Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB III
KEGIATAN DAN HASIL PRAKTEK KERJA PROFESI
APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA 10
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilaksanakan di Apotek Kimia Farma 10
yang berlokasi di Jl. Braga No. 2 4 Bandung, pada bulan September 2008. Kegiatan
ini bertujuan untuk mempelajari dan memperoleh pengalaman praktis mengenai
manajemen apotek dan kegiatan operasional di apotek. Manajemen apotek meliputi
pelayan kefarmasian, persediaan perbekalan farmasi, merchandising, sumber daya
manusia dan keuangan. Bidang operasional di apotek meliputi arus barang, arus uang
dan arus dokumen.
3.1
Kegiatan yang dilakukan selama PKPA di Apotek Kimia Farma 10 diantaranya yaitu
tutorial atau pemberian materi tentang perapotekan, diskusi, pelayanan resep,
pelayanan non resep, pelayanan narkotika dan psikotropika dan stok opname fisik
barang.
3.1.1
14
Diskusi
Diskusi serta pengarahan ketika PKPA di Apotek Kimia Farma 10 disampaikan oleh
asisten apoteker dan pimpinan apotek (apoteker). Materi diskusi meliputi:
1. Dokumentasi Resep
Dokumentasi resep terdiri dari pengarsipan resep, penyimpanan arsip resep dan
pemusnahan resep.
15
a. Pengarsipan Resep
Arsip dipisahkan antara resep tunai dan resep kredit. Setiap kelompok resep
dikelompokkan berdasarkan tanggal, bulan dan tahun transaksi. Setiap
kelompok resep diurutkan sesuai nomor resepnya, kemudian dibundel rapi
dan dituliskan pada setiap bundelnya berupa tanggal, bulan dan tahun
transaksi resep dengan jelas. Bundel resep dengan bulan yang sama dijadikan
dalam satu kelompok arsip.
b. Penyimpanan arsip resep
Setiap kelompok arsip resep disimpan dalam satu kotak yang diberi nama
Arsip Resep Tunai/Kredit serta bulan dan tahun transaksi. Kotak arsip resep
disimpan dalam lemari. Penataannya diurutkan sesuai urutan bulan, sehingga
resep satu bulan sebelumnya berada pada urutan paling depan, dengan tulisan
yang bisa langsung terbaca. Lemari arsip resep terletak pada ruang yang
mudah dijangkau dan terhindar dari tetesan air.
c. Pemusnahan arsip resep
Pemusnahan arsip resep dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, yaitu arsip resep yang telah berumur 3 (tiga) tahun
atau lebih. Sebelum dilakukan pemusnahan arsip resep, dibuat berita acara
dan surat pemberitahuan yang ditujukan kepada Kepala Kantor Dinas
Kesehatan Kota setempat bahwa akan dilakukan pemusnahan resep, serta
tembusan kepada Balai POM dan Manager Bisnis Apotek setempat. Dibuat
pula laporan atas pelaksanaan pemusnahan arsip tersebut. Pemusnahan
dilakukan dengan cara membakar arsip resep.
2. Pemusnahan Obat
Pemusnahan obat dilakukan untuk obat-obatan yang telah lewat tanggal
kadaluarsa, rusak, berubah warna atau memenuhi kriteria untuk dimusnahkan.
Obat-obatan yang telah kadaluarsa sebelumnya dicatat terlebih dahulu jumlah dan
tanggal kadaluarsanya, kemudian disimpan atau dikumpulkan selama kurang
16
lebih 3 tahun atau hingga mencapai jumlah obat yang cukup banyak, kemudian
dimusnahkan. Pemusnahan dilakukan dengan cara dihancurkan (obat sirup,
injeksi ampul), dilarutkan (tablet, kapsul dan pulvis), ditanam (salep/krim).
Namun dengan adanya pengelolaan barang yang cukup baik di Apotek Kimia
Farma 10, maka pemusnahan obat jarang dilakukan. Seperti halnya pemusnahan
resep, pemusnahan obat pun dibuat berita acara pemusnahan obat yang ditujukan
kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan Kota dengan tembusan ke BPOM serta
dilakukan pelaporan atas pelaksanaan pemusnahan kepada BM Apotek setempat.
3. Pengadaan Barang
Pengadaan perbekalan farmasi meliputi obat bebas, obat bebas terbatas, obat
keras tertentu, narkotika dan psikotropika, dan alat kesehatan di Apotek Kimia
Farma 10 dilakukan oleh bagian pembelian didasarkan pada buku defekta.
