Вы находитесь на странице: 1из 25

LAPORAN ANALISA PROGRAM PUSKESMAS

TLOGOSARI WETAN

Di susun oleh :
AULIA RAHMAN
BAHTIAR BAGUS SANTOSO
FARIDA
HANINDHITA TRISIARINI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN Dan KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan Program
Analisis Puskesmas.
Laporan Program Analisis Puskesmas ini berisi hasil Analisis kegiatan
Program kesehatan tahun 2012. Laporan Analisis Program Puskesmas ini sangat
penting sebagai hasil Evaluasi kegiatan Program Puskesmas.
Hasil-hasil yang baik di harapkan bisa di pertahankan atau ditingkatkan,
sedangkan hasil- hasil yang kurang di harapkan dapat di tingkatkan sesuai target.
Kami sadar laporan ini masih kurang jauh sempurna untuk itu masukan,
koreksi, kritik dan saran dari ibu pembimbing kami.
Semarang, 7 Juni 2013
Kepala Puskesmas Tlogosari Wetan
Kota Semarang
dr. Nurhayati, M.Kes

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan ini menerangkan bahwa Laporan Analisis Program dengan judul Analisis Program
P2M Tentang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular TB sesuai dengan
2

Praktek yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2013 sampai 14 Juni 2013 di Puskesmas
Tlogosari Wetan

Pembimbing Akademik

Ka. Puskesmas Tlogosari Wetan

Ns. Siti Aisah, M.Kep, Sp.Kom

dr. Nurhayati, M.Kes


19740129 200212 2 003

DAFTAR ISI

Kata pengantar

....................................................................
3

Daftar isi

....................................................................

BAB I pendahuluan
A.
B.
C.
D.
E.

Latar belakang
Tujuan penulisan
Ruang lingkup penulisan
Metode dan tehnik penulisan
Sistematika penulisan

......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................

BAB II PROGRAM PUSKESMAS (NASIONAL/ KOTA/KABUPATEN)


A.
B.
C.
D.
E.

Program
Kebijakan
Target sasaran
Indikator keberhasilan
Kegiatan / upaya program

......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................
......................................................................

BAB III PROGRAM PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN


A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Masalah yang ada diwilayah puskesmas...............................................


Target dan sasaran
.......................................................................
Strategi
.......................................................................
Kegiatan
.......................................................................
Peran serta masyarakat
.......................................................................
Kerja lintas sektor dan program .......................................................................
Implementasi
.......................................................................
Evaluasi
.......................................................................

BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisa

........................................................................

BAB V SIMPULAN SARAN


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

........................................................................
........................................................................
........................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda. Penyakit
infeksi dan menular masih memerlukan perhatian besar, sementara itu terjadi
peningkatan penyakit tidak menular seperti penyakit karena perilaku tidak sehat dan
penyakit degeneratif. Kemajuan transportasi dan komunikasi, membuat penyakit dapat
berpindah dari satu daerah atau negara ke negara lain dalam waktu relatif singkat serta
tidak mengenal batas wilayah administrasi.
Dalam kurun waktu lima tahun mendatang, masalah penyakit di Indonesia akan
didominasi oleh penyakit endemis seperti DBD, kusta, rabies, diare yang sewaktu-waktu
dapat menimbulkan terjadinya kejadian luar biasa (KLB) yang mengakibatkan banyak
kematian, meningkatnya kembali penyakit endemis sepeti TB Paru, malaria, pneumonia
dan timbulnya penyakit baru baik yang menular maupun tidak menular. Selanjutnya
berbagai penyakit baru ditemukan, serta kecenderungan Salah satu upaya mengurangi
kerugian akibat yang ditimbulkan oleh letusan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit
adalah melakukan pengamatan penyakit cara intensif yang dikenal dengan Sistem
Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) terhadap penyakit yang potensial
terjadi KLB.
5

Upaya peningkatan cakupan tiap program yang ada di Puskesmas terus dilakukan
dengan berbagai cara dan strategi, kerjasama lintas program maupun lintas sektoral juga
terus dibina, namun sampai saat ini khusunya yang terjadi di Puskesmas Tlogosari Wetan
ada target yang sudah tercapai maupun belum sepenuhnya tercapai yang khususnya di
program P2M.
Menyikapi hal tersebut, perlu kiranya dilakukan suatu pengkajian dan analisa
yang cermat dari permasalahan-permasalahan program yang dirasakan di lapangan,
karena permasalahan yang tersembunyi tanpa adanya pengkajian dan analisa lebih lanjut
akan terjadi akumulasi permasalahan yang akan membawa pada kompleksitas masalah.

2. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan Umum
Mahasiswa bersama Puskesmas mampu mengelola salah satu program pokok
Puskesmas yaitu Program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular sesuai
dengan konsep keperawatan.
b. Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi pelaksanaan salah satu program puskesmas yaitu Program
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M) yang berjalan di Dinas
Kesehatan Kota (DKK) Semarang dan pelaksanaan Program pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular (P2M) terkait penyakit TB di tingkat Puskesmas
Tlogosari Wetan.
2. Mengetahui kebijakan (policy), target sasaran, indikator keberhasilan, dan
kegiatan/upaya program dalam program P2M yang dilakukan di DKK Semarang.
3. Mengidentifikasi pelaksanaan salah satu program puskesmas yaitu Program
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M) yang berjalan di tingkat
Puskesmas Tlogosari Wetan.
4. Mengetahui masalah kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Tlogosari Wetan,
target dan sasaran, strategi, kegiatan, peran serta masyarakat, lintas sektor dan
lintas program, sasaran, implementasi, dan evaluasi dalam pelaksanaan program
P2M di di wilayah Puskesmas Tlogosari Wetan.
6

5. Mengidentifikasi pelaksanaan program P2M di DKK Semarang dan di Puskesmas


Tlogosari Wetan dengan analisis SWOT.
3. RUANG LINGKUP PENULISAN
Ruang Lingkup penulisan ini membahas tentang pelaksanaan salah satu program
puskesmas yaitu Program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M) di
Dinas Kesehatan Kota (DKK) dan pelaksanaan Program pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular (P2M) yang tekait penyakit TB di tingkat Puskesmas Tlogosari Wetan.
4. METODE DAN TEHNIK PENULISAN
Dalam penulisan laporan analisis program puskesmas ini menggunakan data-data
pelaksanaan program P2M yang di dapat dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang dan
data pelaksanaan program P2M di Puskesmas Tlogosari Wetan.
Adapun teknik penulisan yaitu pengumpulan data dengan melakukan observasi,
study kepustakaan dan Wawancara dengan pihak terkait.
5. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan penulisan
C. Ruang Lingkup Penulisan
D. Metode dan Teknik Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II PROGRAM PUSKESMAS DKK SEMARANG
A. Program P2M
B. Kebijakan (policy)
C. Target Sasaran
D. Indikator Keberhasilan
E. Kegiatan/upaya Program
7

BAB III PROGRAM PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN


A. Masalah kesehatan di wilayah Puskesmas Tlogosari Wetan
B. Target dan Sasaran
C. Strategi dan Kegiatan
D. Peran serta Masyarakat
E. Lintas sektor dan lintas program
F. Sasaran
G. Implementasi
H. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN (ANALISA SWOT)
A. Identifikasi kesenjangan antara program P2M yang dilaksanakan Puskesmas
Tlogosari Wetan dengan program P2M DKK Semarang.
B. Analisa penyebab terjadinya kesenjangan atau kendala yang mengurangi
keefektifan dari pelaksanaan program.
C. Alternatif penyelesaian masalah untuk menghilangkan/mengurangi/mengatasi
kesenjangan yang ada.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

BAB II
PROGRAM PUSKESMAS DKK SEMARANG
1. PROGRAM P2M
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) merupakan suatu usaha untuk
menghilangkan atau mengubah cara berpindahan penyakit menular dan atau infeksi.
Pemindahan atau penularan itu suatu cara bagimana orang yang rawan dapat memperoleh
penyakit atau infeksi dari orang lain atau cara-cara tersebut adalah:
a) Penularan langsung dari manusia ke manusia
Dapat terjadi karena : percikan air ludah, saat batuk, berludah atau bersin.
b) Penularan tidak langsung
-

Dengan perantara barang atau benda kotor (mengandung kuman) biasanya air,
makanan dan susu segar, penyakit antara lain ; kolera, disentri

