Вы находитесь на странице: 1из 20

REFERAT

LUKA BAKAR

PEMBIMBING
Dr. Djoned Sananto, SpBP
Oleh
Hesty Hutabarat, S. Ked 2002.04.0.0090
Dipresentasikan : 14 April 2010

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, referat yang berjudul luka bakar ini dapat saya selesaikan. Referat
ini saya susun sebagai bagian dari proses belajar saya selama kepaniteraan klinik di
bagian Ilmu Bedah RSU Haji Surabaya. Dan saya menyadari bahwa referat ini jauh
dari sempurna serta masih banyak kekurangannya. Untuk itu saya mohon maaf atas
segala kesalahan dalam pembuatan referat ini.
Pada kesempatan ini saya sampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada dosen pembimbing Dr. Djoned Sananto ,sp BP atas bimbingan dan
bantuannya dalam penyusunan referat ini. Saya sangat menghargai segala kritik dan
masukan sehingga karya tulis ini bisa menjadi lebih baik dan dapat lebih berguna
bagi pihak-pihak yang membacanya di kemudian hari.

Surabaya, 14April 2010


Hesty Hutabarat

i
i

DAFTAR ISI
Halaman Judul ...........................................................................................

Kata pengantar ..........................................................................................

ii

Daftar isi ....................................................................................................

iii

BAB I

Pendahuluan ...............................................................................

BAB II

Pembahasan ...............................................................................

II.1

Definisi ..........................................................................

II.2

Anatomi dan Fisiologi ...................................................

II.3

Etiologi ..........................................................................

II.4

Patofisiologi ..................................................................

II.5

Fase Luka Bakar ...........................................................

II.6

Klasifikasi .....................................................................

II.7

Penatalaksanaan ............................................................

12

II.8

Indikasi Rawat Inap ......................................................

14

II.9

Komplikasi ....................................................................

14

II.10

Prognosis .......................................................................

15

BAB III Kesimpulan ...............................................................................

16

Daftar Pustaka ...........................................................................................

17

i
i

BAB I
PENDAHULUAN
Luka bakar merupakan salah satu trauma yang paling berat dan melumpuhkan
yang bisa dialami oleh seseorang ,cidera yang insiden terjadinya cukup tinggi. Luka
bakar dapat merupakan suatu penyebab utama dari kematian dan sering
menyebabkan kecacatan yang relatif tinggi dibandingkan cedera oleh karena sebab
lain. Luka bakar dapat dikatakan sebagai suatu penyakit yang kronis dimana pasien
luka bakar sering membutuhkan perawatan yang bertahun-tahun, pembedahan
rekonstruksi dan dukungan psikososial.
Luka bakar bukan luka biasa. Luka bakar mempuyai dampak langsung
terhadap perubahan lokal maupun sistemik tubuh yang tidak terjadi pada kebanyakan
luka lain. Pada luka bakar kita juga dihadapkan dengan kecacatan. Kecacatan ada
yang berdampak fisik sehingga sukar dipakai untuk bekerja berupa kontraktur, luka
bakar dapat juga menyebabkan distress emosional (trauma) dan psikologis yang
berat dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar), kecacatan yang
berupa penampakan yang jelek sehingga penderita menjadi minder, mengundurkan
diri dari pergaulan, dan depresi.
Oleh karena itu, luka bakar harus dirawat secara terpadu dan ketat dari
beberaa disiplin ilmu, ditempat yang mempunyai fasilitas tempat perawatan,
laboratorium, kamar operasi, dan SDM yang jumlah dan kemampuannya juga
memadai.

BAB II
PEMBAHASAN
II.1

Definisi
Luka Bakar adalah cedera pada jaringan tubuh akibat panas, bahan kimia

maupun arus listrik.(1)


II.2

Anatomi dan Fisiologi


Secara garis besar kulit tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu: Lapisan

Epidermis, Lapisan Dermis, Lapisan Subkutis ( Hypodermis ).

