Вы находитесь на странице: 1из 8

KERAJAAN KALINGGA

(HO-LING)
OLEH KELOMPOK 3 :
M. BAYU PRIHARTANTO

(19)

M. ICHSAN MADANI

(21)

I GUSTI BAGUS MADE AWATHARA G.


NEHRUL HULWA (25)
SHAFIRA AULIA ARLIANA (36)

(14)

MATERI
SEJARAH AWAL
PEMERINTAHAN
DAN KEHIDUPAN
MASYARAKAT

PENINGGALAN
KERAJAAN
KEADAAN SOSIAL
DAN KEHIDUPAN
EKONOMI

SEJARAH AWAL KERAJAAN

KalinggaatauHo-ling(sebutan dari sumber Tiongkok) adalah


sebuahkerajaanbercorakHinduyang muncul diJawa Tengahsekitar
abad ke-6 masehi. Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas,
kemungkinan berada di suatu tempat antaraKabupaten Pekalongan
danKabupaten Jeparasekarang. Sumber sejarah kerajaan ini masih
belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber catatan
China, tradisi kisah setempat, dan naskahCarita Parahyanganyang
disusun berabad-abad kemudian pada abad ke-16 menyinggung
secara singkat mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan
Kerajaan Galuh. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan
keberadaannya diketahui dari sumber-sumberTiongkok. Kerajaan
ini pernah diperintah olehRatuShima, yang dikenal memiliki
peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.

CeritaCinapada zaman Dinasti Tang (618 M - 906 M) memberikan tentang


keterangan Ho-ling sebagai berikut.

Ho-ling atau disebutJawaterletak diLautan Selatan. Di sebelah utaranya terletak Ta


Hen La (Kamboja), di sebelah timurnya terletak Po-Li (Pulau Bali) dan di sebelah barat
terletakPulau Sumatera.

Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggakkayu.

Rajatinggal di suatubangunanbesar bertingkat, beratapdaun palem, dan


singgasananya terbuat darigading.

Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuatminuman kerasdaribungakelapa

Daerah Ho-ling menghasilkankulitpenyu,emas,perak, culabadakdan gadinggajah.

Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun674,rakyatHo-ling
diperintah oleh Ratu Hsi-mo (Shima). Ia adalah seorangratuyang sangat adil dan
bijaksana. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Ho-ling sangat aman dan tentram.

BACK

PEMERINTAHAN DAN KEHIDUPAN


MASYARAKAT

Berdasarkan naskahCarita Parahyangan yang berasal dari abad ke-16, putri MaharaniShima,Parwati,
menikah dengan putera mahkotaKerajaan Galuhyang bernamaMandiminyak, yang kemudian menjadi raja
kedua dari Kerajaan Galuh. Maharani Shima memiliki cucu yang bernamaSanahayang menikah dengan
raja ketiga dari Kerajaan Galuh, yaituBrantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang
bernamaSanjayayang kelak menjadi rajaKerajaan Sunda danKerajaan Galuh(723-732 M).

Setelah Maharani Shima meninggal pada tahun 732 M, Sanjaya menggantikan buyutnya dan menjadi raja
Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebutBumi Mataram, dan kemudian mendirikan Dinasti/
Wangsa Sanjaya di KerajaanMataram Kuno.

Kekuasaan diJawa Baratdiserahkannya kepada putranya dariTejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya


alias Rakeyan Panaraban. Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteriDewasinga, Raja Kalingga
Selatan atauBumi Sambara, dan memiliki putra yaituRakai Panangkaran .

Pada abad ke-5 munculKerajaan Ho-ling(atauKalingga) yang diperkirakan terletak di utaraJawa Tengah
. Keterangan tentang Kerajaan Ho-ling didapat dariprasastidan catatan dari negeriCina.

