retikuloendotelial (di hati, limpa dan sumsum tulang). Cadangan ini tersedia untuk digunakan oleh sum-sum tulang
dalam proses eritropoesis, 10% diantaranya terdapat dalam labile pool yang
cepat dapat dikerahkan untuk proses ini, sedangkan sisanya baru digunakan
bila labile pool telah kosong. Besi yang terdapat di dalam parenkim jaringan
tidak dapat digunakan untuk eritropoesis.
Bila Fe diberikan IV,cepat sekali diikat oleh apoferitin (protein yang
membentuk feritin) dan disimpan terutama di dalam hati,sedamgkan setelah
pemberian per oral terutama akan disimpan di limpa dan sumsum tulang. Fe
yang berasal dari pemecahan eritrosit akan masuk ke dalam hati dan limpa.
Penimbunan Fe dalam jumlah abnormal tinggi dapat terjadi akibat transfusi
darah berulang-ulang atau akibat penggunaan preparat Fe dalam jumlah
berlebihan yang diikuti absorpsi yang berlebihan pula.
4. Ekskresi
Jumlah Fe yang diekskresi setiap hari sedikit sekali biasanya sekitar 0,5-1
mg seehari. Ekskresi terutama berlangsung melalui sel epitel kulit dan saluran
cerna yang terkelupas, melalui keringat, urin, feses, serta kuku dan rambut
yang dipotong. Pada proteinuria jumlah yang dikeluarkan dengan urin dapat
meningkat bersama dengan sel yang mengelupas. Pada wanita usia subur
dengan siklus haid 28 hari, jumlah ekskresi Fe yang diekskresi sehubungan
dengan haid diperkirakan sebanyak 0,5-1 mg sehari.
c. KEBUTUHAN BESI
Jumlah Fe yang dibutuhkan setiap hari dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor umum,jenis kelamin (sehubungan dengan kehamilan dan laktasi pada
wanita) dan jumlah darah dalam badan (Hb)dapat mempengaruhi kebutuhan,
walaupun keadan depot Fe memegang peranan penting. Dalam keadaan
normal dapat diperkirakan bahwa seorang laki-laki dewasa memerlukan
asupan sebesar 10 mg,dan wanita memerlukan 12 mg sehari guna memenuhi
ambilan sebesar masing-masing 1 mg dan 1,2 mg sehari. Sedangkan pada
wanita hamil dan menyusui diperlukan tambahan asupan 5 mg sehari.

15

Bila kebutuhan Fe tidak dipenuhi,Fe yang terdapat di dalam gudang akan


digunakan dan gudang lambat laun menjadi kosong. Akibatnya timbul anemia
defisiensi Fe. Hal ini dapat disebabkan oleh absorpsi yang tidak baik,
perdarahan kronik dan kebutuhan yang meningkat. Keadaan ini memerlukan
penambahan Fe dalam bentuk obat.
d. SUMBER ALAMI
Makanan yang mengandung Fe dalam kadar tinggi (lebih dari 5 mg/100 g)
adalah hati, jantung, kuning telur, ragi, kerang,kacang-kacangan dan buahbuahan yang tertentu. Makanan yang mengandung besi dalam jumlah
sedang(1-5mg/100g) termasuk diantaranya daging, ikan, unggas, sayur-sayuran
yang berwarna hijau dan biji-bijian. Sedangkan susu atau produknya dan
sayuran yang kurang hijau mengandung besi dalam jumlah rendah (kurang dari
1 mg/100 g).
e. INDIKASI
Sediaan Fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan anemia
defisiensi Fe. Anemia defisiensi Fe paling sering disebabkan oleh kehilangan
darah. Selain itu dapat pula terjadi misalnya wanita hamil (terutama multipara)
dan pada mas pertumbuhan,karena kebutuhan yanh meningkat. Banyak anemia
yang mirip anemia defisiensi Fe. Pada anemia defisiensi Fe dapat terlihat
granula berwarna kuning emas di dalam sel-sel retikuloendotelial sumsum
tulang.
f. EFEK SAMPNG
Efek sampnt yang paling sering timbul berupa intoleransi dalam sediaan
oral, dan ini sangat tergantung dari jumlah Fe yang dapat larut dan yang
diabsorpsi pada setiap pemberian. Gejala yang timbul dapat berupa mual dan
nyari lambung (+- 7-20%),konstipasi (+- 10%),diare (+- 5%) dan kolik.
Gangguan ini biasa ringan dan dapat dikurangi dengan mengurangi dosis atau
dengan pemberian sesudah makan, walaupun dengan cara ini absorpsi dapat
berkurang.
Pemberian Fe secara IM dapat menyebabkan reaksi local pada tempat
suntikan yaitu berupa rasa sakit,warna coklat pada tempat suntikan, peradangan

16

lokal dengan pembesaran kelenjar inguinal. Peradangan lokal lebih sering


terjadi pada pemakaian IM dibandingkan IV.
Intoksikasi akut sangat jarang terjadi pada orang dewasa, kebanyakan
terjadi pada anak akibat menelan terlalu banyak tablet FeSO4 yang seperti
gula-gula. Kelainan utama terdapat pada saluran cerna,mulai dari iritasi,korosi
sampai tejdai neksrosis. Gejala yang timbul berupa mual, muntah, diare,
hemetemesis serta fese berwarna hitam karena perdarahan pada saluran
cerna,syok dan akhirnya kolaps kardiovaskular dengan bahaya kematian. Efek
korosif dapat menyebabkan stenosis pylorus dan terbentuknya jaringan parut
berlebihan dikemudian hari. Gejala keracunan tersebut di atas dapat timbul
dalam waktu 30 menit atau setelah beberapa jam minum obat. Terapi yang
dapat dilakukan adalah pertam-tama diusahakan agar pasien muntah, kemudian
diberikan susu atau telur yang dapat mengikat Fe sebagai kompleks protein Fe.
Bila obat diminum kurang dari 1 jam sebelumnya,dapat dilakukan bilasan
lambung dengan menggunakan larutan natrium bikarbonat 1%. Selanjutnya
kedaan syok dehidrasi dan asidosis harus diatasi.
g. SEDIAAN,DOSIS
1. Sediaan oral
Karena berasal dalam bentuk fero paling mudah diabsorpsi maka preparat
besi untuk pemberian oral tersedia dalam bentuk berbagai garam fero seperti
fero sulfat, fero glukonat, dan fero fumalat. Tidak ada perbedaan absorpsi
diantara garam-garam fero ini. Jika ada,mungkin disebabkan oleh perbedaan
asam lambung. Dalam bentuk garam sitrat, karbonat, pirofosfat, ternyata Fe
sukar diabsorpsi, demikian juga sebagai garam feri (Fe3*).
Untuk mengatasi defisiensi Fe dengan cepat umumnya dibutuhkan sekitar
200-400 mg elemen besi selama kurang lebih 3-6 bulan.
Tabel beberapa jenis preparat besi oral
Preparat
Fero sulfat (hidrat)
Fero glukonat

