Вы находитесь на странице: 1из 57

perpustakaan.uns.ac.

id

digilib.uns.ac.id

PENYUSUNAN MODEL ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB) UNTUK


PROGAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) DI KABUPATEN
BOYOLALI

Skripsi

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat Syarat Untuk
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:
Andreas Tattuk Bramantya

(F0107025)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

PENYUSUNAN MODEL ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB) UNTUK


PROGAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) DI KABUPATEN
BOYOLALI

Surakarta, Juli 2011


Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing

(Sumardi , S.E.)
NIP. 196209081987021004

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas tugas dan memenuhi
syarat syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi
Pembangunan

Surakarta, Juli 2011


Tim Penguji Skripsi

1. Dr. Agustinus Suryantoro,MS

Sebagai Ketua

NIP. 19590911 198702 1 001

2. Sumardi, SE
NIP. 19620908 198702 1 004

3. Dwi Prasetyani, SE, MSi

Sebagai Anggota dan

Pembimbing

Sebagai Sekretaris

NIP. 19770217 200312 2 003

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :


Papa Mama Kakak adikku yang tercinta
Sahabat sahabatku
Almamaterku

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus, penulis panjatkan atas segala
anugrahNya yang berlimpah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Penyusunan Model Analisis Standar Belanja (ASB) Untuk Progam
Pendidikan Dan Pelatihan Di Kabupaten Boyolali.
Skripsi ini disusun guna melengkapi untuk menyelesaikan progam S1 pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bersama ini penulis
mengucapkan terimakasih dan penghargaan setingi-tingginya kepada semua pihak
yang membantu memberikan dukungan material maupun spiritual sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Kemudian dengan selesainya skripsi ini penulis
dengan segenap cinta dan ketulusan hati mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS,. Selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta,
2. Bapak Drs. Supriyono, M.Si,. dan Ibu Izza Mafruah, SE, M.Si,. selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomu Pembangunan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Bapak Sumardi, S.E., selaku Pembimbing yang telah memberikan izin penelitian
dan bimbingan.
4. Tim Penguji yang telah banyak memberi arahan guna perbaikan skripsi ini

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

5. Seluruh pegawai Satuan Kerja Perangkat Daerah Boyolali, yang telah membantu
penulis dalam mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan
skripsi.
6. Keluarga tercinta, Papa, Mama, Mbak Icha, Esye, atas dukungan materiil, moril,
dan spiritual.
7. Rekan rekan, Eko Yuono, Nastiti Yanuarita, Ari Widi Andhono, Satya
Tamyawan, atas dukungan dan bantuannya setiap saat
8. Rekan rekan tim doa dan profetik GBI ROCK Solo, terimakasih untuk
dukungan doa dan semangatnya
9. Teman teman EP 2007 kelas B, HMJ EP UNS, atas dukungan dan bantuannya,
serta pengalaman hidup yang berharga bersama kalian.
10. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, kami ucapkan
terimakasih. Semoga Tuhan senantiasa memberikan anugrahNya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi wacana pengembangan penelitian Ilmu
Ekonomi

dan Studi Pembangunan, khususnya konsentrasi keuangan daerah dan

implikasinya pada tataran empiris dan praktis. Segala kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada penulis diterima dengan senang hati.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.

ii

HALAMAN PENGESAHAN.

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN..

iv

KATA PENGANTAR.

DAFTAR ISI

vii

DAFTAR TABEL

ABSTRAKSI...

xi

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian.

B. Perumusan Masalah..

C. Tujuan Penelitian..

D. Manfaat Penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Anggaran Berbasis Kinerja.............

B. Belanja Daerah..

C. Analisis Standar Belanja..

10

D. Arahan Perundang-undangan Analisis Standar Belanja 12


E. Landasan Teori 14
a. Transparansi Publik.. 14
b. Akuntabilitas Publik. 15

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

c. Value for Money...... 16


F. Penelitian Terdahulu. 17
G. Hipotesis Penelitian.. 18

BAB III

Metodologi Penelitian
A. Jenis dan Sumber Data 19
B. Teknis Analisis Data 19
1. Pendekatan ABC (Activities Based Costing) ... 20
2. Pendekatan Regresi Sederhana. 21

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data. 26
1. Penyusunan Analisis Standar Belanja 25
B. Analisis Hasil Estimasi Data

30

1. Pengujian Outlier pada Data

30

2. Pembuatan dan Pengujian Koefisien Regresi


pada Model Pendidikan dan Pelatihan...

31

a. Pengujian Koefisien Regresi pada Model Pendidikan


dan Pelatihan 32
b. Pembentukan Model Analisis Standar Belanja
Pendidikan dan Pelatihan..

32

3. Perhitungan Batas Minimum dan Maksimum Belanja..

32

4. Perhitungan Prosentase Alokasi Belanja Rata-rata

35

5. Perhitungan Prosentase Alokasi Belanja Minimum..

36

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

6. Perhitungan Prosentase Alokasi Belanja Maksimum........

37

7. Penyusunan Analisis Standar Belanja


Secara Keseluruhan. 38
8. Verifikasi Kewajaran Belanja dalam Suatu Kegiatan
dengan Menggunakan Model ASB 41

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

44

B. Keterbatasan Penelitian. 46
C. Saran.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

commit to user

46

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Perkembangan Anggaran dan Realisasi Belanja
Daerah Kabupaten Boyolali,Tahun 2006-2009

Tabel 4.1 Anggaran dan pengendali belanja


kegiatan Diklat Kabupaten Boyolali tahun 2006 2010.

29

Tabel 4.2 Analisis Kekeliruan Baku Taksiran


Kegiatan Diklat Kabupaten Boyolali Tahun 2006 2010..

34

Tabel 4.3. Perhitungan Prosentase Alokasi Belanja Rata-rata


Kegiatan Diklat Kabupaten Boyolali Tahun 2006 2010..

35

Tabel 4.4 Perhitungan Prosentase Alokasi Belanja Minimum


Kegiatan Diklat Kabupaten Boyolali Tahun 2006 2010

36

Tabel 4.5 Perhitungan Prosentase Alokasi Belanja Minimum


Kegiatan Diklat Kabupaten Boyolali Tahun 2006 2010.

37

Tabel 4.6. Batasan Alokasi Objek Kegiatan Diklat


Kabupaten Boyolali Tahun 2006 2010

41

Tabel 4.7. Anggaran Kegiatan Diklat Untuk Verifikasi


Kewajaran Belanja dengan Metode ASB..

42

Tabel 4.8. Verifikasi Kewajaran Belanja Kegiatan Diklat


dengan Metode ASB..

commit to user

43

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAKSI

PENYUSUNAN MODEL ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB) UNTUK


PROGAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) DI KABUPATEN
BOYOLALI

Andreas Tattuk Bramantya


F0107025

Penelitian ini berjudul PENYUSUNAN MODEL ANALISIS STANDAR


BELANJA (ASB) UNTUK PROGAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
(DIKLAT) DI KABUPATEN BOYOLALI, yang bertujuan untuk mengetahui
kewajaran anggaran keuangan dan menentukan model analisis standar belanja yang
memenuhi kewajaran pada kegiatan pendidikan dan pelatihan di Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan the
cost perfomance of activities (ABC) dan pendekatan regresi sederhana.Sedangkan
data yang digunakan adalah data sekunder, berupa kegiatan eksisting pemerintah
daerah pada tahun berjalan (berupa Rancangan Kerja Anggaran atau Dokumen
Pelaksanakan Anggaran Satuan Perangkat Kerja Daerah) dan juga data sekunder
berupa standar harga satuan Kabupaten Boyolali tahun 2006 2010.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa perbandingan dari 40 kegiatan
pendidikan dan pelatihan (diklat) di Kabupaten Boyolali dengan menggunakan
Analisis Standar Belanja (ASB), didapatkan seluruh kegiatan diklat tergolong pada
kelompok wajar proses penganggarannya menurut ASB. Satu dari dua kegiatan
verifikasi kewajaran belanja dengan menggunakan model ASB Pendidikan dan
Pelatihan Kabupaten Boyolali mengalami ketidakwajaran dalam proses
penganggarannya. Anggaran kegiatan Bimbingan teknis implementasi paket regulasi
tentang pengelolaan keuangan Daerah berada di bawah batas minimum dari anggaran
yang telah ditetapkan oleh model ASB.
Berdasarkan hasil tersebut, penulis menyarankan Pemerintah kabupaten
Boyolali sebaiknya memonitoring pembuatan anggaran pada masing-masing Satuan
Kerja Perangkat Daerah, supaya terjadi efisiensi dalam pelaksanakan sebuah
kegiatan.
Kata Kunci : Analisis Berbasis Kinerja, Analisis Standar Belanja

commit to user

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Pada jaman sekarang ini, adanya tuntutan transparansi dan akuntabel
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap pengelolaan keuangan daerah semakin meningkat. Supaya dapat
memenuhi tuntutan tersebut, terutama atas tuntutan akuntabel, dapat
dilakukan dengan cara pengelolaan keuangan daerah secara ekonomis,
efisien, dan efektif. Transparansi berarti keterbukaan pemerintah dalam
membuat kebijakan kebijakan keuangan, sehingga dapat diketahui dan
diawasi oleh DPR/DPRD maupun masyarakat. Transparansi pengelolaan
keuangan pada akhirnya akan menciptakan horizontal accountability
(pertanggungjawaban kepada masyarakat luas) antara pemerintah dengan
masyarakatnya, sehingga tercipta pemerintahan yang bersih, efektif, efisien,
akuntabel dan responsif terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat.
Sedangkan pengendalian berarti penerimaan dan pengeluaran harus sering
dimonitor, dengan cara membandingkan antara yang dianggarkan dengan
yang dicapai (Mardiasmo, 2002).
Berdasarkan tuntutan tersebut, ada sebuah penyusunan dalam
keuangan daerah yang disebut dengan Analisis Standar Belanja (ASB) yang
dapat mengatasi permasalahan di atas. Menurut Peraturan Menteri Nomor 13
tahun 2006 pada lampiran surat edaran bupati tentang penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran-Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD), dokumen
harus dilampiri dengan kebutuhan penganggaran (KUA), PPA, Kode

commit to user

Rekening APBD, format RKA-SKPD, Analisis Standar Belanja, dan standar


satuan harga.
Alasan Analisis Standar Belanja tersebut dibuat dikarenakan sering
terjadi di dalam sebuah proses penganggaran, suatu kegiatan yang sama,
target kinerja yang sama, tetapi anggaran yang dibuat jauh berbeda. Hal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut disebabkan karena dalam proses penganggaran masih tergantung
oleh pembuat alokasi penganggaran, serta belum adanya perangkat yang
dapat

menstandarkan

pembuatan

anggaran

tersebut.