Gambar 1. Anatomi Kulit


11 Lapisan Epidermis :
Terdiri atas : Stratum Korneum, Stratum Lucidum, Stratum Granulosum, Stratum
Spinosum dan Stratum Basale

Stratum Korneum ( Lapisan Tanduk )


Adalah lapisan kulit yang paling luar dan trdiri atas beberapa lapis sel-sel
gepeng dan mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi
kertain ( zat tanduk )

Stratum Lucidum
Terletak langsung dibawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel sel
gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yan
disebut eleidin.

Stratum Granulosum
Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitplasma berbutir kasar dan
tedapat ini diantaranya. Buti-butir kasar ini terdiri atas keratihialin. Mukosa
biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum juga tampak jelas
si telapak tangan dan kaki.

Stratum Spinosum
Disebut juga pickle cell layer terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk
poligonal yang besarnya berbeda beda karena adanya proses mitosis.
Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak
di tengah-tengah.

Stratum Basale
Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertikal pada perbatasan
dermoepidermal berbaris seperti pagar ( palisade ). Lapisan ini merupakan
lapisan epidermis paling bawah. Sel sel basal ini mengadakan mitosis dan
bersifat reproduktif.
Lapisan ini terdiri dari 2 jenis sel yaitu :

Sel sel berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik, inti lonjong


besar, dihubungkan satu dengan yang lain oleh jembatan antar sel

Sel melanosit, yang mengandung butir pigmen.

11 Lapisan dermis
Adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari epidermis. Lapisan
ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar karingat, dan
kalejar lemak.
Secara Garis besar dibagi mejadi 2 bagian :

Pars Papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah.

Pars Retikulare,yaitu bagian yang menonjol ke arah subkutis, terdiri atas


serabut serabut penunjang seperti serabut kolagen, elastin, dan retikulin.

11 Lapisan Subkutis ( Hypodermis )


Adalah kelanjutan dari dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel
lemak di dalamnya.
Pada kulit terdapat adneksa kulit yang terdiri atas :
1. Kelenjar Kulit

Kelenjar Keringat ( Glandula Sudorifera )


Ada 2 macam kelenjar keringat, yaitu :
Kelenjar Ekrin, yang bermuara langsung pada permukaan kulit.
Terdapat di seluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak tangan,
kaki, dahi, dan aksila.
Kelenjar Apokrin, sekretnya lebih kental. Terdapat di aksial, areola
mammae, pubis, labia minora, dan saluran telinga luar.

Kelenjar Lemak ( Glandula Sebasea )


Terletak di seluruh permukaan kulit, kecuali di telapak tangan dan kaki.

2. Kuku, adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Terdiri atas :

Nail Root

: Bagian kuku yang terbenam dalam jari

Nail Plate

: Bagian yang terbuka diatas jaringan lunak

Nail Groove

: Sisi kuku, agak mencekung membentuk alur kuku.

Eponikium

: Kulit tipis yangmenutupi kuku di bagian proksimal.

Hiponikium: Kulit yang ditutupi bagian kuku bebas.

Rambut, terdiri atas batang rambut yang bebas di luar kulit dan akar rambut
yang terbenam di bawah kulit dan dibungkus oleh folikel rambut.(2)

II. 3

Etiologi
Panas bukan merupakan satu-satunya penyebab dari luka bakar, beberapa

jenis bahan kimia dan arus listrik juga bisa menyebabkan terjadinya luka bakar.
Biasanya bagian tubuh yang terbakar adalah kulit, tetapi luka bakar juga bisa terjadi
pada jaringan di bawah kulit, bahkan organ dalampun bisa mengalami luka bakar