Tablet
325 mg
325 mg

Elemen besi

Dosis lazim untuk

tiap tablet

dewasa(

65 mg
36 mg

tablet/hari)
3-4
3-4
17

Fero fumarat
Fero fumarat

200 mg
325 mg

66 mg
106 mg

3-4
2-3

2. Sediaan parental
Penggunaan sediaan untuk suntikan IM dalam dan IV hanya diberikan bila
pemberian oral tidak mungkin, misalnya pasien bersifat intoleran terhadap
sediaan oral atau pemberian oral tidak mungkin menimbulkan respons
teraupetik.
Iron-dextran (imferon) mengandung 50 mg Fe setiap mL (larutan
5%)untuk penggunaan IM atau IV. Respons teraupetik terhadap suntikan IM
ini tidak lebih cepat daripada pemberian oral. Dosis total yang diperlukan
dihitung berdasarkan berat anemia,yaitu 250 mg Fe untuk setiap gram
kekurangan Hb.
Untuk memperkecil reaksi toksik pada pemberian IV, dosis permulaan
tidak boleh melebihi 25 mg, dan diikuti dengan peningkatan bertahan untuk 2-3
hari sampai tercapai dosis 100 mg/hari. Obat harus diberikan parlahan-lahan
yaitu dengan menyuntikkan 25-50 mg/menit. Pasein dengan riwayat alergi dan
pasien yang sebelumnya pernah mendapat preparat besi secara suntikan lebih
besar kemungkinannya untuk mengalami reaksi hipersensivitas.
2. VITAMIN B12
Vitamin B12 (sianokobalamin) nerupakan satu-satunya kelompok
senyawa lain yang mengandung unsur Co dengan struktur yang mirip
dengan derivate porfirin alami lain. Molekulnya terdiri atas bagian-bagian
cincin porfirin dengan satu atom Co, basa dimetilbenzimidazol, ribose dan
asam fosfat. Umumnya senyawa dalam kelompok ini dinamakan
kobalamin. Penambahan gugus-CN pada kobalamin menghasilkan
sianokobalamin, sedangkan Penambahan gugus-OH menghasilkan zat
yang dinamakan hidroksokobalamin. Sianokobalamin yang aktif dalam
tubuh manusia adalah deoksiadenosil kobalamin dan metilkobalamin.
a) FUNGSI METABOLIK
Vitamin B12 bersama-sama folat sangat penting untuk
metabolisme intrasel. Vitamin B12 dan asam folat dibutuhkan untuk
sintensis DNA yang normal,sehingga defisiensi salah satu vitamin ini

18

menimbulkan gangguan produksi dan maturasi eritrosit yang memberikan


gambaran sebagai anemia megaloblastik.
b) DEFISIENSI VITAMIN B12
Kekurangan vitamin B12 dapat disebabkan oleh kurangnya asupan
(kadar dalam makanan kurang, terganggunya absorpsi (absorbsi vitamin
rendah akibat gangguan sel sel parietal lambung dalam menghasilkan
faktor intrinsik), hilangnya aktivitas reseptor yang dibutuhkan guna
pengambilan vitamin intestinal, terganggunya utilisasi, meningkatnya
kebutuhan, destruksi yang berkelebihan atau ekskresi yang meningkat.
Defisiensi kobalamin ditandai dengan gangguan hematopoesis,gangguan
neurology, kerusakan sel epitel,terutama epitel saluran cerna ,dan debilitas
umum. Defisiensi vitamin B12 menimbulkan anemia megaloblastik yang
disertai dengan gangguan neurologik,bila tidak cepat diobati kelainan
neurologik ini dapat membuat pasein cacat seumur hidup. Penggunaan
asam folat dapat memperbaiki anemia,sedangkan kelainan neurologik
tidak dipengaruhi. Defisiensi vitamin B12 dapat didiagnosis dengan
mengukur kadar vitamin B12 dalam plasma.
Defisiensi vitamin B12

pada orang dewasa sering disebabkan oleh

gangguan absorpsinya.misalnya pada defisiensi vitamin B12 yang klasik yang


disebut anemia pernisiosa Addison. Pada penyakit tersebut terjadi kegagalan
sekresi faktor instrinsik castle (FIC) oleh sel parietal lambung yang berfungsi
dalam absorpsi vitamin B12

di ileum.

c) KEBUTUHAN VITAMIN B12


Kebutuhan Vitamin B12 bagi orang sehat kira-kira 1 g sehari
yaitu sesuai dengan jumlah yang diekskresi oleh tubuh. Setiap hari tubuh
akan mengeluarkan 3-7 g sehari ke dalam saluran empedu, sebagian
besar akan reabsorpsi melalui usus hanya 1 g yang tidak reabsorpsi.
19

Pada defisiensi vitamin B12

tanpa komplikasi,respons hematologik

minimal sudah tidak dapat dengan 1 g sehari. Tetapi pada anemia


pernisiosa dimana faktor instrinsik castle berkurang atau tidak
ada,kebtuhan ini akan meningkat, sebab apa yang dikeluarkan melalui
saluran empedu tidak dapat reabsorpsi.
d) SUMBER VITAMIN B12 ALAMI
Sumber asli untuk satu-satunya

vitamin

B12

adalah

mikroorganisme. Bakteri dalam kolon manusia juga membentuk vitamin


B12, tetapi ini tidak berguna untuk memenuhi kebutuhan individu yang
bersangkutan sebab absorpsi vitamin B12 terutama berlangsung dalam
ileum. Selain itu, vitamin B12 dalam kolon ternyata terikat pada protein.
Jadi sumber untuk memenuhi kebutuhan manusia adalah makanan hewani
sebab tumbuh-tumbuhan tidak mengandung vitamin B12 .
Vitamin B12 dalam makanan manusia juga terikat pada protein,
tetapi akan dibebaskan proses proteolisis. Jenis makanan yang kaya akan
vitamin B12 adalah jeroan (hati, ginjal, jantung) dan kerang. Kuning
telur, susu kering bebas lemak dan makanan yang berasal dari laut (ikan
sardine, kepiting) mengandung vitamin B12 dalam jumlah sedang.
e) FARMAKOKINETIK
1) Absorpsi
Sianokobalamin diabsorpsi baik dan cepat setelah pemberian IM
dan SK. Kadar dalam plasma mencapai puncak dalam waktu 1 jam setelah
suntikan IM. Hidrosokobalamin dan koenzim B12 lebih lambat
diabsorpsi,agaknya karena ikatannya yang lebih kuat dengan protein.
Absorpsi per oral berlangsung lambat di ileum, kadar puncak dicapai 8-12
jam setelah 3 g. Absorpsi ini berlangsung dengan dua mekanisme, yaitu
dengan perantaraan faktor

instrinsik castle (FIC) dan absorpsi secar

langsung.
2) Absorpsi dengan perantaraan FIC
Absorpsi dengan perantaraan FIC sangat penting,dan sebagian
besar anemia megaloblastik disebabkan oleh gangguan mekanisme ini.
Setelah dibebaskan dari ikatan protein vitamin B12 dari makanan akan