Pengadaan barang di Apotek Kimia Farma 10 dilakukan melalui pembelian
reguler, pembelian antar Apotek Pembantu Pelayanan dan pembelian barang
konsinyasi. Pembelian barang reguler dilakukan dengan Surat Pesanan Barang
(SPB) dan faktur penerimaan barang. Pembelian antar Apotek Kimia Farma
dilakukan dengan Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) dan dropping,
sedangkan konsinyasi adalah bentuk kerjasama antara Apotek Kimia Farma 10
dengan distributor yang menitipkan produknya untuk dijual di apotek.
Alur pengadaan barang melalui pembelian reguler adalah sebagai berikut :
a. Apotek Pembantu Pelayanan (APP) membuat BPBA berdasarkan defekta
manual/SIMKA.
b. APP mengirim BPBA ke BM.
c. BM merekap BPBA menjadi Surat Pesanan (SP) gabungan.
d.
e. Distributor PBF mengirim barang dan salinan faktur dengan delivery order
kepada APP.
17
Jika obat tersedia, APP I mengirimkan BPBA yang berisi nama dan
jumlah obat yang dibutuhkan ke APP II.
Khusus untuk pengadaan narkotika dan psikotropika, Surat Pesanan (SP) harus
dibuat langsung oleh apotek yang bersangkutan (tidak melalui BM). Pemesanan
obat golongan narkotika, digunakan SP khusus yang harus ditandatangani oleh
Apoteker Pengelola Apotek (APA). Untuk satu SP hanya berlaku untuk satu jenis
obat narkotika saja. Selain itu, pembeliannya hanya boleh ke Distributor Kimia
Farma yang bertindak sebagai distributor tunggal yang ditunjuk pemerintah.
Untuk pembelian obat golongan psikotropika dilakukan dengan cara yang sama,
tetapi untuk satu SP boleh berisi beberapa jenis psikotropika.
4.
Penyimpanan Barang
Penyimpanan barang di Apotek Kimia Farma 10 ditata sedemikian
rupa untuk memudahkan pengambilan. Pada masing-masing kotak penyimpanan
18
obat, terdapat kartu barang untuk mencatat mutasi barang yang meliputi tanggal,
nomor dokumen, jumlah barang yang masuk atau keluar dan sisa barang serta
paraf. Barang-barang tersebut ditata secara :
a. Alfabetis, yaitu berdasarkan huruf awal nama barang.
b. FIFO (First In First Out), yaitu barang yang datang lebih awal akan
dikeluarkan lebih dahulu.
c. Bentuk sediaan, yaitu tablet, sirup, salep, krim.
d. Tingkat perputaran obat, yaitu obat yang tingkat perputarannya cepat (fast
moving), obat yang tingkat perputarannya sedang (middle moving) dan obat
yang tingkat perputarannya lambat (slow moving).
e. Jenis obat, yaitu obat generik dan obat bermerk atau obat paten.
f.
Penerimaan Barang
Barang yang diantarkan oleh PBF diterima oleh bagian penerimaan. Barang
diperiksa sesuai dengan surat pesanan, baik jumlah, jenis dan kualitas dari barang
yang dipesan, cek pula tanggal kadaluarsa, kesesuaian harga dan potongan harga.
Setelah barang diperiksa, maka faktur dicap dengan menggunakan stempel blok
penerimaan barang. Barang yang datang didata dan dimasukkan ke dalam kartu
stok. Apabila barang yang diterima tidak sesuai pesanan atau terdapat kerusakan
fisik, maka bagian pembelian akan membuat nota pengembalian barang dan
mengembalikan barang tersebut ke distributor yang bersangkutan, untuk
19
Pelayanan Resep
Apotek Kimia Farma 10 menerima resep dari dokter, baik resep dari dokter yang
praktek di Apotek Kimia Farma 10 ataupun dokter prakter di luar apotek. Resep yang
diterima dapat berupa resep tunai maupun resep kredit.
A.Pelayanan Resep Tunai
Prosedur pelayanan obat atas resep tunai dilakukan sebagai berikut:
20
1. Penerimaan resep
a. Pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan resep, meliputi:
Nama, alamat nomor SIP dan paraf/tanda tangan dokter penulis resep.
21
22
C. Pelayanan Enggros
Pelayanan enggros adalah pelayanan pembelian dalam jumlah banyak yang
biasanya dilakukan oleh puskesmas, poliklinik atau dokter yang tempatnya jauh
dari apotek.
