Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract: Sensory nerve is the nerve cells that function to receive and deliver
impulses or stimulation of receptors (sensory organs) to the central nervous
system, ie the brain (ensefalon) and spinal cord (spinal cord). Sensory receptors in
the form of specialized cells or the cells that provide information about the
conditions inside and outside the body to the central nervous system. The sensory
nervous system receptors assisted by five different parts of the body, which is able
to deliver stimuli leading to sensory nerves and deliver them to the brain. In
normal conditions the nervous system is able to deliver stimuli from outside the
body to the brain. Kinds of senses that play a role in the regulation of the sensory
nervous system, namely the sense of sight to light stimuli; sense of hearing to
sounds; sense of smell to smell; foretaste senses to sip or taste; sense of touch to
touch. The sensory system has a working patterns, functions, and duties system to
transfer each sensory stimuli to the nerve center and forwarded kesyaraf causing a
reaction in the form of action or response / gerakan.Kesimpulan: normal working
pattern sisitem sensory nerve impulses will facilitate information leading to the
sensory nervous system and can be forwarded to a system to be converted into the
central nervous response / motion corresponding to a given stimuli.
Keyword: Five Senses, Work Pattern, Sensory Nerve System
Neurosains kelompok 4 2015
Page 1
Abstrak: Saraf sensorik yaitu sel saraf yang berfungsi menerima dan menghantar
impuls atau rangsangan dari reseptor (alat indera) ke sistem saraf pusat, yaitu otak
(ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Reseptor sensoris berupa selsel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi didalam
dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Reseptor sistem syaraf sensorik ini
dibantu oleh lima macam bagian tubuh, yang mampu menghantarkan rangsang
menuju ke syaraf sensorik dan menghantarkannya ke otak. Dalam kondisi yang
normal sistem syaraf ini mampu menghantarkan rangsang dari luar tubuh ke otak.
Macam indra yang berperan dalam pengaturan sistem syaraf sensorik yaitu indra
penglihatan untuk rangsang cahaya; indra pendengaran untuk suara; indra
penciuman untuk bau; indra pencecapan untuk mencecap atau rasa; indra peraba
untuk sentuhan. Sistem indra ini memiliki pola kerja, fungsi, sistem dan tugasnya
masing-masing untuk mentransfer rangsang kepada syaraf sensorik dan diteruskan
kesyaraf pusat sehingga menimbulkan aksi atau reaksi berupa
respon/gerakan.Kesimpulan: Pola kerja yang normal pada sisitem syaraf panca
indra akan memudahkan impuls informasi menuju ke sistem syaraf sensorik dan
dapat diteruskan kesistem syaraf pusat untuk dirubah menjadi respon/gerak yang
sesuai dengan rangsang yang diberikan.
Keyword:Panca Indra, Pola Kerja, Sistem Syaraf Sensorik
Manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya jika ia tidak tahu adanya
bahaya yang mengancam atau menimpa dirinya. Adanya bahaya dapat diketahui
dengan jalan melihat, mendengar, mencium, dan merasakan rasa-nyeri, rasa-raba,
rasa-panas, rasa-dingin, dan sebagainya. Kegiatan ini berkaitan dengan Neuron
sebagai dasar dari sistem syaraf manusia. Setiap neuron terdiri dari sel syaraf dan
seratnya. Sel syaraf berfariasi dalam bentuk dan ukuran berdasarkan fungsi yang
berbeda-beda. Seperti sel saraf sensorik atau sistem syaraf yang fungsinya
menghantarkan rangsang ke otak atau syaraf pusat. Sistem syaraf pusat secara
terus menerus mendapatkan informasi tentang dunia luar tubuh, tentang keadaan
organ dan jaringan di dalam tubuh. Kesemua rangsang yang diterima oleh syaraf
pusat itu diberikan oleh sistem syaraf sensorik. Sistem ini menerima ribuan
informasi kecil dari berbagai organ sensoris dan kemudian mengintegrasikan
Page 2
untuk menentukan reaksi yang harus dilakukan tubuh. Sebagian besar kegiatan
sistem saraf berasal dari pengalaman sensoris atau reseptor sensoris, baik berupa
reseptor visual, reseptor auditorius, reseptor raba di permukaan tubuh, atau jenis
reseptor lain.
