Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. PengertianGempa Bumi
Gempa bumi adalah pergerakan (bergesernya) lapisan batu bumi yang
berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi.
B. Jenis Gempa Bumi
1. GEMPA BUMI VULKANIK
Getaran kuat akibat kegiatan Gunung Berapi.
2. GEMPA BUMI TEKTONIK
Getaran kuatyang diakibatkan oleh patahan Bumi karena pergesekan
lempeng samudera.
C. Akibat Bencana Gempa Bumi
1. Bangunan roboh
2. Kebakaran
3. Jatuhnya korban jiwa
4. Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
5. Tanah longsor akibat guncangan
6. Banjir akibat rusaknya tanggul
7. Gempa di dasar laut yang menyebabkan Tsunami
D. TRIAGE
Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera
atau penyakit (berdasarkan yang paling mungkin akan mengalami perburukan
klinis segera) untuk menentukan prioritas perawatan gawat darurat medik
serta prioritas transportasi (berdasarkan ketersediaan sarana untuk tindakan).
Tindakan ini berdasarkan prioritas ABCDE yang merupakan proses
yang sinambung sepanjang pengelolaan gawat darurat medik. Proses triase
inisial harus dilakukan oleh petugas pertama yang tiba/berada ditempat dan
tindakan ini harus dinilai ulang terus menerus karena status triase pasien
dapat berubah. Bila kondisi memburuk atau membaik, lakukan Retriase.
Triase harus mencatat tanda vital, perjalanan penyakit pra RS,
mekanisme cedera, usia, dan keadaan yang diketahui atau diduga membawa
maut. Temuan yang mengharuskan peningkatan pelayanan antaranya cedera

multipel, usia ekstrim, cedera neurologis berat, tanda vital tidak stabil, dan
kelainan jatung-paru yang diderita sebelumnya.
E. Tujuan TRIAGE
Tujuan TRIAGE Adalah Memaksimalkan jumlah pasien yang bisa
diselamatkan sesuai dengan kondisi. Saat ini tidak ada standard nasional baku
untuk triase. Metode triase yang dianjurkan bisa secara METTAG (Triage
tagging system) atau sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage
And Rapid Transportation). Terbatasnya tenaga dan sarana transportasi saat
bencana mengakibatkan kombinasi keduanya lebih layak digunakan.
F. Triage dan Pengelompokan berdasar Tagging
1. Prioritas Nol (Hitam) : Pasien mati atau cedera fatal yang jelas dan tidak
mungkin diresusitasi.
2. Prioritas Pertama (Merah) : Pasien cedera berat yang memerlukan
penilaian cepat serta tindakan medik dan transport segera untuk tetap
hidup (misal : gagal nafas, cedera torako-abdominal, cedera kepala atau
maksilo-fasial berat, shok atau perdarahan berat, luka bakar berat).
3. Prioritas Kedua (Kuning) : Pasien memerlukan bantuan, namun dengan
cedera yang kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman
jiwa dalam waktu dekat. Pasien mungkin mengalami cedera dalam jenis
cakupan yang luas (misal : cedera abdomen tanpa shok, cedera dada tanpa
gangguan respirasi, fraktura mayor tanpa shok, cedera kepala atau tulang
belakang leher tidak berat, serta luka bakar ringan).
4. Prioritas Ketiga (Hijau) : Pasien degan cedera minor yang tidak
membutuhkan stabilisasi segera, memerlukan bantuan pertama sederhana
namun memerlukan penilaian ulang berkala (cedera jaringan lunak,
fraktura dan dislokasi ekstremitas, cedera maksilo-fasial tanpa gangguan
jalan nafas, serta gawat darurat psikologis). Sebagian protokol yang
kurang praktis membedakakan prioritas 0 sebagai Prioritas.
5. Keempat (Biru) yaitu kelompok korban dengan cedera atau penyaki kritis
dan berpotensi fatal yang berarti tidak memerlukan tindakan dan
transportasi.

6. Prioritas Kelima (Putih)yaitu kelompok yang sudah pasti tewas.


G. Triase Sistem Penuntun Lapangan START
Berupa penilaian pasien 60 detik dengan mengamati ventilasi, perfusi,
dan status mental (RPM : R= status Respirasi ; P = status Perfusi ; M = status
Mental) untuk memastikan kelompok korban (lazimnya juga dengan tagging)
yang memerlukan transport segera atau tidak, atau yang tidak mungkin
diselamatkan atau mati. Ini memungkinkan penolong secara cepat
mengidentifikasikan korban yang dengan risiko besar akan kematian segera
atau apakah tidak memerlukan transport segera. Resusitasi diambulans.
H. Algoritma Sistem Start

Keterangan :
Hitam = Deceased (Tewas)
Merah = Immediate (Segera)
Kuning = Delayed(Tunda)
I. Upaya Umum Antisipasi Bencana Gempa Bumi Sebelum, sesaat, dan
sesudah terjadinya Gempa bumi
1. Sebelum terjadi Gempa
a. Mengenali apa yang disebut gempa bumi Pastikan bahwa struktur dan
letak rumah dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa
bumi (longsor, liquefaction dll)
b. Perhatikan letak pintu, lift, tangga darurat, apabila terjadi gempa bumi,
pastikan sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung
c. Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah
pecah agar terhindar dari kebakaran. Selalu mematikan air, gas dan
listrik apabila tidak sedang digunakan.
2. Saat terjadi Gempa

a. Jika berada di dalam bangunan Lindungi badan dan kepala dari


reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dll Cari
tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan Lari ke luar
apabila masih dapat dilakukan
b. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka Menghindari dari
bangunan yang ada di sekitar seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll
Perhatikan tempat berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah
c. Jika sedang mengendarai mobil Keluar, turun dan menjauh dari mobil
hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran. Lakukan point 2.
d. Jika tinggal atau berada di pantai Jauhi pantai untuk menghindari
bahaya tsunami.
e. Jika tinggal di daerah pegunungan Apabila terjadi gempabumi hindari
daerah yang mungkin terjadi longsoran.
3. Setelah terjadi Gempa Bumi
a. Jika berada di dalam bangunan Keluar dari bangunan tersebut dengan
tertib Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga
biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K. Telepon atau
mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada atau sekitar
b. Periksa lingkungan sekitar Periksa apabila terjadi kebakaran. Periksa
apabila terjadi kebocoran gas. Periksa apabila terjadi hubungan arus
pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air. Periksa apabila ada hal-hal
yang membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api dll)
c. Jangan mamasuki bangunan yang sudah terkena gempa Karena
kemungkinan masih terdapat reruntuhan.
d. Jangan berjalan di daerah sekitar gempa Kemungkinan terjadi bahaya
susulan masih ada.
e. Mendengarkan informasi. Dengarkan informasi mengenai gempabumi
dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing
oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernyaijau=Minor

Вам также может понравиться