Вы находитесь на странице: 1из 60

SISTEM IMUN

Abrijanto SB

Sistem Imun
Fungsi:
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit;
menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme
atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak
(debris sel) untuk perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Sasaran utama: bakteri patogen & virus
Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma,
makrofag, & sel mast)

Patogen bagi tubuh manusia


1.
2.
3.
4.
5.

Bakteri
Virus
Jamur
Protozoa bersel
satu
Parasit

Sel dlm Sistem Imun

Struktur Sistem Imun


Organ sistem imun berada di seluruh

bagian tubuh organ limfoid


Organ limfoid: rumah bg limfosit
Jaringan limfoid primer:
(1) kelenjar thymus
(2) sumsum tulang
Jaringan limfoid sekunder:
(1) berkapsul: limpa & kelenjar limf
(2) tdk berkapsul: tonsil, GALT (gutassociated
lymphoid tissue), jar.limfoid di kulit,
sal.napas, kemih, & reproduksi
6

Jaringan Limfoid
Merupakan jaringan yang

memproduksi, menyimpan,
& memproses limfosit
Mencakup: sumsum tulang,
kel.limfe, limpa, thymus,
tonsil, adenoid, appendiks, &
agregat jar.limf di sal.cerna
(GALT= gut-associated
lymphoid tissue/ Plak Peyer)

Sistem Imun

Pertahanan lapis pertama:

Pertahanan fisik (physical


barrier)
Ada 2 sistem kekebalan
tubuh:
1. Sistem kekebalan
nonspesifik (didapat)
(innate immune system)
2. Sistem kekebalan spesifik
(dipelajari/adaptif)
(learned/adaptive
immune system)
8

Respons Imun
Tahap:
Deteksi & mengenali benda asing
Komunikasi dg sel lain untuk berespons
Rekruitmen bantuan & koordinasi respons
Destruksi atau supresi penginvasi
antibodi & sitokin

Respons Imun
Respons imun alami nonspesifik
- ada sejak lahir
- tdk memiliki target ttt
- terjadi dlm bbrp menit jam
Reaksi inflamasi
2. Respons imun didapat spesifik
- spesifik untuk jenis ttt
- respons thd paparan I tjd dlm bbrp
hari, paparan berikutnya lebih cepat
1.

10

Pertahanan Lapis Pertama


Kulit & membran mukosa yang utuh
Kelenjar keringat, sebum, & airmata mensekresi zat

kimia & bersifat bakterisid


Mukus, silia, tight junction, desmosom, sel keratin & lysozim
di lapisan epitel
Rambut pd lubang hidung
Flora normal

11

Sistem Kekebalan Nonspesifik


Dapat mendeteksi adanya benda asing & melindungi tubuh

dari kerusakan yang diakibatkannya, namun tdk dpt


mengenali benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Yang termasuk dlm sistem ini:
1. Reaksi inflamasi/peradangan
2. Protein antivirus (interferon)
3. Sel natural killer (NK)
4. Sistem komplemen

12

Inflamasi/ Peradangan
Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau perlukaan
Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba, tetapi respons yg

sama juga terjadi pada perlukaan akibat suhu dingin, panas,


atau trauma
Pemeran utama: fagosit, a.l: neutrofil, monosit, & makrofag

13

Tahap inflamasi
1.
2.

3.

4.
5.
6.
14

Masuknya bakteri ke dalam jaringan


Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg
terinfeksi meningkatkan aliran darah
(RUBOR/kemerahan & CALOR/panas)
Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi
terhadap protein meningkat difusi protein &
filtrasi air ke interstisial (TUMOR/bengkak &
DOLOR/nyeri)
Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler &
venula ke interstisial
Penghancuran bakteri di jaringan fagositosis
(respons sistemik: demam)
Perbaikan jaringan

15

Interferon
Sel yang terinfeksi virus akan

mengeluarkan interferon
Interferon mengganggu replikasi virus
(antivirus); interfere
Interferon juga memperlambat
pembelahan & pertumbuhan sel tumor dgn
meningkatkan potensi sel NK & sel T
sitotoksik (antikanker)
Peran interferon yg lain: meningkatkan
aktivitas fagositosis makrofag &
merangsang produksi antibodi
16

