Вы находитесь на странице: 1из 2

DINI HARI YANG MELANKOLI

#surat cinta untuk kekasihku..


Malam telah berlalu,
Rembulan telah kabur, entah ke belahan bumi mana sekarang dia berpijak menjual
kedamaian dalam peluk mimpi-mimpi. Membiarkan setiap anak manusia kembali
dalam lelapnya setelah seharian membanting tulangnya. Melelapkan mereka dalam
hidup seolah surga. Baik bagi mereka yang tergolek di atas kasur yang seolah
singgasana, juga bagi mereka yang terbaring di atas lembaran karton di bawah
jembatan layang.
Sedang ku, terbangun dalam tegun ku dalam dini hari yang melankoli menanti sang
fajar tiba, fajar pemberian Tuhan untukku..
Kau tahu siapa fajar???
Itu KAU, jawabku..
Tak perlu kau gusar, sebab aku tak sedang mempermainkanmu.
(atau kau melihat aku sedang bermain-main??)
Dalam pelukan rembulan malam tadi setiap mata telah bercumbu dalam pelukan
mimpi. Semua diri telah bertualang dalam alam maya mereka masing-masing.
Bertebaran..
Namun, bukankah itu hanya sebuah cerita yang tak nyata??
Hanya selembar cerita yang tak berarti apa-apa..
Semua akan menjadi nyata saat fajar telah tiba dan setiap mata telah terbuka dan
menemu diri mereka dalam kenyataan mereka masing-masing. Semua mimpi dan
angan-angan telah buyar. Kenyataan telah tiba di hadapan mata.
Rembulan adalah kenyataan dalam bayangan,
Mimpi adalah sebuah pengharapan,
Dan,
Mentari adalah kenyataan,
Begitulah diri ini,
Fajar memang belum lagi terbit, kenyataan belum lagi datang. Hubungan kita masih
berada pada dini hari buta dimana belum lagi ada ikatan pasti.

Namun,
Selayaknya dini hari pula,
Bukankah saat itu fajar sebenarnya telah terpilih dan sisa hanya menunggu waktu
untuk terbit???
Demikianlah aku di dini hari yang melankoli ini, memilihmu sebagai fajarku. Saat
kenyataan sisa menanti waktu untuk terlahir. Saat kepastian sisa menunggu
saatnya untuk terakui oleh waktu. Lantas bersamamu lalui hari hingga mata telah
lelah dalam kenyataan di hari senja dan kelak lelap dalam malam yang abadi..
05012014, 05.16

Вам также может понравиться