Pengalaman sensoris ini dapat menyebabkan suatu reaksi segera, atau
kenangannya dapat disimpan di dalam otak selama bermenit-menit, bermingguminggu, atau bertahun-tahun dan kemudian dapat membantu menentukan reaksi
tubuh di masa yang akan datang. Dari penjelasan diatas akan dibahas mengenai
sistem atau pola kerja syaraf sensorik, anatomi syaraf sensorik, fungsi reseptor
dan sensibilitas saraf sensorik bagi tubuh manusia.
Anatomi Dan Fisiologi Sistem Sensorik
Page 3
juga sel saraf indera, karena berfungsi membawa rangsangan(impuls) dari indera
ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Berikut Jalannya proses
sensori hingga di persepsikan : Rangsanganreseptorsaraf sensorisumsum
tulangbelakang dan otaksaraf motorisefektorpersepsi. Proses kerja sistem
syaraf sensorik ada yang langsung dan ada yang tidak langsung menuju ke otak
untuk dipersepsikan menjadi gerak. Kerja utama dari sistem saraf yang berfungsi
menghantarkan impuls listrik yang terbentuk Setiap neuron terdiri dari akibat
adanya suatu stimulus (rangsang).
Rangsangan sensoris dapat kita interpretasikan melalui frekuensi-frekuensi
basis setelah terjadi potensial aksi. Datangnya informasi atau rangsangan pada
kulit kita itulah yang dinamakan sensasi, dan saat kita mengenal rangsangan yang
datang dari kulit kita inilah yang dinamakan persepsi.Adapun indera-indera
khusus pada tubuh kita seperti penciuman, penglihatan, perasa pada lidah,
keseimbangan dan pendengaran. Sensasi yang datang pada tubuh kita diterima
oleh reseptor khusus yang strukturnya lebih komplek daripada reseptor pada kulit.
Reseptor indera ini terletak pada indera khusus pada manusia seperti mata, telinga
dimana reseptornya dilindungi oleh jaringan-jaringan di sekitarnya. Dari
penjelasan tadi akan dibahas lebih khusus pada anatomi panca indra yang
berperan besar dalam sel saraf sensorik beserta sistem dan pola kerjanya.
Anatomi dan Fisiologi sistem penglihatan (mata)
Sepasang mata sebagai alat indra penglihatan. Mata berfungsi sebagai
fotoreseptor yaitu reseptor yang mendeteksi atau mengenali stimulus berupa
cahaya.
AnatomiMata
Mata terletak dirongga mata dan dihubungkan oleh otot penambat mata
pada tulang tengkorak. Mata dilindungi oleh alis mata, kelopak mata (atas,bawah),
bulu mata, dan kelenjar air mata.
Gambar 2 anatomi mata
Page 4
Kelopak mata terdiri atas 2 bagian, yaitu kelopak mata atas dan kelopak
mata bawah. Di bagian dalam kelopak mata terdapat selaput lendir yang berfungsi
melapisi bagian dalam kelopak mata. Otot yang mempengaruhi gerak kelopak
mata adalah otot orbikularis okulis. Gerak berkedip mata berfungsi untuk
melindungi mata dari benda asing yang akan masuk ke dalam mata dan
menghindarkan mata dari kekeringan. Kelenjar air mata terletak di bagian kelopak
mata bagian atas. Kelenjar air mata disebut juga grandula raklimalis,berfungsi
menghasilkan air mata untuk membasahi bola mata dan membersihkan benda
asing dalam mata. Bola mata tersusun atas tiga lapisan yaitu 1) Sklera, merupakan
lapisan pembungkus bola mata yang tersusun atas jaringan ikat yang kuat
berwarna putih buram dan tidak tebus cahaya. Berfungsi untuk melindungi dan
mempertahankan bentuk bola mata. 2) Koroid, merupakan lapisan tengah yang
memiliki banyak pembuluh darah. Bagian depan koroid terdapat iris atau selaput
pelangi yang mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata. Bagian iris
berlubang disebut pupil. Pupil dapat melebar dan menyempit oleh pengaruh
cahaya. 3) Retina, merupakan lapisan bagian dalam yang peka terhadap cahaya.