20

membentuk kompleks B12- FIC. FIC hanya mampu mengikat sejumlah


1,5-3 g vitamin B12 . Kompleks ini masuk ke ileum dan disini melekat
pad reseptor khusus sel dimukosa ileum untuk diabsorpsi. Absorpsi
berlangsung dengan mekanisme pinositosis oleh sel mukosa ileum. FIC
yang dihasilkan oleh sel parietal lambung,merupaka suatu glikoprotein
dengan berat molekul 60.000. Bila sekresi FIC bertambah,misalnya akibat
obat-obat kolinergik, histamine, dan mungkin juga beberapa hormone
seperti ACTH, kortikosteroid dan hormon tiroid ,maka absorpsi vitamin
B12 juga akan meningkat. Karena untuk diabsorpsi vitamin B12 harus
dibebaskan lebih dulu dari protein, maka jumlah yang diabsorpsi juga
tergantung dari ikatannya dengan makanan/jenis makanan.
Absorpsi secara langsung tidak begitu penting karena baru terjadi
pada kadar vitamin B12 yang tinggi, dan berlangsung secara difusi jadi
merupakan suatu mass action affect
3) Distribusi
Setelah diabsorpsi, hampir semua vitamin B12 dalam darah terikat
dengan plasma. Sebagian besar terikat pada beta-globulin (transkobalamin
II), sisanya terikat pada alfa-glikoprotein (transkobalamin I) dan interalfa-glikoprotein (transkobalamin III). Vitamin B12 yang terikat pada
transkobalamin II akan diangkut ke berbagai jaringan,terutama hati yang
merupakan gudang utama penyimpanan vitamin B12 (50-90%). Kadar
normal vitamin B12 dalam plasma adalah 200-900 pg/mL dengan
simpanan sebanyak 1-10 mg dalam hepar.
4) Metabolisme dan ekskresi
Baik sianokobalamin maupun hidroksokobalamin dalam jaringan
dan darah terikat oleh protein. Di dalam hati kedua kobalamin tersebut
akan diubah menjadi koenzim B12. Pengurangan jumlah kobalamin
dalam tubuh disebabkan oleh ekskresi melalui saluran empedu, sebanyak
3-7 g sehari harus direabsorpsi dengan perantaraan FIC. Ekskresi
bersama urin hanya terjadi pada bentuk yang tidak terikat protein. 80-95%
vitamin B12 akan diretensi dalm tubuh bila diberikan dalm dosis sampai

21

50 g dengan dosis yang lebih besar,jumlah yang diekskresi akan lebih


banyak.
5) SEDIAAN DAN POSOLOGI
Vitamin B12 diindikasikan untuk pasien defisiensi vitamin B12
misalnya anemia pernisiosa. Pada pasein anemia pernisiosa yang berat,
selain gejala anemia mungkin terdapat trombositopenia dan leucopenia
berat, kerusakan neurologik, kerusakan hati berat atau komplikasi bentuk
lain.
Vitamin B12 tersedia dalam bentuk tablet untuk pemberian oral
dan laruan untuk disuntikan. Penggunaan sediaan oral pada pengobatan
anemia pernisiosa kurang bermanfaat dan biasanya tetapi oral lebih mahal
dari pada terapi parenteral. Sediaan antinemia yang terdiri dari campuran
Fe, vitamin B12 ,asam volat, kobal, Cu, ekstrak hati dan sebagainya.
Dikenal tiga jenis suntikan vitamin B12 yaitu :
1.

larutan sianokobalaminyang berkekuatan 10-100 g/mL

2.

larutan ekstrak hati dalam air

3.

suntikan depot vitamin B12

Suntikan larutan sianokobalamin jarang sekali menyebabkan reaksi alergi


dan iritasi ditempat suntikan. Kalau terjadi reaksi alergi biasanya karena
sediaannya tidak murni. Manfaat larutan ekstrak hati terhadap anemia pernisiosa
disebabkan oleh vitamin B12
yang terkandung di dalamnya. Penggunaan suntikan ekstrak hati ini dapat ini
dapat menimbulkan reaksi alergi lokal maupun umum, dan dari yang ringan
sampai yang berat. Reaksi ini disebabkan oleh allergen yang bersifat spesies
spesifik dan bukan organ spesifik. Tidak ada hipersinsitivitasi silang antara larutan
ekstrak hati dengan sionikobalamin. Tujuan pengguanaan suntikan depot vitamin
B12 adalah untuk mengurangi frekuensi suntikan.
Dosis sianokobalamin untuk pasein anemia pernisiosa tergantung dari
berat anemianya, ada tidaknya komplikasi dan respons terhadap pengobatan.

22

Secara garis besar cara penggunaannya dibagi atas terapi awal yang intensif da
terapi penunjang.
Sebelum pengobatan dimulai dapat dilakukan percobaan terapi untuk
memastikan diagnosis anemia pernisiosa. Untuk ini hanya dibutuhkan dosis 1-10
g sehari yang diberikan selam 10 hari. Jumlah sekecil ini akan menimbulkan
respons hematologik berupa reaksi retikulosit pada anemia pernisiosa tanpa
komplikasi.
Pada terapi awal diberikan dosis 100 g sehari parenteral selama 5-10
hari. Dengan terapi ini respons hematologik baik sekali, tetapi respons dapat
kurang memuaskan bila terdapat keadaan yang menghambat hematopoesis
misalnya infeksi, uremia atau penggunaan kloramfenikol. Respon yang buruk
dengan dosis 100 g/hari selama 10 hari, mungkin juga disebabkan oleh salah
diagnosis atau potensi obat yang kurang.
Terapi penunjang dilakukan dengan memberikan dosis pemeliharaan 100200 g sebulan sekali sampai diperoleh remisi yanh lengkap yaitu jumlah eritrosit
dalam darah +- 4,5 juat/mm3 dan morfologi hematologik berada dalam batas-batas
normal. Kemudian 100 g sebual sekali cukup untuk mepertahankan remisi.
Pemberian dosis pemeliharaan setiap bulan ini penting sebab retensi vitamin B12
terbatas, walaupun diberikan dosis sampai 100 g.

3. ASAM FOLAT
Asam folat (asam pteroilmonoglutamat, PmGA) terdiri atas bagian-bagian
pteridin,asam paraaminobenzoat dan asam glutamate. PMGA bersama-sama
dengan konjugat yang mengandung lebih dari satu asam glutamate,
membentuk suatu kelompok yang dikenal sebagi folat. Folat terdiri dalam
hampir setiap jenis makanan dengan kadar tertinggi dalam hati, ragi dan daun
hijau yang segar.
a) FUNGSI METABOLIK
PmGA merupakan prekursor inaktif dari beberapa koenzimyang
berfungsi pada transfer unit karbon tunggal (single karbon unit ). Mula-

23

mula

folat

reduktase

mereduksi

PmGA menjadi

THFA (asam

tetrahidrofolat). THFA yang terbentuk bertindak sebagai akseptor berbagai


unit karbon tunggal dan selanjutnya memindahkan unit ini kepada zat-zat
yang memrlukan. Berbagai reaksi penting yang menggunakan unit karbon
tunggal adalah :
a.

sintesis purin melalui pembentukan asam inosinat

b.

sintesis nukleotida pirimidin melalui metilasi asam deoksiuridilat

menjadi asam timidilat


c.

interkonversi beberapa asam amino misalnya antera serin dengan

glisin histidin dengan asam glutamate, hemostitein dengan metionin.


b) KEBUTUHAN FOLAT
Kebutuhan tubuh akan folat rata-rata 50 g sehari, dalam bentuk
PmGA, tetapi jumlah ini dipengaruhi oleh kecepatan metabolisme dan laju
malih sel (cellturn-over) setiap harinya. Jadi peningkatan metabolisme
akibat penyakit infeksi, anemia hemolitik dan adanya tumor ganas akan
meningkatkan kebutuhan folat.

