Вы находитесь на странице: 1из 12

Padat KaryaUntuk

Mengurangi Pengangguran
Disusun Oleh :
HERLINDA N. (1432015004)
FIKRI WAHYU (1432015009)
AJI SETIAWAN (1432015010)

3/20/15

Footer Text

Pengertian
Padat karya merupakan kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak
menggunakan tenaga manusia jika dibandingkan dengan
tenaga mesin. Menggunanakan tenaga manusia dalam jumlah besar.Tujuan
utama dari program padat karya adalah untuk membuka lapanga kerja bagi
keluarga-keluarga miskin atau kurang mampu yang mengalami kehilangan
penghasilan atau pekerjaan tetap.
Proyek padat karya merupakan program pemerintah melalui bappenas untuk
memberi lapangan kerja terutama yang kehilangan pekerjaan pada masa
sulit. Salah satu contoh bentuk dari pekerjaan padat karya adalah pekerjaan
kontruksi seperti perbaikan jalan. saluran, dan sebagainya. Yang selama ini
jarang atau tidak mungkin dimasuki oleh pekerjaan perempuan. Masalah
yang dihadapi dalam program kerja padat karya adalah faktor upah yang
ideal bagi seorang pekerja.
3/20/15

Footer Text

Tujuan
bertujuan agar menyerap tenaga kerja
dan muaranya diharapkan bisa
mengurangi jumlah angka kemiskinan
dan pengangguran.Program padat
karya memberikan kesempatan kerja
bagi tenaga kerja pengangguran,
setengah pengangguran, dan pencari
nafkah utama keluarga yang ditujukan
untuk mengurangi angka
pengangguran dan untuk
3/20/15

Footer Text

PERMASALAHAN
Kelebihan
Solusi atas penghentian pengiriman TKI
Adanya program padat karya ini menjadi salah satu solusi atas penghentian pengiriman Tenaga Kerja Indonesia
(TKI). Dengan program padat karya, tenaga kerja tersebut tidak perlu jauh-jauh mengadu nasib, karena program
ini bertujuan untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja pengangguran Indonesia.
Memperkecil angka pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan
Tersedianya lapangan pekerjaan yang memadai bagi tenaga kerja pengangguran menjadi salah satu pintu
keluar dalam mengurangi angka pengangguran yang sangat tinggi di Negeri ini sehingga dengan bertambahnya
pendapatan tenaga kerja pengangguran dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Memberdayakan masyarakat
Dengan program padat karya masyarakat diajak agar berdaya , karena tidak hanya diberi ikan, tetapi juga
diberi kail untuk mengangkat derajatnya. Kodrat manusia adalah bekerja sehingga program padat karya ini
membuat manusia tidak hanya diberi belas kasihan berupa uang atau sembako, tetapi mampu membuat mereka
menjadi bangga ataas hasil kerja keras mereka sendiri.
Meningkatkan pendapatan negara
Tersedianya lapangan pekerjaan yang lebih banyak menyerap SDM dibandingkan mesin menjadikan tenaga
kerja Indonesia menjadi lebih berkualitas sehingga pada bidang industri, produksi yang dihasilkan pun dapat di
ekspor impor dan ikut bersaing dengan pasar dunia sehingga pendapatan negara pun meningkat.
3/20/15