meskipun kulit tidak terbakar. Sebagai contoh, meminum minuman yang sangat
panas atau zat kaustik (misalnya asam) bisa menyebabkan luka bakar pada
kerongkongan dan lambung. Menghirup asap dan udara panas akibat kebakaran
gedung bisa menyebabkan terjadinya luka bakar pada paru-paru.
Luka bakar listrik bisa disebabkan oleh suhu diatas 4982 Celsius, yang
dihasilkan oleh suatu arus listrik yang mengalir dari sumber listrik ke dalam tubuh
manusia. Resistensi (kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat
aliran listrik) yang tinggi terjadi pada kulit yang bersentuhan dengan sumber listrik,
karena itu pada kulit tersebut banyak energi listrik yang diubah menjadi panas
sehingga permukaannya terbakar. Luka bakar listrik juga menyebabkan kerusakan
jaringan dibawah kulit yang sangat berat. Ukuran dan kedalamannya bervariasi dan
bisa menyerang bagian tubuh yang jauh lebih luas daripada bagian kulit yang terluka.
Kejutan listrik yang luas bisa menyebabkan kelumpuhan pada sistem pernafasan dan
gangguan irama jantung sehingga denyut jantung menjadi tidak beraturan. Luka
bakar kimia bisa disebabkan oleh sejumlah iritan dan racun, termasuk asam dan basa
yang kuat, fenol dan kresol (pelarut organik), gas mustard dan fosfat.(1)
Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme cederanya meliputi:

Luka bakar termal, disebabkan karena perpapar oleh api, cairan panas, gas panas,
atau objek objek lainya yang bersifat panas

Luka bakar bahan kimia, disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan basa
atau asam kuat.

Luka bakar elektrik, disebabkan oleh panas yang digerakan dari energi listrik
yang dihantarkan melalui tubuh.

Luka bakar radiasi, disebabkan karena terpapar dengan sumber radioaktif.


Terbakar oleh sinar matahari akibat terpapar terlalu lama juga merupakan salah
satu tipe luka bakar radiasi.(3)

II.4

Patofisiologi
Luka bakar pada dasarnya merupakan fenomena pemindahan panas.

Meskipun sumber panasnya dapat bervariasi, akibat akhir yang ditimbulkan selalu

berupa kerusakan jaringan, paling nyata pada kulit, tetapi pada cidera multi sistemik
yang nyata dapat menyebabkan gangguan yang serius pada organ lain. Efek efek
sistemik dan mortalitas akibat cedera luka bakar berhubungan langsung dengan luas
dan dalamnya kulit yang terkena.
Pada luka bakar dapat terjadi beberapa perubahan pada tubuh antara lain :

Cairan tubuh
Karena panas, kapiler-kapiler darah akan berubah menjadi lebih permiable
terhadap cairan dan protein. Akibatnya baik air, elektrolit, dan protein akan keluar
dari inteavaskular ke jaringan interstitial. Tubuh akan kehilangan cairan antara
- 1% volume darah untuk 1% luka bakar. Maka mudah dimengerti bahwa pada
penderita luka bakar 20 % akan kehilangan volume darah 10 % - 20 % sehingga
akan mudah jatuh dalam syok. Bila luas luka bakar < 20%, mekanisme
kompensasi tubuh masih bisa mengatasi, tetapi bila > 20% akan terjadi syok
hipovolemik. Pengeluaran cairan ini paling pesat terjadi dalam 6 8 jam pertama
setelah trauma.

Eritrosit
Karena panas eritrosit akan menjadi fragil dan mudah pecah. Tetapi anemia tidak
timbul pada hari-hari pertama karena kekurangan eritrosit ditutupi oleh
hemokonsentrasi.

Jantung
Pada luka bakar dapat terbentuk zat yang disebut Myocardial Depressant Factor
(MDF). MDF dapat di deteksi pada hari pertama sebesar 26 unit, dan menjadi dua
kali lipat pada hari keempat. MDF ikut bertanggung jawab terhadap timbulnya
syok pada hari petama dan pada septik syok walaupun jumlah cairan
intravaskular cukup. MDF merupakan glycoprotein yang toksis, yang dihasilkan
oleh kulit yang terbakar.

Ginjal
Dapat mengalami gagal ginjal akut karena syok yang timbul tidak segera diatasi,
dapat juga karena timbunan hemoglobin akibat pecahnya eritrosit intravaskular
maupun myoglobin karena kerusakan otot otot.