Berdasarkan

permasalahan diatas, maka perlu dibuat sebuah instrument/alat yaitu Analisis


Standar Belanja, yang mana alat yang dapat mengetahui standar untuk output
setiap kegiatan, serta estimasi (harga) untuk setiap penganggaran kegiatan
bila output tersebut kinerjanya sama. Dokumen penganggaran seringkali
dikalahkan dengan produk politik dan birokrasi. Ini yang menyebabkan
kualitas kinerja dari kegiatan tersebut itu tidak maksimal. Sedangkan letak
ASB sendiri berada pada bagian perencanaan, artinya sebelum APBD
ditetapkan, ASB harus sudah ada terlebih dahulu.
Cara

menyusun

Analisis

Standar

Belanja

ialah

pertama,

mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang ada di Pemerintah daerah (Dasar


Anggaran Satuan Kerja, Dokumen Pelaksanaan Anggaran, Satuan Kerja
Perangkat Daerah). Kedua, mengidentifikasi jenis kegiatan dengan persamaan
output dan cost drivernya, artinya penentu dari anggaran itu yang sama
dikumpulkan (sebagai contoh kegiatan diklat A, diklat B, Diklat C, dst).
Ketiga, mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi belanja jenis
kegiatan yang tertentukan (jumlah orang, jumlah hari, dsb), Berikutnya,

commit to user

membuat modelnya, selanjutnya ialah melakukan model regresi berganda


dengan menghubungkan belanja anggaran dengan cost drivernya, dan tahap
yang terakhir ialah melakukan simulasi untuk berbagai kemungkinan
indipendent

variabel,

memasukkan

nilai

minimum

dan

maksimum

berdasarkan standar deviasi. Jadi di dalam model tersebut, nantinya terdapat


perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
model rata-rata, model minimal, model maksimal, kemudian menghitung
kewajaran alokasi belanja untuk masing-masing kegiatan pengeluaran
belanja.
Sebagaimana visi Kabupaten Boyolali yaitu Boyolali pro investasi
yang mana visi tersebut telah dijabarkan dalam beberapa misinya peningkatan
pelayanan masyarakat serta mewujudkan masyarakat sehat dan berdaya saing,
untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas bagi aparatur dan masyarakat
dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dan mampu memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat, maka pendidikan dan pelatihan adalah
salah satu cara agar visi dari pemerintah kabupaten boyolali dapat tercapai.
Pendidikan dan pelatihan bagi peningkatan sumber daya manusia di daerah
dibedakan menjadi dua yaitu :
1.

Pendidikan dan pelatihan bagi aparatur


Pendidikan dan pelatihan bagi aparatur merupakan kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan dan keterampilan
aparatur daerah. Para aparatur yang mengikuti pelatihan ini diharapkan
akan semakin mampu untuk meningkatkan kualitas pelayanannya kepada
masyarakat.

2.

Pendidikan dan pelatihan bagi mayarakat

commit to user

Pendidikan dan pelatihan ini merupakan kegiatan yang dibangun


untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Elemen
masyarakat yang pernah mengikuti kegiatan ini diharapkan akan menjadi
salah satu bagian dari pendorong perubahan yang cukup baik dalam
kehidupan masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam menyusun APBD, Pemerintah Kabupaten Boyolali belum
sepenuhnya berdasarkan pada penganggaran berbasis kinerja, yang mana
belum terlihat jelas

kaitan

yang

erat

dengan

proses

pengelolaan

pencapaian dan juga belum adanya standar analisis belanja, standar biaya,
standar pelayanan minimal, perencanaan kinerja dan target kinerja. Hal ini
disebabkan

di

pemerintah

Kabupaten

Boyolali

belum

sepenuhnya

menerapkan alat yang menjadi tolok ukur capaian kinerja keberhasilan suatu
program dan kegiatan. Demikian juga sumber daya yang cukup untuk
peningkatan implementasi anggaran berbasis kinerja berupa adanya upaya
penyediaan sarana dan prasarana peningkatan kualitas implementasi anggaran
berbasis kinerja masih belum terselenggara secara berkelanjutan dalam upaya
perbaikan penganggaran berbasis kinerja. Meskipun saat ini dalam
penyusunan anggaran pada masing-masing kegiatan telah berpedoman
berdasarkan anggaran berbasis kinerja, akan tetapi hanya sebatas pemahaman
dari sisi format penganggaran saja dan tidak secara menyeluruh dalam
penerapannya serta belum menggunakan Analisis Standar Belanja meski
tetap berpegangan pada standar harga barang dan jasa. Berikut ini tabel yang
menunjukkan

perkembangan

anggaran

dan

realisasi

belanja daerah

Kabupaten Boyolali tahun 2006-2009

commit to user

Tabel 1.1
Perkembangan Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah
Kabupaten Boyolali,Tahun 2006-2009

No Tahun
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1
2006 626.294.516.267,00 530.074.202.235,00 84,64
2
2007 811.613.230.000,00 738.497.675.773,00 90,99
3
2008 845.747.630.000,00 793.262.107.869,00 93,79
perpustakaan.uns.ac.id
4
2009 892.987.309.000,00 808.017.387.034,00 digilib.uns.ac.id
90,48
Sumber : Boyolali dalam Angka tahun 2006-2009, Laporan Realisasi
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali
Tahun 2006-2009 (data diolah)

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa perkembangan anggaran


belanja daerah Pemerintah Kabupaten Boyolali mengalami peningkatan
setiap tahunnya yang mana pada tahun 2006 terdapat anggaran sebesar Rp
626.294.516.267,00 meningkat menjadi sebesar Rp 811.613.230.000,00 pada
tahun 2007, dan lebih tinggi lagi kenaikannya untuk tahun 2009 yaitu sebesar
Rp 892.987.309.000,00. Begitu pula dengan realisasi belanja daerahnya.
Menurut penjelasan dimuka, peningkatan anggaran maupun realisasi belanja
daerah setiap tahunnya di Kabupaten Boyolali dapat menimbulkan kekurangefisiensian

dan

dapat

menimbulkan

ketidakwajaran

dalam

proses

penganggaran setiap kegiatan

commit to user

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan perumusan uraian diatas, maka dapat disimpulkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah anggaran keuangan untuk Progam Pendidikan dan Latihan
(Diklat) di Kabupaten Boyolali sudah berjalan wajar/realistis?
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Bagaimana model penyusunan Analisis Standar Belanja yang dapat
memenuhi kewajaran anggaran keuangan untuk Progam Pendidikan dan
Latihan (Diklat) di Kabupaten Boyolali?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kewajaran pada anggaran keuangan Progam Pendidikan dan
Latihan (Diklat) di Kabupaten Boyolali
2. Menentukan model analisis standar belanja yang memenuhi kewajaran
pada kegiatan pendidikan dan pelatihan di Satuan Perangkat Kerja Daerah
Kabupaten Boyolali

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1.

Sebagai bahan informasi yang dapat memberikan kontribusi bagi


pemerintah kabupaten Boyolali dan DPRD dalam penyusunan anggaran
belanja daerah agar penetapan pengeluaran pembiayaan untuk suatu
kegiatan dapat teralokasi dengan biaya yang wajar

commit to user

2. Sebagai perluasan khasanah penelitian yang sudah ada khususnya dalam


upaya menentukan analisis standar belanja bagi pemerintah kabupaten
Boyolali dalam menetapkan anggaran kinerja sesuai yang diamanatkan
oleh peraturan perundang-undangan dalam keuangan daerah
3. Sebagai bahan masukan dan referensi bagi peneliti untuk penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
selanjutnya tentang implementasi model analisis standar belanja dalam
penyusunan anggaran daerah

commit to user

BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. Anggaran Berbasis Kinerja


Anggaran berbasis kinerja merupakan sistem penganggaran yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memberikan fokus pada fungsi dan kegiatan pada suatu unit organisasi,
dimana setiap kegiatan yang ada tersebut harus dapat diukur kinerjanya.
Definisi lain pada buku Modul Overview Keuangan Negara oleh Departemen
Keuangan

(2008),

anggaran

berbasis

kinerja

merupakan

metode

penganggaran bagi manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang


dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang
diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran tersebut.
Capaian hasil tersebut didiskripsikan pada seperangkat tujuan dan dituangkan
dalam target kinerja pada setiap unit kerja. Bagaimana cara agar tujuan itu
dapat

dicapai,

dituangkan

dalam

program

diikuti

dengan

pembiayaan/pendanaan pada setiap tingkat pencapaian tujuan. Program pada


anggaran berbasis kinerja didefinisikan sebagai keseluruhan aktivitas, baik
aktivitas langsung maupun tidak langsung yang mendukung program
sekaligus melakukan estimasi biaya-biaya berkaitan dengan pelaksanaan
aktivitas tersebut. Aktivitas tersebut disusun sebagai cara untuk mencapai
kinerja tahunan. Dengan kata lain, integrasi dari rencana kinerja tahunan
(Renja) yang merupakan rencana operasional dari Renstra dan anggaran
tahunan merupakan komponen dari anggaran berbasis kinerja. Sedangkan
menurut BPKP (2005), anggaran berbasis kinerja metode penganggaran bagi

commit to user

manajemen untuk mengaitkan setiap pendanaan yang dituangkan dalam


kegiatan-kegiatan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan termasuk
efisisiensi dalam pencapaian hasil dari keluaran tersebut. Keluaran dan hasil
tersebut dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit kerja.

perpustakaan.uns.ac.id
B. Belanja Daerah

digilib.uns.ac.id

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006, belanja


daerah adalah belanja yang dipergunakan untuk mendanai pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah yang
terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya
dalam bagian atau bidang tertentu yang dilaksanakan bersama antara
pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan
ketentuan perundang-undangan. Belanja urusan wajib diprioritaskan untuk
melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam
memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum
yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Dan peningkatan
kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan dalam prestasi kerja dalam
pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Berdasarkan kelompok jenis belanja dapat uraikan sebagai berikut :
a. Belanja Tidak Langsung; merupakan belanja yang dialokasikan tidak
terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja tidak
langsung, pada dasarnya merupakan belanja yang digunakan secara

commit to user

bersama-sama (common cost) untuk melaksanakan seluruh program atau


kegiatan unit kerja. Oleh karena itu dalam penghitungan ASB, anggaran
belanja tidak langsung dalam satu tahun anggaran harus dialokasikan ke
setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun
anggaran yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Belanja langsung merupakan belanja yang dialokasikan terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Karakteristik belanja
langsung adalah bahwa input (alokasi belanja) yang ditetapkan dapat
diukur dan diperbandingkan dengan output yang dihasilkan.