Tujuan P2M
Pemberantasan penyakit bertujuan antara lain :
1. Mencegah terjadinya penularan penyakit
2. Mengurangi terjadinya kesakitan
3. Mengurangi terjadinya kematian
Langkah-langkah P2M
Langkah-langkah P2M antara lain :
1. Mengumpulkan dan menganalisa data penyakit
2. Melaporkan penyakit menular
3. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang masuk,
untuk menemukan kasus-kasus lagi dan untuk mengetahui sumber penularan
4. Tindakan permulaan untuk menahan penjalaran(containment)
9

5. Menyembuhkan penderita hingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi


6. Pengebalan (infeksi)

2. KEBIJAKAN (POLICY)
Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

1278/Menkes/SK/XII/2009 Tentang pedoman pelaksanaan kolaborasi pengendalian


penyakit TB dan HIV :
a. Bahwa kecenderungan peningkatan angka kesakitan TB dab HIV serta adanya
survey yang menunjukan TB sebagai infeksi oportunistik pertama pada pasien HIV
dan menjadi penyebab kematian terbanyak pada ODHA, perlu dilakukan
kolaborasi penanggulangan TB dan HIV secara terpadu dan menyeluruh.
b. Bahwa dalam rangka pelaksanaan kolaborasi TB dan HIV sebagaimana diuraikan
pada huruf a diatas, perlu ditetapkan Pedoman Pelaksanaan Kolaborasi
Pengendalian Penyakit TB dan HIV dengan Keputusan Menteri Kesehatan.

3. TARGET DAN SASARAN


Target Program Pengendalian TB yang ingin dicapai pada tahun 2010-2014 adalah
sebagai berikut :

10

4. INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator pencapaian Rencana Aksi Nasional AKMS TB, dijabarkan per tingkat
administrasi pusat, propinsi dan kabupaten/kota dalam kurun waktu 2010-2014, yang
dapat dilihat pada tabel berikut:

11

12

5. KEGIATAN / UPAYA PROGRAM


Kegiatan operasional AKMS yang direncanakan dalam Pengendalian TB
dilakukan selama kurun waktu 5 tahun untuk mencapai target program Pengendalian TB
tahun 2010-2014 sebagai berikut:
1. Advokasi
a. Mengembangkan media advokasi kit TB
Media advoaksi perlu direview dan dikembangkan sesuai masalah dan
perkembangan Program Pengendalian TB terkini serta kecenderungannya ke depan
untuk dijadikan bahan pelaksanaan advokasi baik di pusat maupun daerah.
b. Menyusun Modul Pelatihan advokasi bagi Tim AKMS TB
Modul pelatihan advokasi bagi tim AKMS TB dilaksanakan agar pelaksanaan
pelatihan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, dan perlu menyiapkan modul,
pedoman, bahan dan melaksanakan advokasi.
13

c. Melakukan pelatihan advokasi bagi Tim AKMS TB di Propinsi dan Kabupaten


Pelatihan advokasi dilaksanakan bagi tim AKMS TB yang terdiri dari lintas sektor
dan lintas program terkait.
d. Melaksanakan Advokasi
Pelaksanaan advokasi dilakukan kepada pemangku kebijakan baik di dalam maupun
diluar lingkungan program kesehatan yang mendukung pelaksanaan TB termasuk
penyediaan anggaran untuk OAT selama 5 tahun ke depan untuk kesinambungan
ketersediaannya.
e. Melaksanakan advokasi kepada media massa
Kegiatan ini dilakukan untuk menjadikan Program TB masuk sebagai agenda
pemberitaan di media massa diantaranya berupa workshop media untuk TB.
2. Komunikasi
a. Mengembangkan media promosi Pengendalian TB
Media promosi dikembangkan untuk meningkatkan pemahaman petugas, kader dan
masyarakat umum dalam pengendalian TB serta tantangan lainnya seperti TB-MDR
dan TB-HIV.
b. Kampanye TB melalui media massa secara nasional
Melaksanakan kampanye TB secara nasional melalui media cetak dan eletronik
dengan tema sesuai dengan kebutuhan program
c. Mereview dan mengembangkan modul Pelatihan Konseling dan Komunikasi
Interpersonal bagi Petugas Kesehatan dan kader.
d. Mereview dan mengembangkan modul pelatihan Komunikasi Interpersonal bagi
petugas sesuai perkembangan program Pengendalian TB di Indonesia, serta
mengembangkan modul pelatihan konseling untuk mendukung pelayanan TBMDR
dan TB-HIV.

