Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OM Swastyastu
Puji syukur kami haturkan kehapanan Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul Konsep
teori dan askep harga diri rendah. Meskipun banyak hambatan kami alami dalam
proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah
memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca.
OM Santih Santih Santih OM
Denpasar, 19 Maret 2015
penyusun
Daftar Isi
Kata pengantar....................... 1
Daftar Isi........2
A. Bab I Pendahuluan
1.1
1.2
1.3
1.4
2.2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU
Kesehatan No. 23 tahun 1992). Selain itu, menurut UU RI Nomor 39 Tahun 2009
tentang kesehatan, adapun pengertian kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Keadaan sehat dicerminkan oleh kelengkapan organ dan sistem tubuh yang
berfungsi normal serta adanya zat pengatur fungsi tubuh. Otak adalah organ yang
bertugas mengatur fungsi tubuh. Agar otak berfungsi dengan baik diperlukan
energi dari glukosa, protein, lemak, vitamin, dan oksigen yang berasal dari sistem
tubuh. Manusia dikatakan memiliki jiwa jika dia hidup dan organ tubuhnya
berfungsi baik. Oleh karena itu, kesehatan otak merupakan inti dari kesehatan jiwa
manusia.
Jadi bisa disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah keadaan sehat
seseorang dimana dapat menerima keadaan diri sendiri, orang lain, dan bendabenda yang berhubungan dengan kehidupan serta dapat mengatasi masalah yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan kehidupan secara sosial dan
ekonomis. Menurut Skinner, ada 4 kriteria sehat jiwa, yaitu menerima diri sendiri,
diterima oleh orang lain, efisien dalam bekerja atau studi, dan bebas dari konflik
dalam diri sendiri.
Kesehatan jiwa juga didefinisikan sebagai perasaan sehat dan bahagia serta
mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana
adanya, dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri serta orang lain
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk
Pada
pengkajian,
seringkali
perawat
hanya
memusatkan perhatian pada aspek biologis atau fisik saja sehingga asuhan
keperawatan yang komprehensif tidak tercapai (Kelliat,1999).
Umumnya, pasien gangguan jiwa dibawa keluarganya ke Rumah Sakit
Jiwa atau unit pelayanan kesehatan jiwa lainnya karena keluarga tidak mampu
merawat dan terganggu karena perilaku pasien. Beberapa gejala yang lazim
dirasakan oleh keluarga sehingga menjadi alasan mengapa pasien dibawa ke
Rumah Sakit Jiwa yaitu adanya harga diri rendah, menarik diri, halusinasi,
waham, dan perilaku kekerasan (Stuart dan Sudeen, 1995).
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang kami dapatkan adalah sebagai berikut :
1.
C.
2.
3.
4.
5.
TUJUAN
1.
2.
3.
4.
5.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu metode kepustakaan,
dimana data-data yang diperoleh didapatkan melalui buku-buku dan juga
dari internet.
BAB II
A. Konsep Teori
1.
Pengertian
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang
Maladaptif
Aktualisasi
Konsep diri
Harga diri
Keracunan
diri
positif
rendah
identitas
Depersonalisasi
Etiologi
Biasanya yang menyebabkan harga diri rendah adalah kurangnya umpan
balik positif, perasaan ditolak oleh orang terdekat, sejumlah kegagalan dan
ketidakberdayaan, ego yang belum berkembang dan menghakimi super ego,
faktor-faktor pribadi atau situasi seperti disfungsi sistem keluarga atau tidak
adanya dukungan sosial.
a. Faktor predisposisi
Adapun faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan harga diri rendah
adalah (Stuart, et al. 1995, dikutip oleh Keliat):
1) Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak/susunan saraf pusat yang dapat
menimbulkan gangguan seperti:
a) Hambatan perkembangan otak khususnya korteks frontal, temporal,
dan limbik (sistem kesadaran dan emosi).
b) Pertumbuhan dan perkembangan individu.
2) Psikologis
3.
Patofisiologi
Seseorang dengan harga diri rendah berhubungan dengan hubungan
interpersonal yang buruk yang mulanya merasa dirinya tidak berharga sehingga
merasa tidak aman berhubungan dengan orang lain, individu yang mempunyai
ketergantungan berlebihan pada orang lain, dan kemudian dimunculkan dalam
bentuk perilaku (Stuart, et al, 1998).