c) DEFISIENSI FOLAT
Defisiensi folat sering merupak komplikasi dari (1) gangguan di
usus kecil;(2) alkoholisme yang menyebabkan asupan makanan buruk;(3)
efek toksik alkoholpada sel hepar;dan (4) anemia hemolitik yang
menyebabkan laju malih eritrosit tinggi. Obat-obat yang dapat
menghambat

enzim

dihidrofolat

reduktase

(misalnya

metotreksat,

trimetoprim) dan yang mengadakan interaksi pada basorpsi dan


penyimpanan folat (misalnya fenitoin dan beberapa antikovulsan lain,
(kontrasepsi oral) dapat menurunkan kadar folat dalam plasma dan
menimbulkan anemia megaloblastik.
d) Gejala klinik
Gejala defisiensi folat yang paling menonjol adalah hematopoesis
megaloblastik (yang menyerupai anemia defisiensi vitamin B12).
Perbedaan klinik yang nyata antara defisinesi folat dan defisiensi vitamin
24

B12 adalah bahwa pada yang pertama tidak terdapat kerusakan sarung
myelin sehingga tidak ada gangguan neurologik. Hal ini dapat diterangkan
dengan sifat folat yang secara selektif dapat menumpuk dalam cairan
serebrospinal,tetapi akibat gangguan metabolisme otak pasien dapat
menunjukan gejala insomnia, pelupa dan iritabilitas.
e) FARMAKOKINETIK
Pada pemberian oral absorpsi folat baik sekali terutama 1/3 bagian
proksimal usus halus. Dengan dosis oral yang kecil, absorpsi memerlukan
energi, sedangkan pada kadar tinggi absorpsi dapat berlangsung secara
difusi. Walaupun terdapat gangguan pada usus halus, absorpsi folat
biasanya masih mencukupi kebutuhan terutama sabagai PmGA.
Ekskresi berlangsung melalui ginjal,sebagian besar dalam bentuk
metabolit. Pada orang dengan diet normal, jumlah yang diekskresi hanya
sedikit sekali dan akan meningkat bila folat dalam jumlah besar.
f) INDIKASI
Penggunaan folat yang rasional adalah pada pencegahan dan
pengobatan defisiensi folat. Kebutuhan asam folat meningkat pada wanita
hamil, dan dapat menyebabkan defisiensi asam folat bila tidak atau kurang
mendapatkan asupan asam folat dan makanannya. Beberapa penelitian
mendapatkan adanya hubungan kuat antara defisiensi asam folat pada ibu
dengan insidens defek neural tube seperti spina bilfida dan anensefalus
pada bayi yang dilahirkan. Wanita hamil membutuhkan sekurangkurangnya 500g asam folat per hari.
Dosis yang digunakan tergantung dari beratnya anemia dan
komplikasi yang ada. Umumnya folat diberikan per oral, etapi bila
keadaan tidak memungkinkan, folat diberikan secara IM dan SK. Untuk
tujuan diagnostic digunakan dosis 0,1 mg per oral selama 10 hari yang
hanya menimbulkan respons hematologik pada pasien defisiensi folat. Hal
ini membedakannya dengan defisiensi vitamin B12

yang baru

memberikan respons hematologik dengan dosis 0,2 mg per hari atau lebih.
Terapi awal pada defisiensi folat tanpa komplikasi dimulai dengan
0,5-1 mg sehari secara oral selama 10 hari. Dengan adanya komplikasi
dimana kebutuhan folat meningkat disertai pula dengan supresi

25

hematopoesis,dosis

perlu

lebih

besar.

Setelah

perbaikan

cukup

memuaskan, terapi dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan yang biasnya


berkisar antara 0,1-0,5 mg sehari.
g) SEDIAAN DAN POSOLOGI
Asam folat tersedia dalam bentuk tablet yang mengandung 0,4;0,8;
dan 1 mg asam pteroilglutamat dan dalam larutan injeksi asam folat 5
mg/ml. Setelah itu, asam folat terdapat dalam berbagai sediaan
multivitamin atau digabung dengan antianemia lainnya. Asam folat injeksi
biasanyahanay digunakan sebagai antidotum pada intoksikasi antifolat
(antikanker).
4. OBAT LAIN
a. RIBOVLAFIN
Ribovlafin (vitamin B12) dalam bentuk flavin mononukleotida
(FMN) dan flavin-adenin-dinukleotida (FAD)berfungsi sebagai koenzim
dalam merabolisme flavo-protein dalam pernapasan sel. Sehubungan
dengan

anemia,

ternyata

riboflavin

dapat

memperbaiki

anemia

normokronik-normositik ( pure rd-cell aplasia ). Anemia defisiensi


riboflavin banyak terdapat pada malnutrisi protein-kalori, dimana ternyata
faktor defisiensi Fe dan penyakit infeksi memegang peranan. Dosis yang
digunakan cukup 10 mg sehari per oral atau IM.
b. PIRIDOKSIN
Vitamin B6 ini mungkin berfungsi sebagai koenzim yang
merangsang pertumbuhan heme. Defisiensi piridoksin akan menimbulkan
anemia mikrositik hipokromik. Pada sebagian besar pasien akan terjadi
anemia normoblastik sideroakrestik dengan sejumlah Fe non hemoglobin
yang banyak dalam precursor eritrosit, dan pada beberapa pasien terdapat
anemia megaloblastik. Pada keadaan iniabsorpsi Fe meningkat, Febending protein menjadi jenuh dan terjadi hiperferemia, sedangkan daya
regenerasi darah menurun. Akhirnya akan didaptkan gejala hemosiderosis.
c. KOBAL
Kobal dapat meningkatkan jumlah hematokrit, hemoglobin dan
eritrosit pada beberapa pasein dengan anemia refrakter, seperti yang
terdapat pada pasien talasemia,infeksi kronik atau penyakit ginjal, tetapi
26

mekanisme yang pasti tidak diketahui. Kobal merangsang pembentukan


eritropoetin yang berguna untuk meningkatkan ambilan Fe dalam sumsum
tulang, tetapi ternyata pada pasien anemia refrakter biasanya kadar
eritropoetin sudah tinggi.
Kobal sering terdapat dalam campuran sediaan Fe,karena ternyata
kobal dapat meningkatkan absorpsi Fe melalui usus. Akan tetapi, kobal
dapar menimbulkan efek toksik berupa erupsi kulit, struma, angina,
tinnitus, tuli, payah jantung sianosis, korna, malaise, anoreksia, mual dan
muntah.
C. MINERAL
Mineral adalah unsur kimia yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga
kesehatan. Unsur-unsur seperti klorin (Cl), natrium (Na),kalium (K), kalsium
(Ca), Fosfor (P), magnesium (Mg), adalah mineral yang terdapat dalam tubuh
dalam jumlah besar, besi (Fe), Iodin (I), seng (Zn) adalah mineral yang
terdapat dalam tubuh dengan jumlah sedikit.
Kekurangan salah satu unsur ini dapat berdampak buruk bagi
kesehatan kita. Sebagai contoh, orang yang kekurangan mineral iodin (I) dapat
menyebabkan penyakit gondok, begitu pula orang yang kekurangan mineral
kalsium (Ca) dapat menyebabkan ostemalasia (tulang menjadi lunak) dan
osteoporosis (penurunan masa tulang) yang dapat kita rasakan terutama pada
usia lanjut. Oleh karena itu, kita perlu memenuhi asupan mineral yang
dibutuhkan oleh tubun. Adapun sumber asupan mineral antara lain, yaitu susu,
garam, sayuran dan buah-buahan
Mineral sangat penting di dalam fisiologi manusia. Mineral yang
utama adalah diperlukan dengan jumlah banyak dalam bentuk Trace Mineral.
Walaupun Mineral hanya diperlukan sedikit jumlahnya, masih saja sangat
penting bagi kesehatan manusia.
Peredaran darah dan sistem Limfatik menghubungkan semua sistem
tubuh. Air, Mineral dan Nutrisi, meresap pada dinding kapilari, dan
memberikan Nutrisi pada sel-sel yang ada. Mineral Ionik yang mudah larut ini