Dalam retina terdapat reseptor cahaya (foto reseptor) dan serabut saraf.
Fotoreseptor dibagi menjadi 2, yaitu sel batang untuk cahaya dengan intensitas
rendah tetapi tidak dapat membedakan warna dan sel kerucut untuk peka terhadap
warna dan cahaya dengan intensitas tinggi.
Page 5
Fisiologi Mata
Proses melihat dimulai dari masuknya cahaya kedalam mata dan mengenai
retina. Secara berturut-turut cahaya masuk melalui aquoeus humour, pupil, lensa
mata, vitreous humour, dan akhirnya sampai pada sel fotoreseptor. Dari sel
fotoreseptor impuls dibawa ke otak melalui saraf penglihatan dan munculah
persepsi melihat.
Proses penglihatan terjadi secara bertahap. Saat mata melihat benda,
kumpulan cahaya bergerak dari benda menuju mata. Cahaya menembus lensa
mata yang selanjutnya membiaskannya dan menjatuhkannya diretina. Sinar yang
jatuh diretina diubah menjadi sinyal listrik dan diteruskan oleh syaraf neuron
kesebuah obintik kecil dibagian belakang otak yang disebut pusat penglihatan.
Dalam pusat penglihatan sinyal diterima sebagai sebuah bayangan. Dan dalam
bintik kecil ini terjadi proses penglihatan.
Anatomi dan Fisiologi indra peraba (kulit)
Bagian tubuh yang merupakan indra peraba adalah kulit. Didalam kulit terdapat
ujung-ujung sel saraf sensorik sehingga kulit merupakan alat indra peraba yang
dapat merasakan panas, dingin, sentuhan, nyeri, atau tekanan. Selain sebagai alat
indra peraba, kulit juga berfungsi melindungi tubuh dari luka dan infeksi,
membuat tubuh tahan air, dan mengatur suhu tubuh. Reseptor kulit berkontribusi
untuk posisi dan gerakan rasa tangan (Edin dan Abbs 1991). Secara umum, ada
empat jenis mechanoreceptors tangan gundul, masing-masing dengan fungsi
sensorik yang berbeda, yang bertanggung jawab untuk proprioception tangan.
Beradaptasi lambat Tipe I reseptor penting untuk transmisi informasi mengenai
bentuk dan tekstur, sedangkan kulit reseptor beradaptasi cepat yang penting
dalam pengendalian pegangan. Sistem Pacinian berkaitan dengan deteksi kejadian
jauh dengan getaran melalui benda-benda di tangan. Akhirnya, sistem yang lambat
beradaptasi tipe II reseptor relay informasi mengenai konformasi tangan dan
persepsi gaya yang bekerja pada tangan.