17

Sel Natural Killer (NK)

Merusak sel yg terinfeksi virus & sel

kanker dengan melisiskan membran sel pd


paparan I
Kerjanya = sel T sitotoksik, ttp lebih cepat,
non-spesifik, & bekerja sebelum sel T
sitotoksik mnjd lebih banyak & berfungsi

18

Sistem Komplemen

Sistem ini diaktifkan oleh:

(1) paparan rantai karbohidrat yg ada pd permukaan


mikroorganisme yg tdk ada pd sel manusia
(2) paparan antibodi yang diproduksi spesifik untuk zat asing
tertentu oleh sistem imun adaptif
Bekerja sbg komplemen dari kerja antibodi

19

Aktivasi Sistem Komplemen

20

Komplemen yg teraktivasi
akan:
1. Berikatan dg basofil & sel

mast & menginduksi


penglepasan histamin
reaksi inflamasi
2. Berperan sbg faktor
kemotaksis yang
meningkatkan fagositosis
3. Berikatan dg permukaan
bakteri & bekerja sbg
opsonin (opsonisasi)
fagositosis
4. Menempel pd membran &
membentuk struktur
berbentuk tabung yg
melubangi membran sel &
menyebabkan lisis sel.
21

Sistem Kekebalan Spesifik


Atau sistem kekebalan adaptif dapat

menghancurkan patogen yang lolos dari


sistem kekebalan non-spesifik.
Mencakup:
(1) kekebalan humoral produksi antibodi
oleh limfosit B (sel plasma)
(2) kekebalan selular produksi limfosit T yg
teraktivasi
Harud dapat membedakan sel asing yg harus
dirusak dari sel-diri antigen (molekul
besar, kompleks, & unik yg memicu respons
imun spesifik jika masuk ke dalam tubuh)
22

Sistem Kekebalan Humoral


Antigen (Ag) merangsang sel B berubah menjadi sel plasma yg

memproduksi antibodi (Ab).


Ab disekresi ke darah atau limf lokasi sel plasma yg
teraktivasi; semua Ab akan mencapai darah gamma globulin
= imunoglobulin (Ig)

23

Imunoglobulin (Ig)

Ada 5 kelas:
1. Ig M berperan sbg reseptor permukaan sel B
& disekresi pd tahap awal respons sel plasma
2. Ig G Ig terbanyak di darah, diproduksi jika
tubuh berespons thd antigen yg sama
Ig M & IgG berperan jika tjd invasi bakteri &
virus serta aktivasi komplemen
3. Ig E melindungi tubuh dr infeksi parasit &
mrp mediator pd reaksi alergi; melepaskan
histamin dari basofil & sel mast
4. Ig A ditemukan pd sekresi sistem
perncernaan, pernapasan, & perkemihan (cth:
pd airmata & ASI)
5. Ig D terdapat pada banyak permukaan sel B;
mengenali antigen pd sel B
24

Fungsi Antibodi

25

Reaksi Ag-Ab

26

faal_imun/ikun/2006

27

Sistem Kekebalan Seluler


Limfosit T spesifik untuk kekebalan terhadap infeksi

virus & pengaturan pd mekanisme kekebalan.


Sel-sel T harus kontak langsung dg sasaran
Ada 3 subpopulasi sel T: sel T sitotoksik, sel T
penolong, & sel T penekan
Major histocompatibility complex (MHC): kode
human leucocyte-associated antigen (HLA) yg
terikat pd permukaan membran sel; khas pd setiap
individu
Surveilens imun: kerjasama sel T sitotoksik, sel NK,
makrofag, & interferon
28

Aktivasi Sel T

29

30

Pembentukan Kekebalan Jangka


Panjang (long-term immunity)
Pada kontak pertama dg

antigen mikroba, respons


antibodi terjadi lambat
dlm bbrp hari sampai
terbentuk sel plasma &
akan mencapai puncak
dlm bbrp minggu
(Respons primer); & akan
membentuk sel memori
Jika terjadi kontak dg
antigen yg sama, krn
adanya sel memori,
respons yg terjadi mjd
lebih cepat (Respons
sekunder)
31

32

33

Respons Imun thd Invasi Bakteri

34

Respons Imun thd Invasi Virus

35

Interaksi Sistem Imun-Saraf- Endokrin

36

Gangguan sistem imun


1.
2.