27

melahirkan tekanan Osmotik dan Elektro Magnetik yang memudahkan


berbagai Nutrisi bertukar-tukar melalui kapiler dan dinding sel.
Mineral disebut sebagai Elektrolit, ia mengatur tekanan dan aktivitas
elektrik diantara sel-sel, zat cair diluar sel dan pembuluh-pembuluh kapiker.
Elektrolit adalah Mineral yang terlarut, yang memiliki Ion Positif dan Ion
Negatif; Jasi seperti MAGNET, mereka menarik atau menolak satu sama
lain.
Elektrolit yang positif dan negatif ini harus berada dalam
keseimbangan untuk mencapai kenetralan elektro di dalam setiap komponen
zat cair. Tubuh manusia secara konstan mengalirkan, menghilangkan dan
menggantikan mineralnya. Plasma darah dan cairan Limfatik adalah Air laut
yang essensial. Jadi jika Mineral yang ada di pedalaman laut tidak seimbang,
maka bermacam-macam masalah dapat terjadi seperti halnya tubuh manusia
Mineral yang mudah larut ini penting bagi setiap tubuh manusia;
misalnya: Komunikasi antara ujung syaraf dan otak dilakukan oleh denyutan
Elektrik. Sel-sel syaraf sebenarnya tidak bersentuhan satu dengan yang lain,
tapi Mineral yang mudah larut inilah menjadi penghubung tenaga Elektrik,
tanpa Mineral semua sistem syaraf akan gagal . Mineral menghubungkan
denyutan Elektrik kedalam dan keluar sel otot, yang sangat penting bagi
penegangan dan peregangan. Jadi Elektrolit dapat menyebabkan prestasi yang
cemerlang atau kegagalan yang parah. Hasil penelitian menyatakan bahwa
apabila Mineral yang manusia suplai tidak mencukupi, maka tubuh manusia
akan

mengambil

Mineral

dari

struktur

tulang,

untuk

memastikan

keseimbangan Mineral dalam zat cair tubuh.


Kelenjar, Hormon dan Enzim, menggunakan Mineral dalam struktur
kimianya. Iodine atau Yodium adalah contoh yang baik. Yodium digunakan
kelenjar Tiroid dalam pembentukan Hormon. Kehilangan Yodium dapat
menyebabkan Gondok. Apabila Yodium dalam tubuh cukup maka
kekurangaan ini dapat diperbaiki.
Saluran Gastrousus menggunakan Air dan Elektrolit dalam jumlah
yang besar setiap hari. Jadi sebab utama hilangnya CAiran dan Elektrolit

28

adalah karena Muntah, Diare, Berkeringat dan Buang Air kecil. Penting untuk
diingat adalah: Bahwa kondisi kesehatan tergantung oleh banyaknya CAiran
dan Mineral yang digantikan setiap hari.
Mineral yang mudah larut ini erat kaitannya dengan kesehatan dan
vitalitas setiap sistem di dalam tubuh manusia. Tubuh manusia memiliki
sistem Elektrik sendiri, Mineral dan Trace Mineral menjadi penghubung
Sirkuit Elektrik ini. Jadi karena tubuh manusia adalah Elektrik, maka manusia
memiliki medan magnetnya sendiri.
Proses BIO-ELEKTRIK dapat memegang Kunci untuk membuka
misteri beribu-ribu jenis penyakit, dan mungkin membuka rahasia tentang
hidup itu sendiri. Kemanapun arah yang diambil dari penelitian ini, Aku yakin
bahwa Mineral mempunyai peranan yang sangat penting sekali.
Secara umum, mineral terbagi menjadi 2 macam, yaitu makro mineral
dan mikro mineral.
1. Makro mineral adalah mineral yang ada di dalam tubuh lebih dari 0.01%
dari berat badan dan dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah lebih dari 100
mg/hari seperti Ca (kalsium), P (fosfor), Na (natrium), K (kalium), Cl
(klorida), dan S (sulfur).
2. Mineral mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh dan
hanya dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg/hari seperti besi (Fe),
tembaga (Cu), iodine (I2), zinc (Zn), kobalt(Co), dan Se (selenium).
Masing-masing mineral memiliki fungsi yang penting untuk tubuh.

a. Golongan obat mineral

1. Kalsium (Ca)
Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak
didapatkan di dalam tubuh. Untuk absorpsinya diperlukan vitamin D.
Kebutuhan kalsium meningkat pada masa pertumbuhan, selama laktasi
dan pada wanita pascamenopause. Bayi yang mendapat susu buatan
memerlukan tambahan kalsium. Selain itu asupan kalsium juga perlu
29

ditingkatkan bila makanan banyak mengandung protein atau fosfor.


Banyak peneliti yang menganjurkan asupan sekitar 1,2 g/hari untuk pasien
alkoholik, sindrom malbsorbsi dan pasien yang mendapat kortikosteroid,
isoniazid, tetrasiklin atau antasid yang mengandung aluminium.
Sumber : Susu dan hasil olahannya, telur, ikan, udang, kerang,
kepiting, kacang-kacangan, dan buah-buahan.
Fungsi : Pembentukan tulang dan

gigi

,memungkinkan

berfungsinya vitamin C dalam tubuh, pembekuan darah, phsyologi otot.


Kalsium atau disebut juga zat kapur adalah zat mineral yang mempunyai
fungsi dalam membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam
vitalitas otot pada tubuh
2. Magnesium (Mg)
Magnesium mengaktivasi banyak sistem enzim (misalnya alkali
fosfatase, leusin aminopeptidase) dan merupakan kofaktor yang penting
pda fosforilasi oksidatif, pengaturan suhu tubuh, kontraktilitas otot dan
kepekaan saraf. Pada orang sehat dengan makanan yang bervariasi
defisiensi magnesium tergantung pada jumlah protein, kalsium, dan fosfor
yang dimakan. Hipomagnesemia meningkatkan kepekaan saraf dan
transmisi neuromuskuler. Pada keadaan defisiensi berat mengakibatkan
tetani dan konvulsi. Hipomagnesemia dapat terjadi padapasien alkoholik,
kwashiorkor, tetani infantil, diabetes, penyakit ginjal, selama terapi
diuretik, pada pasien yang hanya mendapat makanan secara parenteral,
pasca bedah. Hipermagnesemia menyebabkan vasodilatasi perifer dan
hilangnya refleks tendon, mempunyai efek seperti kurare pada sambungan
saraf-otot dan menghambat pelepasan katekolamin dari kelenjar adrenal.
Kegagalan pernapasan dan henti jantung dapat terjadi setelah dosis sangat
besar.
Sumber : kacang-kacangan, sayuran hijau, susu, coklat, teri dll.
Fungsi atau kegunaan dari magnesium adalah sebagai zat yang
membentuk sel darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin
menguatkan tulang dan sendi, memungkinkan berfungsinya vitamin B
kompleks dalam tubuh yang normal.