Page 6
Anatomi Kulit
Gambar 3 anatomi kulit
kulit tersusun atas lapisan epidermis disebelah luar dan lapisan dermis disebelah
dalam.1) Lapisan epidermis merupakan lapisan yang mati karena tidak memiliki
pembuluh darah ataupun sel saraf. Lapisan epidermis tersusun atas 4 lapisan sel
(dari dalam keluar), yaitu stratum germinatifum yang berfungsi membentuk
lapisan disebelah atasnya, stratum granulosum yang berisi sedikit keratin dan
menghasilkan pigmen hitam (melanin), stratum lusidum yang merupakan lapisan
transparan, serta stratum korneum yang merupakan lapisan tanduk. Stratum
germinatifum berbatasan langsung dengan lapisan dermis. 2)Lapisan dermis
mengandung kelenjer keringat (glandula sudorifera) dan akar rambut. Didalam
lapisan dermis juga terdapat sebagian besar sel-sel reseptor yang sejajar dengan
pembuluh darah dan kelenjer minyak (glandula sebesea). Pada bagian bawah
dermis terdapat hipodermis yang banyak mengandung lemak. Lemak tersebut
berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan
penahan panas tubuh.
Fisiologi Indera Peraba Kulit
Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas,
dingin, tekanan, dan nyeri. Ketika kulit menerima rangsang, rangsang
tersebut diterima oleh sel-sel reseptor. Selanjutnya, rangsang akan diteruskan
ke otak melalui urat saraf. Oleh otak, rangsang akan diolah. Akibatnya, kita
merasakan adanya suatu rangsang. Otak pun memerintahkan tubuh untuk
Page 7
menanggapi rangsang tersebut. Tiap ujung sel saraf sensori mendeteksi rasa yang
berbeda. Reseptor untuk sentuhan dinamakan korpuskel meissner. Terletak didekat
permukaan kulit di dalam lapisan dermis. Korpuskel meissner dapat ditemukan di
daerah ujung jari, bibir, kelopak mata, dan alat kelamin. Respon untuk tekanan
dinamakan korpuskel pacini, terletak di lapisan epidermis. Respon ini dapat juga
ditemukan pada pankreas. Ujung saraf ruffini merupakan reseptor ujung panas
terletak pada dermis dan dapat juga ditemukan pada jaringan subkutal, ligamen,
tendon dan kapsul persendian tulang. Ujung saraf krause adalah reseptor untuk
dingin terletak dilapisan dermis. Ujung saraf bebas meliputi reseptor nyeri
(nosiseptor), reseptor panas yang berfungsi menerima rangsang berupa suhu yang
terus meningkat, dan reseptor dingin yang berfungsi menerima rangsang berupa
suhu yang terus turun.
Anatoni dan fisiologi indera pengecap (lidah)
Anatomi Lidah
Lidah merupakan organ yang tersusun atas otot dan terdapat dalam rongga
mulut. Selain di lidah sel reseptor pengecap juga terdapat di langit-langit mulut.
Sel reseptor pengecap merupakan sel yang terspesialisasi menjadi reseptor dan
memiliki mikrofili pada ujungnya. Rangsangan pada indera pengecap berupa
molekul zat kimia, maka reseptor di lidah termasuk kemoreseptor. Di permukaan
lidah terdapat ribuan tonjolan kecil yang disebut papilae. Beberapa macam
papilae, yaitu: 1) Papila filiformos, berbentuk benang halus pada bagian depan
lidah dan bagian sisi lidah yang bertanggungjawab untuk mengetahui tekstur suatu
makanan. 2) Papila foliate, berbentuk seperti bukit terletak di bagian sisi lidah. 3)
Papila fungiform, berbentuk seperti jamur memiliki 3 kuncup perasa yang
berlokasi di bagian puncak dan tersebar di seluruh bagian lidah. 4) Papila
sirkumvalata, berbentuk bulat tersusun seperti V terbalik. Masing-masing papila
dikelilingi oleh parit yang banyak terdapat dibagian belakang lidah. Jumlahnya
sekitar 7-12. Jumlah kuncup perasa mencapai 250 buah.
Diantara papilae terdapat sel kuncup reseptor pengecap yang disebut
kuncup pengecap terletak di sela-sela papila. Tiap kuncup terdiri atas 2 macam
sel, yaitu sel penyokong dan pengecap. Sel penyokong berfungsi sebagai
Page 8
penopang. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor yang memiliki tonjolan seperti
rambut disebut mikrofili.