3.

37

Lack of response (imunodefisiensi)


contoh: AIDS, leukemia
Incorrect response (peny. autoimun)
contoh: DM tipe I, miastenia gravis, multiple
sclerosis; penyakit Graves.
Overactive response (alergi/
hipersensitivitas)
contoh: asma, rhinitis allergic, rx transfusi

HERBAL IMUNOSTIMULAN

38

SAMBILOTO

39

Nama tanaman : Andrographis

paniculata Nees (Direktorat Obat Asli


Indonesia.2008)
Nama Sinonim : Andrographis
susspathulata C.B. Clarke(Direktorat Obat
Asli
Indonesia.2008)

40

b. Nama daerah
Ampadu (Sumatera), ki oray, ki peurat,

takilo, bidara, sadilata, sambilata,


sambiloto (Jawa), bidara (Malaysia), Sinta
(Filipina), Bidara, akar cerita (Singapura),
fathalaicon (Thailand)(Direktorat Obat Asli
Indonesia.2008)

41

Deskripsi tanaman/simplisia

Herba dengan ketinggian 40-90 cm, bercabang banyak


dengan letak cabang saling berlawanan. Daun tunggal
berbentuk bulat telur terletak bersilang berhadapan,
pangkal dan ujung daun runcing dan tepi rata. Bunga
majemuk berbentuk tandan, terletak di ketiak daun dan
ujung batang. Kelopak bunga berbentuk lanset,
berjumlah lima dengan pangkal berlekatan, berwarna
hijau. Buah berbentuk kotak, berujung runcing, bagian
tengah bersalur, buah muda berwarna hijau dan setelah
tua berwarna hitam. Biji berukuran kecil berwarna
hitam, pada waktu muda berwarna putih kotor dan
setelah tua berwarna cokelat. (Direktorat Obat Asli
Indonesia.2008)
42

Preklinik
1.. Pengaruh kombinasi tetap ekstrak Andrographolide dan Kan
Jang SHA-10 dan ekstrak SHE-3- pada proliferasi limfosit
manusia, produksi sitokin dan penanda aktivasi kekebalan
dalam kultur sel darah secara keseluruhan.
Diteliti sifat imunomodulator dari diterpen lakton
andrographolide dan Kan Jang- Kombinasi tetap standar
ekstrak Andrographis paniculata SHA-10 danEleutherococcus
senticosus ekstrak SHE-3. Peran mereka pada spontandan
phytohemagglutinin (PHA) menginduksi proliferasi limfosit
darah perifer (PBL) manusia dan produksi interferon-gamma
(INF-) dan tumor necrosis factor-alpha (TNF-) ditentukan
secara in vitro. Proliferasi PBL diinduksi oleh PHA
adalahditingkatkan dengan stimulasi bersama dengan
andrografolida dan Kan Jang.
43

Pada saat yang sama andrographolide dan Kan Jang menghambat

proliferasi spontan PBL in vitro. Persiapan ini juga berpengaruh pada


pembentukan INF-, TNF- dan beberapa penanda aktivasi imun seperti
neopterin (Neo), -2-mikroglobulin (2MG), dan reseptor larut untuk
interleukin-2 (SIL-2R atau sCD25 ) dalam kultur sel darah.
Andrographolide dan Kan Jang merangsang INF-, neopterin dan
pembentukan 2MG, tetapi tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap produksi INF- dan neopterin dalam PHA merangsang sel-sel
darah. Efek berlawanan inipada para pembuat kekebalan diamati dalam
PHA menstimulasi sel darah: baik andrographolide dan Kan Jang
meningkatkan pembentukan TNF- dan 2MG dalam pembudidayaan
seluruh sel darah.
Dengan demikian, andrographolide dan Kan Jang dapat memiliki efek in
vitro dalam aktivasi danproliferasi sel imunokompeten serta pada
produksi sitokin kunci danpenanda aktivasi imunitas. Hasilnya
menunjukkan keseluruhan efek kombinasi tetap lebih tinggi dibandingkan
dengan jumlah setara dengan senyawa andrografolida murni.(Panossian
A., dkk. 2002)
44