Saluran pencernaan

Pada fase akut, peristaltik usus menurun atau berhenti karena syok. Pada luka
bakar sering terjadi ulcus kecil-kecil difus di lambung yang disbut curling
ulcer.Ulcus ini dikira akibat rangsangan sentral di hipotalamus dan juga karena
peningkatan jumlah kortison. Ulcus ini diketahui setelah keluhan keluhan nyeri,
dan perdarahan baik dimuntahkan ataupun melena. Perdarahan ini sedemikian
banyaknya sehingga perlu donor banyak. Hb sering sampai serendah 2 gr %.

Glandula Thyroid
Menjadi lebih aktif karena metabolisme bertambah.

Respon imunitas
Respon imun penderita luka bakar menurun pada fase akut. Level serum Ig G dan
Ig M mencapai terendah pada hari pertama dan kan kembali normal pada minggu
ke dua. Penderita mudah mengalami sepsis. Kegagalan mengembalikan titernya
membuat penderita jarang survie.
Kemampuan fagositosis pada penderita luka bakar ternyata jauh berkurang.(3)

II.5

Fase Luka Bakar

Fase akut / fase syok / fase awal


Secara umum pada fase ini seoang penderita akan berada dalam keadaan yang
bersifat life threatening yaitu, gangguan Airway, Breathing, dan Circulation.

Fase Subakut
Fase ini berlangsung setelah fese syok teratasi.

Fase Lanjut
Pada fase ini pasien sudah dinyatakan sembuh tetapi tetap dipantau melalui rawat
jalan. Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka
dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional.(4)

II.6

Klasifikasi
Beratnya luka bakar tergantung kepada jumlah jaringan yang terkena dan

kedalaman luka:

Luka bakar derajat I


Merupakan luka bakar yang paling ringan. Kulit yang terbakar menjadi merah,
nyeri, sangat sensitif terhadap sentuhan dan lembab atau membengkak. Jika
ditekan, daerah yang terbakar akan memutih; belum terbentuk lepuhan dan hanya
mengenai epidermis, biasanya sembuh tanpa jaringan parut dalam waktu 5-7 hari.

Luka bakar derajat II


Menyebabkan kerusakan yang lebih dalam. Kulit melepuh, dasarnya tampak
merah atau keputihan dan terisi oleh cairan kental yang jernih (bula). Jika
disentuh warnanya berubah menjadi putih dan terasa nyeri. Kerusakan meliputi
epidermis dan sebagian dermis.Derajat II ini dibagi lagi menjadi :
A. Superficial : Mengenai epidermis dan lapisan atas dari korium. Elemen
elemen dari epitelial yaitu dinding dari kelenjar keringat, lemak dan folikel
rambut masih banyak. Penyembuhan ( epitelialisasi ) akan mudah dalam 1-2
minggu tanpa cicatrix.
B. Deep : Sisa sisa jaringan epitelial tinggal sedikit, penyembuhan lebih lama 34 minggu dan disertai pembentukan parut hipertrofi.

Luka bakar derajat III


Menyebabkan kerusakan yang paling dalam. Mengenai seluruh tebalnya
kulit,tidak ada sisa elemen epitelial. Permukaannya bisa berwarna putih dan
lembut atau berwarna hitam, hangus dan kasar. Kerusakan sel darah merah pada
daerah yang terbakar bisa menyebabkan luka bakar berwarna merah terang.
Kadang daerah yang terbakar melepuh dan rambut/bulu di tempat tersebut mudah
dicabut dari akarnya. Jika disentuh, tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf
pada kulit telah mengalami kerusakan. Kebakaran yang lebih dalam seperti
subcutan dan otot dan tulang disebut juga grade III.
Jaringan yang terbakar bisa mati. Jika jaringan mengalami kerusakan akibat luka
bakar, maka cairan akan merembes dari pembuluh darah dan menyebabkan
pembengkakan.
Pada luka bakar yang luas, kehilangan sejumlah besar cairan karena perembesan
tersebut bisa menyebabkan terjadinya syok. Tekanan darah sangat rendah
sehingga darah yang mengalir ke otak dan organ lainnya sangat sedikit.(1)