Page 9
Page 10
ke otak (di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita)
bau syaraf motorik aksi atau reaksi.
Anatomi dan fisiologi indra pendengar (telinga)
Anatomi
Terdiri atas 1) Telinga luar, terdiri atas daun telinga dan saluran telinga. Daun
telinga merupakan tulang rawan elastis yang dibungkus oleh kulit berfungsi
sebagai penangkap getaran suara yang akan diteruskan ketelinga tengah oleh
saluran telinga. Getaran suara tersebut akan dihantarkan menuju gendang telinga.
Didalam saluran telinga terdapat rambut-rambut halus yang berfungsi mencegah
benda-benda asing seperti debu. Terdapat pula kelenjer lilin yang menyekresi
cairan semacam lilin yang berfungsi menjaga agar permukaan saluran telinga
senantiasa lembab. 2) Telinga tengah, didalam telinga tengah terdapat membran
timpani, tulang-tulang pendengaran, dan saluran atau pembuluh eustachius.
Membran timpani (gendang telinga) merupakan selput yang berfungsi menerima
getaran suara/gelombang bunyi. Tulang-tulang pendengaran terdiri atas tulang
martil (malleus), tulang landasan (incus), dan tulang sanggurdi (stapes). 3) Telinga
dalam (labirin)Merupakan ruangan yang berisi cairan dan terdiri atas beberapa
bagian, yaitu koklea, sakulus, dan utrikulus. Koklea merupakan alat pendengaran.
Adapun sakulus dan utrikulus merupakan alat keseimbangan.
Page 11
Page 12
FungsiReseptor
Reseptor dalam kamus kesehatan merupakan sebuah sel sensoris khusus
yang merespon jenis stimulus tertentu seperti cahaya, suara, atau molekul bau, dan
mengirimkan informasi tersebut kesistem saraf pusat. Reseptor adalah bagian dari
sistem saraf yang berperan sebagai penerima rangsangan dan sekaligus sebagai
pengubah rangsangan yang diterimanya menjadi impuls sensoris. Impuls sensoris
ini akan dikirimkan ke sistem saraf pusat selanjutnya akan diolah dan diberikan
jawaban berupa pengaturan yang sesuai dengan stimulus yang diberikan. Reseptor
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu 1) Reseptor berdasarkan rangsangan yang
diterimanya, yaitu a) Kemoreseptor, merupakan reseptor yang berfungsi menerima
rangsang dari zat kimia, seperti bau, rasa dan komposisi cairan. b) Termoreseptor,
berfungsi untuk menerima rangsang berupa panas dan dingin. c) Nosireseptor,
berfungsi untuk menerima dan meneruskan rangsang berupa sakit, misalnya
karena terluka. d) Mekanoreseptor, berfungsi untuk menerima rangsang berupa
suara, sentuhan, tekanan, atau regangan (misalnya saat kita melakukan
peregangan sendi atau olahraga). e) Fotoreseptor, merupakan reseptor yang
menerima rangsang berupa cahaya. 2) Berdasarkan asal rangsangsangannya,
reseptor dibedaka menjadi a) Reseptor eksteroseptif, yang berespon terhadap
stimulus dari lingkungan eksternal, termasuk visual, auditoar, dan taktil. b)
Reseptor propioseptif, reseptor ini dapat memainkan peran dalam persepsi dan
kontrol gerakan anggota badan dan sudut sendimisalnya yang menerima informasi
mengenai posisi bagian tubuh atau tubuh di ruangan.c)Reseptor interoseptif,
mendeteksi kejadian internal seperti perubahan tekanan darah.
