Вы находитесь на странице: 1из 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

Dosen pegampu : Endah,s.kep.Ns


Oleh :
Muh. Edi wibowo
NIM 0520015211

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN

A.

MASALAH UTAMA
Resiko bunuh diri

B.

PROSES

TERJADINYA

MASALAH
1.

Pengertian
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya. Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar (2000),
bunuh diri memiliki 4 pengertian, antara lain:
Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional
Bunuh diri dilakukan dengan intensi
Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri
Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak langsung
(pasif),

misalnya

dengan

tidak

meminum

obat

yang

menentukan

kelangsungan hidup atau secara sengaja berada di rel kereta api.


Tanda dan gejala :
Sedih
Marah
Putus asa
Tidak berdaya
Memeberikan isyarat verbal maupun non verbal
2.

Penyebab
Secara universal: karena ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan masalah.
Terbagi menjadi:
1. Faktor Genetik
2. Faktor Biologis lain
3. Faktor Psikososial & Lingkungan

Faktor genetik (berdasarkan penelitian):

1,5 3 kali lebih banyak perilaku bunuh diri terjadi pada individu yang menjadi
kerabat tingkat pertama dari orang yang mengalami gangguan mood/depresi/
yang pernah melakukan upaya bunuh diri.
Lebih sering terjadi pada kembar monozigot dari pada kembar dizigot.
Faktor Biologis lain:
Biasanya karena penyakit kronis/kondisi medis tertentu, misalnya:
Stroke
Gangguuan kerusakan kognitif (demensia)
DiabetesPenyakit arteri koronaria
Kanker
HIV / AIDS
Faktor Psikososial & Lingkungan:
Teori Psikoanalitik / Psikodinamika: Teori Freud, yaitu bahwa
kehilangan objek berkaitan dengan agresi & kemarahan, perasaan negatif
thd diri, dan terakhir depresi.
Teori Perilaku Kognitif: Teori Beck, yaitu Pola kognitif negatif yang
berkembang, memandang rendah diri sendiri
Stressor Lingkungan: kehilangan anggota keluarga, penipuan, kurangnya
sistem pendukung sosial
3.

Akibat
Resiko bunuh diri dapat megakibatkan sebagai berikut :
Keputusasaan
Menyalahkan diri sendiri
Perasaan gagal dan tidak berharga
Perasaan tertekan
Insomnia yang menetap
Penurunan berat badan
Berbicara lamban, keletihan
Menarik diri dari lingkungan social
Pikiran dan rencana bunuh diri

Percobaan atau ancaman verbal

C.

POHON MASALAH
Resiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan

Resiko bunuh diri


Harga diri rendah

D.

MASALAH

KEPERAWATAN

DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


1.

Pengkajian Faktor Resiko Perilaku bunuh Diri


Jenis kelamin: resiko meningkat pada pria
Usia: lebih tua, masalah semakin banyak
Status perkawinan: menikah dapat menurunkan resiko, hidup sendiri merupakan
masalah.
Riwayat keluarga: meningkat apabila ada keluarga dengan percobaan bunuh diri
/ penyalahgunaan zat.
Pencetus ( peristiwa hidup yang baru terjadi): Kehilangan orang yang dicintai,
pengangguran, mendapat malu di lingkungan social.
Faktor kepribadian: lebih sering pada kepribadian introvert/menutup diri.
Lain lain: Penelitian membuktikan bahwa ras kulit putih lebih beresiko
mengalami perilaku bunuh diri.

2.

Masalah keperawatan
Resiko Perilaku bunuh diri
DS : menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.
DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuhdiri.

Koping maladaptive
DS : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
DO : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.

E.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Diagnosa 1

: Resiko bunuh diri

2.

Tujuan umum : Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri

3.

Tujuan khusus :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:

Perkenalkan diri dengan klien

Tanggapi pembicaraan klien dengan sabar dan tidak menyangkal.

Bicara dengan tegas, jelas, dan jujur.

Bersifat hangat dan bersahabat.

Temani klien saat keinginan mencederai diri meningkat.

Klien dapat terlindung dari perilaku bunuh diri


Tindakan :

Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau, silet,
gunting, tali, kaca, dan lain lain).

Tempatkan klien di ruangan yang tenang dan selalu terlihat oleh perawat.

Awasi klien secara ketat setiap saat.

Klien dapat mengekspresikan perasaannya


Tindakan:

Dengarkan keluhan yang dirasakan.


Bersikap empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan dan
keputusasaan.

Beri dorongan untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana


harapannya.

Beri waktu dan kesempatan untuk menceritakan arti penderitaan,


kematian, dan lain lain.

Beri dukungan pada tindakan atau ucapan klien yang menunjukkan


keinginan untuk hidup.

Klien dapat meningkatkan harga diri


Tindakan:

Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.

Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.

Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan antar


sesama,

keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).

Klien dapat menggunakan koping yang adaptif


Tindakan:

Ajarkan

untuk

mengidentifikasi

pengalaman

pengalaman

yang

menyenangkan setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit,


menulis surat dll.)

Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan
pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang
kegagalan dalam kesehatan.

Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang


mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah
mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut
dengan koping yang efektif

1.

Diagnosa 2

: Gangguan konsep diri: harga diri rendah

2.

