Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
menjalankan tiga solusi ini diperoleh dari APBD Kota Surabaya serta APBN dari
Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan RI.
Tiga solusi ini dilakukan secara bertahap dan berurutan. Pertama, panti
rehabilitasi PSK. Para PSK didata terlebih dahulu oleh dinas kependudukan. Kemudian
mereka ditempatkan di panti untuk dilakukan langkah rehabilitasi sosial dengan
konsultasi dan bimbingan konseling masalah mereka serta pembinaan lainnya. Setelah
itu, langkah kedua adalah pengobatan bagi PSK yang terinfeksi PMS. Misalnya para
PSK yang terinfeksi HIV/AIDS diberi obat ARV (Anti Retro Viral) agar dapat
meningkatkan kualitas hidup. Pengobatan ini dipandu oleh dokter dan tenaga kesehatan
lain. Selanjutnya langkah ketiga, kewirausahaan merupakan solusi untuk masalah
ekonomi sebagai masalah utama tetap berjalannya prostitusi ini.
Adapun solusi kewirausahaan ini dapat dibagi menjadi 3 tahap yang berurutan..
Tahap pertama, latihan magang kerja. Para PSK ini mendapatkan pelatihan kerja.
Pelatihan kerja ini diisi dengan kursus kerja yang umum dan didasarkan minat dari para
PSK. Misalnya : kursus menjahit, kursus membuat makanan, dan kursus kerajinan
tangan. Pelatihan kerja ini dipandu oleh lembaga Balai Latihan Kerja ( BLK ) atau
masyarakat yang kompeten. Tahap Kedua adalah pemberian modal dan fasilitas kerja.
Setelah para PSK ini mempunyai keahlian kerja tertentu dan mempunyai minat usaha,
para PSK ini diberi modal usaha dan fasilitas untuk bekerja yaitu peralatan kerja dan
tempatnya. Misalnya para PSK telah memiliki keahlian menjahit dan mempunyai minat
usaha menjahit, mereka diberi modal sejumlah uang untuk membeli benang, bahan
sandang, gunting, jarum, dsb. Kemudian mereka diberi peralatan mesin jahit dan tempat
untuk berdagang pakaian yang mereka jahit. Solusi ini dilakukan oleh bagian keuangan.
Selanjutnya, tahap ketiga adalah pengawasan kerja. Setelah para PSK ini bekerja,
mereka diberi pengawasan sampai mereka benar-benar mandiri dan tidak kembali lagi
melakukan prostitusi. Pengawasan ini dilakukan oleh bagian pengawasan. Jika para
PSK ini dapat bekerja mandiri, para PSK ini diperbolehkan meninggalkan panti
rehabilitasi untuk hidup bersama masyarakat sekitar atau kembali ke daerah asal.
Keberhasilan dalam menjalankan tiga solusi ini, yaitu : panti rehabilitasi,
pengobatan, dan kewirausahaan tentunya membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak
terutama pemerintah Kota Surabaya, masyarakat, dan pihak terkait sehingga masalah
prostitusi ini dapat teratasi dan penyebaran HIV/ AIDS dapat ditekan. Jika masalah ini
teratasi maka tingkat kesehatan masyarakat khususnya masyarakat Surabaya dapat
mengalami kenaikan dan berdampak baik bagi wajah kesehatan Indonesia.