Pemeriksaansensibilitas
Sensasi (sensibilitas) dapat dibagi menjadi 4 jenis , yaitu 1) Pemeriksaan
Sensibilitas Eksteroseptif/ Superfisial / Protektif. Seperti Pemeriksaan Rasa Raba
berkaitan dnegan Stimulus: gumpalan kapas, kertas atau kain yang ujungnya
diusahakan sekecil mungkin. Dengan Teknik: Menyentuh pasien dengan alat
stimulus pada tubuh pasien dan bandingkan bagian-bagian yang simetris. Yang
Page 13
dilakukan dengan Instruksi kepada pasien: beritahukan kepada saya setiap saat
anda merasakannya dan dimana anda merasakannya. Kami akan mengujinya
dengan mata anda dalam keadaan tertutup. Hal ini dapat diketauhi Hasil: Jika
sensasi abnormal, lakukan pemeriksan di bagian proksimal sampai batas
ketinggian gangguan sensorik ditentukan.. Kelainan korteks sensori akan
mengganggu kemampuan untuk melokalisasikan daerah yang disentuh. Kemudian
Pemeriksaan Rasa Nyeri. Dengan Stimulus: ujung yang tajam dari ujung swab
stick yang patah , jarum atau peniti, ujung tumpul menggunakan ujung swab stick
yang tidak patah. Biasanya menggunakan Teknik: rasa nyeri dibangkitkan dengan
menusuk dengan jarum atau dengan menggunakan benda tumpul pada tubuh
pasien dan bandingkan bagian-bagian yang simetris, jika bagian simetris
dibandingkan, tusukan harus sama kuat. Dengan Instruksi kepada pasien:
pejamkan mata anda, beritahukan saya setiap kali saya menyentuh anda, apakah
anda merasakan tajam atau tumpul dan dimana anda merasakannya.
Yang ke tiga yaitu Pemeriksaan Rasa Suhu dengan Stimulus berupa tabung
reaksi yang diisi dengan air es (10-200 celcius) untuk rasa dingin dan untuk rasa
panas dengan air panas (40-500 celcius). Suhu yang kurang dari 50C dan lebih
dari 500C akan menimbulkan rasa nyeri. Menggunakan Teknik: Diperiksa di
seluruh tubuh dan dibandingkan bagian-bagian yang simetris. Bagian proksimal
ekstremitas biasanya kurang peka terhadap rasa dingin, bila dibandingkan dengan
bagian distal ekstremitas. Bagian yang simetris harus diusahakan agar berada
dalam kondisi yang sama, dibuka pakaiannya secara bersamaan. Biasanya
dilakukan dnegan Instruksi kepada pasien: pejamkan mata anda, beritahukan
saya setiap kali saya menyentuh bagian tubuh anda, apakah anda merasakan rasa
dingin atau panas dan dimana anda merasakannya. Hal ini akan menunjukkan
Hasil: perubahan rasa suhu dinyatakan dengan kata anesthesia suhu.seperti
Therm-anesthesia dingin / panas : tidak merasa panas / dingin; Therm-hypesthesia
dingin / panas : kurang merasa panas / dingin; Therm-hyperesthesia dingin / panas
: lebih merasa panas / dingin; Hypesthesia suhu terhadap rasa dingin sering
dijumpai pada lesi talamik.
Page 14
Page 15
terus menerus melewati sasarannya, suatu keadaan yang disebut dengan past
pointing. Disamping itu mereka juga mungkin mengalami tremor ketika jari
mendekati sasarannya.
Yang kedua Tes Tumit ke Lutut yaitu Tes tumit ke lutut dilakukan pada
pasien dalam posisi berbaring terlentang. Pasien disuruh menggeserkan tumit kaki
kanan menuruni tulang kering kaki kiri, dengan dimulai dari lutut. Lakukan pada
kaki sebaliknya. Dengan Hasil: dalam keadaan normal akan terlihat suatu gerakan
yang halus dan lancar, dengan tumit tetap berada di tulang kering. Pada pasien
dengan penyakit serebelum, tumitnya bergoyang-goyang dari sisi ke sisi. Yang
ketiga yaitu Tes Romberg merupakan Tes dilakukan dengan menyuruh pasien
berdiri di depan pemeriksa, dengan kaki dirapatkan sehingga kedua tumit dan jarijari kaki saling bersentuhan. Pemeriksa menyuruh pasien merentangkan
lengannya dengan telapak tangan menghadap ke atas dan menutup matanya. Jika
pasien dapat mempertahankan sikap ini tanpa bergerak, tes ini disebut negative.