Alur pelayanan enggros :
1. Pemesan menyerahkan surat pesanan. Untuk obat dalam jumlah besar surat
pesanan ditandatangani oleh dokter penanggung jawab puskesmas atau
poliklinik.
2. Faktur dibuat rangkap tiga untuk penjualan kredit, satu lembar diserahkan
kepada pembeli dan dua lembar disimpan sebagai alat tagih.
3. Untuk pembelian tunai, faktur dibuat rangkap dua dan ditandatangani oleh
APA atau asisten apoteker yang berwenang.
3.1.4
Obat yang dapat dilayani tanpa resep dokter meliputi obat bebas, obat bebas terbatas,
obat keras yang termasuk dalam Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA), obat
tradisional, kosmetik dan alat kesehatan.
Kriteria obat yang dapat diberikan tanpa resep dokter adalah :
1. Tidak dikontraindikasikan untuk wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan
orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat yang dimaksudkan tidak memberikan resiko pada
kelanjutan penyakit.
1
3. Penggunaan tidak memerlukan alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
23
Alur pelayanan UPDS sama seperti pelayanan terhadap obat bebas. Konsumen UPDS
dapat dilayani bila obat yang diminta tercantum dalam DOWA dan pasien memang
biasa menggunakan obat tersebut serta tahu cara penggunaannya.
Permintaan obat tanpa resep dokter untuk obat keras yang termasuk DOWA
dilakukan dengan mengisi formulir UPDS, yang berisi nama, alamat, nama obat,
jumlah, harga, dan tanda tangan APA atau petugas dan pemohon. Blanko formulir
UPDS.
3.1.5
ditandatangani
oleh
Apoteker
Pengelola
Apotek
(APA),
dengan
mencantumkan nama, nomor SIA dan stempel apotek. Setiap surat pesanan
berlaku untuk satu jenis obat. Blanko surat pesanan narkotika dapat dilihat pada
LAMPIRAN 6.
2. Obat golongan narkotika dan psikotropika yang diterima kemudian disimpan
dalam lemari khusus, yang dilengkapi dengan kunci dan bukti penerimaannya
harus ditandatangani oleh APA.
3. Penyerahan obat golongan narkotika dan psikotropika hanya dilakukan
berdasarkan resep dokter. Untuk pemakaian narkotika, dicatat nomor resep,
tanggal penyerahan, nama dan alamat pasien, nama dan alamat dokter serta
24
jumlah obat yang diminta. Apotek tidak boleh melayani permintaan narkotika
atas dasar salinan resep dari apotek lain. Salinan resep berisi narkotika hanya
boleh dilayani oleh apotek yang menyimpan resep aslinya.
4. Pelaporan pemakaian obat golongan narkotika dan psikotropika dilakukan setiap
bulan. Laporan ini terdiri dari surat pengantar, laporan penggunaan sediaan baku
narkotika dan laporan penggunaan sediaan jadi narkotika. Laporan ini
ditandatangani oleh APA.
5. Pemusnahan narkotika dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dihadiri oleh petugas dari Dinas Kesehatan, APA, dan salah satu
karyawan apotek. Pemusnahan narkotika dan psikotropika harus disertai berita
acara untuk diserahkan kepada Badan POM, Dinas Kesehatan Jawa Barat, dan
Penanggungjawab Narkotika Kantor Pusat PT. Kimia Farma. Berita acara
pemusnahan narkotika meliputi hari, tanggal dan waktu pemusnahan, nama APA,
nama saksi (dari pemerintah dan apotek yang bersangkutan), nama dan jumlah
narkotika yang dimusnahkan, cara pemusnahannya serta tanda tangan APA.
3.1.6
Stok opname fisik barang dilakukan di Apotek Kimia Farma 10 setiap akhir bulan.
Stok fisik yang dihitung adalah sisa fisik barang pada saat berakhirnya periode stok
opname. Pencatatan nilai stok dilakukan dengan cara menulis jumlah stok pada
blanko stok opname, mengisi kartu stok (kolom tanggal dengan tanggal stok opname,
kolom uraian dengan stok opname, kolom sisa dengan jumlah stok fisik yang ada dan
kolom keterangan dengan paraf). Stok opname fisik dilakukan terhadap semua barang
dagangan dan dilakukan pemisahan terhadap barang yang rusak, lewat tanggal
kadaluarsa atau berubah warna. Setelah stok opname fisik barang, dilakukan
pengentrian hasil stok opname dan penghitungan nilai stok.