e. Melaksanakan pelatihan Konseling dan Komunikasi Interpersonal


14

Pelatihan ditujukan untuk pelatih tingkat pusat dan tingkat propinsi dengan harapan
pelatih tingkat propinsi mampu melatih petugas kabupaten/kota. Khusus untuk
konseling pelatihan dilakasakan bagi para tenaga konselor yang terkait dengan
pelayanan TB MDR untuk mendukung psikososial pasien TBMDR selama
menjalankan pengobatan.
f. Melaksanakan promosi TB bagi seluruh sarana kesehatan yang ada baik Puskesmas,
Rumah Sakit (pemerintah, swasta, institusi), Klinik di Tenpat Kerja dan sebagainya
3. Mobilisasi Sosial
a. Menyusun pedoman mobilisasi sosial pengendalian TB
Pedoman mobilisasi sosial disusun untuk menjadi acuan seluruh komponen
masyarakat dalam melaksanakan mobilisasi sosial mulai dari pusat sampai desa.
b. Menyelenggarakan Forum Gerdunas TB (Gerakan Terpadu nasional)
Forum Gerdunas harus diselenggarkan secara berkala sedikitnya 3 bulan sekali dan
berkesinambungan.
c. Evaluasi pelaksanaan ujicoba layanan TB yang terintegrasi dengan UKBM di 3
provinsi
Mengevaluasi pelaksanaan ujicoba layanan TB yang terintegrasi dengan UKBM
untuk melihat efektifitas kegiatan dan model keterlibatan masyarakat di populasi
yang sulit terjangkau.
d. Perumusan kebijakan yang mendukung implementasi integrasi layanan TB di
UKBM di daerah
e. Memperluas layanan TB yang terintegrasi dengan UKBM di provinsi lain
Memperluas pelaksanaan layanan TB yang terintegrasi dengan UKBM
berdasarkan hasil uji coba yang sudah dilaksanakan.
f. Mereview, mengembangkan dan mendistribusikan TB kit untuk Pos TB Desa.

15

TB kit untuk Pos TB Desa akan menjadi pegangan bidan dan kader di desa dalam
penyelenggaraan Pos TB Desa.
g. Melaksanakan mobilisasi organisasi masyarakat
Mengadakan gerakan masyarakat secara serentak oleh Organisasi masyarakat yang
dikaitkan dengan momentum hari-hari Kesehatan.

16

BAB III
PROGRAM PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN

A. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Tlogosari Wetan


Puskesmas Tlogosari Wetan Kota Semarang terletak dibagian timur kota
Semarang, termasuk dalam wilayah Kecamatan Pedurungan Kota Semarang dengan
batas-batas sebagai berikut :
1. Utara
: Kecamatan Genuk
2. Selatan
: Kecamatan Tembalang
3. Barat
: Kelurahan Tlogosari Kulon dan Kelurahan Kalicari
4. Timur
: mranggen
Wilayah kerja dan jumlah keseluruhan RT/RW di Puskesmas Tlogosari Wetan Kec.
Pedurungan Kota Semarang yaitu :
NO

WILAYAH KERJA

RW

RT

KK

1.

Kelurahan Tlogosari Wetan

04

39

1828

2.

Kelurahan Tlogomulyo

11

78

3209

3.

KelurahanPedurungan Lor

09

58

2298

4.

KelurahanPedurungan Tegah

11

84

3713

5.

Kelurahan Pedurungan Kidul

12

66

3918

6.

Kelurahan Penggaron Kidul

06

24

1703

7.

KelurahanPlamongan Sari

16

88

3108

8.

Kelurahan Palebon

11

77

3726

Sumber data : Profil Puskesmas Tlogosari Wetan 2012


B. Masalah yang ada di wilayah puskesmas
Dari delapan wilayah merupakan daerh endemis TB paru
1. Teori Tuberculosis

17

Tuberkulosis

(TBC) adalah

penyakit

akibat

kuman

Mycobakterium

tuberkculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan


lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim
paru

Tanda dan gejala utama pada TB Paru adalah :