Tes Romberg positif jika pasien mulai bergoyang-goyang dan harus
memindahkan kakinya untuk menjaga keseimbangan. Dengan Hasil: penemuan
lazim adalah salah satu lengan melayang ke bawah dengan fleksi jari-jari tangan.
Gerakan ini disebut melayang pronator, dijumpai pada pasien dengan hemiparese
ringan. Jika tes Romberg positif menandakan gangguan kolumna posterior.
Yang selanjutnya adalah Pemeriksaan Rasa Getar. Biasanya menggunakan
Stimulus: garputala 128 Hz. Dengan Teknik: Menempatkan garputala yang sedang
bergetar pada ibu jari kaki, maleolus lateral dan medial kaki, tibia, spina iliaka
anterior superior, sacrum, prosesus spinosus vertebra, sternum , klavikula,
prosesus stiloideus radius dan ulna dan jari-jari.Garputala kita ketok dan
ditempatkan pada ibu jari kaki atau tulang maleous, pasien ditanya apakah ia
merasakan getarannya, dan ia disuruh memberitahukan bila ia mulai tidak
merasakan getarnnya. Bila getaran mulai tidak dirasakan garpu tala kita pindahkan
ke pergelangan atau sternum atau klavikula atau kita bandingkan dengan jari kaki
kita sendiri. Dengan demikian kita dapat memeriksa adanya rasagetar dan sampai
berapa lemah masih dapat dirasakan, dengan jalan membandingkan dengan bagian
lain dari tubuh atau dengan rasa getar pemeriksa. Pengamat memberikan Instruksi
Page 16
Page 17
Misalnya nyeri angina pectoris dapat dirujuk ke lengan kiri, nyeri ginjal dapat
dirujuk ke daerah inguinal.
Kemudian dilanjutkan dengan Pemeriksaan Rasa Somestesia Luhur.
Perasaan somestesia luhur ialah perasaan yang mempunyai sifat deskriminatif dan
sifat tiga dimensi / fungsi persepsi. Kadang juga digunakan istilah rasa gabungan
(combined sensation). Rasa somestesia luhur meliputi. a) Rasa diskriminasi yaitu
Dua titik atau spasial ini merupakan kemampuan untuk mengetahui bahwa kita
ditusuk dengan dua jarum atau dengan satu jarum pada saat yang bersamaan.
Dengan Stimulus: jarum / peniti. Biasanya menggunakan Teknik: Dengan hatihati peganglah dua peniti dengan jarak 2-3 mm dan sentuhlah ujung jari tangan
pasien. Mintalah kepada pasien untuk menyebutkan jumlah peniti
yangdirasakannya. Bandingkanlah penemuan ini dengan daerah yang sama pada
ujung jari tangan lainnya. Karena daerah tubuh yang berlainan mempunyai
sensitivitas yang berbeda-beda, pemeriksa harus mengetahui perbedaan ini. Di
ujung jari tangan dapat membedakan 1 mm, jari kaki 3-8 mm, telapak tangan 8-12
mm, punggung 40-60 mm. Dengan Hasil: gangguan diskriminasi menandakan
adanya lesi pada lobus parietalis. b) Barognesia Adalah kemampuan untuk
mengenal berat benda yang dipegang atau kemampuan membeda-bedakan berat
benda. c) StereognosiaAdalah kemampuan untuk mengenal bentuk benda dengan
jalan meraba, tanpa melihat. Biasanya menggunkan Tenik: suruhlah pasien
menutup matanya. Letakkan kunci, pensil, klip kertas atau mata uang di telapak
tangan pasien dan mintalah kepadanya untuk mengenali benda-benda itu.