C. Analisis Standar Belanja


Analisis Standar Belanja merupakan salah satu yang harus dikembangkan
sebagai dasar pengukuran kinerja keuangan dalam penyusunan APBD dengan
pendekatan kinerja. Menurut buku Pedoman Penyusunan APBD berbasis
kinerja

yang

diterbitkan

oleh

Badan

Pengawasan

Keuangan

dan

Pembangunan (2005), Analisis Standar Belanja adalah standar yang


digunakan untuk menganalisis anggaran belanja yang digunakan dalam suatu
progam atau kegiatan untuk menghasilkan tingkat pelayanan tertentu sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
Standar Analisis Belanja digunakan untuk menilai kewajaran beban kerja
dan biaya setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh satuan
kerja perangkat daerah dalam satu tahun anggaran. Penilaian terhadap usulan
anggaran belanja dikaitkan dengan tingkat pelayanan yang akan dicapai
melalui program atau kegiatan. Usulan anggaran belanja yang tidak sesuai

10

commit to user

dengan Standar Analisis Belanja akan ditolak atau direvisi sesuai standar
yang ditetapkan. Rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah
(APBD) disusun berdasarkan hasil penilaian terhadap anggaran belanja yang
diusulkan satuan kerja perangkat daerah.
Dalam rangka menyiapkan rancangan APBD, Standar Analisis Belanja
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan standar atau pedoman yang bermanfaat untuk menilai kewajaran
atas beban kerja dan biaya terhadap suatu kegiatan yang direncanakan oleh
setiap unit kerja. Standar Analisis Belanja digunakan untuk menilai dan
menentukan rencana program, kegiatan dan anggaran belanja yang paling
efektif dan upaya pencapaian kinerja. Penilaian kewajaran berdasarkan
Standar Analisis Belanja berkaitan dengan kewajaran biaya suatu progam
atau kegiatan yang dinilai berdasarkan hubungan antara rencana alokasi biaya
dengan tingkat pencapaian kinerja progam atau kegiatan yang bersangkutan.
Disamping Standar Analisis Belanja sebagai dasar penilaian usulan anggaran
belanja dapat juga dilakukan berdasarkan kewajaran beban kerja untuk
menilai kesesuaian antara program atau kegiatan yang direncanakan oleh
suatu unit kerja dengan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) yang bersangkutan.
Penerapan Standar Analisis Belanja pada dasarnya akan memberikan
manfaat antara lain: 1) mendorong setiap unit kerja untuk lebih selektif dalam
merencanakan program dan atau kegiatannya; 2) menghindari adanya belanja
yang kurang efektif dalam upaya pencapaian kinerja; 3) mengurangi tumpang
tindih belanja dalam kegiatan investasi dan non investasi.

11

commit to user

D. Arahan Perundang-undangan Analisis Standar Belanja


Anggaran pendapatan dan belanja daerah merupakan wujud pengelolaan
keuangan daerah yang ditetapkan setiap tahun dengan peraturan daerah .
APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintah dan
kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan APBD berpedoman kepada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rencana kerja pemerintah daerah dalam rangka tercapainya tujuan bernegara.
Analisis standar belanja merupakan isu penting bagi setiap daerah dalam
menetapkan rencana anggaran pengeluaran daerah.
Arahan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan analisis
standar belanja antara lain :
1. Pasal 167 ayat (3) Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah,Belanja daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mempertimbangkan analisis standar belanja, standar harga, tolok ukur
kinerja, dan standar pelayanan minimal yang ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
2. Pasal 39 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005
tentang pengelolaan Keuangan Daerah,Penyusunan RKA SKPD
dengan pendekatan prestasi kerja dilakukan dengan memperhatikan
keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan
dari kegiatan dan progam termasuk efisiensi dalam pencapaian keluaran
dan hasil tersebut; Penyusunan anggaran berdasarkan prestasi kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan capaian
kinerja, indicator kerja, analisis standar belanja, standar satuan harga, dan
standar pelayanan minimal.

12

commit to user

3. Pasal 93 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006
tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah,Penyusunan RKA
SKPD berdasarkan prestasi kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 90
ayat (2) berdasarkan pada indicator kinerja, analisis standar belanja,
standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penerapan anggaran kinerja perlu dikembangkan oleh pemerintah
daerah untuk menghasilkan alokasi dana yang akurat, adil, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Pengembangan anggaran kinerja perlu didukung
oleh analisis standar belanja, tolok ukur kinerja, dan standar biaya. Analisis
stabdar belanja terkait erat dengan aspek kompleksitas tugas pokok dan
fungsi, kualitas dan kuantitas barang modal, kualitas dan kuantitas sumber
daya manusia serta perlengkapan yang dibutuhkan unit kerja.
Paradigma baru dalam pengelolaan keuangan daerah mencakup
tentang penerapan anggaran berbasis kinerja. Dalam penyusunan anggaran
berbasis kinerja yang disampaikan oleh SKPD harus betul-betul dapat
menyajikan informasi yang jelas, tentang tujuan, sasaran serta keterkaitan
antara besaran anggaran dan manfaat yang ingin dicapai dan diperoleh
masyarakat dari suatu kegiatan yang dianggarkan. Oleh karena itu penerapan
anggaran berbasis kinerja mengandung makna bahwa setiap penyelenggara
pemerintahan (pusat/daerah) wajib bertanggung jawab atas hasil proses dan
penggunaan semua sumber daya. Selain itu, anggaran berbasis kinerja juga
merupakan suatu metode penganggaran yang mengkaitkan setiap biaya yang
dituangkan target kinerja dari setiap SKPD di lingkungan pemerintahan
kabupaten/kota terkait

13

commit to user

Pengalokasian sumber daya dalam rangka menghasilkan kineja


pengelolaan keuangan yang ekonomis, efisien dan efektif, sering dihadapkan
oleh situasi dan pilihan yang sulit. Sering kali keputusan diambil tidak
berdasarkan data yang memadai dan mendukung, sebab hanya menggunakan
dasar feeling atau intuisi. Dalam situasi demikian terseusunnya analisis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
standar belanja (ASB) sangat membantu para pengambil kebijakan untuk
menghasilkan keputusan yang logis dengan didukung oleh fakta atau data
yang dapat dipertanggungjawabkan.

E. Landasan Teori
Aplikasi anggaran berbasis kinerja bagi pemerintah daerah akan
menghasilkan

alokasi

dana

yang

akurat,

adil,

serta

dapat

dipertanggungjawabkan. Pengembangan anggaran berbasis kinerja perlu


didukung analisa standar belanja, standar analisis belanja, tolok ukur kinerja
dan standar biaya.
1. Transparansi Publik
Transparansi merupakan salah satu prasyarat untuk menciptakan
good governance dan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi.
Transparansi dibangun berdasarkan arus informasi yang bebas, seluruh
proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu diakses oleh
pihak-pihak yang berkepentingan, serta informasi yang tersedia harus
memadai supaya dapat dimengerti ataupun dimonitoring. Menurut
Mardiasmo (2002:30), transparansi merupakan keterbukaan pemerintah
dalam membuat kebijakan keuangan daerah sehingga dapat diketahui

14

commit to user

dan diawasi oleh DPRD maupun masyarakat. Transparansi pengelolaan


keuangan

daerah

pada

akhirnya

akan

menciptakan

horizontal

accountability antara pemerintah daerah dan masyarakat sehingga


tercipta pemerintahan yang bersih, efektif, efisien, akuntabel,dan
responsif terhadap kepentingan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

2. Akuntabilitas Publik
Menurut

Mahmudi

(2007:9),

akuntabilitas

publik

adalah

kewajiban agen untuk mengelola sumber daya, melaporkan dan


mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan
sumber daya publik kepada pihak pemberi mandat (principal). Dalam
konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberian
informasi atas aktivitas dan kinerja pemerintah kepada pihak-pihak
berkepentingan.

Konsep

akuntabilitas

berbeda

dengan

konsep

responsibilitas karena akuntabilitas dapat dilihat sebagai salah satu


elemen dalam konsep responsibilitas. Akuntabilitas berarti kewajiban
yang dijalankan untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah
dilakukan atau tidak dilakukan oleh seseorang, sedangkan responsibilitas
merupakan akuntabilitas yang berkaitan dengan kewajiban untuk
menjelaskan kepada orang atau pihak lain yang memiliki kewenangan
untuk meminta pertanggungjawaban dan memberikan penilaian.

