Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.2 Tujuan
Untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat
masa yang sangat kecil dari jebakan mineral di daerah sekeliling, bahkan di daerah
budaya banyak dikembangkan seperti di dalam gedung dan perkotaan.
BAB II
1
LANDASAN TEORI
2.1 Gambar
Gravitimeter La Coste Romberg
Metodologi:
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah melakukan kalibrasi alat dan
menentukan titik acuan (base station) sebelum melakukan pengambilan data
gayaberat di titik-titik ukur lainnya. Mencari besarnya harga medan gravitasi suatu
base station (titik ikat) pengukuran dapat dilakukan dengan persamaan :
gbs = gref + ( gpembacaan bs + gpembacaan ref )
gbs = harga medan gravitasi base station
Gambar 2.3
Titik Ukur Pada Lintasan Akuisisi
Sehingga setelah semua proses akuisisi telah selesai, dapat dilanjutkan ke proses
prosesing data dengan berbagai pengolahan.
Dalam metode ini penelitian dapat digolongkan menjadi 3 tahap, tahap ini
umum digunakan juga pada metode geofisika yang lainnya. Antara lain adalah
Akuisisi Data, Prosesing Data, dan Interpretasi. Dalam hal ini kita akan coba bahas
beberapa point dalam proses akuisisi data. Akuisisi data ini adalah proses
pengambilan data di lapangan. Dalam proses ini dibagi menjadi beberapa tahap
yang harus dilakukan. Mulai dari mengatahui informasi dari daerah yang akan diukur
dan persiapan alatnya.
Setelah peralatan telah tersedia, langkah awal untuk pengukuran adalah
menggunakan peta geologi dan peta topografi, hal ini bertujuan untuk menentukan
lintasan pengukuran dan base station yang telah diketahui harga percepatan
gravitasinya. Akan tetapi ada beberapa parameter lain yang dibutuhkan juga dalam
penentuan base station, lintasan pengukuran dan titik ikat. Antara lain adalah :
Lokasi titik pengukuran harus mudah dijangkau serta bebas dari gangguan
kendaraan bermotor, mesin, dll.
oleh
adanya
perubahan
pembacaan
akibat
gangguan
berupa
2.1.1
disajikan sebagai garis profil atau di peta kontur. Peta anomali gaya berat sisa dapat
digunakan untuk kedua interpretasi kualitatif dan kuantitatif.
2.1.2
Peralatan
Peralatan Geofisika yang digunakan untuk pengukuran gravitasi permukaan
termasuk gravimeter, sebuah cara mendapatkan posisi dan sarana yang sangat
akurat menentukan perubahan relatif dalam ketinggian. Gravimeters dirancang untuk
mengukur perbedaan yang sangat kecil dimedan gravitasi dan sebagai hasilnya
merupakan instrumen yang sangat halus. Gravimeter ini rentan terhadap shock
mekanis selama transportasi dan penanganan.
Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan data di darat adalah:
1. Gravimeter La Coste Romberg G-502
2. Piringan
3. GPS
4. Tali sebagai meteran jarak antar stasiun
5. Peta Geologi dan peta Topografi
6. Penunjuk Waktu
7. Alat tulis
8. Kamera
9. Pelindung Gravitimeter
Gambar 2.4
A-10 Gravimeter
12-14 V DC
Daya total 25A 300W
Daya rata-rata 16A 200W
Berat 105 kg
Aplikasi Alat
Gambar 2.5
Scientrex CG3/3M
10
48K RAM.
Aplikasi Alat
Gambar 2.6
FG-5 LaCoste Romberg
Alat ini menggunakan prinsip gerak jatuh bebas. Suatu objek dijatuhkan ke
dalam suatu vakum. Objek yang jatuh bebas tersebut dipantau dengan
menggunakan laser inferometer berkemampuan tinggi. Arah dari benda yang
dijatuhkan ini merujuk pada spring aktif atau biasa disebutSuperspring.
Spesifikasi Alat
Keakuratan mutlak
Pengukuran presisi
W ak t u t e r i n t e g r a s i k e 1 g a l
Operasi alat
Dapat diubah sesuai dengan lokasi misalnya gravitasi di lautan dan di darat.
: +/- 2Gal
: +/- 1Gal
: 1 jam
: Dalam dan luar lapangan
10
11
Gambar 2.7
Worden Gravimeter
Spesifikasi Alat
Keakuratan data mutlak
Pengukuran Presisi
Integrasi waktu ke 10 uGal
Operasi
Akusisi
: +/- 10 G a l 2 .