2. Senyawa antikanker dan imunostimulan dari


Andrographis paniculata

Andrographis paniculata ekstrak secara tradisional


digunakan sebagai obat untuk mengobati penyakit
yang berbeda di India, Cina dan Asia Tenggara.
Dalam penelitian ini, kami mengevaluasi aktivitas
antikanker dan imunomodulator dari ekstrak
metanol Andrographis paniculata pada kanker
manusia dan sel-sel imun. Ekstrak metanol
Andrographis paniculata difraksinasi dalam
diklorometana, petroleum eter dan ekstrak air dan
disaring untuk bioaktivitas.
45

Hasil menunjukkan bahwa fraksi diklorometana dari ekstrak


metanol
mempertahankan senyawa aktif yang memberikan kontribusi untuk
kedua aktivitas antikanker dan imunostimulan. Fraksi diklorometana
secara signifikan menghambat proliferasi HT-29 (kanker usus besar)
sel dan menambah proliferasi limfosit darahperifer manusia (HPBLs)
pada konsentrasi rendah. Pada fraksinasi lebih lanjut dari ekstrak
diklorometana kita bisa mengisolasi tiga senyawa diterpen, yaitu [1]
andrografolida, [2] 14-deoxyandrographolide dan [3] 14-deoksi11,12-didehydroandrographolide. Andrografolida menunjukkan
aktivitas antikanker pada sel kanker yang beragam yang mewakili
berbagai jenis kanker pada manusia. Padahal semua tiga molekul
menunjukkan peningkatan induksi proliferasi dan interleukin-2 (IL-2)
di HPBLs.(Kumar R., A., Sridevi K., N.Vijaya Kumar, Nanduri S.,
Rajagopal, S. 2004)

46

3. Studi aktivitas anti-inflamasi senyawa murni dari


Andrographis paniculata
(burm.f.)Nees dan pengaruhnya terhadap ekspresi gen.
Dalam peradangan, respon terhadap rangsangan berbahaya
dikendalikan oleh interaksi yang sangat termodulasi antara berbagai sel
kekebalan dan mediator kimia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi dan membandingkanefek anti-inflamasi diterpenoids
terisolasi dari Andrographis paniculata, termasuk
dehydroandrographolide (AP1), andrographolide (AP2) dan
neoandrographolide (AP3), pada produksi sitokin inflamasi dan aktivitas
COX. Selain itu, perubahan ekspresi gen yang terlibat dalam kegiatan ini
diselidiki dalam senyawa yang paling ampuh untuk menjelaskan
mekanisme molekuler lain yang mungkin. AP1 (30.1 M, 10 mg / ml) dan
AP2 (28,5 M, 10 mg / ml) nyata menghambat COX-1 pada ionofor
menginduksi trombosit manusia A23187. AP2 (28,5 M) dan AP3 (20,8 M,
10 mg / ml) sangat menekan LPS merangsang aktivitas COX-2 dalam
darah manusia. Selain itu, AP2 memodulasi tingkat LPS
menginduksisekresi TNF-, IL-6, IL-1 dan IL-10 dalam darah manusia
dengan cara yang tergantung konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa AP2 mempunyai efikasi tertinggi.
47

4. Aktivitas imunostimulan andrographolide ditunjukan


oleh perkembangbiakan lymphocytes dan produksi
interleukin-2. Andrographolide juga mempertinggi
produksi tumor necrosis factor-alpha (TNF-) sehingga
meningkatkan aktivitas sitotoksis lymphocytes
terhadap sel kanker yang secara tidak langsung
berefek antikanker. Ekstrak air sambiloto dapat
menstimulasi respon imun non spesifik pada dosis 12,5
mg/kg bb (ekstrak air) yang diaplikasikan secara
intraperitoneal satu kali sehari selama 30 hari pada
mencit Balb/c. Pengujian dilakukan dengan uji
fagositosis terhadap sel darah merah ayam dan uji
aktivitas lisis eksudat peritoneal terhadap E. coli.
(Direktorat Obat Asli Indonesia. 2008)
48