15

commit to user

3. Value for money


Tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat dalam system anggaran
kinerja adalah mencakup pertanggungjawaban mengenai value for money
yaitu ekonomis (hemat dan cermat) dalam pengadaan alokasi sumber
daya, efisien (berdaya guna) dalam penggunaan dan maksimalisasi hasil,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
serta efektif (berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan dan sasaran
(Mardiasmo, 2002:130). Menurut Mardiasmo, indikator value for money
dibagi menjadi dua bagian yaitu : indikator alokasi biaya (ekonomi dan
efisien), dan indikator kualitas pelayanan (efektifitas).
a. Ekonomi, berarti hubungan antara pasar dan masukan (cost of input),
atau ekonomi adalah praktik pembelian barang dan jasa input dengan
tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang dimungkinkan
(spending less)
b. Efisiensi, berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran
efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output
yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of input). Proses
kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk
tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang
serendah-rendahnya (spending well)
c. Efektifitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau
target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara
keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan
operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan
dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely)

16

commit to user

F. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini secara empiris erat kaitanya dengan penelitian-penelitian
sebelumnya yang berhubungan dengan anggaran belanja daerah dan Analisis
Standar Belanja (ASB) baik dalam negeri maupun luar negeri. Penelitian
tersebut dilakukan dengan berbagai pendekatan yang berbeda.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Nurrahmawati (2006) melakukan perhitungan analisis standar belanja
(ASB) pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Dompu. Dalam
penelitian ini disimpulkan bahwa dari tiga sub dinas yang dijadikan fokus
penelitian, kesemuanya mengalami overfinacing sehingga dengan
kelebihan anggaran ini menunjukkan tidak efisiennya pengelolaan pada
unit kerja.
2. Penelitian juga dilakukan oleh Azmi (2007) yang meneliti tentang
Analisis Standar Belanja (ASB) pada Pemerintah Kota Sawahlunto
dengan mengambil kegiatan yang setara dalam kelompok kegiatan
pengawasan/pengamatan.
menganalisis

Penelitian

kebutuhan

ini

juga

anggaran

bertujuan
untuk

untuk
kegiatan

pengawasan/pengamatan serta menilai kewajaran alokasi anggarannya.


Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

11

kegiatan

pengawasan/pengamatan yang mengalami overfinancing dan terdapat 25


kegiatan pengawasan/pengamatan mengalami underfinancing.
3. Blondal dan Kim (2006) yang meneliti penganggaran di Thailand
menyimpulkan bahwa Thailand sangatlah solid dalam penganggarannya,
secara tradisional sangat sentralistisk yang telah memberikan kekuatan
disiplin anggaran. Departemen-departemen hanya memperbaiki alokasi

17

commit to user

dan efisiensi dalam hal operasional dan pengeluaran publik yang mampu
mengurangi terpusatnya proses anggaran. Dalam memformulasikan
anggaran yang mempunyai peran penting tetap dipegang oleh jajaran
kementerian.
4. Ahmad Dijanto Sajuti (2008) meneliti tentang Implementasi model
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
analisis standar belanja dalam penyusunan anggaran kegiatan pelatihan di
Kabupaten Halmahera Selatan yang menyimpulkan perbandingan dari 30
kegiatan pelatihan teknis maupun nonteknis antara DPA dengan model
ASB dengan menggunakan analisis Comparative Buget Statement,
menghasilkan 18 kegiatan pelatihan teknis maupun nonteknis mengalami
underfinancing dan yang mengalami overfinancing adalah sebanyak 12
kegiatan pelatihan teknis maupun nonteknis.

G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka konsep yang telah
dikemukakan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah anggaran yang
dialokasikan untuk progam pendidikan dan pelatihan di pemerintah
kabupaten Boyolali wajar dalam pengalokasiannya.

18

commit to user

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data


Data yang digunakan adalah data sekunder, berupa kegiatan eksisting
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemerintah daerah pada tahun berjalan (berupa RKA SKPD atau DPA
SKPD) dan juga data sekunder berupa standar harga satuan. Penelitian ini
membahas tentang Analisis Standar Belanja (ASB) dengan obyek penelitian
dilingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali yang difokuskan pada belanja
langsung pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) Kabupaten
Boyolali tahun 2010. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran alokasi belanja dengan menggunakan model Analisis Standar
Belanja, sebagai suatu acuan untuk menentukan kewajaran belanja.
B. Teknis Analisis Data
Penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang dialokasikan
untuk

melaksanakan suatu kegiatan. Kegiatan

dari program yang

dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) sebagai bagian dari pencapaian sasaran, terukur pada suatu
program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya yang
berupa personil, barang modal, dana, atau kombinasi dari beberapa atau
kesemua objek sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam

bentuk barang atau jasa. Adapun

teknik yang digunakan meliputi :

19

commit to user

1. Pendekatan ABC (Activities Based Costing)


Menurut Yanne Kardias, pendekatan ABC (Activities Based
Costing) adalah sebuah cara untuk mengukur/menghitung secara
kuantitatif biaya dan kinerja dari suatu kegiatan

serta teknik yang

digunakan untuk mengalokasikan penggunaan sumber daya dan biaya


perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kepada masing-masing objek biaya (operasional maupun administrasi)
dalam satu kegiatan. Pendekatan ABC bertujuan untuk meningkatkan
keakuratan biaya dalam penyediaan barang maupun jasa yang dihasilkan
dengan menghitung biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable
cost), sehingga total biaya dengan pendekatan ABC adalah :

TOTAL BIAYA = BIAYA TETAP + BIAYA VARIABEL

Disamping itu, proses evaluasi dan penilaian kewajaran


biaya dengan pendekatan ABC dilakukan atas dasar biaya-biaya per
kegiatan pada suatu organisasi atau SKPD. Adapun langkah-langkah yang
harus dijalankan dalam menggunakan pendekatan ABC sebagai berikut :
a. Mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan output yang
seragam dalam satu kelompok.
b. Menentukan aktivitas-aktivitas apa saja yang akan menyebabkan
timbulnya biaya dalam satu kegiatan.
c. Menetapkan pengendali belanja (cost driver) . yang merupakan
faktor-faktor yang mempunyai efek terhadap perubahan level biaya
total dalam satu kegiatan, atau cost driver yang merupakan variabel-

20

commit to user

variabel yang menjadi penyebab munculnya perbedaan biaya dalam


melaksanakan suatu kegiatan tertentu.

2.

Pendekatan Regresi Sederhana

Pendekatan regresi sederhana adalah suatu teknik yang


perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
digunakan untuk membangun suatu persamaan yang menghubungkan
antara variabel tidak bebas (Y) dengan variabel bebas (X) sekaligus
untuk menentukan nilai ramalan atau dugaannya. Dalam regresi
sederhana ini, variabel tidak bebas merupakan total biaya dari suatu
kegiatan, sedangkan variabel bebas merupakan pengendali belanja
dari kegiatan tersebut. Penggunaan regresi dalam menyusun ASB
berguna untuk membuat model (persamaan) regresi untuk peramalan
belanja dari suatu kegiatan. Peramalan

belanja

dengan

model

regresi ini dengan cara menghitung belanja rata-rata, menghitung


batas minimum belanja, dan batas maksimum belanja, serta
menghitung prosentase alokasi kepada masing-masing objek belanja.
Sebelum melakukan estimasi regresi, data terlebih dahulu diuji
outliernya untuk mengetahui sebaran data sesungguhnya. Selanjutnya
menguji koefisien regresi pada data. Sedangkan persamaan garis
regresi sederhana adalah sebagai berikut :

Y = a + bX

21

commit to user

Di mana X dan Y adalah nilai-nilai yang diperoleh dari


pengamatan. Yang perlu ditaksir

adalah koefisien a dan b.

Taksiran terbaik untuk koefisien a dan b adalah dengan


menggunakan metode kuadrat terkecil , yaitu :

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
(Michael C. Fleming,1996:183)
dimana :

n = jumlah data

a=

Dimana koefisien

a merupakan biaya tetap, dan koefisien b

merupakan koefisien untuk belanja variabel. Untuk melihat


reliabilitas dari persamaan garis yang ditaksir, maka dapat
digunakan apa yang disebut sebagai kekeliruan baku taksiran
(standar deviasi). Rumus yang digunakan adalah :

(Abdul Hafiz Tanjung, 2010:12)

22

commit to user

Jika prediksi terhadap

berdasarkan sebuah nilai X yang

ditetapkan telah dibuat,maka kita dapat menentukan interval


perpustakaan.uns.ac.id

taksiran untuk

ini dengan menggunakan kekeliruan baku


digilib.uns.ac.id
taksiran yang dikemukakan di atas. Dengan demikian batas bawah
(minimum) untuk taksiran

dapat dihitung dengan :

Sedangkan batas atas (maksimum) taksiran

adalah :

di mana t diperoleh dari tabel t dengan derajat bebas n 2


Selanjutnya menghitung prosentase alokasi belanja rata-rata,
prosentase alokasi belanja minimum dan prosentase alokasi
belanja minimumnya. Rumus yang digunakan untuk menghitung
prosentase alokasi belanja rata-rata ialah :

Keterangan :
n

: Jumlah kegiatan diklat

23

commit to user

Untuk menghitung prosentase alokasi belanja minimum, dapat


dilakukan dengan cara :

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Keterangan :
BR

: Belanja Rata-rata

BMin : Belanja Minimum


Sedangkan untuk menghitung alokasi belanja maksimum,
dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
BR

