Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KEMOTERAPI
RUANG KEMOTERAPI RSUP FATMAWATI
Disusun Oleh:
NAILA FITRIAH
1110104000029
LAPORAN PENDAHULUAN
KEMOTERAPI
A. Pengertian Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan yang menggunakan obat keras (beracun/kimia) untuk
merusak atau membunuh sel-sel yang tumbuh dengan cepat. Kemoterapi digunakan
untuk mengobati penyakit kanker. Tujuannya adalah untuk mengurangi jumlah sel-sel
kanker atau mengurangi ukuran tumor.
Berbagai jenis obat kemoterapi dapat digunakan secara tunggal atau dikombinasikan
bersama obat lain seperti antibiotik untuk mengatasi infeksi yang mungkin terjadi. Sisi
buruknya, terdapat banyak efek samping di dalam kemoterapi, mulai dari yang ringan
hingga berat.
B. Prinsip Kerja Obat Kemoterapi terhadap Kanker
Tubuh kita memproduksi sel baru untuk menggantikan sel-sel yang sudah mati atau
rusak. Proses ini dilakukan secara teratur dan seimbang. Sedangkan sel-sel kanker tidak
memiliki keteraturan, proses reproduksi (pembelahan dan pertumbuhan) sel kanker diluar
kendali, akan semakin banyak sel kanker yang diproduksi dan selanjutnya menempati
lebih banyak tempat dan ruang, sampai akhirnya mendorong keluar ruang yang ditempati
oleh sel-sel tubuh normal. Disinilah diperlukan kemoterapi, obat kemoterapi akan
mengganggu kemampuan sel kanker untuk membelah dan berkembang biak.
Sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat ini bekerja terutama
terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin aktif sel-sel kanker tersebut
berproliferasi maka semakin peka terhadap sitostatika hal ini disebut Kemoresponsif,
sebaliknya semakin lambat prolifersainya maka kepekaannya semakin rendah , hal ini
disebut Kemoresisten.
berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga
mempunyai pengaruh bermakna.
Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal, supresi sumsum
tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama adalah mual,
muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah
biasanya timbul selang beberapa lama setelah pemberian sitostatika dab berlangsung
tidak melebihi 24 jam.
Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel darah putih
(leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah (anemia), supresi
sumsum tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian,
pada supresi sumsum tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai
terendah pada hari ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari
untuk menaikan kadar laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi
kemudian penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu
kedua dan pada sekitar minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi
dan akan mencapai nilai mendekati normal pada minggu keenam. Leukopenia dapat
menurunkan daya tubuh, trombositopenia dapat mengakibatkan perdarahan yang terusmenerus/ berlabihan bila terjadi erosi pada traktus gastrointestinal.
Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada kebotakan. efek
samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah kerusakan otot jantung,
sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi
anafilaksis, gangguan syaraf, gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang dapat
mengakibatkan terjadinya kanker baru.
Kardiomiopati akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit diatasi, sebagian besar
penderita meninggal karena pump failure, fibrosis paru umumnya iireversibel, kelainan
hati terjadi biasanya menyulitkan pemberian sitistatika selanjutnya karena banyak
diantaranya yang dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan
saluran kencing relatif kecil dan lebih mudah diatasi.
E. Lama Kemoterapi
Dalam sebagian besar kasus kanker, untuk memperoleh hasil terbaik maka kemoterapi
dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Rencana pengobatan akan dibuat oleh dokter,
yang mana akan menentukan kapan kemoterapi akan dimulai dan untuk berapa lama.
Kemoterapi bisa saja hanya dilakukan dalam satu hari, atau dapat juga berlangsung
selama beberapa minggu. Hal ini tergantung pada jenis dan stadium kanker. Jika pasien
membutuhkan lebih dari satu pengobatan, maka akan ada masa jeda/istirahat agar
tubuhnya pulih kembali. Misalnya kemoterapi satu hari diikuti dengan waktu istirahat
satu minggu, diikuti dengan pengobatan di satu hari lain yang diikuti masa istirahat tiga
minggu, dan lain-lain. Hal ini dapat dilakukan berulang kali.
F. Pola pemberian kemoterapi
1. Kemoterapi Induksi
Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel
kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass Tumor) atau
pada keganasan darah seperti leukemia atau limfoma, disebut juga dengan
pengobatan penyelamatan.
2. Kemoterapi Adjuvan
Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan atau
radiasi, tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih tersisa
atau metastase kecil yang ada (micro metastasis).
3. Kemoterapi Primer
Dimaksudkan sebagai
mendahului/sebelum
pengobatan
/tindakan
yang
lain
seperti
tetesannya.
2. Intra tekal (IT)
Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor dalam
cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.
3. Radiosensitizer, yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi, tujuannya
untuk memperkuat efek radiasi, jenis obat untukl kemoterapi ini antara lain
Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.
4. Oral
Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran, Alkeran, Myleran,
Natulan, Puri-netol, hydrea, Tegafur, Xeloda, Gleevec.
5. Subkutan dan intramuscular
Pemberian sub kutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah LAsparaginase, hal ini sering dihindari karena resiko syok anafilaksis. Pemberian
per IM juga sudah jarang dilakukan, biasanya pemberian Bleomycin.
6. Topikal
7. Intra arterial
8. Intracavity
9. Intraperitoneal/Intrapleural
Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yang banyak pada
kanker ganas intra-abdomen, antara lain Cisplastin. Pemberian intrapleural yaitu
diberikan kedalam cavum pleuralis untuk memusnahkan sel-sel kanker dalam
cairan pleura atau untuk mengehntikan produksi efusi pleura hemoragis yang
amat banyak , contohnya Bleocin.
H. Persiapan dan Syarat kemoterapi.
1. Persiapan
Diagnosa
Hasil
Nyeri
Tujuan:
Manajemen nyeri
Setelah dilakukan perawatan 1. Kaji nyeri, lokasi, intensitas, dan
selama .x24 jam, pasien
karakteristik
dapat mengontrol nyeri
2. Berikan relaksasi dan fasilitasi
Kriteria Hasil:
lingkungan nyaman
NOC: Kontrol Nyeri
3. Amati isyarat non verbal dari
- Skala nyeri
kegelisahan
- Wajah tenang
4. Tingkatkan istirahat
- Mampu istirahat tidur
5. Monitor vital sign
- TD 120/80 mmHg
Kolaborasi:
1. Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri:
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan
NIC: Monitor nutrisi
Nutrisi: Kurang
keperawatan selama .......x24
- Monitor adanya penurunan berat
Dari Kebutuhan
jam status nutrisi pasien
badan
Tubuh b/d Mual
normal dengan indikator:
- Monitor kulit kering dan perubahan
- Makanan dihabiskan
pigmentasi
dan nafsu makan baik - Monitor turgor kulit
- Intake makanan dan - Monitor kekeringan, rambut kusam,
cairan normal
total protein, Hb dan kadar Ht
- Berat badan normal
- Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nutrisi
- Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oval
- Kolaborasi pemberian:
Ansietas
- Gunakan
monitor
menyingkirkan
yang
menenangkan
- temani pasien untuk memberikan
intensitas
kecemasan
-
pendekatan
tanda
informasi
mengenai
kecemasan
-
menurunkan
menggunakan
relaksasi
untuk
mengurangi cemas
-
anak
tidur nyenyak
menimbulkan kecemasan
- dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
- instruksikan
pasien
menggunakan
teknik relaksasi
- berikan
obat
untuk
mengurangi
kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.medkes.com/2014/03/pengertian-efek-samping-dan-prosedurkemoterapi.html