1. Demam
2. Batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum
3. Sesak nafas
4. Nyeri dada
5. Malaise, mual, nafsu makan menurun, BB turun, banyak berkeringat malam.
Cara penularan TBC melalui 2 cara, yaitu :
1. Secara Langsung
Kuman-kuman yang berasal dari percikan ludah / cairan hidung penderita
berpindah ke orang lain secara langsung pada waktu mereka berbicara
berhadap-hadapan, berciuman atau bersin.
Kuman-kuman TB yang berasal dari percikan ludah / cairan hidung
penderita, bersama udara terhisap oleh orang lain.
2. Tidak Langsung
Bila penderita TB Paru meludah di tempat yang lembab, kemudian ludah
yang mengandung TB itu mengering diterbangkan angin, lalu terhisap orang
lain.
Cara yang dilakukan untuk memodifikasi lingkungan untuk mencegah penularan
kuman TB adalah :
1. Mengusahakan sinar matahari masuk ke ruang tidur
2. Menjemur alat-alat tidur sesering mungkin terutama waktu pagi hari
3. Memasang genting kaca
4. Membuka ventilasi tiap pagi
18

5. Kebersihan tempat tinggal, lantai tidak berdebu, penerangan cukup,


perabotan tertata rapi.

2. Pengobatan Tuberculosis
Cara untuk mencegah penularan kuman TB antara lain :
1. Menutup mulut pada waktu bersin / batuk
2. Tidur terpisah dari keluarga (tidak satu kamar, terutama pada 2 bulan pertama
pengobatan)
3. Tidak meludah di sembarang tempat, meludah di tempat yang sudah diisi
sabun, karbol atau Lysol 5%, atau tanah pasir karena kuman TB mati oleh zatzat tersebut.
Cara merawat penderita TB Paru adalah :
1. Mengawasi penderita minum obat TBC secara teratur, sehingga tidak terjadi
putus asa.
2. Rajin periksa diri ke Puskesmas.
3. Istirahat cukup.
4. Mendorong penderita untuk latihan batuk efektif dan nafas dalam.
5. Hentikan kebiasaan merokok.
6. Makan makanan bergizi (4 sehat 5 sempurna).
7. Banyak minum air Putih 8 gelas / hari.
Pengobatan dengan panduan OAT kategori I dalam kemasan paket A
1. Formula 2 HRZE/4 H3R3
2. Untuk penderita baru BTA(+)
3. Pengobatan terdiri dari 2 fase (tahap) yaitu :
a. Fase permulaan
1. Lama pengobatan 2 bulan
2. Jenis obat INH, rifampisin, pirazinamid, ethambutol
3. Dosis harian terkemas dalam blister pac: KOMBIPAK II (HKZE)
4. Cara makan obat setiap hari
5. Jumlah kali makan obat sebanyak 60 hari
b. Fase lanjutan
19

1. Lama pengobatan 4 bulan


2. Jenis obat INH (2 tablet), rifampicin
3. Dosis harian KOMBIPAK II
4. Cara makan obat 3 kali seminggu
5. Jumlah kali makan obat fase lanjutan sebanyak 54 kali
6. Untuk penderita baru BTA (+) mendapatkan untuk bisa permulaan 60
KOMBIPAK II dan fase lanjutan 54 KOMBIPAK III yang dikemas 2
dos, yaitu paket A
7. Bila BTA (-) setelah akhir pengobatan penderita sembuh
8. Bila BTA (+) setelah akhir pengobatan, penderita dinyatakan gagal
pengobatan regimen pengobatan diganti dengan paket kategori II,
maka penderita dirujuk ke dokter spesialis.
C. Target dan sasaran
Sasaran program Pemberantasan dan Pencegahan penyakit TB Paru dibagi
menjadi dua yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsung
adalah masyarakat kelurahan Tlogosari Wetan, Tlogomulyo, Pedurungan Lor,
Pedurungan Kidul, Pedurungan tengah, Penggaron Kidul, Plamongan Sari, Palebon.
Keluarga, yang salah satu anggota yang tinggal bersama mengidap TB paru, individu
yang baru menunjukkan tanda dan gejala TB paru serta penderita TB paru itu sendiri .
Sedangkan sasaran tidak langsung adalah pelaksana dan pengelola Pemberantasan dan
Pencegahan penyakit TB Paru.
Jumlah penderita TB Paru di PuskesmasTlogosari Wetan (6 bulan terakhir)
No Nama Kelurahan
1
Tlogosari Wetan