: Belanja Rata-rata

BMaks : Belanja Maksimum

24

commit to user

BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
1. Penyusunan Analisis Standar Belanja
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tahapan pertama saat memulai penyusunan Analisis Standar
Belanja ialah mengumpulkan data sekunder yang berupa kegiatan sejenis
yang dijalankan oleh pemerintah daerah Boyolali pada tahun berjalan
(berupa Rancangan Kerja Anggaran/RKA atau Dokumen Pelaksanaan
Anggaran/DPA Satuan Kerja Perangkat Daerah), dan memeriksa
kesesuaian harga satuan yang ada pada RKA SKPD/DPA SKPD
dengan peraturan bupati Boyolali tentang standar harga satuan. Pada tabel
Dokumen Pelaksanakan Anggaran Kegiatan Diklat Kabupaten Boyolali
Tahun 2006 2010 (lampiran) akan disajikan data mengenai kegiatan
pendidikan dan pelatihan (diklat) di Kabupaten Boyolali beserta anggaran
masing-masing kegiatan pada tahun 2006 2010.
Kegiatan Pendidikan dan pelatihan (Diklat) merupakan kegiatan
yang

dilakukan

oleh

pemerintah

daerah

untuk

meningkatkan

kinerja/kemampuan dan juga keahlian pada bidang tertentu bagi Pegawai


Negeri Sipil (PNS) dengan mendatangkan narasumber di lingkungan
pemerintah daerah khususnya di pemerintah kabupaten Boyolali. Pada
pembahasan ini, yang termasuk dalam kegiatan Diklat ialah meliputi
kegiatan

diklat

itu

sendiri,

penyuluhan,

pembinaan,

sosialisasi,

pemberdayaan, pendampingan, dan bimbingan teknis. Jumlah anggaran

25

commit to user

yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan diklat bervariasi dan sesuai


kebutuhan serta peraturan yang berlaku, sebagai contoh untuk kegiatan
diklat prajabatan bagi calon PNS daerah memiliki anggaran sebesar Rp
782.235.300,00. Angka ini sangat besar bila dibandingkan dengan
penataran bagi petugas pelayanan umum yang hanya membutuhkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
anggaran sebesar Rp 5.000.000,00. Jumlah seluruh anggaran kegiatan
pendidikan dan pelatihan sebesar Rp 2.424.404.950,00. Jumlah orang
maupun hari secara keseluruhan ialah masing-masing sebesar 7.459 orang
dan 107 hari.
Kegiatan Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh beberapa
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali diantaranya kegiatan
Pendidikan dan pelatihan prajabatan bagi calon PNS daerah dan
Pendidikan (1) dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS daerah (5)
oleh Badan Kepegawaian Daerah, Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) meliputi kegiatan Penyusunan
analisa standar belanja (2), Sosialisasi paket regulasi tentang pengelolaan
keuangan daerah (3), dan Bimbingan teknis implementasi paket regulasi
tentang pengelolaan keuangan daerah (4). Selanjutnya, Dinas Peternakan
dan Perikanan meliputi Pendampingan pada kelompok tani pembudidaya
ikan (6), Pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap (7),
Penyuluhan pengelolaan bibit ternak yang didistribusikan kepada
masyarakat (8), Penyuluhan kualitas gizi dan pakan ternak (9),
Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi peternakan
masyarakat (10), Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi peternakan

26

commit to user

tepat guna (11), dan Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi


peternakan tepat guna (12).
Pada

SKPD

PU

Perhubungan

dan

Kebersihan

meliputi

Pemberdayaan petani pemakai air (13) serta Kegiatan pendidikan dan


pelatihan pertolongan dan pencegahan kebakaran (14). Sedangkan pada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dinas Kesehatan dan Sosial terdapat 8 kegiatan Pendidikan dan
Pelatihan yaitu Pendidikan dan pelatihan formal (15), Sosialisasi
peraturan perundang-undangan (16), Pembinaan puskesmas menuju
puskesmas era desentralisasi (17), Pembinaan sarana pelayanan
kesehatan (18), Pelatihan ketrampilan dan praktek belajar kerja bagi anak
telantar (19), Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan eks
trauma (20), Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat (21), dan
Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi (22).
Infokom Kehumasan terdapat 1 kegiatan yaitu Sosialisasi program
kegiatan

penyelenggaraan

pemerintah,

pembangunan

dan

kemasyarakatan (23), untuk Dampak lingkungan terdapat 3 kegiatan


yaitu Pembinaan gerakan lingkungan hidup (24), Koordinasi dan
pembinaan pelaksanaan program adipura (25), Pembinaan penyusunan
dan penerapan dokumen UKL/UPL (26).
Satuan Kerja Perangkat Daerah berikutnya ialah Dinas
Pelayanan terpadu yaitu Sosialisasi penyelenggaraan SOS (27), dan
Penataran bagi petugas pelayanan umum (28) dan Kantor arsip daerah
adalah Bintek kearsipan (29) dan Sosialisasi kearsipan (30), masingmasing ada 2 kegiatan. Lalu Kesbangpollinmas terdapat 7 kegiatan yaitu

27

commit to user

diantaranya Pendidikan pendahuluan bela bangsa (31), Pendidikan dan


latihan bagi kader linmas (32), (33) Sosialisasi dan komunikasi kebijakan
politik dan pembangunan kepada masyarakat (ormas, orpol, LSm, dll),
Penyuluhan narkoba (34), Sosialisasi di daerah rawan bencana (35),
Pelatihan PKB Kabupaten Boyolali (36), dan Pendidikan dan latihan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SAR (37). Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terakhir adalah Kantor
Pemberdayaan Masyarakat Desa yang mempunyai 3 kegiatan Pendidikan
dan pelatihan yaitu Pelatihan P3MD (38), Pelatihan, penelitian, dan
pengelolaan potensi desa/kelurahan (39), dan Pelatihan dan pembinaan
pengelolaan usaha ekonomi desa simpan pinjam (40). Berdasarkan hal
itu, penyusunan anggaran tidak bisa dilakukan secara asal, tetapi tetap
menggunakan kaidah peraturan yang berlaku di pemerintah daerah
setempat.
Setelah kegiatan yang sejenis telah dijadikan satu, maka
langkah berikutnya ialah menentukan pengendali belanja (cost driver)
dari masing-masing kegiatan yaitu jumlah orang/peserta dan jumlah hari
yag dibutuhkan dalam kegiatan itu dilaksanakan. Tabel 4.1 menyajikan
data yang mengkaitkan antara jenis kegiatan, anggaran, pengendali
belanja, dan output yang dihasilkan.

28

commit to user

Tabel 4.1. Anggaran dan pengendali belanja kegiatan Diklat Kabupaten


Boyolali tahun 2006 2010

Kegiatan
Satuan Kerja Perangkat Daerah
1
Badan Kepegawaian Daerah
2
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
3
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
4
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
perpustakaan.uns.ac.id
5
Badan Kepegawaian Daerah
6
Dinas Peternakan dan Perikanan
7
Dinas Peternakan dan Perikanan
8
Dinas Peternakan dan Perikanan
9
Dinas Peternakan dan Perikanan
10
Dinas Peternakan dan Perikanan
11
Dinas Peternakan dan Perikanan
12
Dinas Peternakan dan Perikanan
13
PU Perhubungan dan Kebersihan
14
PU Perhubungan dan Kebersihan
15
Dinas Kesehatan dan Sosial
16
Dinas Kesehatan dan Sosial
17
Dinas Kesehatan dan Sosial
18
Dinas Kesehatan dan Sosial
19
Dinas Kesehatan dan Sosial
20
Dinas Kesehatan dan Sosial
21
Dinas Kesehatan dan Sosial
22
Dinas Kesehatan dan Sosial
23
Infokom Kehumasan
24
Dampak Lingkungan
25
Dampak Lingkungan
26
Dampak Lingkungan
27
Dinas Pelayanan Terpadu
28
Dinas Pelayanan Terpadu
29
Kantor Arsip Daerah
30
Kantor Arsip Daerah
31
Kesbangpollinmas
32
Kesbangpollinmas
33
Kesbangpollinmas
34
Kesbangpollinmas
35
Kesbangpollinmas
36
Kesbangpollinmas
37
Kesbangpollinmas
38
Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa
39
Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa
40
Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa
Sumber : Lampiran 1 (data diolah)

Anggaran Orang Hari Output


782235300 392
21
8232
46379000
230
2
460
46277500
225
2
450
32010000
200
2
400
134932500 digilib.uns.ac.id
467
3
1401
94768000
225
4
900
24940000
50
4
200
46136000
215
2
430
14769000
50
2
100
118871000 378
3
1134
38930000
138
3
414
24751000
70
3
210
289702000 500
5
2500
19002000
53
3
159
74357000
233
3
699
4580000
81
1
81
5377000
100
1
100
39841000
270
2
540
4808000
28
3
84
3850000
55
1
55
4608000
55
1
55
11963000
130
1
130
79871250
380
2
760
20674000
175
1
175
98784500
310
3
930
21379000
104
2
208
6000000
160
1
160
5000000
128
1
138
23800000
153
3
459
7850000
192
1
192
9000000
100
2
200
26781900
73
3
219
10000000
95
1
95
73900000
684
1
684
10000000
110
1
110
10000000
110
1
107
15000000
60
3
180
41012000
137
3
411
25100000
54
3
162
77165000
289
3
867

29

commit to user

B. Analisis Hasil Estimasi Data


1. Pengujian Outlier pada Data
Berdasarkan data yang telah tersaji (tabel 4.1), untuk mengetahui
data mengandung outlier atau tidak, dapat dilakukan melalui aplikasi
SPSS. Hal pertama yang dilakukan ialah mencari nilai rata-rata, dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
standar deviasi untuk setiap variabel dari data yang disajikan didapatkan
hasil nilai rata-rata serta standar deviasi untuk masing-masing variabel
adalah untuk anggaran sebesar 60.610.123,75 dengan standar deviasi
128.212.537,3 , variabel orang sebesar 186,48 dengan standar deviasi
145,25, dan variabel hari sebesar

2,68 dengan standar deviasi 3,15.