Footer Text

Kelemahan
Adanya korupsi/suap pada dinas sosial
Banyaknya korupsi yang merajalela di Indonesia adalah salah satu yang menjadi penghambat adanya setiap
program pemerintah. Begitu juga dengan program padat karya ini yang terpaksa berhenti di tengah jalan sebelum
mencapai tujuannya yaitu untuk memberdayakan masyarakat dikarenakan adanya para pelaku korupsi yang tidak
bertanggung jawab pada dinas sosial.
Rekruitmen pekerja dilakukan secara sembarangan
Pola perencanaan dan pengawasan relalif masih lemah, tanpa dukungan data akurat tentang ketepatan/kelayakan
siapa saja yang pantas diikutserlakan dalam program padat karya. Karena itu, bisa saja proses rekruitmen pekerja
dilakukan secara sembarangan, yang penting target terpenuhi. Bahkan dapat terjadi peserta padat karya bukanlah
pengangguran, tetapi yang sudah punya pekerjaan.
Kualitas hasil produksi yang tidak seragam
Perbedaan kreativitas dan kemampuan tiap para pekerja juga merupakan salah satu kendala program ini.Perbedaan
kreativitas serta kemampuan dari para pekerja pasti menghasilkan sebuah produk yang berbeda-beda pula.Hal itu
mengakibatkan ketidakseragaman kualitas dari produk yang jika dibandingkan dengan mesin yang selalu
menghasilkan kualitas yang seragam.
Pengeluaran dana cukup besar
Program padat karya yang bertujuan untuk memberdayakan sumber daya manusia mengharuskan tenaga kerja
pengangguran yang sudah mendapatkan pekerjaan harus digaji, diberikan jaminan kesehatan dan pelatihan maupun
pembinaan dari produsen untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja tersebut. Sehingga dana yang dikeluaran untuk
program padat karya pun tentu saja cukup besar dibandingkan dengan penggunaan kinerja mesin yang tidak harus
mengeluarkan dana ekstra tersebut.
3/20/15

Footer Text

Peluang
Produk lokal dapat eksis di pasar dunia
Kualitas suatu produk tentu saja merupakan kunci utama dalam perdagangan. Produk lokal yang berkualitas
tinggi dengan kreativitas dan sentuhan yang berciri khas Indonesia tanpa menjiplak negara lain berpeluang
menunjukkan jati dirinya dan menembus pasar dunia.
Maraknya pelatihan-pelatihan tenaga kerja dalam dunia usaha
Dengan adanya progam padat karya ini tenaga kerja menjadi lebih terampil karena diberdayakan dengan pelatihan
dan pembinaan.Hal itu turut menjadi perhatian dalam dunia usaha di Indonesia dimana para pengusaha menjadi
berpikir untuk ikut mendidik dan membina tenaga kerja dibawah naungan mereka agar kualitas kinerjanya
meningkat.
Industri produksi menjadi lebih berkembang
Dengan program padat karya sumber daya manusia lah yang lebih banyak dipakai dibandingkan dengan kinerja
mesin, hal itulah yang turut membuat industri produksi menjadi lebih berkembang.Karena pada
pengembangannya seperti membuka cabang-cabang baru tidak memerlukan kinerja mesin melainkan hanya
tenaga kerja yang terdidik.
Berdampak positif terhadap pengurangan angka kemiskinan
Para pengusaha dan tenaga kerja harus memiliki kertergantungan satu dengan lainnya agar industri yang mereka
ciptakan dapat berjalan dengan baik bahkan terus meningkat. Jika iklim industri kondusif maka pengangguran
dapat teratasi dan selanjutnya akan berdampak positif terhadap upaya menekan angka kemiskinan.

3/20/15

Footer Text

Tantangan
Produk lokal harus bisa menarik perhatian masyarakat
Masyarakat Indonesia yang cenderung lebih tertarik dengan produk-produk impor membuat produk lokal tidak laku
di pasaran.Dengan adanya program padat karya ini tenaga kerja yang sudah diberdayakan dengan keterampilan dan
pelatihan-pelatihan harus mampu menghasilkan sebuah produksi lokal yang bisa menarik perhatian masyarakat
Indonesia terlebih dahulu baru bisa bersaing dengan pasar dunia.
Sulit ditengah gejolak perekonomian dunia
Sulit mengeluaran dana yang cukup besar dalam menjalankan program padat karya ini mengingat perekonomian
dunia yang tidak stabil dan cenderung bergejolak yang berdampak kepada perekonomian Indonesia.
Masih banyak tenaga kerja yang memilih menjadi TKI ke luar negeri
Pendapatan yang dirasa tidak sesuai dengan pengeluaran kebutuhan sehari-hari membuat tenaga kerja lebih memilih
menjadi TKI yang dikirimkan ke luar negeri dibandingkan bekerja dengan lahan pekerjaan yang sudah disediakan
oleh program padat karya ini turut menjadi tantangan bagi pemerintah untuk dapat merangkul kembali tenaga kerja
tersebut.
Hubungan antar negara
Jika kita menjual barang sudah pasti kita akan melayani pembeli tersebut dengan sebaik-baiknya dan menjalin
hubungan yang baik dengan harapan suatu saat pembeli itu akan datang kembali dengan rasa puas dan membeli
produk kita lagi. Begitu pula yang seharusnya dilakukan dalam memasarkan produk lokal, kita harus menjalin serta
menjaga keutuhan hubungan antar negara. Hubungan antar negara yang tidak harmonis akan berdampak negatif
karena dalam pemasarannya akan sulit menembus pasar dalam negara tersebut.