Jumlah Penderita
1

Tlogomulyo

Pedurungan Lor

Pedurungan Tengah

Pedurungan Kidul

Penggaron

Plamongan

Palebon

Lain-lain

20

D. Strategi
Strategi yang digunakan untuk melaksanakan program tersebut adalah
melaksanakan pemeriksaan awal pada klien yang datang untuk berobat di Puskesmas
Tlogosari Wetan (pengobatan pasif).
Untuk pengobatan aktif yaitu petugas melakukan kunjungan langsung di
tempat kediaman penderita TBC serta penyuluhan belum bisa dilakukan.
E. Kegiatan
Kegiatan pengobatan TB paru yang diadakan di Puskesmas Tlogosari Wetan :
Klien diperiksa di ruang balai pengobatan apabila klien mengalami tanda dan gejala
yang mengarah pada TB paru, klien diminta untuk ke laboratorium untuk pemeriksaan
dahak sewaktu besoknya akan apakah klien tersebut positif/negatif menghidap TB
paru. Apabila klien tersebut positif mengidap TB paru maka klien tersebut dianjurkan
untuk melakukan pengobatan secara bertahap sampai pengobatan yang dianjurkan
selesai, pengobatan pada TB paru sesuai dan prosedur pengobatan yang telah
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan. Untuk penderita yang telah lama mengidap TB paru
dianjurkan untuk selalu kontrol sesuai dengan lamanya pengobatan yaitu 6 bulan dari
awal klien masuk sampai selesai.
F. Peran serta masyarakat
Masyarakat sangat mendukung program Pemberantasan dan Pencegahan TB
Paru ini. Masyarakat berperan sebagai kader yang sebelumnya sudah diberi pelatihan
oleh Puskesmas Tlogosari Wetan.
G. Kerjasama lintas sektor dan lintas program
1. Kerjasama lintas sektor
Puskesmas melakukan kerjasama lintas sektoral dalam bentuk rapat koordinasi
kecamatan
2. Kerjasama lintas program
kerjasama lintas program dilaksanakan dalam bentuk kerjasama dengan bagian
BP. Kerjasama dengan bagian Kesehatan Lingkungan (pencahayaan dan
Ventilasi), bagian Program Gizi (pemenuhan gizi untuk peningkatan imunitas agar
tidak mudah terserang penyakit), kerjasama dengan Program KIA (terkait
imunisasi untuk kekebalan tubuh), serta kerjasama dengan bagian P2M.
H. Implementasi ( hambatan dan pendukung)
1. Hambatan
21

Peran serta masyarakat dalam pengendalian terhadap kuman masih belum optimal,
keterbatasan tenaga dan kemampuan petugas dalam pelaksanaan program
pengobatan TB paru
2. Pendukung
Dukungan dari berbagai pihak diantaranya dari masyarakat, dari Dinas
Kesehatan Kota, lintas sektor, dan Pemerintahan Kota Semarang.
I. Evaluasi (hasil, kekurangan)
1. Hasil
Hasil yang dicapai oleh petugas Puskesmas dalam pelaksanaan program
pengobatan TB Paru melebihi dari target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan
Kota Semarang.
2. Kekurangan
Adanya keterbatasan waktu dan kemampuan petugas untuk pelaksanaan
pengobatan TB paru yang lebih optimal lagi.

BAB IV
PEMBAHASAN
Analisis SWOT
1. Strenght (kekuatan)
a. Puskesmas Tlogosari Wetan terletak di dekat
b.
c.
d.
e.
f.
g.

jalan raya sehingga mudah

dijangkau transportasi umum


Mempunyai kader-kader kesehatan / posyandu yang cukup aktif
Adanya bimbingan teratur dari Dinas Kesehatan Kota Semarang
Adanya subsidi berupa sarana dan prasarana
Masyarakat kooperatif dengan Puskesmas
Adanya visi dan misi Puskesmas
Adanya SOP ( Standart Operasional Prosedur ) untuk masing-masing kegiatan

puskesmas
h. Puskesmas sudah mempunyai mobil pusling
i. Terdapat sarana Laboratorium untuk Pemeriksaan
2. Weakness (kelemahan)
a. Lingkungan Puskesmas kurang nyaman, diakibatkan oleh lingkungan sekolah
yang berada di depan puskesmas.
22