Tujuan umum

: Klien tidak melakukan kekerasan

3.

Tujuan khusus

1.

Klien dapat membina hubungan saling


percaya.
Tindakan:

1.1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat
dan jelaskan tujuan interaksi.
1.2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
1.3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2.

Klien dapat mengidentifikasi kemampuan


dan aspek positif yang dimiliki.
Tindakan:
2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
2.2 Hindari penilaian negatif detiap pertemuan klien
2.3 Utamakan pemberian pujian yang realitas

3.

Klien mampu menilai kemampuan yang


dapat digunakan untuk diri sendiri dan keluarga
Tindakan:
3.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3.2 Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

4.

Klien dapat merencanakan kegiatan yang


bermanfaat sesuai kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
4.2. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.
4.3. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

5.

Klien dapat melakukan kegiatan sesuai


kondisi dan kemampuan
Tindakan :
5.1. Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6.

Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung


yang ada

Tindakan :
6.1

Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien

6.2

Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat

6.3

Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

6.4

Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

1.

Diagnosa

: Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan

lingkungan
2.

Tujuan umum
-

Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

3.

Tujuan khusus

Pasien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya

Pasien mampu mengungkapkan perasaannya

Pasien mampu meningkatkan harga dirinya

Pasien mampu menggunakan cara penyelesaiaan masalah yang baik

4.

Tindakan :
-

Mendikusikan cara mengatasi keinginan mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan

Meningkatkan harga diri pasien dengan cara :


Memberikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya
Memberikan pujian jika pasien dapat mengatakan perasaan yang positif
Meyakinkan pasien bahawa dirinya penting
Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
Merencanakan yang dapat pasien lakukan

Tingkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara :


Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalahnya
Mendiskusikan dengan pasien efektfitas masing-masing cara penyelesian
masalah

Mendiskusikan dengan pasien cara menyelesaikan masalah yang lebih


baik
F.

RENCANA

TINDAKAN

KPERAWATAN
a. Ancaman atau percobaan bunuh diri
1. Intervensi pada pasien
a) Tujuan keperawatan
Pasien tetap aman dan selamat.
b) Tindakan keperawatan
Melindubgi pasien dengan cara:

Temani pasien terus-menerus sampai pasein dapat dipindahkan ke


tempat yang aman

Jauhkan semua benda yang berbahaya (misalnya: pisau, silet, gelas, dan
tali pinggang)

Periksa apakah pasien benar-benar telah meminum obatnya jika pasien


mendapatkan obatnya.

Dengan lembut, jelaskan pada pasien bahwa anda akan melindungi


pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri.

STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO BUNUH DIRI


A. Kondisi Klien
Sedih, marah, putus asa, tidak berdaya, memberikan isyarat verbal maupun non verbal
B. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
C. Tujuan
1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya
3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik

D. Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta
bantuan dari keluarga atau teman.
2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
d) Membicarakan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh pasien
e) Merencanakan aktifitas yang dapat pasien lakukan
3) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara:
a)

Mendiskusikan

dengan

pasien

cara

menyelesaikan

masalahnya
b)

Mendiskusikan dengan pasien efektifitas masing-masing

cara penyelesaian masalah


c)

Mendiskusikan

dengan

pasien

cara

menyelesaikan

masalah yang lebih baik

E. Strategi Pelaksanaan
SP 1: Percakapan untuk melindungi pasien dari percobaan bunuh diri
Melindungi pasien dari percobaan bunuh diri.

Orientasi:
Selamat pagi Pak, kenalkan saya edi wibowo, biasa di pangil edi, saya mahasiswa
Keperawatan Universitas yang bertugas di ruang ini, saya dinas pagi dari jam 7 pagi
2 siang .
Bagaimana perasaan A hari ini?
Bagaimana kalau kita bercakap cakap tentang apa yang A rasakan selama ini.
Dimana dan berapa lama kita bicara?

Kerja
Bagaimana perasaan A setelah ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A paling merasa
menderita di dunia ini? Apakah A pernah kehilangan kepercayaan diri? Apakah A

merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah A merasa
bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering mengalami kesulitan
berkonsentrasi? Apakah A berniat unutuk menyakiti diri sendiri? Ingin bunuh diri atau
berharap A mati? Apakah A pernah mencoba bunuh diri? Apa sebabnya, bagaimana
caranya? Apa yang A rasakan?
Baiklah, tampaknya A membutuhkan pertolongan segera karena ada keinginan untuk
mengakhiri hidup. Saya perlu memeriksa seluruh isi kamar A ini untuk memastikan
tidak ada benda benda yang membahayakan A)
Karena A tampaknya mash memilikikeinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup A,
saya tidak akan membiarkan A sendiri
Apa yang A lakukan jika keinginan bunuh diri muncul?
Kalau keninginan itu muncul, maka akan mengatasinya A harus langsung minta
bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang
besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakan kepada teman perawat, keluarga atau teman
jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan.
Saya percaya A dapat mengatasi masalah.

Terminasi :
Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin
bunuh diri?
Coba A sebutkan lagi cara tersebut!
Saya akan menemani A terus sampapi keinginan bunuh diri hilang. (jangan
meninggalkan pasien).

Daftar Pustaka
Keliat A. Budi, Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.
Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama
Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat bagi Program S1 Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta

Вам также может понравиться