KLINIS
Pemberian diterpen dariAndrographis

paniculata (1 mg/kg selama 7 hari) yang


diberikan secara oralkan aktivasi dari
makrofag. (Puri, A., Saxena, R., Saxena,
R.P., Saxena, K.C., Srivastava, V., Tandon,
J.S. 2003)

49

INDIKASI
Imunostimulan, antikanker, antitumor,

antimikroba, antijamur, antihipertensi dan


hipotensi, antiinflamasi, platelet (induksi
antitrombin), analgesik antipiretik,
hipoglikemik antihiperglikemik,
antispasmodic, antifertilitas,
hepatoprotektif, anti HIV, koleretik,
antialergi, antidiabetes, diuretik,
antihiperurekemia.(Direktorat Obat Asli
Indonesia. 2008)

50

KONTRA INDIKASI
1. Ibu hamil dan menyusui dilarang menggunakan herba ini karena dapat
menyebabkan keguguran (mempunyai aktivitas abortivum) dan adanya efek
antagonis dengan progesteron endogen. (Direktorat Obat Asli Indonesia.
2008)
Efek dari bubuk ekstrak daun Andrographis paniculata (APE), senyawa aktif
Kan lang tablet [standar untuk isi andrographolide (4,6%) dan 14-deoxoandrographolide (2,3%) konten (Total andrographolids - 6,9%)] pada konten
progesteron darah pada tikus telah diteliti. Administrasi peroral APE selama
19 hari pertama kehamilan dalam dosis 200, 600, dan 2000 mg / kg (yaitu
dosis 30, 90, dan 300 kali lipat lebih tinggi dari dosis terapi setiap hari pada
manusia) tidak menunjukkan efek pada peningkatan tingkat progesteron
dalam plasma darah tikus. Mari kita asumsikan bahwa dalam dosis terapi,
Andrographis paniculata ekstrak tidak dapat menginduksi penghentian
progesteron-dimediasi kehamilan. (Panosian A)

2. Penderita yang alergi terhadap tanaman Acanthaceae.

51

DOSIS
Penyiapan: 3-9 g herba kring atau 25-75 g

herba segar sebagai dosis tunggal sesuai


kebutuhan.
Dosis: 12,5 mg/kg bb (ekstrak air, i.p. satu
hari sekali selama 30 hari). (Direktorat Obat
Asli Indonesia. 2008)

52

RAMUAN IMUNOSTIMULAN
Andrographis paniculata200 mg
Echinacea ekstrak 250 mg
Zinc 5 mg

53

MANFAAT MASING-MASING
BAHAN
Andrographis paniculata

Berkhasiat sebagai antiradang,


anttinfeksi, merangsang fagositosis
sehingg efektif untuk infeksi, antibakteri S.
Aureus, P. Aeruginosa, melawan bakteri
E.colli. analgesik, antipiretik, detoksifikasi,
meningkatkan sekresi empedu,
antitrombosis, trombolisis, menurunkan
kadar glukosa darah, hepatoprotektor,
kondensasi sitoplasma sel tumor.
54

ECHINACEA
Peningkatan

viabilitas dan proliferasi klonalsel imun telah dilaporkan. Rininger et


al. (2000)melaporkan bahwa kelangsungan hidup PBMC ditingkatkan oleh
preparat Echinacea yang sama yang menginduksi makrofag untuk
mensekresikan TNF-a. . Para penulis mencatat bahwa "Echinaceamenginduksipeningkatan viabilitas PBMC tergantung dosis dengan stimulasi
optimal Echinaceapada konsentrasi 1 mg / ml dan efektif dengan donor
berbeda."Sun dan rekan kerja di McGill melakukansebuah studi di mana tikus
yang diberi 0,45 mg / hari ekstrak akar E. Purpurea selama 1-2 minggu diuji
untuk kekebalan sel tubuhsel. Dibandingkan dengan kontrol, tikus makan
ekstrak akar E. purpurea memiliki jumlah dari sel NK danmonositjauh lebih
tinggi, tapi tidak granulocutes, limfosit atau prekursor mereka. (Barrett, B. 2003)
Sebuah studi single-blind dari 27relawan, melaporkan kenaikan 20% dalam
kegiatan fagositosispada hari ke 4 pada kelompok Echinacea (disuntikkan
intravenadengan E. purpurea).
Penelitian kedua, dilaporkan sebagai double-blind danacak, dikenakan 24 orang
untuk dosis oral, dengan 30 tetes 3 kali sehari selama 5 hari, baik dengan
ekstrak etanolE. purpurea akar atau serupa muncul plasebo. Peningkatan
kegiatan fagositosis PMN dilaporkan, mencapai tingkat puncak pada hari ke-5.
(Barrett, B. 2003)