Perilaku biasanya ditunjukkan pada klien dengan harga diri rendah
adalah kritik terhadap diri sendiri/orang lain, produktivitas menurun, destruksi
pada orang lain, gangguan berhubungan perasaan irritable, sikap negatif terhadap
diri sendiri, ketegangan peran, pesimis terhadap kehidupan, keluhan fisik,
pandangan hidup terpolarisasi, menolak kemampuan diri sendiri, mengejek diri
dari realitas, cemas dan takut.
Harga diri rendah berhubungan dengan hubungan interpersonal yang
buruk mengarah pada kasus skizofrenia dan depresi. Hal ini dapat terjadi karena
faktor sosiokultural akibat menurunnya stabilitas keluarga dan kesibukan keluarga
dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari dan faktor psikologis meliputi koping
individu yang tidak efektif terhadap keadaan dirinya, tanggung jawabnya, serta
koping keluarga dalam menghadapi situasi yang dialami klien.
4. Pohon Masalah
Komunikasi
verbal
Perilaku kekerasan
Perubahan persepsi sensorik:
halusinasi pendengaran
Tidak efektifnya
penatalaksanaan
regiment terapeutik
Koping keluarga
tidak efektif:
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit
Defisit
perawatan diri
Menurunnya
motivasi
perawatan diri
Gangguan proses
pikir: waham
Berduka
disfungsional
Pohon Masalah Harga Diri Rendah (sumber: Aris R., dkk, 2008)
5.
10
Gangguan harga diri yang disebut dengan harga diri rendah menurut
Keliat (1998:24) dapat terjadi secara:
a. Situasional
Yaitu trauma yang terjadi tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan, dicederai, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja,
dan perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba). Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah
karena:
1) Privacy
kurang
diperhatikan,
misalnya
pemeriksaan
fisik
yang
11
terjadi pada klien dan masalah utama harga diri rendah menurut Direktorat
Kesehatan Jiwa DepKes RI (1998:35) adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
8.
e.
f.
g.
h.
Pembicaraan kacau.
i.
j.
k.
Produktivitas menurun.
l.
m.
n.
o.
p.
Apabila sudah didapatkan kontak mata, maka lakukan bimbingan tentang hal-hal
yang praktis. Bimbingan yang diberikan haruslah bimbingan yang baik seperti
bekerja secara sederhana di rumah atau di luar rumah. Bantu klien memperluas
kesadaran dirinya, kemudian bantu klien mengenal kekuatan dan kelemahannya.
Bantu untuk mengevaluasi diri, membuat rencana tujuan yang realistik, kemudian
12
bantu klien membuat keputusan dan mencapai tujuan. Meski klien sudah sembuh
atau boleh pulang ke rumah, metode farmakologi atau pengobatan tidak boleh
putus. Penatalaksanaan klien dengan harga diri rendah meliputi:
a. Farmakologi.
b. Terapi lain seperti terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi tingkah laku,
terapi keluarga, terapi spiritual, terapi lingkungan, terapi aktivitas kelompok
yang tujuannya adalah memperbaiki perilaku klien dengan harga diri rendah.
c. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi (kembali memfungsikan) dan
perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar
dalam kehidupan bermasyarakat.
13
14
dimiliki
Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah
dilatih
Tindakan keperawatan :
15
3)
4)
5)
16
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan perencanaan asuhan keperawatan oleh
perawat dan klien. Petunjuk dalam implementasi :
a. Intervensi dilakukan sesuai dengan rencana.
b. Keterampilam interpersonal, intelektual, tekhnikal dilakukan dengan
cermat dan efisien dalam situasi yang tepat.
c. Dokumentasi intrvensi dan respon klien
5. Evaluasi
Evaluasi menurut Stuart (1998:237) yaitu:
a. Apakah ancaman terhadap integritas fisik atau sistem diri pasien telah
menurun dalam sifat, jumlah, dan asal atau waktu?
17
BAB III
PENUTUP
harga diri rendah adalah sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri,
hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan, tidak berguna, tidak
berdaya, tidak ada harapan dan putus asa
Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri
sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga dirirendah dapat
terjadi secara situasional(trauma) atau kronis (kritik diri yangtelah berlangsung
lama) dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20