30

3. Sulfur atau Belerang (S)


Beberapa asam amino, tiamin dan biotin mengandung sulfur.
Meskipun sulfur esensial untuk manusia fungsinya yang tepat selain
sebagai komponen tersebut diatas tidak diketahui. Demikian pula sampai
saat ini belum diketahui kebutuhannya perhari.
Sumber:semua sumber protein seperti daging,telur,ikan,baik
protein nabati maupun protein hewani. Zat ini memiliki andil dalam
membentuk protenin di dalam tubuh.
4. Fosfor (P)
Fosfor Mineral ini terlibat dalam penggunaan vitamin B kompleks
di dalam tubuh. Fosfor terdapat pada semua jaringan tubuh dan di dalam
tulang dan gigi didapatkan dalam jumlah yang hampir sama dengan
kalsium. Fosfor sangat penting sebagai bufer cairan tubuh. Lemak, protein,
karbohidrat, dan berbagai enzim yang berperan dalam transfer energi
mengandung mineral ini. Makanan dengan komposisi yang baik sudah
mengandung fosfor yang cukup. Perbandingan kandungan kalsium dan
fosfor dalam makanan dianjurkan 1:1. pada orang dewasa defisiensi
umumnya tidak terjadi kecuali pada alkoholisme, pengguanaan antasid
yang tidak dapat diabsorbsi utnuk jangka lama, muntah berkepanjangan,
pasien penyakit hati atau hiperparatiroidisme.
Sumber : Daging, ikan dan telur, semua jaringan hewan, serealis,
kacang-kacangan.
Fungsi

Pembentukan

tulang

dan

gigi

serta

mengatur

keseimbangan asam dan basa dalam tubuh. untuk mencegah kelelahan


fisik dan mental, berfungsi dalam metabolisme lemak, karbohidrat dan
protein.
5. Besi (Fe)
Sumber : Susu, hati, kuning telur dan sayur-sayuran yang berwarna
hijau.
Fungsi : Pembentukan hemoglobin dalam darah. mempertahankan

31

pigmentasi rambut, meningkatkan kekuatan fisik dan mental, unsur


terpenting dalam hemoglobin eritrosit, bertanggung jawab terhadap lebih
dari 20 makanan reaksi enzym.
6. Natrium (Na)
Natrium penting untuk membantu mempertahankan volume dan
keseimbangan cairan tubuh. Kadarnya dalam cairan tubuh diatur oeh
mekanisme homeostatik. Banyak ndividu mengkonsumsi natrium melebihi
dari yang dibutuhkan. Pembatasan natrium seringkali dianjurkan pada
pasien gagal jantung kongestif, sirosis hati dan hipertensi. Asupan yang
kurang dari normal yang dimulai sejak masa kanak-kanak dan berlanjut
sampai dewasa dapat membantu pencegahan hipertensi pada individu
tertentu. Akan tetapi pembatasan natrium pada wanita sehat selama
kehamian tidak dianjurkan. Hipernatremia jarang ditemui pada individu
sehat tetapi dapat terjadi setelah diare atau muntah yang lama terutama
pada bayi, pada gangguan ginjal, fibrosis kistik atau insufisiensi korteks
adrenal, atau pada penggunaan diuretik tiazid. Keringat yang berlebihan
dapat mengakibatkan kehilangan natrium yang banyak dan perlu diganti
dalam bentuk air dan NaCl.
Sumber : Ikan, pisang, kentang dan sayuran hijau, garam dapur,
makanan yang diproses dengan garam dapur, makanan hasil laut, susu,
makanan hewani.
Fungsi : Mengatur kelancaran kerja otot, terutama otot jantung dan
mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. untuk mengatur metabolisme
garam-garam dan pengatur keseimbangan air Natrium adalah zat mineral
yang kita andalkan sebagai pembentuk faram di dalam tubuh dan sebagai
penghantar impuls dalam serabut syaraf dan tekana osmosis pada sel yang
menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan yang ada di sekitarnya.
7. Klorida (Cl)
Klorida
mempertahankan

merupakan

anion

keseimbangan

yang
elektrolit.

paing

penting

Alkalosis

dalam

metabolik

hipokloremik dapat terjadi setelah muntah yang lama atau penggunaan

32

diuretik berlebihan. Kehilangan klorida berlebihan dapat menyertai


kehilangan natrium berlebih. Kemungkinan terjadinya hiperkalemia perlu
dipertimbangkan bila terpaksa menggunakan KCl sebagai pengganti
klorida yang hilang.
Sumber : Garam dapur, keju dan sayuran hijau,makanan hasil
laut,telur,susu,daging.
Fungsi : Membentuk asam lambung(HCL) atau asam klorida pada
lambung dan memelihara keseimbagan cairan dalam tubuh .HCL memiliki
kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung dan juga
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
8. Kalium (K)
Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan intrasel) dan
natrium (kation utama dalam cairan ekstrasel) mengatur kepekaan sel,
konduksi impuls saraf dan keseimbangan dan volume cairan tubuh.
Meskipun defisiensi jarang terjadi pada individu yang mendapat makanan
yang cukup, hipokalemia dapat terjadi pada anak-anak yang makananya
tidak mengandung protein. Penyebab hipokalemia yang paling sering
adalah terapi diuretik terutama tiazid. Lain penyebab hipokalemia adalah
diare yang berkepanjangan terutama pada anak, hiperaldosterinisme, terapi
cairan parenteral yang tidak tepat atau tidak mencukupi, penggunaan
kortikosteroid atau laksan jangka lama. Aritmia jantung dan gangguan
neuromuskular merupakan akibat hipokalemia yang paling berbahaya.
Hiperkalemia sering disebabkan gangguan ekskresi kalium oleh ginjal
yang dapat terjadi pada pasien dengan insufisiensi korteks adrenal, gagal
ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal, sumplementasi vitamin K yang
tidak sesuai dosis atau indikasinya, atau penggunaan antagonis aldosteron.
Aritmia jantung dan gangguan konduksi merupakan gejala sisa yang
paling berbahaya. Lain manifestasi hiperkalemia termasuk kelemahan
parestesia.
Sumber: Kacang-kacangan, buah, susu, daging, serealis, sayuran,
hati, ikan dan kerang.