3/20/15

Footer Text

PELATIHAN
Pemerintah menyediakan fasilitas dan program-program pelatihan kerja yang tersedia di Balai-balai Latihan Kerja
(BLK) di seluruh Indonesia untuk mempercepat penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di
daerah-daerah.
Program Pelatihan
A. Berdasarkan jenis pelatihan:
1. Pelatihan institusional
2. Pelatihan non institusional
3. Pelatihan berbasis kompetensi
4. Pemagangan / on the job training
5. Pelatihan usaha mandiri
6. Pengukuran produktivitas
7. Pelatihan dan penyuluhan produktivitas
8. Pelatihan motivasi
9. Pelatihan kewirausahaan
10. Pelatihan supervisi
11. Quality control cirlce (gugus kendali mutu)
12. Klinik produktivitas
13. Penerapan five S (5S)
14. Integrated Productivity Improvement (IPI)
15. Integrated Community Development (ICD)

B. Berdasarkan tingkatan pelatihan:


1. Pelatihan Tingkat Dasar dan Pelatihan Non Berjenjang
Bebas persyaratan
2. Pelatihan Tingkat Menengah :
Pendidikan serendah-rendahnya SLTP
Pendidikan serendah-rendahnya SLTA / sederajat untuk
Kejuruan Bahasa, Perhotelan dan Tata Niaga
Mempunyai sertifikat pelatihan tingkat dasar (160 JL)
atau mempunyai pengalaman kerja 6 bulan
Lulusan SMK (sesuai kejuruan)
3. Pelatihan Tingkat Atas
Pendidikan serendah-rendahnya SLTP
Pendidikan serendah-rendahnya SLTA / sederajat untuk
Kejuruan Bahasa, Perhotelan dan Tata Niaga
Mempunyai seritifikat pelatihan tingkat menengah (480 JL)
atau
mempunyai pengalaman kerja minimal 1 (satu) tahun

3/20/15

Footer Text

Jenis Kejuruan dan Lama Pelatihan


I. Teknologi Mekanik
1. Mesin logam tingkat dasar (160 JL)
2. Mesin logam tingkat menengah (480 JL)
3. Mesin logam tingkat atas (360 JL)
4. Las listrik tingkat dasar (160JL)
5. Las listrik tingkat menengah (480 JL)
6. Las listrik tingkat atas (360 JL)
7. Las Karbit (160 JL)
8. Las CO2 (160JL)
9. Teknisi mekanik (320 JL)
10. CNC - Milling dan Bubut (80 JL)
II. Otomotif
1. Motor bakar tingkat dasar (160 JL)
2. Motor bakar tingkat menengah (480 JL)
3. Motor bakar tingkat atas (360 JL)
4. Sepeda motor (160 JL)
5. Sepeda motor spesial (320 JL)
6. Mobil bensin (160 JL)
7. Mobil diesel (160 JL)
III. Elektronika
1. Elektronika tingkat dasar (160 JL)
2. Elektronika tingkat menengah (480 JL)
3. Elektronika tingkat atas (360JL)
4. TV Hitam Putih dan TV Warna (480 JL)
5. Teknisi Digital (160 JL)
6. Teknisi HP (160 JL)

3/20/15

IV. Listrik
1. Mesin listrik tingkat dasar (160 JL)
2. Mesin listrik tingkat menengah (480 JL)
3. Mesin listrik tingkat atas (360 JL)
4. Instalasi listrik (160 JL)
5. Teknik pendingin (160 JL)
6. Instalasi tenaga (160 JL)
7. Menggulung motor (160 JL)
8. Teknisi listrik (480 JL)
V. Bangunan
1. Furniture tingkat dasar (160 JL)
2. Furniture tingkat menengah (480 JL)
3. Furniture tingkat atas (360 JL)
4. Kayu umum tingkat dasar (480 JL)
5. Kayu tingkat menengah (480 JL)
6. Kayu tingkat atas (360 JL)
7. Teknik bubut (160 JL)
8. Operator mesin kayu (160 JL)
VI. Aneka Kerajinan
1. Menjahit tingkat dasar (160 JL)
2. Menjahit tingkat menengah (480 JL)
3. Menjahit tingkat atas (360 JL)
4. Bordir tingkat dasar (160 JL)
5. Bordir tingkat menengah (480 JL)
6. Bordir tingkat atas (360 JL)
7. Ukir kayu (160 JL)
8. Sablon (160 JL)