55

ZINK
Pemberian suplemen sebagai imunomodulator digunakan

untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga diharapkan


dapat mencegah munculnya berbagai macam penyakit.
Penggunaan herbal maupun mineral Zn (Zn) telah memiliki
kemampuan meningkatkan daya tahan atau berfungsi
sebagai imunostimulan. Penelitian ini bertujuan untuk
1.Mengetahui efek pemberian kombinasi mineral Zn dan
herbal pada status kesehatan, performa dan respons
imunitas
2. Mencari informasi tentang efek pemberian kombinasi
herbai-Zn terhadap fungsi organ.tubuh melalui gambaran
biokimiawi darah
3. Mengetahui efektifitas pemberian herbal dan Zn dalam
menanggulangi kejadian kolibasilosis

56

Penelitian ini menggunakan.100 ekor ayam

57

yang dibagi ke dalam lima kelompok


perlakuan sebagai berikut : RO (Pakan
basal /kontrol); R1 (Pakan basal+bawang
putih 2,5%+kunyit 1,5%), R2 ( Pakan
basal+bawang putih 2,5%+Zn0 120ppm),
R3 (Pakan basal+kunyit 1,5%+Zn0
120ppm), R4 (Pakan basal+bawang putih
2,5%+kunyit 1,5%+Zn0 120ppm). Status
kesehatan diamati melalui pemeriksaan
hematologi dan fungsi organ melalui
analisis biokimiawi darah. (Widhyari S., D.,
Wientarsih, I., Soehartono, H., Kompiang, I.,

Kelompok yang memperlihatkan status kesehatan dan

performa yang baik, diuji terhadap kemampuannnya di dalam


menanggulangi kasusColibasilosis. Infeksi dilakukan melalui
infeksi bakteri Escherichia coli (E. coli) dengan dosis 108
CFU.ml": secara per oral. Respons imunitas diperiksa terhadap
aktivitas dan kapasitas fagositosis. Hasil
penelitianmemperlihatkan gambaran hematologi dan
biokimiawidarah masih berada pada ambang batas normal.
Hal ini mengindikasikan pemberian kombinasi herbai-Zn relatif
aman bagi kesehatan dan fungsi organ tubuh. Jumlah leukosit
pada semua perlakuan meningkat seminggu setelah infeksi.
Peningkatan jumlah leukosit terutama disebabkan oleh meningkatnya heterofil yang mengindikasikan terjadinya infeksi
melalui inokulasi bakteri E.coli. (Widhyari S., D., Wientarsih, I.,
Soehartono, H., Kompiang, I., P., Winarsih, W. 2009)

58

Jumlah leukosit segera menurun 2 minggu setelah infeksi pada

kelom-pok yang diberi kunyit-Zn (P1) dan diberi obat antibiotik


(K+ ). Hal ini menggambarkan tubuh me-miliki kemampuan
lebih cepat untuk melaku-kan eleminasi terhadap agen infeksi
dibanding kontrol (K-) maupun pemberian bawang putih-Zn
(P2). Keadaan ini ditunjang oleh kemampuan aktivitas fagositosis sebesar 97%10% dan kapasitas fagositosis. 327111
bakteri yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol (tanpa diobati) yang memiliki aktivitas fago-sitosis
sebesar 8515% dan kapasitas fagositosis 176118 bakteri.
Pemberian kombinasi kunyit-Zn mem-perlihatkan hasil yang
lebih baik di-banding pemberian kombinasi bawang putih-Zn,
dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan status
kesehatan, performa, dan respons imunitas. (Widhyari S., D.,
Wientarsih, I., Soehartono, H., Kompiang, I., P., Winarsih, W.
2009)
59

TERIMA KASIH

60

faal_imun/ikun/2006

Вам также может понравиться