Selanjutnya, untuk menguji ada atau tidaknya data yang ekstrim (outlier),
maka harus dilakukan standarisasi dengan nilai Z (hasil dapat dilihat
dalam lampiran).
Selanjutnya untuk mendeteksi ada atau tidaknya data yang ekstrim
(outlier), dapat dilakukan pengujian dengan kurva distribusi normal
(sebagaimana data yang sudah distandarkan). Dengan menggunakan nilai
= 5% maka kurva dapat digambarkan sebagai berikut :

30

commit to user

Berdasarkan kurva di atas, dapat dikatakan bahwa suatu data


dianggap outlier apabila nilai Z yang di dapat ialah (z > +2,5) atau (z < 2,5). Melalui perhitungan di atas didapatkan hasil seluruh data dinyatakan
lolos dalam pengujian outlier.(Anto Dajan, 1986)

perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Pembuatan dan Pengujian Koefisien Regresi pada Model Pendidikan
dan Pelatihan
a. Pengujian Koefisien Regresi pada Model Pendidikan dan Pelatihan
Berdasarkan data yang telah disajikan (lampiran), untuk
mendapatkan sebuah model dan pengujian koefisien regresi
Pendidikan dan Pelatihan, yaitu dengan cara meregresi data dengan
menggunakan aplikasi SPSS didapatkan hasil sebagai berikut
Berdasarkan hasil regresi pada penelitian ini, diketahui nilai
uji F sebesar 5763,837 dengan signifikansi 0,000. Dimana diisyaratkan
nilai signifikansi F lebih kecil dari 5%. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa variabel oranghari (output) independent dalam
penelitian ini secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen Anggaran.Hal ini berarti bila terjadi kenaikan oranghari,
maka juga berpengaruh terhadap kenaikan anggaran. Sedangkan bila
dilihat dari hasil regresi variabel secara individu, variabel orang
maupun hari secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dengan nilai uji F sebesar 455,339 dengan signifikansi 0,000, yang
mana nilai signifikansi F lebih kecil dari 5%

31

commit to user

Y = 609.512 + 96.806X
(0,0074)

(0,0000)

Menurut hasil regresi diatas, didapatkan nilai signifikansi


variabel oranghari adalah 0,000. Lebih kecil dibandingkan tingkat
signifikansi 5%. Ini berarti bahwa variabel oranghari secara statistik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berpengaruh terhadap anggaran pada tingkat signifikansi 0,05. Bila kita
melihat regresi dengan setiap individu atau variabel dipisah,
didapatkan nilai signifikansi masing-masing variabel sebesar 0,000
untuk variabel orang, dan 0,000 untuk variabel hari. Hal ini
mengindikasikan bahwa variabel orang maupun variabel hari secara
statistik berpengaruh terhadap anggaran pada signifikansi 5%.

b. Pembentukan Model Analisis Standar Belanja Pendidikan dan


Pelatihan
Berdasarkan hasil regresi diatas, dapat disimpulkan bahwa
persamaan regresi model ASB Pendidikan dan Pelatihan adalah Y =
609.512 + 96.806X atau dengan kata lain, model ASB Pendidikan dan
Pelatihan adalah :
Belanja Total

609.512 + 96.806 x (jumlah hari)


x (jumlah peserta)

3. Perhitungan Batas Minimum dan Batas Maksimum Belanja


Batas maksimum maupun batas minimum digunakan untuk
menganalisis kewajaran dari suatu anggaran yang ditetapkan untuk

32

commit to user

sebuah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang akan dilaksanakan. Batas


maksimum dan batas minimum juga digunakan untuk perbandingan
anggaran setiap belanja yaitu dengan memprosentasekan setiap belanja
yang harus dianggarkan. Sebelum menghitung batas maksimum maupun
batas minimum, harus mengetahui standar deviasinya terlebih dahulu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagai berikut :

Setelah mendapatkan kekeliruan baku taksiran, maka dapat dihitung


besarnya belanja rata-rata, belanja minimum dan belanja maksimum dengan
menggunakan model Analisis Standar Belanja Pendidikan dan Pelatihan
sebagai berikut :

Belanja rata-rata : Y

= 609.512 + 96.806X
= 609.512 + 96.806(620)
= 60.629.486

Belanja minimum :

Belanja maksimum :

33

commit to user

Tabel 4.2. Analisis Kekeliruan Baku Taksiran Kegiatan Diklat Kabupaten


Boyolali Tahun 2006 2010
Kegiatan

Anggaran

Output
(X)
1
782.235.300
8232
2
46.379.000
460
3
46.277.500
450
4
32.010.000
400
perpustakaan.uns.ac.id
5
134.932.500
1401
6
94.768.000
900
7
24.940.000
200
8
46.136.000
430
9
14.769.000
100
10
118.871.000
1134
11
38.930.000
414
12
24.751.000
210
13
289.702.000
2500
14
19.002.000
159
15
74.357.000
699
16
4.580.000
81
17
5.377.000
100
18
39.841.000
540
19
4.808.000
84
20
3.850.000
55
21
4.608.000
55
22
11.963.000
130
23
79.871.250
760
24
20.674.000
175
25
98.784.500
930
26
21.379.000
208
27
6.000.000
160
28
5.000.000
138
29
23.800.000
459
30
7.850.000
192
31
9.000.000
200
32
26.781.900
219
33
10.000.000
95
34
73.900.000
684
35
10.000.000
110
36
10.000.000
107
37
15.000.000
180
38
41.012.000
411
39
25.100.000
162
40
77.165.000
867
Sumber : Tabel 4.1 (data diolah)

Y797.511.095
45.142.635
44.174.585
39.334.335
136.236.140
87.736.835
19.973.335
42.238.485
10.292.835
110.389.205
40.689.605
20.941.385
242.624.835
16.004.330
68.279.030
8.453.540
10.292.835
52.887.035
8.743.955
5.936.610
5.936.610
13.196.985
74.184.135
17.553.210
90.640.985
20.747.775
11.191.135
9.571.425
45.045.830
12.198.895
16.973.335
21.812.630
9.808.810
66.826.955
11.260.885
10.970.470
18.037.235
40.399.190
17.294.745
84.542.270

-15,284,579
233.618.343.590.961
1,238,540
1.533.981.083.892
2,105,104
4.431.462.850.816
-7,322,076
53.612.789.627.700
digilib.uns.ac.id
-1,302,792
1.697.266.760.761
7,032,720
49.459.143.565.680
4,969,207
24.693.013.239.642
3,899,732
15.207.911.231.717
4,478,848
20.060.074.928.256
8,483,020
71.961.620.855.343
-1,757,365
3.088.332.586.760
3,812,142
14.532.429.677.878
47,076,464
2.216.193.415.666.830
3,000,269
9.001.615.932.528
6,079,808
36.964.064.222.499
-3,870,831
14.983.330.385.479
-4,913,153
24.139.067.488.256
-13,043,973
170.145.229.015.934
-3,933,250
15.470.455.090.510
-2,083,864
4.342.489.378.882
-1,325,864
1.757.915.479.082
-1,231,345
1.516.210.016.487
5,688,867
32.363.206.605.916
3,123,367
9.755.419.855.006
8,145,027
66.341.468.088.740
633,755
401.645.678.877
-10,098,537
101.980.451.560.076
-8,968,796
80.439.303.124.623
-21,243,654
451.292.822.100.651
-11,346,342
128.739.481.773.354
-10,970,794
120.358.310.019.642
4,971,785
24.718.643.202.590
193,880
37.589.279.908
7,074,904
50.054.267.458.204
-1,258,217
1.583.109.012.516
-967,797
936.631.749.379
-3,034,665
9.209.193.483.024
615,054
378.291.410.615
8,807,850
77.578.223.031.756
-7,375,669
54.400.492.755.021

34

commit to user

4. Menghitung Prosentase Alokasi Belanja Rata-rata


Menghitung Alokasi belanja rata-rata kepada masing-masing
objek belanja (aktivitas) dilakukan dengan cara

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Keterangan :
n

: Jumlah kegiatan diklat

sehingga hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.3. Perhitungan Prosentase Alokasi Belanja Rata-rata Kegiatan


Diklat Kabupaten Boyolali Tahun 2006 2010

Objek Belanja
Hon. PNS
Hon. Non-PNS
belanja jasa kantor
Bahan habis pakai
Belanja cetak & penggandaan
Perjalanan dinas
sewa
mamin
sewa perlengkapan & peralatan kantor
B.bahan/material
B. Rawat kend
B. Modal
B.Kursus
Sumber : Lampiran 1 (data diolah)

Perhitungan alokasi
430,857%/40
66,733%/40
1037,559%/40
306,226%/40
253,756%/40
659,609%/40
140,270%/40
802,774%/40
21,929%/40
186,120%/40
6,777%/40
53,707%/40
33,622%/40

%
10,77%
1,67%
25,94%
7,66%
6,34%
16,49%
3,51%
20,07%
0,55%
4,65%
0,17%
1,34%
0,84%

35

commit to user

5. Menghitung Prosentase Alokasi Belanja Minimum


Menghitung prosentase alokasi belanja minimum kepada masingmasing objek belanja dilakukan dengan cara mencari terlebih dahulu
selisih prosentase belanja rata-rata dengan belanja minimum, hasilnya
dialokasikan kepada masing-masing objek belanja, lalu besarnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
prosentase alokasi belanja minimum adalah % belanja rata-rata - %
alokasi selisih masing-masing objek belanja, sebagai berikut :
Selisih prosentase = 60.629.486

= 21.265.515

= 21.265.515/60.629.486 x 100% = 35%

Tabel 4.4. Perhitungan Prosentase Alokasi Belanja Minimum


Kegiatan Diklat Kabupaten Boyolali Tahun 2006 2010

Objek Belanja
Hon. PNS
Hon. Non-PNS
belanja jasa kantor
Bahan habis pakai
Belanja cetak & penggandaan
Perjalanan dinas
sewa
mamin
sewa perlengkapan & peralatan kantor
B.bahan/material
B. Rawat kend
B. Modal
B.Kursus
Sumber : Tabel 4.3 (data diolah)

Perhitungan alokasi
(%)
10,77/100 x 35 = 3,78
1,67/100 x 35 = 0,59
25,94/100 x 35 = 9,10
7,66/100 x 35 = 2,69
6,34/100 x 35 = 2,22
16,49/100 x 35 = 5,78
3,51/100 x 35 = 1,23
20,07/100 x 35 = 7,04
0,55/100 x 35 = 0,19
4,65/100 x 35 = 1,63
0,17/100 x 35 = 0,06
1,34/100 x 35 = 0,47
0,84/100 x 35 = 0,29

alokasi belanja minimum


(%)
10,77% - 3,78% = 6,99%
1,67% - 0,59% = 1,08%
25,94% - 9,10%=16,84%
7,66% - 2,69% = 4,97%
6,34% - 2,22% = 4,12%
16,49% - 5,78%= 10,71%
3,51% - 1,23% = 2,28%
20,07% - 7,04% = 13,03%
0,55% - 0,19% = 0,36%
4,65% - 1,63% = 3,02%
0.17%-0,06%=0,11%
1,34% - 0,47% =0,87%
0,84% - 0,29% =0,55%