Gambar 2. Derajat dalamnya luka bakar


Secara klinis :
Tabel 1. Derajat dalamnya luka bakar secara klinis(5)
Klasifikasi Baru
Superficial thickness
Partial thickness
superficial
Partial
deep

thickness

Full thickness

Klasifikasi Lama
Derajat 1

Kedalaman Luka Bakar


Lapisan epidermis

Bentuk
Erythema (kemerahan) rasa
sakit seperti tersengat,
blisters (gelembung cairan)
- Derajat 2
Epidermis
superficial Blisters/gelembung
(lapisan papiliare) dermis (cairan). Cairan bening
ketika gelembung dipecah
dan rasa sakit & nyeri
- Deep
(reticuler) Sampai pada lapisan
dermis
berwarna putih. Tidak
terlalu
sakit
seperti
superficial. Derajat ini
sulit dibedakan dari full
thickness
Derajat 3 atau 4
Dermis dan struktur Berat, adanya eschar seperti
tubuh di bawah dermis kulit yang meleleh, cairan
fascia, tulang atau otot
berwarna tidak didapatkan
sensasi rasa sakit

Luasnya luka bakar


perkiraan luas luka bakar yang banyak digunakan adalah dengan
menggunakan metoda rule of Nine dari wallace dengan membagi tubuh seseorang

yang terkena luka bakar menjadi beberapa area. yang membagi tubuh atas bagian
bagian 9% atau kelipatan dari 9, yaitu :
-

Kepala dan leher ...................................................

9%

Lengan masing-masing 9% ...................................

18%

Badan depan 18%


Belakang 18% .......................................................

36%

Tungkai masing masing 18% .............................

36%

Genitalia / perineum .............................................

1%

Total .....................................................................

100%

Perlu diingat bahwa satu telapak tangan seseorang adalah 1 % dari permukaan
tubuhnya.
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif, permukaan kepala anak
jauh lebih besar dan luas permukaan kaki relatif lebih kecil. Dikenal Rule of Five
atau rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-15-20 untuk anak anak.
Tabel 2. Rumus 10 untuk bayi dan 10-15-20 untuk anak anak.
Bagian tubuh
Kepala
Lengan kanan dan kiri
Badan depan dan belakang
Kaki kanan dan kiri

Bayi
4 x 5%
2 x 5%
4 x 5%
2 x 5%

1
0

Anak
3 x 5%
2 x 5%
4 x 5%
3 x 5%

Gambar 3. Luasnya luka bakar A. Untuk bayi, B. Untuk anak anak, C.


Untuk dewasa.(5)
Setelah menentukan derajat kedalaman luka bakar dan luasnya luka bakar
dapat ditentukan berat ringannya luka bakar.
Menurut American Burn Association
1. Luka bakar ringan

Luka bakar derajat II < 15%

Luka bakar derajat II <10% pada anak anak

Luka bakar derajat III <1%

2. Luka bakar sedang

Luka bakar derajat II 15-25 % pada dewasa

Luka bakar derajat II 10-20% pada anak anak

Luka bakar derajat III <10%

3. Luka bakar berat

Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa

Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak anak

Luka bakar derajat III 10% atau lebih

Luka bakar mengenai tangan, wajah, telinga, mata, kaki dan genitalia /
perineum.

Luka bakar dengan cedera instalasi, listrik, disertai trauma lain.

Menurut American College of Surgeon


11 Parah
a. Tingkat II 30% atau lebih
b. Tingkat III 10% atau lebih
c. Tingkat III pada tangan, kaki, muka
d. Dengan adanya komplikasi pernafasan, jantung, fraktur, soft tissue yang luas.
2. Sedang
a. Tingkat II 15-30%
b. Tingkat III 5-10% ( kecuali mengenai muka, tangan dan genitalia )

1
1

3. Ringan
a.

Tingkat II < 15%

b.

Tingkat III 5% (3)

II.7

Penatalaksanaan
Pada saat kejadian hal pertama yang harus dilakukan adalah menjauhkan

korban dari sumber trauma. Padamkan api dan siram kulit yang panas dengan air
mengalir. Tindakan selanjutnya adlah sebagai berikut :

Primary survey

Airway
Apabila terapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang
Ondotracheal Tube.
Tanda tanda adanya trauma inhalasi antara lain dalah : riwayat terkurung
dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar dan sputum
yang hitam.