Dalam berita Cina disebut adanya raja atau Ratu Sima, yang memerintah pada tahun 674 M. Beliau
terkenal sebagai raja yang tegas, jujur dan bijaksana. Hukum dilaksanakan dengan tegas, hal ini terbukti
pada saat raja Tache ingin menguji kejujuran rakyat Kaling. Diletakkanlah suatu pundi-pundi yang berisi
uang dinar di suatu jalan. Sampai tiga tahun lamanya tidak ada yang berani mengambil.

BACK

KEADAAN SOSIAL dan KEHIDUPAN


EKONOMI

Mata pencaharian penduduknya sebagian besar bertani, karena wilayah Kaling


dikatakan subur untuk pertanian. Perekonomian, sudah banyak penduduk yang
melakukan perdagangan apalagi disebutkan ada hubungan dengan Cina.

Di Puncak Rahtawu (Gunung Muria) dekat dengan Kecamatan Keling, Jepara di


sana terdapat empat arca batu, yaituarca Batara Guru, Narada,
Togog,danWisnu. Sampai sekarang belum ada yang bisa memastikan
bagaimana mengangkut arca tersebut ke puncak itu mengingat medan yang
begitu berat. Pada tahun 1990, di seputar puncak tersebut, Prof Gunadi dan
empat orang tenaga stafnya dari Balai Arkeologi Nasional Yogyakarta (kini
Balai Arkeologi Yogyakarta) menemukanPrasasti Rahtawun. Selain empat arca,
di kawasan itu ada pula enam tempat pemujaan yang letaknya tersebar dari
arah bawah hingga menjelang puncak. Masing-masing diberi nama
(pewayangan)Bambang Sakri, Abiyoso, Jonggring Saloko, Sekutrem, Pandu
Dewonoto, dan Kamunoyoso.

BACK

PENINGGALAN-PENINGGALAN
KERAJAAN KALINGGA

Peninggalan Kerajaan Ho-ling adalah:

Prasasti Tukmas[sunting|sunting sumber]

Prasasti Tukmasditemukan di ditemukan di lereng baratGunung Merapi, tepatnya di Dusun


Dakawu, DesaLebak, KecamatanGrabag, MagelangdiJawa Tengah. Prasasti bertuliskan
hurufPallawayang berbahasaSanskerta. Prasasti menyebutkan tentangmataair yang
bersih dan jernih.Sungaiyang mengalir dari sumberairtersebut disamakan dengan
Sungai GanggadiIndia. Pada prasasti itu adagambar-gambar sepertitrisula,kendi,kapak,
kelasangka,cakradanbunga terataiyang merupakan lambang keeratan hubunganmanusia
dengandewa-dewaHindu.[4]

Prasasti Sojomerto[sunting|sunting sumber]

Prasasti Sojomerto ditemukan di DesaSojomerto, KecamatanReban,Kabupaten Batang,


Jawa Tengah. Prasasti ini beraksara Kawidan berbahasa Melayu Kunadan berasal dari
sekitar abad ke-7 masehi. Prasasti ini bersifat keagamaan Siwais. Isi prasasti memuat
keluarga dari tokoh utamanya,Dapunta Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya
bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula. Prof. Drs.Boechariberpendapat
bahwa tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan
Wangsa Sailendrayang berkuasa di KerajaanMataram Hindu.

Candi Angin[sunting|sunting sumber]

Candi Anginditemukan di DesaTempur, KecamatanKeling,


Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Candi Bubrah, Jepara[sunting|sunting sumber]

Candi Bubrahditemukan di DesaTempur, KecamatanKeling,


Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Kedua temuan prasasti ini menunjukkan bahwa kawasan pantai


utara Jawa Tengah dahulu berkembang kerajaan yang bercorak
Hindu Siwais. Catatan ini menunjukkan kemungkinan adanya
hubungan dengan Wangsa Sailendra atau kerajaan Medang yang
berkembang kemudian di Jawa Tengah Selatan.

BACK

Вам также может понравиться