33

Fungsi : Mempengaruhi kerja otot jantung, mengatur tekanan


osmosis dalam sel dan membantu mengantarkan impuls saraf.Kalium kita
butuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot jantung .
Trace Element
Kegunanaan dari beberapa zat mineral yang pada umumnya kita konsumsi
setiap hari. Biasanya zat garam mineral terdapat pada minuman yang kita minum
dan juga pada makanan yang kita makan. Beberapa kegunaan dan fungsi dari
garam mineral :
1. Yodium / Iodium / I
Sumber:garam dapur difortifikasi,makanan laut,air dan sayur didaerah
non gondok dan hewan yang makan makanan tersebut. Zat mineral yodium
biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas di pasaran, namun
tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung yodium. Yodium
berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan atau kepandaian
pada anak. Yodium juga dapat membatu mencegah penyakit gondok, gondong
atau gondongan. Yodium berfungsi untuk membentuk zat tirosin yang
terbentuk pada kelenjar tiroid.
2. Cobalt / Kobal / Kobalt / Co
Sumber: makanan sumber vitamin B12 seperti daging, hati, susu dan
hasil olahannya. Cobalt memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah
serta pembangun vitamin B12(sianokobalamin),diperlukan untuk fungsi
normal sel,terutama sel sumsum tulang,mematangkan sel darah merah,system
saraf dan system pencernaan,berperan dalam fungsi berbagai enzim.
3. Tembaga (Cu)
Sumber: hati, kerang, serealis tumbuk, kacang- kacangan, ginjal,
unggas, tiram, coklat, biji- bijian.
Fungsi : Membantu pembentukan hemoglobin,absorpsi dan pengguaan
zat besi. Tembaga pada tubuh manusia berguna sebagai pembentuk hemo
globin pada sel darah merah. menjaga kesehatan kulit, sebagai komponen

34

enzym-enzym, membantu memproduksi energi dalam sel, meningkatkan daya


tahan terhadap stress dan penyakit
4. Fluorin (F)
Sumber : Kuning telur, susu dan otak
Fungsi : Memperkuat gigi .Flour berperan untuk pembentuk lapisan email
gigi yang melindungi dari segala macam gangguan pada gigi
5. Iodin (I)
Sumber : Garam dapur
Fungsi : Membentuk hormone tiroksin. meningkatkan warna dan penyusunan
rambut, meningkatkan metabolisme lemak, merangsang reaksi metal
6. Mangaan / Mangan / Mn
Sumber: serealis utuh kacang kacangan,buah buahan,teh.
Mangan berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh kita dan sistem
reproduksi. meningkatkan

kesehatan

sendi, pertumbuhan, reproduksi,

metabolisme Ca, pemanfaatan dan penyimpanan vitamin B1 dan aktifitas


enzym dalam metabolisme karbohidrat.
7.

Zincum / Zinc / Seng / Zn


Zinc (Zn) merupakan mineral yang berperan sebagai kofaktor lebih
dari 100 enzim dan penting untukmetabolism asam nukleat dan sintesis
protein. Zn menstimulasi aktivitas lebih dari 100 enzim yang memiliki fungsi
penting bagi tubuh termasuk produksi insulin, membuat sperma dan
memainkan peran penting dalam sistem imun dan sintesis DNA. Zn
membantu penyembuhan luka dan membantu pasien mempertahankan
kemampuan dalam pengecapan dan pembauan (Kamiensky, Keogh 2006).

Farmakodinamik Obat
Absorpsi Zn dipercepat oleh ligand berat molekul rendah yang berasal
dari pancreas. Kurang lebih 20-30% Zn per oral diabsorpsi terutama pada
duodenum dan usus halus bagian proksimal. Jumlah Zn yang diabsorpsi
tergantung pada berbagai factor termasuk sumbernya. Zn yang berasal dari
hewan pada umumnya diabsorpsi lebih baik daripada yang berasal dari
tumbuhan. Hal ini disebabkan adanya fitat dan serat tumbuhan yang mengikat
Zn pada usus sehingga tidak dapat diabsorpsi. Fosfat, besi, Cu, Pb, cadmium,

35

dan kalsium juga menghambat absorpsi Zn. Sebaliknya absorpsi Zn meningkat


pada masa kehamilan. Hal ini dikarenakan oleh kortikosteroid dan endotoksin.
Dosis Zn yang lebih besar dari 150 mg dapat menyebabkan kekurangan
tembaga, menurunkan HDL kolesterol, dan memperlemah respon imun pasien
(Dewoto 2007).
-

Farmakokinetik Obat
Zn didistribusikan ke seluruh tubh dan kadar tertinggi didapatkan
pada koroid mata, spermatozoa, rambut, kuku, tulang, dan prostat. Di dalam
plasma sebagian besar Zn terikat pad protein terutama pada albumin,
α-2 makroglobulin, dan transferin. Ekskresi Zn terutama melalui feses
sejumlah kurang lebih dua pertiga dari asupan Zn. Sekitar 2% diekskresi di
urin. Kehilangan Zn dalam jumlah besar dapat terjadi akibat diare atau
keluarnya cairan dari fistula. Zn menghambat absorpsi dari tetrasiklin
(antibiotic) dan oleh karena itu sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan
antibiotic. Pasien harus menunggu dua jam setelah meminum antibiotic
sebelum mengkonsumsi Zn (Dewoto 2007).

Indikasi
Pemberian Zn secara rasional adalah pada pasien dengan defisiensi
Zn. Defisiensi ini terjadi akibat asupan yang tidak cukup misalnya pada oang
tua, alkoholisme dengan sirosis, dan gizi buruk; absorpsi yang kurang
misalnya pada sindrom malabsorpsi, fibrosis kistik; meningkatnya ekskresi
Zn pada pasien anemia sickle cell, luka bakar yang luas, fistula yan
mengeluarkan cairan; atau pada pasien dengan gangguan metabolisme
bawaan misalnya akrodermatitis enteropatik. Defisiensi Zn pada ibu hamil
mungkin dapat menyebabkan efek teratogenik. Disfungsi kelamin dan
impoten yang terjadi pada pasien penyakit ginjal sebagian dapat diatasi
dengan pemberian Zn.

Sumber:kerang,tiram,hati,kacang kacangan,susu,dedak gandum.


Seng oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan
hormon penting. Selain itu zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa
jenis enzim, hormon dan aktifitas indera pengecap atau lidah kita.

36

meningkatkan seksualitas, berfungsi dalam mekanisme pernapasan, berfungsi


dalam pankreas
8. Selenium (Se)
Sumber:

makanan

hasil

laut,daging,hati,bawang,serealis

sayuran,bergantung pada kandungan selenium tanah. Untuk meningkatkan


efisiensi dan metabolisme tubuh, meningkatkan penyerapan vitamin
E.memperkuat jantung,dan sebagai antioksidan.
9. chromium (Cr)
Sumber:biji bijian,serealis utuh,makanan hasil laut,daging. Untuk
menjaga kadar gula.kromium berperan dalam metabolisme karbohidrat dan
lipids,memudahkan masuknya glukosa kedalam sel (pelepasan energy)
Kekurangan Mineral Akan Menimbulkan Penyakit Degeneratif, Seperti:
Stroke, Epilepsi, Parkinson, Asam urat, Pusing, Stress, Susah tidur, Kanker,
Artheriosklerosis, Diabetes, Leukemia, Asma, Hepatitis, Alergi, Katarak, Tekanan
darah tinggi/rendah, Jantung, Anemia, Tenggorokan gondok, Kegemukan, Ginjal,
Impoten, Ambeien, Gigi, Caries, Sembelit, Maag, Sariawan, Tulang retak, Sakit
pinggang, Kelelahan, Kram, Arthritis sendi, Pengapuran, Penyakit kukit, Batuk,
Jerawat, Kerontokan.
Keracunan karena mineral
Mineral dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan keracunan (toksik).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