36

commit to user

6. Menghitung Prosentase Alokasi Belanja Maksimum


Menghitung presentase alokasi belanja maksimum dilakukan
dengan cara mencari terlebih dahulu selisih prosentase belanja rata-rata
dengan belanja maksimum, hasilnya dialokasikan kepada masing-masing
objek belanja, lalu besarnya alokasi belanja maksimum = % belanja rataperpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rata + % alokasi selisih masing-masing objek belanja, hasilnya sebagai
berikut
Selisih prosentase = 60.629.486 89.810.440 = 29.180.954
= 29.180.954/60.629.486 x 100% = 48%

Tabel 4.5. Perhitungan Prosentase Alokasi Belanja Minimum


Kegiatan Diklat Kabupaten Boyolali Tahun 2006 2010

Objek Belanja
Hon. PNS
Hon. Non-PNS
belanja jasa kantor
Bahan habis pakai
Belanja cetak & penggandaan
Perjalanan dinas
sewa
mamin
sewa perlengkapan & peralatan kantor
B.bahan/material
B. Rawat kend
B. Modal
B.Kursus
Sumber : Tabel 4.3 (data diolah)

Perhitungan alokasi (%)


10,77/100 x 35 = 3,78
1,67/100 x 35 = 0,59
25,94/100 x 35 = 9,10
7,66/100 x 35 = 2,69
6,34/100 x 35 = 2,22
16,49/100 x 35 = 5,78
3,51/100 x 35 = 1,23
20,07/100 x 35 = 7,04
0,55/100 x 35 = 0,19
4,65/100 x 35 = 1,63
0,17/100 x 35 = 0,06
1,34/100 x 35 = 0,47
0,84/100 x 35 = 0,29

% alokasi belanja maksimum


10,77% + 3,78% = 14,55%
1,67% + 0,59% = 2,25%
25,94% + 9,10%=35,04%
7,66% + 2,69% = 10,34%
6,34% + 2,22% = 8,57%
16,49% + 5,78%= 22,27%
3,51% + 1,23% = 4,74%
20,07% + 7,04% = 27,11%
0,55% + 0,19% = 0,74%
4,65% + 1,63% = 6,29%
0.17%+0,06%=0,23%
1,34% + 0,47% =1,81%
0,84% + 0,29% =1,14%

37

commit to user

7. Penyusunan Analisis Standar Belanja Secara Keseluruhan


a. Kegiatan yang termasuk dalam lingkup ASB Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat), antara lain :
1)

Pendidikan dan pelatihan prajabatan bagi calon PNS daerah dan


Pendidikan

perpustakaan.uns.ac.id
2) Penyusunan analisa standar belanja

digilib.uns.ac.id

3)

Sosialisasi paket regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah

4)

Bimbingan

teknis

implementasi

paket

regulasi

tentang

pengelolaan keuangan daerah


5)

Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi PNS


daerah

6)

Pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan

7)

Pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap

8)

Penyuluhan pengelolaan bibit ternak yang didistribusikan


kepada masyarakat

9)

Penyuluhan kualitas gizi dan pakan ternak

10)

Penyuluhan distribusi pemasaran atas hasil produksi peternakan


masyarakat

11)

Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat


guna

12)

Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi peternakan


tepat guna

13)

Pemberdayaan petani pemakai air

38

commit to user

14)

Kegiatan

pendidikan

dan

pelatihan

pertolongan

dan

pencegahan kebakaran
15)
16)
17)
perpustakaan.uns.ac.id
18)
19)

Pendidikan dan pelatihan formal


Sosialisasi peraturan perundang-undangan
Pembinaan puskesmas menuju puskesmas era desentralisasi
digilib.uns.ac.id
Pembinaan sarana pelayanan kesehatan
Pelatihan ketrampilan dan praktek belajar kerja bagi anak
telantar

20)

Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang cacat dan eks


trauma

21)

Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat

22)

Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar


gizi

23)

Sosialisasi program kegiatan

penyelenggaraanpemerintah,

pembangunan dan kemasyarakatan


24)

Pembinaan gerakan lingkungan hidup

25)

Koordinasi dan pembinaan pelaksanaan program adipura

26)

Pembinaan penyusunan dan penerapan dokumen UKL/UPL

27)

Sosialisasi penyelenggaraan SOS

28)

Penataran bagi petugas pelayanan umum

29)

Bintek kearsipan

30)

Sosialisasi kearsipan

31)

Pendidikan pendahuluan bela bangsa

32)

Pendidikan dan latihan bagi kader linmas

39

commit to user

33)

Sosialisasi

dan

komunikasi

kebijakan

politik

dan

pembangunan kepada masyarakat (ormas, orpol, LSm, dll)


34)

Penyuluhan narkoba

35)

Sosialisasi di daerah rawan bencana

36)
perpustakaan.uns.ac.id
37)

Pelatihan PKB Kabupaten Boyolali


digilib.uns.ac.id
Pendidikan dan latihan SAR

38)

Pelatihan P3MD

39)

Pelatihan, penelitian, dan pengelolaan potensi desa/kelurahan

40)

Pelatihan dan pembinaan pengelolaan usaha ekonomi desa


simpan pinjam

b. Pengendali Belanja (Cost driver) :


1) Jumlah peserta pendidikan dan pelatihan
2) Hari pendidikan dan pelatihan
c. Satuan Pengendali Belanja Tetap :
Rp 609.512 per kegiatan
d. Satuan Pengendali Belanja Variabel :
96.806 x Jumlah peserta x jumlah hari pendidikan dan pelatihan
e. Perhitungan Belanja Total :
Rp 609.512 + (96.806 x Jumlah peserta x jumlah hari pendidikan dan
pelatihan)
f. Batasan Alokasi Objek

40

commit to user

Tabel 4.6. Batasan Alokasi Objek Kegiatan Diklat Kabupaten Boyolali Tahun
2006 2010
Objek Belanja
Hon. PNS
Hon. Non-PNS
belanja jasa kantor
Bahan habis pakai
Belanja cetak & penggandaan
perpustakaan.uns.ac.id
Perjalanan dinas
sewa
mamin
sewa perlengkapan & peralatan kantor
B.bahan/material
B. Rawat kend
B. Modal
B.Kursus
Jumlah

Rata-rata (%)
10,77%
1,67%
25,94%
7,66%
6,34%
16,49%
3,51%
20,07%
0,55%
4,65%
0,17%
1,34%
0,84%
100%

Batas bawah (%)


Batas atas (%)
6.99%
14.55%
1.08%
2.25%
16.84%
35.04%
4.97%
10.34%
4.12% digilib.uns.ac.id
8.57%
10.71%
22.27%
2.28%
4.74%
13.03%
27.11%
0.36%
0.74%
3.02%
6.29%
0.11%
0.23%
0.87%
1.81%
0.55%
1.14%
65%
135%

Sumber : Tabel 4.3, Tabel 4.4, Tabel 4.5 (data diolah)

8. Verifikasi Kewajaran Belanja Dalam Suatu Kegiatan Dengan


Menggunakan Model ASB
Untuk menggambarkan lebih lanjut penggunaan model ASB yang
telah dibuat dalam mengevaluasi kewajaran nilai belanja suatu kegiatan.
Berikut ini dihitung besarnya belanja berdasarkan model ASB, baik
secara rata-rata, minimum, maupun maksimum dari data yang telah diolah
lalu dibandingkan dengan belanja yang ada pada RKA, sebagai berikut :

Model =

Rp 609.512 + (96.806 x Jumlah peserta x jumlah hari


pendidikan dan pelatihan)

41

commit to user

Berikut ini merupakan tiga buah analisis kewajaran kegiatan yang


diajukan oleh dua Satuan Kerja Perangkat Daerah yang berbeda. Untuk
kegiatan pertama yang menjadi cost driver ialah jumlah peserta 400
orang, lamanya pendidikan dan pelatihan 5 hari, sedangkan untuk
kegiatan kedua yang menjadi cost driver adalah jumlah peserta 350 orang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan lamanya kegiatan 3 hari.

Tabel 4.7. Anggaran Kegiatan Diklat Untuk Verifikasi Kewajaran Belanja


Dengan Metode ASB

No
Kegiatan

1
Kerjasama
pengembangan
kemampuan aparat polisi
pamong praja dengan
TNI/POLRI
dan
kejaksaan
Anggaran
110.127.000
Hon. PNS
0
Hon. Non-PNS
94,970,000
belanja jasa kantor
0
Bahan habis pakai
15,157,000
Belanja cetak & penggandaan
0
Perjalanan dinas
0
sewa
0
mamin
0
sewa perlengkapan & peralatan kantor
0
B.bahan/material
0
B. Rawat kend
0
B. Modal
0
B.Kursus
0
Sumber : DPA-SKPD Satpol PP dan DPPKAD (data diolah)

2
Bimbingan
teknis
implementasi
paket
regulasi
tentang
pengelolaan keuangan
Daerah
47.495.000
9,460,000.00
0
0
8,535,000
15,500,000
0
0
14,000,000
0
0
0
0
0

42

commit to user

Tabel 4.8. Verifikasi Kewajaran Belanja Kegiatan Diklat


Dengan Metode ASB

Kegiatan

1
2

Anggaran
Output Belanja
Belanja
(OH)
Berdasarkan
Berdasarkan
ASB
DPA SKPD
110.127.000
2000
194.222.332
47.495.000
1050
102.256.242
perpustakaan.uns.ac.id

Batas
Minimum
Berdasarkan
ASB
109.108.753
66.394.978

Batas
Maksmum
Berdasarkan
ASB
262.355.526
138.127.732

Keterangan

Wajar
Tidak wajar, dibawah
digilib.uns.ac.id
batas minimum yang
diperkenankan

Sumber : Tabel 4.7 (data diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan dari kedua kegiatan tersebut,


terdapat satu kegiatan yang proses penganggarannya wajar yaitu kegiatan
1 (Kerjasama pengembangan kemampuan aparat polisi pamong praja
dengan TNI/POLRI dan kejaksaan). Sedangkan untuk kegiatan 2
mengalami ketidak-wajaran dalam proses penganggarannya. Pada
kegiatan kedua (Bimbingan teknis implementasi paket regulasi tentang
pengelolaan keuangan Daerah), anggaran yang dibuat di bawah nilai
kewajaran, yaitu sebesar Rp18.899.978,00 dari nilai minimum yang
ditetapkan oleh model ASB Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten
Boyolali tahun 2006 2010. Anggaran yang diajukan di bawah nilai
kewajaran, dikhawatirkan output yang dihasilkan dari kegiatan tersebut
tidak tercapai dengan baik, karena beban kerja lebih besar dengan
anggaran yang diberikan. Tabel Verifikasi Kewajaran Belanja Dalam
Suatu

Kegiatan

Dengan

Menggunakan

Model

ASB

(lampiran),

menunjukkan analisa lebih lanjut mengenai ketidakwajaran belanja yang


dibuat berdasarkan DPA dari kedua kegiatan tersebut diatas.