Breathing
Eschar yang melingkari dada dapat menghambat gerak dada unuk bernafas.
Maka segera lakukan escharotomi.
Periksa juga apakah ada trauma trauma lain yang menghambat gerak nafas
misalnya pneumothrax, hematothorax, dan fraktur kosta.

Circulation (3)
Pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik karena kebocoran
plasma yang luas. Menejemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan
dengan :

Formula Baxter ( Parkland )


4cc/kg/%TBSA = total Fluid to be administered dalam 24 jam
Dewasa

: RL = 4 cc x BB x % luas luka bakar / 24 jam

Anak

: RL : Dextran = 17 : 3 ( Moncrief )

2 cc x BB x % luas luka bakar + kebutuhan faal


Kebutuhan faal :
< 1 tahun

= BB x 100 cc

1-3 tahun

= BB x 75 cc

1
2

3.5 tahun

= BB x 50 cc

Dalam 8 jam pertama, jumlah cairan diberikan separuh.

Dalam 16 jam kedua, diberikan separuhnya.(5)

Monitoring Resusitasi Cairan :


1.

Produksi urine per jam


o Dewasa

: 0,5 cc/kgBB/jam

o Anak

: 1 cc/kgBB/jam

2.

Frekuensi pernafasan

3.

Kadar haemoglobin dan hematokrit

4.

Central Venous Pressure(3)

Secondary survey
a. Anamnesa
Anamnesis yang menyeluruh merupakan suatu tugas paling penting dan
juga paling sulit dilakukan dalam merawat pasien luka bakar Petugas
pertolongan darurat, pemadam kebakaran, orang orang terdekat yang
mengantar merupakan sumber informasi yang sangat baik pada saat
pasien datang ke rumah sakit. Tanggal, jam, lokasi dan kausa cedera
merupakan hal yang penting dalam penatalaksaan awal yang tepat. Hal ini
juga mencakup riwayat penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya.
Penyakit serebrovaskular, AIDS, dan lain lain perlu dicatat sebagai
prognosis dari suatu kasus.
b. Pemeriksaan fisik
Periksa cedera yang terjadi di seluruh tubuh secara sistematis, dan
tentukan derajat serta luasnya luka bakar. Dengan demikian dapat
membantu untuk melakukan penatalaksanaan selanjutnya yaitu:

Berikan analgetik
Analgetik yang efektif adalah morfin atau petidin, diberikan secara
intravena.

Pemberian antibiotika profilaksis spektum luas.

Berikan ATS 3.000 unit pada orang dewasa dan seperuhnya pada anak-anak.

Lakukan pencucian luka setelah sirkulasi stabil.

1
3

Berikan antibiotik topikal pasca pencucian luka dengan tujuan untuk


mencegah dan mengatasi infeksi yang terjadi pada luka. Yang dapat
digunakan adalah silver nitrate 0,5 %, mafenide asetate 10 %, silver
sulfadiazine 1 %, atau gentamisin sulfate.

Balut luka dengan menggunakan kasa gulung kecil dan steril.

Makanan tinggi kalori dan tinggi protein

Skin graft dilakukan bila luka tersebut tidak sembuh sembuh dalam waktu 2
minggu dengan diameter > 3 cm.

II.8

Rehabilitasi(5)
Indikasi Rawat Inap

Penderita syok atau terancam syok

Anak

: luasnya luka > 10 %

Dewasa

: luasnya luka > 15 %

Letak luka memungkinkan penderita terancam cacat berat

Wajah, mata

Tangan dan kaki

Perineum

Terancam oedema laring (1)

II.9

Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada luka bakar dapat terjadi baik pada fase akut,

Subakut, maupun fase lanjut.