Footer Text

VII. Bahasa Asing


1. Bahasa Inggris tingkat dasar (160 JL)
2. Bahasa Inggris tingkat menengah (480 JL)
3. Bahasa Inggris tingkat atas (360 JL)
4. English for tourism (360 JL)
5. English for Office and Business (160 JL)
6. English for Children (160 JL)
7. Basic technical english (160 JL)
8. English for A Job Seeker (240 JL)
9. Bahasa Jepang (160 JL)

VIII. Tata Niaga


1. Sekretaris kantor tingkat dasar (160 JL)
2. Sekretaris kantor tingkat menengah (480 JL
3. Sekretaris kantor tingkat atas (360 JL)
4. Administrasi perkantoran (160 JL)
5. Akuntansi
6. Komputer:
IX. Perhotelan
1. Perhotelan tingkat dasar (160 JL)
2. Perhotelan tingkat menengah (480 JL)
3. Perhotelan tingkat atas (360 JL)
4. Food and beverage (240 JL)
5. FB. Product (160 JL)
6. FB. Service (160 JL)
7. House keeping (tata graha) (160 JL)
9
8. Room division (240 JL)

FOTO KEGIATAN PELATIHAN


KERJA

3/20/15

Footer Text

10

Tabel Perkembangan tingkat pengangguran sebelum &


sesudahnya mengikuti padat karya pada 5 tahun terakhir

Tingkat
Tahun

perkembangan

Pengangguran
(%)

(%)

2007

11.38

9.11

2008

9.39

7.84

2010

9.32

7.14

2011

8.12

6.56

Sumber 2009
: Badan Pusat
Statistik6.18
(BPS)
7.78

Pada tahun 2007 tingkat pengangguran mencapai 11.38% dan setelah mengikuti program padat karya perkembangannya mencapai 2.72%
Pada tahun 2008 tingkat pengangguran mencapai 9.39% dan setelah mengikuti program padat karya perkembangannya mencapai 1.55%
Pada tahun 2009 tingkat pengangguran mencapai 7.78% dan setelah mengikuti program padat karya perkembangannya mencapai 1.6%
Pada tahun 2010 tingkat pengangguran mencapai 9.32% dan setelah mengikuti program padat karya perkembangannya mencapai 2.18%
Pada tahun 2011 tingkat pengangguran mencapai 8.12% dan setelah mengikuti program padat karya perkembangannya mencapai 1.56%

3/20/15

Footer Text

11

KESIMPULAN
Program padat karya berpengaruh terhadap pengurangan angka pengangguran
Dengan tersedianya lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja bagi tenaga kerja Indonesia turut mengurangi
angka pengangguran di Indonesia.
Program padat karya berdampak positif
Program padat karya dinilai berdampak positif bagi tenaga kerja Indonesia karena lebih menekankan kepada
sumber daya manusia nya sehingga tenaga kerja diberdayakan dengan kemampuan-kemampuan yang terdidik.
Kualitas kemampuan tenaga kerja harus dilatih dan dibina
Ketidakseragaman hasil produk menjadi kendala program padat karya.Untuk itu harus ada pelatihan dan
pembinaan dimana setiap tenaga kerja harus tau standarisasi produk yang berkualitas.
Pemerintah harus mengadakan pengecekan secara berkala pada dinas sosial
Terjadinya korupsi pada dinas sosial adalah kendala terberat program padat karya ini karena dana yang
seharusnya ditujukan untuk kepentingan bersama melalui program padat karya malah disalahgunakan orangorang yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu pemerintah harus mengadakan pengecekan secara berkala
untuk mencegah terjadinya penyimpangan dana.
3/20/15

Footer Text

12

Вам также может понравиться