Periksalah tangan lainnya dan bandingkan hasilnya. Dan Hasil yang ditunjukkan
berupa ketidakmampuan mengenali benda mengindikasikan adanya gangguan
fungsi lobus parietalis dan oksipitalis.
Dilanjutkan dengan gejalanTopostesia (topognosia)Adalah kemampuan
untuk melokalisasi tempat dari rasa raba.Untuk mengetahui gejala ini bisa dengan
Teknik: Suruhlah pasien untuk menutup matanya. Sentuh pasien dan mintalah
pasien untuk membuka matanya dan menunjukkan daerah dimana ia disentuh.
Dengan Hasil: ketidakmampuan melokalisasi titik menandakan adanya kelainan
pada korteks sensorik. Dan kemudian dilanjutkan pemeriksaan
Page 18
Page 19
Page 20
secara aktif maupun pasif dalam kedua terbuka dan tertutup posisi rantai kinetik.
Kinaesthesia bersama ditentukan dengan membentuk ambang di mana gerakan
terdeteksi selama berbagai kecepatan dan rentang gerakan. Pengujian kinesthesia
dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria ambang untuk deteksi arah gerakan
pasif, di mana tes menilai kemampuan seseorang untuk tidak hanya mendeteksi
gerakan, tetapi juga mendeteksi arah gerakan terjadi.
Penutup
Proses kerja sistem syaraf sensorik dapat berjalan dengan baik melalui 5
organ penting yaitu kulit, penglihatan, penciuman, pencecapan, pendengaran.
Masing-masig indra memiliki tugas dan proses kerja yang berbeda untuk
mentransferkan informasi dari luar tubuh menuju syaraf sensorik. Syaraf sensorik
memiliki fungsi yaitu menerima rangsang berupa impuls dari sistem indra dan
meneruskannya ke otak atau ke sumsum tulang belakang. Tidak hanya alat indra
yang membantu syaraf sensorik dalam proses kerjanya ada juga sel reseptor yang
membantu syaraf sensorik untuk menerjemahkan stimulus yang diberikan oleh
alat indra. Dengan sistem kerja syaraf sensorik dan sel reseptor yang normal akan
memperlancar penyampaian informasi ke otak kemudian aksi atau respon yang
ditimbulkan bisa sesuai dnegan stimulus yang diberikan.
Daftar Pustaka
-
Page 21
januari 2015.
Fisiologi Saraf 2 . Dr. Suparyanto, M.Kes. Sabtu, 06 Maret 2010. http://drsuparyanto.blogspot.com/2010/03/fisiologi-saraf-2.html.
januari 2015.
Sistem Sensorik Dan Aplikasi Klinisnya. Sunday, January 1, 2012. Naya
Kawaii.http://referatnaya.blogspot.com/2012/01/referat-ilmu-penyakitsaraf-sistem.html?
showComment=1421124632185#c2631795671458255697.13 januari
2015.
Pemeriksaan Sistem Pemeriksaan Sistem Sensibilitas . Euis Heryati.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB
sQFjAA&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFIP
%2FJUR._PEND._LUAR_BIASA%2F197710132005012EUIS_HERYATI%2FPEMERIKSAAN_SISTEM_SENSIBILITAS_
%255BCompatibility_Mode
%255D.pdf&ei=Xa20VK7SMpKLuwTai4Eo&usg=AFQjCNGatlOVBQw
mLMPKoZirVd4OmIoTQ&sig2=mbgCH6WKIepRBW3pjqZlyQ&bvm=bv.8333933
Page 22
februari 2015.
http://id.wikipedia.org/wiki/Saraf_parasimpatis. 8 februari 2015
Page 23