: +/- 5 Gal.
: 5 menit.
: Dalam dan luar lapangan.
: minimal dalam 30 menit
pendakian,
dan
kegiatan
ketinggian.
3. Gravimeter La Coste Romberg
11
yang
berhubungan
dengan
12
4. GPS
2.1.4
yang telah diketahui nilai ketinggian dan gravitasinya, dengan cara looping.
2.
Bila perlu di base camp diamati variasi harian akibat pasang surut dan akibat
faktor yang lainnya. Setelah melakukan hal di atas barulah pengamatan yang
sebenarnya dilakukan.
Pengukuran metoda gayaberat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
penentuan titik ikat dan pengukuran titik-titik gayaberat. Sebelum survei dilakukan
perlu menentukan terlebih dahulu base station, biasanya dipilih pada lokasi yang
cukup stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base stationjumlahnya bisa lebih dari
satu tergantung dari keadaan lapangan. Masing-masing base stationsebaiknya
dijelaskan secara cermat dan terperinci meliputi posisi, nama tempat, skala dan
petunjuk arah. Base station yang baru akan diturunkan dari nilai gayaberat yang
mengacu dan terikat pada Titik Tinggi Geodesi (TTG) yang terletak di daerah
penelitian. TTG tersebut pada dasarnya telah terikat dengan jaringan Gayaberat
Internasional atau International Gravity Standardization Net,(IGSN 71). Base
station berada di Hotel Sari Bakung kecamatan Menggala Kabupaten Tulang
Bawang Provinsi Lampung. Base station diturunkan dari TTG.2327 yang berada di
pertigaan jalan terminal Panarakan-Menggala-Panarakan depan kuburan, 800 m
membesar dari km.121 TB;km.2 Menggala; km.20 Panarakan. Penurunan tersebut
dilakukan dengan metode kitaran/looping.
Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravity meter juga
penentuan posisi, waktu dan pembacaan barometer serta suhu. Pengukuran
gayaberat pada penelitian ini menggunakan alat gravity meter LaCoste & Romberg
type G.525 berketelitian 0,03 mGal/hari atau 0,1 mGal/bulan. Penentuan posisi
12
13
ketinggian
termometer.
Pengukuran
menggunakan
pada
Barometer
titik-titik
survei
Aneroid
dilakukan
Precission
dengan
dan
metode
kitaran/looping dengan pola A-B-C-D-A, dengan A adalah salah satu cell center
(CC) yang merupakan base station setempat. Jarak antar titik pengukuran pada
keadaan normal 5 km, tergantung dari medan yang akan diukur dengan
pertimbangan berdasarkan pada kecenderungan (trend) geologi di daerah survei.
Metode
kitaran/looping
diharapkan
untuk
menghilangkan
kesalahan
yang
2.2
gayaberat, secara umum dapat dipisahkan menjadi dua macam, yaitu: proses dasar
dan proses lanjutan. Proses dasar mencakup seluruh proses berawal dari nilai
pembacaan alat di lapangan sampai diperoleh nilai anomali Bouguer di setiap titik
amat. Proses tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut: konversi pembacaan
gravity meter ke nilai milligal, koreksi apungan (drift correction), koreksi pasang surut
(tidal correction), koreksi lintang (latitude correction), koreksi udara bebas (free-air
correction),koreksi Bouguer (sampai pada tahap ini diperoleh nilai anomali Bouguer
Sederhana (ABS) pada topografi.), dan koreksi medan (terrain correction).
Pemrosesan data tersebut menggunakan komputer dengan software MS. Excel.
Proses lanjutan merupakan proses untuk mempertajam kenampakan/gejala geologi
pada daerah penyelidikan yaitu pemodelan dengan menggunakansoftware Surfer 8
dan GRAV2DC. Beberapa koreksi dan konversi yang dilakukan dalam pemrosesan
data metoda gayaberat, dapat dinyatakan sebagai berikut :
2.2.1
meter untuk mendapatkan nilai anomali Bouguer. Untuk memperoleh nilai anomali
13
14
Bouguer dari setiap titik amat, maka dilakukan konversi pembacaan gravity meter
menjadi nilai gayaberat dalam satuan milligal. Untuk melakukan konversi
memerlukan tabel konversi dari gravity meter tersebut. Setiap gravity meter
dilengkapi dengan tabel konversi.