43

commit to user

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1.
Hasil perbandingan dari 40 kegiatan pendidikan
dan pelatihan (diklat) di Kabupaten Boyolali dengan menggunakan
Analisis Standar Belanja (ASB), didapatkan seluruh kegiatan diklat
tergolong pada kelompok wajar proses penganggarannya menurut ASB.
Bila kita melihat kewajaran masing-masing obyek belanja, dapat
diprosentasekan sebagai berikut yaitu Honorarium Pegawai Negeri Sipil,
sebanyak 35 % tergolong wajar penganggarannya, 42,5% berada di
bawah batas minimum dan 22,5% berada di atas batas maksimum.
Honorarium Non Pegawai Negeri Sipil, sebanyak 2,5% termasuk wajar
dalam penganggarannya, 87,5% berada di bawah batas minimum, dan
10% berada diatas batas maksimum. Belanja Jasa Kantor, sebanyak 45%
tergolong wajar, sedangkan 37,5% berada di bawah batas minimum, dan
17,5% berada di atas batas maksimum. Belanja Habis Pakai, sebanyak
47,5% termasuk wajar di dalam penganggaranya, 35% berada di bawah
batas minimum, dan 17,5% berada di atas batas maksimum. Belanja
Cetak dan Penggandaan, sebanyak 40% tergolong wajar, 42,5% berada
di bawah batas minimum, dan 17,5% berada di atas batas maksimum.
Perjalanan Dinas, sebanyak 50% berada di bawah batas minimum, dan
25% masing-masing tergolong wajar dan berada di atas batas

44

commit to user

maksimum. Sewa, sebanyak 12,5% termasuk dalam kondisi wajar, 70 %


berada di bawah batas minimum, dan 17,5% berada di atas batas
maksimum. Makan dan Minum, sebanyak 52,5% termasuk wajar
penganggarannya, 25% berada di bawah batas minimum dan 22,5%
berada di atas batas maksimum. Sewa Perlengkapan dan Peralatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kantor, sebanyak 87,5% berada di bawah batas minimum, dan 12,5%
berada di atas batas maksimum. Belanja Bahan/Material, sebanyak 2,5%
termasuk wajar, 82,5% berada di bawah batas minimum dan 15% berada
di atas batas maksimum. Belanja Rawat Kendaraan, sebanyak 97,5%
berada di bawah batas minimum, dan 2,5% berada di atas batas
maksimum. Belanja Modal, sebanyak 2,5% tergolong wajar, 90% berada
di bawah batas minimum, dan 7,5% berada di atas batas maksimum.
Belanja Kursus, sebanyak 97,5% berada di bawah batas minimum, dan
2,5% berada di atas batas maksimum.
2.

Model penyusunan Analisis Standar Belanja yang dapat memenuhi


kewajaran anggaran keuangan untuk Progam Pendidikan dan Latihan
(Diklat) di Kabupaten Boyolali ialah Belanja Total = 609.512

(96.806 x jumlah hari x jumlah peserta)

45

commit to user

B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini disadari oleh peneliti terdapat keterbatasan
keterbatasan yang meliputi :
1. Kurang lengkapnya informasi tentang data yang diperlukan, sehingga
dalam penentuan pengendali belanja (cost driver) berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perkiraan/asumsi dengan standar harga makan dan minum Kabupaten
Boyolali
2.

Lokasi penelitian hanya


dilakukan pada beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah saja. Hal ini
dikarenakan perizinan penentuan lokasi yang dikeluarkan oleh pemerintah
daerah setempat, tidak dapat memenuhi seluruh SKPD yang berada di
lingkungan pemerintah daerah setempat.

C. Saran
1.

Pemerintah kabupaten Boyolali sebaiknya melampirkan lamanya


kegiatan dilakukan (hari) dan jumlah peserta yang mengikuti Pendidikan
dan Pelatihan tersebut pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat
Daerah, supaya terjadi ketepatan dalam pembuatan model pelaksanakan
sebuah kegiatan

2.

Dalam penelitian ini tidak memotret kegiatan pendidikan dan pelatihan


di seluruh Satuan Perangkat Kerja Kabupaten Boyolali, sehingga untuk
penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti seluruh kegiatan
pendidikan dan pelatihan di seluruh Satuan Perangkat Kerja Kabupaten
Boyolali.

46

commit to user

Вам также может понравиться

  • Metode Biaya Dan Metode Ekuitas Pada Investasi Saham
    Metode Biaya Dan Metode Ekuitas Pada Investasi Saham
    Документ2 страницы
    Metode Biaya Dan Metode Ekuitas Pada Investasi Saham
    Farah Catri Wulandari
    Оценок пока нет
  • kartuDeklarasiSehat
    kartuDeklarasiSehat
    Документ1 страница
    kartuDeklarasiSehat
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Akuntansi Desa
    Akuntansi Desa
    Документ1 страница
    Akuntansi Desa
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Buku Meracik Kapsul Ajaib PDF
    Buku Meracik Kapsul Ajaib PDF
    Документ39 страниц
    Buku Meracik Kapsul Ajaib PDF
    ade sofyanri
    Оценок пока нет
  • Audit Internal Baka Baka
    Audit Internal Baka Baka
    Документ2 страницы
    Audit Internal Baka Baka
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Terjemahan Kejadian Akhir Zaman Dan Tanda Kiamat Kubra
    Terjemahan Kejadian Akhir Zaman Dan Tanda Kiamat Kubra
    Документ57 страниц
    Terjemahan Kejadian Akhir Zaman Dan Tanda Kiamat Kubra
    Nurul Falah
    Оценок пока нет
  • Koreksi Fiskal
    Koreksi Fiskal
    Документ3 страницы
    Koreksi Fiskal
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • kartuUjianSkb
    kartuUjianSkb
    Документ1 страница
    kartuUjianSkb
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Hukum Perdata 1. Pengertian
    Hukum Perdata 1. Pengertian
    Документ4 страницы
    Hukum Perdata 1. Pengertian
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Lazyra (0822y73487084)
    Lazyra (0822y73487084)
    Документ63 страницы
    Lazyra (0822y73487084)
    Nurrohman Puendekara Tataz
    Оценок пока нет
  • HP Produksi
    HP Produksi
    Документ6 страниц
    HP Produksi
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Manajemen Keuangan Contoh Soal Leverage
    Manajemen Keuangan Contoh Soal Leverage
    Документ6 страниц
    Manajemen Keuangan Contoh Soal Leverage
    Tytii Softiarini Yusuf
    75% (8)
  • CAPM Dan APT
    CAPM Dan APT
    Документ11 страниц
    CAPM Dan APT
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Audit Internal Baka Baka
    Audit Internal Baka Baka
    Документ2 страницы
    Audit Internal Baka Baka
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • CAPM Dan APT
    CAPM Dan APT
    Документ11 страниц
    CAPM Dan APT
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Metode Dua Varians Akuntansi Biaya
    Metode Dua Varians Akuntansi Biaya
    Документ5 страниц
    Metode Dua Varians Akuntansi Biaya
    karlina
    Оценок пока нет
  • Resume AKPEM
    Resume AKPEM
    Документ65 страниц
    Resume AKPEM
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Metode Harga Return
    Metode Harga Return
    Документ13 страниц
    Metode Harga Return
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Hukum Pajak
    Hukum Pajak
    Документ3 страницы
    Hukum Pajak
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Hukum Pajak
    Hukum Pajak
    Документ3 страницы
    Hukum Pajak
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Docx
    Docx
    Документ4 страницы
    Docx
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Inisiasi 5. Akuntansi Perseroan I
    Inisiasi 5. Akuntansi Perseroan I
    Документ5 страниц
    Inisiasi 5. Akuntansi Perseroan I
    Handy Rianti Makalew
    Оценок пока нет
  • Fixed Oh Volume Variance
    Fixed Oh Volume Variance
    Документ2 страницы
    Fixed Oh Volume Variance
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Konsinyasi
    Konsinyasi
    Документ12 страниц
    Konsinyasi
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • Metode Dua Varians Akuntansi Biaya
    Metode Dua Varians Akuntansi Biaya
    Документ5 страниц
    Metode Dua Varians Akuntansi Biaya
    karlina
    Оценок пока нет
  • HP Produksi
    HP Produksi
    Документ6 страниц
    HP Produksi
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет
  • 10 27 Tryout Ke 38 TKB AKUNTANSI PDF
    10 27 Tryout Ke 38 TKB AKUNTANSI PDF
    Документ17 страниц
    10 27 Tryout Ke 38 TKB AKUNTANSI PDF
    Manusia Penyabar
    Оценок пока нет
  • Soal Akt Pemerintahan
    Soal Akt Pemerintahan
    Документ3 страницы
    Soal Akt Pemerintahan
    Riki Kurniawan Ramang
    100% (3)
  • Surat
    Surat
    Документ9 страниц
    Surat
    Samuel Pola Karta Sembiring
    Оценок пока нет
  • Analisis Varians Akuntansi Biaya
    Analisis Varians Akuntansi Biaya
    Документ6 страниц
    Analisis Varians Akuntansi Biaya
    Riki Kurniawan Ramang
    Оценок пока нет