Fase akut dapat terjadi :

Syok hipovolumik

Gagal ginjal akut

Fase Subakut
Kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas
menyebabkan :

Proses inflamasi dan infeksi

1
4

Problem penutupan luka

Keadaan hipermetabolisme

Fase Lanjut
Problem yang muncul pada fase ini adalah

Parut hipertrofik

Keloid

Gangguan pigmentasi

Deformitas

Kontraktur(5)

II.10 Prognosis
Mortalitas penderita luka bakar selain tergantung dari berat ringannya luka
bakar juga tergantung dari :
1. Usia
Luka bakar yang bagai manapun dalam dan luasnya dapat menyebabkan
kematian yang lebih tinggi pada anak dibawah usia 2 tahun dan orang dewasa
diatas 60 tahun. Kematian pada anak anak disebabkan oleh daya kekebalan
yang belum mantap, orang dewasa yang lebih tua seringkali menderita sakit
sampingan yang memperbesar resiko kematian.
2. Penyakit yang menyertai
Kencing manis, payah jantung kongestif, sakit paru, dan pengobatan yang kronis
dengan pengobatan yang menekan kekebalan adalah salah satu contoh dari
keadaan yang membuat penderita kurang dapat menahan luka bakar.
3. Luka sampingan
Luka pada tulang, kepala, dan trauma lainnya menyebabkan kesengsaraan yang
ditimbulkan oleh luka bakar.
4. Lokasi luka bakar
Merupakan salah satu penentu prognosis luka bakar. Misalnya pada tangan,
walaupun hanya derajat dua dapat meninggalkan bekas dan kontraktur yang

1
5

memyebabkan tangan tidak dapat digerakan kecuali pengobatan khusus diberikan


sedini mungkin.(6)

BAB III
KESIMPULAN
Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan oleh panas,arus listrik,atau
bahan kimia yang mengenai kulit,mukosa dan jaringan yang lebih dalam.
Secara garis besar kulit tersusun atas tiga lapisan utama, yaitu: lapisan
Epidermis, lapisan Dermis, Lapisan Subkutis (Hypodermis). Kulit mempunyai
beberapa fungsi utama dan apabila terjadi gangguan maka kulit tidak akan dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
Untuk mengetahui berat ringannya luka bakar ditentukan dengan melihat
derajat kedalaman luka bakar ditentukan dengan melihat derajat kedalaman luka
bakar dan luasnya luka bakar yang akan berpengaruh dalam pengelolaan luka bakar.
Prinsip penangan luka bakar adalah primary survey, penutupan lesi sesegera
mungkin,mencegah infeksi, mengurangi rasa sakit, pencegahan trauma mekanik pada
kulit yang vital dan elemen didalamnya, dan pembatasan pembentukan jaringan parut
Luka bakar mempunyai dampak langsung terhadap perubahan lokal maupun
sistemik tubuh yang tidak terjadi pada kebanyakan luka lain. Kematian akibat luka
bakar masih sangat tinggi.Oleh karena itu, luka bakar harus dirawat secara terpadu
dan ketat dari beberapa disiplin ilmu, ditempat yang mempunyai fasilitas tempat
perawatan, laboratorium, kamar operasi, dan SDM yang jumlah dan kemampuannya
juga memadai

1
6

DAFTAR PUSTAKA
Anonym, Oktober 2009, chemical burn causes emedicine Health. path
CONSULT, [online], (http:/www.wikipedia_org/wiki/luka_bakar).diakses tanggal
9 april 20010.
Guyton & hall. Buku ajar Fisiologi Kedokteran, 9 edisi , Jakarta, 1997, halaman
150 168
Taufik M, editor . Pedoman diagnosis dan terapi, LAB/UPF Ilmu Bedah. RSUD
dr. Soetomo, III edisi , Surabaya. 2008. Halaman 14 17.
http:/ www.bedahumum.word press.com//2008/12/06/perawatan_luka_bakar
Klein MB. Thermal, Chemical, & Elektrical Injuries . In :Thorne CH, editor.
Grabb & Smith Plastik Surgery. 6th edition. Boston :Wolters Kluwer. Health . P :
136, 138, 141 143 .
Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2, Jakarta, 2005.
Halaman 73 88.

1
7

Вам также может понравиться