Cara melakukan konversi adalah sebagai berikut:
1. Misal hasil pembacaan gravity meter 1714,360. Nilai ini diambil nilai bulat
sampai ratusan yaitu 1700. Dalam tabel konversi (Tabel 3.1) nilai 1700 sama
dengan 1730,844 mGal.
2. Sisa dari hasil pembacaan yang belum dihitung yaitu 14,360 dikalikan
dengan faktor interval yang sesuai dengan nilai bulatnya, yaitu 1,01772
sehingga hasilnya menjadi 14,360 x 1,01772 = 14.61445 mGal.
3. Kedua perhitungan diatas dijumlahkan, hasilnya adalah (1730,844 +
14.61445) x CCF = 1746.222 mGal. Dimana CCF (Calibration Correction
Factor) merupakan nilai kalibrasi alat Gravity meter LaCoste & Romberg type
G.525 sebesar 1.000437261.
Tabel 2.1 contoh tabel konversi gravity meter type G.525
2.2.2
Pembacaan
Nilai Dalam
Interval
Counter
mGal
Faktor
1600
1629.070
1.01774
1700
1730.844
1.01772
1800
1832.616
1.01770
14
15
15
16
16
17
4. Koreksi Ketinggian
Koreksi
ini
digunakan
untuk
menghilang
perbedaan
gravitasi
yang
dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian dari setiap titik amat. Koreksi ketinggian
terdiri dari dua macam yaitu
a) Koreksi Udara Bebas (free-air correction)
Koreksi udara bebas merupakan koreksi akibat perbedaan ketinggian
sebesar h dengan mengabaikan adanya massa yang terletak diantara titik amat
dengan sferoid referensi. Koreksi ini dilakukan untuk mendapatkan anomali medan
gayaberat di topografi. Untuk mendapat anomali medan gayaberat di topografi maka
medan gayaberat teoritis dan medan gayaberat observasi harus sama-sama berada
di topografi, sehingga koreksi ini perlu dilakukan. Koreksi udara bebas dinyatakan
secara metematis dengan rumus :
FAC =0.3085h mGal
dimana h adalah beda ketinggian antara titik amat gayaberat dari sferoid referensi
(dalam meter).
Setelah dilakukan koreksi tersebut maka akan didapatkan anomali udara
bebas di topografi yang dapat dinyatakan dengan rumus :
FAA =gobs-g(f) +FAC mGal
dimana :
FAA: anomali medan gayaberat udara bebas di topografi (mGal)
Gobs: medan gayaberat observasi di topografi (mGal)
G(f): medan gayaberat teoritis pada posisi titik amat (mGal)
FAC : koreksi udara bebas (mGal)
b). Koreksi Bouguer
Bouguer Correction adalah harga gaya berat akibat massa di antara referensi
antara bidang referensi muka air laut samapi titik pengukuran sehingga nilai
gobservasi bertambah. Setelah dilakukan koreksi-koreksi terhadap data percepatan
gravitasi hasil pengukuran (koreksi latitude, elevasi, dan topografi) maka diperoleh
anomali percepatan gravitasi (anomali gravitasi Bouguer lengkap) yaitu :
gBL = gobs g() + gFAgB + gT
dimana :
17
18
18
19
Gambar 2.8
Pengambilan Data Gravity
Gambar 2.1
Pengukuran Menggunakan Alat Gravitimeter Scintrex Autograv CG-5
19
20
BAB III
KESIMPULAN
3.1
Kesimpulan
(r=gram/cm3).
Metode ini umumnya digunakan dalam eksplorasi minyak untuk menemukan
struktur yang merupakan jebakan minyak (oil trap), dan dikenal sebagai
metode awal saat akan melakukan eksplorasi daerah yang berpotensi
hidrokarbon. Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi
dapat diketahui.
Alat yang digunakan:
1. Seperangkat Gravitimeter
2. GPS
3. Peta Geologi dan peta Topografi
4. Penunjuk Waktu
5. Alat tulis
6. Kamera
7. Pelindung Gravitimeter
8. Dan beberapa alat pendukung lainnya
Lokasi titik acuan harus berupa titik/tempat yang stabil dan mudah dijangkau.
Daftar Pustaka:
20
21
http://geofisika-ceria.blogspot.com/2010/12/teknik-survei-magnetik.html
21