b. Kegiatan linsek belum optimal,contoh Penyuluhan terkait TB di tingkat sekolah


belum jalan sesuai kesepakatan.
c. Komitmen kurang anta tenaga kesehatan
d. Tenaga kesehatan yang kurang
3. Opportunities (peluang)
a. Diberlakukannya desentralisasi / otonomi daerah di kota Semarang
b. Dukungan dari pemerintah kota,dinas kesehatan, kelurahan dan jajarannya
c. Adanya kerjasama lintas sektoral yang terwujud dalam berbagai kegiatan di
lingkungan puskesmas.
d. Banyaknya pengguna jasa puskesmas yang memerlukan layanan kesehatan
e. Adanya Dokter Praktek yang membantu kerja Puskesmas
4. Threat (ancaman)
a. Pemberian pelayanan beresiko terkena penyakit menular
b. Kesterilan alat perlu diperhatikan karena dapat menimbulkan infeksi
c. Petugas kesehatan dari Puskesmas sulit menemui kader bila dilapangan

Kesenjangan antara program Puskesmas dengan program nasional


Dalam pelaksanaan program Puskesmas memang sudah memenuhi target dari
program nasional, akan tetapi masih ada hambatan untuk pelaksanaan yang lebih optimal
khususnya sasaran pada program pengobatan karena pengobatan hanya dilakukan secara
pasif yaitu klien datang untuk berobat ke Puskesmas. Padahal untuk program nasional
harus dilakukan secara pasif dan aktif yaitu petugas melakukan survey langsung di
lapangan khususnya kunjungan rumah bagi klien TB paru sesuai dengan alur pengobatan
dan sasaran pengobatan TB paru yang telah diberikan dapat menghasilkan suatu upaya
yang benar-benar lebih optimal maksudnya petugas kesehatan benar-benar menunjukkan
program pengobatan sesuai sasaran yaitu keluarga yang salah satu anggota keluarganya
yang serumah menghidap penyakit TB paru. Masyarakat baik yang sehat maupun yang
berisiko serta individu yang sudah terjangkit TB paru atau individu yang masih dalam
taraf pengawasan.
Karena pelaksanaan program pengobatan TB paru tidak berjalan sebagaimana
mestinya sehingga menimbulkan berbagai macam kendala, akan tetapi target yang telah
diberikan oleh DKK dapat dicapai oleh Puskesmas Tlogosari Wetan.
Kendala yang mengurangi keefektifan pelaksanaan program
1. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya tentang TB paru
23

3. Keterbatasan tenaga dan kemampuan petugas dalam pelaksanaan program pengobatan


TB paru
4. Keterbatasan waktu untuk pelaksanaan program pengobatan yang ditujukan pada
sasaran keluarga dan masyarakat.

Pemecahan Masalah
1. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat baik yang sehat maupun yang
berisiko tentang TB paru dan diberikan dorongan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya kegiatan.
2. Pembinaan pada petugas untuk melaksanakan kegiatan program pengobatan secara
bertahap sesuai dengan prosedur program pengobatan
3. Manajemen waktu agar pemenuhan program pengobatan sesuai dengan sasaran yang
akan dituju misalnya melakukan penyuluhan atau kunjungan pada waktu sore atau
malam hari di luar jam kerja Puskesmas.

BAB V
24

SIMPULAN SARAN
a.

Kesimpulan
Dalam pemberantasan penyakit menular untuk menentukan penyakit mana yang harus
diberantas terlebih dahulu didasarkan pada menimbulkan angka kesakitan dan angka
kematian yang tinggi, dapat menimbulkan wabah, menyerag terutama pada bayi,
anak-anak, ibu tenaga kerja.

b. Saran
Melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Mengobati / merawat / merujuk tersangka / penderita TB ke rumah sakit
2. Melaksanakan penyuluhan intensif melalui berbagai media
3. Melaksanakan kewaspadaan dini (SKD) dan penangulangan KLB
4. Menutup mulut bila batuk bagi penderita TB
5. Gentengisasi dengan genteng kaca untuk pencahayaan yang cukup
6. Memenuhi rumah dengan ventilasi yang cukup untuk pergantian udara
7. Melakukan imunisasi untuk peningkatan kekebalan tubuh terhadap penyakit

DAFTAR PUSTAKA
Strategi Nasional Pengendalian TB 2010-2014. Ditjen PP&PL. Kementrian Kesehatan RI.
2010.
Rencana Operasional dalam Penanggulangan Tuberculosis. Pusat Promosi Kesehatan.
Kementrian Kesehatan RI. 2010.
Profil Puskesmas Tlogosari Wetan. 2012

25

Вам также может понравиться