37

Vitamin adalah senyawa organik kompleks yang esensial untuk


pertumbuhan dan fungsi biologis yang lain bagi makhluk hidup.Vitamin tidak
disintesis dalam tubuh,kecuali Vitamin K. Oleh karena itu,makanan yang
dikonsumsi harus ada yang mengandung Vitamin. Vitamin dapat digolongkan
dalam vitamin yang larut air seperti vitamin B, vitamin C dan larut lemak
seperti vitamin A, vitamin D, vitamin E dan vitamin K.
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin plasma lebih
rendah dari normal akibat penurunan jumlah sel darah merah yang beredar
atau total hemoglobin yang abnormal lebih rendah per unit volume darah.
Anemia dapat disebabkan oleh kehilangan darah kronik, kelainan sum sum
tulang, peningkatan hemolisis, infeksi, keganasan, defisiensi endokrin, dan
sejumlah keadaan penyakit lain. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan transfusi
darah utuh. Anemia nutrisional yang disebabkan oleh defisiensi substansi
makanan (misalnya besi, asam folat, vitamin B12 (sianokobalamin) diperlukan
untuk eritropoiesis normal. Obat lain yang berpengaruh terhadap eritropoesis
yaitu riboflavin, piridoksin, kobal dan tembaga.
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai
silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui. Contoh
obat golongan mineral yaitu kalsium, fosfor, magnesium, kalsium, natrium,
klorida, sulfur, fluor, seng, selenium, yodium, mangan, molibden dan
kromium.
B. Kritk dan Saran
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Daftar Pustaka
Bakta, I Made. Pendekatan Terhadap Pasien Anemia dalam Sudoyo, Aru W, et.al.
2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

38

Bakta, I Made, dkk. Anemia Defisiensi Besi dalam Sudoyo, Aru W, et.al. 2006.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Baldy, Catherine M. Gangguan Sel Darah Merah dalam Price, Sylvia A. Wilson,
Lorraine M. 2006. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6. Jakarta: EGC.
Departemen Farmakologi dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.
Farmakologi dan Terapi Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC.
Kamiensky M, Keogh J 2006. Vitamins and Minerals.In: Pharmacology
Demystified.Mc.Graw Hill Companies Inc.,USA.p.137-54.
Sadikin, Muhammad. 2002. Biokimia Darah. Jakarta: Widia Medika
Setiabudy, Rianto. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Gaya Baru
Siswono 2010. Mineral Mix Solusi Alternatif. Indonesian Nutrition Network
Gizi.Net. Cited on May 8th 2011 pkl 22.55http://gizi.net/2010/07/mineralmix-solusi-alternatif/
Soenarto. Anemia Megaloblastik dalam Sudoyo, Aru W, et.al. 2006. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.
Sunaryo, M.Kes. 2004. Vitamin dan Mineral Untuk Kesehatan. Jakarta: Penerbit
EGC
Sylvia, A. Price Lorraine M. Wilson. 2002. Patofisiologi Jilid I. Jakarta: EGC
http://www.gizi.net/lain/gklinis/spekminmix.pdf
http://www.scribd.com/doc/37220094/Obat-Anti-Anemia-Defisiensi

39

40

41

Вам также может понравиться

  • Lupus Indonesia PDF
    Lupus Indonesia PDF
    Документ22 страницы
    Lupus Indonesia PDF
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Brosur Tetes Mata
    Brosur Tetes Mata
    Документ2 страницы
    Brosur Tetes Mata
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Farmakologi Terapan
    Farmakologi Terapan
    Документ18 страниц
    Farmakologi Terapan
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • REAKSI IDENTIFIKASI
    REAKSI IDENTIFIKASI
    Документ3 страницы
    REAKSI IDENTIFIKASI
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Tugas KKAF Redoks 2
    Tugas KKAF Redoks 2
    Документ5 страниц
    Tugas KKAF Redoks 2
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Bagian Makalah KLP 4
    Bagian Makalah KLP 4
    Документ2 страницы
    Bagian Makalah KLP 4
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Makalah Pancasila Kelp. V (1) Baru
    Makalah Pancasila Kelp. V (1) Baru
    Документ24 страницы
    Makalah Pancasila Kelp. V (1) Baru
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Fentanil
    Fentanil
    Документ27 страниц
    Fentanil
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Kelompok 4 Pancasila Baru
    Kelompok 4 Pancasila Baru
    Документ28 страниц
    Kelompok 4 Pancasila Baru
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2
    Kelompok 2
    Документ28 страниц
    Kelompok 2
    Sul Irha
    Оценок пока нет
  • Argento Metri
    Argento Metri
    Документ2 страницы
    Argento Metri
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Asam Amino
    Asam Amino
    Документ2 страницы
    Asam Amino
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Indikator Titrasi
    Indikator Titrasi
    Документ2 страницы
    Indikator Titrasi
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Farmakologi Dan Toksikologi
    Farmakologi Dan Toksikologi
    Документ19 страниц
    Farmakologi Dan Toksikologi
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Tugas KAF Redoks 1
    Tugas KAF Redoks 1
    Документ7 страниц
    Tugas KAF Redoks 1
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • "Analisis Gravimetri": Tugas Individu
    "Analisis Gravimetri": Tugas Individu
    Документ19 страниц
    "Analisis Gravimetri": Tugas Individu
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • TB dan Lepra
    TB dan Lepra
    Документ41 страница
    TB dan Lepra
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • KANKER PENYEBAB
    KANKER PENYEBAB
    Документ24 страницы
    KANKER PENYEBAB
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • TITRASI Kompleksometri
    TITRASI Kompleksometri
    Документ16 страниц
    TITRASI Kompleksometri
    Nur Hikmah Ramadhani
    100% (1)
  • Ndikator Ion Logam
    Ndikator Ion Logam
    Документ2 страницы
    Ndikator Ion Logam
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Oksidasi Dan Reduksi
    Oksidasi Dan Reduksi
    Документ4 страницы
    Oksidasi Dan Reduksi
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Kelompok 2 Antivirus Dan Interferon
    Kelompok 2 Antivirus Dan Interferon
    Документ34 страницы
    Kelompok 2 Antivirus Dan Interferon
    Nur Hikmah Ramadhani
    0% (1)
  • Potensial Elektroda
    Potensial Elektroda
    Документ7 страниц
    Potensial Elektroda
    Nur Hikmah Ramadhani
    100% (1)
  • La Rutan
    La Rutan
    Документ3 страницы
    La Rutan
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Redoks Reaksi Makalah
    Redoks Reaksi Makalah
    Документ8 страниц
    Redoks Reaksi Makalah
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Identifikasi Kation Anion
    Identifikasi Kation Anion
    Документ3 страницы
    Identifikasi Kation Anion
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Titrasi Pengendapan Serta Aplikasinya
    Titrasi Pengendapan Serta Aplikasinya
    Документ5 страниц
    Titrasi Pengendapan Serta Aplikasinya
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Asam Amino
    Asam Amino
    Документ2 страницы
    Asam Amino
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет
  • Argento Metri
    Argento Metri
    Документ2 страницы
    Argento Metri
    Nur Hikmah Ramadhani
    Оценок пока нет